LAPORAN PERHITUNGAN KEWAJIBAN PEMENUHAN RASIO KECUKUPAN LIKUIDITAS (LIQUIDITY COVERAGE RATIO) TRIWULANAN Posisi Laporan : Maret 2017

dokumen-dokumen yang mirip
Maret Nilai outstanding kewajiban dan komitmen / nilai tagihan kontraktual 23,402,794 8,973,782 26,284,848 10,112,101

LAPORAN PERHITUNGAN KEWAJIBAN PEMENUHAN RASIO KECUKUPAN LIKUIDITAS (LIQUIDITY COVERAGE RATIO) TRIWULANAN Posisi Laporan : Juni 2017

ANALISIS PERHITUNGAN KEWAJIBAN PEMENUHAN RASIO KECUKUPAN LIKUIDITAS (LIQUIDITY COVERAGE RATIO) TRIWULAN. Analisis secara Individu

LAPORAN PERHITUNGAN KEWAJIBAN PEMENUHAN RASIO KECUKUPAN LIKUIDITAS (LIQUIDITY COVERAGE RATIO) TRIWULANAN Posisi Laporan : September 2017

LAPORAN PERHITUNGAN KEWAJIBAN PEMENUHAN RASIO KECUKUPAN LIKUIDITAS (LIQUIDITY COVERAGE RATIO ) TRIWULANAN. Nilai HQLA setelah pengurangan nilai

LAPORAN PERHITUNGAN KEWAJIBAN PEMENUHAN RASIO KECUKUPAN LIKUIDITAS (LIQUIDITY COVERAGE RATIO ) TRIWULANAN

LAPORAN PERHITUNGAN KEWAJIBAN PEMENUHAN RASIO KECUKUPAN LIKUIDITAS (LIQUIDITY COVERAGE RATIO ) TRIWULANAN. Nilai HQLA setelah pengurangan nilai

LAPORAN PERHITUNGAN KEWAJIBAN PEMENUHAN RASIO KECUKUPAN LIKUIDITAS (LIQUIDITY COVERAGE RATIO ) TRIWULANAN

LAPORAN PERHITUNGAN KEWAJIBAN PEMENUHAN RASIO KECUKUPAN LIKUIDITAS (LIQUIDITY COVERAGE RATIO) TRIWULANAN. Nilai HQLA setelah pengurangan nilai

LAPORAN PERHITUNGAN KEWAJIBAN PEMENUHAN RASIO KECUKUPAN LIKUIDITAS (LIQUIDITY COVERAGE RATIO) TRIWULANAN

PENGUNGKAPAN NILAI LIQUIDITY COVERAGE RATIO (LCR)

PENGUNGKAPAN NILAI LIQUIDITY COVERAGE RATIO (LCR)

PENGUNGKAPAN NILAI LIQUIDITY COVERAGE RATIO (LCR)

PENGUNGKAPAN NILAI LIQUIDITY COVERAGE RATIO (LCR)

PENGUNGKAPAN NILAI LIQUIDITY COVERAGE RATIO (LCR)

LAPORAN PERHITUNGAN KEWAJIBAN PEMENUHAN RASIO KECUKUPAN LIKUIDITAS (LIQUIDITY COVERAGE RATIO ) BULANAN

LAPORAN KEWAJIBAN PEMENUHAN RASIO PENDANAAN STABIL BERSIH (NET STABLE FUNDING RATIO)

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN PERHITUNGAN KEWAJIBAN PEMENUHAN RASIO PENDANAAN STABIL BERSIH (NET STABLE FUNDING RATIO) TRIWULANAN

Jatuh Tempo Saldo 1 bulan >1 bln s.d. 3 bln >3 bln s.d. 6 bln >6 bln s.d. 12 bln >12 bulan

Laporan NSFR PT Bank Panin Tbk

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

TENTANG KEWAJIBAN PEMENUHAN RASIO KECUKUPAN LIKUIDITAS (LIQUIDITY COVERAGE RATIO) BANK UMUM

LAPORAN NSFR. Total Nilai Tertimbang. 1 tahun

Nama Bank : Bank Mayapada Internasional.Tbk Posisi : Triwulan I 2018

2016, No tentang Perbankan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3790); 2

LAPORAN PERHITUNGAN KEWAJIBAN PEMENUHAN RASIO PENDANAAN STABIL BERSIH (NET STABLE FUNDING RATIO )

PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/23/PBI/2011 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

LAPORAN PERHITUNGAN NET STABLE FUNDING RATIO (NSFR)

KEBIJAKAN DAN KERANGKA MANAJEMEN RISIKO

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

2. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sisa Jangka Waktu Kontrak (Dalam Jutaan Rp)

MANAJEMEN RISIKO. 1. Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi;

2016, No Indonesia ke Otoritas Jasa Keuangan; g. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf f, perlu

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

No. 13/ 23 /DPNP Jakarta, 25 Oktober Kepada SEMUA BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA

No.11/ 16 /DPNP Jakarta, 6 Juli Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Perihal : Penerapan Manajemen Risiko untuk Risiko Likuiditas

RANCANGAN POJK TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

2 d. bahwa untuk mengelola eksposur risiko sebagaimana dimaksud dalam huruf a, konglomerasi keuangan perlu menerapkan manajemen risiko secara terinteg

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan masyarakat untuk menggunakan jasa keuangan berbasis Islam

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RISIKO KREDIT 1. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah - Bank secara Individu

PT Bank KEB Hana Indonesia Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah - Bank Secara Individu

PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/8/PBI/2003 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM

Risiko Kredit Tabel 1 : Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah - Bank Secara Individu

No. 14/ 35 /DPNP Jakarta, 10 Desember 2012 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA

Pengungkapan Ekposur Risiko Kredit Bank. A. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah

Risiko Kredit Tabel 1 : Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah - Bank Secara Individu

Risiko Kredit Tabel 1 : Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah - Bank Secara Individu

PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO

PEDOMAN PERHITUNGAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN RASIO PENDANAAN STABIL BERSIH (NET STABLE FUNDING RATIO) I. LATAR BELAKANG

PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/23/PBI/2011 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM

KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 17/POJK.03/2014 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

Pengungkapan Permodalan dan Informasi Kuantitatif Eksposur Risiko PT. PRIMA MASTER BANK (Sesuai SE OJK Nomor 43/SEOJK.03/2016)

Pengungkapan Permodalan dan Informasi Kuantitatif Eksposur Risiko PT. PRIMA MASTER BANK (Sesuai SE OJK Nomor 43/SEOJK.03/2016)

PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

Deutsche Bank. Pengungkapan Risiko Kredit Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah

Yth: 1. Direksi Bank Umum Syariah 2. Direksi Bank Umum Konvensional yang Memiliki Unit Usaha Syariah di tempat

PEDOMAN PERHITUNGAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN RASIO PENDANAAN STABIL BERSIH (NET STABLE FUNDING RATIO)

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 65 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

PENGUNGKAPAN INFORMASI KUANTITATIF EKSPOSUR RISIKO PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH BALI POSISI 30 JUNI 2017

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

CONSULTATIVE PAPER KERANGKA BASEL III LIQUIDITY COVERAGE RATIO (LCR)

PEDOMAN PENGISIAN LAPORAN PROFIL MATURITAS

GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 48 /SEOJK.03/2017

PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

- 1 - SALINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 43 /SEOJK.03/2016 TENTANG TRANSPARANSI DAN PUBLIKASI LAPORAN BANK UMUM KONVENSIONAL

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18/POJK.03/2016 TAHUN 2016 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Pengungkapan Permodalan dan Informasi Kuantitatif Eksposur Risiko PT. PRIMA MASTER BANK (Sesuai SE OJK Nomor 43/SEOJK.03/2016)

-2- mengingat hal ini merupakan salah satu pemenuhan tingkat kepatuhan Bank terhadap standar internasional. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Pener

-2- II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 NSFR dihitung dengan formula sebagai berikut:. Konversi mata uang asing menjadi rupiah dilakukan dengan mengg

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana telah diubah dengan Bank dalam Pasal 1 ayat (2) UU Nomor 10

Matriks Rancangan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

BAB 1 PEMBAHASAN 1. ANALISIS LIKUIDITAS, RENTABILITAS, DAN SOLVABILITAS

- 3 - MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN.

7. Memastikan sistem pengendalian internal telah diterapkan sesuai ketentuan.

KOMITE-KOMITE DI BAWAH DIREKSI

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/8/PBI/2003 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

2017, No Tahun 2008 Nomor 94, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4867); 3. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jas

FREQUENTLY ASKED QUESTIONS (FAQ) PBI NO.16/11/PBI/2014 TENTANG PENGATURAN DAN PENGAWASAN MAKROPRUDENSIAL

Posisi Tanggal Laporan 30 Juni Di Yogyakar ta. Jawa Tengah

PEDOMAN PENGISIAN LAPORAN PROFIL MATURITAS

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

MANAJEMEN RISIKO LIKUIDITAS UNTUK PERBANKAN DI INDONESIA

RANCANGAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /POJK.03/2018

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

PENGUNGKAPAN INFORMASI KUANTITATIF EKSPOSUR RISIKO

Tabel 1.1 Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah Bank Secara Individu. Posisi Tanggal Laporan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/10/PBI/2004 TENTANG SISTEM PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/14/PBI/2012 TENTANG TRANSPARANSI DAN PUBLIKASI LAPORAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

LAPORAN PERHITUNGAN KEWAJIBAN PEMENUHAN RASIO KECUKUPAN LIKUIDITAS (LIQUIDITY COVERAGE RATIO) TRIWULANAN : Bank Panin Tbk INDIVIDUAL Maret 2017 KONSOLIDASIAN Maret 2017 No Komponen Nilai outstanding kewajiban dan komitmen / nilai tagihan kontraktual Nilai HQLA setelah pengurangan nilai (haircut) atau Outstanding kewajiban dan komitmen dikalikan tingkat penarikan (run-off rate) atau Nilai tagihan kontraktual dikalikan tingkat penerimaan (inflow rate) Nilai outstanding kewajiban dan komitmen / nilai tagihan kontraktual Nilai HQLA setelah pengurangan nilai (haircut) atau Outstanding kewajiban dan komitmen dikalikan tingkat penarikan (run-off rate) atau Nilai tagihan kontraktual dikalikan tingkat penerimaan (inflow rate) 1 Jumlah data Poin yang digunakan dalam perhitungan LCR 3 Bulan 3 Bulan HIGH QUALITY LIQUID ASSET (HQLA) 2 Total High Quality Liquid Asset (HQLA) 33,583,709 35,294,122 ARUS KAS KELUAR (CASH OUTFLOWS) 3 Simpanan nasabah perorangan dan Pendanaan yang berasal dari nasabah Usaha Mikro dan Usaha Kecil,terdiri dari: 111,544,294 9,212,429 112,340,851 9,286,452 a. Simpanan / Pendanaan stabil 38,840,002 1,942,000 38,952,665 1,947,633 b. Simpanan / Pendanaan kurang stabil 72,704,291 7,270,429 73,388,186 7,338,819 4 Pendanaan yang berasal dari nasabah korporasi, terdiri dari: 26,383,025 11,377,551 30,776,737 14,134,407 a. Simpanan operasional 208,849 38,135 587,923 123,767 b. Simpanan non- operasional dan /atau kewajiban lainnya yang bersifat non-operasional 24,136,335 9,301,574 26,372,972 10,194,798 c. Simpanan non-operasional dan/atau kewajiban yang bersifat nonoperasional yang berasal dari entitas lainnya 2,037,842 2,037,842 3,815,842 3,815,842 d. surat berharga berupa surat utang yang diterbitkan oleh bank (unsecured debt) 0 0 0 0 5 Pendanaan dengan agunan (secured funding) 0 0 6 Arus kas keluar lainnya (additional requirement), terdiri dari: 9,312,405 7,890,256 9,910,701 8,488,362 a. arus kas keluar atas transaksi derivatif 3,194,979 3,194,979 3,194,979 3,194,979 b. arus kas keluar atas peningkatan kebutuhan likuiditas 0 0 0 0 c. arus kas keluar atas kehilangan pendanaan 0 0 0 0 d. arus kas keluar atas penarikan komitmen fasilitas kredit dan fasilitas likuiditas 1,737,698 705,946 1,737,698 705,946 e. arus kas keluar atas kewajiban kontraktual lainnya terkait penyaluran dana f. arus kas keluar atas kewajiban kontijensi pendanaan lainnya 403,804 13,407 404,004 13,417 g. arus kas keluar kontraktual lainnya 3,975,924 3,975,924 4,574,020 4,574,020 7 TOTAL ARUS KAS KELUAR (CASH OUTFLOWS) 147,239,724 28,480,236 153,028,289 31,909,221 ARUS KAS MASUK (CASH INFLOWS) 8 Pinjaman dengan agunan Secured lending 0 0 0 0 9 Tagihan berasal dari pihak lawan (counterparty) yang bersifat lancar (inflows from fully performing exposures) 5,322,763 2,316,083 5,855,826 2,581,805 10 Arus kas masuk lainnya 8,455,766 5,789,726 8,522,064 5,822,875 11 TOTAL ARUS KAS MASUK (CASH INFLOWS) 13,778,529 8,105,809 14,377,890 8,404,680 TOTAL ADJUSTED VALUE1 TOTAL ADJUSTED VALUE1 12 TOTAL HQLA 33,583,709 35,294,122 13 TOTAL ARUS KAS KELUAR BERSIH (NET CASH OUTFLOWS) 20,374,427 23,504,541 14 LCR (%) 164.83% 150.16% Keterangan : 1 Adjusted value dihitung setelah pengenaan pengurangan nilai (haircut), tingkat penarikan (run-off rate), dan tingkat penerimaan (inflow rate) serta batas maksimum komponen HQLA, misalnya batas maksimum HQLA Level 2B dan HQLA Level 2 serta batas maksimum arus kas masuk yang dapat diperhitungkan dalam LCR

ANALISIS PERHITUNGAN KEWAJIBAN PEMENUHAN RASIO KECUKUPAN LIKUIDITAS (LIQUIDITY COVERAGE RATIO) TRIWULAN : PT Bank Panin Tbk. Analisis secara Individu Analisis kondisi likuiditas Bank secara individu antara lain: a. Baik pergerakan HQLA maupun arus kas masuk dan arus kas keluar ketiga tiganya memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pergerakan rasio LCR bank secara individu. b. Trend Nilai rasio LCR bank secara individu posisi Januari 2016 jika dibandingkan dengan posisi Pebruari 2016 mengalami peningkatan dari 170.74% menjadi 172.24%. Peningkatan ini lebih dominan diakibatkan peningkatan HQLA 4.09% lebih besar dibandingkan peningkatan Net Cash Outflow 3.18%. Peningkatan HQLA terbesar dialami oleh komponen Surat berharga yang diterbitkan Pemerintah Pusat dan Bank Indonesia sebesar 10,94%. Sedangkan peningkatan Net Cash Outflow lebih didominasi Karena peningkatan arus kas masuk sebesar 27,11%. Nilai Rasio LCR bank secara individu posisi Pebruari 2017 jika dibandingkan dengan posisi Maret 2017 mengalami penurunan dari 172.24% menjadi 152.40 %. Penurunan ini diakibatkan oleh 2 hal yaitu penurunan yang terjadi pada HQLA sebesar 6,55% dan peningkatan pada Net Cash outflow sebesar 5.61%. Penurunan pada HQLA terjadi pad kas, penempatan pada BI dan surat berharga korporasi masing masing sebesar 11,67%, 13,52% dan 11,87%. Sedangkan peningkatan Net Cash Outflow lebih didominasi oleh karena penurunan arus kas masuk sebesar 34,83% lebih besar dibandingkan penurunan arus kas keluar sebesar 7.75% c. Dari total HQLA rata-rata triwulan posisi Maret 2017 sebesar 33.583.709 juta rupiah didominasi oleh komponen HQLA level 1 sebesar 33.413.840 juta rupiah (99.49%). Di mana komponen HQLA level 1 ini didominasi oleh Surat berharga yang diterbitkan Pemerintah Pusat dan Bank Indonesia dalam rupiah dan valuta asing sebesar 18.220.122 juta rupiah. d. Komposisi pendanaan rata-rata triwulan posisi Maret 2017 didominasi oleh simpanan nasabah korporasi dan nasabah perorangan masing-masing sebesar 11.377.511 juta rupiah dan 8.874.075 juta rupiah. e. Eksposur derivatif bank tidak mengalami perubahan yang signifikan. f. Manajemen Likuiditas secara harian dikelola Divisi Liquidity (DLI) bekerjasama dengan unit unit terkait.

Penerapan manajemen risiko bagi Bank Umum mencakup: a. Pengawasan aktif Direksi dan Dewan Komisaris dalam pengelolaan likuiditas telah dilaksanakan dengan baik salah satunya melalui Rapat ALCO yang diselenggarakan secara rutin setiap bulan sebagai wadah internalisasi baik strategi maupun pengelolaan dalam menjaga likuiditas bank. b. Bank telah memiliki kebijakan terkait manajemen risiko likuiditas yang dikaji ulang secara berkala, yaitu Kebijakan Risiko Pasar dan Likuiditas, serta Kebijakan ALMA. Bank juga telah menetapkan dan memonitor limit risiko likuiditas secara rutin. Kaji ulang limit dilakukan secara berkala. Bank telah memiliki laporan harian likuiditas yang didalamnya mencakup indikator indikator likuiditas sebagai early warning. Bank juga telah melaksanakan stress testing secara berkala dengan tiga skenario yaitu Mild, Medium dan Severe dengan menggunakan metode pendekatan historical dan Exponential Weighted Moving Average (EWMA). Bank juga telah memiliki rencana pendanaan darurat. c. Proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian telah memadai. Proses Manajemen Risiko sudah mencakup seluruh aktivitas bisnis terkait dengan Risiko Likuiditas Bank termasuk identifikasi produk yang terkait risiko likuiditas. Proses monitoring sudah dilakukan secara rutin melalui laporan likuiditas harian, laporan likuiditas dan pemantauan limit mingguan (termasuk didalamnya buffer liquidity), liquidity highlight report, serta maturity gap bulanan yang dilaporkan kepada direktur bidang dan unit bisnis terkait. d. Efektifitas sistem pengendalian internal (SPI) dalam mendukung pelaksanaan manajemen risiko likuiditas cukup memadai. Hal ini tercermin dari implementasi elemen utama SPI pada aktivitas pengelolaan likuiditas bank, yaitu: a) Pengawasan oleh manajemen dan budaya pengendalian (tugas dan tanggung jawab serta wewenang DEKOM, DIREKSI, dan Risk Culture / Budaya Pengendalian); b) Identifikasi dan penilaian risiko likuiditas; c) Aktivitas pengendalian risiko likuiditas dan pemisahan fungsi; d) Sistem informasi likuiditas; e) Aktivitas pemantauan likuiditas dan tindakan koreksi. e. Kaji ulang independen (independent review) oleh Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR) dalam metodologi, asumsi, dan variabel dalam mengukur dan menetapkan limit risiko dari sisi kerangka manajemen risiko dan penerapan manajemen risiko yang dilakukan oleh unit bisnis dan/atau unit pendukung cukup memadai. Hal ini tercermin dari: a) Kaji ulang kebijakan telah dilakukan secara berkala; b) Kaji ulang dalam penyusunan profil risiko (inherent risk & KMPR), yang didalamnya sudah termasuk penetapan parameter dan metodologi, telah dilakukan secara berkala; c) Kaji ulang limit likuiditas telah dilakukan secara berkala bekerja sama dengan unit bisnis terkait.

ANALISIS PERHITUNGAN KEWAJIBAN PEMENUHAN RASIO KECUKUPAN LIKUIDITAS (LIQUIDITY COVERAGE RATIO) TRIWULAN : PT Bank Panin Tbk. Analisis secara konsolidasi Analisis kondisi likuiditas Bank secara konsolidasi antara lain: a. Baik pergerakan HQLA maupun arus kas masuk dan arus kas keluar ketiga tiganya memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pergerakan rasio LCR bank secara konsolidasi. b. Jika dilihat dari komposisi LCR secara konsolidasi, maka pengaruh PT Bank Panin sebagai perusahaan induk lebih dominan jika dibandingkan dengan anak perusahaan yang lain seperti PT Bank Panin Dubai Syariah, PT Verena Multi Finance dan PT Clipan Finance Indonesia yang kontribusinya lebih kecil, c. Jika dibandingkan antara rasio LCR rata rata posisi Maret 2017 bank secara individu dibandingkan dengan konsolidasi terjadi penurunan dari 164.83% menjadi 150.16%. Penurunan ini terjadi karena peningkatan Net Cash Outflow yang terjadi karena proses konsolidasi jauh lebih besar dibandingkan dengan peningkatan HQLA yang terjadi karena proses konsolidasi yaitu masing-masing sebesar 15.36% dan 5.09%. Peningkatan Net Cash Outflow akibat proses konsolidasi lebih dikarenakan peningkatan Arus Kas Keluar akibat konsolidasi jauh lebih besar jika dibandingkan dengan peningkatan Arus Kas Masuk akibat konsolidasi yaitu masing masing sebesar 12.04% dan 3.69%. Peningkatan Arus Keluar akibat proses konsolidasi paling besar diakibatkan penambahan Penarikan Pendanaan yang Berasal dari Nasabah Korporasi sebesar 24.23%, yang berasal dari dana pihak ketiga PT Bank Panin Dubai Syariah. d. Trend Nilai rasio LCR konsolidasi posisi Januari 2017 jika dibandingkan dengan posisi Pebruari 2017 mengalami peningkatan dari 155.23% menjadi 157.87%. Peningkatan ini diakibatkan peningkatan HQLA sebesar 3,95% jauh lebih besar jika dibandingkan dengan peningkatan Net Cash Outflow sebesar 2,21%. Peningkatan HQLA dialami oleh komponen Surat berharga yang diterbitkan Pemerintah Pusat dan Bank Indonesia sebesar 10,40% yang dialami Bank Panin sebagai induk. Sedangkan Nilai Rasio LCR konsolidasi posisi Pebruari 2017 jika dibandingkan dengan posisi Maret 2017 mengalami penurunan dari 157.87% menjadi 138.39%. Penurunan ini diakibatkan oleh 2 hal yaitu penurunan HQLA dan peningkatan Net Cash Outflow masing masing sebesar 5,62% dan 7.67%. e. Dari total HQLA konsolidasi rata-rata triwulan posisi Maret 2017 sebesar 35.294.122 juta rupiah didominasi oleh komponen HQLA level 1 sebesar 35.112.381 juta rupiah (99.49%). Di

mana komponen HQLA level 1 ini didominasi oleh Surat berharga yang diterbitkan Pemerintah Pusat dan Bank Indonesia dalam rupiah dan valuta asing sebesar 19.212.128 juta rupiah. f. Komposisi pendanaan konsolidasi rata-rata triwulan posisi Desember 2016 didominasi oleh simpanan nasabah korporasi dan nasabah perorangan masing-masing sebesar 14.134.407 juta rupiah dan 8.934.083 juta rupiah. g. Eksposur derivatif bank secara konsolidasi hanya terdiri dari eksposur yang dimiliki Bank Panin.