Keywords : GDRP, learning distribution, work opportunity

dokumen-dokumen yang mirip
M. Yamin (Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian FP. UNSRI) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi dan serta iklim perekonomian dunia.

PENGARUH PEMBANGUNAN SEKTOR PERTANIAN TERHADAP DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN KESEMPATAN KERJA DI INDONESIA

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

The Contribution Of Agricultural Sector in the Economy at Bone Bolango Regency By

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan pemerintah dapat diambil secara tepat apabila berdasar pada informasi

Pendapatan Regional / Product Domestic Regional Bruto

Analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional, terlebih dahulu kita harus menganalisa potensi pada

BAB 1 PENDAHULUAN. atau regional khususnya di bidang ekonomi. Angka-angka pendapatan regional dapat

PENDAPATAN REGIONAL REGIONAL INCOME

Pendapatan Regional/ Regional Income

BAB I PENDAHULUAN. penghambat adalah pertumbuhan penduduk yang tinggi. Melonjaknya

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi bertujuan untuk mewujudkan ekonomi yang handal. Pembangunan ekonomi diharapkan dapat meningkatkan

Halaman Tulisan Jurnal (Judul dan Abstraksi)

I. PENDAHULUAN. dalam proses pembangunan, khususnya di negara-negara berkembang. Hal ini

I.PENDAHULUAN. Pembangunan di negara-negara berkembang lebih ditekankan pada pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan rangkuman dari Indeks Perkembangan dari berbagai sektor ekonomi

indikator keberhasilan kegiatan ekonomi daerah tersebut. Provinsi Bali merupakan

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas (Irawan dan Suparmoko 2002: 5). pusat. Pemanfaatan sumber daya sendiri perlu dioptimalkan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional merupakan cerminan keberhasilan pembangunan. perlu dilaksanakan demi kehidupan manusia yang layak.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Berlakang. Pembangunan daerah merupakan implementasi (pelaksaan) serta

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB. SUBANG TAHUN 2012

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BAB IV TINJAUAN PEREKONOMIAN KABUPATEN BUNGO

BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu bangsa. Industrialisasi dapat diartikan sebagai suatu proses

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

BAB I PENDAHULUAN. ketertinggalan dibandingkan dengan negara maju dalam pembangunan

Pendapatan Regional/ Regional Income

BAB I PENDAHULUAN. bentuk kenaikan pendapatan nasional. Cara mengukur pertumbuhan ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan usaha yang meliputi perubahan pada berbagai aspek

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB.SUBANG TAHUN 2013

Kata kunci: Perkembangan, kontribusi, perikanan, PDRB

BAB I PENDAHULUAN. membentuk kerja sama antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk

I. PENDAHULUAN. untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan suatu bangsa. Dalam upaya

Pendapatan Regional/ Regional Income

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN KABUPATEN MANDAILING NATAL PROVINSI SUMATERA UTARA

10. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ( PDRB )

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan atas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan ekonomi suatu negara akan mengalami kemajuan jika diiringi dengan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2012

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam

PERTUMBUHAN EKONOMI ASAHAN TAHUN 2013

Perkembangan Indikator Makro Usaha Kecil Menengah di Indonesia

BADAN PUSAT STATISTIK

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Menurut Todaro (2006), ketimpangan dan memberantas kemiskinan untuk mencapai kehidupan yang

PENGARUH SEKTOR EKONOMI TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PROVINSI RIAU. Dian Alfira Kasmita

I. PENDAHULUAN. itu pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan pendapatan perkapita serta. yang kuat bagi bangsa Indonesia untuk maju dan berkembang atas

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita, atau yang biasa disebut pertumbuhan ekonomi. Indikator

Tabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah)

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Peranan Sektor Agroindustri Terhadap Perekonomian Kota Bogor

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2011

BAB 1 PENDAHULUAN. Regional Bruto (PDRB) didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang

BAB I PENDAHULUAN. pertiga penduduk Indonesia tinggal di daerah pedesaan dan sebagian besar masih

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007

I. PENDAHULUAN. yang menyebabkan GNP perkapita (Gross National Product) atau pendapatan

PRODUKTIVITAS DAN KONTRIBUSI TENAGA KERJA SEKTOR PERTANIAN KABUPATEN BOYOLALI

I. PENDAHULUAN. dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Indonesia memiliki tujuan untuk mensejahterakan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan mengestimasi apa yang akan terjadi pada masa yang akan

BAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat. Akan tetapi masih banyak ditemui penduduk yang tidak

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi menjadi prioritas utama bagi negara-negara

8.1. Keuangan Daerah APBD

ANALISIS SEKTOR EKONOMI UNGGULAN PEREKONOMIAN KABUPATEN MALANG TAHUN

BPS PROVINSI MALUKU PERTUMBUHAN EKONOMI MALUKU PDRB MALUKU TRIWULAN IV TAHUN 2013 TUMBUH POSITIF SEBESAR 5,97 PERSEN

A. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk. Pertumbuhan Penduduk

BAB 4 ANALISIS PENENTUAN SEKTOR EKONOMI UNGGULAN KABUPATEN KUNINGAN

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN MENGGUNAKAN DATA PDRB

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. banyak belum menjamin bahwa akan tersedia lapangan pekerjaan yang memadai

II PENDAHULUAN PENDAHULUAN

Produk Domestik Regional Bruto

ANALISIS PROYEKSI SEKTOR PERTANIAN DI PROVINSI MALUKU UTARA. Abstract

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Wilayah Indonesia

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. masyarakat, dan institusi-institusi nasional, di samping tetap mengejar akselerasi

BAB I PENDAHULUAN. (Groos Domestic Product) dan GNP (Gross National Product) tanpa

BAB I PENDAHULUAN. daerah dalam mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan potensi, aspirasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SUB SEKTOR PERTANIAN UNGGULAN KABUPATEN TASIKMALAYA SELAMA TAHUN

9.1. Analisis LQ Sektor Jembrana Terhadap Sektor Propinsi Bali

VI. PERANAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DALAM STRUKTUR PEREKONOMIAN KABUPATEN SIAK

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan pemerintah dapat diambil secara tepat apabila berdasar pada informasi

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya;

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah yang sedang dihadapi (Sandika, 2014). Salah satu usaha untuk

JIIA, VOLUME 2 No. 3, JUNI 2014

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. rakyat. Pembangunan merupakan pelaksanaan dari cita-cita luhur bangsa. desentralisasi dalam pembangunan daerah dengan memberikan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Francis Galton. Menurut hasil

DAFTAR ISI. Halaman Kata Pengantar Daftar Isi... iii Daftar Tabel.. v Daftar Gambar ix

I.PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan sebagai perangkat yang saling berkaitan dalam

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan institusiinstitusi

Transkripsi:

1 ANALISIS PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO SEKTOR PERTANIAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEMPATAN KERJA SERTA DISTRIBUSI PENDAPATAN DI PROVINSI SUMATERA SELATAN Erlina Rufaidah 1, Dwi Wulan Sari 2 Program Studi Agribisnis Program Pascasarjana Universitas Sriwijaya Palembang Jl. Padang Selasa No. 524 Palembang e-mail: atin_lin@yahoo.com ABSTRACT The purposes from this research are 1) For analysis gross domestic regional product (GDRP) with work opportunity in South Sumatera Province, 2) For analysis the influence from output ratio in agriculture sector with earning distribution in South Sumatera Province. The method in this research is history study. The data are collected in a kind of secondary data that are collected in the time series type in 21 years, since from 1985 until 2005. The influence from GRDP in crop of food and horticulture, plantation, forestry, fishery sub-sector have really significant with work opportunity in agriculture sector in South Sumatera Province. The value of Gini Ratio are about 0,25 0,30 which is means earning Iameness still in safe boundary. The capital ratio value influences are significant in level test 30 percent with earning distribution. Keywords : GDRP, learning distribution, work opportunity

2 PENDAHULUAN Indonesia memiliki provinsi-provinsi yang perekonomiannya bertumpu pada sektor pertanian, salah satunya adalah provinsi Sumatera Selatan. Sumatera Selatan merupakan provinsi yang sekitar 65 dari Kabupaten/Kota ekonominya masih berbasis pertanian, disamping itu sektor ini masih terus dituntut untuk dapat berperan penting dalam pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PRDB), perolehan devisa, penyediaan pangan dan bahan baku industri, pengentasan kemiskinan, penciptaan kesempatan kerja, dan peningkatan pendapatan masyarakat (Dinas Perkebunan, 2005). PDRB merupakan indikator utama untuk pembentukan output dalam pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. PDRB Sumatera Selatan tanpa migas atas dasar harga berlaku, selama tiga tahun terakhir mencapai 40.113.615 juta rupiah pada tahun 2003. Peningkatan PDRB terjadi pada tahun 2004, yaitu menjadi sebesar 45.470.766 juta rupiah. Data tahun 2005 menunjukkan bahwa PDRB Sumatera Selatan tanpa migas mencapai 52.727.451 juta rupiah. (Badan Pusat Statistik, 2005). Rekonstruksi sektor pertanian dalam arti luas, mulai dari sub-sektor tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, kehutanan, perikanan sampai pada basis sumber daya alam lainnya dapat dilihat dari seberapa besar pengaruh input. Input merupakan modal yang dapat mempengaruhi output pertanian. Prospek pertumbuhan output di sektor pertanian, dapat berpengaruh kepada proyeksi kesempatan kerja untuk satu periode di masa yang akan datang pada sektor tersebut. Kondisi ini menyebabkan perlunya campur tangan dari pemerintah guna menitik beratkan program pembangunan daerah pada sektor pertanian yang berpotensi untuk dapat menyerap tenaga kerja (Tambunan, dalam Setyabudi, 2005). Peningkatan kesejahteraan masyarakat dapat diukur salah satunya dengan tingkat pendapatan. Pendapatan yang meningkat diindikasikan dapat meningkatkan kesejateraan masyarakat. Tingkat pendapatan masyarakat ini bisa mengalami ketidakmerataan, jika pendapatan tidak merata maka pemerataan tingkat kesejahteraan juga tidak akan tercapai. (Badan Pusat Statistik, 1997). Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dikemukakan suatu permasalahan sebagai berikut: 1. Apakah output sektor pertanian berpengaruh terhadap kesempatan kerja di Provinsi Sumatera Selatan? 2. Apakah output sektor pertanian berpengaruh terhadap distribusi pendapatan di Provinsi Sumatera Selatan? Sehubungan dengan permasalahan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk menganalisis pengaruh besarnya output sektor pertanian terhadap kesempatan kerja di Provinsi Sumatera Selatan 2. Untuk menganalisis pengaruh besarnya output sektor pertanian terhadap distribusi pendapatan di Provinsi Sumatera Selatan Adapun kegunaan dari penelitian ini, yaitu penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan manfaat bagi pengambil keputusan dalam melakukan perencanaan pembangunan daerah. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan pustaka bagi peneliti selanjutnya serta dapat menambah pengetahuan bagi peneliti. Untuk model pendekatan dapat dilihat pada model di bawah ini : Sektor (Investasi) Sektor lain di luar Keterangan : Tanaman Pangan Perkebunan Peternakan Kehutanan Perikanan Kesempatan Kerja Output Sektor (PDRB) Distribusi Pendapatan : Mempengaruhi : Saling mempengaruhi : Terbagi atas

3 Gambar 1. Diagram Model Pendekatan Menurut Tambunan dalam Setyabudi (2005), prospek pertumbuhan kesempatan kerja di suatu sektor sangat tergantung pada prospek pertumbuhan output dan proyeksi kesempatan kerja untuk suatu periode pada masa depan di sektor tersebut. Hal ini telah dibuktikan oleh Setyabudi (2005) melalui penelitiannya yang menyimpulkan bahwa pertumbuhan PDRB berpengaruh secara terhadap elastisitas kesempatan kerja. Selain itu, tinginya PDRB suatu daerah dapat mengidentikan besarnya pendapatan wilayah, namun belum tentu terjadi pemerataan pendapatan masyarakat pada wilayah tersebut. Berdasarkan pertimbangan di atas serta kerangka teori, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : 1. Diduga semakin besar output sektor pertanian maka akan memperbesar peluang kesempatan kerja di Provinsi Sumatera Selatan. 2. Diduga semakin besar output sektor pertanian maka distribusi pendapatan masyarakat di Provinsi Sumatera Selatan akan semakin merata. Batasan permasalahan yang akan dikaji adalah sebagai berikut: 1. PDRB (Output) adalah nilai rupiah berdasarkan harga berlaku, yang diperoleh dari tahun 1985-2005 dari output daerah yang dihasilkan per tahun, baik menurut sektoral maupun secara total (juta rupiah). 2. Sektor pertanian terdiri dari lima subsektor, yaitu sub-sektor perkebunan, sub sektor-tanaman pangan dan hortikultura, sub-sektor peternakan, sub-sektor kehutanan dan sub-sektor perikanan. 3. Sektor lain di luar pertanian terdiri dari sektor pertambangan dan penggalian; sektor industri dan pengolahan; sektor Listrik, Gas dan Air Bersih; sektor Bangunan; sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran; sektor Pengangkutan dan Komunikasi; sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan; serta sektor jasa-jasa. Sektor lain di dalam penelitian ini tidak diperhitungkan. 4. Tenaga kerja sektor pertanian adalah setiap orang yang sedang atau melakukan pekerjaan pada sektor pertanian guna menghasilkan produk pertanian (orang) 5. Kesempatan kerja sektor pertanian adalah lowongan pekerjaan yang dapat diisi oleh pencari kerja di sektor pertanian untuk mendapatkan pekerjaan (orang). 6. Distribusi pendapatan adalah nilai Gini rasio dari pemerataan pendapatan masyarakat. METODE Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah (history study), yaitu dengan cara melihat kembali catatancatatan atau laporan-laporan terdahulu selama kurun waktu 21 tahun dilaksanakan di Provinsi Sumatera Selatan. Data yang dikumpulkan dalam bentuk time series selama 21 tahun, dimulai dari tahun 1985 sampai dengan tahun 2005. Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini, yaitu metode purposive terhadap dinas-dinas sektor pertanian di Provinsi Sumatera Selatan. Pertimbangannya adalah bahwa rasio modal output, peluang kesempatan kerja, dan distribusi pendapatan sektor pertanian dipengaruhi oleh lima sub sektor pertanian, yaitu sub sektor perkebunan, sub sektor tanaman bahan makanan, sub sektor peternakan, sub sektor perikanan, dan sub sektor kehutanan. Data yang dikumpulkan merupakan data skunder. Data skunder ini diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS), Dinas Perkebunan, Dinas Tanaman Pangan dan hortikultura, Dinas Peternakan, Dinas Kehutanan, Dinas Perikanan, Instansi terkait, studi pustaka, dan sumber lain yang menunjang penelitian ini. Data yang diperoleh dari lapangan dianalisis secara sistematis dan diolah secara tabulasi, kemudian dilanjutkan dengan perhitungan secara matematis dan dijelaskan secara deskriptif pada pembahasan. Perhitungan dan rekapitulasi data dilakukan dengan bantuan program Microsoft Excel dan SPSS 13.0. Adapun tujuan pertama dan kedua akan dijawab dengan menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS), kesempatan kerja dari sektor pertanian diregresikan terhadap PDRB masing-masing sub-sektor

β R s q u a r e t T a n a m a n P a n g a n - 0, 1 0 7 1, 0 4 7 9 5, 6 2 0, 3 0 9 P e r k e b u n a n - 0, 1 0 8 1, 0 2 4 9 3, 9 1 7, 0 8 2 P e t e r n a k a n - 0, 1 4 9 1, 1 6 6 9 8, 2 3 2, 1 4 1 K e h u t a n a n - 0, 1 2 8 1, 0 8 9 9 3, 1 1 5, 9 9 5 P e r i k a n a n - 0, 1 5 8 1, 1 1 7 9 3, 7 1 6, 8 1 3 4 pertanian, dengan model persamaan sebagai berikut : KK sektor pertanian = α + βpdrb sub-sektor i + e Indikator yang digunakan untuk melihat pemerataan atau distribusi pendapatan adalah dengan menggunakan nilai Gini Ratio. Tujuan ketiga dijawab dengan model persamaan sebagai berikut : GN = α + βpdrb sektor/sub-sektor pertanian + e Dimana : KK = Kesempatan Kerja (orang) GN = Gini Ratio / Distribusi Pendapatan PDRB = Produk Domestik Regional Bruto (Rp) α = Intersep β = Koefisien regresi penduga e = Kesalahan pengganggu pengaruh pertumbuhan PDRB terhadap kesempatan kerja pada sub-sektor pertanian yang ada di daerah ini. Analisis ini menggunakan model persamaan matematis dan untuk mempermudah proses perhitungan digunakan program Microsoft Excel dan SPSS 13.0. Tabel di bawah ini menunjukkan hasil uji korelasi antara kesempatan kerja dengan PDRB setiap sub-sektor pertanian. Kesempatan kerja merupakan variabel terikat pada persamaan ini. Tabel 1.Hasil Uji Korelasi Antara Kesempatan Kerja dan PDRB Variabel Bebas α HASIL DAN PEMBAHASAN Perkembangan dan kemajuan ekonomi Provinsi Sumatera Selatan dapat dilihat dengan indikator ekonomi makro. PDRB merupakan indikator yang digunakan dalam penelitian ini maka, untuk melihat perkembangan PDRB sektoral Provinsi Sumatera Selatan dari tahun 1985 sampai dengan tahun 2005, dapat dilihat pada Gambar 1 pada Lampiran 1. PDRB Provinsi Sumatera Selatan cenderung meningkat setiap tahunnya. PDRB terbentuk dari kontribusi sembilan sektor yang ada di dalamnya. Lapangan usaha terdiri dari sembilan sektor. Penyerapan tenaga kerja dari berbagai sektor didominasi oleh sektor pertanian dari tahun 1985 sampai dengan tahun 2005. Peranan sektor dari kurun waktu tersebut menyerap tenaga kerja lebih dari lima puluh dari kesempatan kerja yang ada di Provinsi Sumatera Selatan. Sektor pertanian pada tahun 2005 dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 63 dari total kesempatan kerja berasal dari sektor ini. Perubahan kesempatan kerja sektoral di Provinsi Sumatera Selatan dapat dilihat pada Gambar 3 pada Lampiran 2. Pertumbuhan PDRB akan dianalisis terhadap kesempatan kerja di Provinsi Sumatera Selatan yang dilakukan dengan pendekatan sub-sektoral. Pendekatan subsektoral dilakukan dengan menganalisis Persamaan pada tabel di atas menunjukan bahwa, koefisien determinasi (R 2 ) nilainya cukup besar, yaitu semuanya bernilai di atas 90. Artinya bahwa semua variable bebas dapat menjelaskan kesempatan kerja diatas 90 sedangkan sisanya dijelaskan oleh variable lain yang terdapat di luar model. Uji t menunjukkan bahwa semua vasiabel bebas berpengaruh terhadap kesempatan kerja pada taraf uji 1. Nilai negatif pada intercept menunjukkan bahwa kesempatan kerja atau orang yang bekerja mutlak diperlukan untuk dapat menghasilkan PDRB. Nilai koefisien penduga semua variabel bebas bernilai satu, artinya setiap kenaikan PDRB sebesar satu juta rupiah, maka akan dapat menyerap satu orang tenaga kerja pada setiap sub-sektor. Distribusi pendapatan Provinsi Sumatera Selatan diukur dengan nilai Gini Ratio atau indeks gini. Nilai indeks gini dihitung setiap tiga tahun sekali. Nilai indeks gini Sumatera Selatan berkisar antara 0,25 sampai dengan 0,30. Nilai ini menunjukkan bahwa tidak terjadi ketimpangan pendapatan yang mengkhawatirkan pada provinsi ini. Nilai gini ratio yang tinggi ditaunjukkan pada tahun 1996 dan 2005. Perkembangan indeks gini Provinsi Sumatera Selatan dapat dilihat pada Tabel 1. Untuk lebih jelas grafik perkembangan gini rasio dapat dilihat pada Lampiran 2.

5 Tabel 1. Nilai Gini Ratio Provinsi Sumatera Selatan Tahun 1985-2005 TAHUN GINI RATIO 1987 0.270 1990 0.260 1993 0.297 1996 0.300 1999 0.260 2002 0.257 2005 0.297 Pengaruh PDRB terhadap distribusi pendapatan dapat dilihat melalui uji korelasi antara kedua variabel. Pengaruh PDRB dilihat dari sektor pertanian dapat dirumuskan dalam model berikut : GN SUMSEL = 0,247 + 5.64E-010 PDRB pertanian Se (0,13) (0,0000038) R 2 1,90 Hasil pengujian terhadap model yang digunakan menunjukkan bahwa pengaruh PDRB sektor pertanian terhadap distribusi pendapatan tidak dengan taraf uji 30. Nilai koefisien determinasinya (R 2 ) menunjukan bahwa pengaruh variabel bebas yaitu kesempatan kerja total terhadap PDRB memiliki nilai R square hanya sebesar 1,90. Nilai ini berarti bahwa variasi yang terjadi pada pertumbuhan kesempatan kerja total hanya 1,90 yang dipengaruhi oleh variasi jumlah PDRB pada sektor pertanian, sedangkan sisanya dipengaruhi variabel lain yang terdapat di luar model. Variabel lain di luar model yang mempengaruhi distribusi pendapatan adalah tingkat pendapatan itu sendiri dan banyaknya penduduk yang telah dikelompokan berdasarkan tingkat pendapatan. Pengaruh PDRB sub-sektor pertanian terhadap distribusi pendapatan dilihat dengan melakukan uji korelasi antara kedua variabel ini. Nilai indeks gini sebagai variabel terikat dan PDRB dari setiap sub-sektor sebagai variabel bebas. Hasil uji korelasi tersebut menghasilkan lima model persamaan yang nilainya dapat dilihat pada Tabel berikut ini : Tabel 2. Hasil Uji Statistik PDRB Sub- Sektor Terhadap Distribusi Pendapatan Tanaman Pangan R Square 2,8 Hasil Uji Statistik t hitung Signifikan Keterangan 0,381 0,719 Perkebunan Peternakan Kehutanan Perikanan 3,3 1 4,1 0,6 0,412 0,697 0,229 0,828 0,463 0,663-0,172 0,870 Tabel hasil uji statistik di atas menunjukan nilai koefisien determinasi yang kecil, yaitu antara 0,6 sampai dengan 4,1. Sama halnya dengan sektor pertanian secara keseluruhan, ternyata kelima sub-sektor tidak berpengaruh terhadap distribusi pendapatan pada taraf uji 30. Hal ini dikarenakan nilai output yang digunakan hanya nilai output dari sub sektor pertanian, sedangkan data distribusi pendapatan yang digunakan adalah data distribusi pendapatan dari semua sektor secara keseluruhan. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. PDRB sub-sektor tanaman pangan, perkebunan, peternakan, kehutanan, dan perikanan memiliki pengaruh yang terhadap kesempatan kerja pada sektor pertanian di Provinsi Sumatera Selatan. 2. Nilai indeks gini berkisar antara 0,25 0,30 yang berarti ketimpangan pendapatan masih berada pada batas aman. Nilai Rasio modal berpengaruh secara pada taraf uji 30 terhadap distribusi pendapatan. Saran 1. Pemerintah sebaiknya lebih banyak menanamkan modal pada sub-sektor peternakan sebagai penyerap tenaga kerja untuk mengatasi pengangguran di Provinsi Sumatera Selatan. 2. Bagi yang tertarik untuk melakukan penelitian dengan topik yang sama, disarankan : a. Mencari tahu tentang seberapa besar investasi dan pertumbuhan ekonomi pertanian Sumatera Selatan b. Melakukan proyeksi dan perhitungan tentang berapa besar tenaga kerja yang dapat terserap pada setiap subsektor pertanian

6 DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik. 1997. Indikator Sosial Sumatera Selatan. Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Selatan. Palembang. Badan Pusat Statistik. 2005. Sumatera Selatan dalam Angka 2005/2006. Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Selatan. Palembang. Dinas Perkebunan. 2005. Laporan Tahunan. Kantor Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan. Palembang. Jhingan, M. L. 2007. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan (diterjemahkan oleh D. Guritno). PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Kuncoro, Mudrajad. 2001. Metode Kuantitatif, Teori Aplikasi untuk Bisnis dan Ekonomi. Unit Penerbit AMP YKPN. Yogyakarta Lembaga Penelitian Universitas Sriwijaya. 2002. Teknik Penulisan Artikel Ilmiah. Pascasarjana UNSRI. Palembang. (tidak dipublikasikan). Setyabudi, Heru. 2005. Pengaruh Pertumbuhan PDRB Terhadap Elastisitas Kesempatan Kerja di Sumatera Selatan. Tesis. Program Pascasarjana. UNSRI. Palembang. (tidak dipublikasikan).