2. Fungsi Bank Fungsi utama bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali kepada masyarakat untuk berbagi tujuan atau sebagai financial intermediary. Menurut Y. Sri Susilo, dkk (2000:6) secara spesifik fungsi bank dibagi menjadi tiga bagian yaitu : a. Agent of Trust Dasar utama kegiatan perbankan adlah trust atau kepercayaan, baik dalam hal penghimpun dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan mau menitipkan dananya di bank apabila dilandasi oleh unsur kepercayaan. Pihak bank itu sendiri akan mau menyalurkan dananya pada debitur atau masyarakat apabila dilandasi unsur kepercayaan. b. Agent of Development Tugas bank sebagai penghimpun dan penyalur dana sangat diperlukan untuk kelancaran kegiatan perekonomian disektor nil. Kegiatan bank tersebut memungkinkan masyarakat melakukan investasi, distribusi dan konsumsi barang dan jasa, mengingat semua kegiatan tersebut selalu berkaitan dengan penggunaan uang. Kelancaran kegiatan investasi, distribusi, konsumsi ini tidak lain adalah kegiatan pembangunan perekonomian masyarakai
c. Agent of Service Disamping melakukan kegjatan penghimpun dana dan penyaluran dana, bank juga membenkan penawaran jasa-jasa perbankan yang lain kepada masyarakat Jasa-jasa yang ditawarkan bank ini erat kaitannya dengan kegialan perekonomian masyarakat. 3. Jenis-jenis Bank Menurut Undang-undang No. 14 tahun 1967 adalah sebagai berikut: a Berdasarkan fungsinya, jenis bank dapat dikelompokkan menjadi empat bagjan: 1. BankSentral Bank sentral adalah bank sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945 yang akan diatur dalam Undang-undang tersendiri yaitu sebagai Bank Sentral atau pemimpin dari bank-bank. 2. Bank Umum Bank umum adalah pengumpulan dananya terutama menerima simpanan dalam bentuk giro dan deposito dalam usahanya terutama memberi kredit jangka pendek. 3. Bank Tabungan Bank Tabungan adalah bank dalam pengumpulan dananya terutama menerima simpanan dalam bentuk tabungan dan dalam usahanya terutama memperbungakan dananya dalam kertas berharga.
4. Bank Pembangunan Bank Pembangunan adalah bank yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima simpanan dalam bentuk deposito dan, atau mengeluarkan kertas berfiarga jangka menengah dan panjang dan dalam usahanya terutama memberi kredit jangka menengah dan panjang dibidang pembangunan. b. Berdasarkan pemilik modalnya, maka Bank Indonesia dibagi menjadi tiga yaitu: 1. Bank Pemerintah Bank Pemerintah adalah Bank-bank yang dimiliki oleh pemerintah dan dibagi lagi menurut Bank Umum, Bank Pembangunan, dan Bank Tabungan. 2. Bank Swasta Nasional Bank Swasta Nasional adalah Bank-bank yang modalnya dimiliki oleh pengusaha Nasional Indonesia yang juga terdiri dari Bank Umum, Bank Pembangunan dan Bank Tabungan. 3. Bank Swasta Asing Bank Swasta Asing adalah cabang dari Bank-bank asing yang berpust di luar negeri yang kegiatan operasinya diatur dengan ketentuan tersendiri.
10 B. Bank Islam (Bank Syariah) 1. Pengertian Bank Islam (Bank Syariah) Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam PSAK No. 59 (2002:59.1) mengemukakan pengertian Bank Syariah sebagai berikut: "Bank Syariah adalah bank yang berasaskan, antara lain pada asas kemitraan, keadilan, transparasi, dan universal serta melakukan kegiatan usaha perbankan berdasarkan prinsip syariah". Sesuai dengan Undang-undang No. 10 tahun 1998, "Bank Islam yaitu bank umum yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberi jasa dalam lalu lintas pembayaran". Jadi defenisi dari Bank Syariah adaiah Bank Umum yang dalam operasionalnya menggunakan sistem syariah Islam, baik transaksi maupun produk atau jasa yang ditawarkan. Salah satu ciri yang membedakan antara Bank syariah dengan Bank Konvensional adalah Bank Syariah tidak mengenal bunga sebagaimana dilakukan oleh Bank Konvensional, namun bank ini membelakukan imbalan seperti bagi hasil sesuai dengan jenis produk atau transaksi yang dilakukan nasabah. 2. Tujuan Bank Islam (Bank Syariah) Menurut Slamet Wiyono (200516) tujuan Bank Syariah berdasarkan kegiatannya, antara lain sebagai berikut: a. Manajer mvestasi, yang mengelola investasi atas dana nasabah dengan menggunakan akad Mudharabah atau sebagai agen investasi.
11 b. Investor, yang meninvestasikan dana yang dimilikinya maupun dan nasabah yang dipercayakan kepadanya dengan menggunakan alat investasi yang sesuai dengan prinsip syariah dan membagi hasil yang diperoleh sesuai dengan nisbah yang disepakati antar bak dan pemilikdana c. Penyediaan jasa keuangan dan lalu lintas pembayaran, seperti bank non Syariah sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip Syariah. d. Pengembangan fungsi sosial, berupa pengelolaan dan zakat, infaq, shadaqah serta pinjaman kebajikan (qardhul hasan) sesuai ketentuan yang berlaku. 3. Prinsip-prinsip Syariah Meiiurut H Malayu S.P Hasibuan (2000:40) memberikan pengertian mengenai prinsip-prinsip Bank Syariah dalam kegiatan Bank Syariah adaiah sebagai berikut: "Prinsip syariah adaiah aturan-aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank danpihak lain untuk menyimpan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha atau kegiatan lain yang dinyatakan sesuai dengan syariah". Prinsip-prinsip Syariah yang mendasari Bank Islam menurut Arifin (2002:12) sebagai berikut: a Melarang kegiatan riba b. Menghalalkan transaksi jual beli c Berbuat adil tanpa pandang bulu d. Kebersamaan dan tolong menolong
12 e. Saiing mendorong untuk meningkatkan prestasi f. Membayar zakat 4. Perbedaan Bank Syariah dan Konvensional Secara teknis, menabung di Bank Syariah dengan yang berlaku di Bank konvensional hampir tidak ada perbedaaa Hal ini karena bank Syariah maupun Bank Konvensional diharuskan mengikuti aturan teknis perbankan secara umum Akan tetapi bila diamati Iebih dalam terdapat beberapa perbedaan diantara keduanya TabelZl Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional Bank Islam (Bank Syariah) Bank Konvensional a Berinvestasi pada usaha yang halal b. Atas dasar bagi hasil, margin keuntungan dan fee. c. Profit dan falah oriented (keuntungan dunia dan akhirat). d. Hubungan dengan nasabah dalam bentuk hubungan kemitraaa e. Penghimpunan dana penyaluran dana harus sesuai dengan fatwa Dewan Pengawas Syariah Investasi yang halal dan haram Sistem bunga Profit oriented Hubungan dengan nasabah dalam bentuk debitur-kreditur. Tidak terdapat dewan sejenis Sumber: Muhammad Syafii Antonio, Bank Syariah dari teori ke praktik
13 C. Bagi Hasil (Syirkah) 1. Pengertian Bagi Hasil Menurut Muhammad (2002:85) "Sistem Bagi Hasil adalah suatu sistem yang meiiputi tata cara pembagian bagi hasil usaha antara penyedia dana dan pengelola dana". berikut: Menurut Z Dunil (2004: 91) pengertian bagi hasil adalah sebagai "Bagi hasil adalah kesepakatan mengenai besarnya raasingmasing porsi bagi hasil yang akan diperoleh pemilik dana (shahibul maal) dan pengelola dana (mudharib) yang tertuang dalam akad atau perjanjian yang telah ditanda tangani pada awal atau sebelum dilaksanakannya kerja sama". Pembagian hasil usaha ini dapat terjadi antara Bank dengan penyimpan dana, maupun antara Bank dengan nasabah penerima dana. Bentuk produk yang seperti ini adalah Mudharabah dan Musyarakah. Lebih lanjut prinsip Mudharabah dapat dipergunakan sebagai dasar baik untuk produk pendanaan (tabungan atau deposito) maupun pembiayaan, sedangkan Musyarakah lebih banyak untuk pembiayaan. 2. Prinsip Bagi Hasil Secara uraum prinsip bagi hasil dalam perbankan Syariah dapat dilakukan empat akad yaitu : 1. Al-Musyarakah Al - Musyarakah adalah akad kerja sama abtara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana (amal / expertise) dengan kesepakatan bahvva
14 keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan. Aplikasi dalam dunia perbankan biasanya digimakan dalam pembiayaan proyek dan model ventura. 2. AI-Mudharabah Al-Mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama menyediakan selurah modal (100%), sedangkan pihak lain menjadi pengelola Aplikasi dalam perbankan diterapkan pada produk-produk pembiayaan dan pendanaan. 3. Al-Muzara'ah Al-Muzara'ah adalah kerja sama pengelola pertanian antara pemilik lahan dan penggarap, dimana pemilik lahan memberikan lahan pertanian kepada sipenggarap untuk ditanami dan dipelihara dengan imbalan bagian tertentu (persentase) dari hasil panen. 4. Al-Musaqah Al-Musaqah adalah bentuk yang lebih sederhana dari Muzara'ah dimana sipenggarap hanya bertanggung jawab atas penyiraman dan pemeliharaan. Sebagai imbalan si penggarap berhak atas nisbah tertentu dari hasil panen.
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bank 1. Pengertian Bank Pengertian Bank menurut Dcatan Akuntan Indonesia (IAI) daiam PSAK tentang Akuntansi Perbankan (Revisi 2000:31.1): "Bank adalah suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial Intermediary) antara pihak-pihak yang memiiiki kelebihan dana (surplus unit) dengan pifaak-pihak yang membutuhkan dana (defisit unit), serta sebagai lembaga yang berfixngsi memperlancar Ialu lintas pembayaran". Defenisi Bank menurut Undang-undang no 14 tahun 1967 pasal 1 tentang pokok-pokok perbankan adalah "'lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa Ialu lintas pembayaran dan peredaran uang". Sedangkan menurut pasal 1 Undang-undang Republik Indonesia No. 10 tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-undang No. 7 tahun 1992, pengertian bank adalah sebagai berikut: "Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau dalam bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak". Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa bank sebagai lembaga keuangan yang berbentuk bad an usaha. selain menjalankan fiingsinya sebagai perantara pemilik dana, juga memiiiki tanggung jawab terhadap masyarakat ttu sendiri.
15 3. Perbedaan Sistem Bagi Hasil dan Bunga Tabel 2.2 Perbedaan Sistem Bagi hasil dan Bunga Sistem Bagi Hasil 1. Penentuan rasio Bagi Hasil dibuat pada waktu akad dengan untung rugi. 2. Besarnya rasio Bagi Hasil tergantung pada keuntungan yang diperoleh. 3. Bagi Hasil tergantung pada keuntungan proyek yang dijalankan bila tidak mendapatkan keuntungan maka kerugian akan ditanggung bersama oleh kedua belah pihak. Sistem Bunga Penentuan bunga dibuat pada waktu akad tanpa berpedoman pada untung rugi. Besarnya persentase berdasarkan pada jumlah uang (modal) yang dipinjamkan. Pembiayaan bunga tetap seperti yang dijanjikan tanpa pertimbangan apakah proyek yang dijalankan oleh pihak nasabah untung atau rugi. 4. Jumlah pembagian laba meningkatkan sesuai dengan peningkatan jumlah pendapatan. 5. Tidak ada yang meragukan keabsahan keuntungan bagi hasil. Jumlah pembayaran tidak meningkat sekaiipun jumlah keuntungan berlipat atau keadaan ekonomi sedang booming Eksistensi b unga diragukan (bahkan dikecam) oleh semua agama termasuk Islam. Sumber : Muhammad Syafi'i Antonio, Bank Syariah dari teori ke prakuk,2001 D. Deposito 1. Pengertian Deposito Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam PSAK No. 31 (revisi 2000:31.6) Deposito adalah sebagai berikui
16 "Deposito adalah simpanan pihak lain pada bank yang penankannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian antara penyimpan dan bank yang bersangkutan". Defenisi deposito menurut Kasmir (2002:93) adalah salah satu tempat bagi nasabah untuk melakukan investasi dalam bentuk surat-surat berharga. Sedangkan dalam Undang-undang No. 10 tahun 1998 (2004:3) pengertian deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasrkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank. Keuntungan bagi bank dengan mengjiimpun dana lewat deposito adalah uang yang tersimpan relatif lebih lama, mengingat deposito memiliki jangka waktu yang relatif panjang dan frekuensi penarikan yang juga jarang. Dengan demikian bank dapat dengan leluasa untuk menggunakan kembali dana tersebut untuk keperluan penyaluran kredit. 2. Jenis-jenis Deposito Menurut Kashmir (2002:94) saat ini jenis-jenis deposito yang ditawarkan oleh bank dan ada dimasyarakat adalah : a. Deposito Berjangka (Time Deposito) Deposito berjangka merupakan deposito yang diterbitkan menurut jangka waktu tertentu. Jangka waktu deposito biasanya bervariasi mulai dari 1,2,3,6,12,18 sampai dengan 24 bulan. Deposito berjangka diterbitkan atas nama baik perorangan maupun lembaga.
17 Artinya dalam bilyet deposito tercantum nama seseorang atau Iembaga. b. Sertifikat Deposito (Certificate Deposito) Sertifikat deposito merupakan deposito yang diterbitkan dengan jangka waktu 2,3,6,12 bulaa Sertifikat deposito diterbitkan dalam bentuk sertifikat. Artinya didalam sertifikat deposito tidak tertulis nama seseorang atau badan hukum tertentu. c. Deposito Harian (Depost on Call) Deposito harian merupakan deposito berjangka yang diterbitkan dengan jangka waktu minimal 7 hari dan paling lama kurang dari 1 bulaa Diterbitkan atas nama dan biasanya dalam jumlah yang besar, misalnya 50 juta rupiah (tergantung bank yang bersangkutan).. Mudharabah 1. Pengertian Mudharabah Menurut Muhammad Syafi'i Antonio (2001:95) mengemukakan pengertian mudharabah sebagai berikut: "Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (sahibul maal) menyediakan seluruh modal, sedangkan pihak Iainnya menjadi pengefola". Sedangkan menurut Slamet Wiyono (2005:122) pengertian mudharabah adalah sebagai berikut: "Mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara sahibul maal (pemilik dana) dan Mudharib (pengelola dana) dengan nisbah bagi hasil menurut kesepakatan dimuka, jika usaha mengaiami kerugian, maka seluruh kerugian ditanggung oleh pemilik dana, kecuali jika
18 ditemukan adanya kelalaian atau kesalahan oleh pengelola dana, seperti penyelewengan, kecurangan dan penyalahgunaan dana". 2. Jenis Mudharabah Secara umum Mudharabah terbagi menjadi dua jenis menurut Muhammad Syafi'i Antonio (2001:97) adalah sebagai berikut: a Mudharabah Muthalaqah Mudahrabah Muthalaqah adalah bentuk kerjasama antara pihak pertama (sahibul maal) dan mudharib (pengelola modal atau pengusaha) yang cakupannya sangat luas dan tidak dibatasi oleh spesifikasi, jenis usaha, waktu dan daerah bisnis. b. Muharabah Muqayyadah Mudharabah Muqayyadah atau disebut juga istilah restricted mudharabah atau spesifled mudharabah adalah kebalikan dari mudharabah muthalaqah. Dimana si mudharib (pengelola modal) dibatasi jenis usaha, waktu dan tempat usaha. 3. Manfaat A1-[Mudharabah. Manfaat dari Al-Mudharabah menurut Muhammad Syafei'I Antonio (2001:97) adalah sebagai berikut: a. Bank akan menikmati peningkatan bagi hasil pada saat keuntungan usaha nasabah meningkat. b. Bank tidak berkewajiban membayar bagi hasil kepada nasabah pendanaan secara tetap, tetapi disesuaikan dengan pendapatan atau
19 hasil usaha bank sehingga bank tidak akan pernah mengalami negative spread. c. Pengambilan pokok pembiayaan disesuaikan dengan cash flow atau arus kas usaha nasabah sehingga tidak memberatkan nasabah. d. Bank akan lebih selektif dan hati-hati (prudent) mencari usaha yang benar-benar halal, aman dan menguntungkan, karena keuntungan yang kongkrit dan benar-benar terjadi itulah yang akan dibagikaa e. Prinsip bagi hasil dalam al-mudharabah atau al-musyarakah ini berbeda dengan prinsip bunga tetap dimana bank akan menagih penerima pembiayaan (nasabah) satu jumlah bunga tetap berapa pun keuntungan yang dihasilkan nasabah, sekalipun merugi dan terjadi krisis ekonomi.