32 BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN A. Jenis penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif yaitu suatu penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi dan kejadian. 1 Atau data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan berupa angkaangka, 2 dengan menggunakan metode survei. B. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan yaitu mulai dari 27 April sampai 27 Juni 2013. Sedangkan tempat penelitian yaitu berlokasi di Kelurahan Muara Laung I, Kecamatan Laung Tuhup Kabupaten Murung Raya. C. Populasi dan sampel Penelitian 1. Populasi Populasi adalah Keseluruhan subjek penelitian. 3 Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah semua jenis tumbuhan obat tradisional yang digunakan masyarakat Dayak Bakumpai di Kelurahan Muara Laung I. 1 Moh. Nazir, Metodologi Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988, h. 64. 2 Lexy J. Moleong, Metodologi Riset Kualitattif, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2006, h. 186. 3 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cifta, 2006, h. 130.
33 2. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. 4 Sedangkan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah jenis tumbuhan obat tradisional yang telah ditemukan di lokasi penelitian. D. Diagram alur penelitian Proses pelaksanaan dalam penelitian ini, yaitu : wawancara Oservasi lapangan Pengambilan sampel tumbuhan obat tradisional Pencatatan ciri-ciri morfologi tumbuhan Obat tradisional Identifikasi Pembuatan Herbarium Gambar 3.1 Diagran alur penelitian 4 Ibid., h. 131.
34 E. Alat dan Bahan dalam Penelitian berikut : Alat dan bahan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai Tabel 3.1 Alat Penelitian No Nama alat Jumlah 1 Album foto 1buah 2 Alat tulis 1 set 3 Botol kaca 9 buah 4 Penyemprot 1 buah 5 Pisau/kater dan gunting 1 buah 7 Lem 2 buah 8 Isolasi 6 buah 9 Kamera foto/hp 1 buah Tabel 3.2 Bahan Penelitian No. Nama bahan Jumlah 1 Aquades 100 ml 2 Asam asetat 10 ml 3 Alkohol 70 % 1 ½ liter 4 Etil alkohol 100 ml 5 Kertas koran 50 lembar 6 Kantong plastik 1 paks 7 Kertas label 1 lembar 8 Tembaga sulfat 0,4 gram 9 Formalin 40 % 20 ml 10 Spesimen tumbuhan obat - F. Prosedur Kerja Penelitian Prosedur kerja dalam pembuatan herbarium yaitu : Spesimen tumbuhan obat tradisional yang telah ditemukan dan dikumpulkan diawetkan dengan alkohol 70% dan formalin yang sudah disiapkan, kemudian diproses lebih lanjut untuk dijadikan herbarium yang
35 dapat disimpan untuk waktu yang lama tanpa mengalami kerusakan. Penelitian ini menggunakan dua jenis herbarium yaitu herbarium basah untuk tumbuhan obat yang menggunakan buah yang lunak atau mudah membusuk dengan kadar air tinggi, dan herbarium kering untuk tumbuhan obat yang tidak mudah membusuk dengan kadar air rendah. Teknik atau cara membuat herbarium yaitu : 1. Teknik pembuatan herbarium kering adalah sebagai berikut : a. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam pembuatan herbarium. b. Spesimen tumbuhan obat yang ditemukan atau diawetkan sebelumnya diamati morfologinya, kemudian dibersihkan dengan air bersih dan dikeringkan atau dilap dengan menggunakan kapas. c. Spesimen tumbuhan obat yang sudah kering kemudian disemprotkan dengan alkohol 70% atau bisa juga dilap menggunakan kapas yang sudah diberi alkohol 70%. d. Spesimen tumbuhan obat yang sudah disemprot kemudian diletakkan pada kertas Koran dan dilem dengan menggunakan isolasi dan dilapisi lagi dengan kertas Koran, kemudian dimasukkan ke dalam buku yang tebal untuk dipres dan ditumpangi lagi dengan buku-buku yang tebal lainnya dan berat. Tumbuhan dikatakan kering apabila sudah kaku dan tidak terasa dingin. e. Herbarium yang sudah jadi atau diawetkan disimpan pada gabus yang berukuran 1 m, lalu dipasang label yang berisi semua informasi yang
36 telah diperoleh dari tumbuhan obat tersebut. Informasi yang berada dilabel antara lain : 1) No urut : 2) Nama kolektor : 3) Nama daerah : 4) Tempat pengambilan : 5) Tanggal pengambilan : 6) Habitat. 5 : 2. Teknik pembuatan herbarium basah adalah sebagai berikut : a. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan herbarium basah. b. Spesimen tumbuhan obat dengan kadar air tinggi yang ditemukan diamati mofologinya, kemudian dimasukkan k edalam larutan yang sudah disiapkan yaitu larutan formalin 4% sebanyak 10 ml, asam asetat 5 ml, etil alkohol 50 ml dan diencerkan dengan air suling sebanyak 70 ml. c. Untuk mempertahankan warna pada herbarium basah, dapat ditambah pada larutan fiksatif (larutan pertama) yaitu tembaga sulfat 0,2 gram. Dan dilakukan perendaman selama 2 hari atau 48 jam, kemudian dipindahkan kedalam alkohol 70 %. d. Herbarium basah yang sudah jadi diberikan label yang berisi tentang semua informasi tumbuhan obat tersebut. Sama seperti tabel pada herbarium kering. 6 5 Gembong Tjitrosoepomo, Taksonomi Umum (Dasar-dasar Taksonomi Tumbuhan), Yogyakatra: Gajah Mada University Press, 1998, h. 159-171.
37 G. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan berdasarkan metode survey dengan teknik purposive sampling (sampel bertujuan) dengan mengambil subjek bukan berdasarkan atas strata, random atau daerah tetapi berdasarkan atas adanya tujuan tertentu. Teknik ini biasanya dilakukan karena beberapa pertimbangan, yaitu alasan keterbatasan waktu, tenaga dan dana, sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh. 7 Teknik pengumpulan data ini merupakan langkah untuk mempermudah dalam mengkaji data yang diteliti. Teknik dalam penelitian ini adalah : 1. Teknik Observasi Teknik observasi merupakan cara yang mudah dan juga mempunyai prosedur yang sederhana, sehingga dapat mempermudah dan sangat membantu penulis dalam melakukan penelitian terkait masalah yang akan penulis teliti. Menurut Margono mengatakan observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. 8 Teknik ini digunakan sebagai penunjang teknik utama di atas, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan secara langsung terhadap peristiwa yang terjadi di lokasi penelitian. Pengertian observasi di atas, maka penulis menarik kesimpulan bahwa observasi adalah suatu teknik dalam pengumpulan data yang dilakukan dengan 6 Neneng Liswara, Dkk, Pelatihan Pembuatan Preparat Histologis dan Pengawetan Spesimen Bagi Guru-guru Biologi di Kota Palangka Raya, Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Palangka Raya: 2012, h.2. 7 Suharsimi Arikunto,Prosedur Penelitian, Jakarta :Rineka Ciftra, 2006,h.139-140. 8 Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta, 2000, h.158.
38 mengamati kemudian mencatat masalah yang dihadapi pada saat melakukan penelitian. 2. Teknik Wawancara Wawancara merupakan pengumpulan data dengan sumber data yang berhadapan langsung dengan sumber data serta mengajukan pertanyaanpertanyaan yang berhubungan dengan penelitian. Dengan demikian, diharapkan dapat menghasilkan data atau infomasi yang diperlukan. Hal ini sesuai dengan pendidikan Moleong menyatakan bahwa: Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (Interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (Interviewee) yang memberikan jawaban atas pertayaan. 9 Teknik wawancara yang dilakukan peneliti yaitu dengan menggunakan teknik wawancara terbuka yaitu para subjeknya tahu bahwa mereka sedang diwawancarai dan mengetahui pula apa maksud wawancara tersebut. 10 Kelebihan wawancara ialah bisa kontak langsung dengan orang yang mau diwawancarai sehingga dapat mengungkapkan jawaban secara lebih bebas dan mendalam. Wawancara juga bisa direkam sehingga jawaban orang yang diwawancarai bisa dicacat secara lengkap. 11 3. Teknik Dokumentasi 9 Lexy J. Moleong, Metodologi Riset, h. 186. 10 Ibid, h.137. 11 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2006, h.68.
39 Teknik dokumentasi menurut Moleong setiap bahan tertulis atau pun film dan gambar yang dapat memberikan informasi. Melalui teknik ini penulis berusaha untuk memperoleh hasil sumber tertulis, melalui dokumen atau tulisan simbolik yang memiliki relevansi dengan penelitian, sehingga dapat melengkapi data yang diperoleh di lapangan. 12 Teknik ini digunakan sebagai penunjang alat utama agar penelitian yang dilakukan mendapatkan hasil yang optimal dan sesuai dengan kenyataan yang ada. 4. Deskripsi Kegiatan yang dilakukan pada penelitian ini adalah penguraian ciri-ciri morfologi dan habitat hidup tumbuhan obat tradisional yang digunakan masyarakat Dayak Bakumpai di Kelurahan Muara Laung I. Ciri-ciri morfologi dari tumbuhan obat tersebut yaitu meliputi : Perawakan (pohon, perdu, semak, terna). Akar (serabut, tunggang), batang (berkayu, basah/berair, tidak berkayu), bentuk batang, permukaan batang. Daun (tunggal, majemuk), tangkai daun, helaian daun, permukaan daun, ujung daun, tepi daun, pertulangan daun. Bunga (tunggal, majemuk), buah, (kotak, buni) dan biji (besar, kecil, pipih, bulat). 5. Identifikasi Tumbuhan obat tradisional yang berhasil ditemukan diidentifikasi dengan kunci identifikasi, atau sumber bahan untuk identifikasi seperti : Buku Flora Untuk Sekolah di Indonesia oleh C.G.G.J. Van Stenis, Taksonomi Tumbuhan dan beberapa buku penunjang lainnya yang relevan seperti Atlas 12 Lexi J. Moleong, Metodologi Riset, h.161.
40 Tumbuhan Obat Jilid 1, 2, 3, 4, 5 dan 6, buku Tumbuhan Obat dan Khasiatnya dan lain-lain. Jika cara tersebut di atas tidak dapat menetukan nama jenis tumbuhan obat, maka tumbuhan obat yang sudah dibuat herbariumnya, dikirim ke Lembaga Herbarium Bogoriense LIPI Cibinong (Jawa Barat). Hasil identifikasi tersebut disusun dalam pengelompokkan seperti pada tabel berikut: Tabel 3.3 Pengelompokkan Tumbuhan Obat Tardisional Berdasarkan Nama Daerah (Dayak Bakumpai), Nama Ilmiah, Bagian yang Digunakan, Cara Meramu, Cara Penggunaan dan Pemanfaatannya. No 1 2 Dst Nama daerah (dayak bakumpai) Nama ilmiah Bagian yang digunakan Cara meramu Cara penggunaan Penyakit yang dapat di atasi H. Teknik Analisis Data Spesimen tumbuhan obat tradisional yang sudah ditemukan dan dikumpulkan, kemudian diidentifikasi, dideskripsikan, diklasifikasikan dan diinventarisasi. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data deskriptif, yaitu data yang dikumpulkan berupa kata-kata yang berasal dari naskah wawancara, catatan di lapangan dan dokumentasi resmi lainnya. 13 Atau suatu teknik mendeskripsikan data yang diperoleh, sehingga lebih jelas dan dapat dibedakan antara satu dengan yang lainnya. 13 Ibid, h.6.