PENGARUH PENGGUNAAN SKIMMER TERHADAP ABNORMALITAS PADA PEMELIHARAAN LARVA IKAN KERAPU BEBEK, Cromileptes altivelis

dokumen-dokumen yang mirip
Pemberian Nannochloropsis sp. dengan Kepadatan yang Berbeda pada Pemeliharaan Larva Kerapu Bebek (Cromileptes altivelis)

APLIKASI TEKNOLOGI PEMBENIHAN KERAPU UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN BUDIDAYA LAUT

PENINGKATAN JUMLAH DAN KUALITAS PRODUKSI BENIH IKAN KERAPU MELALUI PENGKAYAAN PAKAN ALAMI

EFISIENSI PENGGUNAAN PLANKTON UNTUK PEMBENIHAN KERAPU BEBEK (Cromileptes altivelis) PADA HATCHERI SKALA RUMAH TANGGA

Peningkatan Produksi dan Kualitas Benih Kerapu dengan Program Hybridisasi

TEKNIK PEMELIHARAAN LARVA UNTUK PENINGKATAN MUTU BENIH KERAPU PADA PRODUKSI MASSAL SECARA TERKONTROL

Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 5, No. 2, Hlm , Desember 2013

BABV KESIMPULAN DAN SARAN. Lapisan rninyak cumi pada pennukaan air memiliki peranan yang penting dalam

PENDEDERAN KERAPU MACAN, Epinephelus fuscoguttatus, PADA HATCHERI SKALA RUMAH TANGGA

OPTIMASI PEMBERIAN PAKAN BUATAN PADA PENDEDERAN BENIH IKAN KERAPU SUNU Plectropomus leopardus DI BAK TERKONTROL

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 4, Desember 2012: ISSN :

PENDEDERAN BENIH KERAPU SEBAGAI USAHA UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN MASYARAKAT PESISIR

PRODUKSI MASAL LARVA IKAN KERAPU PASIR (Epinephelus Corallicola) DENGAN UKURAN BAK BERBEDA

USAHA PENGEMBANGAN BUDIDAYA IKAN KERAPU SUNU, Plectropomus leopardus DI INDONESIA

KE DUA (F-2) DALAM MENUNJANG TEKNOLOGI PEMBENIHAN IKAN KERAPU

Anak Agung Alit. Keyword: Break even point, B/C ratio, Gnathanodon specious forsskal, and profit.

APLIKASI PAKAN BUATAN PADA PEMELIHARAAN LARVA IKAN KERAPU MACAN, Epinephelus fuscoguttatus

Produksi Masal Larva Ikan Kerapu Pasir (Epinephelus Corallicola) dengan Ukuran Bak Berbeda

M.A. Suprayudi, E. Mursitorini dan D. Jusadi

Jurnal Perikanan (J. Fish. Sci.) X (1): ISSN:

PENDEDERAN IKAN BERONANG (Siganus guttatus) DENGAN UKURAN TUBUH BENIH YANG BERBEDA

PENGARUH TEKNIK ADAPTASI SALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN PATIN, Pangasius sp.

HUBUNGAN PANJANG-BOBOT, PERTUMBUHAN, DAN FAKTOR KONDISI IKAN KAKAP MERAH, Lutjanus argentimaculatus DARI HASIL BUDIDAYA

Jurnal Perikanan (J. Fish. Sci.) VII (2): ISSN:

RESPON PERTUMBUHAN BENIH KERAPU BEBEK (Cromileptes altivelis) PADA PERLAKUAN PERBEDAAN SALINITAS MEDIA DAN PEMBERIAN BIOMAS Artemia sp.

ABSTRAK. Kata kunci: Brachionus plicatilis, Nannochloropsis sp., salinitas, nitrogen, stres lingkungan

PENGEMBANGAN DAN APLIKASI PAKAN BUATAN UNTUK BUDIDAYA IKAN KERAPU MACAN, Epinephelus fuscoguttatus DI KERAMBA JARING APUNG

PEMELIHARAAN IKAN KERAPU BEBEK (Cromileptes altivelis) YANG DIBERI PAKAN PELET DAN IKAN RUCAH DI KERAMBA JARING APUNG

PERKEMBANGAN AWAL LARVA KERAPU KERTANG (Epinephelus lanceolatus)

Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Negeri Gorontalo

PEMELIHARAAN LARVA IKAN HIAS BALONG PADANG (Premnas biaculeatus) DENGAN PENGKAYAAN PAKAN ALAMI

PERKEMBANGAN LARVA IKAN KERAPU BEBEK, Cromileptes altivelis, SAMPAI UMUR 50 HARI

PENENTUAN PEMBERIAN PAKAN DAN UKURAN BENIH SAAT TEBAR PADA PEMBESARAN KERAPU MACAN (Epinephelus fuscoguttatus) DI KERAMBA JARING APUNG (KJA)

Aquacultura Indonesiana (2004) 5(2): ISSN

APLIKASI PENGGUNAAN BERBAGAI MACAM MIKROALGA POWDER UNTUK PAKAN JUVENIL IKAN BANDENG (Chanos chanos fork)

Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 7, No. 1, Hlm , Juni 2015

ABSTRACT. Keywords: selenium, growth, viability, Cromileptes altivelis, grouper

Efektivitas Penggunaan Dosis Pufa Emulsion Dalam Pengayaan Pakan Terhadap Perkembangan Morfologi Larva Ikan Kerapu Bebek (Cromileptes altivelis)

PRODUKSI MASSAL BENIH IKAN KUE (Gnathanodon Speciosus Forsskal) DENGAN PEMBERIAN JENIS PAKAN BERBEDA

PERTUMBUHAN CALON INDUK IKAN BERONANG Siganus guttatus TURUNAN PERTAMA (F-1) DENGAN BOBOT BADAN YANG BERBEDA

PENGARUH SUMBER ASAM LEMAK PAKAN BERBEDA TERHADAP KINERJA PERTUMBUHAN IKAN BOTIA Botia macracanthus Bleeker

Mangrove dan Pesisir Vol. III No. 3/

Tingkat pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva ikan bawal air tawar (Collosoma sp.) dengan laju debit air berbeda pada sistem resirkulasi

Efisiensi Pemberian Pakan Artemia pada Produksi Massal Benih Ikan Golden Trevally, Gnathanodon Speciosus (Forsskall)

PERKEMBANGAN EMBRIO IKAN TUNA SIRIP KUNING (Thunnus albacares)

TEKNOLOGI PEMELIHARAAN LARVA KERAPU SUNU (Plectropomus leopardus) SECARA MASSAL

PRODUKSI IKAN NEON TETRA Paracheirodon innesi UKURAN L PADA PADAT TEBAR 20, 40 DAN 60 EKOR/LITER DALAM SISTEM RESIRKULASI

EFISIENSI PEMANFAATAN KUNING TELUR EMBRIO DAN LARVA IKAN MAANVIS (Pterophyllum scalare) PADA SUHU INKUBASI YANG BERBEDA

STUDI TENTANG LAJU RESPIRASI BIOTA PERAIRAN

MENGENAL LEBIH DEKAT KERAPU BEBEK (Cromileptes altivelis) HASIL BUDIDAYA

PENENTUAN AWAL PEMBERIAN PAKAN UNTUK MENDUKUNG SINTASAN DAN PERTUMBUHAN LARVA IKAN BAUNG (Hemibagrus nemurus)

PENGARUH PEMBERIAN PAKAN KOMERSIAL TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN KERAPU BEBEK (CROMILEPTES ALTIVELIS)

Pengaruh Fluktuasi Suhu Air Terhadap Daya Tetas Telur dan Kelulushidupan Larva Gurami (Osphronemus goramy)

Institut Pertanian Bogor, Kampus Darmaga, Bogor (16680), Indonesia ABSTRACT

PENGARUH SALINITAS DAN NITROGEN TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN TOTAL Nannochloropsis sp. ABSTRAK

KOMUNIKASI RINGKAS. PENGARUH PERBEDAAN WARNA WADAH TERHADAP SINTASAN DAN PERTUMBUHAN LARVA IKAN BAUNG (Hemibagrus nemurus Blkr)

PENGARUH DOSIS PAKAN BERBEDA TERHADAP KUALITAS INDUK MANDARIN FISH (Synchiropus splendidus)

PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG KEPALA UDANG DAL AM PAKAN IKAN BERONANG, Siganus guttatus

TEKNIK PEMELIHARAAN LARVA IKAN KERAPU BEBEK (Cromileptes altivelis) DI BALAI BESAR RISET PERIKANAN BUDIDAYA LAUT GONDOL, BALI

PERGANTIAN PAKAN TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN PANJANG LARVA IKAN SEPAT COLISA (Trichogaster lalius)

Laju Pertumbuhan Ikan Kerapu Bebek Cromileptes altivelis yang Dipelihara dalam Keramba Jaring Apung

PS Pemanfaatan Hasil Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan 1*) 2*) 3*)

Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 4, No. 2, Hlm , Desember 2012

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PENOKOLAN UDANG WINDU, Penaeus monodon Fab. DALAM HAPA PADA TAMBAK INTENSIF DENGAN PADAT TEBAR BERBEDA

PENGARUH KADAR PROTEIN DAN RASIO ENERGI PROTEIN PAKAN BERBEDA TERHADAP KINERJA PERTUMBUHAN BENIH IKAN BAWAL AIR TAWAR (Colossoma macropomum)

PENGGUNAAN TEPUNG DAGING DAN TULANG SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER PROTEIN HEWANI PADA PAKAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN SURVIVAL RATE BENIH IKAN MANDARIN (Synchiropus splendidus)

STUDI AKTIVITAS ENZIM PENCERNAAN LARVA IKAN KUWE, Gnathanodon speciosus YANG DIPELIHARA DENGAN JENIS PAKAN AWAL BERBEDA

PENGGUNAAN JENIS PAKAN BERBEDA PADA KULTUR ROTIFER (Brachionus rotundiformis)

Jurusan Teknologi Perikanan, Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian, Universitas Negeri Gorontalo

PENGARUH PEMBERIAN ZAT PENGATUR TUMBUH PADA MEDIA KULTUR PHM TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN Chlorella sp. M. W. Lewaru * ABSTRACT

Deskripsi. METODA PRODUKSI MASSAL BENIH IKAN HIAS MANDARIN (Synchiropus splendidus)

PENGARUH MEDIA YANG BERBEDA TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN LARVA Chironomus sp.

TEKNIK PENDEDERAN BENIH IKAN KERAPU SUNU, Plectropomus

KERAGAMAN DAN KEBERADAAN PENYAKIT BAKTERIAL DAN PARASITIK BENIH KERAPU MACAN

PERKEMBANGAN ORGAN DALAM LARVA KERAPU BEBEK, Cromileptes altivelis

Aplikasi pemberian taurin pada rotifer untuk pakan larva ikan kerapu bebek Cromileptes altivelis

PEMBENIHAN IKAN KERAPU TIKUS (Cromileptes altivelis) DI BALAI PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU SITUBONDO

PEMANFAATAN MINYAK BUAH MERAH, Pandanus conoideus Lam DAN CAROPHYLL PINK DALAM RANSUM PAKAN YUWANA IKAN KAKAP MERAH, Lutjanus sebae

PENENTUAN SALINITAS AIR DAN JENIS PAKAN ALAMI YANG TEPAT DALAM PEMELIHARAAN BENIH IKAN SIDAT (Anguilla bicolor)

PENGARUH INSEKTISIDA SEVIN 85 S TERHADAP PERKEMBANGAN EMBRIO DAN LARVA KODOK

Konferensi Akuakultur Indonesia 2013

S. Mulyati, M. Zairin Jr., dan M. M. Raswin

Jl. Prof. Dr. Soemantri Brodjonegoro No. 1 Bandar Lampung Surel: ABSTRACT

PENTINGNYA POPULASI KONTROL INTERNAL DALAM EVALUASI KEBERHASILAN PROGRAM SELEKSI

LAJU PENGOSONGAN LAMBUNG PADA LARVA DAN BENIH IKAN KLON (Amphiprion ocellaris)

PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PRODUKSI PEMBESARAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) DI KERAMBA JARING APUNG WADUK CIRATA

PEMELIHARAAN LARVA KERAPU RAJA SUNU (Plectropomus laevis) DENGAN PERBEDAAN AWAL PEMBERIAN PAKAN BUATAN

THE COMBINED EFFECT OF DIFFERENT FEED ON THE GROWTH AND SURVIVAL OF LEAF FISH LARVAE (Pristolepis grooti)

Kejutan suhu pada penetasan telur dan sintasan hidup larva ikan lele. Clarias gariepinus)

Pengaruh Sedimen Waduk Cirata terhadap Perkembangan Awal Embrio Ikan Mas (Cyprinus carpio)

PEMBESARAN KERAPU SUNU Plectropomus leopardus DALAM KERAMBA JARING APUNG DENGAN FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN YANG BERBEDA

PRAKTEK KERJA LAPANG PROGRAM STUDI S-1 BUDIDAYA PERAIRAN. Oleh : WILLY DHIKA PRATAMA SIDOARJO JAWA TIMUR

Jurnal Perikanan (J. Fish. Sci.) VIII (1): ISSN: PENGARUH PERBEDAAN JENIS PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN POPULASI Brachionus plicatilis

(The effect of Different Feed on Growth Growth of Tiger Grouper (Ephinephelus fuscoguttatus) at Nursery Phase Reared in Floating Net)

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PEMBENIHAN IKAN KERAPU TIKUS (Cromileptes altivelis) DI HATCHERY BIDANG KEGIATAN PKM-AI. Disusun Oleh : Aulia Nugroho

PENGARUH PERBEDAAN SUHU AIR PADA PERKEMBANGAN LARVA KEPITING BAKAU, Scylla olivacea

Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 3(1) :70-81(2015) ISSN :

EVALUASI KUALITAS PERAIRAN DALAM PEMBENIHAN IKAN KERAPU TIKUS (Cromileptis altivelis) Di HATCHERY PERAIRAN TANJUNG RIAU BATAM

Transkripsi:

Pengaruh penggunaan skimmer terhadap abnormalitas... (Suko Ismi) PENGARUH PENGGUNAAN SKIMMER TERHADAP ABNORMALITAS PADA PEMELIHARAAN LARVA IKAN KERAPU BEBEK, Cromileptes altivelis Suko Ismi *), Eri Setiadi **), Wardoyo *), dan Tridjoko *) ABSTRAK Dengan keberhasilan produksi benih kerapu bebek, masih banyak kendalakendala yang harus diperbaiki di antaranya kualitas benih, yaitu morfologi benih kerapu bebek dari hasil produksi perbenihan masih ada yang cacat seperti insang terbuka, mulut bengkok, tulang belakang bengkok, dan sebagainya yang akan mengganggu pertumbuhan bila dibudidayakan, selain mempunyai harga yang murah dan rentan terhadap penyakit. Diduga salah satu penyebab cacat adalah tidak berkembangnya gelembung renang pada larva yang diakibatkan ketidakmampuan larva mengambil udara di permukaan air yang tertutup oleh lapisan minyak. Karena itu untuk membersihkan lapisan minyak di permukaan air perlu adanya penelitian penggunaan skimmer dengan waktu yang berbeda yaitu: saat larva berumur 6 hari; 15 hari, dan tanpa skimmer. Hasil yang diperoleh adalah penggunaan skimmer pada larva berumur 6 hari menghasilkan sintasan dan pertumbuhan lebih baik di samping mempunyai persentase perkembangan gelembung renang yang lebih tinggi dan persentase benih yang cacat lebih rendah dibanding dengan perlakuan yang lain. ABSTRACT: Effect surface skimmer on deformity of humpback grouper (Cromileptes altivelis) larval rearing. By: Suko Ismi, Eri Setiadi, Wardoyo, and Tridjoko Grouper seed production is still facing some problems to be improved on then quality, one of the problems from hatchery is deformity. Some deformities occurred in humpback grouper i.e.: opened operculum, head bent upward, backbone bent etc., impairing growth and had cheaper price and high incidence of infected disease. One of deformity was caused by uninflated swimbladders resulted in disability to take air on water surface of covered by oil coat. To clean oil coat on the water surface using skimmer in different larval old is: larvae age 6 day; 15 day and without skimmer. Result obtained by using skimmer of 6 old day larvae resulted in better growth and survival rate with higher swimbladder level growth and lower deformity percentage seed compared to those other treatments. KEYWORDS: skimmer, deformity, humpback grouper, larvae, oil coat PENDAHULUAN Salah satu kendala dari budi daya kerapu adalah pasok benih yang biasanya berasal dari tangkapan alam sehingga dari segi jumlah, kualitas, dan waktu yang tidak tepat dengan kebutuhan sehingga menjadi faktor penghambat dari perkembangan budi daya (Sugama et al., 2001). Saat ini hal tersebut sudah bisa diatasi karena benih kerapu telah dapat dipasok dari hasil pembenihan dalam jumlah yang cukup dengan ukuran yang seragam (Kawahara & Ismi, 2003). Pasok benih kerapu dari hatcheri dapat dilakukan sepanjang tahun tanpa tergantung musim sehingga kebutuhan benih yang selama ini menjadi kendala bagi budi daya keramba jaring apung dapat ditanggulangi. *) Peneliti pada Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut, Gondol **) Peneliti pada Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar, Bogor 1

J. Ris. Akuakultur Vol. 2 No. 1 Tahun 2007: 1--8 Dengan keberhasilan dalam produksi benih, masih banyak kendala-kendala yang harus diperbaiki di antaranya kualitas benih, yaitu morfologi benih kerapu bebek dari hasil pembenihan banyak yang cacat, seperti insang terbuka, mulut bengkok, tulang belakang bengkok, dan sebagainya yang akan mengganggu pertumbuhan bila dibudidayakan (Boglione et al., 2001) selain mempunyai harga yang murah dan rentan terhadap penyakit (Sutarmat et al., 2002; 2003). Diduga beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya cacat antara lain adalah genetik (Paperna, 1978; Piron, 1978) dan nutrisi (Kanazawa, 1985). Kekurangan vitamin C, D, dan phospholipids, trypthophan dapat menyebabkan pertumbuhan tulang tidak normal (Weis & Weis, 1989; Akiyama et al., 1989) lingkungan seperti penanganan dan kepadatan telur, suhu, oksigen, intensitas cahaya, polutan pada air (Haya, 1989; Wiegand et al., 1989; Caris & Rice, 1990), suhu dan salinitas (Lee & Menu, 1981), penyakit (Treasure, 1992) termasuk cara dan kondisi pemeliharaan (Barahona-Fernandes, 1982; Taniguchi et al., 1984; Divanach et al., 1997; Koumoundouros et al., 2001). Beberapa peneliti mengatakan bahwa tidak berkembangnya gelembung renang adalah termasuk salah satu sebab terjadinya cacat pada ikan (Kitajima et al., 1981; Daoulas et al., 1991). Diduga salah satu penyebab cacat/ abnormalitas adalah tidak berkembangnya gelembung renang pada larva yang diakibatkan tidak mampunya larva mengambil udara di permukaan air yang tertutup oleh lapisan minyak. Untuk membersihkan lapisan minyak di permukaan air perlu adanya pemasangan skimmer yaitu berupa alat yang diapungkan di permukaan air yang berfungsi untuk membersihkan dengan cara menyedot lapisan permukaan secara terus-menerus sehingga terbentuknya lapisan minyak di permukaan bisa dihindari. Pada penelitian ini dicoba pemeliharaan larva kerapu bebek dengan waktu penggunaan skimmer yang berbeda. BAHAN DAN METODE Penelitian dilaksanakan di Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut, Gondol. Penggunaan skimmer pada pemeliharaan larva dipasang pada saat umur 6 hari, 15 hari, dan tanpa penggunaan skimmer. Skimmer yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1. Penelitian dilakukan dua kali ulangan dengan waktu yang berbeda. Pemeliharaan larva dilakukan secara massal dengan menggunakan tangki semen volume 4 6 m 3 selama 3 bulan. Pemeliharaan larva pada umumnya sama dengan pemeliharaan kerapu yang lain yaitu setelah buka mulut umur 3 hari larva diberi pakan rotifer jenis SS hingga umur 8 hari, kemudian ditambahkan rotifer jenis S hingga umur 35 hari. Pada umur 15 hari mulai diberi pakan buatan, pada umur 20 hari diberi artemia hingga umur 45 hari, selanjutnya larva hanya diberi pakan buatan saja yang berbentuk pelet dengan ukuran disesuaikan bukaan mulut larva. Selama pemeliharaan, plankton yang digunakan adalah Chlorella sebagai pakan pada kultur rotifer dan pada tangki larva mulai umur 2 hari untuk green water ditambahkan hingga umur 30 hari. Pergantian air disesuaikan dengan umur larva yaitu 10% 15% pada umur Gambar 1. Tangki pemeliharaan larva kerapu bebek dengan menggunakan skimmer Figure 1. Larval rearing tank of humpback grouper with skimmer 2

Pengaruh penggunaan skimmer terhadap abnormalitas... (Suko Ismi) 10 hari, seterusnya pergantian air bertambah hingga 50% pada umur 30 hari. Air mengalir dengan pergantian hingga 100% 150% jika larva telah mencapai umur 45 hari. Untuk menentukan persentase normal dan abnormal dilakukan analisis pewarnaan tulang berdasarkan metode Potthoff (1984). Pengambilan sampel dilakukan secara berkala dari setelah menetas umur 1 hari (D1), (D5), (D10), (D15), (D20), (D25), (D30), (D40), (D55), (D70), dan (D90) dengan satu kali pengambilan sebanyak 20 ekor. Untuk mengetahui persentase perkembangan gelembung renang pada akhir penelitian yuwana di tes dengan pembiusan dan direndam pada salinitas 55 ppt, yuwana yang mengapung adalah yang mempunyai gelembung renang. Abnormalitas yang disebabkan cacat tulang dicoba dilihat dengan difoto melalui X ray. Parameter yang lain adalah sintasan, pertumbuhan, dan kualitas air meliputi suhu, DO, salinitas, dan ph. Analisis data secara deskriptif. HASIL DAN BAHASAN Dari pengamatan secara akumulasi dari sampel yang diambil selama 90 hari pemeliharaan larva kerapu bebek diperoleh persentase abnormalitas berdasarkan hasil fisual dan pewarnaan tulang dapat dilihat pada Gambar 2. Persentase abnormalitas secara fisual lebih rendah bila dibandingkan dengan pengamatan setelah pewarnaan hal ini disebabkan secara fisual nampak normal meskipun ikan tersebut cacat, dapat dilihat pada Gambar 5, di mana biasanya abnormal akan semakin tampak setelah ikan tersebut besar. Dari hasil nampak bahwa penggunaan skimmer pada saat larva berumur 6 hari abnormalitas ikan lebih rendah bila dibandingkan dengan penggunaan skimmer 15 hari dan tanpa penggunaan skimmer. Bagian-bagian tulang yang banyak mengalami abnormalitas adalah: centrum dan hypural, pada penggunaan skimmer 6 hari dan 15 hari, sedangkan tanpa penggunaan skimmer abnormalitas juga terjadi pada centrum, duri haemal, duri neural, anal proximal, dorsal proximal, prypural, hypural, dan epural. Besarnya persentase abnormalitas nampak pada Gambar 3. Hasil pengamatan persentase adanya gelembung renang seperti terlihat pada Gambar 4. Dari data yang diperoleh nampak bahwa pada penggunaan skimmer yang dipasang saat larva berumur 6 hari mempunyai persentase gelembung renang lebih banyak bila dibandingkan dengan penggunaan skimmer pada saat larva berumur 15 hari dan tanpa penggunaan skimmer. Hal ini diduga bahwa dengan penggunaan skimmer saat larva berumur 6 hari, larva ikan banyak mempunyai kesempatan mengambil udara bebas ke permukaan untuk membantu pembentukan gelembung renang. Seperti dikatakan oleh Blaxer (1986) dan Kitajima et al. (1994) bahwa ada dua cara untuk pembentukan gelembung renang yaitu dengan mengambil udara bebas Abnormalitas Deformity (%) 50 40 30 20 10 Fisual (Visually) 40.3 28.4 Pewarnaan (Staining) 29.2 28.4 17.9 9.5 13.2 Gambar 2. Persentase abnormalitas berdasarkan pengamatan fisual dan pewarnaan tulang pada pemeliharaan larva dengan menggunakan skimmer A (6 hari), B (15 hari), dan C tanpa skimmer) Figure 2. 0 A B C Perlakuan (Treatment) Deformity percentage observed visually and bone staining in larval rearing by using skimmer A (6 day), B (15 day), and C (without skimmer) 3

J. Ris. Akuakultur Vol. 2 No. 1 Tahun 2007: 1--8 Abnormalitas Deformity (%) Perlakuan A Treatment A Bagian tulang (bone part) Abnormalitas Deformity (%) Perlakuan B Treatment B Bagian tulang (bone part) Abnormalitas Deformity (%) Perlakuan C Treatment C Gambar 3. Persentase abnormalitas berdasarkan bagian tulang pada penggunaan skimmer (A) saat larva umur 6 hari, (B) saat larva umur 15 hari, dan (C) tanpa skimmer Figure 3. Bagian tulang (bone part) Percentage of deformity of bone part using up of skimmer (A) in 6 old day larvae, (B) 15 old day larvae, and (C) without skimmer dari permukaan air dan mengambil udara di dalam air secara difusi melalui aliran darah. Nampaknya pada penelitian ini gelembung renang banyak berkembang pada pemasangan skimmer lebih awal, tetapi sebelum larva berumur 6 hari pemasangan skimmer tidak dianjurkan karena pada saat larva berumur 1 5 hari untuk menghindari banyaknya larva yang mati akibat terjerat lapisan permukaan maka setiap hari ditambahkan minyak ikan untuk menutup lapisan permukaan (Sugama et al., 2001; Ismi et al., 2004). Pada penelitian ini nampak bahwa kebanyakan ikan yang cacat di antaranya disebabkan tidak berkembangnya gelembung renang, dapat dilihat dari hasil foto X ray pada Gambar 6. Nampak bahwa pada ikan yang cacat gelembung renangnya tidak berkembang. Dari hasil pengamatan dengan pewarnaan dan foto X ray nampak pada ikan yang normal secara pengamatan fisual ternyata tulang belakang mengalami cacat yaitu kiposis 4

Pengaruh penggunaan skimmer terhadap abnormalitas... (Suko Ismi) 6 5,7 Gelembung renang Swimbladder (%) 5 4 3 2 1 3,1 1,1 0 A B C Perlakuan (Treatment) Gambar 4. Persentase adanya gelembung renang pada pemeliharaan larva dengan menggunakan skimmer A (6 hari), B (15 hari), dan C (tanpa skimmer) Figure 4. Percentage of swimbladder in larval rearing by using skimmer A (6 day), B (15 day), and C (without skimmer) Kiposis Normal Skiolosis Skiolosis Gambar 5. Pengamatan dengan pewarnaan beberapa macam cacat tulang belakang Figure 5. Observation by bone staining of some backbone bents 5

J. Ris. Akuakultur Vol. 2 No. 1 Tahun 2007: 1--8 Normal dengan gelembung renang Normal with swim bladder Normal tanpa gelembung renang Normal without swim bladder Kepala cacat Head bent Bentuk tubuh tidak normal Deformity Kepala cacat, tulang belakang lordosis Head bent, backbone bents lordosis Kiposis Gambar 6. Pengamatan dengan X ray Figure 6. Observasion by X ray Sintasan Survival rate (%) 6 5 4 3 2 1 4,9 3,8 3,4 0 A B C Perlakuan (Treatment) Gambar 7. Persentase sintasan hingga larva berumur 90 hari dengan menggunakan skimmer A (6 hari), B (15 hari), dan C tanpa skimmer Figure 7. Percentage of survival rate on 90 old day larvae by using skimmer A ( 6 day), B (15 day), and C (without skimmer) 6

Pengaruh penggunaan skimmer terhadap abnormalitas... (Suko Ismi) Pertumbuhan (mm) Growth (mm) 600 500 400 300 200 100 0 A B C 1 5 10 15 20 25 30 35 40 50 60 70 90 Hari (Day) Gambar 8: Pertumbuhan larva kerapu bebek hingga berumur 90 hari dengan menggunakan skimmer A (6 hari), B (15 hari), dan C (tanpa skimmer) Figure 8. Growth of humpback grouper larvae on 90 old day by using skimmer A (6 day), B (15 day), and C (without skimmer) (bengkok ke atas) dan lordosis (bengkok ke bawah) dan bahkan ada tulang belakang yang mengalami skiolosis (seperti huruf S/bengkok ke atas dan ke bawah). Sintasan dan pertumbuhan kerapu bebek selama penelitian dapat dilihat pada Gambar 7 dan 8. Dari hasil pengamatan diperoleh bahwa pada penggunaan skimmer saat larva berumur 6 hari mempunyai sintasan dan pertumbuhan lebih tinggi bila dibandingkan dengan penggunaan skimmer saat larva berumur 15 hari dan tanpa penggunaan skimmer. Kualitas air selama pemeliharaan masih dalam taraf layak untuk pemeliharaan yaitu: suhu (26 C 29 C), ph (8,1 8,4 mg/l), DO (4,1 4,4 mg/l), dan salinitas (33 34 ppt). KESIMPULAN Penggunaan skimmer pada pemeliharaan larva kerapu bebek dapat mengurangi abnormalitas pada benih yang dihasilkan Penggunaan skimmer untuk pemeliharaan larva sebaiknya dipasang saat larva berumur 6 hari DAFTAR PUSTAKA Akiyama, T., T. Murai, and K. Mori. 1989. Role of triphophan metabolites in inhibition of spinal deformity of Chum Salmon fry caused by tryptophan deficiency. Bull. Jpn. Soc. Sci. Fish. 52: 1,249 1,254. Barahona-Fernandes, M.H. 1982. Body deformationin hatchery reared European sea bass Dicentrarchus labrax (L). Types, prevalence and effect on fish survival. J. Fish Biol. 21: 239 249. Blaxter, J.H.S. 1986. Development of sense organs and behavior of teleost larvae with special reference to feeding and predator avoidance. Trans Am. Fish. Soc. 115: 98 114. Boglione, C., F. Gagliardi, F. Scardi, and S. Cataudella. 2001. Skeletal descriptors and quality assessment in larvae and post-larva of wild-caught and hatchery-reared gilthead sea bream (Sparus aurata L.). Aquaculture. 192: 1-22. Caris, M.G. and S.D. Rice. 1990. Abnormal development and growth reductions of Pollock Theragra chalcogramma embryos exposed to water-soluble fractions of oil. Fish. Bull. US. 88: 29-37. Daoulas, Ch., A.N. Economou, and I. Bantavas. 1991. Osteological abnormalities in laboratory reared sea bass (Dicentrarchus labrax) fingerlings. Aquaculture. 97: 169-180. Divanach, P., N. Papandroukalis, P. Anastasiadis, G. Koumoundouros, and M. Kentouri. 1997. Effect of water currents on the development of skeletal deformities in sea bass (Dicentrarchus labrax L.) with fuctional swimbladder during postlarval and nursey phase. Aquaculture. 156: 145-155. Haya, K., 1989. Toxicity of pyrethroid insecticides to fish. Environ. Oxicol. Chem. 8: 381-391. Ismi, S., Wardoyo, K.M. Setyawati, Trijoko. 2004. Pengaruh frekuensi pemberian minyak ikan 7

J. Ris. Akuakultur Vol. 2 No. 1 Tahun 2007: 1--8 pada pemeliharaan larva kerapu bebek (Cromileptes altivelis). J. Pen. Per. Indonesia. 10(5): 61-65. Kanazawa, A. 1985. Essential fatty acid and lipid requirement of fish. Nutrition and Feeding in Fish. Academic Press, London. p. 281-298. Kawahara, S. dan S. Ismi. 2003. Statistik Produksi Benih Ikan Kerapu Indonesia 1999 2002. Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut Gondol bekerjasama dengan Balai Budidaya Laut Lampung dan Balai Budidaya Air Payau Situbondo. Departemen Kelautan dan Perikanan.16 pp. Kitajima, C., Tsukashima, Y., Fujita, S., Watanabe, T. and Yone, Y. 1981. Relationship between uninflated swimbladders and lordotic deformity in hatchery reared sea brem Pagrus major. Bull. Jpn. Soc. Sci. Fish. 47: 1,289-1,294. Kitajima C., T. Waranabe, Y. Tsukashima, and S. Fujita. 1994. Lordotic deformation and abnormal development of swim bladders in some hatchery-bred marine physoclistous fish in Japan. J. World Aqua. Soc. 1: 65-77 Koumoundouros, G., P. Divanach, and M. Kentouri. 2001. The effect of rearing conditions on development of saddleback syndrome and caudal fin deformities in Dentex dentex (L). Aquaculture. 200: 285-304. Lee, C. S. and Menu, B., 1981. Effect of salinity on egg development and hatching in grey mullet Mugil cephalus L. J. Fish Biol. 19: 179-188. Paperna., I., 1978. Swimbladder and skeletal deformations in hathery dred Sparus aurata. J. Fish Biol. 12: 109-114. Piron, R.D. 1978. Spontaneous sketal deformities in Zebra Danio (Brachydanio rerio) for fish toxicity tests. J. Fish Biol. 13: 79-83 Potthoff, T. 1983. Clearing and straining techniques. In Ontogeny and Systematics of Fishes (Ed. By: H.G. Moser et al.) special Publication I. American Society of Ichtyologist and Herpetologist. p. 35-37. Sugama, K., Tridjoko, B. Slamet, S. Ismi, E. Setiadi dan S. Kawahara. 2001. Petunjuk Teknis Produksi Benih Ikan Kerapu Bebek, Cromileptes altivelis. Balai Riset Budidaya Laut Gondol, Pusat Riset dan Pengembangan Eksploirasi laut dan Perikanan Departemen Kelautan dan Perikanan dan Japan International Cooperation Agency. 40 pp. Sutarmat. T, A. Hanafi, dan Kawahara. 2002. Leaflet Budidaya Kerapu bebek (Chromileptes altivelis) Di keramba jaring apung. Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut Gondol bekerja sama dengan Japan International Cooperation Agency. 2 pp. Sutarmat. T, S. Ismi, A. Hanafi, dan S. Kawahara. 2003. Petunjuk Teknis Budidaya Kerapu Bebek (Cromileptes altivelis) di Karamba Jaring Apung. Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut Gondol, Pusat Riset Perikanan Budidaya Badan Riset Kelautan dan Perikanan. Departemen Kelautan dan Perikanan dan Japan International Cooperation Agency. 56 pp. Taniguchi, N., K. Azumi., and S. Umeda. 1984. Difference due to parents in incidence of vertebral malformation in artificially-bred sea bream. Bull. Jpn. Soc. Sci. Fish. 50 (5): 787-792. Tresure, J., 1992. Vertebral anomalies associated with Myxobolus sp. in perch, Perca fluvialitis L., in a Scoottish loch. Bull. Eur. Assoc. Fish Pathol. 12 (2): 63. Weis, J.S. and Weis, P. 1989. Effects of environmental pollutans on early fish development. Aqua. Sci. 1: 45-73. Wiegand, M.D., J.M. Hataley, C.L. Kitchen, and L.G. Buchanan. 1989. Induction of developmental abnormalities in larval goldfish, Carassius auratus L., under cool incubation conditions. J. Fish Biol. 35: 85-95. 8