I. PENDAHULUAN. Materi pokok sistem koloid merupakan salah satu materi kimia yang sangat sering

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Kimia merupakan mata pelajaran yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan wawancara dengan guru bidang studi kimia SMA Budaya Bandar

I. PENDAHULUAN. Hasil wawancara dengan guru bidang studi kimia kelas XI SMA YP Unila Bandar

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran geografi yang dilakukan di SMA Negeri 3 Bandar Lampung

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia tidak hanya bertujuan menemukan zat-zat yang langsung bermanfaat

I. PENDAHULUAN. Di SMK 2 Mei Bandar Lampung, mata pelajaran kimia merupakan salah satu mata

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kimia kelas XI IPA 2 SMA

I. PENDAHULUAN. sehingga siswa menemukan fakta-fakta, membangun konsep-konsep, teori,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengacu pada

I. PENDAHULUAN. belajar. Dalam proses pembelajaran di sekolah, guru diharapkan mengupayakan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang mempunyai tujuan, yang dengan. didik (Sardiman, 2008: 12). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

I. PENDAHULUAN. sejumlah pengetahuan sebagai mediumnya (Margono, 2005:27)

I. PENDAHULUAN. diperlukan penguasaan matematika sejak dini. Oleh karena itu, selayaknya mata

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Banyak peristiwa di alam yang erat hubungannya dengan materi koloid seperti

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kualitas dan keberhasilan suatu bangsa bisa dilihat dari kualitas pendidikannya. Hal mendasar yang perlu

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia tidak hanya bertujuan menemukan zat-zat yang langsung bermanfaat

I. PENDAHULUAN. menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu. tersebut membutuhkan pemikiran yang kritis, sistematis, logis,

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang memiliki pengaruh atau akibat yang ditimbulkan, manjur, membawa hasil dan

I. PENDAHULUAN. Kimia merupakan mata pelajaran dalam rumpun sains, yang sangat erat kaitannya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. yang lain. Kedua kegiatan tersebut merupakan proses pembelajaran. Dari proses

I. PENDAHULUAN. Globalisasi seperti saat ini menimbulkan persaingan di berbagai bidang kehidupan

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) efektif untuk kelompok kecil. Model ini menunjukkan efektivitas untuk berpikir

I. PENDAHULUAN. dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya. Dengan. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan program pendidikan melalui proses belajar mengajar di sekolah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran kimia di sekolah, umumnya masih berorientasi kepada materi yang

I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses aktualisasi peserta didik melalui berbagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan sesuatu yang paling penting dalam kehidupan kita. Seorang guru dalam pendidikan memegang

I. PENDAHULUAN. belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. belajar. Hakekat pembelajaran adalah memberikan bimbingan dan fasilitas

I. PENDAHULUAN. Pada kurikulum biologi SMP materi sistem gerak yang dipelajari di kelas VIII,

I. PENDAHULUAN. pendidikan. Proses pendidikan dipandang sebagai aktivitas yang dapat

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam (IPA) yang pada awalnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor penentu kualitas suatu bangsa. Selain karena pendidikan dipandang

II. TINJAUAN PUSTAKA. dapat membawa hasil atau berdaya guna. Efektif juga dapat diartikan dengan

I. PENDAHULUAN. Kondisi pendidikan di Indonesia saat ini semakin hari kualitasnya makin

II. TINJAUAN PUSTAKA. belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut. Sehubungan dengan pengertian

DAFTAR ISI. Lembaran Pengesahan Riwayat Hidup. Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Lampiran

I. PENDAHULUAN. dianamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau. dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan

I. PENDAHULUAN. Mata Pelajaran Geografi, yang diujikan dalam ujian nasional merupakan pelajaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN NHT DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA PETA TERHADAP PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI. (Jurnal) Oleh. Maria Alifah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Risna Dewi Aryanti, 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses menyiapkan siswa agar mampu beradaptasi dan berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses

I. PENDAHULUAN. rendah hingga makhluk hidup tingkat tinggi. Biologi tidak hanya terdiri atas

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses interaksi dalam rangka. mempengaruhi peserta didik agar dapat menyesuaikan diri sebaik

I. PENDAHULUAN. Saat ini usaha-usaha peningkatan mutu atau kualitas pendidikan terus

I. PENDAHULUAN. ditumbuhkan dalam diri siswa SMA sesuai dengan taraf perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN. atau penghargaan ). Belajar yang dapat mencapai tahapan ini disebut dengan belajar

I. PENDAHULUAN. Pengetahuan IPA yang sering disebut sebagai produk dari sains, merupakan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses interaksi antara guru dan siswa yang bertujuan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. mutu pendidikan. Hal ini dikarenakan kualitas mutu pendidikan menentukan

sekolah dasar (SD/MI). IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga

I. PENDAHULUAN. Proses pembelajaran merupakan bagian terpenting dalam pendidikan di sekolah.

I. PENDAHULUAN. Salah satu Standar Kompetensi (SK) pada bidang studi kimia kelas XI IPA

I. PENDAHULUAN. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang. memungkinkannya untuk berfungsi secara menyeluruh dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kunci utama dalam kehidupan suatu bangsa, karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu pembelajaran yang ada di sekolah adalah pembelajaran Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembelajaran yang terencana diarahkan untuk mewujudkan suasana

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAWUNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

I. PENDAHULUAN. dibangun melalui pengembangan keterampilan-keterampilan proses sains seperti

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia adalah cabang dari IPA yang secara khusus mempelajari tentang

I. PENDAHULUAN. mencapai tujuan tertentu (Sanjaya, 2008:26). Menurut Amri dan Ahmadi. (2010:89) bahwa dalam kegiatan pembelajaran guru harus memahami

I. PENDAHULUAN. sehari-hari. Di dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disebutkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada prinsipnya proses belajar yang dialami manusia berlangsung sepanjang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika. Disusun Oleh:

I. PENDAHULUAN. Matematika sebagai salah satu ilmu dasar, mempunyai peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang bertujuan agar siswa mendapat kesempatan untuk menguji dan

I. PENDAHULUAN. kecerdasan, (2) pengetahuan, (3) kepribadian, (4) akhlak mulia, (5)

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang

I. PENDAHULUAN. Kimia merupakan mata pelajaran sains yang sangat erat kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Masalah adalah sebuah kata yang sering terdengar oleh kita. Namun sesuatu

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks melibatkan berbagai

I. PENDAHULUAN. seseorang dengan lingkungan. Oleh karena itu belajar dapat terjadi kapan saja

I. PENDAHULUAN. dan perubahan materi, serta energi yang menyertai perubahan materi. Ilmu kimia

I. PENDAHULUAN. hidupnya. Proses belajar terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Menurut Hasbullah (2009:2). Kegiatan pokok dalam keseluruhan proses pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. selalu tumbuh dan berkembang. Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru bidang studi kimia di

BAB I PENDAHULUAN. penyelesaian masalah bilangan pengertian tersebut terdapat pada Kamus Besar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran

I. PENDAHULUAN. kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan

1. PENDAHULUAN. Diantara banyak siswa menganggap mata pelajaran fisika adalah satu bidang

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Materi pokok sistem koloid merupakan salah satu materi kimia yang sangat sering dijumpai di lingkungan sekitar dan dapat mudah diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Banyak sekali kejadian di lingkungan yang dapat dihubungkan dengan konsep yang terdapat dalam topik koloid seperti proses penjernihan air dan terbentuknya delta di muara. Topik koloid yang meliputi pengertian, sifat, peranan serta pembuatan koloid lebih terbiasa dihafal oleh siswa, sehingga pada saat siswa berhadapan dengan suatu peristiwa alami yang berhubungan dengan koloid, mereka tidak menyadari bahwa sebenarnya itu adalah bagian dari sistem koloid. Hal ini dapat dilihat dari berbagai buku teks yang digunakan sebagai pegangan belajar siswa masih banyak yang diformat sebagai kumpulan konsepkonsep yang harus dikuasai siswa, tanpa mempertimbangkan proses pembelajaran yang sesuai, dengan demikian siswa mengalami kesulitan untuk menghubungkan materi koloid dengan apa yang terjadi di lingkungan sekitar dan masih memiliki kelemahan pada pengambilan kesimpulan dari fakta-fakta yang diberikan. Kesulitan siswa untuk memahami materi-materi koloid di sekolah, diduga karena metode pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran selama ini adalah metode lebih memfokuskan pada ketuntasan materi pelajaran. Dalam proses pembelajaran siswa tidak dibimbing untuk menemukan sendiri konsep tetapi

melalui penyampaian informasi langsung tentang konsep tersebut, sehingga 2 pembelajaran yang dilakukan kurang berkesan bagi siswa. Aktivitas lain seperti tanya jawab antar teman, mendiskusikan permasalahan antar teman dan guru juga belum tampak. Bahkan tidak jarang jika siswa merasa jenuh, akhirnya akan mengobrol dan membuat kegaduhan di kelas. Materi koloid yang bersifat konkrit akan lebih mudah dipahami oleh siswa apabila pembelajaran dilakukan dengan melakukan percobaan tentang perbedaan sistem koloid, larutan sejati dan suspensi, sifat-sifat koloid seperti efek Tyndall, bagaimana pembuatan koloid, dan dengan pembelajaran menggunakan contohcontoh koloid dalam kehidupan sehari-hari seperti santan dan busa sabun. Jadi, siswa dilatih menggunakan keterampilan berpikir mereka untuk menemukan sendiri konsep-konsep koloid, sehingga diharapkan proses pembelajaran akan lebih bermakna. Model pembelajaran yang sesuai adalah model pembelajaran yang dapat menarik minat dan gairah belajar siswa, sehingga siswa aktif dalam proses pembelajaran. Selain itu siswa dilatih untuk menemukan sendiri konsep dengan menggunakan keterampilan berpikirnya, sehingga diharapkan dengan proses tersebut konsep yang mereka peroleh akan lebih mudah untuk dipahami dan lebih dikuasai mereka. Pada proses pembelajaran perlu dikembang- kan keterampilan berpikir yang merupakan suatu aktivitas mental untuk mem- peroleh pengetahuan. Berdasarkan prosesnya berpikir dapat dikelompokkan dalam berpikir dasar dan berpikir kompleks. Proses berpikir kompleks disebut juga dengan proses berpikir tingkat tinggi yang salah satunya adalah keterampilan berpikir kritis. Berpikir kritis adalah kemampuan berpikir reflektif yang diarahkan untuk memutuskan

hal-hal yang meyakinkan untuk dilakukan. Berdasarkan analisis dari materi 3 koloid beberapa indikator keterampilan berpikir kritis yang dapat muncul antara lain menyimpulkan, menemukan persamaan dan perbedaan seperti siswa diberikan beberapa contoh campuran yang terdiri dari larutan sejati, koloid, dan suspensi, dengan harapan siswa akan mampu menemukan sendiri perbedaan dari ketiga jenis campuran tersebut. Kemudian indikator menerapkan prinsip yang dapat diterima seperti bagaimana hubungan sifat koloid dengan cara kerja sabun, kemampuan memberikan alasan, dan memberikan contoh dan noncontoh seperti siswa akan mampu memberikan beberapa contoh koloid dalam kehidupan seharihari. Model pembelajaran yang dapat membangkitkan aktivitas, semangat belajar dan keterampilan berpikir kritis siswa adalah model pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif memberikan efek terhadap sikap penerimaan perbedaan antar individu, baik ras, keragaman budaya, gender, sosial ekonomi, dan lain-lain. Selain itu yang terpenting, pembelajaran kooperatif mengajarkan keterampilan bekerja sama dalam kelompok atau teamwork. Salah satu teknik dalam pembelajaran kooperatif adalah teknik Numbered Head Together (NHT). Teknik ini memberi kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan menimbang jawaban yang paling tepat, dalam prosesnya siswa dilatih untuk menggunakan keterampilan berpikir mereka untuk berdiskusi dengan teman satu kelompoknya. Terlihat bahwa dalam pembelajaran kooperatif teknik NHT ini selain mendorong siswa untuk meningkatkan kerjasama antar anggota kelompok, pembelajaran ini juga melatih siswa untuk dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa. Teknik NHT lebih banyak melibatkan siswa dalam menelaah

4 materi yang tercakup dalam suatu pelajaran untuk mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut. Dalam pembelajaran kooperatif teknik NHT siswa dibimbing untuk dapat menemukan konsep dari materi yang ada secara mandiri melalui sarana pembelajaran yang telah disediakan oleh guru. Pembelajaran kooperatif teknik NHT sudah sering dicobakan pada beberapa sekolah mengingat karakteristik siswa pada beberapa sekolah berbeda-beda seperti tingkat heterogenitas siswa, maka teknik ini dirasa perlu dicobakan di SMA YP Unila yang siswa- nya berasal dari berbagai perbedaan latar belakang kemampuan, seperti kemampuan memahami dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain. Penerapan pembelajaran kooperatif memerlukan cara-cara tertentu agar antara siswa yang terlibat pembelajaran terjalin interaksi sosial dan kognitif. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah melalui penggunaan sarana pembelajaran. Pembelajaran kooperatif akan berjalan dengan efektif jika ditunjang dengan adanya buku teks dan petunjuk bekerja dalam kelompok secara kooperatif. Sarana pembelajaran ini ada bermacam-macam, salah satunya adalah Lembar Kerja Siswa (LKS). LKS yang digunakan berisi tahapan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa dan mengarahkan siswa menemukan konsep koloid, sehingga diharapkan materi yang mereka pelajari akan lebih mudah dipahami dan akan lebih melekat dipikiran masing-masing siswa. Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan penelitan dengan judul Penerapan Pembelajaran Kooperatif Teknik Numbered Head Together (NHT) Untuk meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Pokok

Sistem Koloid (quasi eksperimen kelas XI SMA YP Unila Bandar Lampung 5 Tahun Pelajaran 2008-2009) B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah NHT dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa pada materi pokok sistem koloid? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa yang pembelajarannya melalui pembelajaran kooperatif teknik NHT pada materi pokok sistem koloid. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi guru Pembelajaran kooperatif teknik NHT diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif bagi guru dalam memilih model pembelajaran sebagai upaya meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa dan penguasaan konsep pada materi pokok sistem koloid. 2. Bagi Sekolah Menjadi informasi dan sumbangan pemikiran dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran kimia di sekolah. 3. Bagi siswa

6 Meningkatkan hasil belajar, menumbuhkan rasa tanggung jawab, kemampuan berkomunikasi dengan baik, dan menumbuhkan rasa ketergantungan positif sesama teman. E. Ruang Lingkup Penelitian Agar penelitian ini mencapai sasaran sebagai mana yang telah dirumuskan, maka ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada: 1. Populasi penelitian adalah siswa kelas XI semester genap SMA YP Unila Tahun Pelajaran 2008-2009. 2. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dimana siswa bekerja dalam kelompok heterogen untuk memecahkan masalah atau untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal dan memiliki unsur-unsur : tanggung jawab perseorangan, tatap muka, saling ketergantungan positif, komunikasi antar anggota, dan evaluasi antar kelompok. 3. Pembelajaran kooperatif teknik NHT memiliki 4 struktur langkah kegiatan utama yaitu penomoran, pengajuan pertanyaan, berfikir bersama, dan pemberian jawaban. 4. Berpikir kritis adalah kemampuan bernalar dan berpikir reflektif yang diarahkan untuk memutuskan hal-hal yang meyakinkan untuk dilakukan. Indikator berpikir kritis yang diteliti dalam penelitian ini adalah (1) menemukan persamaan dan perbedaan; (2) kemampuan memberikan alasan; (3) menerapkan prinsip-prinsip yang dapat diterima; (4) membuat kesimpulan, dan (5) memberikan contoh dan non contoh.

5. Nilai N-Gain keterampilan berpikir kritis siswa pada materi pokok sistem 7 koloid yang diperoleh melalui pretes dan postes yang dibuat berdasarkan indikator-indikator berpikir kritis. 6. Materi pokok pada penelitian ini adalah koloid yang terdiri dari sub materi pokok sistem koloid, sifat-sifat koloid, peranan koloid dalam kehidupan dan pembuatan koloid. 7. Data penelitian merupakan data kuantitatif yang diolah menggunakan program SPSS 10.0. F. Kerangka Pemikiran Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen menggunakan dua kelas. Pada penelitian ini dilakukan pengujian untuk mengetahui bagaimana pembelajaran kooperatif teknik NHT mampu meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa pada materi pokok koloid. Dalam penelitian ini, sebagai variabel bebas adalah pembelajaran koloid menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik NHT, dan sebagai variabel terikat adalah kemampuan berpikir kritis siswa. Kegiatan pembelajaran kooperatif memiliki beberapa kelebihan diantaranya tercipta kerjasama yang baik antar anggota tim, ada ketergantungan saling memerlukan yang positif (menanamkan rasa kebersamaan), tanggung jawab masingmasing anggota (setiap anggota memiliki sumbangan dan belajar), keterampilan hubungan antar personal (komunikasi, keberhasilan, kepemimpinan, membuat keputusan, dan penyelesaian konflik), tatap muka serta menaikkan interaksi antar siswa. Pembelajaran kooperatif memungkinkan siswa untuk bekerjasama baik sesama kelompok maupun antar kelompok, dari kerjasaam tersebut akan muncul diskusi

antar siswa sehingga diharapkan dengan adanya diskusi maka keterampilan 8 berpikir kritis siswa akan lebih mudah muncul dan terlatih untuk digunakan dalam proses pembelajaran. Seperti contoh keterampilan berpikir kritis indikator menemukan persamaaan dan perbedaan dan menyimpulkan, dengan adanya diskusi diharapkan siswa akan lebih mudah untuk menemukan persamaan dan perbedaan dari suatu topik permasalahan yang dihadapkan oleh guru sebelum pada akhirnya mereka membuat kesimpulaan dari hasil penemuan mereka berdasarkan diskusi. Indikator berpikir kritis yang diamati dalam penelitian ini adalah (1) menemukan persamaan dan perbedaan; (2) kemampuan memberikan alasan; (3) menerapkan prinsip-prinsip yang dapat diterima, (4) membuat kesimpulan, dan (5) memberikan contoh dan noncontoh. Pembelajaran yang melatih siswa untuk berpikir kritis dalam menghadapi suatu masalah diharapkan akan membuat siswa lebih mudah memahami konsep koloid dan konsep yang mereka terima akan lebih lama untuk diingat oleh siswa karena mereka telah memahami konsep secara matang. Dalam proses pembelajaran juga diperlukan media yang akan dapat membantu siswa untuk lebih mudah menemukan konsep, salah satu media yang digunakan adalah LKS dengan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa untuk menemukan konsep koloid, sehingga diharapkan materi yang mereka pelajari akan lebih mudah dipahami dan akan lebih melekat dipikiran masing-masing siswa. Didasari oleh alasan-alasan tersebut, maka diduga pembelajaran kooperatif teknik NHT akan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa, dan dalam penelitian ini akan diadakan uji untuk mengetahui apakah keterampilan berpikir kritis siswa setelah penerapan pembelajaran kooperatif teknik NHT menggunakan LKS dengan pertanyaan-pertanyaan yang diharapkan akan mampu merangsang

keterampilan berpikir kritis siswa. Berikut adalah diagram kerangka pemikiran yang menggambarkan perbandingan antara variabel bebas dan variabel terikat. 9 X1 Y1 Gambar 1. Kerangka pemikiran Keretangan : X1 = Pembelajaran Kooperatif teknik NHT Y1 = Keterampilan berpikir kritis siswa G. Hipotesis 1. Hipotesis Umum Hipotesis umum dari penelitian ini adalah bahwa pembelajaran kooperatif teknik NHT mampu meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa pada materi pokok sistem koloid. 2. Hipotesis Kerja Hipotesis kerja dari penelitian ini adalah 1. Terdapat perbedaan rata-rata N-gain keterampilan berpikir kritis siswa pada materi pokok sistem koloid yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik NHT dengan yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran konvensional. 2. Rata-rata N-gain keterampilan berpikir kritis siswa pada materi pokok sistem koloid yang menggunakan pembelajaran kooperatif teknik NHT lebih tinggi daripada rata-rata N-Gain keterampilan berpikir kritis siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional.

10