BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam menggambarkan kehidupan baik kehidupan dari diri pengarang

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bahasa siswa, karena siswa tidak hanya belajar menulis, membaca,

BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 1. Rincian Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian X X X. 4 Analisis Data X X

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa. Melalui karya sastra manusia bisa mengetahui sejarah berbagai hal,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan bagi bangsa Indonesia adalah diterbitkannya Undang Undang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, seseorang dengan menggunakan bahasa yang indah.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. keduanya. Sastra tumbuh dan berkembang karena eksistensi manusia dan sastra

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Problem pembelajaran sastra di sekolah, lagi-lagi harus berkait

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena

BAB I PENDAHULUAN. berbeda, manusia dapat menghasilkan karya berupa produk intelektual (seperti puisi atau

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

I. PENDAHULUAN. yang berlangsung sepanjang hari dari zaman ke zaman (Semi, 2002:1). Menurut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

2015 PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. dan telah diatur dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sampai saat ini tidak banyak penelitian yang memperhatikan tentang

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting dalam perkembangan intelektual, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan dari proses pembelajaran tersebut. Berbagai mata pelajaran diajarkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar

BAB I PENDAHULUAN. dilukiskan dalam bentuk tulisan. Sastra bukanlah seni bahasa belaka, melainkan

BAB I PENDAHULUAN. melalui cipta, rasa, dan karsa manusia. Al-Ma ruf (2009: 1) menjelaskan

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen, yaitu menyimak/

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

Contoh File KKM, PROTA, PROMES, SILABUS, RPP, SK & KD, PEMETAAN

I. PENDAHULUAN. Penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dilakukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Atik Rahmaniyar, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

konvensi sastra Balai Pustaka BP (Nurgiantoro, 2000:54).

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang

BAB I PENDAHULUAN. dan segala problematikanya yang begitu beragam. Fenomena-fenomena

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pengalaman dan pengamatannya terhadap kehidupan. Kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

I. PENDAHULUAN. ekstrinsik. Unsur intrinsik novel adalah unsur-unsur yang berada di dalam

berbahasa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan

I. PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai oleh seorang melalui proses

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan suatu bangsa dan negara hendaknya sejalan dengan

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kata merupakan bentuk atau unit yang paling kecil dalam bahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. seni. Hal ini disebabkan seni dalam sastra berwujud bacaan atau teks sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan antara sastra dengan bahasa bersifat dialektis (Wellek dan Warren,

BAB I PENDAHULUAN. (Sutama dalam rachmawati, 2000:3). Mutu pendidikan sangat tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. sastra ini dapat disamakan dengan cat dalam seni lukis. Keduanya merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum Nasional merupakan pengembangan dari Kurikulum 2013 yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan seseorang yang. memiliki unsur-unsur seperti pikiran, perasaan, pengalaman, ide-ide,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi tujuan pembelajaran bahasa Indonesia yang tercantum dalam. budaya dan intelektual manusia Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka Dewi Lestari adalah salah seorang sastrawan Indonesia yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

I. PENDAHULUAN. karya sastra penggunaan bahasa dihadapkan pada usaha sepenuhnya untuk

BAB I PENDAHULUAN. tulisan yang menggunakan bahasa sebagai media pengantar dan memiliki

Oleh: Tri Wahyuningsih Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra. Sebuah karya sastra tidak lepas dari bahasa. dapat dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum tujuan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia bidang

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Indonesia meliputi empat aspek ketermpilan, yaitu mendengar,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia sangat diperlukan bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Retno Friethasari, 2015 PENERAPAN METODE STORY TELLING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah sebuah proses, pada proses tersebut adanya perubahan dan

BAB I PENDAHULUAN. berekspresi dan salah satunya adalah menulis puisi. Puisi dalam Kamus Besar. penataan bunyi, irama, dan makna khusus; sajak.

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, isi pikiran, maksud, realitas, dan sebagainya. Sarana paling utama. utama adalah sebagai sarana komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yulianti, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

KEMAMPUAN MENULIS PUISI PADA PROSES PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE SISWA KELAS X MIPA SMA NEGERI 9 BATANGHARI SKRIPSI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum berbasis kompetensi (Competency Based Curriculum) Pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi (Kurikulum 2004) sangat

I. PENDAHULUAN. Dalam dunia sastra, selain tema, plot, amanat, latar, ataupun gaya bahasa, penokohan

07. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam perkembangan dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum adalah program kegiatan yang terencana disusun guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Salah satu kurikulum yang pernah berjalan di Indonesia adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), hingga saat ini kurikulum tersebut masih dilaksanakan di beberapa sekolah. Tujuan KTSP secara umum adalah untuk memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan pada lembaga pendidikan dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif dalam pengembangan kurikulum. Dalam hal ini sekolah diberikan kewenangan untuk meningkatkan pengetahuan, kepribadian, serta keterampilan kepada siswa. Tujuan itu dapat dicapai salah satunya dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Pada pembelajaran bahasa Indonesia terdapat pembelajaran sastra yang menarik dan bermanfaat bagi siswa. Pada silabus Mata Pelajaran Bahasa Indonesia kelas XII terdapat KD 3.2 mengapresiasi secara lisan teks seni berbahasa dan teks ilmiah sederhana, siswa diharapkan dapat menikmati, menghargai, dan menilai karya sastra. Pembelajaran sastra jika dilaksanakan dengan baik akan berdampak pada aspek afektif, kognitif, dan psikomotorik. Di tengok pada kondisi nyata, pembelajaran sastra di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) masih jauh dari apa yang diharapkan. Ketidakoptimalan pembelajaran sastra di SMK disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah buku paket, modul, ataupun materi ajar yang digunakan tidak berdasarkan buku yang disukai siswa dan tidak sesuai kriteria. Pembelajaran yang baik harus memenuhi beberapa komponen penting, di antaranya guru, sarana dan prasarana, media, metode pembelajaran yang digunakan, dan materi pembelajaran. Pada pembelajaran sastra di SMK guru masih menggunakan buku yang membuat siswa tidak tertarik, buku yang digunakan tidak kekinian, sehingga membuat pembelajaran menjadi monoton dan rendahnya minat siswa untuk mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia 1

2 khususnya pada pembelajaran sastra. Materi ajar yang baik adalah materi yang bersifat baru (kekinian), harus menarik, memberikan manfaat, pelajaran dan wawasan, bahasa yang digunakan mendidik, serta mudah dipahami siswa. Menurut Ismawati (2013:35), beberapa hal terkait dengan pemilihan materi ajar, di antaranya: (1) materi harus spesifik, jelas, akurat, mutakhir; (2) materi harus bermakna, otentik, terpadu, berfungsi, kontekstual, komunikatif; (3) materi harus mencerminkan kebhinekaan dan kebersamaan, pengembangan budaya, ipteks, dan pengembangan kecerdasan berpikir, kehalusan perasaan, kesantunan sosial. Lain halnya dengan Semi (1993), menerangkan bahwa kriteria materi ajar adalah sebagai berikut: (1) materi tersebut valid untuk mencapai tujuan pembelajaran; (2) materi harus bermakna dan bermanfaat jika ditinjau dari kebutuhan peserta didik (kebutuhan pengembangan insting etis dan estetis, imajinasi, dan daya kritis); (3) materi tersebut harus menarik supaya dapat merangsang minat peserta didik; (4) materi berada dalam batas keterbacaan dan intelektual peserta didik. Artinya dapat dipahami, ditanggapi, dan diproses peserta didik sehingga mereka merasa bahwa pembelajaran sastra adalah pembelajaran yang menarik bukan pembelajaran yang berat. Pemilihan materi pembelajaran khususnya pembelajaran sastra yang sesuai kriteria salah satunya dapat dilakukan melalui karya sastra. Karya sastra merupakan hasil karya atau cipta seseorang (pengarang) dengan gaya bahasa yang khas dalam proses kreatifnya. Setiap pengarang pasti memiliki ide-ide yang berlian dan berbeda-beda yang ditulis ke dalam karya sastra dengan gaya bahasa yang khas dan kreatif. Menurut Teeuw (1984: 23), kata sastra dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Sanskerta; akar kata sas-, dalam kata kerja turunan berarti mengarahkan, mengajarkan, memberi petunjuk atau instruksi. Akhiran tra biasanya menunjukkan alat, sarana. Kata sastra dapat berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi atau pengajaran. Sastra akan memberikan manfaat yang cukup besar dalam kurikulum di sekolah. Adanya pembelajaran sastra dalam sekolah akan menumbuhkan kreativitas dan keterampilan berbahasa siswa, yakni keterampilan membaca, keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, dan keterampilan menulis. Salah satu karya sastra yang memberikan

3 manfaat pada pembelajaran sastra adalah novel. Menurut Waluyo (2011:5), kata novel berasal dari novellus yang berarti baru. Jadi, sebenarnya memang novel adalah bentuk karya sastra cerita fiksi yang paling baru. Menurut Stanton (2012:90), Novel mampu menghadirkan perkembangan satu karakter, situasi sosial yang rumit, hubungan yang melibatkan banyak atau sedikit karakter, dan berbagai peristiwa ruwet yang terjadi beberapa tahun silam secara lebih mendetail. Salah satu novel yang sesuai kriteria dan layak digunakan untuk materi pembelajaran sastra di SMK adalah novel Sepatu Dahlan. Novel tersebut ditulis dengan bahasa yang mudah dipahami siswa yang menyuguhkan sebuah kisah nyata masa kecil tokoh terkenal Dahlan Iskan, dengan gaya bahasa yang khas dari pengarangnya, sehingga semakin membuat menarik dan hidupnya cerita dalam novel. Menurut Zaidan (dalam Asis, 2010: 103) bahwa Stilistika merupakan ilmu yang meneliti penggunaan bahasa dan gaya dalam karya sastra. Lain halnya dengan Satoto (2012: 35) mengungkapkan, style, stail atau gaya, yaitu cara yang khas dipergunakan oleh seseorang untuk mengutarakan atau mengungkapkan diri gaya pribadi. Bukan sekadar menuliskan perasaan dan gagasan penulis juga menyelipkan nilai pendidikan yang bermanfaat dan dapat diteladani. Nilai pendidikan yang disampaikan pengarang bukan sekadar menggurui, melainkan disampaikan dengan cerita dongeng dan kisah-kisah nabi yang patut diteladani siswa. Nilai pendidikan merupakan ajaran atau patokan dalam hidup tentang bagaimana kita harus bersikap. Menurut Kuperman (dalam Mulyana, 2011:9), Nilai adalah patokan normatif yang mempengaruhi manusia dalam menentukan pilihannya di antara cara-cara tindakan alternatif. Menurut Purwaningtyastuti, dkk. (2014), nilai pendidikan yang terkandung dalam novel ada beberapa, seperti nilai pendidikan agama, nilai pendidikan moral, nilai pendidikan sosial, nilai pendidikan estetika, dan nilai pendidikan budaya. Pada KD 3.2 mengapresiasi secara lisan teks seni berbahasa dan teks ilmiah sederhana, siswa dapat menikmati, menghargai, serta menilai gaya bahasa novel Sepatu Dahlan. Kegiatan menikmati, menghargai, mengomentari, dan menilai

4 merupakan kegiatan pada aspek keterampilan. Pada aspek pengetahuan, siswa akan belajar mengenal dan mempelajari diksi, bahasa figuratif atau majas, serta citraan yang ada dalam novel Sepatu Dahlan. Pada novel Sepatu Dahlan terdapat gaya bahasa yang khas, banyak ditemukan bahasa figuratif seperti majas simile, hiperbola, dan personifikasi. Selain itu, bahasa yang digunakan pada novel Sepatu Dahlan mudah dipahami oleh siswa khususnya siswa SMK, sesuai dengan keadaan psikologis siswa. Hal ini membuat siswa tidak merasa kesulitan dan siswa dapat memahami dan menanggapi cerita tersebut. Tokoh utama yang dihadirkan dalam novel ini seusia siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), sehingga siswa akan dengan mudah memahami cerita, alur, keadaan emosional, dan latar yang digambarkan oleh pengarang. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Moody (dalam Nugrahani, 2009:393), bahwa materi pembelajaran yang baik harus memperhatikan kesesuaian bahasa dengan materi, dapat dilihat dari kemudahan, kepantasan, dan kesesuaiannya dengan perkembangan psikologis dan latar belakang sosial budaya siswa, serta latar belakang politik dan situasi setempat. Dari segi sikap atau afektif, siswa akan mendapat pengalaman berharga dan bermanfaat bagi kehidupan siswa melalui nilai-nilai pendidikan yang disampaikan pengarang. Nilai pendidikan dalam novel Sepatu Dahlan diperkirakan ada beberapa di antaranya nilai religius, nilai sosial, nilai moral, dan nilai budaya. Oleh karena itu, dengan pembelajaran sastra melalui novel Sepatu Dahlan akan meningkatkan pengetahuan, kepribadian, serta keterampilan para siswa, sehingga tujuan dari kurikulum KTSP dapat tercapai. Terdapat beberapa penelitian terkait novel Sepatu Dahlan yang pernah dilakukan dengan aspek kajian yang berbeda-beda. Penelitian yang dilakukan Prastiyawati pada tahun 2014 dengan judul Novel Sepatu Dahlan Karya Khrisna Pabichara (Sebuah Kajian Psikologi Sastra dan Nilai Pendidikan) mengkaji novel Sepatu Dahlan dengan kajian psikologi menghasilkan simpulan bahwa terdapat nilai pendidikan dalam novel Sepatu Dahlan, yaitu: religius atau agama, sosial, moral dan estetika. Selain itu, novel Sepatu Dahlan dapat digunakan sebagai bahan ajar di SMP.

5 Penelitian yang lain, dilakukan oleh Khofiyana pada tahun 2013 dengan judul Nilai-nilai Pendidikan dan Aspek Sosial Budaya Novel Biografi Sepatu Dahlan Serta Relevansinya sebagai Bahan Ajar Membaca Biografi Berbasis Pendidikan Karakter di SMA menghasilkan simpulan bahwa nilai-nilai pendidikan dalam novel biografi Sepatu Dahlan, berupa: nilai pendidikan agama, nilai pendidikan sosial, dan nilai pendidikan moral. Selain itu, novel tersebut relevan digunakan sebagai bahan ajar membaca biografi berbasis pendidikan karakter di SMA. Dari beberapa penelitian yang sudah dilakukan dapat diketahui bahwa novel Sepatu Dahlan memiliki nilai pendidikan yang amat penting bagi siswa, dan dapat digunakan sebagai bahan ajar atau materi ajar yang disesuaikan dengan silabus Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Pentingnya pembelajaran sastra di sekolah, membuat peneliti ingin mengkaji bidang tersebut. Pentingnya suatu pembelajaran sastra bukan tanpa alasan, pembelajaran sastra berperan penting dalam proses pembelajaran yang lain serta bermanfaat bagi kehidupan siswa. Pembelajaran sastra berfungsi untuk merangsang siswa dalam mengungkapkan dan menggambarkan pengalaman, perasaan serta ide dalam diri siswa. Pembelajaran sastra dapat membentuk karakter dan budi pekerti siswa melalui nilai-nilai pendidikan yang ada dalam teks sastra. Nugrahani (2009) menjelaskan bahwa pembelajaran sastra dapat meningkatkan kepekaan siswa terhadap nilai-nilai kehidupan dan kearifan dalam menghadapi lingkungan, realitas kehidupan, dan sikap pendewasaan. Melalui pembelajaran sastra, diharapkan siswa tumbuh menjadi manusia dewasa yang berbudaya, mandiri, sanggup mengekspresikan diri dengan pikiran dan perasaannya dengan baik, berwawasan luas, kritis, berkarakter, halus budi pekerti, dan santun. Maka dari itu peneliti ingin meneliti bidang sastra dengan judul Gaya Bahasa dan Nilai Pendidikan dalam Novel Sepatu Dahlan Karya Khrisna Pabichara dan Relevansinya sebagai Materi Pembelajaran Sastra di SMK. Pada penelitian ini peneliti berfokus pada gaya bahasa, nilai pendidikan novel Sepatu Dahlan serta relevansinya sebagai materi pembelajaran sastra di SMK. Pada penggunaan gaya bahasa peneliti hanya mengkaji pemakaian diksi, bahasa figuratif, dan pencitraan. Untuk pemakaian diksi peneliti memfokuskan lagi pada

aspek kata konotatif, kata konkret, dan kata dengan objek realitas alam. Pada penggunaan bahasa figuratif peneliti memfokuskan pada majas. 6 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimana gaya bahasa dalam novel Sepatu Dahlan karya Khrisna Pabichara? 2. Apa saja nilai pendidikan yang ingin disampaikan Khrisna Pabichara dalam novel Sepatu Dahlan? 3. Adakah relevansi novel Sepatu Dahlan karya Khrisna Pabichara dengan materi pembelajaran sastra di SMK? B. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan: 1. Gaya bahasa dalam novel Sepatu Dahlan karya Khrisna Pabichara. 2. Nilai pendidikan yang ingin disampaikan Khrisna Pabichara dalam novel Sepatu Dahlan? 3. Relevasi novel Sepatu Dahlan karya Khrisna Pabichara dengan materi pembelajaran sastra di SMK? C. Manfaat Penelitian Hasil penelitan ini diharapkan dapat memberikan manfaat akedemis maupun praktis. Adapun manfaat dapat dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Manfaat Teoretis Hasil penelitian ini dapat menambah khazanah keilmuan dalam bidang Bahasa Indonesia, khususnya materi pembelajaran sastra dan nilai pendidikan.

7 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh beberapa pihak, antara lain: a. Bagi Guru 1) Menambah khazanah keilmuan guru Bahasa Indonesia mengenai gaya bahasa dalam novel Sepatu Dahlan karya Khrisna Pabichara. 2) Memberikan gambaran bagi guru Bahasa Indonesia bahwa novel Sepatu Dahlan karya Khrisna Pabichara sarat dengan nilai pendidikan dan baik digunakan sebagai materi pembelajaran sastra di sekolah. b. Bagi Siswa 1) Menambah pengetahuan tentang gaya bahasa yang ada di dalam novel Sepatu Dahlan karya Khrisna Pabichara. 2) Menambah wawasan dan pengetahuan tentang nilai pendidikan dalam novel Sepatu Dahlan karya Khrisna Pabichara. c. Bagi Peneliti Lain Penelitian ini dapat dijadikan motivasi dan referensi dalam melakukan penelitian selanjutnya, guna menghasilkan penelitian yang lebih baik.