BAB I PENDAHULUAN. modal juga dapat dijadikan indikator bagi perkembangan perekonomian sebuah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pelaku bisnis dan juga masyarakat dalam usaha untuk menggali potensi masyarakat

kewajiban, apabila pemegang saham tidak ingin melakukan haknya maka ia dapat

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan ekonomi, alternatif investasi pun semakin beragam.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah, diharapkan para investor semakin

BAB I PENDAHULUAN. alternatif investasi pada financial assets, sedangkan emiten sebagai pihak yang. memperjualbelikan sekuritas (Tandelilin, 2010:26).

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. atau modal untuk mengembangkan usahanya adalah dengan go public, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. negara. Dengan adanya pasar modal (capital market), investor sebagai

BAB I PENDAHULUAN. modal menjadi sangat penting sebagai sarana untuk menghimpun dana dari pelaku

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Setiap

ANALISIS PERBEDAAN LIKUIDITAS DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang ataupun modal sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan iklim investasi di Indonesia saat ini, ditandai dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal adalah tempat yang mempertemukan pihak yang membutuhkan

SHANDY SETIAJAYA B

BAB I PENDAHULUAN. operasionalnya. Untuk perusahaan yang sudah go public dana tersebut salah

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan. Dalam pasar modal, ada banyak informasi yang bisa

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting seiring dengan semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. daya saing dan pangsa pasar agar dapat tetap survive dalam dunia bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap perusahaan membutuhkan dana untuk membiayai

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan tersebut dapat memberikan return yang cukup baik bagi mereka,

PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN RIGHT ISSUE

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu unsur penting dan tolak ukur bagi kemajuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. saham yang beredar, sesuai dengan faktor pemecahnya (split factor).

BAB I PENDAHULUAN. mediator untuk mempertemukan pihak yang mempunyai kelebihan dana dengan pihak yang

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. menawarkan saham perusahaan kepada publik atau biasa disebut go public.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Susanti, 2008) Fahmi (2012:116)

BAB I PENDAHULUAN. suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu

BAB I PENDAHULUAN. Harga saham dapat dikatakan merupakan indikator keberhasilan pengelolaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya negara di dunia ini memiliki pasar modal (capital market).

BAB I PENDAHULUAN. Harga Saham menentukan adanya permintaan dan penawaran (demand and

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal merupakan pasar yang memfasilitasi sarana dan

I. PENDAHULUAN. mempunyai surplus tabungan (saving surplus unit) kepada unit ekonomi yang mempunyai

II. TINJAUAN PUSTAKA. membeli surat-surat berharga. Pasar modal adalah suatu situasi dimana para

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal adalah pasar dari beberapa instrumen keuangan jangka panjang yang

I. PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Produk utama yang diperdagangkan di pasar modal (capital market)

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

I. PENDAHULUAN. jangka menengah dan dan jangka panjang. Bertemunya pihak yang memerlukan modal

BAB I PENDAHULUAN. yang menghadapi kendala dalam masalah terbatasnya dana modal untuk

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal (capital market) adalah suatu pasar dimana dana-dana jangka

permintaan dan penawaran terhadap harga saham. Selain itu, informasi yang bere-

BAB II URAIAN TEORITIS. Rahayu (2006) melakukan penelitian dengan judul Reaksi Pasar Terhadap

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk memperoleh modal. Bagi perusahaan go public, beberapa

BAB I PENDAHULUAN. terutama dalam hal investasi. Investasi di pasar modal diharapkan mampu menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya, setiap perusahaan selalu membutuhkan dana dalam membiayai kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. pihak-pihak yang membutuhkan dana atau perusahaan. Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal adalah jaringan tatanan yang memungkinkan pertukaran klaim

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Modal merupakan merupakan pasar yang melakukan kegiatan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dalam ekuitas pemegang saham. Menurut Abdul Halim (2007 : 98), split stock

BAB II KAJIAN PUSTAKA. surat berharga (obligasi) ataupun saham. Pasar modal memungkinkan para

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana yang efektif untuk mempercepat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merger dan akuisisi. Merger merupakan salah satu strategi perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Sumber dana yang dibutuhkan dapat diperoleh dari berbagai sumber,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap perusahaan pasti membutuhkan dana untuk membiayai kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba atas usaha yang dijalankannya dan menjaga kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang telah go public dalam upaya menambah dana kegiatan

A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pada umumnya investor akan menginvestasikan dananya kepada perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. yang terdaftar di pasar modal sebanyak 573 emiten. Jumlah tersebut mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Dimana diharapkan adanya pasar modal yang berfungsi secara optimal

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya alternatif pendanaan khususnya kebutuhan jangka panjang suatu. pendanaan perusahaan akan semakin bervariasi.

BAB I PENDAHULUAN. membentuk portofolio sesuai dengan risiko yang bersedia mereka tanggung

BAB I PENDAHULUAN. tentunya kondisi perekonomiannya. Dimana kondisi ekonomi negara tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masa hidup yang singkat, biasanya kurang dari enam bulan. Right issue di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham (stock) merupakan salah satu instrument pasar keuangan yang paling

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian dunia maupun Indonesia ini mulai mengalami

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pasar modal bagi perusahaan bagaikan lumbung dana yang

BAB I PENDAHULUAN. modal, para investor saham mengharapkan return dalam bentuk dividen maupun

BAB I LATAR BELAKANG. Indonesia, tempat perdagangan saham bagi perusahaan yang sudah go public dilakukan di Bursa

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan pasar yang memperdagangkan surat berharga (efek)

BAB I PENDAHULUAN. mengharapkan keuntungan di masa mendatang. Tujuan dari investasi adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. jangka panjang dengan cara menjual saham atau mengeluarkan obligasi. Pasar

BAB I PENDAHULUAN. informasi mengenai corporate action. Corporate action adalah aktivitas emiten

BAB I PENDAHULUAN. operasional perusahaan. Sumber dana yang diperoleh berasal dari sumber dana intern dan

BAB I PENDAHULUAN. pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas asset

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. menjadi n lembar saham, dimana harga per lembar saham baru setelah stock split

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar

BAB I PENDAHULUAN. perusahaannya. Bagi perusahaan yang sudah go public, nilai perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. mendasar dalam pengambilan keputusan bagi para investor di pasar modal. Bagi

BAB I PENDAHULUAN. maupun informasi pribadi (private) (Syaichu dan Puspito, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. mendaftarkan sahamnya di pasar modal atau berstatus ( go public ). Pasar

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan

PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DAN TINGKAT KEMAHALAN HARGA SAHAM TERHADAP PEMECAHAN SAHAM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada dasarnya, setiap perusahaan selalu membutuhkan dana dalam membiayai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian Pasar Modal. diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar

BAB 1 PENDAHULUAN. dan indikator atau karakteristik pasar lainnya (Hastuti dan Lestari, 2005).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dengan demikian, pasar modal juga bisa diartikan sebagi pasar untuk

PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DAN TINGKAT OPTIMAL RANGE TERHADAP KEPUTUSAN PEMECAHAN SAHAM

I. PENDAHULUAN. eksternal. Keputusan pendanaan perusahaan akan berpengaruh terhadap kondisi

BAB I PENDAHULUAN. baik yang diterbitkan oleh pemerintah maupun pihak swasta. (Darmaji dan

ANALISIS PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP LIKUIDITAS SAHAM DAN RETURN SAHAM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal pada hakekatnya adalah pasar yang tidak berbeda jauh

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal telah menjadi instrumen perekonomian yang penting bagi sebuah negara. Selain menjadi alternatif tempat untuk berinvestasi dan pembiayaan, pasar modal juga dapat dijadikan indikator bagi perkembangan perekonomian sebuah negara. Para investor dapat memantau perusahaan perusahaan tempat mereka berinvestasi di pasar modal, mengingat otoritas pasar modal yang telah memberlakukan prinsip transparansi sebagai syarat utama perusahaan perusahaan yang akan listing di pasar modal. Investasi di pasar modal merupakan alternatif yang banyak dilakukan oleh masyarakat. Investasi di pasar modal merupakan investasi langsung dan investasi jangka panjang. Sekuritas yang diperjualbelikan di pasar modal adalah aktiva keuangan yang dapat berupa surat berharga yang berpendapatan tetap dan saham saham. Pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan obligasi untuk menarik penjual dan pembeli. Pasar modal tersebut disebut likuid jika penjual dapat menjual dan membeli surat surat berharga dengan cepat dan dikatakan efisien jika harga surat surat berharga tersebut mencerminkan nilai perusahaan yang kuat. Dalam dunia perdagangan ada banyak aktivitas perdagangan yang dilakukan oleh para investor untuk memperoleh keuntungan. Faktor yang mempengaruhi

2 aktivitas perdagangan saham di pasar modalpun ada berbagai macam, salah satunya adalah informasi yang masuk ke dalam pasar tersebut. Kebutuhan yang paling mendasar bagi para investor dalam proses pengambilan keputusan adalah informasi. Pengambilan keputusan ini berkaitan dengan pemilihan portofolio investasi yang memiliki keuntungan yang tinggi dengan tingkat risiko rendah. Informasi memiliki fungsi untuk mengurangi ketidakpastian yang terjadi, sehingga keputusan yang diambil diharapkan dapat sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Informasi yang beredar di bursa efek atau pasar modal, seperti kondisi keuangan atau kinerja suatu perusahaan akan mempengaruhi harga saham yang ditawarkan pada publik dan berbagai isu lainnya yang secara langsung dapat mempengaruhi profitabilitas perusahaan di masa depan. Harga saham suatu perusahaan pada tingkat tertentu dapat menjadi sangat tinggi, yang dapat diidentifikasi dari tingginya nilai earning per share (EPS). Hal ini dapat disebabkan oleh karena adanya kecenderungan bahwa perusahaan yang bersangkutan memiliki prospek yang baik di masa datang, sehingga saham yang ditawarkan pada publik oleh perusahaan yang bersangkutan memiliki harga yang tinggi. Bagi perusahaan, adanya kenaikan harga saham tersebut dapat dinilai sebagai suatu kondisi yang menguntungkan, namun disisi lain para investor dituntut untuk mengeluarkan tambahan modal yang cukup besar untuk dapat melakukan investasi melalui pembelian saham perusahaan tersebut. Kenaikan harga saham yang terlalu tinggi akan menyebabkan permintaan terhadap pembelian saham tersebut mengalami

3 penurunan dan pada akhirnya dapat menyebabkan harga saham perusahaan tersebut menjadi statis atau tidak fluktuatif lagi. Penurunan permintaan tersebut dapat disebabkan karena tidak semua investor mampu untuk membeli saham dengan harga yang terlalu tinggi, terutama investor perorangan yang memiliki tingkat dana terbatas, yang terjadi kemudian adalah para investor akan berbalik untuk membeli saham - saham perusahaan lain. Upaya yang perlu dilakukan oleh suatu perusahaan untuk menghindari munculnya kondisi tersebut adalah dengan menempatkan kembali harga saham pada jangkauan tertentu, atau dengan kata lain perusahaan harus berusaha menurunkan harga saham pada kisaran harga yang menarik minat investor untuk membeli. Salah satu langkah yang dapat diambil perusahaan agar saham yang dijual dapat menarik minat investor adalah melalui right issue. Tabel 1.1 Perkembangan Perusahaan yang Melakukan Right Issue di BEI pada tahun 2005 2012 BEI Tahun Jumlah Emiten Nilai Emisi (Rp.Triliun) 2005 16 6,23 2006 17 9,98 2007 25 30,15 2008 25 55,46

4 2009 15 15,67 2010 31 48,67 2011 25 39,79 2012 7 13,3 Sumber: Annual Report Bapepam (data diolah kembali) Pada tabel 1, dapat dilihat perkembangan emiten yang melakukan right issue selama 8 tahun terakhir. Pada periode tahun 2005, hanya ada 16 emiten yang melakukan right issue dan tidak terjadi peningkatan yang terlalu signifikan pada periode tahun 2006 yaitu sebanyak 17 emiten. Peningkatan yang pesat terjadi pada periode 2007 yaitu sebanyak 25 emiten, namun tidak meningkat atau menurun di periode tahun 2008. Penurunan emiten justru terjadi di periode tahun 2009 menjadi sebanyak 15 emiten, namun kembali meningkat dengan sangat pesat di periode tahun 2010 menjadi sebanyak 31 emiten dengan nilai emisi mencapai Rp. 48,67 triliun. Pada periode tahun 2011, jumlah emiten kembali turun menjadi sebanyak 25 emiten seperti yang terjadi pada periode tahun 2007 dan 2008. Jumlah emiten yang melakukan right issue ternyata turun sangat jauh pada periode tahun 2012 menjadi sebanyak 7 emiten dengan nilai emisi Rp. 13,3 triliun. Right issue merupakan surat berharga yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk menukarkannya menjadi saham biasa. Penambahan saham baru dalam kebijakan right issue hanya ditawarkan kepada pemegang saham lama dalam

5 jangka waktu tertentu sehingga kebutuhan akan tambahan dana tetap terpenuhi dengan menambah modal sendiri tetapi tidak menimbulkan dilusi kepemilikan bagi pemegang saham lama. Pemilik saham lama juga dapat mempertahankan pengendalian atas perusahaan dan mencegah penurunan nilai. Disamping itu dengan melakukan right issue, kebutuhan perusahaan akan tambahan modal akan terpenuhi dan pemegang saham lama dapat membeli saham yang ditawarkan dengan harga yang lebih rendah dari harga pasar (Budiarto dan Baridwan, 1999 dalam Suryaningsum dan Prasetyo, 2005:48). Right issue dilakukan dengan menawarkan terlebih dahulu sekuritas baru kepada pemegang saham lama untuk membeli saham baru tersebut pada harga tertentu dan pada jangka waktu tertentu. Agar pemegang saham lama berminat untuk membelinya, maka perusahaan akan menawarkan saham baru itu dengan harga yang lebih murah dibandingkan harga pasar. Investor lama memiliki hak untuk lebih dahulu membeli tambahan saham yang diterbitkan agar dapat mempertahankan proporsi kepemilikannya sehingga para pemegang saham bisa mempertahankan kekuasaan pengendalian mereka atas perusahaan. Karena merupakan hak, maka investor tidak terikat untuk harus membeli saham baru yang dikeluarkan oleh perusahaan. Apabila investor tidak mau menggunakan haknya, maka dia dapat menjual right yang dimilikinya (Ghozali dan Solichin, 2003:101). Dalam Ghozali dan Solichin (2003:101), terdapat beberapa alasan perusahaan melakukan right issue, yaitu:

6 1. Right issue dapat mengurangi biaya, karena right issue biasanya tidak menggunakan jasa penjamin (underwriter). 2. Right issue merupakan solusi yang cepat untuk memperoleh dana yang murah dan dengan proses yang mudah dan hampir tanpa resiko 3. Right issue jauh lebih aman dibandingkan dengan jalan lain, baik dengan pinjaman langsung atau dengan penerbitan surat hutang. Dengan right, dana masuk sebagai modal sehingga tidak membebani perusahaan sama sekali. Sedangkan jika dana diperoleh dari pinjaman, maka perusahaan harus menanggung beban bunga 4. Minat emiten untuk melakukan right issue didorong oleh keinginan untuk memanfaatkan situasi pasar modal yang dalam tahun - tahun ini berkembang pesat. 5. Dengan adanya right issue menyebabkan jumlah saham perusahaan yang ada akan bertambah sehingga diharapkan akan meningkatkan frekuensi perdagangan atau yang berarti meningkatkan likuiditas saham. Pendanaan melalui right issue mengakibatkan adanya reaksi pasar ganda berupa berfluktuasinya harga saham. Pertama, setelah pengumuman right issue. Kedua, setelah masa berlaku penawaran ( cum date ) atau pada saat penawaran tidak berlaku lagi ( ex-date ). Hal ini terjadi karena para investor bersifat mengantisipasi informasi yang memberikan indikasi positif atau negative. Dengan adanya reaksi

7 pasar yang berupa berfluktuasinya harga saham menunjukkan bahwa informasi yang terdapat dalam right issue mempunyai nilai bagi investor, dimana perilaku investor terhadap right issue dapat dilihat dari transaksi yang dilakukannya di pasar modal dan tercermin melalui perubahan harga saham (Kurniasari, 2003). Pengumuman right issue secara teoritis akan menyebabkan penurunan harga saham. Hal ini wajar, karena harga pelaksanaan right issue ditentukan sama dengan atau diatas nilai nominal saham dan selalu lebih rendah dari harga pasar. Selain itu penawaran jumlah lembar saham akan meningkat, yang selanjutnya mengakibatkan harga saham turun. Pasar bereaksi secara negatif karena adanya pengumuman penambahan saham baru yang mengindikasikan adanya informasi yang tidak menguntungkan ( bad news ) tentang kondisi laba di masa yang akan datang. Budiarto dan baridwan (1999) menyatakan bahwa harga saham akan direspon secara tidak menguntungkan oleh pasar terhadap adanya informasi pengumuman right issue, karena pasar mengasumsikan manajer akan mendapatkan insentif untuk menerbitkan tambahan saham baru. Adanya kebocoran informasi menyebabkan investor bersifat profit taking dengan menjual harga saham lebih tinggi dari harga beli, sehingga harga saham setelah right issue akan turun. Penelitian ini lebih terfokus kepada pengumuman right issue yang dikeluarkan oleh perusahaan di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode waktu Januari 2010 sampai dengan Desember 2012, terutama pengaruhnya terhadap perubahan

8 harga saham di pasar modal, karena pengumuman right issue merupakan salah satu informasi yang mempunyai kandungan nilai ekonomis bagi pasar. Periode waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah periode peristiwa ( event period ) selama 21 hari, periode peristiwa ini terdiri dari dua bagian, yaitu 10 hari sebelum pengumuman (event day), dan 10 hari setelah pengumuman (event day). Pengumuman right issue yang dilakukan oleh perusahaan merupakan informasi yang dapat mempengaruhi harga sekuritas. Reaksi investor terhadap pengumuman right issue menghasilkan kesimpulan yang berbeda antara satu penelitian dengan yang lainnya. Hal tersebut dapat dilihat dari beragamnya hasil penelitian yang pernah dilakukan. Menurut Halim (2003), dengan adanya right issue, secara teoritis harga saham akan mengalami penurunan, karena umumnya harga right issue lebih rendah dari harga pasar. Penelitian yang dilakukan oleh Yoyok (2009), menyimpulkan harga yang sama dengan teori diatas, bahwa pengumuman right issue cenderung direspon negatif oleh investor, sehingga berakibat terhadap penurunan harga saham emiten yang melakukan right issue. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Jiang Zhu (2004) menyimpulkan bahwa kebijakan right issue di Cina memberikan efek positif terhadap harga sahamnya. Berbeda dengan Kurniawan (2006) yang menyatakan bahwa right issue tidak menyebabkan perbedaan terhadap abnormal return. Beberapa temuan empiris tersebut konsisten dengan model signaling theory, yang mengasumsikan adanya asimetri informasi diantara berbagai partisipan di pasar

9 modal. Model ini menyatakan bahwa pasar akan bereaksi secara negatif karena adanya pengumuman penambahan saham baru yang mengindikasikan adanya informasi yang tidak menguntungkan tentang kondisi laba di masa mendatang, apalagi jika dana right issue digunakan untuk tujuan perluasan investasi. Naik turunnya harga saham saat right issue sangat dipengaruhi oleh rate of return yang diharapkan oleh investor dari penggunaan dana yang terhimpun dalam right issue ini. Bila investor berpengharapan bahwa dana tersebut akan menghasilkan NPV positif, maka harga saham akan naik dan begitu juga sebaliknya. Apabila investasi tersebut memberikan NPV = 0, maka bagi para pemegang saham, kemakmuran mereka akan sama saja. Menurut Kothare (1997), menemukan bukti bahwa likuiditas saham meningkat secara signifikan setelah pengumuman saham baru. Peningkatan volume perdagangan saham tersebut ditemukan mempunyai korelasi dengan perubahan struktur kepemilikan saham, dimana right issue lebih diutamakan untuk tujuan konsentrasi kepemilikan dari pada perluasan kepemilikan. Tetapi Sheehan (1997) menemukan bukti yang berbeda dengan temuan Kothare, yaitu bahwa likuiditas saham perusahaan yang diukur dengan jumlah volume perdagangan saham meningkat dari keadaan yang normal justru sebelum adanya pengumuman. Peningkatan volume perdagangan saham ini disebabkan adanya aktivitas short telling yang dilakukan oleh para spekulator.

10 Dalam penelitian ini yang menjadi masalah adalah apakah terdapat perbedaan antara tingkat keuntungan saham yang diharapkan dengan realisasinya ( abnormal return ) pada saat sebelum dan sesudah pengumuman right issue, serta apakah terdapat perbedaan likuiditas saham pada saat sebelum dan sesudah pengumuman right issue. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui reaksi pasar terhadap pengumuman right issue dengan menganalisis return dan trading volume activity di sekitar tanggal pengumuman. Untuk memberikan bukti empiris apakah publikasi right issue mempengaruhi pengambilan keputusan investor. Untuk mengetahui hal tersebut, maka pengujian ini dilakukan dengan menggunakan metode event study. Metode event study merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikaskan sebagai suatu pengumuman. Event study dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi dari suatu pengumuman dan dapat juga digunakan untuk menguji efisiensi pasar bentuk setengah kuat. Kebanyakan suatu peristiwa mengkaji peristiwa yang berkaitan dengan perusahaan seperti pembagian dividen, stock split, perubahan kepemilikan, perubahan kebijakan pemerintah dan sebagainya. Mengingat peristiwa tersebut merupakan salah satu informasi yang mungkin dibutuhkan oleh investor sebagai dasar untuk membuat keputusan investasi, maka penelitian ini akan menguji apakah pengumuman right issue mempunyai kandungan informasi yang cukup untuk membuat pasar bereaksi terhadap pengumuman tersebut. Reaksi pasar tersebut akan ditunjukkan dengan

11 adanya perubahan harga dari saham perusahaan dan yang melakukan pengumuman right issue. Reaksi ini kemudian akan diukur dengan menggunakan return sebagai nilai perubahan harga dan abnormal return yang merupakan selisih antara actual return dengan expected return (Wijaksono,2007:19). Sedangkan likuiditas saham akan diukur dengan menggunakan volume perdagangan saham. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui reaksi pasar terhadap pengumuman right issue. Reaksi ini kemudian akan diukur dengan melihat abnormal return dan trading volume activity. Berdasarkan uraian dan latar belakang di atas, penulis terdorong untuk melakukan penelitian dengan judul : Analisis Dampak Pengumuman Right Issue yang Diukur Menggunakan Indikator Abnormal Return dan Likuiditas Saham Pada Saat Sebelum dan Sesudah Right Issue Tahun 2010 2012 di BEI 1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah Kebutuhan yang paling mendasar bagi investor dalam mengambil keputusan investasinya adalah informasi. Salah satu informasi yang beredar di lantai bursa adalah informasi mengenai right issue atau HMETD. Right issue merupakan surat berharga yang memberikan hak kepada pemegang saham lama untuk menukarkannya menjadi saham biasa.

12 Teori yang dapat menjelaskan mengenai motivasi investor melakukan right issue serta efek yang ditimbulkan yaitu signaling theory. Signalling theory menyatakan bahwa right issue memberikan sinyal yang positif karena manajer perusahaan akan menginformasikan prospek masa depan yang baik dari perusahaan kepada publik. Right issue yang dilakukan oleh perusahaan akan diinterpretasikan oleh investor sebagai sinyal bahwa manajer memiliki sinyal yang menguntungkan dimana hal tersebut ditunjukkan dengan adanya abnormal return yang positif disekitar pengumuman right. 1.2.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka perumusan masalah yang diteliti dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman right issue? 2. Bagaimana gambaran likuiditas saham sebelum dan sesudah pengumuman right issue? 3. Apakah terdapat perbedaan abnormal return saham sebelum dan sesudah pengumuman right issue? 4. Apakah terdapat perbedaan likuiditas saham sebelum dan sesudah pengumuman right issue?

13 1.3 Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini untuk : 1. Untuk memperoleh gambaran abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman right issue. 2. Untuk memperoleh gambaran likuiditas saham sebelum dan sesudah pengumuman right issue. 3. Untuk mengetahui perbedaan abnormal return saham sebelum dan sesudah pengumuman right issue. 4. Untuk mengetahui perbedaan likuiditas saham sebelum dan sesudah right issue. 1.3.2 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan baik secara teoritis maupun praktis sebagai berikut: a) Kegunaan Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu manajemen, terutama manajemen keuangan yang berkaitan dengan right issue, abnormal return dan likuiditas saham. b) Kegunaan Praktis Dalam aspek praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih bagi emiten untuk dijadikan dasar pertimbangan dalam rencana

14 right issue untuk meningkatkan likuiditas saham. Selain itu dapat digunakan juga dalam proses pengambilan keputusan investasi bagi investor. Dan bagi akademisi, dapat menambah kepustakaan di bidang ilmu pengetahuan.