BAB III DESKRIPSI PROYEK. : Museum Perjuangan Rakyat Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI. R. Arry Swaradhigraha, 2015 MUSEUM SEJARAH PERJUANGAN RAKYAT INDONESIA DI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Perancangan

Please purchase PDFcamp Printer on to remove this watermark.

KAWASAN WISATA BUNGA KOTA BANDUNG

INPUT PROSES OUTPUT PERENCANAAN ARSITEKTUR FENOMENA. Originalitas: Kawasan Perkampungan Budaya Betawi, terletak di srengseng

BAB I WHAT? Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III DESKRIPSI PROYEK

2.8 Kajian dan konsep figuratif rancangan (penemuan bentuk dan ruang). 59 bagian 3 hasil Rancangan dan pembuktiannya Narasi dan Ilustrasi

BAB III DESKRIPSI PROYEK. : Relokasi Pasar Astana Anyar Pasar Festival. : PD Pasar Bermartabat Kota Bandung. : Jl. Astana Anyar

BAB I PENDAHULUAN 1.1. PENGERTIAN JUDUL

TSUNAMI MEMORIAL PARK BANDA ACEH - NAD BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.7 Latar Belakang

-BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH YPCM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

BAB I PENDAHULUAN. tempat ini ramai dikunjung oleh wisatawan baik dari dalam maupun dari luar

BAB III METODE PERANCANGAN. proses merancang, disertai dengan teori-teori dan data-data yang terkait dengan

BAB I PENDAHULUAN TAMAN BACAAN DI PATI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PERANCANGAN ARSITEKTUR V

BAB I Pendahuluan Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PERANCANGAN. perancang dalam mengembangkan ide rancangan. Metode yang digunakan dalam

BAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE

Medan Culinary Center Arsitektur Rekreatif

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1 Peta wilayah Indonesia Sumber:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1: Jumlah Perjalanan Wisatawan Nusantara. Sumber: Pusdatin Kemenparekraf & BPS

PENGEMBANGAN MASJID AGUNG DEMAK DAN SEKITARNYA SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Kritik Seni Pada Bentuk Bangunan Museum Tsunami Aceh

BAB 3 METODE PERANCANGAN. khas, serta banyaknya kelelawar yang menghuni gua, menjadi ciri khas dari obyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PROYEK Gagasan Awal. Dalam judul ini strategi perancangan yang di pilih adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

LANDASAN TEORI DAN PROGRAM

TEMA. menikmati alam Bali. Lengkap dengan berbagai fasilitas pendukung yang ada di dalamnya. LEGAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Pusat Peragaan IPTEK Biologi Medan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dark tourism memang berbeda dari jenis wisata lainnya, ketika wisata lain

BAB III. Metode Perancangan. sarana atau tempat untuk refreshing. Hal ini tidak terlepas dari metode

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

I.1 LATAR BELAKANG I.1.1

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Konsep Perancangan dari 5 Elemen Kawasan. berdasarkan Teori Kevin Lynch menyimpulkan bahwa dari 5 elemen yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

TINJAUAN PULO CANGKIR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Gambar 1.1.Bangunan di kota Bandung yang bergaya Art Deco (sumber : dokumentasi pribadi)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

1. BAB I PENDAHULUAN

Bab I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian kota Binjai dilihat dari struktur PDRB riil kota Binjai yang menunjukkan karakteristik sebagai berikut : 2

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB I PENDAHULUAN ± 153 % ( ) ± 33 % ( ) ± 14 % ( ) ± 6 % ( )

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Seminar Tugas Akhir 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Taman edukasi profesi dan Rekreasi anak medan

HILLSIDE HOTEL DI SEMARANG Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

2016 PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYRAKAT

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. dibutuhkan salah satu metode yang dapat memudahkan perancangan dalam

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

CAFÉ & OPEN RESTO DIKAWASAN KOTA LAMA SEMARANG

Wahana Wisata Biota Akuatik BAB I PENDAHULUAN

BAB IV ANALISIS 4.1 Analisis Kegiatan Kegiatan Utama

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PRINSIP-PRINSIP PERANCANGAN TAMAN LINGKUNGAN (Kasus: Taman Lesmana dan Taman Pandawa)

BAB I PENDAHULUAN DESAIN INTERIOR RESTORAN ALAS DAUN DI HOTEL CROWN, JAKARTA SELATAN/RANI AGUSTINA R

INDIAN FESTIVAL WALK (INTEGRASI RUANG LUAR DAN RUANG DALAM)

BAB III DESKRIPSI PROYEK

HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III TINJAUAN WILAYAH YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN CENGKARENG OFFICE PARK LATAR BELAKANG

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III DESKRIPSI PROYEK. : Bandung Technological Park. : Jl. Rancanumpang, Gedebage. Luas Lahan Perancangan

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Penerapan konsep awal Pusat Perdagangan Kerajinan dan Kuliner Khas

Transkripsi:

31 BAB III DESKRIPSI PROYEK A. Nama Proyek Nama Proyek Lokasi : : Museum Perjuangan Rakyat Indonesia Gambar 3.1 Site Sumber : Dokumentasi pribadi Luas lahan Pemilik Sumber dana Sifat proyek Sub-wilayah Cibeunying Jalan R.E Martadinata, Bandung Jawa Barat Indonesia : ± 2 Hektar : Pemerintah : Pemerintah : Fiktif

32 Orientasi tapak terhadap kota : Gambar 3.2 Peta Kota Bandung Sumber : Data Cad kota Bandung Penentuan tapak ; a. Merupakan jalur/area wisata khususnya wisata kuliner yang banyak dikunjungi wisatawan Bandung maupun wisatawan dari luar Bandung sehingga wilayah ini telah terdapat wisatawan yang berkunjung untuk berwisata. Sehingga menjadi potensi untuk membuat tempat wisata lainnya. b. Terdapat cukup banyak ruang publik dan fungsi pendidikan seperti Taman Pramuka yang dijadikan ruang publik serta berfungsi sebagai bangunan pendidikan bagi para remaja pramuka. Oleh sebab itu lokasi ditempatkan tidak jauh dari tempat ini. c. Belum terdapatnyanya museum di area jalan R.E Martadinata ini sehingga bangunan Museum ini dapat berdiri sendiri untuk menjadi museum Nasional. Penentuan lokasi ;

33 a. Aksesibilitas yang strategis berada di wilayah Cibeunying. b. Merupakan jalur arteri c. Merupakan wilayah untuk fungsi wisata dan fungsi pendidikan. B. Rona lingkungan KLB : 1.5 KDB : 60% GSB : 5 m Luas lahan : 2 hektar Luas lantai yang boleh : 60x2 = 1,2 hektar Terbangun Luas bangunan yang : 1,5x2 = 3 hektar Boleh terbangun Batas wilayah ; a) Utara : Jalan Diponegoro, restoran b) Selatan : Jalan Dahlia, area perumahan dan restoran. c) Timur : Jalan Anggrek, area restoran dan toko d) Barat : Jalan Gandapura, area perumahan C. Elaborasi Tema C.1. Pengertian Historical memiliki arti berhubungan dengan sejarah. Historical berasal dari kata History yang artinya sejarah. Sejarah menurut para ahli, antara lain sebagai berikut : Menurut Nugroho Notosusanto : - Sejarah dapat memberikan kenangan.

34 - Sejarah dapat memberikan pelajaran di masa sekarang dan masa depan. - Sejarah dapat dijadikan media pembelajaran untuk mempelajari sesuatu yang lampau. Menurut Moh.Hatta sejarah bukan sekedar kejadian di masa lampau, sejarah dapat menjadi isi dari problematika yang terjadi saat ini dan di masa depan. Jadi historical yaitu menghubungkan dengan sejarah dalam konteks ruang dan waktu, sehingga dapat menjadi sebuah pemahaman secara langsung sebab dikaitkan dengan ruang dan waktu sejarah. C.2. Interpretasi tema Oleh karena proyek ini merupakan museum sejarah maka dari itu tema yang diambil untuk proyek ini adalah historical arsitektur yakni museum ini dapat mengedukasi dengan cara mengembalikan suasana dan warna seperti saat waktu itu sedang berlangsung. Museum ini merupakan museum sejarah peristiwa, maka dari itu semua hal yang berada di museum sedapat mungkin konteksnya harus dihubungkan dengan konteks sejarah peristiwa sehingga dapat membawa psikologis manusia untuk dibawa ke ruang dan waktu tersebut.

35 Gambar 3.3 Ilustrasi interpretasi tema Sumber : Dokumentasi Pribadi Kesimpulan dari historical ini yakni ingin mengingat kembali hal-hal yang ada dimasa lampau untuk dipelajari dimasa sekarang yang berhubungan dengan konteks peristiwa yang berlangsung dimasa lampau. C.3. Studi bandung tema sejenis - Jewish Museum in Germany atau Museum Yahudi di Jerman, Daniel Libeskind Bangunan ini merupakan proyek yang telah dibangun sejak lama namun baru selesai pada tahun, museum ini merupakan bangunan yang berfungsi sebagai tempat wisata edukasi di Jerman dengan kasus pembantaian Holocaust oleh pasukan NAZI Jerman terhadap kaum Yahudi dan peradaban Yahudi di Jerman. Sejarah pembantaian atau lebih dikenal dengan istilah Holocaust yang diperintahkan oleh Hitler pada saat itu telah membangun sejarah yang begitu krusial. Bagaimana keadaan yang begitu mengerikan saat terjadinya pembantaian yang

36 dilakukan oleh pasukan NAZI dibawah kepemimpinan Adolf Hitler telah dituangkan kedalam museum ini, bangunan yang didesain oleh Daniel Libeskind merupakan hasil kompetisi dimana Libeskind mengalahkan 165 peserta lainya. Bangunan ini merupakan pengingat akan kisah kelam masa pembantaian Adolf Hitler terhadap Yahudi di Jerman, terlihat dalam bentuk dan ruang yang terdapat dalam museum ini. Bentuk jendela yang terlihat seperti goresan memberikan kesan bagaikan kilat yang menyambar dan ruang-ruang yang banyak melewati terowongan, ruang-ruang hampa atau kosong dan terdapat ruang Holocaust yang mengingatkan kembali akan sejarah kelam yang pernah terjadi ditanah Jerman terhadap kaum Yahudi. Bangunan ini dibuat untuk dapat mengambil hikmah dibalik kejadian ini yakni jangan ada pembantaian oleh manusia terhadap manusia lainnya. Gambar 3.4 Jewish Museum Sumber : www.archdaily.com/jewishmuseum - Museum Tsunami Aceh, Ridwan Kamil Bangunan ini merupakan museum yang ditujukan setelah peristiwa Museum Tsunami Aceh, untuk mengingatkan kembali bahwa Aceh pernah mengalami bencana

37 yang dahsyat yaitu Tsunami pada tanggal 26 Desember 2004 silam agar generasi yang akan datang tidak lupa dan bisa belajar dari sejarah. Bencana tsunami silam telah menimbulkan dampak yang sangat besar tidak hanya secara fisik maupun non-fisik oleh karena itu pemerintah ingin agar peristiwa ini tetap dikenang dan dapat diambil hikmahnya, maka dibuatlah sayembara arsitektur untuk merancang Museum Tsunami ini. Dari sekian banyak peserta yang mengikutinya, Ridwan Kamil memenangkan kompetisi. Ruang-ruang yang diberikan membawa pengunjung saat peristiwa tsunami Aceh terjadi dan terdapat media interaktif berupa monitor yang dapat memberikan ilmu pengetahuan mengenai bencana tsunami dan cara menyelamatkan diri bila terjadi tsunami. Gambar 3.5 Museum Tsunami Aceh Sumber : www.museumtsunami.blogspot.com Kedua bangunan yang telah diuraikan di atas merupakan museum dengan tema yang sejenis yaitu sama-sama ingin menghadirkan peristiwa yang telah terjadi di masa lampau lalu disajikan ulang dalam bentuk simulasi-simulasi ruang sehingga dapat dirasakan, dipahami dan dipelajari secara langsung. Walaupun keduanya merupakan peristiwa yang berbeda namun keduanya mempunyai satu aspek yakni bencana, baik dari museum Yahudi maupun Museum Tsunami kedua perancang yakni Libeskind maupun Ridwan Kamil memberikan maksud agar sejarah dapat dipelajari untuk diambil hikmahnya sehingga di masa yang akan datang keadaan menjadi lebih baik lagi.

38 Sintesis : Tabel 3.1 Sintesis Kaji Banding Tema No. Kajian Kesimpulan 1. Tujuan Untuk mengedukasi mengenai peristiwa yang terjadi di masa lampau dan memberikan pelajaran kedepannya. 2. Ruang Memberikan kesan ruang dan suasana ruang sesuai dengan konteks sejarah yang terjadi pada masa lampau untuk mempengaruhi secara psikologis sehingga pengunjung yang datang dapat merasakan peristiwa tersebut dengan cara yang berbeda. C.4. Konsep tema pada desain Tema arsitektur historical diterapkan dalam desain yaitu di terapkan dalam : - Nuansa - Suasana - Warna Gambar 3.6 Gambar konsep tema Sumber : Analisis Pribadi

39 Untuk dapat mengingat kembali peristiwa sejarah yang menjadi kasus, diterapkan pada : a. Nuansa, yaitu dengan memberikan kesan ruang sesuai dengan keadaan sejarah yang terjadi pada masa lampau. b. Suasana, yaitu dengan memberikan ornament yang dapat memberikan kesan ruang sesuai dengan sejarah yang terjadi pada masa lampau. c. Warna, yaitu dengan menerapkan warna untuk menerapkan efek psikologis tertentu sehingga dapat memberi kesan tertentu pada setiap ruang.