BAB I PENDAHULUAN. Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan, salah satunya adalah

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. cukup mendasar, terutama setelah diberlakukannya Undang-Undang Republik

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. mengamanatkan bahwa pemerintah daerah, yang mengatur dan mengurus

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), oleh karena itu

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam peningkatan

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang memberi keleluasaan kepada sekolah untuk mengatur dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lahirnya Undang-undang No. 22 tahun 1999 yang direvisi dengan

BAB VI PENUTUP. tersebut akan disajikan secara rinci sebagai berikut: 1. Peran Komite Sekolah Sebagai Badan Pertimbangan (Advisory Agency)

BAB I PENDAHULUAN. Di era persaingan global, Indonesia memerlukan sumber daya manusia

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Disampaikan oleh Ketua Dewan Pendidikan Kota Depok Oktober 2016

BAB I PENDAHULUAN. keinginan pemerintah dan kebutuhan masyarakat. Paradigma baru manajemen

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat

BAB I PENDAHULUAN. sekolah,perguruan,lembaga diklat, dalam masyarakat serta berbagai satuan lingku

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 044/U/2002 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

PERAN SERTA MASYARAKAT/ STAKE HOLDERS DALAM IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF

PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Nasional (PROPENAS) Tahun Dalam BAB VII PROPENAS. ini memuat tentang Pembangunan Pendidikan, dimana salah satu arah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN KOMITE SEKOLAH WALIKOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan pendidikan membuat keberadaan komite sekolah yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 89 B. TUJUAN 89 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 89 D. UNSUR YANG TERLIBAT 90 E. REFERENSI 90 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 91

BAB I PENDAHULUAN. yang mengutamakan perluasan pengetahuan. Diharapkan pendidikan dapat

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah, sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. bahwa pendidikan juga merupakan cara yang efektif sebagai proses nation and

BAB II GAMBARAN UMUM SMAK ST. AUGUSTINUS NGANJUK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan otonomi daerah harus diartikan sebagai upaya pemberdayaan daerah dan masyarakat untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang bernama komite sekolah (SK Mendiknas Nomor 044/U/2002). karena pembentukan komite sekolah di berbagai satuan pendidikan atau

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Pendidikan yang bermutu akan diperoleh pada sekolah yang

MASYARAKAT/STAKE HOLDERS DALAM IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Salah satu upaya untuk meningkatkan peluang berpartisipasi tersebut

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dibidang peningkatan mutu pendidikan sangat diperlukan tertutama

KEPUTUSAN PENGURUS KOMITE SLTP NEGERI 6 SRAGEN Nomer : 01 / Komite / SLTP N 6 / 2003 Tentang Anggaran Dasar Komite Sekolah SLTP Negeri 6 Sragen

BAB IV ANALISIS PENGELOLAAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI SD ISLAM AL AZHAR 29 SEMARANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 10 SERI E

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 89 B. TUJUAN 89 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 90 D. UNSUR YANG TERLIBAT 90 E. REFERENSI 90 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 91

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG PROGRAM WAJIB SEKOLAH 12 TAHUN DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENDANAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA,

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PERAN PENGURUS OSIS SEBAGAI MOTIVATOR DAN FUNGSI PREVENTIF DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS SEKOLAH PADA SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN

MEMBERDAYAKAN KOMITE SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN MUTU LAYANAN PENDIDIKAN. Oleh : Alpres Tjuana, S.Pd., M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa dan merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rizqi Syaroh Amaliyah, 2013

UNJUK KERJA KOMITE SEKOLAH DI SMA NEGERI 3 SEMARANG TESIS

MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR MENURUT PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 61 TAHUN 2009 TENTANG

dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya 1. Kesadaran tentang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

Bab V Kesimpulan dan Saran

BAB I PENDAHULUAN. komponen yang saling berkaitan. Empat komponen yang di maksud adalah

1. Pendahuluan June, Volume 1 Number 1 Efektivitas Kinerja Komite Sekolah di SMP Negeri 1 Banjarsari. Sunardi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komponen untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah

BAB II GAMBARAN UMUM SMP NEGERI 5 SIDOARJO

BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia maupun di berbagai negara, bahwa komponen yang paling kuat

PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR AL FALAAH SIMO BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI

BAB I PENDAHULUAN. Secara konseptual desentralisasi pendidikan adalah suatu proses dimana suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI SD NEGERI 2 GEMEKSEKTI KEBUMEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN. secara berurutan sebagaimana telah disajikan dalam

BAB I PENDAHULUAN. manfaat penelitian secara teoritik dan praktis, serta penegasan istilah.

BAB I PENDAHULUAN. desentralisasi kewenangan ke tingkat sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah. Kepmendiknas tersebut telah. operasional Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah..

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, yang secara umum bertumpu pada dua paradigma baru yaitu

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Berdasarkan rumusan masalah dan hasil penelitian tentang peran komite

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENDIDIKAN GRATIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

MENGENAL KOMITE SEKOLAH DAN PERANANNYA DALAM PENDIDIKAN

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Sebagai tolak ukur pelaksanaan akuntabilitas manajemen di SMK Yaditama Sidomulyo

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 43 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN UNTUK RAKYAT

MATERI KULIAH MANAGEMEN BERBASIS SEKOLAH. By: Estuhono, S.Pd, M.Pd

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Botubilotahu Kecamatan Marisa yang akan dijelaskan sebagai berikut :

ANALISIS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENDIDIKAN: PERAN KOMITE SEKOLAH PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI KOMITE SEKOLAH DENGAN PEMENUHAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 113 TAHUN 2012

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

KETETAPAN BADAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR: 07/TAP/BPM FEB UI/IV/2015

BAB I PENDAHULUAN. akan terwujud dengan baik apabila didukung secara optimal oleh pola. upaya peningkatan pola manajerial sekolah.

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam tulisan ini adalah data sekunder (Time Series) dari

Jurnal SAP Vol. 1 No. 2 Desember 2016 ISSN: X PEMBERDAYAAN KOMITE SEKOLAH: KAJIAN KONSEP DAN IMPLEMENTASINYA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA TEORETIS

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mutu pendidikan berkaitan erat dengan proses pendidikan. Tanpa proses pelayanan pendidikan yang bermutu tidak mungkin diperoleh produk layanan yang bermutu. Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan, salah satunya adalah proses pemberian layanan pendidikan yang masih jauh dari harapan. Di satu pihak pemberian layanan pendidikan belum menemukan cara yang paling tepat, di pihak lain pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta semakin tingginya kehidupan masyarakat dan tuntutan kebutuhan hidup sosial masyarakat sebagai pelanggan pendidikan. Pelayanan pendidikan yang bermutu adalah pemberian layanan jasa pendidikan di sekolah yang dapat memberikan kepuasan kepada siswa di sekolah dan masyarakat atau orang tua siswa. Pelayanan pendidikan di sekolah adalah menjadi peran dari komite sekolah bersama dengan sekolah. Demikian juga dengan pelayanan pendidikan di SMAN 2 Tumijajar. Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Tumijajar beralamat di Jalan Ki Hajar Dewantara Nomor 24 Desa Margomulyo Kecamatan Tumijajar Kabupaten Tulangbawang Barat berdiri sejak Tahun 2007 dengan Surat Keputusan Bupati Tulang Bawang Nomor: B/150.A/DD.VIII/HK/TB/2007 Tanggal 04 April 2007. SMAN 2 Tumijajar beroperasional

2 dan menerima peserta didik baru mulai Tahun Pelajaran 2007/2008. Sejak didirikan dan mulai menerima peserta didik, sekolah telah membentuk komite sekolah sebagai wadah dan aspirasi masyarakat dalam memajukan pendidikan di SMAN 2 Tumijajar Kabupaten Tulangbawang Barat. Komite sekolah merupakan suatu badan yang mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, efisiensi dan pengawasan pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan. Badan ini bersifat mandiri dan tidak mempunyai hubungan hirarkis dengan sekolah maupun lembaga pemerintah lainnya. Keberadaan komite sekolah diperkuat dari aspek yuridis yaitu Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 56 menyebutkan bahwa: Komite sekolah/madrasah, sebagai lembaga mandiri, dibentuk dan berperan dalam peningkatan mutu pelayanan pendidikan dengan memberikan pertimbangan, arahan dan dukungan tenaga, sarana dan prasarana, serta pengawasan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan dan Kepmendiknas Nomor. 044/U/2002 tentang dewan pendidikan dan komite sekolah. Komite sekolah dibentuk sebagai bagian dari penerapan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), dan mempunyai kewenangan untuk mengelola dirinya sendiri. Pengelolaan sekolah ini dijalankan dengan asas partisipasi, transparansi dan akuntabilitas, artinya dalam pengelolaan sekolah kepala sekolah bekerja sama dengan masyarakat sekolah. Oleh sebab itu, diperlukan wadah yang dapat dipakai oleh masyarakat sekolah untuk mengemban amanat tersebut yaitu komite sekolah. Melalui paradigma Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), sekolah diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mengurus dan mengatur pelaksanaan pendidikan pada masingmasing sekolah, dengan kondisi seperti itu, komite sekolah diharapkan dapat melaksanakan peran dan fungsinya sebagai penunjang dalam pelaksanaan proses

3 pembelajaran yang sejalan dengan kondisi dan permasalahan lingkungan masing-masing sekolah. Komite sekolah melaksanakan peran dan fungsinya sebagai partner dari kepala sekolah, untuk mengelola berbagai sumber daya pendidikan yang ada dalam rangka melaksanakan pengelolaan dan peningkatan mutu pendidikan, memberikan fasilitas dan dukungan bagi guru dan siswa, sehingga pembelajaran menjadi efektif. Komite sekolah SMAN 2 Tumijajar pertama kali dibentuk oleh sekolah yang terdiri dari unsur orang tua/wali peserta didik, tokoh masyarakat, tokoh pendidikan, dunia usaha/industri, organisasi profesi tenaga pendidikan, dan wakil peserta didik. Keberadaan komite sekolah di SMAN 2 Tumijajar dalam memajukan dan meningkatkan mutu layanan pendidikan memiliki peran yang sangat startegis. Adapun peran Komite Sekolah adalah : 1) memberi pertimbangan (Advesory Agency), yaitu komite sekolah memberikan pertimbangan dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan di sekolah. 2) memberi dukungan (Supporting Agency), yaitu komite sekolah memberikan dukungan baik yang berwujud finansial, pemikiran maupun tenaga dalam pengembangan pendidikan di sekolah. 3) sebagai pengontrol (Controlling Agency), yaitu komite sekolah mengontrol pelaksanaan kegiatan pendidikan di sekolah. 4) sebagai mediator (Mediator Agency), yaitu komite sekolah sebagai mediator antara masyarakat dan sekolah untuk mendukung kebijakan pendidikan di satuan pendidikan sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan di sekolah. Komite sekolah juga mempunyai fungsi antara lain: 1) mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan yang bermutu. 2) melakukan kerjasama dengan masyarakat (perorangan/organisasi/dunia usaha/dunia industri) dan pemerintah berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan yang bermutu. 3) menampung dan menganalisis aspirasi, ide, tuntutan, dan berbagai kebutuhan pendidikan yang diajukan oleh masyarakat. 4) memberikan masukan, pertimbangan, dan rekomendasi

4 kepada satuan pendidikan. 5) mendorong orang tua dan masyarakat berpartisipasi dalam pendidikan guna mendukung peningkatan mutu dan pemerataan pendidikan. 6) menggalang dana masyarakat dalam rangka pembiayaan penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan. 7) melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan, program, penyelenggaraan, dan keluaran pendidikan di satuan pendidikan. (Depdiknas, 2001:17) Sejak dibentuk Tahun 2007 komite sekolah SMAN 2 Tumijajar telah berupaya memberikan layanan pendidikan kepada siswa, orang tua/wali murid, masyarakat serta dunia usaha/industri dan pemerintah. Beberapa layanan pendidikan yang telah diberikan melalui peran komite sekolah yaitu; (1) sebagai badan pertimbangan; memberikan pertimbangan dalam penyusunan visi, misi, tujuan, dan kebijakan sekolah, memberi pertimbangan dalam penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah (RKAS). (2) sebagai badan pendukung; memberi dukungan finansial, tenaga dan pemikiran dalam pengembangan pendidikan, memberikan dukungan berupa pengadaan dan perbaikan sarana dan prasarana pembelajaran seperti membangun ruang kelas baru, gedung laboratorium, lapangan olah raga, pagar sekolah, pengadaan meubeler, komputer, alat-alat olah raga serta upaya peningkatan kompetensi guru dan pegawai melalui pembiayaan kegiatan MGMP, workshop, seminar, pelatihan dan IHT, peningkatan kesejahteraan guru melalui pemberian insentif jam mengajar kepada semua guru. Di bidang kesiswaan komite sekolah juga berupaya meningkatkan layanan pendidikan melalui pembiayaan kegiatan ekstrakurikuler yang meliputi bidang PMR, Pramuka, Rohis, Seni, Paski, Olahraga, KIR dan OSIS serta pemberian beasiswa kepada siswa yang berprestasi. Berikut adalah dukungan finansial komite sekolah dalam penyelenggaraan dan peningkatan mutu layanan pendidikan di SMAN 2 Tumijajar:

5 No Tabel. 1.1 Kegiatan dan Pembiayaan Penyelenggaraan dan Peningkatan Mutu. Tahun Pelajaran Jumlah Anggaran 1 2011/2012 735.700.000,00 2 2012/2013 882.900.000,00 3 2013/2014 973.500.000,00 4 2014/2015 928.500.000,00 Sumber: SMAN 2 Tumijajar Bidang Kegiatan - Kurikulum dan Program Pengajaran - Tenaga Kependidikan - Kesiswaan - Keuangan dan Pembiayaan - Sarana dan Prasarana - Hubungan dengan masyarakat - Budaya lingkungan sekolah - Kurikulum dan Program Pengajaran - Tenaga Kependidikan - Kesiswaan - Keuangan dan Pembiayaan - Sarana dan Prasarana - Hubungan dengan masyarakat - Budaya lingkungan sekolah - Kurikulum dan Program Pengajaran - Tenaga Kependidikan - Kesiswaan - Keuangan dan Pembiayaan - Sarana dan Prasarana - Hubungan dengan masyarakat - Budaya lingkungan sekolah - Kurikulum dan Program Pengajaran - Tenaga Kependidikan - Kesiswaan - Keuangan dan Pembiayaan - Sarana dan Prasarana - Hubungan dengan masyarakat - Budaya lingkungan sekolah Berdasarkan data tersebut di atas dapat dilihat bahwa program pembiayaan komite sekolah dalam peningkatan mutu layanan pendidikan di SMAN 2 Tumijajar dari Tahun Pelajaran 2011/2012 sampai dengan Tahun Pelajaran 2013/2014 terus mengalami peningkatan. Dukungan pembiayaan ini diharapkan mampu meningkatkan mutu layanan pendidikan di SMAN 2 Tumijajar baik di bidang akademik maupun nonakademik. Di bidang akademik, prestasi yang telah dicapai SMAN 2 Tumijajar adalah juara tiga lomba olimpiade tingkat kabupaten, tingkat kelulusan siswa peserta ujian nasional mencapai seratus persen serta lulusannya sebagian besar melanjutkan sekolah ke jenjang pendidikan

6 yang lebih tinggi. Prestasi non akademik yang telah dicapai adalah juara satu lomba PMR, Pramuka, Seni, dan olahraga di tingkat kabupaten. (3) peran komite sekolah sebagai badan pengawasan yaitu melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan, program, penyelenggaraan, dan keluaran pendidikan. Pengawasan dilakukan secara langsung dan belum secara tertulis. (4) peran komite sekolah sebagai mediator antara masyarakat dan sekolah untuk mendukung kebijakan pendidikan dalam meningkatkan mutu layanan di SMAN 2 Tumijajar, melakukan kerjasama dengan masyarakat berkenaan dengan pelayanan pendidikan yang bermutu. menampung aspirasi, ide, tuntutan, dan berbagai kebutuhan pendidikan, menggalang dana masyarakat dalam rangka pembiayaan penyelenggaraan pendidikan di SMAN 2 Tumijajar. Peran komite SMAN 2 Tumijajar memang telah dilaksanakan tetapi perlu terus ditingkatkan karena kebutuhan pendidikan terus berkembang. Peningkatan peran komite SMAN 2 Tumijajar adalah tantangan untuk terus meningkatkan mutu layanan pendidikan dalam memenuhi dan memuaskan kebutuhan pelanggan. Kondisi riil komite sekolah sebagai lembaga otonom telah melaksanakan peran yang telah ditentukan, namun peran tersebut perlu terus dioptimalkan dengan pelaksanaan transformasi konsep komite sekolah secara bertahap dari waktu ke waktu, mulai pada tingkat menyadarkan perlunya peran dan fungsi komite sekolah baik kepada masyarakat maupun penyelenggara pendidikan sebagai peluang partisipasi masyarakat di bidang pendidikan. Tingkat berikutnya menyebarluaskan konsep pelibatan publik dalam komite sekolah kepada masyarakat dan penyelenggara pendidikan. Selanjutnya adalah penyelenggara pendidikan melakukan konsultasi ke masyarakat untuk mendapat masukan dalam proses menetapkan kebijakannya, kerjasama segenap potensi yang ada di masyarakat secara sinergis dalam bentuk saran dengan penyelenggaraan pendidikan

7 memutuskan kebijakan. Pada tingkat tertinggi adalah tercapainya rasa saling memiliki bahwa komite sekolah sebagai wadah pemecahan masalah bersama yang dihadapi dalam penyelenggaraan pendidikan. Undang-Undang Nomor: 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan salah satu misinya adalah memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarkan prinsip otonomi daerah dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kemudian masyarakat berperan dalam peningkatan mutu pelayanan pendidikan yang meliputi perencanaan, pengawasan dan evaluasi program pendidikan melalui dewan pendidikan dan komite sekolah. Pembinaan pendidikan dasar dan menengah adalah mewujudkan manajemen pendidikan yang berbasis sekolah dengan memperkenalkan dewan pendidikan di tingkat kabupaten/kota serta pemberdayaan atau pembentukan komite sekolah di tingkat sekolah. Selanjutnya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 54 menyebutkan bahwa: (1) Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran perorangan, kelompok, keluarga, organisasi profesi, pengusaha, dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan. (2) Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber, pelaksana, dan pengguna hasil pendidikan. Pada Pasal 56 menyebutkan bahwa di masyarakat ada dewan pendidikan dan komite sekolah / madrasah yang berperan sebagai berikut: (1) Masyarakat berperan dalam peningkatan perannya yang meliputi perencanaan, pengawasan, dan evaluasi program pendidikan melalui dewan pendidikan dan komite sekolah, (2) Dewan pendidikan sebagai lembaga mandiri dibentuk dan berperan dalam peningkatan mutu pelayanan pendidikan dengan memberikan pertimbangan, arahan dan dukungan tenaga, sarana dan prasarana serta pengawasan pendidikan di tingkat nasional,

8 propinsi dan kabupaten/kota yang tidak mempunyai hubungan hirarkis. (3) Komite sekolah sebagai lembaga mandiri dibentuk dan berperan dalam peningkatan mutu pelayanan dan memberikan pertimbangan, arahan dan dukungan tenaga, sarana dan prasarana serta pengawasan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan. Dengan kata lain dalam penyelenggaraan pendidikan, sekolah perlu meningkatkan peran serta masyarakat dengan mengajak semua pihak-pihak terkait dan memanfaatkan potensi yang ada, sehingga semua potensi itu dikembangkan secara maksimal sesuai dengan kapabilitas masing-masing. Kebersamaan merupakan potensi yang sangat vital untuk membangun masyarakat untuk menciptakan demokrasi pendidikan. Sinergi antara komite sekolah dengan pengelola sekolah akan melahirkan tanggung jawab bersama antara sekolah dan masyarakat sebagai mitra kerja membangun pendidikan. Masyarakat dapat menyalurkan berbagai ide dan partisipasinya dalam memajukan pendidikan di daerahnya. Konsep desentralisasi dalam pendidikan muncul sejalan dengan perkembangan pola pikir masyarakat sebagai salah satu dampak pembangunan pendidikan. Pemberian otonomi yang lebih luas kepada daerah melahirkan konsep gagasan untuk mengembangkan sistem desentralisasi dalam pengelolaan pendidikan nasional. Berdasarkan penelitian awal pada SMA Negeri 2 Tumijajar Kabupaten Tulangbawang Barat tentang komite sekolah diperoleh informasi/data bahwa : (1) Komite Sekolah sudah terbentuk sejak Tahun Pelajaran 2007/2008; (2) Komite sekolah telah melaksanakan peran yang telah ditentukan, tetapi peran komite sekolah perlu terus ditingkatkan untuk peningkatan mutu layanan pendidikan di SMAN 2 Tumijajar dalam memenuhi kebutuhan pelanggan. Komite Sekolah SMAN 2 Tumijajar seharusnya memiliki peran yang sangat strategis dalam rangka ikut memberi pertimbangan (Advesory Agency), memberi dukungan

9 (Supporting Agency) sebagai pengontrol (Controlling Agency) dan sebagai mediator di satuan pendidikan sehingga dapat meningkatkan mutu layanan pendidikan di sekolah. Bertitik tolak dari uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang peran komite sekolah dalam peningkatan mutu layanan pendidikan pada satuan pendidikan SMA Negeri 2 Tumijajar. Keunikan dari penelitian ini adalah SMA Negeri 2 Tumijajar sebagai unit sekolah baru bersama dengan komite sekolah mampu memberikan layanan pendidikan dengan menyediakan sarana dan prasarana pendidikan seperti ruang belajar, perpustakaan, laboratorium IPA, laboratorium komputer, lapangan olahraga, tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, mampu menyelenggarakan berbagai kegiatan lomba, serta mampu meraih prestasi baik akademik maupun nonakademik dibandingkan dengan sekolah-sekolah lain yang setara di Kabupaten Tulangbawang Barat. Berdasarkan uraian di atas, peran komite sekolah sangat strategis dalam membantu meningkatkan mutu layanan pendidikan. 1.2 Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang penelitian, fokus penelitian ini adalah peran komite sekolah dalam peningkatan mutu layanan pendidikan di SMA Negeri 2 Tumijajar Kabupaten Tulangbawang Barat yang meliputi: 1.2.1 Peran komite sekolah sebagai pemberi pertimbangan (Advesory Agency) 1.2.2 Peran komite sekolah sebagai pendukung (Supporting Agency) 1.2.3 Peran komite sekolah sebagai pengontrol (Controlling Agency) 1.2.4 Peran komite sekolah sebagai mediator (Mediator Agency)

10 1.3 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan fokus penelitian, bagaimanakah peran komite sekolah dalam peningkatan mutu pelayanan pendidikan di SMAN 2 Tumijajar. Adapun Pertanyaan dalam penelitian ini adalah: 1.3.1 Bagaimanakah peran komite sekolah sebagai pemberi pertimbangan (Advesory Agency) dalam peningkatan mutu layanan pendidikan di SMAN 2 Tumijajar? 1.3.2 Bagimanakah peran komite sekolah sebagai pendukung (Supporting Agency) dalam peningkatan mutu layanan pendidikan di SMAN 2 Tumijajar? 1.3.3 Bagaimanakah peran komite sekolah sebagai pengontrol (Controlling Agency) dalam peningkatan mutu layanan pendidikan di SMAN 2 Tumijajar? 1.3.4 Bagaimanakah peran komite sekolah sebagai mediator (Mediator Agency) dalam peningkatan mutu layanan pendidikan di SMAN 2 Tumijajar? 1.4 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis tentang peran komite sekolah dalam peningkatan mutu layanan pendidikan di SMAN 2 Tumijajar: 1.4.1 Peran komite sekolah sebagai pemberi pertimbangan (Advesory Agency) di SMAN 2 Tumijajar. 1.4.2 Peran komite sekolah sebagai pemberi dukungan (Supporting Agency) di SMAN 2 Tumijajar. 1.4.3 Peran komite sekolah sebagai pengontrol (Controlling Agency) di SMAN 2 Tumijajar. 1.4.4 Peran komite sekolah sebagai mediator (Mediator Agency) di SMAN 2 Tumijajar.

11 1.5. Kegunaan Penelitian 1.5.1 Kegunaan Teoritis 1.5.1.1 Memberikan sumbangan ilmu dan pengetahuan tentang peran dan fungsi komite sekolah 1.5.1.2 Sebagai bahan kajian lebih lanjut dalam rangka perencanaan pendidikan dan pengembangan implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). 1.5.2 Kegunaan Praktis 1.5.2.1 Sekolah: sebagai bahan masukan bagi sekolah untuk membuat suatu perencanaan pendidikan dalam membenahi kualitas pendidikan melalui peningkatan peran komite sekolah. 1.5.2.2 Komite Sekolah: dapat memberikan kontribusi terhadap perkembangan perencanaan dan penyelenggaraan pendidikan mengenai peran komite sekolah khususnya pada SMA Negeri 2 Tumijajar. 1.5.2.3 Dinas Pendidikan: Memberikan kontribusi dalam penyelenggaraan dan peningkatan mutu pendidikan dengan melibatkan peran serta masyarakat melalui Komite Sekolah. 1.5.2.4 Peneliti: Untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan studi Magister Manajemen Pendidikan pada FKIP Universitas Lampung 1.6 Definisi Istilah Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, penelitian ini menggunakan beberapa istilah yaitu:

12 1.6.1 Komite sekolah adalah badan mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan efisien pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan, 1.6.2 Peran komite sekolah sebagai pemberi pertimbangan (AdvesoryAgency) adalah sebuah peran dan fungsi dalam memberikan masukan, pertimbangan dan rekomendasi kepada satuan pendidikan. 1.6.3 Peran komite sekolah sebagai pendukung (Supporting Agency) adalah sebuah peran dan fungsi pendukung baik berupa finansial, pemikiran maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan, minimal dalam mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan yang bermutu 1.6.4 Peran komite sekolah sebagai pengontrol (Controlling Agency) adalah peran melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan, program, penyelenggaraan dan keluaran pendidikan dari satuan pendidikan 1.6.5 Peran komite sekolah sebagai mediator adalah peran komite sekolah sebagai mediator antara pemerintah (eksekutif) dengan masyarakat di satuan pendidikan 1.6.6 Peranan adalah ikut serta dalam suatu kegiatan ataupun aktivitas yang dilaksanakan dalam peningkatan kualitas pendidikan oleh satuan pendidikan 1.6.7 Penyelenggaraan pendidikan adalah pelayanan pendidikan pada satuan pendidikan sekolah dengan mengacu pada standar pelayanan minimal yang meliputi ; (1) kurikulum, (2) peserta didik, (3) sarana, (4) organisasi, (5) pembiayaan, (6) manajemen sekolah, (7) peran serta masyarakat.

13 1.6.8 Manajemen mutu terpadu pendidikan adalah sistem yang berlandaskan pada kepuasan pelanggan sebagai sasaran utama, memberikan pelayanan (service) sesuai dengan apa yang diinginkan oleh pelanggan (customer). 1.6.9 Manajemen berbasis sekolah adalah manajemen yang memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah dan mendorong pengambilan keputusan partisipatif yang melibatkan secara langsung semua warga sekolah (guru, siswa, kepala sekolah, karyawan, orang tua siswa, dan masyarakat) untuk meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan pendidikan nasional. 1.6.10 Partsipasi masyarakat adalah kerjasama yang erat antara perencana di sekolah dengan masyarakat sekitar sekolah dalam menyusun rencana strategis, melaksanakan, melestarikan, dan mengembangkan kualitas sekolah. 1.6.11 Mutu pelayanan pendidikan adalah adanya jaminan proses atau layanan penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dan mampu memenuhi keinginan para siswa, masyarakat, pemerintah dan dunia usaha. 1.6.12 SMA Negeri 2 Tumijajar adalah suatu lembaga pendidikan pada tingkat sekolah yang menyelenggarakan pendidikan