BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PEMBAHASAN, PERHITUNGAN DAN ANALISA

BAB III PROSES PERANCANGAN DAN GAMBAR

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

BAB IV PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN. panjang 750x lebar 750x tinggi 800 mm. mempermudah proses perbaikan mesin.

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

BAB III PERANCANGAN. = 280 mm = 50,8 mm. = 100 mm mm. = 400 gram gram

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB IV PERHITUNGAN PERANCANGAN

Gambar 3.1. Diagram Alir Perancangan Mesin Pengupas Kulit Kentang

Perancangan Belt Conveyor Pengangkut Bubuk Detergent Dengan Kapasitas 25 Ton/Jam BAB III PERHITUNGAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA CONVEYOR

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

SAMBUNGAN ULIR. Dimana : σ = Tegangan tarik yang terjadi (N/mm 2 ) σa = Tegangan tarik ijin (N/mm 2 ) τa = Tegangan geser ijin (N/mm 2 ) W = Beban (N)

BAB II LANDASAN TEORI. khususnya permesinan pengolahan makanan ringan seperti mesin pengiris ubi sangat

BAB IV PERHITUNGAN RANCANGAN

IV. ANALISIS TEKNIK. Pd n. Besarnya tegangan geser yang diijinkan (τ a ) dapat dihitung dengan persamaan :

PERENCANAAN MESIN PENGIRIS PISANG DENGAN PISAU (SLICER) VERTIKAL KAPASITAS 120 KG/JAM

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PERANCANGAN Perencanaan Kapasitas Penghancuran. Diameter Gerinda (D3) Diameter Puli Motor (D1) Tebal Permukaan (t)

BAB 4 HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KHUSUS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PERHITUNGAN DAN PERANCANGAN ALAT. Data motor yang digunakan pada mesin pelipat kertas adalah:

PERANCANGAN MESIN PENGUPAS KULIT KENTANG KAPASITAS 3 KG/PROSES

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

BAB III ANALISA PERHITUNGAN

POROS dengan BEBAN PUNTIR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN. penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian ini adalah :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

BAB IV PERHITUNGAN DAN HASIL PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA & PERHITUNGAN ALAT

Rancang Bangun Sistem Chassis Kendaraan Pengais Garam

RANCANG BANGUN MESIN PENGHANCUR BONGGOL JAGUNG UNTUK CAMPURAN PAKAN TERNAK SAPI KAPASITAS PRODUKSI 30 kg/jam

ANALISIS RANCANGAN. penggetar. kopling. blade. motor listrik. beam

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAGIAN BAGIAN CONVEYOR

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perancangan yaitu tahap identifikasi kebutuhan, perumusan masalah, sintetis, analisis,

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN TRANSMISI PADA MESIN PERAJANG TEMBAKAU DENGAN PENGGERAK KONVEYOR

Kopling tetap adalah suatu elemen mesin yang berfungsi sebagai penerus putaran dan daya dari poros penggerak ke poros yang digerakkan secara pasti

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi

hingga akhirnya didapat putaran yang diingikan yaitu 20 rpm.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor

BAB II LANDASAN TIORI

RANCANG BANGUN MESIN PRESS SERBUK KAYU (RANGKA)

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

PEMANFAATAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA MESIN BALANCING RODA MOBIL

BAB III PERENCAAN DAN GAMBAR

BAB II LANDASAN TEORI

11 Firlya Rosa, dkk;perhitungan Diameter Minimum Dan Maksimum Poros Mobil Listrik Tarsius X3 Berdasarkan Analisa Tegangan Geser Dan Faktor Keamanan

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer

Mulai. Studi Literatur. Gambar Sketsa. Perhitungan. Gambar 2D dan 3D. Pembelian Komponen Dan Peralatan. Proses Pembuatan.

BAB II DASAR TEORI. 1. Roda Gigi Dengan Poros Sejajar.

BAB II LANDASAN TEORI

Lampiran 1 Analisis aliran massa serasah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB II LADASAN TEORI

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

PERENCANAAN MESIN BENDING HEAT EXCHANGER VERTICAL PIPA TEMBAGA 3/8 IN

PERANCANGAN CAKE BREAKER SCREW CONVEYOR PADA PENGOLAHAN KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS PABRIK 60 TON TBS PER JAM

A. Dasar-dasar Pemilihan Bahan

Kentang yang seragam dikupas dan dicuci. Ditimbang kentang sebanyak 1 kg. Alat pemotong kentang bentuk french fries dinyalakan

BAB IV DESIGN DAN ANALISA

PERENCANAAN KONTRUKSI MESIN PENGGILING DENGAN SISTEM RODA GIGI

Perancangandanpembuatan Crane KapalIkanUntukDaerah BrondongKab. lamongan

RANCANG BANGUN MESIN COPY CAMSHAFT (SISTEM RANGKA)

RANCANG SECARA. Diajukan. Program. Oleh M.

TRANSMISI RANTAI ROL 12/15/2011

TRANSMISI RANTAI ROL

ANALISA DONGKRAK ULIR DENGAN BEBAN 4000 KG

IV. PENDEKATAN DESAIN A. KRITERIA DESAIN B. DESAIN FUNGSIONAL

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. Berikut adalah data data awal dari Upper Hinge Pass yang menjadi dasar dalam

PERANCANGAN KONSTRUKSI PADA SEGWAY

BAB IV PERHITUNGAN DESAIN

Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m)

RANCANG BANGUN MESIN PEMISAH KULIT ARI JAGUNG. ANDRI YONO ;

TUGAS AKHIR PERANCANGAN MESIN PENGANGKUT PRODUK BERTENAGA LISTRIK (ELECTRIC LOW LOADER) PT. BAKRIE BUILDING INDUSTRIES

PERANCANGAN MESIN PENGADUK BAHAN DASAR ROTI KAPASITAS 43 KG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA KEGAGALAN POROS DENGAN PENDEKATAN METODE ELEMEN HINGGA

TUJUAN PEMBELAJARAN. 3. Setelah melalui penjelasan dan diskusi. mahasiswa dapat mendefinisikan pasak dengan benar

BAB IV ANALISA DESAIN MEKANIK CRUISE CONTROL

Bab 4 Perancangan Perangkat Gerak Otomatis

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

PERANCANGAN DAN ANALISIS PEMBEBANAN GERGAJI RADIAL 4 ARAH

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Dari konsep yang telah dikembangkan, kemudian dilakukan perhitungan pada komponen komponen yang dianggap kritis sebagai berikut: Tiang penahan beban maksimum 100Kg, sambungan baut pengikat tiang, sambungan pengelasan, roller conveyor, transmisi puli dan belt, dan daya motor listrik yang diperlukan. 4.1 Perhitungan 4.1.1 Perhitungan tiang penahan beban Sesuai dengan fungsinya yaitu unutuk menahan beban pasien maksimum 100 Kg, maka beban yang terjadi pada tiang dapat digambarkan seperti dibawah ini. W=1000N Y Dimensi tiang: B=75 mm, b=70.4 mm, Y=37.5 mm 53

53

P = 1000 N 54 x x F1 700mm + - ΣF = 0, ΣFx = 0 ΣFy = 0 -P + F1 = 0 F1 = P F1 = 1000 N Shear Diagram X - X B Momen bengkok yang terjadi pada lengan x-x besarnya dapat dihitung sebagai berikut : Mb = P x L Mb = 1000 N x 700 mm Mb = 700000 Nmm Momen Diagram B X - X

55 Bahan tiang dipilih menggunakan besi pipa persegi (square tube) dengan bahan ST37, nilai σu maksimum = 370 N/mm 2 Safety factor diambil 5 (untuk beban dinamis 2-4 atau lebih) dan bearat tiang diabaikan karena pengambilan safety factor yang besar untuk keamanan ekstra dan pembebanan terjadi cukup besar. Maka berat tiang dapat diabaikan karena perubahan yang terjadi tidak terlalu signifikan, maka tegangan tarik ijinnya adalah sebagai berikut: σt = 370 5 = 74 N/mm² Momen Inersia pada penampang x-x pipa persegi yang terjadi dapat dihitung sebagai berikut: Ix Ix = Ix Ix = b⁴ 12 h⁴ 12 (75 mm )⁴ 12 (70.4 mm )⁴ 12 = 31640625 mm 4 24563521.9456mm ⁴ 12 = 7077103.0544 mm ⁴ 12 Ix = 589758.5878 mm 4 Dengan diketahui momen bengkok maksimum dan momen inersia pada penampang x-x pipa persegi, maka tegangan bengkok dapat ditentukan sebagai berikut : σb σb σb = Mb Wb = = σb = σb Mb. Y Ix Syarat Kuat : σb σt 700000 Nmm. 37,5 mm 589758.5878 mm ⁴ 26250000 Nmm ² 589758.5878 mm ⁴ = 44.5097 N/mm² 44.5097 N/mm² 74N/mm² (Konstruksi Kuat)

56 4.1.2 Perhitungan baut pengikat tiang Tiang penahan beban akan dilas dengan plat dudukan agar dapat dilakukan pembongkaran. Pengikatnya menggunakan empat baut, dua baut berjarak 155mm dan dua baut lainnya berjarak 25m, jadi untuk harga F1 akan dibagi dua sehingga dapat mengetahui gaya yang terjadi pada setiap bautnya. Untuk menentukan ukuran baut yang akan digunakan maka perhitungan baut yang diperlukan dengan beban eksentrik sejajar sumbu baut. Plat dudukan ketebalannya 10mm. Wo = 1000 N, L = 700 mm L 1 = 100 mm L 2 = 25 mm Fc = 1,2 σu = 370 N/mm 2 Sf = 4 σa = σu Sf τa = 0,5 σa = 370 N/mm ² 4 = 0,5. 92,5 N/mm 2 = 46,25 N/mm 2 n = 4 baut Ws Ws = Ws = W n = Wo. Fc n 1000 N. 1,2 4 = 300 N L1 = L3, L2 = L4 = 92,5 N/mm² Menghitung beban pada setiap baut untuk jarak Ln Wtn C = C = = C. Ln W. L L1²+ L2²+ L3²+L4² 1200 N. 700 mm 100 mm 2 +(25 mm )²+ 100 mm ²+(25 mm )² Wo = 1000 N

57 C C = 840000 Nmm 21250 mm ² = 39.52 N/mm Wt 1 = C. L 1 Wt 1 Wt 1 = 39.52 N/mm. 100 mm = 3952 N (max) Wt 2 = C. L 2 Wt 2 Wt 2 = 39.52 N/mm. 25 mm = 988 N/mm Menghitung beban tarik ekivalen Wte = 1 (Wt max) + 2 Wt max2 + 4Ws 2 ) Wte = 1 (3952 N + 2 3952 N 2 + 4(300 N)² ) Wte = 1 (3952 N + 2 15618304 N2 + 360000 N² ) Wte = 1 2 Wte = 1 2 Wte = 1 2 (3952 N + 15978304 N² ) (3952 N + 3997, 287 N) (7949,287 N) Wte = 3974, 643 N Menghitung beban geser ekivalen Wse = 1 ( Wt 2 max2 + 4Ws 2 ) Wse = 1 ( 3952 N 2 + 4(300 N)² ) 2 Wse = 1 ( 15618304 N² + 360000 N² ) 2 Wse = 1 2 Wse = 1 2 ( 15978304 N² ) (3997, 287 N) Wse = 1998, 6435N

58 Menghitung diameter baut karena beban tarik d 1 4.Wte π. σa d 1 4. 3974,643 N π. 92,5 N/mm ² d 1 15898,572 N 290.5973 N/mm ² d 1 d 1 54,7099 mm² 7,396 mm Menghitung diameter baut karena beban geser d 1 4.Wse π.τa d 1 4. 1998,6435 N π. 46,25 N/mm ² d 1 7994,574 N 145.2986 N/mm ² d 1 d 1 55,0216 mm² 7, 417 mm Berdasarkan tabel 4 ukuran standar ulir kasar (JIS B0205), baut yang dipilih adalah baut M10 dengan pertimbangan lebih aman dengan spesifikasi sebagai berikut : d 1 = 8,376 mm D P = 10 mm = 1,5 mm

59 Dilakukan perhitungan pengecekan tegangan geser yang yang terjadi pada baut agar baut kuat menahan beban yang terjadi : τb = τb = τb = τb = τb W π. d1. k. p. z W π. d1. k. H 1200 N π. 8,376 mm. 0,84. 10 mm 1200 N 221.0374 mm ² = 5.4289 N/mm² Dilakukan perhitungan pengecekan tegangan geser yang yang terjadi pada mura gar baut kuat menahan beban yang terjadi: τm = τm = τm = τm = τm W π. d1. j. p. z W π. d1. j. H 1200 N π. 8,376 mm. 0,75. 10 mm 1200 N 197.3548 mm ² = 6.0804 N/mm² Tegangan geser yang terjadi pada baut dan mur harus lebih kecil dari tegangan geser yang diijinkan. τb,τm < τa 5.4289N/mm², 6.0804 N/mm 2 < 46.25 N/mm 2 Maka baut dan mur dengan bahan ST37 dinyatakan aman

60 4.1.3 Perhitungan kekuatan las Perhitungan sambungan las agar sambungan las tersebut tidak patah saat terjadi pembebanan. Dengan filler metal σy = 350 Mpa, dengan kaki las 3 mm, dan safety factor 3 (dari kisaran 3-6). L = panjang welding = 70 mm (Pipa persegi 75x75mm), h = kaki las = 3 mm Tegangan geser yang diijinkan τa = σy Sf τa = 350 3 τa = 116,67 N/mm 2 A = Luasan Welding = L x troat troat = 0,707 x kaki las troat = 0,707 x 3 mm troat= 2,121 mm A = L x troat A = 70 mm x 2,121 mm A = 148.47 mm 2 Gaya max yang dapat diterima F = τa. A F = 116,67 N/mm 2. 148.47 mm² F = 17321.9949 N Tegangan geser yang terjadi F (beban total 100 kg = 1000 N) τ = A τ = 1000 N 148.47 mm 2 τ = 6.7353 N/mm 2 Pengecekan: τ τa 6.7353 N/mm 2 116,67N/mm 2 (Sambungan las dinyatakan aman)

61 4.1.4 Perhitungan daya motor Sistem penggerak menggunakan motor listrik, daya motor dihitung menggunakan persamaan P F f = F f x V = N x μ F f = 1000 N x 0.6 F f = 600 N (maks) Mencari daya motor unutuk menggerakkan belt konveyor. Belt bergerak dengan kecepatan 5 km/jam, diambil dari rata-rata manusia bila berjalan kaki biasa. (Marojahan Tampubolon, 2011) P = F f x V P = 600 N x 5 km/jam P = 600 N x 1,3888 m/s P = 833.28 Nm/s P = 833.28 Watt Daya motor yang diperlukan untuk menggerakan konveyor, dari motor menggerakan transmisi v-belt yang efisiensi mekanisnya 95% dan efisiensi motor 80%. P Pd = ηm Pd = 833.28 Watt ηm Pd = 833.28 Watt 95%. 80% Pd = 1096.4210 Watt Pd = 1.096421 KW Dari perhitungan daya motor, dipilih motor dengan daya 1 KW dan putaran 1450 rpm

62 4.1.5 Perhitungan Poros Perhitungan torsi poros dilakukan agar poros mampu memindahkan daya motor tanpa terjadi perubahan bentuk terhadap porosnya sendiri. Dan lebih lanjutnya untuk menghitung diameter poros yang diperlukan. P : Daya yang ditransmisikan = 1000 W n : Putaran motor = 1450 rpm Fc : Faktor Koreksi = 1,2 Menghitung daya rencana Pd = P. Fc Pd = 1000 W. 1,2 Pd = 1200 W Menghitung torsi T = Pd W T = T = T = T Pd 2πn 60 1200 W 2. π. 1450 60 1000 72000 W. 1000 2. π. 1450 = 7902,8661 Nmm Menghitung beban lentur F = 1000 N C RA RB + -

63 ΣMA = 0 F. 300 - RB. 600 = 0 1000 N. 300 - RB. 600 = 0 RB RB = 300000 N 600 = 500 N ΣFy = 0 F = RA + RB 1000 N = RA + 500 N RA = 1000 N 500 N RA = 500 N Momen di titik C MC = RA. 300 mm MC = 500 N. 300 mm MC = 150000 N mm Shear Diagram C A Momen Diagram B C A B

64 Tegangan geser yang diijinkan τa = σu Sf1. Sf2 τa = 370 N/mm ² 6. 2 τa = τa 370 N/mm ² 6. 2 = 30,8333 N/mm² Perhitungan diameter poros pejal menggunakan factor koreksi momen puntir (Kt = 2) dan koreksi momen lentur (Km = 2) ds [ 5,1 τa Km. M 2 + Kt. T 2 ] 1 3 ds [ ds [ 5,1 30,8333 N/mm ² 5,1 30,8333 N/mm ² 2.150000 Nmm 2 + 2. 7902,8661 Nmm 2 ] 1 3 300000 Nmm 2 + 15805.7222 Nmm 2 ] 1 3 ds [ 5,1 30,8333 N m m 2 15805,7222 Nmm 2 ] 1 3 ds 13,7759 mm Poros yang digunakan lebih besar dari 13,7759 mm. Poros yang digunakan berdiameter 20mm agar lebih aman 4.1.6 Perhitungan Transmisi Daya yang akan ditransmisikan P : 1 Kw Putaran poros motor penggerak n1 : 1450 Rpm Putaran poros mesin/alat n2 : 700 Rpm Jarak antar sumbu poros c : 300 mm Perbandingan putaran (i) i i = n1 n2 = 1450 Rpm 700 Rpm i = 2.0714

65 Daya rencana Pd = P. fc Pd = 1 Kw. 1,2 Pd = 1,2 Kw Rpm max 1450 rpm Pd 1,2 Kw Dari diagram pemilihan sabuk, sabuk yang dipilih adalah type A. Dari tabel diameter minimum puli yang diizinkan dan dianjurkan (mm), dipilih diameter d p = 95 mm

66 Menghitung d in d in = d p 2K o d in = 95 mm 2. 8 d in = 79 mm Menghitung d out d out = d p + 2K d out = 95 mm + 2. 4,5 d out = 108 mm Menghitung D p d p. n 1 = D p. n 2 95 mm. 1450 = D p. 700 D p = D p 95 mm.1450 700 = 196.78 mm Menghitung D in D in = D p 2K o D in = 196.78 mm 2. 8 D in = 180.78 mm Menghitung D out D out = D p + 2K D out = 196.78 mm + 2. 4,5 D out = 205.78 mm Menghitung Kecepatan Belt V = V = π. dp. n1 60 s π. 95 mm. 1450 60 s V = 7212.5731 mm/s V = 7.212 mm/s

67 Pengecekan C (jarak sumbu poros) terhadap diameter puli C C C = = dout +Dout 2 108 mm +205,78 mm 2 = 156.89 mm Menghitung kapasitas daya yang ditransmisikan untuk satu sabuk tunggal, Po(kW) 1450 rpm RPM Merk merah (Kw) Harga tambahan karena perbandingan putaran (Kw) 1400 1,54 0,18 1450?? 1600 1,71 0,20 Menggunakan rumus interpolasi Merk merah (1450 rpm) = 1,54 + 1450 1400 1600 1400 Merk merah (1450 rpm) = 1,54 + 0,25. (0,17) Merk merah (1450 rpm) Perb. putaran (1450 rpm) = 1.5825 Kw = 0,18 + 1450 1400 1600 1400 Perb. putaran (1450 rpm) = 0,18 + 0,25. (0,02) Perb. putaran (1450 rpm) P o P o = 1.5825 Kw + 0.185 Kw = 1.7675 Kw = 0.185 Kw. (1,71 1,54 ). (0,20 0,18 )

68 Menghitung sudut kontak θ θ = 180 Dp dp C = 180. 57 196.78 mm 95 mm 300 mm θ = 180 19.3382. 57 θ = 160.6618 Menghitung jumlah V-belt N = N = N Pd Po. Ko 1,2 Kw 1,7675 Kw. 0,96 = 0.70721 1 unit Menghitung panjang V-belt L = 2. C + π 2 L = 2. 300 mm + π 2 95 mm)² Dp + dp + 1 4C (Dp dp)² 196.78 mm + 95 mm + 1 4. 300 mm (196.78 mm L = 600 mm + 458.3269 mm + 8.6326 mm L = 1066.9595 mm

69 Hasil perencanaan belt V-belt menggunakan type A No. 42 (inch) dp = 95 mm Dp = 196,78 mm N = 1 unit

70 4.2 Perancangan Detail Alat Fisioterapi Treadmill 1 2 3 4 5 6 10 9 Gambar 22. Hasil Perancangan Akhir Keterangan gambar : 1. Tiang penahan beban 2. Safety hardness 3. Pasien 4. Rangka atas (pegangan pasien) 5. Dek 6. Bearing unit 7. Belt Konveyor 8. Roller 9. Transmisi dan penggerak (Puli, belt dan motor) 8 7

71 10. Rangka bawah Perancangan detail alat fisioterapi treadmill disajikan dalam lampiran gambar teknik. Dimulai dari part yang standar dan part yang akan dibuat. Part standar antara lain : Walking belt, dek, motor listrik, baut dan mur, puli, belt, bearing dan safety hardness Part yang akan dibuat antara lain : Tiang penahan beban, rangka bawah, rangka atas, roller konveyor Prinsip kerja alat ini menggunakan ban berjalan (conveyor), pasien berjalan diatas conveyor dengan dipasangkan alat kemanan (body hardness) untuk menahan beban pasien, dan alat pegangan untuk menjaga keseimbangan pasien ketika berjalan. Sebelum memulai proses pastikan kondisi alat siap untuk proses, (mulai dari motor, belt, tiang penahan) untuk keselamatan pasien. Latihan berjalan pasien wajib dibimbing seorang fisioterapis. 4.3 Kontrol kelistrikan proses alat fisio treadmill Kontrol merupakan bagian yang penting dari alat fisio treadmill. Kontrol dan kelistrikan dari alat ini merupakan control yang sederhana meliputi inverter sebagai pengatur frekuensi motor, emergency stop merupakan penghubung dan pemutus arus dari sumber, dan switch button merupakan penghubung arus dari inverter ke motor. Berikut wiring kelistrikan alat fisio treadmill

72 4.4 Analisis hasil rancangan Analisis tegangan yang terjadi pada tiang penahan ketika diberikan beban 1000N, berupa simulasi menggunakan software Catia V5R19. Material menggunakan baja ST 37 (mild steel), yang banyak digunakan di pasaran. Tabel 4. Properti Baja ST37 (Sumber : Jurnal Teknik Mesin S-1. 3(1) : 23 29) Analisa menggunakan pendekatan Von Mises dengan membandingkan Nilai tegangan maksimum yang terjadi dengan kekuatan luluh material. Dimana : σ e maksimum S y N (34) σ e N : Tegangan yang terjadi awal kerusakan/kegagalan : Faktor keamanan Agar material tidak terjadi kegagalan maka tegangan equivalent (tegangan Von-Mises) yang terjadi tidak boleh melebihi dari ( Sy / N ), jika tegangan equivalent atau tegangan Von Mises masih di bawah tegangan yang diijinkan, dengan kata lain rangka aman untuk digunakan. Analisa yang dilakukan sebagai berikut :

73 Beban 1000 N Tegangan Maksimum 49216040 N/m 2 Tegangan Minimum 4921604 N/m 2 Gambar 21. Gambar Analisa Tiang penahan Beban (Pendekatan Von Mises) Dari hasil analisa tegangan menggunakan software software Catia V5R19, didapatkan tegangan minimum yang terjadi pada tiang penahan adalah 4921604 N/m 2 dan tegangan maksimum yang terjadi adalah 49216040 N/m 2, Kekuatan luluh material adalah 220594000 N/m 2, Dimana : σ e maksimum S y N 49216040 N/m² 220594000 N/m². 4 49216040 N/m² 55148500 N/m 2 Hasil analisis tegangan tiang penahan dinyatakan aman (rancangan aman)