dalam hal penghimpun dana maupun penyaluran dana. Masyarakat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Lembaga Keuangan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini merupakan hasil pengembangan dari peneliti-peneliti terdahulu

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS. (2000:59.1) mengemukakan pengertian Bank Syariah sebagai berikut :

BAB II LANDASAN TEORI. juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi. sebagai tempat untuk memindahkan uang, menerima segala bentuk

ANALISIS PERBANDINGAN BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN BUNGA DEPOSITO PADA BANK KONVENSIONAL

BAB I PENDAHULUAN. modal untuk kelancaran usahanya. Perkembangan perekonomian nasional dan

BAB II TINAJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Undang tersendiri. Menurut Undang-Undang No. 10 tahun 1998 pasal 1 Bank

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. antara pihak investor atau penabung, istilahnya shahibul maal dengan pihak pengelola

Majalah Ilmiah UPI YPTK, Volume 18, No 2,Oktober 2011 ISSN :

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank,

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Pada saat kuliah kerja praktek di PT. Bank BJB Kantor Pusat Bandung,

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang universal dan komprehensif. Universal berarti

DASAR HUKUM. a. Kegiatan usaha dan produk-produk bank berdasarkan prinsip syariah. b. Pembentukan dan tugas Dewan Pengawas Syariah

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG MUDHARABAH, BAGI HASIL, DAN DEPOSITO BERJANGKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Pengertian bank menurut UU No 7 tahun 1992 adalah badan usaha yang

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Gunarto Suhardi (2003:17) disebutkan bahwa

Bank Kon K v on e v n e sion s al dan Sy S ar y iah Arum H. Primandari

BAB I PENDAHULUAN. bagi hasil. Balas jasa atas modal diperhitungkan berdasarkan keuntungan atau

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya.

BAB II LANDASAN TEORI

Bank Syariah PIEw14 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. MUI, yaitu dengan dibentuknya PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk (BMI)

1. Pengertian bank konvensional & bank syariah

Bank Konvensional dan Syariah. Arum H. Primandari

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari dan menyalurkan ke dalam masyarakat.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Qur an

PERBANKAN SYARIAH SISTEM DAN OPERASIONAL PERBANKAN SYARIAH AFRIZON. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi.

Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap deposito mudharabah. Penelitian-penelitian tersebut adalah sebagai

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha atau institusi yang kekayaannya terutama dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai financial

MODUL PERKULIAHAN Kapita Selekta Ilmu Sosial Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kehidupan perekonomian di dunia tidak dapat dipisahkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam lembaga keuangan, khususnya lembaga perbankan yang merupakan

PENGARUH NON PERFORMING FINANCE

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang telah penulis laksanakan pada PT Bank

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan atau biasa disebut financial intermediary. Sebagai lembaga keuangan,

BAB II LANDASAN TEORI

membutuhkan dana (defisit unit) serta sebagai lembaga yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Antonio, 2001). Khairunisa, 2001 ). (Karim, 2005).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan bank syariah di Indonesia dewasa ini berjalan dengan

PERHITUNGAN BAGI HASIL DAN PENANGANAN PENCAIRAN DEPOSITO MUDHARABAH PADA BPR SYARIAH AMANAH UMMAH

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Khairunisa, 2001)

BAB I PENDAHULUAN. Di samping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukarkan uang,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bagi masyarakat yang hidup di negara-negara maju seperti negaranegara

I. PENDAHULUAN. keberadaan bank sebagai lembaga keuangan telah bertansformasi menjadi dua

BAB II LANDASAN TEORI. Sunnah Nabi. Konsekuensinya, apapun nilai yang dibutuhkan dalam analisis dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dibidang keuangan dimana kegiatannya baik hanya menghimpun dana, atau menyalurkan dana atau kedua-duanya menghimpun dan menyalurkan

KERANGKA DASAR LAPORAN KEUANGAN SYARIAH. Budi Asmita, SE Ak, Msi Akuntansi Syariah Indonusa Esa Unggul, 2008

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan kelembagaan perbankan syariah di Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. akan sistem operasionalnya, telah menunjukkan angka kemajuan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. prinsip keadilan dan keterbukaan, yaitu Perbankan Syariah. operasional bisnisnya dengan sistem bagi hasil.

BAB I PENDAHULUAN. lembaga intermediasi keuangan (financial intermediary institution), yakni

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II LANDASAN TEORI. kepastian dana pendidikan anak sesuai rencana untuk setiap cita-cita yang

BAB IV ANALISIS MEKANISME AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DAN MUDHARABAH BERJANGKA DI UJKS BMT MITRA UMAT DAN UJKS BMT MINNA LANA

Analisis Tata Kelola Penyaluran Dana Berbasis Bagi Hasil pada Lembaga Keuangan Syariah

IV.3 DANA SYIRKAH TEMPORER

BAB 1 PENDAHULUAN. perbankan, karena perbankan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan (financial intermediaries)

BAB I PENDAHULUAN. dengan masyarakat yang berkekurangan dana disebut bank. Tahun 1999

BAB I PENDAHULUAN. (riba), serta larangan untuk berinvestasi pada usaha usaha berkategori terlarang

BAB I PENDAHULUAN. oleh bank dalam bentuk kredit ataupun dalam bentuk lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. dengan tingkat modal yang mencukupi, sehingga untuk menambah modal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana (surplus of fund).

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS PENERAPAN AKAD WADI AH PADA PRODUK TABUNGAN ZIARAH DI KOPENA PEKALONGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 6 SISTEM OPERASIONAL PERBANKAN SYARIAH. AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH: Teori dan Praktik Kontemporer

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang berbasis nilai-nilai dan prinsip syariah untuk dapat diterapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syariah pada dasamya merupakan suatu industri keuangan yang

AKUNTANSI BANK SYARIAH. Imam Subaweh

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan ( financial. intermediaries) yang menyalurkan dana dari pihak kelebihan dana ( surplus

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Bank Syariah menurut Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang

AKUNTANSI BANK SYARIAH

GIRO DAN DEPOSITO A. PENGERTIAN GIRO

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pesat. Di Indonesia sendiri perbankan syariah menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan perbankan syariah sistem pembiayaan mudharabah

PERBANKAN SYARIAH. Oleh: Budi Asmita SE Ak, MSi. Bengkulu, 13 Februari 2008

Analisis Akuntansi Pembiayaan Mudharabah Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Syariah, Tbk KCI Citarum

Transkripsi:

2. Fungsi Bank Fungsi utama bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali kepada masyarakat untuk berbagi tujuan atau sebagai financial intermediary. Menurut Y. Sri Susilo, dkk (2000:6) secara spesifik fungsi bank dibagi menjadi tiga bagian yaitu : a. Agent of Trust Dasar utama kegiatan perbankan adlah trust atau kepercayaan, baik dalam hal penghimpun dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan mau menitipkan dananya di bank apabila dilandasi oleh unsur kepercayaan. Pihak bank itu sendiri akan mau menyalurkan dananya pada debitur atau masyarakat apabila dilandasi unsur kepercayaan. b. Agent of Development Tugas bank sebagai penghimpun dan penyalur dana sangat diperlukan untuk kelancaran kegiatan perekonomian disektor nil. Kegiatan bank tersebut memungkinkan masyarakat melakukan investasi, distribusi dan konsumsi barang dan jasa, mengingat semua kegiatan tersebut selalu berkaitan dengan penggunaan uang. Kelancaran kegiatan investasi, distribusi, konsumsi ini tidak lain adalah kegiatan pembangunan perekonomian masyarakai

c. Agent of Service Disamping melakukan kegjatan penghimpun dana dan penyaluran dana, bank juga membenkan penawaran jasa-jasa perbankan yang lain kepada masyarakat Jasa-jasa yang ditawarkan bank ini erat kaitannya dengan kegialan perekonomian masyarakat. 3. Jenis-jenis Bank Menurut Undang-undang No. 14 tahun 1967 adalah sebagai berikut: a Berdasarkan fungsinya, jenis bank dapat dikelompokkan menjadi empat bagjan: 1. BankSentral Bank sentral adalah bank sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945 yang akan diatur dalam Undang-undang tersendiri yaitu sebagai Bank Sentral atau pemimpin dari bank-bank. 2. Bank Umum Bank umum adalah pengumpulan dananya terutama menerima simpanan dalam bentuk giro dan deposito dalam usahanya terutama memberi kredit jangka pendek. 3. Bank Tabungan Bank Tabungan adalah bank dalam pengumpulan dananya terutama menerima simpanan dalam bentuk tabungan dan dalam usahanya terutama memperbungakan dananya dalam kertas berharga.

4. Bank Pembangunan Bank Pembangunan adalah bank yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima simpanan dalam bentuk deposito dan, atau mengeluarkan kertas berfiarga jangka menengah dan panjang dan dalam usahanya terutama memberi kredit jangka menengah dan panjang dibidang pembangunan. b. Berdasarkan pemilik modalnya, maka Bank Indonesia dibagi menjadi tiga yaitu: 1. Bank Pemerintah Bank Pemerintah adalah Bank-bank yang dimiliki oleh pemerintah dan dibagi lagi menurut Bank Umum, Bank Pembangunan, dan Bank Tabungan. 2. Bank Swasta Nasional Bank Swasta Nasional adalah Bank-bank yang modalnya dimiliki oleh pengusaha Nasional Indonesia yang juga terdiri dari Bank Umum, Bank Pembangunan dan Bank Tabungan. 3. Bank Swasta Asing Bank Swasta Asing adalah cabang dari Bank-bank asing yang berpust di luar negeri yang kegiatan operasinya diatur dengan ketentuan tersendiri.

10 B. Bank Islam (Bank Syariah) 1. Pengertian Bank Islam (Bank Syariah) Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam PSAK No. 59 (2002:59.1) mengemukakan pengertian Bank Syariah sebagai berikut: "Bank Syariah adalah bank yang berasaskan, antara lain pada asas kemitraan, keadilan, transparasi, dan universal serta melakukan kegiatan usaha perbankan berdasarkan prinsip syariah". Sesuai dengan Undang-undang No. 10 tahun 1998, "Bank Islam yaitu bank umum yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberi jasa dalam lalu lintas pembayaran". Jadi defenisi dari Bank Syariah adaiah Bank Umum yang dalam operasionalnya menggunakan sistem syariah Islam, baik transaksi maupun produk atau jasa yang ditawarkan. Salah satu ciri yang membedakan antara Bank syariah dengan Bank Konvensional adalah Bank Syariah tidak mengenal bunga sebagaimana dilakukan oleh Bank Konvensional, namun bank ini membelakukan imbalan seperti bagi hasil sesuai dengan jenis produk atau transaksi yang dilakukan nasabah. 2. Tujuan Bank Islam (Bank Syariah) Menurut Slamet Wiyono (200516) tujuan Bank Syariah berdasarkan kegiatannya, antara lain sebagai berikut: a. Manajer mvestasi, yang mengelola investasi atas dana nasabah dengan menggunakan akad Mudharabah atau sebagai agen investasi.

11 b. Investor, yang meninvestasikan dana yang dimilikinya maupun dan nasabah yang dipercayakan kepadanya dengan menggunakan alat investasi yang sesuai dengan prinsip syariah dan membagi hasil yang diperoleh sesuai dengan nisbah yang disepakati antar bak dan pemilikdana c. Penyediaan jasa keuangan dan lalu lintas pembayaran, seperti bank non Syariah sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip Syariah. d. Pengembangan fungsi sosial, berupa pengelolaan dan zakat, infaq, shadaqah serta pinjaman kebajikan (qardhul hasan) sesuai ketentuan yang berlaku. 3. Prinsip-prinsip Syariah Meiiurut H Malayu S.P Hasibuan (2000:40) memberikan pengertian mengenai prinsip-prinsip Bank Syariah dalam kegiatan Bank Syariah adaiah sebagai berikut: "Prinsip syariah adaiah aturan-aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank danpihak lain untuk menyimpan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha atau kegiatan lain yang dinyatakan sesuai dengan syariah". Prinsip-prinsip Syariah yang mendasari Bank Islam menurut Arifin (2002:12) sebagai berikut: a Melarang kegiatan riba b. Menghalalkan transaksi jual beli c Berbuat adil tanpa pandang bulu d. Kebersamaan dan tolong menolong

12 e. Saiing mendorong untuk meningkatkan prestasi f. Membayar zakat 4. Perbedaan Bank Syariah dan Konvensional Secara teknis, menabung di Bank Syariah dengan yang berlaku di Bank konvensional hampir tidak ada perbedaaa Hal ini karena bank Syariah maupun Bank Konvensional diharuskan mengikuti aturan teknis perbankan secara umum Akan tetapi bila diamati Iebih dalam terdapat beberapa perbedaan diantara keduanya TabelZl Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional Bank Islam (Bank Syariah) Bank Konvensional a Berinvestasi pada usaha yang halal b. Atas dasar bagi hasil, margin keuntungan dan fee. c. Profit dan falah oriented (keuntungan dunia dan akhirat). d. Hubungan dengan nasabah dalam bentuk hubungan kemitraaa e. Penghimpunan dana penyaluran dana harus sesuai dengan fatwa Dewan Pengawas Syariah Investasi yang halal dan haram Sistem bunga Profit oriented Hubungan dengan nasabah dalam bentuk debitur-kreditur. Tidak terdapat dewan sejenis Sumber: Muhammad Syafii Antonio, Bank Syariah dari teori ke praktik

13 C. Bagi Hasil (Syirkah) 1. Pengertian Bagi Hasil Menurut Muhammad (2002:85) "Sistem Bagi Hasil adalah suatu sistem yang meiiputi tata cara pembagian bagi hasil usaha antara penyedia dana dan pengelola dana". berikut: Menurut Z Dunil (2004: 91) pengertian bagi hasil adalah sebagai "Bagi hasil adalah kesepakatan mengenai besarnya raasingmasing porsi bagi hasil yang akan diperoleh pemilik dana (shahibul maal) dan pengelola dana (mudharib) yang tertuang dalam akad atau perjanjian yang telah ditanda tangani pada awal atau sebelum dilaksanakannya kerja sama". Pembagian hasil usaha ini dapat terjadi antara Bank dengan penyimpan dana, maupun antara Bank dengan nasabah penerima dana. Bentuk produk yang seperti ini adalah Mudharabah dan Musyarakah. Lebih lanjut prinsip Mudharabah dapat dipergunakan sebagai dasar baik untuk produk pendanaan (tabungan atau deposito) maupun pembiayaan, sedangkan Musyarakah lebih banyak untuk pembiayaan. 2. Prinsip Bagi Hasil Secara uraum prinsip bagi hasil dalam perbankan Syariah dapat dilakukan empat akad yaitu : 1. Al-Musyarakah Al - Musyarakah adalah akad kerja sama abtara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana (amal / expertise) dengan kesepakatan bahvva

14 keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan. Aplikasi dalam dunia perbankan biasanya digimakan dalam pembiayaan proyek dan model ventura. 2. AI-Mudharabah Al-Mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama menyediakan selurah modal (100%), sedangkan pihak lain menjadi pengelola Aplikasi dalam perbankan diterapkan pada produk-produk pembiayaan dan pendanaan. 3. Al-Muzara'ah Al-Muzara'ah adalah kerja sama pengelola pertanian antara pemilik lahan dan penggarap, dimana pemilik lahan memberikan lahan pertanian kepada sipenggarap untuk ditanami dan dipelihara dengan imbalan bagian tertentu (persentase) dari hasil panen. 4. Al-Musaqah Al-Musaqah adalah bentuk yang lebih sederhana dari Muzara'ah dimana sipenggarap hanya bertanggung jawab atas penyiraman dan pemeliharaan. Sebagai imbalan si penggarap berhak atas nisbah tertentu dari hasil panen.

BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bank 1. Pengertian Bank Pengertian Bank menurut Dcatan Akuntan Indonesia (IAI) daiam PSAK tentang Akuntansi Perbankan (Revisi 2000:31.1): "Bank adalah suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial Intermediary) antara pihak-pihak yang memiiiki kelebihan dana (surplus unit) dengan pifaak-pihak yang membutuhkan dana (defisit unit), serta sebagai lembaga yang berfixngsi memperlancar Ialu lintas pembayaran". Defenisi Bank menurut Undang-undang no 14 tahun 1967 pasal 1 tentang pokok-pokok perbankan adalah "'lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa Ialu lintas pembayaran dan peredaran uang". Sedangkan menurut pasal 1 Undang-undang Republik Indonesia No. 10 tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-undang No. 7 tahun 1992, pengertian bank adalah sebagai berikut: "Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau dalam bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak". Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa bank sebagai lembaga keuangan yang berbentuk bad an usaha. selain menjalankan fiingsinya sebagai perantara pemilik dana, juga memiiiki tanggung jawab terhadap masyarakat ttu sendiri.

15 3. Perbedaan Sistem Bagi Hasil dan Bunga Tabel 2.2 Perbedaan Sistem Bagi hasil dan Bunga Sistem Bagi Hasil 1. Penentuan rasio Bagi Hasil dibuat pada waktu akad dengan untung rugi. 2. Besarnya rasio Bagi Hasil tergantung pada keuntungan yang diperoleh. 3. Bagi Hasil tergantung pada keuntungan proyek yang dijalankan bila tidak mendapatkan keuntungan maka kerugian akan ditanggung bersama oleh kedua belah pihak. Sistem Bunga Penentuan bunga dibuat pada waktu akad tanpa berpedoman pada untung rugi. Besarnya persentase berdasarkan pada jumlah uang (modal) yang dipinjamkan. Pembiayaan bunga tetap seperti yang dijanjikan tanpa pertimbangan apakah proyek yang dijalankan oleh pihak nasabah untung atau rugi. 4. Jumlah pembagian laba meningkatkan sesuai dengan peningkatan jumlah pendapatan. 5. Tidak ada yang meragukan keabsahan keuntungan bagi hasil. Jumlah pembayaran tidak meningkat sekaiipun jumlah keuntungan berlipat atau keadaan ekonomi sedang booming Eksistensi b unga diragukan (bahkan dikecam) oleh semua agama termasuk Islam. Sumber : Muhammad Syafi'i Antonio, Bank Syariah dari teori ke prakuk,2001 D. Deposito 1. Pengertian Deposito Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam PSAK No. 31 (revisi 2000:31.6) Deposito adalah sebagai berikui

16 "Deposito adalah simpanan pihak lain pada bank yang penankannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian antara penyimpan dan bank yang bersangkutan". Defenisi deposito menurut Kasmir (2002:93) adalah salah satu tempat bagi nasabah untuk melakukan investasi dalam bentuk surat-surat berharga. Sedangkan dalam Undang-undang No. 10 tahun 1998 (2004:3) pengertian deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasrkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank. Keuntungan bagi bank dengan mengjiimpun dana lewat deposito adalah uang yang tersimpan relatif lebih lama, mengingat deposito memiliki jangka waktu yang relatif panjang dan frekuensi penarikan yang juga jarang. Dengan demikian bank dapat dengan leluasa untuk menggunakan kembali dana tersebut untuk keperluan penyaluran kredit. 2. Jenis-jenis Deposito Menurut Kashmir (2002:94) saat ini jenis-jenis deposito yang ditawarkan oleh bank dan ada dimasyarakat adalah : a. Deposito Berjangka (Time Deposito) Deposito berjangka merupakan deposito yang diterbitkan menurut jangka waktu tertentu. Jangka waktu deposito biasanya bervariasi mulai dari 1,2,3,6,12,18 sampai dengan 24 bulan. Deposito berjangka diterbitkan atas nama baik perorangan maupun lembaga.

17 Artinya dalam bilyet deposito tercantum nama seseorang atau Iembaga. b. Sertifikat Deposito (Certificate Deposito) Sertifikat deposito merupakan deposito yang diterbitkan dengan jangka waktu 2,3,6,12 bulaa Sertifikat deposito diterbitkan dalam bentuk sertifikat. Artinya didalam sertifikat deposito tidak tertulis nama seseorang atau badan hukum tertentu. c. Deposito Harian (Depost on Call) Deposito harian merupakan deposito berjangka yang diterbitkan dengan jangka waktu minimal 7 hari dan paling lama kurang dari 1 bulaa Diterbitkan atas nama dan biasanya dalam jumlah yang besar, misalnya 50 juta rupiah (tergantung bank yang bersangkutan).. Mudharabah 1. Pengertian Mudharabah Menurut Muhammad Syafi'i Antonio (2001:95) mengemukakan pengertian mudharabah sebagai berikut: "Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (sahibul maal) menyediakan seluruh modal, sedangkan pihak Iainnya menjadi pengefola". Sedangkan menurut Slamet Wiyono (2005:122) pengertian mudharabah adalah sebagai berikut: "Mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara sahibul maal (pemilik dana) dan Mudharib (pengelola dana) dengan nisbah bagi hasil menurut kesepakatan dimuka, jika usaha mengaiami kerugian, maka seluruh kerugian ditanggung oleh pemilik dana, kecuali jika

18 ditemukan adanya kelalaian atau kesalahan oleh pengelola dana, seperti penyelewengan, kecurangan dan penyalahgunaan dana". 2. Jenis Mudharabah Secara umum Mudharabah terbagi menjadi dua jenis menurut Muhammad Syafi'i Antonio (2001:97) adalah sebagai berikut: a Mudharabah Muthalaqah Mudahrabah Muthalaqah adalah bentuk kerjasama antara pihak pertama (sahibul maal) dan mudharib (pengelola modal atau pengusaha) yang cakupannya sangat luas dan tidak dibatasi oleh spesifikasi, jenis usaha, waktu dan daerah bisnis. b. Muharabah Muqayyadah Mudharabah Muqayyadah atau disebut juga istilah restricted mudharabah atau spesifled mudharabah adalah kebalikan dari mudharabah muthalaqah. Dimana si mudharib (pengelola modal) dibatasi jenis usaha, waktu dan tempat usaha. 3. Manfaat A1-[Mudharabah. Manfaat dari Al-Mudharabah menurut Muhammad Syafei'I Antonio (2001:97) adalah sebagai berikut: a. Bank akan menikmati peningkatan bagi hasil pada saat keuntungan usaha nasabah meningkat. b. Bank tidak berkewajiban membayar bagi hasil kepada nasabah pendanaan secara tetap, tetapi disesuaikan dengan pendapatan atau

19 hasil usaha bank sehingga bank tidak akan pernah mengalami negative spread. c. Pengambilan pokok pembiayaan disesuaikan dengan cash flow atau arus kas usaha nasabah sehingga tidak memberatkan nasabah. d. Bank akan lebih selektif dan hati-hati (prudent) mencari usaha yang benar-benar halal, aman dan menguntungkan, karena keuntungan yang kongkrit dan benar-benar terjadi itulah yang akan dibagikaa e. Prinsip bagi hasil dalam al-mudharabah atau al-musyarakah ini berbeda dengan prinsip bunga tetap dimana bank akan menagih penerima pembiayaan (nasabah) satu jumlah bunga tetap berapa pun keuntungan yang dihasilkan nasabah, sekalipun merugi dan terjadi krisis ekonomi.