PENGARUH KETERAMPILAN METAKOGNISI TERHADAP KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH KETERAMPILAN METAKOGNISI TERHADAP KEMAMPUAN BERTANYA DAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP

Kata kunci: keterampilan metakognitif, model problem based learning (PBL), hasil belajar, motivasi belajar.

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR DAN KETERAMPILAN METAKOGNISI TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Secara etimologis, istilah metakognisi yang dalam bahasa Inggris

I. PENDAHULUAN. berlaku sehingga bila kesadaran ini terwujud, maka seseorang dapat

PERBANDINGAN METODE INKUIRI TERBIMBING DAN BEBAS TERMODIFIKASI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR

PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PADA PENGGUNAAN MODUL BERBASIS INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bandar

I. PENDAHULUAN. kepada siswa sejak tingkat dasar secara umum dalam mata pelajaran ilmu

Henni Susiani (1), Agus Suyatna (2), Undang Rosidin (3)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013 pada

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandar Lampung pada semester

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014 pada

Keywords : Critical Thinking Skills, Learning Outcome, Empirical Inductive Learning Cycle, and Modified Free Discovery Inquiry.

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Siswa Kelas X SMA Negeri 12

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN TEKNIK PROBING-PROMPTING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

Kata kunci: inkuiri terbimbing, penguasaan konsep, dan sikap ilmiah.

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1

PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Siswa Semester 2 MIA. SMA N 1 Pringsewu Semester Genap Tahun Ajaran

ANALISIS KETERAMPILAN PROSES SAINS MENGGUNAKAN PEER ASSESSMENT PADA PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DAN DIRECT INSTRUCTION

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

ABSTRAK. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Terhadap Hasil Belajar

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER DISERTAI MEDIA CARD SORT DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X semester ganjil SMA Negeri 15

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas VII di SMPN 2 Way Tenong

KETERAMPILAN MEMPREDIKSI DAN MENGKOMUNIKASIKAN PADA MATERI KELARUTAN DAN Ksp MENGGUNAKAN INKUIRI TERBIMBING.

GERAM (Gerakan Aktif Menulis) P-ISSN Volume 5, Nomor 1, Juni 2017 E-ISSN X

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Januari 2013 semester genap tahun

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS DENGAN KECAKAPAN BERFIKIR RASIONAL SISWA PADA PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

HUBUNGAN ANTARA PERHATIAN ORANG TUA DAN GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

Wardah Fajar Hani, 2) Indrawati, 2) Subiki 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika. Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

Evi Aspirani SMAN 1 Mare, jalan Makmur no.1 Kec. Mare, Kabupaten Bone

ABSTRAK PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP HASIL BELAJAR IPS. Oleh. Dewi Utari *) Suwarjo**) Alben Ambarita***)

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THREE-STEP INTERVIEW

PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INDEX CARD MATCH

Kata kunci: umpan balik (feedback), model pembelajaran contextual teaching and learning (CTL), penguasaan konsep.

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika STKIP PGRI Sumatra Barat 2)

III. METODE PENELITIAN

PENGARUH PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING

Ari Soraya Nurilah, Sudarti, Nuriman

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII semester ganjil SMP

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PROBING-PROMPTING DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR

PENGARUH LATIHAN INFERENSI LOGIKA SISWA TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA TOPIK GETARAN DAN GELOMBANG DI SMP NEGERI 1 BOJONEGORO

PENGARUH AKTIVITAS PADA PEMBELAJARAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

Key words: Influence, model of study, cooperative, type of Two Stay Two Stray, handout

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

PERBANDINGAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS ANTARA PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS DENGAN TPS

PENGARUH KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN SIKAP ILMIAH TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP IPA

PENGARUH PENGELOLAAN KELAS DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPA

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI semester ganjil

PERBANDINGAN PERILAKU BERKARAKTER SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN EXCLUSIVE BERBASIS INKUIRI DENGAN VERIFIKASI

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MENULIS SISWA KELAS X SMA. Oleh

Kadek Rahayu Puspadewi Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Mahasaraswati Denpasar ABSTRACT

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN REALISTIK

METODE PENELITIAN. akhir Agustus 2013 di SMP Negeri 3 Tulang Bawang Tengah (TBT) Desa Mulya

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI KEMAMPUAN AKADEMIK SISWA SMA NEGERI 5 SURAKARTA

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 1. Gedongtataan semester genap tahun pelajaran 2014/ 2015.

PENERAPAN MODEL PBL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA

PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI MEDIA ANIMASI SIMULASI FISIKA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ABSTRACT. Keyword : Students Learning Outcome, Cooperative Learning Two Stay Two Stray, Numbered Heads

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas XI MAN 1 Bandar

METODE PENELITIAN. SMA Persada Bandar Lampung pada semester ganjil Tahun Ajaran 2012/2013

III. METODE PENELITIAN. Bangunrejo Lampung Tengah pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013

Keywords: science communication skills, increasing mastery of concepts, and mastery of concepts.

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE (TTW) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN BENTUK TES DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DENGAN PENDEKATAN NILAI TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Oleh : SRI MARYANI. Oleh : SURYATI A

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATERI PEMISAHAN CAMPURAN MTsN 2 PONTIANAK

PERBANDINGAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS DAN TTW

ARTIKEL. Oleh : RINI MELIA SARI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PENGARUH METODE PRAKTIKUM MENGGUNAKAN KIT OPTIK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN CAHAYA DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 PRABUMULIH

METODE PENELITIAN. Rumbia Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 102 siswa dan tersebar

MODEL INQUIRY TRAINING DENGAN SETTING KOOPERATIF DALAM PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP

NURMALIATI

EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

PENGARUH PENGGUNAAN MODUL FISIKA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMAN 2 Gadingrejo

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP PERCUT SEI TUAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian jenis quasi eksperimental. Quasi

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA ANTARA PEMBELAJARAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE PREDICTION GUIDE DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Gajah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DISERTAI METODE DEMONSTRASI DALAM PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP

MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini yaitu siswa kelas VII SMPN 2 Bandar Lampung. pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014.

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN TIPE INSIDE OUTSIDE CIRCLE

HUBUNGAN PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PAINAN.,, dan

Transkripsi:

PENGARUH KETERAMPILAN METAKOGNISI TERHADAP KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS Rina Kurnia Dewi (1), Undang Rosidin (2), I Dewa Putu Nyeneng (3) (1) Mahasiswa Pendidikan Fisika FKIP Unila, rinakurniadewi@ymail.com; (2) Dosen Pendidikan Fisika FKIP Unila, undangros@yahoo.com; (3) Dosen Pendidikan Fisika FKIP Unila, idewaputunyeneng@yahoo.com ABSTRACT Metacognition skills that is belonged to some students at SMPN1 Purbolinggo is weak, so there are students having difficulty to understand the lesson. The objectives of this research to know; The influence metacognition skills toward physics communication skills student of SMP in cooperative learning model TSTS type; The influence metacognition skills toward critical thinking skill students of SMP in cooperative learning model TSTS type. The population of this research are all student at the second semester of VIII class at SMPN 1 Purbolinggo. The sample of this research is VIII D class, it consist of 30 students. Sample class is selected by cluster random sampling. Design of this research is one-shot case study. The result is show that; There is positive influence between metacognition skills toward physics communication skills student of SMP in cooperative learning model TSTS type; There is positive influence between metacognition skills toward critical thinking skill students of SMP in cooperative learning model TSTS type. Keywords: The Influence, Two Stay Two Stray (TSTS), Metacognition Skills, Communication Skills, Critical Thinking Skills. PENDAHULUAN Cara belajar siswa saat ini yang masih kurang terstruktur menyebabkan siswa masih belum tahu tentang cara dan metode belajar yang digunakan sehingga masih terdapat siswa yang sulit dalam memahami materi yang dipelajari. Kurangnya keterampilan metakognisi yang dimiliki siswa berdampak pada hasil belajar siswa yang kurang baik, khususnya dalam pelajaran fisika. Dalam kegiatan pembelajaran, sebaiknya guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi dan bertukar ide dan pengalaman belajarnya agar siswa dapat menilai hasil atau kesuksesan belajar berdasarkan gaya belajar siswa itu sendiri. Metakognisi merupakan kesadaran tentang apa yang diketahui dan apa yang tidak diketahui. Metakognisi memiliki peranan penting dalam mengatur dan mengontrol proses-proses 35

kognitif seseorang dalam belajar dan berpikir, sehingga belajar dan berpikir yang dilakukan oleh seseorang menjadi lebih efektif dan efisien. Pada keterampilan metakognisi, siswa ditekankan untuk meyusun kegiatan belajarnya sendiri, yaitu tentang apa dan bagaimana siswa melakukan kegiatan belajar. Keterampilan metakognisi sangat berpengaruh terhadap keterampilanketerampilan yang lain, menurut Imel (2002: 1): Keterampilan metakognitif sangat diperlukan untuk kesuksesan belajar, mengingat keterampilan metakognitif memungkinkan siswa untuk mampu memperoleh kecakapan kognitif dan mampu melihat kelemahannya sehingga dapat dilakukan perbaikan pada tindakan-tindakan berikutnya. Lebih lanjut, dinyatakan bahwa siswa yang menggunakan keterampilan metakognisinya memiliki prestasi yang lebih baik dibandingkan siswa yang tidak menggunkan keterampilan metakognisinya. Hal ini karena keterampilan metakognisi memungkinkan siswa untuk melakukan perencanaan mengikuti perkembangan dan membantu proses belajarnya. Menurut Anatahime (2007: 1) indikator-indikator keterampilan metakognitif yang akan dikembangkan antara lain mengidentifikasi tugas yang sedang dikerjakan, mengawasi kemajuan pekerjaannya, mengevaluasi kemajuan ini, memprediksi hasil yang akan diperoleh. Keterampilan metakognisi dapat digunakan untuk mengasah keterampilan berkomunikasi siswa dengan adanya indikator-indikator yang digunakan. Herlen dalam Nurbayani (2003: 15) menyebutkan bahwa Komunikasi sangat penting dalam belajar. Komunikasi tidak hanya berbicara tetapi juga menulis, menggambarkan atau menyajikan sesuatu dalam bentuk lain serta tidak hanya bertujuan untuk membuat orang lain memahami gagasan kita, tetapi juga membantu diri kita untuk mempersingkat apa yang kita pikirkan dan apa yang kita pahami. Selain itu, keterampilan metakognisi juga dapat melahirkan keterampilan dalam berpikir kritis. Menurut Liliasari (2009: 5): Berpikir kritis merupakan dasar dari berpikir tingkat tinggi. Oleh karena itu, berpikir kritis merupakan kegiatan yang sangat penting untuk dikembangkan di sekolah. Guru diharapkan mampu merealisasikan dalam pembelajaran yang mengaktifkan dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis pada siswa. Selain iti, keterampilan metakognisi juga merupakan salah satu implementasi dari keterampilan metakognisi, yaitu proses mengetahui dan memonitor proses berpikir atau proses kognitif sendiri. Dalam menunjang kegiatan pembelajaran, digunakan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS. Menurut Sanjaya (2006 : 241) mengemukakan bahwa Model pembelajaran kooperatif adalah serangkaian kegiatan be- 36

lajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Ada empat peranan penting dalam strategi pembelajaran kooperatif, yaitu (a) adanya peserta dalam kelompok, (b) adanya aturan kelompok, (c) adanya upaya belajar setiap anggota kelompok, (d) adanya tujuan yang harus dicapai. Kelebihan dan kekurangan model TSTS Menurut Fatirul (2008: 11): Kelebihan model ini dapat digunakan dalam semua mata pelajaran dan semua tingkat usia siswa. Sedangkan kekurangan dari model ini yaitu jumlah siswa dalam satu kelas tidak boleh ganjil harus berkelipatan empat dan peralihan dari seluruh kelas ke kelompok kecil dan kunjungan dari 2 orang anggota kelompok yang satu ke kelompok lain membutuhkan perhatian khusus dalam pengelolaan kelas serta dapat menyita waktu pengajaran yang berharga. Melalui model pembelajaran ini, siswa dapat bekerja sama baik dengan teman satu kelompok maupun teman dari kelompok lain sehingga keterampilan berkomunikasi siswa dapat dilatih dengan melakukan diskusi kelompok tersebut. Berdasarkan uraian di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini a- pakah ada pengaruh keterampilan metakognisi terhadap keteram pilan berkomunikasi fisika siswa SMP melalui model pembelajaran kooperatif tipe TSTS? dan apakah ada pengaruh keterampilan metakognisi terha-dap keterampilan berpikir kritis fisika siswa SMP melalui model pembelajaran kooperatif tipe TSTS? Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh keterampilan metakognisi terhadap keterampilan berkomunikasi fisika siswa SMP melalui model pembelajaran kooperatif tipe TSTS dan pengaruh keterampilan metakognisi terhadap keterampilan berpikir kritis fisika siswa SMP melalui model pembelajaran kooperatif tipe TSTS. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 8 Januari 2013 sampai dengan 2 Februari 2013 di SMP Negeri 1 Purbolinggo. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Purbolinggo dan sampelnya adalah siswa kelas VIII D yang berjumlah 30 siswa. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik cluster random sampling. Penelitian ini mengandung dua variabel penelitian, yaitu keterampilan metakognisi sebagai variabel bebas (X), keterampilan berkomunikasi sebagai variabel terikat (Y 1 ), dan keterampilan berpikir kritis sebagai variabel terikat (Y 2 ). Penelitian ini menggunakan desain one-shot case study, dimana terdapat suatu kelompok yang diberi perlakuan dan selanjutnya diobservasi keterampilan berkomunikasi dan berpikir kritisnya. Di awal pembelajaran, siswa mengisi angket berbentuk check list untuk mengukur keterampilan meta- 37

kognisi. Dalam kegiatan pembelajaran, guru melakukan penilaian keterampilan berkomunikasi secara lisan. Setelah dilakukan pembelajaran, siswa diberikan posttest untuk mengetahui keterampilan berkomunikasi tertulis dan keterampilan berpikir kritis dengan soal berbentuk essay. Data yang telah diperoleh, dikumpulkan ke dalam bentuk tabel dan kemudian di analisis. Teknik analisis data menggunakan beberapa uji, yaitu uji normalitas, uji linearitas, dan uji regresi linier sederhana. HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Sebelum penelitian, instrumen di uji validitas dan reliabilitasnya. Berdasarkan hasil uji validitas dan reliabilitas, soal yang digunakan untuk penelitian ini telah dinyatakan valid dan reliabel. Untuk membuktikan hipotesis penelitian ini, maka dilakukan uji normalitas, uji linearitas, dan uji regresi linear sederhana. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS. Berdasarkan hasil uji normalitas, diketahui bahwa nilai Asymp. Sig.(2- tailed) dari data keterampilan metakognisi, keterampilan berkomunikasi, dan keterampilan berpikir kritis fisika siswa yang diperoleh lebih dari 0,05 hal ini berarti data keterampilan metakognisi, keterampilan berkomunikasi, dan keterampilan berpikir kritis fisika siswa berdistribusi normal. Uji linieritas juga merupakan prasyarat sebelum melakukan uji regresi linier sederhana, untuk melihat apakah data yang diperoleh linear atau tidak. Dua variabel dikatakan mempunyai pengaruh yang linear bila signifikansi (Linearity) kurang dari 0,05. Berdasarkan hasil uji, diketahui bahwa nilai Sig. linearity dari data keterampilan metakognisi dan keterampilan berkomunikasi sebesar 0,001, karena nilai signifikansi yang diperoleh kurang dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa antara variabel keterampilan metakognisi dan keterampilan berkomunikasi siswa terdapat pengaruh yang linier. Sedangkan nilai Sig. Linearity dari data nilai keterampilan metakognisi dan keterampilan berpikir kritis sebesar 0,000, karena nilai signifikansi yang diperoleh kurang dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa antara variabel keterampilan metakognisi dengan keterampilan berpikir kritis terdapat pengaruh yang linier. Uji regresi linier sederhana digunakan untuk memprediksi nilai dari variabel terikat apabila nilai variabel bebas mengalami kenaikan atau penurunan dan untuk mengetahui arah pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat apakah positif atau negatif. Karena data pengaruh keterampilan metakognisi terhadap keterampilan berkomunikasi, dan pengaruh keterampilan metakognisi terhadap keterampilan berpikir kritis berdistribusi normal dan linier maka dapat dilakukan uji regresi linier sederhana. 38

Tabel 1. Hasil Uji Regresi Linier Sederhana Keterampilan Berkomunikasi Keterampilan Berpikir Kritis Konstanta 26,955 Keterampilan Metakognisi 0,333 X Konstanta 14,128 Keterampilan Metakognisi 0,740 X Berdasarkan Tabel 1, diperoleh persamaan regresi antara keterampilan metakognisi terhadap keterampilan berkomunikasi yaitu Y 1 = 26,955 + 0,333 X, dengan Y 1 adalah Keterampilan Berkomunikasi dan X adalah Keterampilan Metakognisi. Terlihat bahwa koefisien regresi bernilai positif dan nilai Sig.(2-tailed) 0,010 < (0,05) maka Ho ditolak dan H 1 diterima. Yang berarti terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel keterampilan metakognisi terhadap keterampilan berkomunikasi fisika siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe TSTS. Persamaan regresi linier sederhana keterampilan metakognisi terhadap keterampilan berpikir kritis yaitu Y 2 = 14,128 + 0,704 X dengan Y 2 adalah Keterampilan Berpikir Kritis dan X adalah Keterampilan Metakognisi. Terlihat bahwa koefisien regresi bernilai positif dan nilai Sig.(2-tailed) 0,000 < (0,05) maka tolak H 0 dan H 1 diterima. Hal ini berarti bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel keterampilan metakognisi terhadap keterampilan berpikir kritis fisika siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe TSTS. Gambar 1. Grafik persentase keterampilan metakognisi dengan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS Berdasarkan grafik di atas, dapat dilihat bahwa 30% siswa memiliki keterampilan metakognisi yang baik, 66,67% memiliki keterampilan metakognisi cukup baik, dan 3,33% siswa memiliki keterampilan metakognisi ku- 39

rang baik. Dilihat dari data tersebut, rata-rata keterampilan metakognisi siswa kelas VIII D sudah cukup baik. Artinya kemampuan siswa untuk mengetahui cara belajar, bagaimana cara siswa belajar serta bagaimana siswa memantau cara belajarnya sendiri sudah cukup baik. Artinya kemampuan siswa untuk mengetahui cara belajar, bagaimana cara siswa belajar serta bagaimana siswa memantau cara belajarnya sendiri sudah cukup baik. Dari hasil tersebut, keterampilan metakognisi dapat mempengaruhi keterampilan berpikir kritis siswa dan keterampilan berkomunikasi dengan ditunjang oleh model pembelajaran yang digunakan yaitu model pembelajaran kooperatif tipe TSTS. Keterampilan metakognisi dikatakan berpengaruh terhadap keterampilan berpikir kritis siswa karena pada dasarnya keterampilan metakognisi sendiri adalah kegiatan berpikir. Keterampilan metakognisi juga dapat mempengaruhi keterampilan berkomunikasi siswa. Melalui model pembelajaran yang digunakan siswa akan selalu merasa ingin tahu dan siswa akan berusaha mencari tahu dengan cara berkomunikasi baik dengan teman, guru maupun orang lain mengenai materi yang diajarkan. Gambar 2. Grafik persentase keterampilan berkomunikasi dengan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS Grafik di atas merupakan persentase dari hasil keterampilan berkomunikasi lisan dan keterampilan berkomunikasi tertulis. Berdasarkan penggabungan hasil dari masing-masing keterampilan berkomunikasi, dapat dilihat bahwa 10% siswa memiliki keterampilan berkomunikasi tinggi, 83,33% siswa memiliki keterampilan berkomunikasi sedang, dan 6,67% siswa memiliki keterampilan berkomunikasi rendah. Untuk keterampilan berkomunikasi lisan dapat dilihat dari kegiatan diskusi kelompok dan kegiatan berbagi informasi dengan teman dari kelompok lain. Dengan digunakannya model pembelajaran kooperatif tipe TSTS, yaitu dimana siswa dapat saling berbagi informasi 40

dengan teman sekelas mengenai informasi yang didapatkan dalam kelompok. Selain keterampilan berkomunikasi lisan, terdapat pula keterampilan berkomunikasi tertulis, siswa yang sudah cukup baik. Untuk keterampilan berkomunikasi tertulis siswa sudah cukup baik dalam menafsirkan pertanyaan atau pernyataan ke dalam bentuk gambar, tulisan, dan matematis. Gambar 3 Grafik persentase keterampilan berpikir kritis dengan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS Keterampilan berpikir kritis merupakan dasar dari berpikir tingkat tinggi. Berdasarkan grafik di atas, 6,67% siswa memiliki keterampilan berpikir kritis yang tinggi, 90% siswa memiliki keterampilan berpikir kritis sedang, dan 3,33% siswa memiliki keterampilan berpikir kritis rendah. Setelah siswa menerima pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS, siswa mampu memecahkan masalah yang berhubungan dengan materi pokok yang diajarkan yaitu getaran dan gelombang. Berdasarkan tes yang telah dilakukan, siswa mampu memberikan jawaban dan alasan dari permasalahan atau peristiwa tentang materi getaran dan gelombang. Pengaruh Keterampilan Metakognisi Terhadap Keterampilan Berkomunikasi Berdasarkan uji regresi yang telah dilakukan, Sig.(2-tailed) yang diperoleh sebesar 0010. Nilai dari signifikansi ini kurang dari 0,05 sehingga dapat dikatkan bahwa terdapat pengaruh antara keteramilan metakognisi terhadap keterampilan berkomunikasi. Sedangkan R Squares yang didapatkan adalah 0,212, artinya tingkat pengaruh keterampilan metakognisi terhadap keterampilan berkomunikasi siswa sebesar 21,20%. Artinya keterampilan metakognisi berpengaruh terhadap keterampilan berkomunikasi sebesar 21,20% dan 78,8% dipengaruhi oleh keterampilan lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Keteram- 41

pilan metakognisi berpengaruh terhadap keterampilan berkomunikasi ditunjang dengan digunakannya model pembelajaran kooperatif tipe TSTS. Dengan digunakannya model pembelajaran ini, siswa dapat dengan mudah berkomunikasi dengan cara diskusi bersama teman sekelompok maupun teman satu kelas. Model pembelajaran kooperatif tipe TSTS sendiri menekankan kepada siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran. Siswa dituntut untuk dapat mengajukan pertanyaan, menanggapi pendapat, dan menjawab pertanyaan. Untuk dapat melakukan hal tersebut, siswa harus mempunyai pengetahuan yang memadai tentang materi yang diajarkan agar dapat melakukannya. Oleh karena itu, siswa harus dapat merencanakan cara bela-jar dan apa yang harus mereka ketahui dan lakukan agar dapat memperoleh pengetahuan yang dibutuhkan. Dalam penelitian ini, keterampilan berkomunikasi tidak hanya dilihat dari keterampilan berkomunikasi lisan, namun keterampilan berkomunikasi tertulis juga dilihat. Hal ini sesuai dengan pendapat Herlen dalam Nurbayani (2003), bahwa komunikasi tidak hanya berbicara tetapi juga menulis, menggambarkan, atau menyajikan sesuatu dalam bentuk lain serta tidak hanya bertujuan untuk membuat orang lain memahami gagasan kita, tetapi juga membantu kita untuk mempersingkat apa yang kita pikirkan dan apa yang kita pahami. Pengaruh Keterampilan Metakognisi Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Berdasarkan uji regresi yang telah dilakukan, Sig.(2-tailed) yang diperoleh sebesar 0,000. Nilai dari signifikansi ini kurang dari 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa ter-dapat pengaruh antara keterampi-lan metakognisi terhadap keterampi-lan berpikir kritis. Sedangkan R Squares yang didapatkan sebesar 0,563, artinya tingkat atau persentase pengaruh keterampilan metakognisi terhadap keterampilan berpikir kritis siswa sebesar 56,30%. Keterampilan metakognisi sendiri memiliki hubungan dengan berpikir siswa. Salah satu tingkatan dalam berpikir siswa adalah berpikir kritis. Kaitan antara kemampuan metakognisi dengan keterampilan berpikir kritis adalah bahwa kemampuan metakognisi membiasakan dan melatih cara berpikir yang mencakup kesadaran belajar dan keputusan dalam belajar sehingga pada akhirnya akan menghasilkan keterampilan dalam berpikir kritis (critical thinking). Mengembangkan keterampilan metakognisi sangat penting untuk mempelajari aktivitas belajar dan untuk membantu siswa menentukan bagaimana mereka dapat belajar lebih baik dalam memanfaatkan kemampuan-kemampuan kognitif yang mereka miliki. Schafersman (1991) berpendapat bahwa Critical thinking means correct thinking in the pursuit of r elevant and reliable knowledge about the world. Another way to describe it is rea- 42

sonable, reflective, responsible, and skillful thinking that is focused on deciding what to believe or do. Jadi berpikir kritis merupakan berpikir dengan benar dalam rangka pencarian pengetahuan yang relevan dan reliabel tentang sesuatu di sekitar kita. Cara yang lain untuk mengartikannya bahwa berpikir kritis adalah masuk akal, reflektif, bertanggung jawab, dan berpikir cakap dan terampil yang kesemuanya itu dipusatkan untuk memutuskan apa yang harus dipercayai atau dilakukan. Berdasarkan pernyataan di atas, jelas bahwa untuk mencapai keterampilan berpikir kritis yang baik, siswa harus memiliki keterampilan metakognisi yang baik pula. Dengan keterampilan metakognisi yang baik, siswa dapat melatih keterampilan berpikirnya lebih baik lagi dalam mempelajari materi-materi yang di ajarkan, misalnya berpikir kritis dalam menyelidiki permasalahan, kritis dalam bersikap terhadap jawaban lain yang menantang sebagai sesuatu yang belum pasti benar salahnya. KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang positif keterampilan metakognisi terhadap keterampilan berkomunikasi fisika siswa SMP melalui model pembelajaran kooperatif tipe TSTS, dan terdapat pengaruh yang positif keterampilan metakognisi terhadap keterampilan berpikir kritis fisika siswa SMP melalui model pembelajaran kooperatif tipe TSTS. SARAN Berdasarkan simpulan, maka penulis memberikan saran hendaknya guru dapat membimbing dan mengarahkan siswa dalam menentukan dan mengelola cara dan kegiatan belajarnya serta keterampilan metakognisi harus benar-benar diperhatikan karena keterampilan metakognisi sendiri dapat menghasilkan keterampilan dalam berpikir kritis. DAFTAR PUSTAKA Anatahime. 2007. Keterampilan Metakognitif. Diunduh pada tanggal 26 Oktober 2012 dari http://biologyeducationresearch. blogspot.com/2009/12/keteram pilan-metakognitif.html. Fatirul, Ahmad Noor. 2008. Cooperative Learning, Jurnal Universitas Malang. Vol. 51, No. 2 Desember 2008. Imel, Susan. 2002. Metacognitive Skills for Adult Learning, (on line),http://www.cete.org/acve/ docs/tia00107.pdf, diakses 3 November 2012. Liliasari, 2009. Berpikir Kritis dalam Pembelajaran Sains Kimia Menuju Profesionalitas Guru, http://jurnal.pdii.lipi.go.id/jurnal _penelitian _pendidikan/. (diakses 22 November 2012). 43

Nurbayani, D. 2003. Meningkatkan Kemampuan Berkomunikasi Siswa SMU dalam Pencemaran Melalui Belajar Kooperatif tipe Talking Chips. Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI. Bandung. Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Schafersman. 1991. An Introduction to Critical Thinking. http://facultycenter.ischool.syr.edu/files/2012 /02/Critical-Thinking.pdf. (diakses pada tanggal 8 Februari 2013). 44