BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dibidang peningkatan mutu pendidikan sangat diperlukan tertutama

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia itu sendiri.

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. cukup mendasar, terutama setelah diberlakukannya Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. keinginan pemerintah dan kebutuhan masyarakat. Paradigma baru manajemen

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

BAB I PENDAHULUAN. mengamanatkan bahwa pemerintah daerah, yang mengatur dan mengurus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang mengutamakan perluasan pengetahuan. Diharapkan pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Di era persaingan global, Indonesia memerlukan sumber daya manusia

PERAN SERTA MASYARAKAT/ STAKE HOLDERS DALAM IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 044/U/2002 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan, salah satunya adalah

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNJUK KERJA KOMITE SEKOLAH DI SMA NEGERI 3 SEMARANG TESIS

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah, sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. manfaat penelitian secara teoritik dan praktis, serta penegasan istilah.

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN KOMITE SEKOLAH WALIKOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang memberi keleluasaan kepada sekolah untuk mengatur dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lahirnya Undang-undang No. 22 tahun 1999 yang direvisi dengan

MASYARAKAT/STAKE HOLDERS DALAM IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF

BAB I PENDAHULUAN. dan pemerintah. Dapat dikatakan pada saat ini tanggung jawab masing masing

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KEPUTUSAN PENGURUS KOMITE SLTP NEGERI 6 SRAGEN Nomer : 01 / Komite / SLTP N 6 / 2003 Tentang Anggaran Dasar Komite Sekolah SLTP Negeri 6 Sragen

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR62 TAHUN 2009 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH BUPATI PURWOREJO,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), oleh karena itu

dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya 1. Kesadaran tentang

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Pendidikan yang bermutu akan diperoleh pada sekolah yang

BAB I PENDAHULUAN. sekolah,perguruan,lembaga diklat, dalam masyarakat serta berbagai satuan lingku

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komponen untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran di sekolah, keberhasilannya diukur

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat

BAB VI PENUTUP. tersebut akan disajikan secara rinci sebagai berikut: 1. Peran Komite Sekolah Sebagai Badan Pertimbangan (Advisory Agency)

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan pendidikan membuat keberadaan komite sekolah yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa dan merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 61 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG PROGRAM WAJIB SEKOLAH 12 TAHUN DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR

Kinerja Dewan Pendidikan di Kota Salatiga

MENGENAL KOMITE SEKOLAH DAN PERANANNYA DALAM PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah. Kepmendiknas tersebut telah. operasional Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah..

BAB I PENDAHULUAN. desentralisasi kewenangan ke tingkat sekolah.

1. Pendahuluan June, Volume 1 Number 1 Efektivitas Kinerja Komite Sekolah di SMP Negeri 1 Banjarsari. Sunardi

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia saat ini tidak terlepas dari masalah dalam upaya

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2001 TENTANG PENATAAN LEMBAGA KETAHANAN MASYARAKAT DESA ATAU SEBUTAN LAIN

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kecakapan dan kemampuan diyakini sebagai faktor pendukung upaya

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dalam masyarakat dan kebudayaan. Pendidikan secara bahasa

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Perkembangan Dana BOS di Bandar Lampung

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBER NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA

MATERI KULIAH MANAGEMEN BERBASIS SEKOLAH. By: Estuhono, S.Pd, M.Pd

KEPPRES 49/2001, PENATAAN LEMBAGA KETAHANAN MASYARAKAT DESA ATAU SEBUTAN LAIN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Nasional (PROPENAS) Tahun Dalam BAB VII PROPENAS. ini memuat tentang Pembangunan Pendidikan, dimana salah satu arah

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sekolah, pembentukan komite sekolah, peran komite sekolah, fungsi komite

MEMBERDAYAKAN KOMITE SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN MUTU LAYANAN PENDIDIKAN. Oleh : Alpres Tjuana, S.Pd., M.Pd

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH

PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI SD NEGERI 2 GEMEKSEKTI KEBUMEN SKRIPSI

Manajemen Mutu Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. komponen yang saling berkaitan. Empat komponen yang di maksud adalah

MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR MENURUT PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA

MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH. Cicih Sutarsih, M.Pd

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

MANAJEMEN PARTISIPASI MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 89 B. TUJUAN 89 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 89 D. UNSUR YANG TERLIBAT 90 E. REFERENSI 90 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 91

BAB I PENDAHULUAN. yang bernama komite sekolah (SK Mendiknas Nomor 044/U/2002). karena pembentukan komite sekolah di berbagai satuan pendidikan atau

BAB I PENDAHULUAN. akan terwujud dengan baik apabila didukung secara optimal oleh pola. upaya peningkatan pola manajerial sekolah.

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Pada Bab ini akan dibahas hal-hal yang berhubungan dengan penyusunan RKS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perubahan paradigma pemerintahan dari sentralisasi ke desentralisasi

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 89 B. TUJUAN 89 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 90 D. UNSUR YANG TERLIBAT 90 E. REFERENSI 90 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 91

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 04 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Pada bab ini secara berturut-turut dibahas tentang kesimpulan, implikasi, dan

1. Menjelaskan konsep interaksi dengan orangtua dalam Komite Sekolah berkaitan dengan Implementasi Kurikulum 2013.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sekolah,ketua komite sekolah, orang tua siswa maupun guru-guru, diperoleh gambaran

BAB I PENDAHULUAN. diorientasikan agar para peserta didik mampu berperan dalam kehidupan sehari-hari di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. mengutamakan kepuasan pelanggan dengan memberikan pelayanan yang

MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 2 LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia maupun di berbagai negara, bahwa komponen yang paling kuat

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA TEORETIS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN DI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MINAHASA. Oleh : RENALDO DELEON PAULUS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I P E N D A H U L U A N. Upaya terselengaranya pendidikan dengan baik tidak hanya tanggung

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Partisipasi masyarakat dalam pembangunan pada umumnya dimulai dari tahapan perencanaan, proses pelaksanaan sampai dengan evaluasi pelaksanaan, partisipasi masyarakat dibidang peningkatan mutu pendidikan sangat diperlukan tertutama dalam memberikan masukan baik yang berupa pemikiran, tenaga, waktu, modal baik berupa dana maupun materi. Partisipasi masyarakat dalam program-program pendidikan dapat dilakukan secara individu maupun kelompok, baik secara spontan atau terorganisir, secara berkelanjutan atau sesaat serta cara-cara lain yang dapat dilakukan masyarakat melalui komite sekolah. Partisipasi masyarakat dalam bidang pendidikan di SMAN 3 Bandar Lampung akan terwujud sebagai suatu sumbangan nyata, apabila memenuhi 3 faktor pendukung yaitu : (1) Adanya kemauan, (2) Adanya kemampuan, dan (3) Adanya kesempatan untuk berpartisipasi. Kemauan dan kemampuan berpartisipasi yang berasal dari warga atau kelompok masyarakat dapat berupa organisasi kemasyarakatan, pengusaha, atau birokrat. Partisipasi masyarakat yang berasal dari luar harus diberikan kesempatan yang luas dengan memberikan konstribusi yang lain dari pihak sekolah. Partisipasi masyarakat ini perlu ditumbuhkan dan dikembangkan untuk mempercepat

kemajuan penyelenggara pendidikan terutama dibidang sarana dan prasarana pendidikan. Berdasarkan Undang-Undang No. 44/U/2002 tentang Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah adalah sebagai berikut : a. Bahwa dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional melalui upaya peningkatan mutu, pemerataan, efesiensi penyelenggaraan pendidikan, dan tercapainya demokratisasi pendidikan, perlu adanya dukungan dan peran serta masyarakat yang lebih optimal. b. Bahwa dukungan dan peran serta masyarakat perlu didorong untuk bersinergi dalam suatu wadah Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah yang mandiri. c. Bahwa sehubungan dengan huruf a dan b serta memfasilitasi terbentuknya Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah dipandang perlu menetapkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional tentang Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah. Peran komite sekolah dalam partisipasi peningkatan mutu sekolah tidak bisa terlepas bagaimana pentingnya partisipasi masyarakat khususnya masyarakat sekolah dan lingkungan disekitarnya. Partisipasi masyarakat sebenarnya adalah menyangkut kepada masalah, hambatan dan desakan kebutuhan masyarakat dan faktor-faktor pendukung dalam mencapai keberhasilan pendidikan sesuai dengan tujuan yang diharapkan dan tidak terlepas dari visi dan misi sekolah itu sendiri. Tumbuh kembangnya kepercayaan masyarakat atas lembaga pendidikan untuk semakin berkembang dan maju guna menjawab masalah, hambatan dan desakan kebutuhan masyarakat dan faktor-faktor pendukung keberhasilan lembaga pendidikan maka sangat diperlukan peran komite sekolah dalam meningkatkan mutu sekolah khususnya di SMAN 3 Bandar Lampung. Berdasarkan data yang akurat dan informasi yang berkaitan dengan peningkatan mutu sekolah, mulai dari peningkatan mutu kurikulum dan pembelajaran,

administrasi dan manajemen, organisasi dan kelembagaan, ketenagaan, peserta didik, pembiayaan, sarana dan prasarana, peranserta masyarakat dan peningkatan mutu budaya atau iklim sekolah, maka akan memudahkan bagi pimpinan sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan disekolah tersebut, mulai dari perencanaan mutu pendidikan, pengorganisasian peningkatan mutu pendidikan sampai dengan pengawasan kegiatan peningkatan mutu pendidikan disekolah itu. Hal ini diperjelas lagi dengan pendapat tim dosen administrasi pendidikan Universitas Indonesia bahwa : Desakan kebutuhan masing-masing masyarakat dalam lembaga pendidikan bergantung pada bagaimana suatu lembaga pendidikan itu mampu menjawab pertanyaan dan kebutuhan masyarakat sehingga pada giliranya masyarakat akan menentukan pilihan lembaga mana yang layak untuk diberikan kepercayaan mendidik masyarakat serta peserta didik, masing-masing lembaga atau masyarakat tentu berbeda walaupun pada prinsip dasarnya memiliki kesamaan yakni mencerdaskan kehidupan bangsa yaitu mendidik manusia-manusia Indonesia seutuhnya dan cita-cita ini akan tampak hanya sebagai sebuah angan-angan. Jika antara masyarakat dan lembaga pendidikan tidak terjalin komunikasi dengan baik sehingga lazim dikatakan bahwa keduanya merupakan simbiosis mutualisme yaitu sebagai suatu kekuasaan yang menyatukan visi dan misi diantara keduanya sehingga satu dengan lainnya tidak dapat melepaskan diri. Nur Aedi, Elin Rosalin (2009 : 277-.278). Peran komite sekolah tidak terlepas mengenai perlunya pastisispasi masyarakat khususnya masyarakat sekolah dan lingkungan sekitarnya yang berarti begitu pentingnya hubungan sekolah dan masyarakat seperti yang dinyatakan oleh Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Indonesia secara lebih umum dikatakan bahwa : Hubungan sekolah dan masyarakat diartikan sebagai suatu proses komunikasi dengan tujuan meningkatkan pengertian warga masyarakat tentang kebutuhan dan praktek pendidikan serta berupaya dalam memperbaiki sekolah. dalam Nur Aedi, Elin Rosalin (2009 : 278).

Peran komite sekolah dalam meningkatkan mutu sekolah dapat dituangkan dalam berbagai bentuk yang dapat dihasilkan sebagai bentuk partisipasi masyarakat sebagai orang tua siswa dalam sekolah untuk meningkatkan mutu sekolah dapat berupa tenaga, pikiran, materi, bahkan dorongan spritual melalui kelembagaan yang terlibat langsung dalam hubungan sekolah dan masyarakat sebagai lembaga mandiri dibentuk dan berperan dalam peningkatan mutu pelayanan pendidikan dengan memberi pertimbangan, arahan, dan dukungan tenaga, sarana dan pra sarana serta pengawasan pendidikan dalam setiap tingkat satuan pendidikan. Oleh sebab itu, sekolah wajib memberikan layanan dan kemudahan demi terwujudnya penyelenggaraan pendidikan yang bermutu bagi setiap warga sekolah atau peserta didik itu sendiri. Hal ini masyarakat berperan dalam peningkatan mutu pelayanan pendidikan melalui mutu sekolah yang pelaksanaanya harus ada hubungan kerja sama yang baik antara peran komite sekolah sebagai lembaga mandiri dengan sekolah khususnya peningkatan mutu sekolah. Komite sekolah sebagai organisasi mitra memiliki peran yang sangat strategis dalam upaya turut serta mengembangkan pendidikan di sekolah. Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah dibentuk berdasarkan Undang-Undang No. 25 tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional (Propenas). Dewan Pendidikan dibentuk disetiap kabupaten atau kota, sementara komite sekolah di butuhkan disetiap satuan pendidikan atau kelompok satuan pendidikan guna memudahkan masyarakat dalam membentuk dewan pendidikan dan komite sekolah. Menteri Pendidikan Nasional menerbitkan Kepmendiknas UU No.044/U/Th.2002 tentang Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah disertai lampiran-lampiran. Lampiran Ran I merupakan acuan pembentukan dewan

pendidikan sementara lampiran II merupakan acuan pembentukan Komite Sekolah. Keadaan komite sekolah yang ada di SMAN 3 Bandar Lampung dibentuk dalam rangka menciptakan masyarakat sekolah yang dapat mengelolla program sekolah dengan baik dalam meningkatkan mutu sekolah berdasarkan Sisdiknas UU RI No. 20 Th. 2003 BAB XV tentang Peran Serta Masyarakat Dalam Pendidikan bagian kesatu umum Pasal 54 : (1) Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perorangan, kelompok, keluarga, organisasi profesi, pengusaha dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan. (2) Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber, pelaksana, dan pengguna hasil pendidikan. (3) Ketentuan mengenai peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah. Peran komite sekolah yang ada di SMA Negeri 3 Bandar Lampung dalam peningkatan mutu sekolah diharapkan mampu mewujudkan visi misi sekolah sesuai dengan program-program yang sudah ditetapkan bersama sehingga dapat terrealisasi dengan baik sesuai dengan Kepmendiknas UU No. 044/U/Th.2002. Sekolah bukanlah suatu lembaga yang terpisah dari masyarakat. Sekolah merupakan lembaga yang bekerja dalam konteks sosial. Sekolah memproduk siswanya dari masyarakat setempat, sehingga keberadaannya tergantung dari dukungan sosial dan finansial masyarakat. Oleh karena itu, hubungan sekolah dan masyarakat merupakan salah satu komponen penting dalam keseluruhan kerangka penyelenggaraan pendidikan.

Adanya hubungan yang harmonis antar sekolah dan masyarakat yang diwadahi dalam organisasi Komite Sekolah, sudah barang tentu mampu mengoptimalkan peran serta orang tua dan masyarakat dalam memajukan program pendidikan, dalam bentuk : a. Orang tua dan masyarakat membantu menyediakan fasilitas pendidikan, memberikan bantuan dana serta pemikiran atau saran yang diperlukan sekolah. b. Orang tua memberikan informasi kepada sekolah tentang potensi yang dimiliki anaknya, dan c. Orang tua menciptakan rumah tangga yang edukatif bagi anak (Kepmendiknas, 2002:19). Berkenaan dengan peningkatan hubungan sekolah dengan masyarakat, subtansi pembinaannya harus diarahkan kepada meningkatkan kemampuan seluruh personil sekolah dalam: a. Memupuk pengertian dan pengetahuan orang tua tentang pertumbuhan pribadi anak. b. Memupuk pengertian orang tua tentang cara mendidik anak yang baik, dengan harapan mereka mampu memberikan bimbingan yang tepat bagi anak-anaknya dalam mengikuti pelajaran. c. Memupuk pengertian orang tua dan masyarakat tentang program pendidikan yang sedang dikembangkan di sekolah. d. Memupuk pengertian orang tua dan masyarakat tentang hambatan-hambatan yang dihadapi sekolah. e. Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk berperan serta memajukan sekolah. f. Mengikutsertakan orang tua dan tokoh masyarakat dalam merencanakan dan mengawasi program sekolah (Kepmendiknas, 2002:20).

Peran komite sekolah dalam meningkatkan mutu sekolah di SMAN 3 Bandar Lampung keberadaannya harus benar-benar dapat mewadahi dan menyalurkan aspirasi serta prakarsa dari masyarakat dalam melahirkan kebijakan operasional dan program-program pendidikan di sekolah serta dapat menciptakan suasana dan kondisi transparan, akuntabel, dan demokratis, berkeadilan dalam penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan yang bermutu di SMAN 3 Bandar Lampung, hal ini sesuai dengan peran komite sekolah sebagai : (a) Pemberi pertimbangan (advisory), (b) pendukung (supporting), (c) pengontrol (conttroling), (d) mediator. 1.2 Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah dalam penelitian ini maka yang menjadi focus penelitian adalah peran komite sekolah dengan sub fokus penelitian sebagai berikut : 1.2.1 Bagaimanakah peran dan fungsi komite sekolah dalam meningkatkan mutu sekolah di SMAN 3 Bandar Lampung. 1.2.2 Bagaimanakah prosedur pembentukan komite sekolah di SMAN 3 Bandar Lampung. 1.2.3 Bagaimanakah program komite sekolah di SMAN 3 Bandar Lampung. 1.2.4 Apakah usaha komite sekolah dalam meningkatkan mutu sekolah di SMAN 3 Bandar Lampung. 1.2.5 Bagaimanakah hasil komite sekolah dalam meningkatkan mutu sekolah di SMAN 3 Bandar Lampung.

1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian secara umum adalah untuk mengetahui peran komite sekolah dalam peningkatan mutu sekolah di SMAN 3 Bandar Lampung. Adapun tujuan secara khusus adalah sebagai berikut : 1.3.1 Untuk mengetahui peran dan fungsi komite sekolah dalam meningkatkan mutu sekolah di SMAN 3 Bandar Lampung. 1.3.2 Untuk mengetahui prosedur pembentukan komite sekolah di SMAN 3 Bandar Lampung. 1.3.3 Untuk mengetahui pelaksanaan program komite sekolah dalam meningkatkan mutu sekolah di SMAN 3 Bandar Lampung. 1.3.4 Untuk mengetahui usaha komite sekolah dalam meningkatkan mutu sekolah di SMA Negeri 3 Bandar Lampung. 1.3.5 Untuk mengetahui hasil komite sekolah dalam meningkatkan mutu sekolah di SMAN 3 Bandar Lampung. 1.4 Kegunaan Penelitian Kegunaan dari hasil penelitian yang penulis harapkan dari peran komite sekolah di SMAN 3 Bandar Lampung sebagai berikut : 1.4.1 Secara Teoritis 1.4.1.1 Sebagai masukan bagi penggelola lembaga pendidikan untuk meningkatkan mutu sekolah di SMAN 3 Bandar Lampung. 1.4.1.2 Untuk keilmuan pendidikan hubungannya dengan masyarakat dalam peningkatan mutu sekolah di SMAN 3 Bandar Lampung.

1.4.1.3 Diharapkan sebagai dasar acuan pelaksanaan program komite sekolah dalam meningkatkan mutu sekolah. 1.4.1.4 Diharapkan dapat menambah khasanah ilmu peningkatan mutu pendidikan, bidang ilmu manajemen pendidikan di SMAN 3 Bandar Lampung. 1.4.1.5 Sebagai informasi kepada masyarakat yang berkepentingan dan peduli dengan pendidikan dalam meningkatkan mutu sekolah di SMAN 3 Bandar Lampung. 1.4.2 Secara Praktis 1.4.2.1 Diharapkan dapat menambah masukan tentang peran dan fungsi komite sekolah terhadap dunia pendidikan pada umumnya serta masyarakat yang berkepentingan/peduli pendidikan dalam meningkatkan mutu sekolah. 1.4.2.2 Untuk dinas pendidikan diharapkan sebagai kajian lebih lanjut untuk menetapkan kebijakan pendidikan dalam meningkatkan mutu sekolah. 1.4.2.3 Untuk sekolah sebagai dasar acuan untuk melaksanakan program sekolah dalam meningkatkan mutu sekolah. 1.4.2.4 Bagi komite sekolah sebagai dasar acuan untuk melaksanakan peran dan fungsi, prosedur pembentukan komite sekolah, program komite sekolah, usaha komite sekolah, hasil komite sekolah dalam meningkatkan mutu sekolah.

1.5 Definisi Istilah 1.5.1 Sekolah merupakan lembaga informal yang merupakan suatu sistem sosial terbuka dalam hubungannya untuk mencerdaskan anak bangsa. 1.5.2 Komite sekolah adalah organisasi sosial yang peduli terhadap perkembangan pendidikan yang berperan membantu operasional sekolah yang anggotanya terdiri dari unsur pengelola yaitu orang tua siswa, tokoh masyarakat, tokoh agama, pengusaha, tokoh pemuda dan alumni dalam meningkatkan mutu sekolah. 1.5.3 Peran komite sekolah adalah mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat, melakukan kerjasama dengan masyarakat serta menampung dan menaganalisis aspirasi, ide, tuntutan dari berbagai kebutuhan pendidikan yang diajukan oleh masyarakat terhadap pendidikan penyelenggaraan yang bermutu. 1.5.4 Fungsi komite sekolah adalah tugas atau kewajiban yang harus dilaksanakan dalam penyelenggaraan pendidikan yang bermutu. 1.5.5 Partisipasi masyarakat adalah keikutsertaan/keterlibatan/peranserta masyarakat yang sesungguhnya merupakan suatu keterlibatan mental dan perasaan, kesediaan memberi suatu sumbangan yang menyangkut kepada seseorang/masyarakat untuk mencapai tujuan yang lebih baik, berkembang dan maju dalam upaya peningkatan mutu sekolah. 1.5.6 Manajemen sekolah adalah suatu usaha (upaya) dalam mengelola antara individu atau kelompok didalam suatu lembaga tertentu untuk mencapai tujuan yang lebih baik.

1.5.7 Mutu adalah suatu keadaan yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan (stock holder). 1.5.8 Mutu sekolah adalah upaya yang dilakukan oleh sekolah dan komite sekolah dalam meningkatkan mutu sekolah yang dapat digambarkan meliputi unsure-unsur sebagai berikut : Input Proses Output Mutu