BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum. Bangkitan perjalanan adalah tahap pertama dalam perencanaan transportasi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, umumnya seragam, yaitu kota-kota mengalami tahap pertumbuhan

PERMODELAN BANGKITAN PERGERAKAN UNTUK BEBERAPA TIPE PERUMAHAN DI PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Transportasi merupakan proses pergerakan atau perpindahan orang atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Permasalahan transportasi di daerah Yogyakarta terjadi sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

MODEL BANGKITAN PERJALANAN DARI PERUMAHAN: STUDI KASUS PERUMAHAN PUCANG GADING, MRANGGEN, DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. sebagai Negara berkembang mirip dengan Negara lainnya. Pertumbuhan

1 Mahasiswa Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara. 2 Staff Pengajar Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dapat digunakan untuk memperkirakan kebutuhan (demand) yaitu dengan. menggunakan metode empat tahap (four stage method).

BAB III METODOLOGI. Sari Mandala I, Kecamatan Medan Denai, kota Medan sebagai daerah studi.

BAB 1 PENDAHULUAN. Aktifitas keseharian penduduk perkotaan makin tinggi sejalan dengan makin

MODEL BANGKITAN PERGERAKAN DI KAWASAN PERUMAHAN BENGKURING SAMARINDA

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1.Konsep dan Ruang Lingkup Perencanaan Transportasi

BAB III METODOLOGI 3.1 UMUM 3.2 METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. pergerakan yang berasal dari suatu zona atau tata guna lahan dan jumlah pergerakan yang

BANGKITAN PERGERAKAN KELUARGA DARI ZONA PERUMAHAN TERTATA (STUDI KASUS :PERUMAHAN DI KECAMATAN MEDAN JOHOR

MODEL BANGKITAN PERGERAKAN ZONA KECAMATAN PALU BARAT KOTA PALU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JURNAL BANGKITAN PERJALANAN PADA PERUMAHAN MISFALAH RASAINDO KOTA GORONTALO. dipersiapkan dan disusun oleh FIDYA MAYESTIKA NIM :

ANALISIS PRODUKSI PERJALANAN DARI KAWASAN PEMUKIMAN

BAB I PENDAHULUAN. sarana angkutan berupa kendaraan atau tanpa kendaraan. Tujuan transportasi. mempererat hubungan antar bangsa.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sampai saat ini - yang paling populer adalah Model Perencanaan Transportasi Empat. 1. Bangkitan dan tarikan perjalanan

PERMODELAN BANGKITAN PERGERAKAN UNTUK BEBERAPA TIPE PERUMAHAN DI PEKANBARU

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. (Tamin, 2000). Dalam penelitian Analisis Model Bangkitan Pergerakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

KUESIONER PENELITIAN SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

ANALISA BANGKITAN PERJALANAN PADA KECAMATAN DELI TUA

BAB 1 PENDAHULUAN. kian meningkat dalam aktivitas sehari-harinya. Pertumbuhan sektor politik,

BAB IV METODE PENELITIAN. kebisingan lalu lintas dan wawancara terhadap penduduk yang dilakukan dengan

BAB II STUDI PUSTAKA. masing-masing harus dilakukan secara terpisah dan berurutan. Sub-sub model. Bangkitan dan tarikan pergerakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. satu tempat ke tempat lain untuk berbagai aktivitasnya, dan semua manusia

ANALISIS GARIS KEINGINAN PERGERAKAN MASYARAKAT PENGGUNA TRANSPORTASI DI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TIMUR PROVINSI SULAWESI UTARA

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. penentuan jumlah sampel minimum yang harus diambil. Tabel 4.1 Data Hasil Survei Pendahuluan. Jumlah Kepala Keluarga (Xi)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Penelitian Suriani (2015), Pusat kegiatan Pendidikan sebagai salah

BAB I PENDAHULUAN. penduduk atau barang atau jasa atau pikiran untuk tujuan khusus (dari daerah asal ke daerah

BAB I PENDAHULUAN. Bertambahnya penduduk seiring dengan berjalannya waktu, berdampak

BAB I PENDAHULUAN. Pendapatan yang rendah, terbatasnya sumber daya, khususnya dana, kualitas dan

PENGARUH UKURAN SAMPEL TERHADAP MODEL BANGKITAN PERJALANAN KOTA PALANGKA RAYA. Nirwana Puspasari Dosen Program Studi Teknik Sipil UM Palangkaraya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Tamin, 1997). Bangkitan Pergerakan (Trip Generation) adalah jumlah perjalanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian perencanaan merupakan kegiatan untuk menetapkan tujuan yang akan dicapai

BAB I PENDAHULUAN. tinggi yang mengakibatkan kepadatan penduduk yang tinggi. Hal ini berdampak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melakukannya. Pergerakan dikatakan juga sebagai kebutuhan turunan, sebab

KAJIAN PENGARUH JEMBATAN KAPUAS TERHADAP LALU LINTAS AIR MAUPUN DARAT DI KOTA SINTANG

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Jurnal Sabua Vol.3, No.3: 9-19, November 2011 ISSN HASIL PENELITIAN TARIKAN PENGUNJUNG KAWASAN MATAHARI JALAN SAMRATULANGI MANADO

BAB III LANDASAN TEORI

ANALISA BANGKITAN PERJALANAN PENDUDUK KELAS EKONOMI MENENGAH KE BAWAH DI KELURAHAN AUR

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum. Indonesia, telah banyak mengalami perkembangan yang pesat dalam

Bangkitan Perjalanan Pada Perumahan Baturaja Permai Kabupaten Ogan Komering Ulu Sumatera Selatan

PENDAHULUAN. Jakarta sebagai ibukota negara merupakan kota yang memiliki mobilitas

KARATERISTIK PERGERAKAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN PERKEMBANGAN KAWASAN PINGGIRAN

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Ilmiah TEKNIKA ISSN: ANALISA KARAKTERISTIK BANGKITAN PERGERAKAN DI PERUMAHAN SUKATANI - PALEMBANG

ANALISA PERMODELAN BANGKITAN PERGERAKAN LALU LINTAS PADA TATA GUNA LAHAN SMU NEGERI DI MAKASSAR ABSTRAK

BANGKITAN PERJALANAN PADA PERUMAHAN MENTENG INDAH DI KECAMATAN MEDAN DENAI

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

STUDI ANALISA MODEL TARIKAN PERGERAKAN PADA RUMAH SAKIT DI KOTA MALANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Jaringan jalan raya merupakan prasarana transportasi darat yang. memegang peranan penting dalam sektor perhubungan terutama guna

TINJAUAN BANGKITAN DAN TARIKAN PERJALANAN KELURAHAN KECAMATAN RAMBAH, PASIR PENGARAIAN

PENGARUH TRANSPORTASI DAN ATRIBUT LAHAN TERHADAP HARGA LAHAN LOKASI BISNIS STUDI KASUS : JAKARTA BARAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. proses mengangkut dan mengalihkan dengan menggunakan alat pendukung untuk

1.1 Latar Belakang Masalah

Analisis Kebutuhan Parkir dan Kajian Dampak Lalu Lintas Gedung Pusat Perbelanjaan Ramayana Makassar

BAB I PENDAHULUAN. Dalam wilayah suatu negara akan ada kota yang sangat besar, ada kota

BANGKITAN PERGERAKAN DI KECAMATAN LUBUK PAKAM DENGAN METODE KLASIFIKASI SILANG

Kota dianggap sebagai tempat tersedianya berbagai kebutuhan dan lapangan kerja

BIDANG STUDI TRANSPORTASI DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2009

MODEL BANGKITAN PERGERAKAN PELAJAR DAN MAHASISWA (STUDI KASUS DI KOTA BANDA ACEH)

PEMODELAN TARIKAN PERJALANAN MAHASISWA DENGAN SEPEDA MOTOR

ANALISIS MODEL BANGKITAN PARKIR UNTUK TATA GUNA LAHAN BANK KAWASAN CBD (CENTRAL BUSINESS DISTRICT) SRAGEN KOTA

BAB I PENDAHULUAN. oleh Negara Negara yang telah maju maupun oleh Negara yang sedang

ESTIMASI KEBUTUHAN ANGKUTAN UMUM KOTA BANDA ACEH

MODEL PEMILIHAN MODA ANTARA LIGHT RAIL TRANSIT (LRT) DENGAN SEPEDA MOTOR DI JAKARTA

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Lokasi rumah sakit Royal. Rencana Royal. PT. Katrolin. Bank Central Asia. Jl. Rungkut. Industri I

BAB I PENDAHULUAN. kompleks dibanding daerah sekitarnya (Bintarto, 1977). perekonomian, atau sebagai pusat pemerintahan (Darmendra, 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator penting

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH BANGKITAN PERGERAKAN PADA GUNA LAHAN KOMERSIAL TERHADAP TINGKAT PELAYANAN JALAN DI PUSAT KOTA WONOGIRI TUGAS AKHIR

BANGKITAN PERJALANAN PADA PERUMAHAN BOUGENVLLE DI PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Purwokerto merupakan sebuah kota berkembang dibagian barat daya

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang pendahuluan yang merupakan bagian

PERMODELAN BANGKITAN PERGERAKAN PADA TATA GUNA LAHAN SMU NEGERI DI MAKASSAR

ANALISA DAMPAK PEMBANGUNAN HOTEL IBIS MANADO TERHADAP LALU LINTAS DI JALAN PIERE TENDEAN MANADO

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan pertambahan penduduk dan perkembangan zaman,

PENGARUH FAKTOR SOSIO-EKONOMI TERHADAP KEPEMILIKAN MOBIL DAN SEPEDA MOTOR DI KOTA LANGSA. Abstrak

PEMETAAN TINGKAT KEPADATAN VOLUME KENDARAAN PADA RUAS JALAN JETIS KARAH DENGAN METODE LINEAR TUGAS AKHIR

BAB. I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pergerakan yang terjadi antara dua tempat yaitu tempat di mana

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PEMODELAN TARIKAN PERJALANAN PADA UNIVERSITAS AL MUSLIM BIREUEN

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, tujuan tersebut dikenal dengan nama trilogi pembangunan yaitu. pendapatan nasional maupun pendapatan per kapita.

BAB I PENDAHULUAN. Jalan merupakan prasarana transportasi yang sangat penting karena

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I.1 Umum Bangkitan perjalanan adalah tahap pertama dalam perencanaan transportasi yang menghitung jumlah perjalanan yang berasal atau bertujuan di suatu zona, kemudian diikuti oleh distribusi perjalanan, pemilihan moda dan pembebanan jaringan. Permasalahan yang terjadi di semua negara berkembang termasuk di Indonesia pada umumnya seragam, yaitu kota-kota mengalami tahap pertumbuhan urbanisasi yang tinggi seiring laju pertumbuhan ekonomi yang pesat sehingga kebutuhan penduduk untuk melakukan perjalanan juga semakin meningkat, namun kota memiliki lahan terbatas untuk menampung perkembangan penduduk dan kebutuhannya. Hal lain, perkotaan di Indonesia tak terbatas lagi sebagai pusat pemukiman masyarakat karena kota semakin berkembang menjadi pusat pemerintahan, sentral hierarki dan pusat pertumbuhan ekonomi. Sebagai dampak pertumbuhan penduduk dan perekonomian beberapa perencanaan perkotaan untuk menciptakan kenyamanan kota harus dicapai untuk mendorong warga berproduktivitas tinggi. Perencanaan transportasi merupakan hal penting untuk mengantisipasi permasalahan yang timbul akibat pergerakan penduduk dan kebutuhan perjalanan yang terus berkembang. Bangkitan perjalanan merupakan awal dari tahap perencanaan transportasi yang digunakan untuk memperkirakan jumlah perjalanan yang berasal atau bertujuan di suatu zona dalam analisis lalu lintas. Fokus utama dalam model analisis bangkitan perjalanan adalah di pemukiman dan bahwa bangkitan perjalanan adalah fungsi dari kegiatan sosial dan ekonomi keluarga. 1

Model merupakan penyederhanaan dari keadaan sebenarnya dan model dapat memberi petunjuk dalam perencanaan transportasi. Model memungkinkan untuk memperoleh penilaian yang cepat terhadap alternatif-alternatif transportasi dalam suatu daerah (Morlok, 1991). Medan sebagai pusat kota di provinsi Sumatera Utara merupakan kota yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi, yang diharapkan terus berkembang di masa yang akan datang. Salah satu dukungan sistem jaringan prasarana untuk menghubungkan pusat pusat kegiatan adalah jaringan jalan arteri primer, yang menghubungkan kota antar kabupaten, pusat kegiatan wilayah (kota Medan), dengan pusat pusat kegiatan lokal (ibukota kabupaten lainnya). I.2 Latar Belakang Perumahan nasional Simalingkar yang dipilih dalam penelitian bangkitan perjalanan terletak di kecamatan Medan Tuntungan tepatnya kelurahan Mangga dan desa Perumnas Simalingkar, Kecamatan Pancur Batu dengan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik dalam angka 2013 mempunyai jumlah keseluruhan populasi 8.965 kepala keluarga. Penduduk atau masyarakat perumahan pada umumnya memiliki kendaraan bermotor serta banyaknya pekerjaan dan kegiatan masyarakat yang berada di luar kawasan perumahan merupakan salah satu parameter yang mempengaruhi banyaknya trip. Kawasan perumahan ini juga merupakan rute banyak angutan kota yang melayani penduduk perumahan. Pada dasarnya pembangunan komplek perumahan apabila tidak diperhatikan penempatannya dapat menimbulkan bangkitan yang mempengaruhi lalu lintas dan transportasi disekitarnya. Menurut Darmosudiharjo (1993) tranportasi merupakan 2

persoalan yang paling penting, karena transportasi adalah alat penunjang terlaksanannya kegiatan penduduk sehari-hari. Transportasi timbul karena adanya pertumbuhan penduduk, peningkatan pendapatan, peningkatan kepemilikan kendaraan dan fasilitas lainnya. Hal yang harus diperhatikan juga adalah semakin banyak jumlah dan jenis kendaraan yang beroperasi, akibatnya tingkat pelayanan jalan semakin rendah dan menimbulkan kemacetan yang merupakan pemborosan yang sangat mahal. Waktu dan bahan bakar minyak terbuang secara tidak efisien karena kendaraan beroperasi dibawah kecepatan optimum (Warpani, 1981). Perjalanan keluarga adalah pergerakan yang terjadi akibat adanya proses pemenuhan kebutuhan keluarga yang dapat terjadi pada kurun waktu tertentu seperti setiap hari, setiap jam, setiap menit bahkan setiap detiknya. Terdapat bermacammacam jenis pemenuhan kebutuhan seperti pergerakan untuk pemenuhan pekerjaan, rekreasi dan lain-lain ( Ismadarni, 2010). Menurut Tamin, O.Z, klasifikasi pergerakan dalam kasus Home-Based, dapat dibagi atas lima kategori tujuan/maksud pergerakan, yaitu pergerakan kerja, pergerakan sekolah, pergerakan belanja, pergerakan sosial dan rekreasi, serta pergerakan lainnya Untuk mengantisipasi dan berdasarkan pertimbangan di atas maka diperlukan studi penelitian bangkitan pergerakan keluarga pada perumahan yang diharapkan dapat memberi jalan keluar terhadap hal-hal yang telah diuraikan di atas. Pada prakteknya, sering dijumpai bahwa model bangkitan pergerakan yang lebih baik bisa didapatkan dengan memodelkan secara terpisah pergerakan yang mempunyai maksud/tujuan yang berbeda. 3

I.3 Rumusan Masalah Dengan adanya pertambahan kepadatan penduduk, ekonomi, dan sosial serta politik membuat pertambahan jumlah perjalanan yang melebihi daya tampung jalan. Kegiatan masyarakat untuk beraktifitas menyebabkan timbulnya bangkitanbangkitan perjalanan yang membebani jalur jaringan jalan menuju pusat-pusat kegiatan. Permasalahan tidak hanya terbatas pada jalan raya saja, akan tetapi pertumbuhan ekonomi juga dapat menyebabkan mobilitas seseorang meningkat sehingga kebutuhan pergerakan meningkat melebihi kapasitas prasarana transportasi yang ada. Hal ini disebabkan oleh beberapa kondisi seperti terbatasnya sarana jalan untuk keluar dari dalam perumahan menuju pusat kota yang hanya satu ruas jalan saja dan pertumbuhan pemukiman-pemukiman yang baru. Tidak sebandingnya peningkatan jumlah penduduk, jumlah kendaraan bermotor dan terbatasnya jaringan jalan meningkatkan jumlah perjalanan dengan sistem transportasi yang ada menjadi permasalahan dari perkembangan kota yang dinamis. Lokasi penelitian ini adalah Perumnas Simalingkar yang terletak dipinggiran kota Medan, kecamatan Medan Tuntungan. Hampir semua masyarakat yang tinggal di perumahan ini untuk melakukan aktivitas sehari-hari dan dalam pemenuhan kebutuhannya melakukan perjalanan ke pusat atau ke luar kota yang akhirnya menghasilkan bangkitan perjalanan. Oleh karena permasalahan tersebut maka diperlukan studi perencanaan untuk dapat memperoleh sistem lalu-lintas yang efisien, yang dapat mengantisipasi akibat perkembangan kawasan penduduk sesuai dengan kondisi lalu-lintas yang ada di kawasan perumahan. 4

I.4 Pembatasan Masalah Penelitian ini memiliki batasan-batasan guna untuk menghindari penelitian ini terlalu luas dan keterbatasan dalam hal waktu. Adapun batasan-batasan penelitian ini adalah sebagai berikut: Daerah penelitian dilakukan di perumahan Simalingkar, dengan konsep perjalanan yang dilakukan oleh penghuni perumahan adalah home base trip, yaitu semua perjalanan berasal dari rumah dan diakhiri dengan pulang ke rumah. Model perjalanan yang diteliti adalah perjalanan atau pergerakan keluarga dengan tujuan/maksud perjalanan adalah belanja yang bersifat antar zona. Metode pengumpulan data dilakukan dengan metode kuesioner dan wawancara (indepth interview) sebagai alat ukur dengan satuan rumah tangga sebagai sampel yang dipilih dengan metode acak sederhana (simple random sampling). Data yang diambil berdasarkan kecenderung kondisi keluarga seperti terjabarkan dalam beberapa variabel seperti jumlah anggota keluarga, jumlah anggota keluarga yang bekerja, kepemilikan kendaraan roda empat dan dua serta tingkat pendapatan, sedangkan faktor tata guna lahan tidak diperhitungkan. Analisis akan dilakukan dengan analisis regresi linear berganda dan kategori dengan menggunakan paket program komputer. 5

I.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah mendapatkan model bangkitan pergerakan yang terjadi pada Perumnas Simalingkar dengan mempelajari berbagai variasi hubungan antara data rinci mengenai tingkat bangkitan pergerakan dan variabel sosial ekonomi. Manfaat dari penelitian ini ditunjau dari aspek akademis adalah untuk mengaplikasikan teori yang selama ini dipelajari pada masa perkuliahan kedalam pemecahan suatu permasalahan, khususnya permasalahan dibidang transportasi yang berkaitan dengan pemodelan bangkitan pergerakan. Penelitian ini juga bermanfaat untuk memperdalam pengetahuan penulis dibidang transportasi yang berkaitan dengan analisa pemodelan transportasi. Dari aspek praktisi, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai gambaran bagi pengelola perumahan untuk memprediksikan bangkitan pergerakan yang terjadi dan sebagai bahan masukan bagi kaum praktisi dalam hal bahan pertimbangan kebijakan dan pengambilan keputusan untuk peningkatan Perumnas Simalingkar. Manfaat dari studi ini juga diharapkan mengasilkan model bangkitan yang tidak jauh berbeda dengan pembangunan kawasan pemukiman yang setipe, sehingga dalam perencanan pembangunan kawasan pemukiman dan juga perencanan lalulintas sudah akan lebih baik. 6

I.6 Penelitian Sebelumnya Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan tugas akhir ini yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti di tempat yang berbeda dan waktu yang berbeda adalah sebagai berikut: Judul: Model Bangkitan Pergerakan Zona Kecamatan Palu Utara Kota Palu Oleh: Jurair Patunrangi (2010) Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji model bangkitan pergerakan pada zona kecamatan Palu Utara di Kota Palu dengan menggunakan model regresi linear, untuk merepresentasekan kecenderungan produksi pergerakan dari zona tersebut. Penelitian metode analisa regresi linear dimana data yang diperoleh dari sebaran kuisioner dipetakan dalam grafik hubungan variable terhadap pergerakan. Dalam penelitian ini penarikan sampel dilakukan secara acak dengan metode simple random sampling. Adapun data yang dikumpulkan dari kuesioner adalah: Kepemilikan kendaraan Jumlah anggota keluarga yang bekerja Jumlah pendapatan dari anggota keluarga Jumlah penghuni rumah Luas bangunan rumah Kaitan penelitian ini dengan tugas akhir yang penulis lakukan adalah metode yang sama-sama menggunakan model Regresi-Linear Berganda dalam pengolahan dan penyajian data. Penelitian ini berbeda dalam perbandingan metode. Model terbaik yang diperoleh pada penelitian ini adalah Y= 0,108 + 0,475 X 1 + 0,285 X 2 + 0,151 X 5 dengan koefisien determinasi R 2 = 0.335. bangkitan pergerakan 7

dipengaruhi oleh peubah bebas Jumlah Anggota Keluarga (X 1 ), Jumlah kepemilikan kendaraan (X 2 ) dan jumlah pendapatan (X 5) Judul: Bangkitan pergerakan keluarga dari zona perumahan tertata (studi kasus :Perumahan di Kecamatan Medan Johor) Oleh: Triyana Puji Astuti Ritonga Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pergerakan yang terjadi pada 3 (tiga) perumahan di Kecamatan Medan Johor yaitu perumahan Citra Wisata, perumahan Graha Johor dan Perumahan Taman Johor Indah Permai I untuk mendapatkan model bangkitan pergerakan. Setelah hasil kuesioner ditabulasi selanjutnya dilakukan analisis dengan analisis Regresi Linier yang diolah dengan Software SPSS 16. Dan semua model yang diperoleh, variable pendatapan rata-rata perbulan sangat kuat memengaruhi bangkitan perjalanan. Perbedaan penelitian ini dengan penulis lakukan terdapat perbandingan perhitungan analisis regresi linear dengan analisis kategori, serta uji analisis data yang penulis lakukan. Kaitan penelitian ini dengan tugas akhir penulis adalah metode yang sama dalam program uji data serta nilai parameter yang digunakan seperti karakteristik rumah tangga yang diteliti berdasarkan faktor sosio ekonomi. Judul: Bangkitan perjalanan pada perumahan bougenvlle di Palembang Oleh: Hamdi Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui model bangkitan lalu-lintas pada kawasan perumahan Bougenville. Kaitannya dengan penelitian yang penulis lakukan 8

adalah teknik pemodelan yang digunakan adalah sama-sama menggunakan Metode model regeresi linier berganda,variabel yang akan diramalkan (dependent variable) memiliki hubungan secara linier dengan variable-variabel bebasnya (independent variables). Dari hasil analisis diperoleh kenyataan bahwa kombinasi jumlah anggota keluarga (X1), kepemilikan sepeda motor (X 3 ) dan jumlah penghasilan rata-rata pebulan (X 4 ) menghasilkan nilai korelasi yang lebih besar (0.771) dibanding kombinasi yang lain.secara matematis, hubungan tersebut dapat diformulasikan sebagai berikut: Y = -0,188 + 0.830 X1 +0.0262 X 3 +0,166 X 4 Yang membedakan penelitian ini dengan yang penulis lakukan adalah dalam parameter yang menggunanan rute pilihan dalam penelitian serta terdapat perbedaan sampel berdasarkan kriteria yang dibentuk menjadi beberapa kelompok sampel. Judul : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan untuk beberapa Tipe Perumahan di Kota Pematangsiantar Oleh : Muhammad Efrizal Lubis Penelitian ini bertujuan untuk menetapkan model bangkitan dari beberapa tipe perumahan berdasarkan pengambilan sampel dengan cara Stratified Random Sampling yaitu sampel acak berstrata. Sampel dibagi menjadi tipe perumahan sederhana, menengah dan tipe perumahan mewah yang masing masing jumlah sampel yang berbeda. Dalam metode pengolahan data, penelitian ini hanya menggunakan metode analisis regresi linear berganda. Sedangkan penelitian yang penulis akan lakukan menggunakan dua metode yang akan dibandingkan satu sama lain yaitu metode regresi linear berganda dan metode analisa kategori. Dari model 9

yang diperoleh factor jumlah anggota keluarga menjadi factor yang paling mempengaruhi bangkitan pergerakan. Judul : Studi Karakteristik Pelaku Perjalanan (Traveler) pada Zona Kecamatan Palu Barat Kota Palu Sulawesi Utara Oleh : Ismadarni Penelitian ini menggunakan metode Analisa kategori untuk mendapatkan karakteristik pelaku perjalanan. Data karakteristik keluarga dan perjalanan disusun sesuai dengan kategori ukuran yang sudah dikelaskan. Dan factor jumlah anggota keluarga sangat besar mempengaruhi jumlah bangkitan perjalanan. Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang akan dilakukan penulis dalam hal pembandingan dua metode tapi memiliki persamaan kondisi sampel di lapangan yang akan dibagi berdasarkan kelurahan. Judul : Pemodelan Bangkitan Pergerakan pada Tata Guna Lahan Sekolah Dasar Swasta di Surabaya Oleh : Harry Patmadjaja, Rudy Setiawan Perbedanan penelitian ini dengan penelitian yang penulis akan lakukan terdapat pada kondisi sampel yang akan diteliti yaitu antara sekolah dan perumahan nasional. Penelitian ini meneliti kondisi lalulintas yang berasal dan menuju ke sekolah sehingga dapat diperoleh model bangkitan pergerakan yang diharapkan pada saat volume lalulintas mencapai jam puncak tidak menimbulkan kemacetan disekitar lokasi sekolah. Berbeda dengan penelitian yang akan penulis lakukan yang hanya berfokus pada lalulintas yang berasal dari perumahan nasional yang sebagai objek 10

penelitian.dalam hal analisa data penelitian ini menggunakan uji pearson Correlation, Regresi sederhana dan regresi bertatar. Dan model yang diperoleh adalah Y= -797,2+ 311 Log X 1, dengan fakor yang paling mempengaruhi Y (jumlah kendaraan penjemput ) adalah jumlah siswa sekolah dasar (X 1 ). I.7 Metodologi Beberapa tahap yang dilakukan untuk mencapai hasil dari penelitian ini, pelaksanaannya secara garis besar adalah sebagai berikut: a. Penentuan tujuan penulisan Yang menjadi tujuan penulisan tugas akhir ini adalah untuk menganalisis karakteristik bangkitan pergerakan keluarga dan untuk mendapatkan model pergerakan keluarga di Perumnas Simalingkar. b. Studi pendahuluan dan literatur Pada tahap ini penulis mendalami teori maupun kasus-kasus terdahlu yang berkaitan dengan analisa bangkitan pergerakan keluarga. Adapun teori yang berkaitan terhadap tugas akhir ini adalah menyangkut mengenai analisa pemodelan bangkitan pergerakan dengan menggunakan metode Analisis Regresi Linear Berganda (Multiple Linear Regression Analysis ) dan Metode Analisis Kategori. Selain itu diperlukan teori statistika mengenai teknik pengumpulan dan analisis data dalam penelitian ini. Dengan dilakukannya studi pendahuluan dan studi literatur akan membantu penulis untuk lebih mengetahui gambaran umum dari penelitian ini dan mengetahui tahap-tahap yang harus dilakukan untuk menyelasaikan tugas akhir ini. 11

c. Pengumpulan Data Setelah penentuan jumlah sampel, aktifitas penelitian tidak akan terlepas dari pengambilan data yang merupakan bahan baku informasi untuk memberikan gambaran spesifik mengenai subjek penelitian. Data adalah bahan mentah dalam penelitian dikumpulkan melalui prosedur yang standar dan diolah untuk memberikan informasi dalam kepentingan pemecahan masalah. Berdasarkan cara memperolehnya, data yang akan dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. a. Data primer Data primer adalah data yang langsung diambil dari objek penelitian oleh peneliti perorangan ataupun organisasi. Dalam hal ini data primer berupa pilot survei yang dilakukan untuk meninjau kondisi di lapangan dan kuisioner yang disebarkan kepada responden yang menghasilkan profil karakteristik keluarga dan perjalanan. b. Data sekunder Data yang diperoleh dari instansi terkait berupa jumlah populasi, peta atau denah perumahan serta data lain yang berhubungan dengan penelitian. d. Pembahasan dan Pengolaha Data Pada tahap ini data yang telah diambil, baik itu data primer maupun data skunder akan diolah. Pada tahap ini, data yang diperoleh akan diolah dengan menggunakan software SPSS (Statistical Product and Servis Solution) untuk mendaptkan model regresi linear berganda dan Microsoft Excel untuk metode analisis kategori. 12

e. Analisa Data Tahap analisa merupakan bagian evaluasi yang akan membahas mengenai hasil-hasil yang diperoleh. Analisa terhadap hasil pengolahan data yang diperoleh dilakukan dengan menggunakan uji korelasi, uji-f, uji-t, uji validasi, uji lineritas dan sensitivitas model. f. Kesimpulan dan Saran Pada tahap kesimpulan akan diketahui kondisi eksisting bangkitan pergerakan keluarga. Pada tahapan ini juga akan diketahui model terbaik dan variabel apa yang paling dominan yang mempunyai pengaruh paling kuat terhadap bangkitan pergerakan. Selain itu pada bagian ini juga dapat dicantumkan saran saran praktis pada kaum akademis untuk menangani kasus ini lebih lanjut lagi, atau pada kaum praktisi untuk menetapkan kebijakan yang paling sesuai dalam menindaklanjuti masalah yang terjadi saat ini. Selengkapnya akan di jelaskan pada BAB III METODE PENELITIAN 13