BAB I PENDAHULUAN. hemoragik di Jawa Tengah adalah 0,03%. Sedangkan untuk stroke non

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. penyakit stroke. Menurut Muttaqin (2008), stroke merupakan penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah mempertahankan integritas kulit. Hal ini dapat tercapai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek utama dalam pemberian asuhan keperawatan adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH POSISI LATERAL INKLIN 30 0 TERHADAP KEJADIAN DEKUBITUS PADA PASIEN STROKE DI BANGSAL ANGGREK I RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Dekubitus merupakan masalah yang dihadapi oleh pasien-pasien dengan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. aktifitas ini berkepanjangan akan mengakibatkan luka. regangan dan gesekan (Potter dan Perry, 2005; Hidayat, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. kulit agar senantiasa terjaga dan utuh adalah salah satu aspek penting di

dan komplikasinya (Kuratif), upaya pengembalian fungsi tubuh

BAB I PENDAHULUAN. Dekubitus adalah kerusakan struktur anatomis dan fungsi kulit normal

BAB I PENDAHULUAN. UU R.I Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, Pasal 62 tentang. peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kecacatan yang lain sebagai akibat gangguan fungsi otak (Muttaqin, 2008).

HUBUNGAN STATUS NUTRISI DENGAN KEJADIAN DEKUBITUS PADA PENDERITA STROKE DI YAYASAN STROKE SARNO KLATEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan masyarakat tentang kesehatan juga mulai berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. iritasi dan akan berkembang menjadi luka tekan atau dekubitus (Sumardino, Dekubitus merupakan masalah yang serius karena dapat

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) merupakan gangguan metabolisme dengan. yang disebabkan oleh berbagai sebab dengan karakteristik adanya

BAB I PENDAHULUAN. Apendiks merupakan organ berbentuk tabung, panjangnya kira-kira 10 cm

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke atau gangguan peredaran darah otak (GPDO) merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Cedera kepala adalah suatu gangguan traumatik dari fungsi otak yang

BAB I PENDAHULUAN. suplai darah kebagian otak (Baughman, C Diane.dkk, 2000). Menurut europen

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PENERAPAN MOBILISASI DINI PADA PASIEN STROKE UNTUK MENGURANGI RESIKO DEKUBITUS DI RUANG DAHLIA RSUD DR.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. stroke masih tinggi. Menurut estimasi World Health Organisation (WHO), pada

BAB I PENDAHULUAN. Asia, khususnya di Indonesia, setiap tahun diperkirakan 500 ribu orang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Distribusi Frekuensi Tanda dan Gejala post operasi pada. Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto 2016 (N = 3)

BAB I PENDAHULUAN. gangguan fungsi otak (Muttaqin, 2008). Menurut data Word Health Organization (WHO, 2010), menyebutkan setiap

INOVASI KEPERAWATAN PENGGUNAAN SKALA BRADEN PADA PASIEN STROKE DI RSUD CENGKARENG

BAB I PENDAHULUAN. pecahnya pembuluh darah atau tersumbat oleh gumpalan. Gangguan asupan darah

BAB I PENDAHULUAN. seseorang menyampaikan dan mendapatkan respon. Terdapat lima kompenen

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang menakutkan karena berpotensi menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Intensif Care Unit berkembang cepat sejak intensif care unit (Intensive Terapy

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas sel tubuh melalui impuls-impuls elektrik. Perjalanan impuls-impuls

BAB I PENDAHULUAN. penyakit dan perawatan orang sakit, cacat dan meninggal dunia. Advokasi,

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan. Bab ini penulis akan membahas tentang tindakan keperawatan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S DENGAN GANGGUAN SISTEM PERSARAFAN: STROKE HEMORAGIK DI ICU RSUI KUSTATI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dan progresif, kadang sampai bertahun-tahun, dengan pasien sering tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Sehat dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang sempurna baik secara

BAB I PENDAHULUAN. fertilitas gaya hidup dan sosial ekonomi masyarakat diduga sebagai hal yang

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan permasalahan yang kompleks, baik dari segi kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. dan kapan saja (Muttaqin, 2008). Corwin (2009) menyatakan dalam Buku Saku

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA PASIEN PASKA STROKE NON HEMORAGIK DEKSTRA STADIUM AKUT

BAB I PENDAHULUAN. tindakan perbaikan kemudian akan diakhiri dengan penutupan dengan cara. penjahitan luka (Sjamsuhidajat & De Jong, 2013).

serangan yang cepat dan penyembuhannya dapat diprediksi (Lazarus,et al., 1994).

BAB I PENDAHULUAN. kadar gula darah, dislipidemia, usia, dan pekerjaan (Dinata, dkk., 2015). Angka

BAB I PENDAHULUAN. sumbatan penyempitan dan pecahnya pembuluh darah. killer, diabetes mellitus, obesitas dan berbagai gangguan aliran darah ke otak.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem saraf manusia mempunyai struktur yang kompleks dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang sangat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sangat strategis yaitu dikelilingi oleh wilayah Kabupaten Magelang dan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organ pengeksresi ginjal bertugas menyaring zat-zat yang sudah tidak

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA PASIEN STROKE HEMORAGE DEXTRA DI RSUD PANDANARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau yang disebut Dengue

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. akibat gangguan fungsional otak fokal maupun global dengan gejala-gejala yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dan keserasian antara perkembangan fisik dan perkembangan mental. Tingkat. lampau, bahkan jauh sebelum masa itu (Budiyanto, 2002).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. karena terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Otak merupakan organ yang sangat vital bagi seluruh aktivitas dan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. demografi, epidemologi dan meningkatnya penyakit degeneratif serta penyakitpenyakit

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. terhentinya suplai darah ke otak karena sumbatan (stroke iskemik) atau

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Stroke merupakan masalah kesehatan yang utama bagi masyarakat modern

BAB I PENDAHULUAN. Negara maju maupun berkembang. Padahal besi merupakan suatu unsur

BAB 1 PENDAHULUAN. Serikat. American Hearth Association tahun 2013 melaporkan sekitar

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. A DENGAN MASALAH UTAMA KARDIOVASKULER : HIPERTENSI KHUSUSNYA NY. S DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GROGOL SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. Dekubitus merupakan masalah serius yang sering terjadi pada pasien yang

BAB I PENDAHULUAN. dari orang per tahun. 1 dari setiap 18 kematian disebabkan oleh stroke. Rata-rata, setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun luka kronis. Sebuah penelitian terbaru di Amerika menunjukkan

BAB 1 PENDAHULUAN. fisik yang dapat menyebabkan terjadinya fraktur. Kebanyakan fraktur

BAB I PENDAHULUAN. Payudara atau kelenjar mammae merupakan pelengkap alat reproduksi wanita dan

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian ibu mulai dari masa kehamilan, persalinan dan nifas. Pada saat ini

BAB I PENDAHULUAN. pada macam pembedahan dan jenis penyakit penyerta.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia hidup pasti bergerak, termasuk ketika sedang melakukan aktivitas kerja

BAB I PENDAHULUAN. perut kuadran kanan bawah (Smeltzer, 2002). Di Indonesia apendisitis merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan World Health Organitation (WHO), di tahun 2008 tercatat

BAB I PENDAHULUAN. kearah perilaku hidup bersih dan sehat dalam tatanan keluarga dan

BAB 1 PENDAHULUAN. setelah pembedahan tergantung pada jenis pembedahan dan jenis. dilupakan, padahal pasien memerlukan penambahan kalori akibat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. otak secara akut dan dapat menimbulkan kematian (World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. (21,8%) diantaranya persalinan dengan Sectio Caesarea (Hutapea, H, 1976).

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Saat ini pembangunan dan perkembangan suatu negara telah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab utama kematian ke-enam di seluruh dunia (Nwanko, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. berdampak terhadap perubahan pola penyakit. Selama beberapa tahun. terakhir ini, masyarakat Indonesia mengalami peningkatan angka

BAB I PENDAHULUAN. pada pasien yang mengalami gangguan mobilitas, seperti pasien stroke, injuri

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak menular. Menurut Depkes RI, 2003 (dalam Tanjung 2012) Pada akhir abad 20

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Lapangan Komprehensif (PBLK), tujuan akhir kegiatan PBLK, manfaat bagi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut definisi World Health Organization (WHO), kematian. negara atau daerah adalah kematian maternal (Prawirohardjo, 1999).

BAB I PENDAHULUAN. ini dituangkan menjadi 4 misi yaitu Meningkatkan derajat kesehatan. tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu dan

BAB I PENDAHULUAN. gangguan aktivitas fungsional pada orang dewasa (irfan, 2012)

2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyebab utama kematian di. Indonesia (Sagita, 2013). Adapun stroke adalah penyakit

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS

BAB I PENDAHULUAN. Sejumlah prilaku seperti mengkonsumsi makanan-makanan siap saji yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dekubitus merupakan luka yang timbul karena tekanan terutama pada bagian tulang-tulang yang menonjol akibat tirah baring yang lama di tempat tidur. Kasus dekubitus dapat terjadi pada semua umur terutama pada lanjut usia dengan frekuensi kejadiannya sama pada pria dan wanita (Siregar,2005). Faktor risiko seseorang terkena dekubitus salah satunya adalah penyakit stroke. Menurut Muttaqin (2008), stroke merupakan penyakit yang paling sering menyebabkan kecacatan terutama kelumpuhan anggota gerak sebagai akibat gangguan fungsi otak. Data dari Depkes RI (2009), insiden stroke di Indonesia sebesar 8,3 per 1000 penduduk. Sedangkan Data dari Dinas Kesehatan pemerintah provinsi Jawa Tengah (2011), Prevalensi stroke hemoragik di Jawa Tengah adalah 0,03%. Sedangkan untuk stroke non hemoragik prevalensinya sebesar 0,09%. Prevalensi kejadian dekubitus pada pasien stroke berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Langhorne dan kawan-kawan tahun 2010 di Inggris adalah dari 265 orang pasien stroke 56 orang (21%) mengalami dekubitus. Menurut Muttaqin (2008) dan Smeltzer&Bare (2005), pada fase akut serangan stroke timbul keluhan kesulitan menelan, nafsu makan menurun, mual, dan muntah. Defisiensi nutrisi, anemia, dan gangguan metabolik pada pasien 1

2 stroke mendukung terjadinya luka dekubitus. Sedangkan menurut Baumgarten (2006), dari hasil penelitian di rumah sakit Amerika ditemukan terdapat hubungan antara kejadian dekubitus dengan status gizi buruk. Dan dari penelitian wiryana (2007), 40% pasien dewasa mengalami malnutrisi saat tiba di rumah sakit dan 2/3 pasien mengalami perburukan status nutrisi selama di rawat. Kecacatan akibat suatu penyakit berpengaruh terhadap lamanya pasien di rawat di rumah sakit dan menurut Bain (2003), kemungkinan timbulnya dekubitus sebesar 67% pada pasien rawat inap jangka pendek, sedangkan kemungkinan munculnya dekubitus pada perawatan jangka panjang yaitu dalam waktu 3 bulan sebesar 92%. Pencegahan merupakan hal yang penting pada pasien beresiko dengan cara memiringkan badan secara teratur, menjaga kulit tetap bersih, dekubitus disebabkan karena ada tekanan pada kulit. Tak lama kemudian akan terlihat pada tempat-tempat yang mendapatkan tekanan, warna-warna kulit yang memutih. Jika penekanan ini berlangsung untuk waktu lama, maka aka nada akibat-akibat yang merugikan bagi aliran darah. Pada penekanan yang berlangsung waktu lama, maka timbul masalah dalam peredaran zat-zat makanan dan zat asam yang harus disalurkan pada bagian-bagian kulit yang mengalami penekanan, jaringan-jaringan yang tak mendapat cukup makan dan

3 zat-zat asam perlahan akan mati, dari sinilah kemudian timbul luka-luka dekubitus (Gisbreng, 2008). Akibatnya dari penekanan pada kulit, tak lama setelah itu akan terjadi perdarahan dari nekrosis pada lapisan jaringan. Selain itu terdapat aliran darah kapiler akibat tekanan eksternal pada kulit. Oleh karena itu pasien harus diubah sesuai dengan tingkat aktivitas, kemampuan persepsi, dan rutinitas sehari-hari dengan dilakukanya alih baring 2 jam dan 4 dan periode diperpanjang pada malam hari memberikan rasa nyaman pada pasien, mempertahankan atau menjaga postur tubuh dengan baik menghindari komplikasi yang mungkin timbul akibat tirah baring seperti luka tekan (dekubitus), maka dengan dilakukanya tindakan alih baring tersebut akan mencegah terjadinya dekubitus (Perry & Potter, 2005). Alih baring diartikan sebagai tinggal ditempat tidur untuk jangka waktu yang lama dan diharuskan untuk beristirahat. Pada pasien stroke dengan gangguan mobilisasi, pasien hanya berbaring saja tampa mampu untuk mengubah posisi karena keterbatasan tersebut. Tindakan pencegahan dekubitus harus dilakukan sedini mungkin dan terus menerus, sebab pada pasien stroke dengan gangguan mobilisasi yang mengalami alih baring di tempat tidur dalam waktu yang cukup lama tanpa mampu untuk merubah posisi akan beresiko tinggi terjadinya dekubitus. Gangguan mobilitas adalah factor yang paling signifikan untuk perkembangan luka tekan atau dekubitus (Gisbreng, 2008).

4 Alih baring dapat mencegah dekubitus pada daerah tulang yang menonjo l yang bertujuan untuk mengurangi penekanan akibat tertahanya pasien pada satu posisi tidur tertentu yang dapat menyebabkan lecet. Alih baring ini adalah pengaturan posisi yang diberikan untuk mengurangi tekanan dan gaya gesek pada kulit, menjaga bagian kepala tempat tidur setinggi 30 atau kurang akan menurunkan peluang terjadi dekubitus akibat gaya gesek, alih posisi/atau alih baring/tidur selang seling (Perry & Potter, 2005). Hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 2 juni 2016 di RSPAD Gatot Subroto di Ruang Perawatan Umum Lantai 3. Hasil wawancara yang dilakukan dengan perawat dan kepala ruangan didapatkan prevalensi kejadian stroke menjadi urutan ke tiga dari Cronik Kidney Disease (CKD) dan Diabetes melitus (DM) dan hasil observasi yang di dapat dari buku registrasi pasien baru Lantai 3 PU didapatkan data pada lima bulan terakhir jumlah pasien yang dirawat dari bulan januari sampai dengan bulan Mei sebanya 567 orang, dimana jumlah pasien dengan diagnosa stroke yang dirawat sebanyak 41 orang, pasien dengan CKD sebanyak 90 orang dan dengan DM sebanyak 32 orang. Hasil observasi peneliti selama satu hari didapat bahwa ada 4 orang dari 15 pasien yang sedang dirawat mengalami gangguann mobilisasi dan dari ke empat orang pasien tersebut 3 orang mengalami dekubitus dan 1 orang lagi resiko terjadinya dekubitus yang ditandai dengan kemerahan pada area tertekan terutama pada area sakrum dan dari observasi yang di dapat juga tampak kurang optimalnya asuhan keperawatan dalam pemenuhan mobilisasi pada pasien dengan gangguan mobilisasi dalam pencegahan dekubitus.

5 Mobilisasi dini yang seharusnya dilakukan pada klien imobilisasi untuk menghindari dekubitus yaitu miring kiri dan kanan selang waktu 2-3 jam sekali, tetapi pada kenyataannya di ruang rawat inap ada yang melakukan mobilisasi dini dalam selang waktu lebih dari 4 jam dan pada akhirnya terjadi gangguan pada pasien diantaranya dekubitus (Morison, 2004) B. Tujuan Penulisan Tujuan yang diharapkan dalam penulisan laporan kasus ini adalah: 1. Tujuan Umum Tujuan Studi kasusini adalah mengidentifikasi Asuhan keperawatan mobilisasi dalam pencegah dekubitus pada pasien dengan gangguan mobilisasi. 2. Tujuan Khusus Adapun tujuan khusus dari studi kasus ini adalah sebagai berikut: a. Memahami karakteristik pasien gangguan mobilisasi yang dirawat di Ruang PU Lantai 3 RS Kepresidenan RS Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto Jakarta. b. Melakukan pengkajian keperawatan pasien dengan gangguan mobilisasi yang di rawat Ruang PU Lantai 3 RS Kepresidenan RS Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto Jakarta. c. Merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien dengan gangguan mobilisasi yang di rawat di Ruang PU Lantai 3 RS Kepresidenan RS Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto Jakarta.

6 d. Menyusun intervensi pada pasien dengan gangguan mobilisasi yang di rawat di Ruang PU Lantai 3 RS Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto Jakarta. e. Melakukan implementasi pada pasien dengan gangguan mobilisasi yang di rawat di Ruang PU Lantai 3 RS Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto Jakarta. f. Melakukan evaluasi pada pasien dengan gangguan mobilisasi yang di rawat di Ruang PU Lantai 3 RS Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto Jakarta. C. Manfaat Penulisan 1. Manfaat pelayanan a. Manajemen Bahan masukan untuk memberikan pelayanan asuhan keperawatan kepada klien gangguanmobilisasi dalam pencegahan dekubitus yang dirawat di Lantai 3 PU RS Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad Jakarta. b. Perawat Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien-klien gangguan mobilisasi sehingga besar harapan untuk membaik.

7 c. Klien Menerima asuhan perkembangan secara optimal sehingga dapat menurunkan terjadinya dekubitus pada klien. 2. Manfaat keilmuan a. Pengembangan Keperawatan Laporan kasus ini diharapkan mampu memberikan gambaran asuhan keperawatan secara komprehensif terhadap klien dengan gangguan mobilisasi. b. Peneliti lain Dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya dalam mengembangkan penelitian lebih lanjut khususnya bagi keperawatan klien dengan gangguan mobilisasi. D. Waktu Penelitian Pelaksanaan asuhan keperawatan dilakukan selama 3 minggu yaitu pada tanggal 01 Juni -01 Juli 2016 di lantai 3 PU RS Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad Jakarta.