LABA DALAM AKUNTANSI SYARI AH. Fitri Kurniawati. STAIN Jurai Siwo Metro

dokumen-dokumen yang mirip
KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN SYARIAH. Pertemuan: 3

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAGIAN I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG

AKUNTANSI LEMBAGA KEUANGAN ISLAM

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

Majalah Ilmiah UPI YPTK, Volume 18, No 2,Oktober 2011 ISSN :

FENOMENA EKONOMI SYARI AH MENGUSIK STANDAR AKUNTANSI. Nur Hidayat *) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. tinggi bahkan melebihi tinggi dari rata-rata perbankan syari ah dunia. 1

BAB I PENDAHULUAN. pinjaman (riba), serta larangan berinvestasi dalam kegiatan-kegiatan usaha haram.

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM (FEBI) UIN AR RANIRY

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan berkembang pesat di Indonesia, oleh karena itu dibuat UU No. 38

BAB II LANDASAN TEORITIS. (2000:59.1) mengemukakan pengertian Bank Syariah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya berfokus pada tujuan komersil saja, melainkan juga harus

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS

BAB V PENUTUP. Income Statement dan Shariah Value Added Statement tahun 2007 sampai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangannya sistem ekonomi serta sistem yang menopangnya

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V PENUTUP. Simpulan yang dapat ditarik dari uraian sebelumnya adalah : dengan menggunakan pendekatan Laba Rugi.

Menurut Hanafi dan Halim (1996), pada dasarnya analisis rasio bisa dikelompokkan kedalam lima macam kategori, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. hubungan manusia dengan Tuhannya. Ibadah juga merupakan sarana untuk

BAB V PENUTUP. praktik akuntansi pembiayaan murabahah pada Bank BRI Syariah telah

BAB I PENDAHULUAN. Kemunculan lembaga keuangan syariah di tengah masyarakat di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Islam sebagai agama yang memuat ajaran yang bersifat universal dan

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini terlihat dari tindakan bank bank konvensional untuk membuka

ANALISIS PSAK 102 (REVISI 2013) TERHADAP PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA PRODUK KEPEMILIKAN KENDARAAN BERMOTOR (KKB) BRISYARIAH IB

BAB I PENDAHULUAN. untuk pengambilan keputusan, apabila dengan informasi tersebut dapat diprediksi

BAB 1 PENDAHULUAN. bawah. Terutama menyangkut tempat tinggal yang merupakan papan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dengan berkembangnya industri perbankan syariah yang terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Laporan Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. basis sukarela (European Commisions, 2002). The ISO Strategic Advisory

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan lembaga perbankan syariah didorong oleh adanya desakan kuat oleh

BAB I PENDAHULUAN. sosialisme. Sistem tersebut mengacu pada prinsip-prinsip yang sebenarnya

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian, karena berfungsi sebagai intermediary institusion yaitu

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN. Sistem perbankan ganda (sistem konvensional dan sistem syariah)

I. PENDAHULUAN. menilai kinerja perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Fluktuasi tingkat bunga akhir-akhir ini memberikan perhatian lebih kepada

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akuntansi dan total arus kas. Belkaoui (2000:32) menyatakan bahwa Laba

BAB II LANDASAN TEORI. Konsep Laporan Keuangan dan Akuntansi. II.1.1. Pengertian Laporan Keuangan dan Akuntansi

AKUNTANSI MURABAHAH. Materi: 6. Afifudin, SE., M.SA., Ak.

BAB I PENDAHULUAN. likuid dan efisien. Pasar modal dikatakan likuid jika penjual dapat menjual dan

BAB I PENDAHULUAN. interaksinya dengan para pemangku kepentingan (stakeholder) secara sukarela.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, sebab sering dijumpai ada anggota masyarakat yang melakukan jual

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Tinjauan Pustaka. mengkomunikasikan informasi keuangan perusahaan terhadap pihak-pihak

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang mempunyai kelebihan dana kemudian disalurkan kembali. kepada masyarakat yang membutuhkan dana tersebut.

Laporan Keuangan: Neraca

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama rahmat bagi semesta alam (rahmatan lil alamin).

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Financial distress merupakan kondisi saat keuangan perusahaan dalam keadaan

BAB II LANDASAN TEORITIS. perusahaan. Pada pokoknya laporan keuangan ditujukan kepada pihak-pihak di

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang Masalah. Praktik ekonomi yang terjadi saat ini, baik yang dilakukan para praktisi maupun para

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Globalisasi pasar keuangan yang terjadi saat ini menuntut perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. bagi hasil. Balas jasa atas modal diperhitungkan berdasarkan keuntungan atau

Materi: 11 AKUNTANSI MUSYARAKAH (Partnership)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dana dari pihak yang berkelebihan untuk kemudian di salurkan kepada pihak yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung pada tahun 2008 dan sepanjang tahun 2009 kinerja perbankan syariah

BAB I PENDAHULUAN. Bank syari ah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini akan menjelaskan tinjauan teori baik itu definisi, konsep atau hasil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Laporan Keuangan Sebagai Obyek Penelitian

BAB I AKUNTANSI KEUANGAN DAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

BAB II PEMBAHASAN PENDAHULUAN I.1 Tujuan dan Peranan KDPPLKS

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan bagi masyarakat (Kartika dan Hatane, 2013). besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi (PSAK No.

AKUNTANSI MURABAHAH. Materi: 5-6. Afifudin, SE., M.SA., Ak.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

sharing) atau bagi hasil. Operasionalnya lebih mengutamakan pada sektor

Bab 2 Arus Kas, Laporan Keuangan dan Nilai Tambah Perusahaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Disamping itu bank adalah

BAB I PENDAHULUAN. terpenting dan suatu sistem yang dibutuhkan dalam suatu negara modern, tak luput

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan (financial intermediaries)

Agung Purnama Aziz, Mohammad Heykal, S.E, M.Si

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PSAK KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

Materi 3 Tujuan & Prinsip Bisnis Syariah. by HJ. NILA NUROCHANI, SE., MM.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan agar tidak berpindah ke perusahaan lain (Susanto, 2008:59). nyata dari sektor perbankan (Lupiyoadi dan Hamdani, 2009).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan, serta penginterpretasian atas hasilnya sehingga dapat digunakan oleh

DAFTAR PUSTAKA. Ikatan Akuntan Imdonesia Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan.

Prosiding Keuangan dan Perbankan Syariah ISSN:

Bismillahirrahmanirrahim

BAB I PENDAHULUAN. mengemuka di dunia perusahaan multinasional. Corporate Social

BAB I PENDAHULUAN. sebutan Baitut Tamwil Muhammadiyah (BTM) An-Nuur merupakan salah satu

LAPORAN KEUANGAN & KAS

Afifudin, SE., M.SA., Ak. atau (Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam

BAB I PENDAHULUAN. dengan negara Indonesia ini. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan jumlah penduduk yang makin meningkat/padat,

BAB IX. AKUNTANSI PENGERTIAN

Jl. Tamansari No. 1 Bandung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pekerjaan bagian pembukuan. Selanjutnya laporan keuangan tersebut untuk

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. diperjualbelikan, salah satunya dalam bentuk ekuitas (saham). Pasar

Transkripsi:

LABA DALAM AKUNTANSI SYARI AH Fitri Kurniawati STAIN Jurai Siwo Metro Email : pi2t_ajah22@yahoo.com Abstract Gain and profit are the fondation to determine zakat Shariah in accounting. There is an individual and corporate zakat (institutions). The profit becomes very important because interest system is forbidden in Islam, so the level of the capital return fixed (fixed return) that has been predetermined to be forbidden in Islam. Gain or income is very important in Shariah accounting compared by the determination of income where the conventional accounting profit is only as the fondation of the matters relating to the financial and worldly material. Keyword : Akuntansi Syari ah, Profit, Gain. Abstract Laba dan keuntungan adalah dasar untuk menentukan Syariah zakat dalam akuntansi. Ada Zakat untuk individu dan perusahaan zakat (Lembaga). Keuntungan menjadi sangat penting karena sistem menarik dilarang dalam Islam, maka tingkat pengembalian tetap (fixed kembali) modal yang sudah ditetapkan dilarang dalam Islam. Laba atau penghasilan yang sangat penting dalam akuntansi Syariah dibandingkan dengan penentuan pendapatan di mana akuntansi konvensional keuntungan hanya sebagai dasar untuk hal-hal yang berkaitan dengan bahan keuangan dan duniawi. Kata kunci: Akuntansi Syari'ah, Laba. Pendahuluan Seiring dengan perkembangan ilu pengetahuan dan teknologi, konsep tentang laba terus mengalami perubahan, termasuk juga konsep laba dalam Akuntansi Syariah. Perkembangan system ekonomi berbasis syariah bisa dibilang telah mengalami perkembangan yang cukup signifikan oleh karena itu diperlukan juga suatu system akuntasi yang berdasarkan kepada syariah atau

akuntansi syariah. Akuntansi Syariah sendiri timbul seiring dengan semakin berkembangnya sistem ekonomi islam yang ditandai dengan makin maraknya lembaga keuangan syariah. Lembaga keuangan syari ah tersebut lahir dalam bentuk bank maupun non bank. Ada dua konsep dalam Islam yang berkaitan dengan pembahasan konsep laba, yaitu adanya mekanisme pembayaran zakat dan sistem tanpa bunga. Zakat pada prinsipnya merupakan kesejahteraan agama dan pembayarannya adalah suatu kewajiban agama yang dilakukan perindividu sesuai dengan ketentuan. Pelaksanaan pemungutan zakat seharusnya dilakukan oleh pemerintah dan didistribusikan untuk kesejahteraan sosial dengan tujuan untuk beribadah kepada Allah SWT. Zakat dipungut terhadap pendapatan (laba), kepemilikan barang-barang tertentu seperti emas dan perak (atau disetarakan dengan uang), hewan ternak, hasil pertanian, dan juga laba dari kegiatan usaha. Hal ini memerlukan penilaian dan konsep yang jelas untuk menetapkan dasar dan besarnya zakat yang harus dibayarkan. Keuntungan penggunaan laba sebagai dasar pembayaran zakat adalah dapat mengurangi masalah-masalah yang berkaitan dengan konflik kepentingan dan kecurangan dalam penyajian dan pengungkapan laporan keuangan dapat diminimalisir sebaik mungkin. Sarana lain selain zakat yang berkaitan dengan pembahasan konsep laba adalah larangan sistem bunga. Dengan tidak adanya sistem bunga ini tidak berarti bahwa dalam Islam tidak ada cost of capital. Yang dilarang dalam Islam adalah sistem penentuan tingkat pengembalian atas modal, misalnya pengembalian uang tanpa adanya pembagian resiko yang timbul dari pembayaran angsuran atas pinjaman, dan juga mengakui adanya harga yang ditangguhkan (akibat sistem pembayaran angsuran) lebih tinggi jika dibandingkan dengan pembayaran tunai. 1 Dengan adanya konsep laba akuntansi syari ah yang merupakan informasi laba yang dapat dijadikan sebagai dasar perhitungan zakat. Laba merupakan suatu ukuran untuk melihat kinerja suatu manajemen atas 1 Iwan Triyuwono. Akuntansi Syari ah. (Jakarta : Salemba Empat, 2001), h.

pengelolaan sumber daya dalam menjalankan usaha. Dalam menentukan laba diperlukan suatu konsep pengukuran sebagai proses penetapan jumlah uang untuk mengakui dan memasukkan setiap unsur laporan keuangan dalam neraca dan laporan laba rugi. Pembahasan A. Pengertian Laba merupakan suatu pos dasar dan penting dalam laporan keuangan yang memiliki berbagai kegunaan dalam berbagai konteks. Laba pada umumnya dipandang sebagai suatu dasar bagi perpajakan, penentuan kebijakan pembayaran dividen, pedoman investasi dan pengambilan keputusan dan unsur prediksi kinerja perusahaan. Definisi laba atau profit dalam akuntansi konvensional oleh para akuntan merupakan: Kelebihan pendapatan (surplus) dari kegiatan usaha, yang dihasilkan dengan mengaitkan (matching) antara pendapatan (revenue) dengan beban terkait dalam suatu periode yang bersangkutan (biasanya dalam waktu tahunan) Selanjutnya laba ditentukan setelah proses tersebut terjadi. Proses pengkaitan (matching) menyebabkan timbulnya kewajiban untuk mengalokasikan beban yang belum teralokasikan ke dalam neraca. Bebanbeban yang belum teralokasikan (aktiva non-moneter) bersama-sama dengan aktiva moneter (misal kas, persediaan, dan piutang) setelah dikurangkan dengan kewajiban yang timbul menghasilkan sisa yang disebut accounting capital atau residual equity. Laba akuntansi berhubungan dengan pengukuran modal dan dalam kenyataannya digunakan sebagai analisis terhadap perubahan modal secara temporer. Definisi bebas dari akuntansi adalah identifikasi transaksi yang kemudian diikuti dengan kegiatan pencatatan, penggolongan, serta pengikhtisaran transaksi tersebut sehingga menghasilkan laporan keuangan yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan. Sedangkan definisi bebas dari syariah adalah aturan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT untuk dipatuhi oleh manusia dalam menjalani segala aktivitas hidupnya di

dunia. Jadi, Akuntansi syari ah dapat diartikan sebagai proses akuntansi atas transaksi-transaksi yang sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan Allah SWT. 2 Dari sisi ilmu pengetahuan, akuntansi adalah ilmu informasi yang mencoba mengkonversi bukti dan data menjadi informasi dengan cara melakukan pengukuran atas berbagai transaksi dan akibatnya yang dikelompokkan dalam account, perkiraan atau pos keuangan seperti aktiva, utang, modal, hasil, biaya, dan laba. Dalam Al Quran disampaikan bahwa kita harus mengukur secara adil, jangan dilebihkan dan jangan dikurangi. Kita dilarang untuk menuntut keadilan ukuran dan timbangan bagi kita, sedangkan bagi orang lain kita menguranginya. Kebenaran dan keadilan dalam mengukur (menakar) tersebut, menurut Umer Chapra juga menyangkut pengukuran kekayaan, utang, modal pendapatan, biaya, dan laba perusahaan, sehingga seorang Akuntan wajib mengukur kekayaan secara benar dan adil. Seorang Akuntan akan menyajikan sebuah laporan keuangan yang disusun dari bukti-bukti yang ada dalam sebuah organisasi yang dijalankan oleh sebuah manajemen yang diangkat atau ditunjuk sebelumnya. Manajemen bisa melakukan apa saja dalam menyajikan laporan sesuai dengan motivasi dan kepentingannya, sehingga secara logis dikhawatirkan dia akan membonceng kepentingannya. Untuk itu diperlukan Akuntan Independen yang melakukan pemeriksaaan atas laporan beserta bukti-buktinya. Metode, teknik, dan strategi pemeriksaan ini dipelajari dan dijelaskan dalam Ilmu Auditing. B. Laba Dalam Akuntansi Syari ah Dalam akuntansi syari ah, dari transaksi tersebut didapatkan pendapatan yang berupa laba. Laba tersebut berupa bagi hasil, margin (keuntungan dalam jual beli), dan upah atas jasa. Transaksi syariah berlandaskan pada prinsip persaudaraan, keadilan kemaslahatan, 13 2 Sri Nurhayati, Wasilah, Akuntansi Syariah di Indonesia. (Jakarta: Salemba Empat, 2009), h.

keseimbangan dan universalisme. 3 Prinsip Persaudaraan (ukhuwah), merupakan bentuk interaksi sosial dan harmonisasi kepentingan para pihak untuk kemanfaatan secara umum dan saling tolong-menolong. Dalam transaksi syariah meliputi berbagai aspek, yaitu saling mengenal, memahami, menolong, menjamin, dan saling bernsinergi. Namun meskipun begitu, tetap berpedoman pada profesionalisme. Prinsip keadilan artinya menempatkan sesuatu pada tempatnya dan memberikan sesuatu pada yang berhak dan sesuai posisinya. Implementasi keadilan dalam Usaha berupa aturan prinsip muamalah yang melarang unsur riba, dzalim, maisyir, gharar, ihtikar, najasy, risywah, ta alluq dan penggunaan unsur haram baik dalam barang dan jasa yang dipergunakan dalam transaksinya, maupun dalam aktivitas operasionalnya. Kemudian mengenai kemaslahatan, dalam hal ini harus memenuhi dua unsur, yaitu halal (sesuai dengan syariah) dan thayyib (bermanfaat dan membawa kebaikan). Selain itu juga harus memperhatikan prinsip keseimbangan. Prinsip ini menekankan bahwa manfaat yang didapat dari transaksi syariah tidak hanya difokuskan pada pemegang saham yang nantinya akan mendapatkan dividen, namun juga pada semua pihak yang dapat merasakan manfaat adanya suatu kegiatan ekonomi tersebut. Misalnya saja masyarakat sekitar dan pemerintah yang mungkin tidak terlibat dalam transaksi tersebut secara langsung. Prinsip yang terakhir yaitu universalisme. Artinya transaksi syariah ini dapat dilakukan semua pihak yang berkepentingan tanpa membedakan suku, agama, ras, dan golongan sesuai dengan semangat rahmatan lil alamin. Konsep laba dalam struktur teori akuntansi dapat diketahui dengan menggunakan pendekatan sintaksis, semantis, dan pragmatis. Konsep laba secara sintaksis yaitu melalui aturan-aturan yang mendefinisikannya; secara semantis yaitu melalui hubungan pada realitas ekonomi yang mendasari; 3 Rizal Aji Erlangga Martawireja, Ahim Abdurahim, Akuntansi Perbankan Syariah Teori dan Praktik Kontemporer. (Jakarta: Salemba Empat, 2009), h. 81

dan secara pragmatis yaitu melalui penggunaannya oleh investor tanpa memperhatikan bagaimana hal itu diukur dan mengtahui apa artinya. 4 Ada perbedaan mendasar tentang cara pandang antara masyarakat muslim dan masyarakat kapitalis terhadap perolehan laba. Dalam masyarakat kapitalis tujuan utama sebuah organisasi atau perusahaan didirikan adalah untuk memaksimalkan laba dari investasi yang dilakukan untuk perusahaan atau organisasi tersebut. Sedangkan menurut masyarakat muslim, laba bukanlah tujuan yang paling utama dalam pendirian suatu perusahaan atau organisasi. Tetapi bukan berarti perusahaan tersebut tidak boleh mendapatkan laba, hanya saja laba yang diperoleh harus halal dan sesuai dengan prinsip syari at Islam. Ada dua konsep Islam yang sangat berkaitan dengan pembahasan masalah laba, yaitu adanya mekanisme pembayaran zakat dan sistem tanpa bunga. Zakat pada prinsipnya merupakan kesejahteraan agama dan pembayarannya merupakan kewajiban agama. Pelaksanaan pemungutan zakat seharusnya dilakukan oleh pemerintah dan didistribusikan untuk kesejahteraan sosial dengan tujuan untuk beribadah kepada Allah SWT. Zakat dipungut terhadap pendapatan (laba), kepemilikan barang-barang tertentu seperti emas dan perak (atau disetarakan dengan uang), hewan ternak, dan hasil pertaniaan. Hal ini memerlukan penilaian dan konsep yang jelas untuk menetapkan dasar dan besarnya zakat yang harus dibayarkan. Beberapa peneliti mengungkapkan perlunya konsep-konsep untuk menetapkan laba sebagai dasar pengenaan zakat, yang merupakan tujuan utama dalam akuntansi syariah. Hal ini diperkuat oleh pernyataan dari Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institution (AAOIFI) dalam Statement of Financial Conceptual Framework No. 1 yaitu dengan dibedakannya antara tujuan akuntansi keuangan dan laporan keuangan. 5 Keuntungan penggunaan laba sebagai dasar pembayaran zakat adalah dapat mengurangi 4 Iwan Triyuwono. Akuntansi Syari ah,, h. 8 5 Ibid, h. 3

masalah-masalah yang berkaitan dengan konflik kepentingan, terjadinya. window dreasing, dan kecurangan dalam penyajian dan pengungkapan laporan keuangan dapat diminimalisir sebaik mungkin. Karena setiap muslim (dalam hal ini seorang akuntan muslim) menyadari bahwa hal tersebut dilarang agama dan dia tidak akan mengambil barang yang bukan menjadi haknya. Sarana lain selain zakat yang berkaitan dengan pembahasan konsep laba adalah larangan sistem bunga. Islam melarang sistem penentuan tingkat pengembalian tetap atas modal, misalnya pengembalian uang tanpa adanya pembagian resiko yang timbul dari pembayaran angsuran atas pinjaman. Larangan atas sistem bunga dimaksudkan karena sistem bunga merupakan cara-cara kapitalis dalam melaksanakan usaha. Dalam akuntansi konvensional investor seolah-olah dianggap sebagai peminjam modal bukan sebagai peserta (pemilik) usaha. Dalam Islam perusahaan mempunyai tanggung jawab sosial dan moral yang berasal dari konsep Islam bahwa manusia diciptakan oleh Allah sebagai utusan (khalifah) di bumi untuk mengolah sumber daya yang diberikan untuk kesejahteraan manusia dan alam. Kepemilikan atas kekayaan dalam Islam tidak mutlak melainkan kondisional. Konsep konvensional menerapkan prinsip bahwa laba itu hanya ada ketika adanya jual-beli, sedangkan konsep Islam memakai kaidah bahwa laba itu akan ada ketika adanya perkembangan dan pertambahan pada nilai barang, baik yang telah terjual maupun yang belum. Akan tetapi, jual beli adalah suatu keharusan untuk menyatakan laba, dan laba tidak boleh dibagi sebelum nyata laba itu diperoleh Beberapa perbedaan lain antara akuntansi syariah dengan konvensional misalnya pada masalah tujuan akuntansi. Tujuan umum laporan keuangan akuntansi konvensional adalah adalah: 1. Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber-sumber ekonomi dan kewajiban perusahaan. 2. Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber kekayaan bersih yang berasal dari kegiatan usaha dalam mencari laba.

3. Memberikan informasi keuangan yang dapat digunakan untuk menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba. 4. Memberikan informasi yang diperlukan lainnya tentang perubahan harta dan kewajiban. 5. Mengungkapkan informasi relevan lainnya yang dibutuhkan para pemakai laporan. Dari kelima tujuan umum di atas, semuanya hanya berorientasi pada pemberian informasi kuantitatif yang berguna bagi pemakaikhususnya pemilik dan kreditur-dalam proses pengambilan keputusan dan kebijakan selanjutnya. Sedangkan pada akuntasi syariah menyatakan bahwa akuntansi syari ah memandang bahwa kedua tujuan dasar dari akutansi yaitu memberikan informasi dan akuntabilitas dianggap sebagai suatu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya dan inilah yang menjadikan perbedaan besar dengan tujuan dasar akutansi konvensional. Akutansi syari ah melihat bahwa akutansi bisa benar-benar berfungsi sebagai alat penghubung antara stockholders, entity dan publik dengan tetap berpegangan pada nilai-nilai akuntansi dan ibadah syari ah sehingga informasi yang disampaikan bisa benar-benar sesuai dengan kondisi riil tanpa ada rekayasa dari pihak manapun sehingga ada nilai ibadah secara individu bagi stockholders dan para akuntan dan ibadah sosial bagi terciptanya peradaban manusia yang lebih baik. Akutansi syari ah memandang bahwa organisasi ini sebagai enterprise theory, di mana keberlangsungan hidup sebuah organisasi tidak hanya ditentukan oleh pemilik perusahaan (stockholders) saja tetapi juga pihak lain yang turut memberikan andil: pekerja, konsumen, pemasok, akuntan, dll. 6 Bentuk laporan keuangan perusahaan yang lebih cocok dengan akuntansi islam adalah value added reporting bukan laporan laba rugi konvensional. Laporan value added reporting cenderung kepada prinsip- 6 http://www.scribd.com/doc/68491967/perbedaan-antara-sistem-akuntansi-syariah- Dan-Sistem-Akuntansi-Modern

prinsip pertanggungjawaban sosial. Dalam value added reporting informasi yang disajikan meliputi laba bersih yang diperoleh perusahaan sebagai nilai tambah yang kemudian didistribusikan secara adil kepada kelompok yang terlibat dengan perusahaan dalam menghasilkan nilai tambah. Laporan keuangan yang bisa berisi laporan : 1. Mengungkapkan lebih luas tentang laporan keuangan yang disajikan 2. Laporan tentang berbagai nilai dan kegiatan yang tidak sesuai dengan syarat islam. Misalnya dengan menyajikan pernyataan dari Dewan Pengawas Syari ah 3. Menyajikan Informasi tentang efisiensi, good governance dan laporan produktifitas. 4. Bantuan pembangunan mesjid, sarana pendidikan dan sarana sosial lainnya. 5. Bantuan keamanan lingkungan 6. Bantuan untuk keguatan masyarakat. 7 Konsep konvensional menerapkan prinsip laba universal, mencakup laba dagang, modal pokok, transaksi, dan juga uang dari sumber yang haram, sedangkan dalam konsep Islam dibedakan antara laba dari aktivitas pokok dan laba yang berasal dari kapital (modal pokok) dengan yang berasal dari transaksi, juga wajib menjelaskan pendapatan dari sumber yang haram jika ada, dan berusaha menghindari serta menyalurkan pada tempat-tempat yang telah ditentukan oleh para ulama fiqih. Laba dari sumber yang haram tidak boleh dibagi untuk mitra usaha atau dicampurkan pada pokok modal; Konsep konvensional menerapkan prinsip bahwa laba itu hanya ada ketika adanya jual-beli, sedangkan konsep Islam memakai kaidah bahwa laba itu akan ada ketika adanya perkembangan dan pertambahan pada nilai barang, baik yang telah terjual maupun yang belum. Akan tetapi, jual beli adalah suatu 7 Iwan Triyuwono. Akuntansi Syari ah, h. 17

keharusan untuk menyatakan laba, dan laba tidak boleh dibagi sebelum nyata laba itu diperoleh. Simpulan Laba dalam akuntansi syari ah berpegang pada dua prinsip utama, yaitu kebenaran dan keadilan. Sehingga pencatatan laba dalam hal ini pendapatan akrual diakui keberadaannya, hanya saja dalam penerapan pengambilan atau perhitungan zakatnya baru dapat diperhitungkan ketika laba tersebut sudah benar ada dalam pendapatan riil. Selain itu, dalam akuntansi syari ah laba diakui ketika adanya harta (uang) yang dikhususkan untuk perdagangan atau investasi lain yang ada dalam kegiatan riil, mengoperasikan modal tersebut secara interaktif dengan unsur-unsur yang lain lain yang terkait untuk produksi, seperti usaha dan umber-sumber alam. Keuntungan penggunaan laba sebagai dasar pembayaran zakat adalah dapat mengurangi masalah-masalah yang berkaitan dengan konflik kepentingan, terjadinya. window dreasing, dan kecurangan dalam penyajian dan pengungkapan laporan keuangan dapat diminimalisir sebaik mungkin. Sarana lain selain zakat yang berkaitan dengan pembahasan konsep laba adalah larangan sistem bunga. Islam melarang sistem penentuan tingkat pengembalian tetap atas modal, misalnya pengembalian uang tanpa adanya pembagian resiko yang timbul dari pembayaran angsuran atas pinjaman. Daftar Pustaka Departemen Agama Republik Indonesia, Al Qur an dan Terjemahannya, Surabaya : Duta Ilmu, 2002 http://www.dakwatuna.com/2009/10/4342/batasan-tingkat-keuntungandalam-syariah-dan-kebijakan-pricing-pemerintah http://www.scribd.com/doc/68491967/perbedaan-antara-sistem-akuntansi- Syariah-Dan-Sistem-Akuntansi-Modern

Iwan Triyuwono, Moh. As udi, Akuntansi Syari ah, Jakarta : Salemba Empat, 2001 Muhammad, Pengantar Akuntansi Syari ah, Jakarta : Salemba Empat, 2005 Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syari ah : Dari Teori Ke Praktik, Jakarta : Gema Insani Press, 2001 Mustafa Edwin Nasution et.al., Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam, Jakarta : Kencana, 2007 Sofyan S. Harahap, Wiroso, Muhammad Yusuf, Akuntansi Perbankan Syari ah, Jakarta : LPFE USAKTI, 2005 Yusuf Qardhawi, Norma Dan Etika Ekonomi Islam, Jakarta : Gema Insani Press, 1997