HUBUNGAN PENGUASAAN RELASI MAKNA DENGAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN KALIMAT KELAS IX SMP NEGERI 3 BARUSJAHE

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang menjadi pusat perhatian adalah hubungan antara pemahaman

HUBUNGAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 15 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

KONTRIBUSI PENGUASAAN KOSAKATA TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS XI SMA NEGERI I KUOK KABUPATEN KAMPAR PROVINSI RIAU

Kata Kunci: Struktur, Ciri Kebahasaan, Menulis, Teks Prosedur Kompleks.

PENGARUH PENGUASAAN KONTEKS TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN OLEH SISWA KELAS VII SMP SWASTA JOSUA MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013

Kata menduduki posisi yang sangat penting, dalam keterampilan berbahasa. Hal ini didukung oleh pendapat Keraf (2003:10) yang menyatakan bahwa,

HUBUNGAN PENGUASAAN KALIMAT EFEKTIF DENGAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS PIDATO OLEH SISWA KELAS XI SMA IPA BUDI ANGUNG MEDAN

PENGARUH PENGUASAAN DIKSI TERHADAP KEMAMPUAN MENGANALISIS GAYA BAHASA METAFORA DALAM WACANA SISWA KELAS XI SMA NEGERI I ANGKOLA BARAT

ARTIKEL. Disusun dan diajukan oleh: FERNANDO M N NIM Telah Diverifikasi dan Dinyatakan Memenuhi Syarat. untuk Diunggah pada Jurnal Online

Bunga Lestari Dr. Wisman Hadi, M.Hum. ABSTRAK

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF DENGAN KEMAMPUAN MENEMUKAN IDE POKOK PARAGRAF SISWA KELAS VIII SMP PENCAWAN MEDAN TAHUN PELAJARAN

ISSN: Volume-3, Edisi-1, Maret 2016 Halaman 23-30

MODEL PEMBELAJARAN BERPIDATO DENGAN MENGGUNAKAN METODE MEMORITER PADA SISWA DI KELAS VIII SMPN 5 TAROGONG TAHUN AJARAN 2011/2012 MAKALAH

keterampilan berbahasa yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Keterampilan menulis

BAB V PENUTUP. 1. Jenis makna konotatif yang terdapat dalam antologi cerkak majalah Djaka

Hubungan Kemampuan Menggunakan Diksi Dalam Menulis Puisi Siswa Kelas VII MTs. Al Hidayah Laras

HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BATANG KAPAS ARTIKEL ILMIAH

PERANAN MEDIA GAMBAR DAN KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) SWASTA KARTINI UTAMA SEI RAMPAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

Analisis Pengaruh Faktor Internal Dan Eksternal. Terhadap Prestasi Belajar Siswa

IRMA YUNI ABSTRAK. Kata kunci : Hipotesis, Signifika, Esai, Alur, Tema. PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. pidato. Ketika menulis teks pidato, banyak faktor yang perlu diperhatikan seperti kosa kata,

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN HASIL BELAJAR MATA KULIAH IPA KELAS TINGGI MAHASISWA PGSD TRANSFER D-II TA 2013/2014

HUBUNGAN ANTARA KEMAHIRAN MEMBACA PEMAHAMAN DAN KEMAHIRAN MENULIS RINGKASAN TEKS ARGUMENTASI PADA SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS MAITREYAWIRA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Manusia berkomunikasi menggunakan bahasa. Manusia berkomunikasi untuk

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEMBACA DAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 4 BINTAN TAHUN AJARAN

MODEL PEMBELAJARAN MENGARANG EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS X SMAN 1 KRANGPAWITAN GARUT TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh Rezki Agus Pandai Yani Tanjung

BAB III METODE PENELITIAN. ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta- fakta atau prinsipprinsip

BAB III METODE PENELITIAN

Hubungan Kemampuan Membaca Intensif Terhadap Kemampuan Ide Pokok Dalam Wacana Siswa Kelas VII MTs Muhammadyah 25 Marubun Jaya

PENGARUH KEEFEKTIFAN MEMBACA CEPAT TERHADAP KEMAMPUAN MENEMUKAN IDE POKOK PARAGRAF

Oleh: lis Supriyati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK

ARTIKEL ILMIAH. Kemampuan Menulis Laporan Pengamatan Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 16 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014. Oleh: Pebrina Pakpahan

BAB V PENUTUP. ada hubungan yang positif dan signifikan antara cara mengajar dosen dengan

rendahnya tingkat keterbacaan opini editorial. Hal ini disebabkan karena masih banyak siswa yang belum mengetahui apa itu opini editorial.

BAB III METODE PENELITIAN

Lingua IX (1) (2013) LINGUA.

Dwi Viora Keywords: reading, reading comprehension, learning outcomes

Iin Pratiwi Ningsih Manurung Drs. Azhar Umar, M.Pd. ABSTRAK

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, dan menggunakan langkah-langkah

PENGARUH PENGUASAAN DEIKSIS TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS ARTIKEL OLEH SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 8 MEDAN SEMESTER GANJIL TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bersifat penemuan, pembuktian, dan pengembangan. 52

L I S N I A W A T I NPM

ASMUNI UPTD Pendidikan TK dan SD Kec. Pagu Kab. Kediri

tercapai seperti yang diharapkan. Metode penelitian adalah ilmu tentang metode-metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. memperoleh pengetahuan yang benar tentang suatu masalah. 1 Dalam kegiatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD se-gugus Karangmojo III yang meliputi

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS KOHESI LEKSIKAL SKRIPSI. Oleh Bambang Supriyadi NIM

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V PENUTUP. 1. Bahwa model pembelajaran kooperatif Make a Match di SMP Negeri I

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

OLEH: Nia Elceria Saragih ABSTRAK

MODEL PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROBLEM SOLVING

PENGUASAAN KOSAKATA BAKU BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI LHOKNGA KABUPATEN ACEH BESAR. Oleh Ismawirna*

BAB III METODE PENELITIAN. didalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan penelitian. Berdasarkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS ARGUMENTASI SISWA KELAS XI SMAN 1 KINALI

III. METODE PENELITIAN

Pengaruh Kemampuan Menulis Puisi Menggunakan Metode Gambar Siswa Kelas VII SMP Tamansiswa Tapian Dolok Tahun Pelajaran 2014/2015

HUBUNGAN MEMBACA KRITIS DENGAN KEMAMPUAN MERESENSI NOVEL REMBULAN MERAH OLEH SISWA KELAS XI SMA DHARMA BAKTI MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS IX SMP NEGERI 4 BALIGE TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

METODE PENELITIAN. penyajian pelajaran dimana, siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan. efektif dan efisien jika diterapkan di suatu tempat.

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING PADA SISWA KELAS V SDN CILALAWI

BAB III METODE PENELITIAN. Mardalis (2009: 24) mengartikan metode sebagai:

TIKA LESTARI SIMANJUNTAK ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan, yaitu penerapan strategi pembelajaran Inquiry pada pembelajaran. matematika dan pembelajaran konvensional.

DIKSI DALAM NOVEL SAAT LANGIT DAN BUMI BERCUMBU KARYA WIWID PRASETYO OLEH INDRAWATI SULEMAN

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN TPS (THINK PAIR SHARE)

KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS XI IPA SMAN 1 AMBUNTEN

BAB III METODE PENELITIAN

Hubungan kemampuan membaca skema dengan kemampuan menulis paragraf persuasive oleh Siswa Kelas XI SMA Swasta Katolik Budi Murni 2. Verawaty R.

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF DI KELAS X SMAN 14 GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012 MAKALAH

Kata kunci: kesalahan ejaan, karangan siswa kelas V.

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN EJAAN DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SMA SWASTA TAMAN SISWA BINJAI TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

menggunakan rumus korelasi product moment.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Kata kunci: paragraf deskripsi, metode pembelajaran di luar ruang kelas

Verawaty R. Sitorus. Kata Kunci. Membaca Skema, Paragraf Persuasif, SMA Budi Murni

Kemampuan Menggunakan Kalimat Efektif Dalam Mengungkapkan Pengalaman Oleh Siswa Kelas VII SMP TPI Al-Hasanah Pematang Bandar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA BERAT BADAN DAN PANJANG TUNGKAI DENGAN PRESTASI LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK BAGI SISWA PUTRA SMP PGRI 1 KEDIRI TAHUN 2016 S K R I P S I

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. evaluasi untuk mengukur kualitas keberhasilan dari proses pembelajaran yang

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Penjaskesrek.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

III. METODE PENELITIAN. berusaha untuk mengetahui sejauh mana faktor faktor seperti faktor ekonomi

Oleh: Eko Gusnawan Program Studi Pendidikan Bahasa dan sastra Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. model atau metode penelitian yang digunakan yaitu metode kualitatif dan

Transkripsi:

WAHANA INOVASI VOLUME 5 No.2 JULI-DES 2016 ISSN : 2089-8592 HUBUNGAN PENGUASAAN RELASI MAKNA DENGAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN KALIMAT KELAS IX SMP NEGERI 3 BARUSJAHE Ernawati Br. Bangun Dosen Tetap Yayasan Arta Kabanjahe ABSTRAK Penelitian ini bertujuan menggambarkan penguasaan relasi makna dan kemampuan menggunakan kalimat pada aspek penggunaan sinonim, antonim, homonim, homofon, homograf, hiponim, dan polisemi. Selain itu juga bertujuan untuk menggambarkan hubungan antara penguasaan relasi makna dengan kemampuan menggunakan kalimat siswa Kelas IX SMP Negeri 3 Barusjahe. Data diperoleh dari 84 orang siswa kelas IX, dengan instrumen tes objektif. Melalui metode deskriptif, data diolah menggunakan rumus korelasi Product Moment : N XY ( X)( Y) r xy = {(N Y) 2 ( X) 2 }{(N Y) 2 ( y) 2 } Berdasarkan rumus di atas, diperoleh hasil penelitian sebagai berikut : 1. Penguasaan relasi makna siswa Kelas IX SMP Negeri 3 Barusjahe dikategorikan B (baik) dengan nilai rata-rata 71,19. 2. Kemampuan menggunakan kalimat siswa Kelas IX SMP Negeri 3 Barusjahe dikategorikan B (baik) dengan nilai rata-rata 70,77. 3. Hubungan antara penguasaan relasi makna dengan kemampuan menggunakan kalimat bersifat positif dan hubunan antara kedua variabel tersebut cukup/ sedang dengan indeks korelasi 0,454. 4. Semakin tinggi penguasaan relasi makna siswa, maka semakin baik kemampuan siswa menggunakan kalimat. Kata Kunci : Bahasa Indonesia, Penguasaan Relasi, Instrumen Tes Objektif PENDAHULUAN Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia sebab digunakan sebagai sarana komunikasi dalam interaksi sosial masyarakat. Dengan bahasa seseorang dapat menyampaikan gagasan dan pikiran kepada orang lain. Tujuan pengajaran Bahasa Indonesia secara umum adalah supaya terampil menggunakan bahasa secara komunikatif. Berbahasa pada dasarnya adalah menyampaikan pikiran, perasaan, maksud dan informasi kepada orang lain, penyampaian itu secara konkrit diwujudkan dalam bentuk kalimat. Kalimat-kalimat yang diutarakan itu harus bermakna dan mudah dipahami orang lain, agar komunikasi berjalan dengan lancar. Dalam setiap kalimat seringkali ditemui adanya hubungan kemaknaan atau relasi semantik antara sebuah kata atau satuan bahasa lainnya dengan kata atauu satuan bahasa lainnya lagi. Hubungan atau relasi kemaknaan ini mungkin menyangkul hal kesamaan makna (sinonim), kebalikan makna (antonim), kegandaan makna (polisemi), ketercakupan makna (hiponimi), kelainan makna (homonimi). Kenyataan yang diamati dilapangan masih banyak ditemukan siswa yang kurang memahami relasi makna dalam sebuah kata. Masalah yang dihadapi siswa kurang mengerti dan memahami bahwa dalam satu makna kata apabila dimaksukkan dalam sebuah kalimat maka maknanya akan berbeda dan mempunyi maksud yang berbeda pula. Kenyataan yang diamati di lapangan masih banyak ditemukan siswa yang kurang memahami relasi makna dalam sebuah kata. Masalah yang dihadapi siswa kurang mengerti dan memahami bahwa dalam satu makna kata apabila dimasukkan dalam sebuah kalimat maka

380 maknanya akan berbeda dan mempunyai maksud yang berbeda pula. Hal ini menuntut guru untuk lebih berperan mengadakan pembinaan sebagai orang pertama yang langsung berhadapan dengan siswa untuk lebih berperan aktif dalam melatih siswa memahami dan menguasai relasi makna serta menggunakan kalimat. Untuk itu dalam penguasaan relasi makna sangat berhubungan erat dengan kemampuan menggunakan kalimat. Apabila penguasaan relasi makna sudah di pahami maka kemampuan menggunakan kalimaat akan semakin baik pula. Berdasarkan latar belakang yang penulis kemukakan di atas maka penulis telah mengadakan penelitian yakni Hubungan Penguasaan Relasi Makna dengan Kemampuan Menggunakan Kalimat Siswa Kelas IX SMP Negeri 3 Barusjahe. Identifikasi Masalah Masalah yang dapat diidentifikasi pada penelitian ini sebagai berikut : 1. Kurangnya minat siswa dalam memahami dan menguasai relasi makna. 2. Siswa belum mampu atau memahami menggunakan kata dalam kalimat. 3. Guru belum pernahh mengajarkan hubungan penguasaan relasi makna dengan kemampuan menggunakan kalimat. 4. Siswa sulit dalam memahami maksud makna kata yang terkandung dalam kalimat. 5. Kurangnya motivasi kepada peserta didik dalam menerapkan teori penguasaan relasi makna dengan menggunakan kalimat. Perumusan Masalah 1. Bagaimana penguasaan relasi makna siswa Kelas IX SMP Negeri 3 Barusjahe. 2. Bagaimana kemampuan menggunakan kalimat yang menyatakan hubungan kemaknaan siswa Kelas IX SMP Negeri 3 Barusjahe. 3. Bagaimana hubungan penguasaan relasi makna dengan kemampuan menggunakan kalimat siswa Kelas IX SMP Negeri 3 Barusjahe. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam menguasai relasi makna oleh siswa Kelas IX SMP Negeri 3 Barusjahe. 2. Untuk mengetahui bagaimana kemampuan siswa membuat kalimat yang menyatakan hubungan kemaknaan oleh siswa Kelas IX SMP Negeri 3 Barusjahe. 3. Untuk mengetahui sejauh mana hubungan penguasaan relasi makna dengan kemampuan menggunakan kalimat oleh siswa Kelas IX SMP Negeri 3 Barusjahe. KERANGKA TEORITIS Pengertian Penguasaan Penguasaan adalah pemahaman atau kesanggupan untuk menggunakan pengetahuan, kepandaian yang dimiliki untuk melakukan suatu kegiatan. Kesanggupan yang dimaksud dalam penelitian ini adalahh kemampuan penulis dalam pengetahuan/kepandaian dalam melakukan tentang hubungan penguasaan relasi makna dengan kemampuan menggunakan kalimat. Pengertian Relasi Makna Relasi makna adalah hubungan atau pertalian arti antara suatu bentuk bahasa dengan bentuk bahasa lainnya. Kerangka Konseptual Dalam pembelajaran semantik Bahasa Indonesia, sering ditemui adannya hubungan kemaknaan atau relasi semantik antara sebuah kata atau satuan bahasa lainnya dengan kata atau satuan bahasa lainnya lagi. Hubungan atau relasi kemaknaan ini menyangkut hal kesamaan makna (sinonim), kebalikan makna (antonim), kegandaan makna (polisemi), ketercakupan makna (hiponimi), kelainan makna (homonimi). METODOLOGI PENELITIAN Metode Penelitian Metode yang digunakan adalah metode deskriptif, yaitu metode yang menguraikan dan memecahkan masalah yang ada pada masa sekarang. Penelitian deskriptif berusaha memberikan

381 interprestasi tentang keadaan sekarang dan mencoba mengadakan generalisasi tentang pengalaman-pengalaman baru. Lokasi dan Waktu Penelitian Suatu penelitian membutuhkan lokasi penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil objek penelitian di SMP Negeri 3 BarusjaheKelas IX SMP Negeri 3 Barusjahe. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa Kelas IX SMP Negeri 3 Barusjahe dengan jumlah 84 orang yang terdiri dari 2 kelas.seluruh populasi dijadikan sampel penelitian (sampel total) yaitu sebanyak 84 orang. Dengan demikian penelitian ini pun disebut penelitian populasi. HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Deskripsi Hasil Penelitian Data yang dianalisis pada penelitian ini adalah data tes penguasaan relasi makna dan data tes kemampuan menggunakan kalimat. Kedua tes berbentuk pilihan berganda, masingmasing sebanyak 20 soal. Peserta tes adalah siswa Kelas IX SMP Negeri 3 Barusjahe sebanyak 84 orang. Tujuan dilakukan dua tes terhadap peserta yang sama ini, adalah untuk melihat hubungan kedua-duanya. Oleh sebab itu, kedua tes dideskripsikan secara terpisah, kemudian dianalisis sesuai dengann ketentuan yang telah dijelaskan pada bab ketiga. Pengolahan data kedua tes tersebut melalui tahaptahap berikut : 1. Menghitung skor kedua tes 2. Mengubah skor menjadi nilai akhir 3. Menguji hipotesis. Deskripsi Tes Penguasaan Relasi Makna Tes ini dimaksudkan untuk mengukur penguasaan siswa terhadap unsur-unsur relasi makna. Hal yang dinilai dalam tes ini tertera pada kisi-kisi. Skor tiap siswa ditentukan dengan menghitung jawaban yang benar saja, yang salah tidak mempengaruhi. Deskripsi Data Tes Kemampuan Menggunakan Kalimat Tes ini dimaksudkan untuk mengukur kemampuan siswa menggunakan kalimat. Hal yang dinilai dalam tes ini tertera pada kisi-kisi. Skor tiap siswa ditentukan dengan menghitung jawaban yang benar saja, yang salah tidak mempengaruhi. Analisis Data Penelitian Sebelum kedua data di atas diubah menjadi nilai, maka terlebih dahulu ditentukan skor rata-rata tiap aspek yang dinilai dari kedua tes, yang dianalisis dalam tabel-tabel selanjutnya. Analisis Data Tes Penguasaan Relasi Makna Perhitungan Nilai tiap Aspek Aspek-aspek yang dinilai dari penguasaan siswa terhadap relasi makna ini adalah penggunaan aspek di bidang : 1. Sinonim sebanyak 4 soal; 2. Antonim sebanyak 3 soal; 3. Homonim sebanyak 3 soal; 4. Homofon sebanyak 2 soal; 5. Homograf sebanyak 3 soal; 6. Hiponim sebanyak 2 soal; dan 7. Polisemi sebanyak 3 soal. Dengan demikian, jumlah seluruh soal adalah 20. Perhitungan Nilai Akhir Data tes di atas masih berupa skor mentah. Selanjutnya, untuk mengubah skor mentah menjadi nilai, digunakan nilai berstandar 100. Seperti dikatakan Arikunto (1993 : 24)... untuk dapat dicatat sebagai prestasi belajar, diwajibkan untuk mengubah skor mentah yang diperoleh langsung dari mengerjakan tes menjadi skor yang berstandar 100. Jadi, untuk mengubah skor menjadi nilai berskala 1-100 maka setiap skor diberi bobot 5, dengan demikian dari 20 soal tes jika benar semua, akan memperoleh nilai maksimum 100. Perhitungan Nilai Rata-rata Untuk menghitung nilai rata-rata penguasaan relasi makna, dimasukkan dalam tabel frekuensi berikut :

382 Tabel 1. Frekuensi Nilai Rata-Rata Penguasaan Relasi Makna Semua Aspek yang Dinilai Nomor Nilai Frekuensi Urut (xi) (fi) fixi % 1 80 15 1200 17,86 2 75 22 1650 26,19 3 70 25 1750 29,76 4 65 13 845 15,48 5 60 8 480 9,52 6 55 1 55 1,19 Jumlah 84 5980 100,00 Berdasarkan tabel di atas, diperoleh hasil perkalian frekuensi dengan nilai sebesar 5980. Dengan demikian perhitungan nilai rata-rata sebagai berikut: fi xi X = fi = 5980 84 = 71,19 Berdasarkan hasil perhitungan nilai rata-rata sebesar 71,19 maka penguasaan relasi makna siswa Kelas IX SMP Negeri 3 Barusjahe, berada pada kriteria baik (B). Persentase Nilai Siswa Berdasarkan perhitungan, didapat nilai rata-rata penguasaan relasi makna berada pada kriteria baik, maka berikut ini dikemukakan analisis persentase tingkat penguasaan relasi makna siswa sebagaimana yang terlihat dalam tabel berikut ini : Tabel 2. Persentase Nilai Penguasaan Relasi Makna Semua Aspek yang Dinilai Rentangan Nilai Kriteria fi % 80 100 A (Baik Sekali) 15 17,86 70 79 B (Baik) 47 55,95 60 69 C (Cukup) 21 25,00 50 59 D (Kurang) 1 1,19 < 49 E (Kurang sekali) 0 0,00 Jumlah 84 100,00 Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran korelasi makna belum memenuhi target, karena masih terdapat sebanyak 26,19% siswa yang memperoleh nilai di bawah standar. Oleh sebab itu, kepada siswa ini agar diberikan pembinaan dan latihan yang lebih serius, dan diberikan motivasi untuk lebih meningkatkan prestasi belajarnya. Analisis Data Tes Kemampuan Menggunakan Kalimat a. Perhitungan Nilai Tiap Aspek Aspek-aspek yang dinilai dari kemampuan siswa menggunakan kalimat ini adalah penggunaan aspek di bidang : 1. Sinonim sebanyak 5 soal; 2. Antonim sebanyak 2 soal; 3. Homonim sebanyak 1 soal; 4. Homofon sebanyak 2 soal; 5. Hiponim sebanyak 5 soal; dan 6. Polisemi sebanyak 5soal. Dengan demikian, jumlah seluruh soal adalah 20. b. Perhitungan Nilai Akhir Sama halnya dengan data tes penguasaan relasi makna, maka data tes kemampuan menggunakan kalimat ini juga masih berupa skor mentah. Oleh sebab itu skor mentah tersebut diubah menjadi nilai berskala 0-100 maka setiap skor diberi bobot 5, dengan demikian dari 20 soal tes jika benar semua, akan memperoleh nilai maksimal 100. c. Perhitungan Nilai Rata-rata Untuk mengetahui nilai rata-rata kemampuan menggunakan kalimat. maka nilai akhir siswa dimasukkan dalam tabel frekuensi berikut : Tabel 3. Frekuensi Nilai Rata-Rata Kemampuan Menggunakan Kalimat Semua Aspek yang Dinilai Nomor Nilai Frekuensi Urut (xi) (fi) fixi % 1 80 13 1040 15,48 2 75 18 1350 21,43 3 70 29 2030 34,52 4 65 17 1105 20,24 5 60 7 420 8,33 Jumlah 84 8945 100,00 Berdasarkan hasil perhitungan nilai rata-rata sebesar 70,77 maka kemampuan menggunakan kalimat siswa Kelas IX SMP Negeri 3 Barusjahe, berada pada kriteria baik (B).

383 Persentase Nilai Siswa Berdasarkan perhitungan, didapat nilai rata-rata kemampuan menggunakan kalimat aspek penguasaan sinonim, antonim, homonim, homofon, hiponim dan polisemi pada kriteria baik, maka berikut ini dikemukakan analisis persentase tingkat kemampuan menggunakan kalimat siswa sebagaimana yang terlihat dalam tabel berikut ini : Tabel 4. Persentase Nilai Kemampuan Menggunakan Kalimat Semua Aspek yang Dinilai Rentangan Nilai Kriteria fi % 80 100 A (Baik Sekali) 13 15,48 70 79 B (Baik) 47 55,95 60 69 C (Cukup) 24 28,57 50 59 D (Kurang) 0 0,00 < 49 E (Kurang sekali) 0 0,00 Jumlah 84 100,00 Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran penggunaan kalimat belum memenuhi target, karena masih terdapat sebanyak 28,57% siswa yang memperoleh nilai di bawah standar. Oleh sebab itu, kepada siswa ini agar diberikan pembinaan dan latihan yang lebih serius, dan diberikan motivasi untuk lebih memperbaiki prestasi belajarnya. Analisis Hubungan Penguasaan Relasi Makna dengan Kemampuan Menggunakan Kalimat Untuk mengetahui hubungan penguasaan relasi makna dengan kemampuan menggunakan kalimat, maka dilakukan uji korelasi dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment dari Pearson. Untuk mempermudah perhitungannya maka variabel penguasaan relasi makna dinotasikan dengan huruf X dan kemampuan menggunakan kalimat huruf Y. Pengujian Hipotesis Untuk menguji kebenaran hipotesis di atas, diperlukan fakta yang sesuai dengan masalah yang diteliti. Dari fakta dirumuskan hubungan antara satu dengan yang lain dan membentuk suatu konsep yang merupakan abstraksi dari hubungan antara berbagai fakta. Berdasarkan perhitungan yang terdapat pada analisis data ternyata angka korelasi variabel X dan variabel Y tidak bertanda negatif, berarti diantara kedua variabel terdapat korelasi positif yang signifikan. Hal ini sesuai pendapat Hadi (2001 : 49), Koefisien korelasi selalu bergerak diantara 0,000 dan 1,000. Koefisien korelasi dari 0,000 sampai 1,000 menunjukkan korelasi yang positif, sedangkan dari 0,000 sampai -1,000 menunjukkan korelasi yangg negatif. Dengan melihat rxy yaitu 0,454 berarti variabel X dan variabel Y berhubungan positif yang signifikan. Kemudian, Sudjana (1998 : 192), menyatakan : Jika ro (r-observasi) sama dengan atau lebih besar dari rt (r-tabel), maka hipotesis alternatif (Ha) disetujui atau dierima atau terbukti kebenarannya. Berarti memang benar antara variabel X dengan variabel Y terdapat korelasi positif yang signifikan. Sebaliknya hipotesis nihil (Ho) tidak dapat disetujui atau tidak dapat diterima atau tidak terbukti kebenarannya. Ini berarti hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada korelasi antara variabel X dengan variabel Y itu salah. Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan terdapat hubungan antara penugasan relasi makna dengan kemampuan menggunakan kalimat terbukti kebenarannya atau diterima. Besarnya harga koefisien korelasi antara perhitungan (ro) yaitu 0,454 menunjukkan pula bahwa antara penguasaan relasi dengan kemampuan menggunakan kalimat terdapat korelasi yang sedang atau cukup. Hasil Penelitian Penelitian ini adalah penelitian korelasi. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan hubungan penguasaan relasi makna dengan kemampuan menggunakan kalimat khususnya penggunaan sinonim, antonim, homonim, homofon, homograf, hiponim dan polisemi, dan bagaimana hubungan diantara keduanya. Teknik yang digunakan untuk mencari hal di atas dengan membuat suatu analisis statistik, menggunakan uji korelasi Product

384 Moment. Untuk menguji hipotesis digunakan taraf signifikansi 95% dan 99%. Dari hasil analisis yang dilakukan maka antara kedua variabel mempunyai hubungan yang cukup/sedang. Selain penguasaan relasi makna, masih ada lagi kemungkinan faktor-faktor lain yang mempengaruhi kemampuan siswa menggunakan kalimat, misalnya penguasaan kosakata, peranan guru dalam mengajar, faktor sarana dan prasarana, melakukan latihan yang intensif dan lain-lain. Hal ini tidak diambil datanya secara kuantitatif, karena dalam penelitian ini hal tersebut tidak diteliti. Dengan demikian memberi kesempatan kepada yang lain untuk melakukan penelitian lanjutan. Berdasarkan analisis hasil penelitian yang telah dilakukan, didapati hasil akhir sebagai tujuan penelitian ini, antara lain : 1. Tes penguasaan relasi makna yang diujikan kepada siswa Kelas IX SMP Negeri 3 Barusjahe terdiri dari 7 aspek penilaian, dengan nilai ratarata setiap aspek sebagai berikut : a. Aspek penggunaan sinonim 71,43 b. Aspek penggunaan antonim 73,02 c. Aspek penggunaan homonim 71,43 d. Aspek penggunaan homofon 61,90 kriteria C (cukup); e. Aspek penggunaan homograf 71,83 f. Aspek penggunaan hiponim 73,83 g. Aspek penggunaan polisemi72,62 2. Berdasarkan ketujuh aspek penilaian penguasaan relasi makna, maka nilai rata-rata semua aspek yang dinilai adalah 71,19 kriteria B (baik). 3. Tes kemampuan menggunakan kalimat yang diujikan kepada siswa Kelas IX SMP Negeri 3 Barusjahe terdiri dari 6 aspek penilaian, dengan nilai rata-rata setiap aspek sebagai berikut : a. Aspek penggunaan sinonim 67,38 kriteria C (cukup); b. Aspek penggunaan antonim 68,45 kriteria C (cukup); c. Aspek penggunaan homonim 65,48 kriteria C (cukup); d. Aspek penggunaan homofon 79,17 e. Aspek penggunaan hiponim 70,00 f. Aspek penggunaan polisemi 73,57 4. Berdasarkan keenam aspek penilaian kemampuan menggunakan kalimat, maka nilai rata-rata semua aspek yang dinilai adalah 70,77 kriteria B (baik). 5. Hubungan antara penguasaan relasi makna dengan kemampuan menggunakan kalimat bersifat positif dan hubungan antara kedua variabel tersebut cukup/ sedang dengan indeks korelasi 0,454. 6. Semakin tinggi penguasaan relasi makna siswa, maka semakin baik kemampuan siswa menggunakan kalimat. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Semakin tinggi penguasaan relasi makna siswa, maka semakin baik kemampuan siswa menggunakan kalimat. 2. Penguasaan relasi makna siswa Kelas IX SMP Negeri 3 Barusjahe dikategorikan B (baik) dengan nilai rata-rata 71,19. Siswa yang memperoleh nilai 80 sebanyak 15 orang, nilai 75 sebanyak 22 orang, nilai 70 sebanyak 25 orang, nilai 65 sebanyak 13 orang, nilai 60 sebanyak 8 orang dan nilai 55 sebanyak 1 orang. 3. Kemampuan menggunakan kalimat siswa Kelas IX SMP Negeri 3 Barusjahe dikategorikan B (baik) dengan nilai rata-rata 70,77. Siswa yang memperoleh nilai 80 sebanyak 13 orang, nilai 75 sebanyak 18 orang, nilai 70 sebanyak 29 orang, nilai 65 sebanyak 17 orang dan nilai 60 sebanyak 7 orang. 4. Hubungan antara penguasaan relasi makna dengan kemampuan menggunakan kalimat bersifat positif dan hubungan antara kedua variabel tersebut cukup/ sedang dengan indeks korelasi 0,454.

385 Saran 1. Guru yang mengajarkan Bahasa Indonesia diharapkan dapat meningkatkan minat siswa terhadap pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia khususnya pembelajaran kosakata dan makna kata. 2. Sebelum mengajarkan materi pembelajaran, para siswa perlu diajak untuk menyadari bahwa kemampuan seseoran dalam berbagai hal sangat berpengaruh terhadap keberhasilannya berinteraksi dalam masyarakat. 3. Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia khususnya memberikan kesan yang positif dalam mengembangkan kemampuan berpikir seseorang. Dengann demikian hendaklah para guru selalu meningkatkan mutu pengajaran dengan metode dan teknik yang tepat serta bervariasi sesuai dengan situasi dan kondisi pelajaran agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan. 4. Masih dibutuhkan penelitian ulang untuk memperkuat temuan penelitian ini. Oleh karena itu kepada para peneliti yang berminat disarankan untuk melakukan penelitian ulang dengan sampel yang lebih banyak dan bervariasi. DAFTAR PUSTAKA Ali, Muhammad. 1982. Penelitian Pendidikan Prosedur dan Strategi. Bandung : Angkasa. Aminuddin. 1998. Semantik Pengajaran Studi Tentang Makna. Sinar Baru : Bandung. Arikunto, Suharsimi. 1993. Prosedur Penelitian Suatu Pendekaan. Jakarta : Bina Aksara.. 1990. Prosedur Penelitian. Yogyakarta : Rineka Cipta. Badudu, J.S. 1993. Inilah Bahasa Indonesia Yang Benar. Jakarta : Gramedia Ppustaka Utama. Chaer, Abdul. 1995. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta. Depdikbud. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Fatimah, T. Djajasudarma. 1993. Semantik I. Yogyakarta : PT. Eresco. Gulo, W. 1991. Dasar-dasar Statistik Sosial. Semarang : Satya Wacana. Hadi, Sutrisno. 2001. Statistik 2. Yogyakarta : Andi Offset. Keraf, Gorys. 1988. Tata Bahasa Indonesia. Ende Flores : Nusa Indah. Mainuddin, Yurmair. 1991. Pedoman Perumusan Skripsi dan Makalah. Medan : IKIP Negeri. Parera, J.D. 2004. Teori Semantik. Jakarta : Erlangga. Pateda, Mansoer. 2001. Semantik Leksikal. Jakarta : Rineka Cipta. Poerwadarminta, W.J.S. 1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Prawira, Sumantri. 1997. Semantik. Jakarta : Penataran Guru SLTP. Sirait, Bistok. 1995. Merumuskan Tujuan Instruksional. Medan. IKIP. Soedjito. 1990. Kosa Kata Bahasa Indonesia. Jakarta : Gramedia. Sudarjo, Sumali. 1990. Aspek Pengajaran Kosa Kata Bahasa Indonesia. Semarang : TB. Bahagia Batang. Sudjana. 1998. Metode Statistika. Bandung : Tarsito. Surakhmad, Winarno. 1982. Pengantar Penelitian Pendidikan Dasar Metode dan Teknik. Bandung : Tarsito.. 1985. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta. Tarigan, Henry Guntur. 1985. Membina Keterampilan Menulis Paragraf dan Pengembangannya. Bandung : Angkasa.

386. 1990. Pengajaran Semantik. Bandung : Angkasa. Wirjosoedarmo, Sadono. 1990. Tata Bahasa Indonesia Untuk SLTA. Surabaya : Sinar Wijaya.

387