PERBEDAAN KEBAHAGIAN PADA KELUARGA PRASEJAHTERA DAN SEJAHTERA DI DESA MOPUYA UTARA KECAMATAN DUMOGA UTARA KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

dokumen-dokumen yang mirip
Perbedaan kebahagiaan pada keluarga pra sejahtera dan sejahtera di Desa Modayag Kecamatan Bolaang Mongondow Timur

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

PERBEDAAN KEBAHAGIAAN PADA KELUARGA SEJAHTERA DAN PRA SEJAHTERA DI DESA WINANGUN ATAS KECAMATAN PINELENG KABUPATEN MINAHASA

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. sikap dan perilaku terkait HIV AIDS di SMA PGRI 1 Kota Bogor Tahun 2008 dapat

HUBUNGAN PERILAKU TENAGA KESEHATAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS MOPUYA KECAMATAN DUMOGA UTARA KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

Perbedaan Psychological Well-being pada Dewasa Muda Pasangan Long Distance Relationship dengan Pasangan Non Long Distance Relationship

Perbandingan pengaruh promosi kesehatan menggunakan media audio dengan media audio-visual terhadap perilaku kesehatan gigi dan mulut siswa SD

PERBANDINGAN STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUTPADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS SLB-B DAN SLB-C KOTA TOMOHON

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bagian Anatomi Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado

Kata Kunci: pengetahuan, pendapatan, minyak jelantah

PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI DAN DEMOGRAFI TERHADAP KEIKUTSERTAAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI KECAMATAN GENENG KABUPATEN NGAWI

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN ORANGTUA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG PELECEHAN SEKSUAL PADA ANAK REMAJA DI SURAKARTA SKRIPSI

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PERBEDAAN MOTIVASI BELAJAR DITINJAU DARI STATUS EKONOMI KELUARGA PADA MAHASISWA Oleh : Meriam Yuliana Mahasiswi jurusan Psikologi Fakultas Psikologi U

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 6 Nomor 1, Februari 2018

LAMPIRAN. Uji Perbedaan. Group Statistics. Independent Samples Test

GAMBARAN PENGETAHUAN PENCABUTAN GIGI SISWA SMA NEGERI 1 SANG TOMBOLANG KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

5. ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS HASIL

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PENCABUTAN GIGI PADA MASYARAKAT KELURAHAN KOMBOS BARAT BERDASARKAN PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW DAN CAROSUSEL FEEDBACK TERHADAP KERJA SAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 GAMPING JURNAL SKRIPSI

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. KataKunci: Pengetahuan, sikap, penggunaan APD, petani pengguna pestisida.

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA

HASIL PENELITIAN. Analisis Deskriptif

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. berasal dari jawaban responden terhadap daftar pernyataan yang dituangkan

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA SISWA KELAS VIII SMP NAWA KARTIKA ISLAMIC BOARDING SCHOOL DENGAN SMP NEGERI 1 WONOGIRI SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA RIWAYAT PENYAKIT INFEKSI DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK BATITA DI DESA MOPUSI KECAMATAN LOLAYAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

Agus Nurkatamso Umi Listyaningsih

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA PENYELENGGARAAN MAKANAN DAN STATUS GIZI PADA ANAK ASUH DI PANTI ASUHAN X KABUPATEN LEMBATA

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... LEMBAR PENGESAHAN... PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii KATA PENGANTAR... PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN...

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dibangun pada tahun 1975 dan pada tahun 1976, P.T Timatex salatiga diresmikan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PEKERJA TENTANG APD TERHADAP PENGGUNAANNYA DI CV. UNGGUL FARM NGUTER

*Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado

Uji perbedaan yang dilakukan adalah menguji rata-rata N-Gain hasil belajar ranah

Statistika Psikologi 2

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN DAN DEPRESI PADA MAHASISWA SISTEM PERKULIAHAN TRADISIONAL DENGAN SISTEM PERKULIAHAN TERINTEGRASI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bersifat survey analitik dengan rancangan cross sectionel study (studi potong lintang).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

DAFTAR KUISIONER Komoditi: Kelapa sawit

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

THE EFFECT OF SULPHUR MINERS INCOME TO THE FAMILY NEEDS FULFILLMENT (Case Study In Crater Ijen Banyuwangi Regency)

ANALISIS DETERMINAN KERAGAMAN KONSUMSI PANGAN PADA KELUARGA NELAYAN DEWI MEITASARI A

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat dan Waktu Penelitian

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI BATITA UMUR 1-3 TAHUN DI DESA MOPUSI KECAMATAN BOLAANG MONGONDOW INDUK SULAWESI UTARA 2014

* Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN RELIGIUSITAS, KONSEP DIRI DAN KEINTIMAN KELUARGA DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA MAHASISWA KEBIDANAN POLTEKKES BHAKTI MULIA

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

PERBEDAAN INDEKS HIGIENE ORAL DAN ph PLAK KELOMPOK PEMAKAI DAN BUKAN PEMAKAI PESAWAT ORTODONTI CEKAT LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

Skenario Payoff Magnitude terhadap Kecenderungan Pengambilan Risiko. Skenario Pengambilan Keputusan Investasi (Baird et al., 2008)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN ANTARA HIGIENE KANTIN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA PENJAMAH MAKANAN PT. X DI KARANGANYAR

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta * ABSTRAK

HUBUNGAN KEDEWASAAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN PROGRAM STUDI KEDOKTERAN UMUM ANGKATAN 2012 UNIVERSITAS SAM RATULANGI TERHADAP CARA BERSOSIALISASI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN KEBAHAGIAAN DAN STATUS SOSIAL EKONOMI KELUARGA DI KELURAHAN ARTEMBAGA II KOTA BITUNG

Lampiran Hasil Output SPSS. Statistics. Skor Kepuasan Pasien Rawat Jalan. Valid 200 Missing 0 Mean Skor Kepuasan Pasien Rawat Jalan Frequenc y

HUBUNGAN TINGKAT KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS SUKOHARJO KARYA TULIS ILMIAH

LAMPIRAN A: HASIL PENGUJIAN ALAT UKUR A.1. Hasil Uji Coba Inventori Kepuasan kerja. Reliabilitas Kepuasan Kerja. Reliability Statistics.

Lainnya 5. Pekerjaan : Pelajar/mahasiswa TNI/POLRI Pegawai Swasta

ABSTRACT HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG NILAI ANAK PROGRAM KELUARGA BERENCANA DENGAN JUMLAH ANAK

KUESIONER PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kelompok. Jumlah subjek yan tinggal dirumah total berjumlah 75

Hubungan pengetahan kesehatan gigi dan mulut dengan status karies pada pemulung di tempat pembuangan akhir Sumompo Manado

PERBEDAAN HASIL BELAJAR STRUKTUR DAUN TUMBUHAN DENGAN FUNGSINYA DENGAN MEDIA KONKRET DAN GAMBAR DALAM MODEL INKUIRI SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

DAFTAR LAMPIRAN. Hasil Perhitungan Statistik dengan SPSS for Windows versi dan Kuesioner Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Statistics. BWTsebelum1 BWTsesudah1 BWTselisih1 BWTsebelum2 BWTsesudah2 BWTselisih2. N Valid

Kata Kunci: Status Gizi Anak, Berat Badan Lahir, ASI Ekslusif.

ANALISIS KETERAMPILAN PROSES SAINS MENGGUNAKAN PEER ASSESSMENT PADA PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DAN DIRECT INSTRUCTION

Universitas Lampung. Abstrak

Keywords:. Knowledge, Attitude, Action in the Utilization of PHC.

HUBUNGAN KOMPENSASI DAN DISIPLIN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA TENAGA KEPERAWATAN DI RSJ. PROF. DR. V. L. RATUMBUYSANG MANADO

HUBUNGAN STATUS SOSIAL EKONOMI KELUARGA, KEPADATAN HUNIAN DAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN MOTIVASI PEROLEHAN VAKSINASI HUMAN PAPILLOMA VIRUS PADA

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KUALITAS ASUHAN IBU NIFAS DAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD SURAKARTA

Keywords : Work motivation, Labor productivity

Universitas Sam Ratulangi Manado Jurnal e-gigi (eg), Volume 5 Nomor 1, Januari-Juni 2017

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN, PENDIDIKAN, USIA DAN LAMA MENJADI KADER POSYANDU DENGAN KUALITAS LAPORAN BULANAN DATA KEGIATAN POSYANDU

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh :

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. berdasarkan usia, jenis kelamin, tipe kepribadian, domisili, jenis kendaraan Profil Responden Berdasarkan Usia

OLEH: RUTH MUTIARA ANGELINA MANULLANG

ROY ANTONIUS TARIGAN NIM.

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG METODE PENGAJARAN DOSEN DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA KEPERAWATAN STIKES AISYIYAH SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PARTISIPASI PRIA DALAM KELUARGA BERENCANA DI LINGKUNGAN IV KELURAHAN TELING ATAS KOTA MANADO

HUBUNGAN PENGETAHUAN JAJANAN SEHAT DENGAN STATUS GIZI ANAK DI SD N 80 NGORESAN SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

Uji Perbandingan Rata-Rata

SURAT PERSETUJUAN MENJADI SAMPEL PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

PERBEDAAN KEBAHAGIAN PADA KELUARGA PRASEJAHTERA DAN SEJAHTERA DI DESA MOPUYA UTARA KECAMATAN DUMOGA UTARA KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW 1 I Wayan A. Kusuma 2 Cicilia Pali 2 Lydia David 1 Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado 2 Bagian Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Email: wayanandra@ymail.com Abstract: Basically, everyone wants to be happy, however, happiness depends on many factors. A prosperous family can fulfil the needs of its members; the needs of food, clothing, housing, social, and religious. Meanwhile, the preprosperous family cannot fulfil its members minimal basic needs. This study aimed to determine the difference of happiness between prosperous and preprosperous families in North Mopuya village, Dumoga Utara, Bolaang Mongondouw. This was an observational analytical study using a cross-sectional design. Samples were 118 villagers consisted of 59 people of prosperous family group and 59 people of preprosperous group. The results showed a p value of 0.00 (<0.05). Conclusion: There was a difference in happiness between prosperous and preprosperous families in the North Mopuya village. Keywords: happiness, family, prosperous, preprosperous Abstrak: Pada dasarnya semua orang ingin bahagia namun kebahagiaan dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Keluarga sejahtera ialah keluarga yang dapat memenuhi kebutuhan anggota baik kebutuhan sandang, pangan, perumahan, sosial, dan agama. Keluarga prasejahtera yaitu keluarga-keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kebahagiaan antara keluarga prasejahtera dan sejahtera di Desa Mopuya Utara Kecamatan Dumoga Utara Kabupaten Bolaang Mongondouw. Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan desain potong lintang. Sampel penelitian sejumlah 118 orang di desa Mopuya Utara terdiri dari 59 orang dalam kelompok keluarga sejahtera dan 59 orang dalam kelompok keluarga prasejahtera. Hasil uji statistik memperlihatkan p = 0,00 (p<0,05). Simpulan: Terdapat perbedaan kebahagiaan antara keluarga sejahtera dan prasejahtera di desa Mopuya Utara. Kata kunci: kebahagiaan, keluarga, sejahtera, prasejahtera Kebahagiaan adalah suatu perasaan atau keadaan dimana seseorang merasakan kesenangan, ketentraman hidup, keberuntungan, kemujuran yang semuanya bersifat lahir dan batin. Kebahagiaan dianggap sebagai tujuan akhir dari kehidupan dan pada dasarnya semua orang ingin bahagia. 1 Faktor lain yang juga memengaruhi kebahagiaan adalah variabel demografis dan lingkungan salah satunya pendapatan, banyak penelitian yang menyebutkan bahwa pendapatan berhubungan dengan kebahagiaan dan juga dapat menjadi tolak ukur kesejahteraan dalam suatu keluarga. 2,3 Menurut Easterlin hubungan kebahagiaan dengan pendapatan sangat kompleks. Orang dengan pendapatan lebih secara umum lebih bahagia dibandingkan dengan 656

Kusuma, Pali, David: Perbedaan kebahagiaan pada keluarga prasejahtera dan sejahtera... mereka yang berkekurangan karena dengan pendapatan yang lebih banyak maka aspirasi kehidupan seseorang akan lebih mudah dicapai. 3,4 Dalam sebuah studi di Cina, Jepang, dan Korea oleh Oshio 4 dilaporkan bahwa kebahagiaan seseorang tidak hanya absolut berdasarkan tingkat pendapatan tetapi juga berdasarkan perbandingan tingkat pendapatan dengan sesama khusunya mereka yang memiliki karakteristik sosiekonomik serupa. Hal ini menggambarkan suatu keadaan dimana peningkatan pendapatan orang lain akan menurukan kebahagiaan seseorang walaupun pendapatannya tetap atau bahkan meningkat. 4 Terdapat beragam pengertian mengenai kesejahteraan, karena lebih bersifat subyektif dimana setiap orang dengan pedoman, tujuan dan cara hidupnya yang berbeda-beda akan memberikan nilainilai yang berbeda pula tentang kesejahteraan dan faktor-faktor yang menentukan tingkat kesejahteraan. Persepsi masyarakat mengenai kesejah-teraan juga berbeda-beda. Oleh sebab itu dibutuhkan penjabaran yang detail dan hati-hati dengan memperhatikan keragaman dan kondisi sosial budaya masyarakat. 5 Konsep keluarga sejahtera menurut UU No. 10 tahun 1992 adalah keluarga yang dibentuk atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan spiritual dan materiil yang layak, bertaqwa kepada Tuhan YME, memiliki hubungan yang serasi, selaras, dan seimbang antar anggota dan antar keluarga dengan masyarakat dan lingkungannya. 6,7 BKKBN merumuskan pengertian keluarga sejahtera sebagai keluarga yang dapat memenuhi kebutuhan anggota baik kebutuhan sandang, pangan, perumahan, sosial dan agama. Sedangkan keluarga prasejahtera yaitu keluarga-keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya (basic needs) secara minimal, seperti kebutuhan akan pangan, sandang, papan, kesehatan dan pendidikan. 6 METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan rancangan potong lintang. Penelitian ini dilakukan di Desa Mopuya Utara Kecamatan Dumoga Utara Kabupaten Bolmong tahun 2013. Data diambil dengan menggunakan kuisioner skala kebahagiaan Seligman. Cara pengisian kuisioner ialah dengan memberikan skor 29 butir pertanyaan yang ditanyakan kemudian data dianalisis dengan program SPSS v20.0 HASIL PENELITIAN Sampel penelitian sebesar 118 orang yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu 59 orang kelompok keluarga prasejahtera dan 59 orang kelompok keluarga sejahtera. Tabel 1 memperlihatkan jumlah laki-laki pada keluarga prasejahtera 53 orang (89,8%) dan pada keluarga sejahtera sebanyak 31 orang (52,5%) sedangkan jumlah wanita pada keluarga prasejahtera 6 orang (10,2%) dan pada keluarga sejahtera 28 orang (47,5%). Tabel 1. Distribusi Status Keluarga berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Laki-laki 53 89,8 31 52,5 Perempuan 6 10,2 28 47,5 Tabel 2 memperlihatkan distribusi berdasarkan kelompok umur. Pada kedua kelompok keluarga, kelompok umur terbanyak ialah 36-45 tahun yaitu 49,2% pada keluarga prasejahtera dan 37,3% pada keluarga sejahtera. 657

Tabel 2. Distribusi Status Keluarga Berdasarkan Kelompok Umur Kelompok Umur (tahun) 18-25 5 8,5 7 11,9 26-35 12 20,3 20 33,9 36-45 29 49,2 22 37,3 46-55 7 11,9 5 8,5 56-65 2 3,4 4 6,8 >66 4 6,8 1 1,7 Tabel 3 memperlihatkan distribusi berdasarkan tingkat pendidikan. Pada kedua kelompok keluarga, pendidikan terbanyak ialah SD yaitu 81,4% pada keluarga prasejahtera dan 57,6% pada keluarga sejahtera. Tabel 3. Distribusi Status Keluarga berdasarkan Tingkat Pendidikan Pendidikan Tidak tamat SD 8 13,6 0 1,3 SD 48 81,4 34 57,6 SMP 2 3,4 12 20,3 SMA 1 1,7 8 13,6 Diploma 0 0,0 2 3,4 Sarjana 0 0,0 3 5,1 Tabel 4 memperlihatkan distribusi berdasarkan skala kebahagiaan, yaitu nilai yang didapat saat mengisi kuesioner dan diinterpretasikan hasilnya. Pada kedua kelompok keluarga, skala kebahagiaan terbanyak ialah kurang bahagia yaitu 91,5% pada keluarga prasejahtera dan 71,2% pada keluarga sejahtera. Skala kebahagiaan bahagia hanya ditemukan pada keluarga sejahtera sebanyak 22%. Tabel 4. Distribusi Status Keluarga Berdasarkan Skala Kebahagiaan Skala Kebahagiaan Sangat tidak bahagia 0 0,0 0 0,0 Tidak bahagia 5 8,5 1 1,7 Kurang bahagia 54 91,5 42 71,2 Cukup bahagia 0 0,0 3 5,1 Bahagia 0 0,0 13 22,0 Sangat bahagia 0 0,0 0 0,0 Tabel 5 memperlihatkan hasil uji statistik Independent-Samples T test untuk 658 mengukur apakah terdapat perbedaan kebahagiaan pada keluarga prasejahtera

Kusuma, Pali, David: Perbedaan kebahagiaan pada keluarga prasejahtera dan sejahtera... dan sejahtera. Hipotesis pada penelitian ini yaitu H0 (mean status kebahagiaan keluarga prasejahtera sama dengan keluarga sejahtera) dan H1 (mean status kebahagiaan keluarga prasejahtera tidak sama dengan keluarga sejahtera). Hasil dari Sig. (tailed) atau diketahui sama dengan P adalah 0,000 dimana nilai P < 0,05 yang menyimpulkan bahwa H1 diterima berarti status kebahagiaan keluarga prasejahtera tidak sama dengan keluarga sejahtera dimana keluarga sejahtera lebih bahagia dibandingkan keluarga prasejahtera. Tabel 5. Uji T Independent Perbedaan Status Keluarga Skala Kebahagiaan F Sig. T df Sig. (2- tailed) Equal variances assumed 557,516,000-7,964 376.000 Equal variances not assumed -15,945 341,429.000 BAHASAN Kebahagiaan hidup adalah suatu hal yang menjadi harapan dalam kehidupan banyak orang, bahkan sepertinya semua Jumlah penduduk laki-laki per tahun 2013 11,828 jiwa dan jumlah perempuan 10,796 jiwa. Tabel 2 menunjukkan distribusi sampel orang mendambakan kehidupan yang berdasarkan kelompok umur. Pada kedua berbahagia. Berbagai penelitian mengenai kelompok keluarga, kelompok umur kebahagiaan mengaitkan kebahagiaan terbanyak ialah 36-45 tahun yaitu 49,2% sebagai bagian dari kesejahteraan pada keluarga prasejahtera dan 37,3% pada subyektif, disamping variabel kepuasan hidup dan rendahnya suasana hati negatif keluarga sejahtera. Usia seseorang juga menentukan kebahagiaan dimana usia 36- atau rendahnya neurotisisme. 8 45 tahun yang terbanyak pada kedua Tujuan hidup manusia ialah keluarga merupakan usia yang krusial kebahagiaan. Orang yang sudah bahagia dalam membangun kesejahteraan tidak memerlukan apa-apa lagi pada satu keluarga. 2 sisi, dan pada sisi lain tidak masuk akal jika Dari Tabel 3 didapatkan informasi ia masih ingin mencari sesuatu yang lain. berupa distribusi berdasarkan tingkat Hidup manusia akan semakin bermutu manakala semakin dapat mencapai apa pendidikan. Hasil yang ditunjukkan cukup jelas dimana tingkat pendidikan keluarga yang menjadi tujuan hidupnya. Dengan sejahtera lebih tinggi dibandingkan mencapai tujuan hidup, manusia akan mencapai dirinya secara penuh, sehingga keluarga prasejahtera. Tingkat pendidikan yang lebih tinggi dapat berdampak pada mencapai mutu yang terbuka bagi dirinya. pekerjaan yang lebih baik dengan Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa penghasilan lebih tinggi yang akan jumlah laki-laki pada keluarga prasejahtera memengaruhi tingkat kebahagiaan dan sejahtera adalah 53 orang (89,8%) dan seseorang. 4,5 31 orang (52,5%). Jumlah wanita pada Tabel 4 memperlihatkan bahwa keluarga prasejahtera dan sejahtera adalah 6 orang (10,2%) dan 28 orang (47,5%). terdapat perbedaan kebahagiaan menurut skala kebahagiaan Seligman. Pada keluarga Dari hasil ini diketahui bahwa jumlah lakilaki prasejahtera didominasi oleh kurang lebih banyak daripada perempuan Hal ini sesuai dengan data direktorat jenderal kependudukan dan pencatatan sipil pada Kecamatan Dumoga Utara dimana jumlah laki-laki lebih banyak dari perempuan. bahagia 91,5% dan sisanya yang tidak bahagia. Pada keluarga sejahtera walaupun masih didominasi oleh kurang bahagia sebesar 71,2%, hal ini mungkin disebabkan masih kurang puasnya dengan pencapaian 659

yang sudah ada dan masih meninginkan lebih tetapi pada keluarga sejahtera ditemukan juga skala cukup bahagia sebesar 5,1% dan bahagia sebesar 22%. Hal ini memperlihatkan suatu perbedaan tingkat kebahagiaan di antara keluarga prasejahtera dan sejahtera. Secara statistik dibuktikan bahwa terdapat perbedaan kebahagiaan yaitu hasil uji t dengan nilai P 0,000. Nilai P < 0,05 berarti status kebahagiaan keluarga prasejahtera tidak sama dengan keluarga sejahtera dimana keluarga sejahtera lebih bahagia dibandingkan keluarga prasejahtera (Tabel 5). SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Desa Mopuya Utara dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kebahagiaan antara keluarga prasejahtera dan sejahtera dimana keluarga sejahtera lebih bahagia dibandingkan prasejahtera. DAFTAR PUSTAKA 1. Depdiknas. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi ketiga). Jakarta: Balai Pustaka, 2010. 2. Eddington N, Shuman R. Subjective Wellbeing (Happiness). Continuing Psychology Education, 2005. 3. Stevenson B, Wolfers J. Happiness Inequality in the United States. Journal of Legal Studies. 2008;37(2):33-79. 4. Easterlin RA. Income and Happiness: Towards A Unified Theory. The Economic Journal. 2001;111:465-84. 5. Oshio T, Nozaki K, Kobayashi M. Relative Income and Happiness in Asia: Evidence from Nationwide Surveys in China, Japan, and Korea. Social Indicator Research. 2011;104:351-67. 6. Sunarti E. Indikator Keluarga Sejahtera: Sejarah Pengembangan, Evaluasi, dan Keberlanjutannya Bogor: IPB, 2006. 7. Presiden Republik Indonesia. Perkembangan Kependudukan dan Pembangungan Keluarga Sejahtera. Undang-Undang No.10. Jakarta, 1992. 8. Leubomirsky S, King L, Diener. The Benefits of Frequent Positive Affect: Does Happiness Lead to Success? University of California, Riverside University of Missouri-Columbia. 2005;131(6):803-55. 660