BAB 3 MODEL ELEMEN HINGGA

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN

BAB II TEORI DASAR. Gambar 2.1 Tipikal struktur mekanika (a) struktur batang (b) struktur bertingkat [2]

BAB 2 KAJI LITERATUR. 2.1 Crashworthiness

KEMAMPUAN PENYERAPAN ENERGI CRASH BOX MULTI SEGMEN MENGGUNAKAN SIMULASI KOMPUTER

METODE PENELITIAN. Model tabung gas LPG dibuat berdasarkan tabung gas LPG yang digunakan oleh

METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN A. Tabel A-1 Angka Praktis Plat Datar

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Bab III Metodologi Penelitian

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR PERNYATAAN ABSTRACT DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI BAB I.

ANALISIS PENYERAPAN ENERGI DAN POLA DEFORMASI CRASH BOX DENGAN VARIASI SUDUT TIRUS DINDING CRASH BOX PADA UJI SIMULASI TABRAKAN ARAH FRONTAL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

PEMODELAN NUMERIK METODE ELEMEN HINGGA NONLINIER STRUKTUR BALOK TINGGI BETON BERTULANG ABSTRAK

Jurnal Teknika Atw 1

Gambar 2.1 Rangka dengan Dinding Pengisi

BAB IV PEMODELAN ELEMEN HINGGA

III. METODELOGI. satunya adalah menggunakan metode elemen hingga (Finite Elemen Methods,

ANALISIS CANTILEVER BEAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SOLUSI NUMERIK TUGAS KULIAH

BAB III METODE KAJIAN

BAB IV SIFAT MEKANIK LOGAM

PERANCANCANGAN STRUKTUR BALOK TINGGI DENGAN METODE STRUT AND TIE

Bab 5 Puntiran. Gambar 5.1. Contoh batang yang mengalami puntiran

BAB I PENDAHULUAN. tipis dan mengalami tegangan tekan akan mengalami masalah. instabiltas tekuk atau buckling. Buckling merupakan suatu proses

Pembebanan Batang Secara Aksial. Bahan Ajar Mekanika Bahan Mulyati, MT

Bab V : Analisis 32 BAB V ANALISIS

Bab II STUDI PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. denganredesain parking bumper bahan komposit polymeric foam diperkuat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR ANALISIS BUCKLING TERHADAP TABUNG PLAT TIPIS MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

TUGAS AKHIR MODELING PROSES DEEP DRAWING DENGAN PERANGKAT LUNAK BERBASIS METODE ELEMEN HINGGA

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III PEMODELAN RESPONS BENTURAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS METODE ELEMEN HINGGA DAN EKSPERIMENTAL PERHITUNGAN KURVA BEBAN-LENDUTAN BALOK BAJA ABSTRAK

ANALISIS SIMULASI ELEMEN HINGGA KEKUATAN CRANE HOOK MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK BERBASIS SUMBER TERBUKA

PENGEMBANGAN PENGHALUSAN JARING ELEMEN SEGITIGA REGANGAN KONSTAN SECARA ADAPTIF

BAB I PENDAHULUAN. terbuat dari beton, baja atau keduanya tidak lepas dari elemenelemen. pelat, kolom maupun balok kolom. Masing-masing elemen

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS & PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

STUDI ANALISIS PEMODELAN BENDA UJI BALOK BETON UNTUK MENENTUKAN KUAT LENTUR DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE KOMPUTER

Perhitungan Struktur Bab IV

SIMULASI PROSES DEEP DRAWING STAINLESS STEEL DENGAN SOFTWARE ABAQUS

TUGAS AKHIR. Analisa Tegangan dan Defleksi Pada Plat Dudukan Pemindah Transmisi Tipe Floor Shift Dengan Rib Atau Tanpa Rib. Yohanes, ST.

B. Peralatan penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA TUBRUKAN PADA LAMBUNG KAPAL SELF PROPELLED OIL BARGE (SPOB) 5000 DWT DENGAN JETTY MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

Kuliah ke-2. UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI FAKULTAS TEKNIK Jalan Sudirman No. 629 Palembang Telp: , Fax:

BAB 4 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Mekanika Bahan TEGANGAN DAN REGANGAN

Oleh : MUHAMMAD AMITABH PATTISIA ( )

IMPLEMENTASI ELEMEN TETRAHEDRON LINEAR DAN KUADRATIK UNTUK ANALISIS TEGANGAN TIGA DIMENSI DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM MATLAB DAN GID

BAB 4 PENGUJIAN LABORATORIUM

BAB IV EVALUASI KINERJA DINDING GESER

BAB IV PERMODELAN STRUKTUR

Hukum Hooke. Diktat Kuliah 4 Mekanika Bahan. Ir. Elisabeth Yuniarti, MT

BAB I PENDAHULUAN. Ekstrusi merupakan salah satu proses yang banyak digunakan dalam

PENGARUH SIFAT PLASTISITAS BAHAN TERHADAP KUALITAS PRODUK PROSES DEEP DRAWING

l l Bab 2 Sifat Bahan, Batang yang Menerima Beban Axial

Session 2 tegangan & regangan pada beban aksial. Mekanika Teknik III

A. Penelitian Lapangan

BebanAksial(lanjutan)

Analisis Numerik Bilah Kipas Mesin Turbofan TAY Menggunakan Metode Elemen Hingga

STUDI DAKTILITAS DAN KUAT LENTUR BALOK BETON RINGAN DAN BETON MUTU TINGGI BERTULANG

BAB I PENDAHULUAN. pesat yaitu selain awet dan kuat, berat yang lebih ringan Specific Strength yang

BAB III PEMODELAN DAN HASIL PEMODELAN

ANALISIS KAPASITAS TEKAN PROFIL-C BAJA CANAI DINGIN MENGGUNAKAN SNI 7971:2013 DAN AISI 2002

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemodelan Benda Uji pada Program AutoCAD 1. Hasil Dimensi Benda Uji pada Program AutoCAD

TEGANGAN DAN REGANGAN

PREDIKSI SPRINGBACK PADA PROSES DEEP DRAWING DENGAN PELAT JENIS TAILORED BLANK MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK BERBASIS METODE ELEMEN HINGGA

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2013

PENENTUAN PERBANDINGAN DIAMETER NOZZLE TERHADAP DIAMETER SHELL MAKSIMUM PADA AIR RECEIVER TANK HORISONTAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

PERILAKU KERUNTUHAN BALOK BETON MUTU NORMAL BERDASARKAN ANALISA MODEL BALOK PENGEKANGAN DAERAH TEKAN YETRO BAYANO

BAB III METODE ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya suatu sistem pemipaan yang memiliki kualitas yang baik. dan efisien. Pada industri yang menggunakan pipa sebagai bagian

BAB IV PEMODELAN STRUKTUR

Bab V Implementasi Dan Pembahasan Metode Elemen Hingga Pada Struktur Shell

VII ELASTISITAS Benda Elastis dan Benda Plastis

TEGANGAN (YIELD) Gambar 1: Gambaran singkat uji tarik dan datanya. rasio tegangan (stress) dan regangan (strain) adalah konstan

Rheologi. Stress DEFORMASI BAHAN 9/26/2012. Klasifikasi Rheologi

KONSEP TEGANGAN DAN REGANGAN NORMAL

Jason Pratama Salim 1 dan Johannes Tarigan 2. ABSTRAK

Simulasi Perpindahan Panas pada Lapisan Tengah Pelat Menggunakan Metode Elemen Hingga

PERENCANAAN PORTAL BAJA 4 LANTAI DENGAN METODE PLASTISITAS DAN DIBANDINGKAN DENGAN METODE LRFD

Gambar 2.1.(a) Geometri elektroda commit to Gambar user 2.1.(b) Model Elemen Hingga ( Sumber : Yeung dan Thornton, 1999 )

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

Uji Kompetensi Semester 1

BAB III SIFAT MEKANIK MATERIAL TEKNIK

ANALISIS LINIER STRUKTUR CANGKANG PADA SILO SEMEN DENGAN METODE ELEMEN HINGGA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

4/6/2011. Stress, DEFORMASI BAHAN. Stress. Tegangan Normal. Tegangan: Gaya per satuan luas TEGANGAN NORMAL TEGANGAN GESER. Stress.

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

ANALISIS CELLULAR BEAM DENGAN METODE PENDEKATAN DIBANDINGKAN DENGAN PROGRAM ANSYS TUGAS AKHIR. Anton Wijaya

Dinamika. DlNAMIKA adalah ilmu gerak yang membicarakan gaya-gaya yang berhubungan dengan gerak-gerak yang diakibatkannya.

BAB I PENDAHULUAN. fisik menuntut perkembangan model struktur yang variatif, ekonomis, dan aman. Hal

Transkripsi:

BAB 3 MODEL ELEMEN HINGGA Bab 3 Model Elemen Hingga Pemodelan numerik tumbukan tabung bujursangkar dilakukan dengan menggunakan LS-Dyna. Perangkat lunak ini biasa digunakan untuk mensimulasikan peristiwa-peristiwa struktur yang berhubungan dengan masalah dinamik seperti tumbukan. Tipe LS-Dyna yang dipakai dalam pemodelan ini adalah LS-Dyna single precision(multiplecpu97_s_676). Referensi yang digunakan pada pembahasan bab ini adalah [8], [9], [1], [14], [15], [16], [17] dan [18]. 3.1 Metode Elemen Hingga Metode elemen hingga merupakan salah satu metode komputasi yang banyak digunakan untuk analisis strukur. Pada metode ini, prosedur perhitungan dilakukan dengan membagi suatu struktur kontinu menjadi elemen-elemen kecil. Elemenelemen ini saling berhubungan pada titik nodal membentuk suatu rangkaian yang secara keseluruhan merupakan model yang kontinu semula. Kesetimbangan gaya antara elemen tersebut diwakili dengan kesetimbangan gaya antara nodal yang saling berhubungan. Pendekatan klasik dalam menganalisis suatu benda solid adalah mencari fungsi tegangan dan perpindahan yang memenuhi persamaan differensial kesetimbangan, hubungan tegangan-regangan, dan kesesuaian kondisi di setiap titik pada bidang kontinu, termasuk di daerah batas. Penyelesaiannya menghasilkan seluruh perpindahan titik nodal, yang nantinya dipakai untuk menentukan semua tegangan dalam. Tujuan utama dari analisis metode elemen hingga adalah menghitungkan secara akurat tegangan dan perpindahan pada suatu struktur. Metode elemen hingga pertama kali diterapkan pada masalah tegangan bidang dengan menggunakan elemen segitiga dan segiempat. Ruang lingkup penerapannya juga telah diperluas pada masalah lain seperti stabilitas dan vibrasi. Metode elemen hingga pada analisis stress pada umumnya menggunakan asumsi elastis linier dengan defleksi yang kecil [17]. Metode tersebut tidak 25

memberikan hasil yang bagus untuk struktur elastis non linier yang mengalami deformasi yang besar. Masalah pada analisis nonlinier berbeda dari masalah linier, seperti : - Prinsip superposisi tidak dapat digunakan - Beban pada umumnya fungsi dari waktu, oleh karena itu beban tertentu hanya dapat digunakan pada saat tertentu - Sejarah pembebanan merupakan parameter penting - Respon dari struktur bisa tidak proporsional dengan beban yang diberikan - Tegangan awal dapat berperan penting dalam analisis 3.2 Geometri Pemodelan Dalam kasus tumbukan aksial ini, ada tiga buah part yang didefinisikan, yaitu penumbuk (impactor), tabung (tube) dan penyangga (support). Satuan yang digunakan dalam pemodelan LS-Dyna diperlihatkan pada tabel 3.1. Tabel 3.1 Satuan yang digunakan pada LS-Dyna Parameter Satuan Panjang mm Massa kg Waktu ms ρ (Massa Jenis) Kg/mm 3 F (Gaya) kn E (Young s Modulus) GPa σ (Tegangan) GPa Energi Joule V (Kecepatan) mm/ms 3.2.1 Penumbuk (Impactor) Penumbuk yang dimodelkan berbentuk balok solid. Seperti yang telah dijelaskan pada BAB 1 penumbuk dimodelkan menjadi model seperempatnya. Jejaring pada LS-Dyna menggunakan bantuan Mesh On Plate / Solid dengan memilih 8 Line Solid. Total elemen pada penumbuk sebanyak 144 elemen. Elemen yang digunakan pada penumbuk ini berupa elemen brick 8 nodal. Diasumsikan penumbuk jauh lebih kaku daripada tabung, oleh karena itu dimodelkan sebagai benda rigid. Ukuran penumbuk model penuh dibuat dengan lebar 12 mm dan ketebalan 26

35 mm, sehingga model seperempatnya mempunyai lebar 6 mm (gambar 3.1). Massa model penuh penumbuk yang digunakan pada kaji parametrik adalah 45 kg. Gambar 3.1 Pemodelan penumbuk 3.2.2 Tabung (Tube) Semua struktur tabung bujursangkar dengan tinggi 15 cm dimodelkan dengan menggunakan elemen shell Belytschko-Tsay empat buah nodal, ukuran satu elemen adalah 2 x 2 mm. (penentuan ukuran elemen ini ada di bagian 3.8 Uji Konvergensi). Gambar 3.2 Pemodelan tabung bujursangkar 27

Ada dua cara untuk membuat trigger pada tabung bujursangkar ini yaitu dengan cara memberi deformasi awal atau dengan mengambil sedikit material pada daerah tertentu [7]. Pada gambar 3.3 diperlihatkan beberapa cara untuk membuat trigger pada tabung bujursangkar serta perilaku deformasinya. Pada pemodelan ini trigger yang digunakan adalah trigger dengan cara memberi deformasi awal, berupa kurva setengah gelombang sinus pada dua sisi yang bersebrangan di bagian atas tabung, seperti yang diperlihatkan pada gambar 3.4. Metode ini sama dengan metode yang digunakan oleh Anh [18]. Tinggi maksimum kurva gelombang sinus ini adalah.5 mm. bead initiator diamond notch spheres plastic fold smaller thickness circular notch circular holes oval hole bead initiator diamond notch spheres plastic fold smaller thickness circular notch circular holes oval hole Gambar 3.3 Jenis-jenis trigger pada tabung bujursangkar [7] 28

b 2H.5 mm t Gambar 3.4 Trigger setengah gelombang sinus yang digunakan 3.2.3 Penyangga (Support) Penyangga dimodelkan juga oleh solid yang dibuat dengan 8 kurva. Seperti yang telah dijelaskan pada BAB 1 support dimodelkan menjadi model seperempatnya. Total elemen pada penyangga sebanyak 18 elemen. Elemen yang digunakan pada penyangga ini berupa elemen brick 8 nodal. Diasumsikan support jauh lebih kaku daripada tabung, oleh karena itu dimodelkan sebagai benda rigid. Ukuran penumbuk model penuh dibuat dengan lebar 12 mm dan ketebalan 3 mm, sehingga model seperempatnya mempunyai lebar 6 mm. Gambar 3.5 Pemodelan Support 3.3 Data Material Ada dua jenis material yang digunakan dalam pemodelan ini, yaitu material untuk tabung bujursangkar serta material yang sama untuk penumbuk dan penyangga. 29

3.3.1 Material Tabung Bab 3 Model Elemen Hingga Material yang digunakan adalah Mild steel RSt37, dengan properti sebagai berikut, Tabel 3.2 Sifat Mekanik Material Mild Steel RSt37 Properti Harga E 2 Gpa ν.3 σ ys.251 Gpa ρ 7.83E-6 Kg/mm 3 Pada LS-Dyna, material yang digunakan yaitu material Piecewise Linear Plasticity, digunakannya material jenis ini karena dapat memodelkan material elastoplastik, mengikutsertakan strain rate effect, input yang dapat diberikan cukup lengkap dan tidak terlalu sulit untuk diperoleh, kekurangannya hanyalah mampu memodelkan material isotropik saja[1,14]. Harga tegangan dan regangan material yang berasal dari uji tarik merupakan harga nominal stress dan nominal strain[14]. Pada LS-Dyna pendefinisian data plastisitas harus menggunakan true stress dan true strain. Hal ini dikarenakan LS- Dyna membutuhkan harga true stress dan true strain ini untuk menginterprestasikan data input secara tepat. Oleh sebab itu harga nominal stress dan nominal strain yang didapatkan harus dikonversi menjadi true stress dan true strain. True strain Hubungan antara true strain dan nominal strain dapat dinyatakan sebagai berikut : l l l l l ε nom = = = 1 (3-1) l l l l Dengan memberi ln pada kedua sisi persamaan maka kita akan mendapatkan hubungan antara true strain dan nominal strain yaitu : ( ) ε = ln 1+ ε nom (3-2) 3

True stress Hubungan antara true stress dan nominal stress dapat dibentuk dengan mempertimbangkan sifat alamiah incompresible dari deformasi plastis dan mengasumsikan bahwa deformasi elastis volumetrik diabaikan, sehingga : l A = la l A A = (3-3) l Persamaan true stress adalah F σ = (3-4) A Dengan mensubstitusi A ke definisi true stress sehingga : F F l l σ = = = σ nom,dimana A A l l l = 1 + ε nom (3-5) l Sehingga hubungan antara true stress dan true strain menjadi σ = σ nom 1+ ε ) (3-6) ( nom Data true strain yang diperoleh dari hasil uji tarik untuk mendefinisikan sifat plastis dari material bukan merupakan data regangan plastis murni. Data tersebut merupakan total regangan yang terjadi pada material. Harga total regangan merupakan penjumlahan komponen regangan elastis dengan regangan plastis. Harga regangan plastis didapat dengan mengurangi total regangan dengan harga regangan elastis. Persamaan yang digunakan adalah pl t el t σ pl ε = ε ε = ε ε : true plastic strain (3-7) E : true total strain t ε el ε : true elastic strain σ E : true stress : Modulus Young Data plastisitas dan data strain rate untuk material Mild Steel RSt37 diperlihatkan pada tabel 3.3 dan 3.4 [18]. 31

Tabel 3.3 Sifat Plastisitas Material Mild Steel RSt37 Effective Plastic Strain True stress.251.196.27.392.39.58.339.768.358.955.375.1135.386.1315.398 Tabel 3.4 Data Strain Rate Material Mild Steel RSt37 Strain Rate Parameter D 6844 q 3.91 3.3.2 Material Penumbuk dan Penyangga Material impaktor dan support dimodelkan dengan Material Rigid, dengan properti yang digunakan sebagai berikut: Tabel 3.5 Sifat Mekanik Material Penumbuk dan Penyangga Properti Harga E 2 Gpa ν.3 Gpa ρ 8.83E-5 Kg/mm 3 3.4 Kondisi Pembebanan dan Kondisi Batas Pembebanan berupa tumbukan dari penumbuk yang diberi kecepatan awal sebesar 9.5 m/s dalam arah aksial / sumbu Z. Kondisi simetri pada penumbuk (gambar 3.6), tabung bujursangkar dan support mempunyai kondisi batas sebagai berikut: Tabel 3.6 Kondisi batas simetri Jenis Simetri Translasi Rotasi X Y Z X Y Z Simetri pada bidang YoZ 1 1 1 Simetri pada bidang XoZ 1 1 1 32

Kondisi 1 artinya di fixed sedangkan kondisi artinya di free. Sedangkan bagian bawah tabung dijepit ( di fixed pada semua arah translasi dan rotasi). Gambar 3.6 Pemberian kondisi batas pada tabung 3.5 Kondisi Kontak Ada dua tipe kontak LS-Dyna yang dipergunakan dalam pemodelan ini yaitu automatic node to surface dan automatic single surface. Jenis kontak automatic to surface digunakan pada kontak antara penumbuk dengan tabung dan antara tabung dengan penyangga. Berdasarkan keterangan LS-Dyna kontak tipe ini cocok untuk kontak sisi element shell pada suatu permukaan atau kontak elemen beam pada suatu permukaan. Kontak ini cocok digunakan pada kontak yang melibatkan benda rigid. Jenis kontak automatic single surface digunakan pada dinding-dinding tabung. Jenis kontak ini dapat mencegah penetrasi antar lipatan selama tabung mengalami progressive buckling [18]. Berdasarkan keterangan LS-Dyna kontak tipe ini cocok untuk aplikasi pada crashworthiness. 3.6 Time Step Proses tumbukan yang terjadi akan menghasilkan stresswave. Parameter yang berhubungan dengan stresswave ini adalah time step. Ukuran time step bergantung kepada besarnya kecepatan perambatan gelombang. 33

Untuk kasus satu dimensi: Bab 3 Model Elemen Hingga E c = (3-8) ρ Untuk kasus dua dimensi: E c = (3-9) 2 ρ(1 ν ) Untuk kasus tiga dimensi: E(1 ν ) c = (3-1) ρ(1 + ν )(1 2ν ) LS-Dyna menganalisis semua elemen ketika memperhitungkan time step ynag dibutuhkan. Time step dapat dihitung secara kasar dengan rumus: Δ t =.9 l (solid, shell, beam) (3-11) c l adalah ukuran dimensi terkecil elemen. LS-Dyna secara default memberikan TSSFAC (Faktor time step) sebesar.9, harga ini bisa berubah-ubah dengan sendirinya, karena LS-Dyna akan menganalisis seluruh elemen dengan materialnya masing-masing. Semakin kecil time increment maka seharusnya proses analisis akan lebih baik, namun waktu running yang dibutuhkan semakin lama. 3.7 Hourglass Salah satu kekurangan dari metode one point integration adalah diperlukannya kontrol terhadap modus energi nol, yang disebut dengan modus hourglass [17] (gambar 3.7). Parameter hourglass digunakan untuk mencegah timbulnya modus deformasi modus energi nol. Parameter ini berguna untuk stabilisasi metode analisis. Harga koefisien Hourglass (QH) yang diambil adalah.1. 34

Gambar 3.7 Mesh yang normal (kiri) dan Hourglasssing (kanan) [23] 3.8 Termination Time Parameter termination time digunakan untuk menentukan waktu akhir analisis. Harga parameter yang diisikan adalah ENDTIME, yang ditentukan berdasarkan perkiraan lama waktu progressive buckling yang terjadi. Pada pemodelan ini harga ENDTIME berkisar antara 2-3 ms. 3.9 Penentuan Prediksi P m Numerik Ls-Dyna memberikan output hasil analisis berupa data-data kecepatan, percepatan, perpindahan, gaya reaksi, energi kinetik, stress, strain dan lain-lain. Perlu dicatat bahwa gaya yang diperoleh disini adalah gaya untuk seperempat model, jadi besar gayanya seperempat dari model penuhnya. Untuk mendapatkan prediksi P m digunakan output perpindahan dan gaya reaksi. Berdasarkan output tersebut dibuat grafik gaya terhadap perpindahan (instantaneous force/respon gaya spontan tabung) yang dapat dilihat pada gambar 4.1(a), dengan menggunakan perangkat lunak Ms-Excel. Untuk menentukan prediksi P m numerik terlebih dahulu dibuat grafik gaya rata-rata berdasarkan persamaan: 1 Pm = P( δ ) dδ δ Kemudian prediksi P m secara numerik ditentukan berdasarkan ujung grafik gaya rata-rata yang diperlihatkan grafik 4.1(b). 11) (3-35

12 1 Gaya (kn) 8 6 4 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 11 Perpindahan (mm) (a) 12 1 Gaya (kn) 8 6 4 2 Pm 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 11 Perpindahan (mm) (b) Grafik 3.1 Grafik respon gaya spontan tabung (a) dan grafik mean cruhing force(pm) 3.1 Uji Konvergensi Uji konvergensi dilakukan untuk menentukan ukuran elemen optimal yang dapat digunakan dalam pemodelan tabung. Optimal disini maksudnya adalah hasil yang didapatkan akurat tanpa memberikan waktu komputasi yang lama karena jumlah elemen terlalu banyak. Model yang digunakan adalah tabung bujursangkar dengan panjang 2 mm, lebar 4 mm dan tebal 1.2 mm. Ukuran elemen yang digunakan dalam uji konvergensi ini adalah 5x5 (mm), 4x4 (mm), 3x3 (mm), 2x2 (mm) dan 1x1 (mm). Semakin kecil ukuran elemen semakin lama waktu komputasi yang dibutuhkan. 36

Respon gaya spontan tabung (Instantenous Force) Gaya (kn) 15 14 13 12 11 1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 11 12 13 14 Perpindahan (mm) 1 mm 2 mm 3 mm 4 mm 5 mm Respon gaya hancur rata-rata (Pm) Gaya (kn) 14 12 1 8 6 1 mm 2 mm 3 mm 4 mm 5 mm 4 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 11 12 13 14 Perpindahan (mm) Grafik 3.2 Efek ukuran elemen pada respon gaya tabung Tabel 3.7 Tabel uji konvergensi Ukuran elemen m 5 x 5 (mm) 4,673353162 4 x 4 (mm) 4,35319518 3 x 3 (mm) 4,1829138 2 x 2 (mm) 3,97525849 1 x 1 (mm) 3,9472636 P 37

1 9 8 7 Pm (kn) 6 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 Ukuran elemen (mm) Grafik 3.3 Kurva uji konvergensi Dari uji konvergensi (tabel 3.7, grafik 3.2 dan grafik 3.3) tersebut didapatkan bahwa P m ukuran elemen 2x2 (mm) dan 1x1 (mm) tidak mempunyai perbedaan yang signifikan (hanya 1,77 %) serta respon gaya reaksi yang tidak berbeda. Sehingga ukuran elemen 2x2 (mm) dapat digunakan untuk mempercepat waktu komputasi dengan hasil yang akurat. 38