Karakterisasi Kitosan dari Limbah Kulit Kerang Simping (Placuna placenta) Characterization of Chitosan from Simping Shells (Placuna placenta) Waste

dokumen-dokumen yang mirip
Makalah Pendamping: Kimia Paralel E PENGARUH KONSENTRASI KITOSAN DARI CANGKANG UDANG TERHADAP EFISIENSI PENJERAPAN LOGAM BERAT

PEMANFAATAN KITOSAN DARI KERANG SIMPING (Placuna placenta) SEBAGAI KOAGULAN UNTUN PENJERNIHAN AIR SUMUR

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

4. Hasil dan Pembahasan

SEMINAR NASIONAL ke 8 Tahun 2013 : Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi

3. Metodologi Penelitian

PENGARUH WAKTU PROSES DEASETILASI KITIN DARI CANGKANG BEKICOT (Achatina fulica) TERHADAP DERAJAT DEASETILASI

PEMANFAATAN KITOSAN DARI CANGKANG RAJUNGAN PADA PROSES ADSORPSI LOGAM NIKEL DARI LARUTAN NiSO 4

DERAJAT DEASETILASI KITOSAN DARI CANGKANG KERANG DARAH DENGAN PENAMBAHAN NaOH SECARA BERTAHAP

Karakterisasi Kitosan dari Cangkang Rajungan dan Tulang Cumi dengan Spektrofotometer FT-IR Serta Penentuan Derajat Deasetilasi Dengan Metode Baseline

PEMBUATAN KHITOSAN DARI KULIT UDANG UNTUK MENGADSORBSI LOGAM KROM (Cr 6+ ) DAN TEMBAGA (Cu)

PEMBUATAN KITOSAN DARI KULIT UDANG PUTIH (Penaeus merguiensis) DAN APLIKASINYA SEBAGAI PENGAWET ALAMI UNTUK UDANG SEGAR

SINTESIS DAN KARAKTERISASI FISIKA-KIMIA KITOSAN (Synthesis and Physicochemical Characterization of Chitosan)

PENJERAPAN LEMAK KAMBING MENGGUNAKAN ADSORBEN CHITOSAN

Bab III Metodologi Penelitian

Karakterisasi Kitin dan Kitosan dari Cangkang Kepiting Bakau (Scylla Serrata)

PENGARUH ph DAN LAMA KONTAK PADA ADSORPSI ION LOGAM Cu 2+ MENGGUNAKAN KITIN TERIKAT SILANG GLUTARALDEHID ABSTRAK ABSTRACT

PENGARUH KOMBINASI NaOH DAN SUHU BERBEDA TERHADAP NILAI DERAJAT DEASETILASI KITOSAN DARI CANGKANG KERANG KAMPAK (Atrina pectinata)

PENGARUH SUHU DAN WAKTU REAKSI PADA PEMBUATAN KITOSAN DARI TULANG SOTONG (Sepia officinalis)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Kulit udang yang diperoleh dari pasar Kebun Roek Ampenan kota

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Jurusan Pendidikan

BAB 3 METODOLOGI PERCOBAAN. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Beaker glass 50 ml pyrex. Beaker glass 100 ml pyrex

PENGARUH ph DAN WAKTU KONTAK PADA ADSORPSI Cd(II) MENGGGUNAKAN ADSORBEN KITIN TERFOSFORILASI DARI LIMBAH CANGKANG BEKICOT (Achatina fulica) ABSTRAK

Oleh: ANURAGA TANATA YUSA ( ) Pembimbing 1 : Drs. M. Nadjib M., M.S. Pembimbing 2: Lukman Atmaja, Ph.D

EVALUASI PROSES PENGOLAHAN LIMBAH KULIT UDANG UNTUK MENINGKATKAN MUTU KITOSAN YANG DIHASILKAN

Jurnal Teknologi Kimia Unimal

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. dengan tahapan kegiatan, yaitu: pengambilan sampel cangkang udang di PT.

3 Metodologi Penelitian

PENGGUNAAN KITOSAN DARI TULANG RAWAN CUMI-CUMI (LOLIGO PEALLI) UNTUK MENURUNKAN KADAR ION LOGAM Cd DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

VARIASI KONSENTRASI DAN ph TERHADAP KEMAMPUAN KITOSAN DALAM MENGADSORPSI METILEN BIRU. Turmuzi Tammi, Ni Made Suaniti, dan Manuntun Manurung

ADSORPSI ZAT WARNA PROCION MERAH PADA LIMBAH CAIR INDUSTRI SONGKET MENGGUNAKAN KITIN DAN KITOSAN

PEMANFAATAN KITOSAN DARI LIMBAH CANGKANG KERANG HIJAU (Perna viridis) SEBAGAI ADSORBAN LOGAM Cu

TRANSFORMASI KITIN DARI HASIL ISOLASI LIMBAH INDUSTRI UDANG BEKU MENJADI KITOSAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium

POTENSI KHITIN/ KHITOSAN DARI KULIT UDANG SEBAGAI BIOKOAGULAN PENJERNIH AIR. Manuntun Manurung

4 Hasil dan Pembahasan

JKK, Tahun 2016, Volume 5(3), halaman ISSN

KARAKTERISASI KITOSAN DARI CANGKANG KERANG DARAH (Anadara granosa) CHARACTERIZATION CHITOSAN FROM THE SHELLS OF BLOOD CLAMS (Anadara granosa)

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif eksploratif dan

3 Percobaan. 3.1 Tahapan Penelitian Secara Umum. Tahapan penelitian secara umum dapat dilihat pada diagram alir berikut :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. melakukan uji morfologi, Laboratorium Teknik Kimia Ubaya Surabaya. mulai dari bulan Februari 2011 sampai Juli 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMBUATAN, KARAKTERISASI DAN APLIKASI KITOSAN DARI CANGKANG KERANG HIJAU (MYTULUS VIRDIS LINNEAUS) SEBAGAI KOAGULAN PENJERNIH AIR (121L)

UTILIZATION OF Penaus monodon SHRIMP SHELL WASTE AS ADSORBENT OF CADMIUM(II) IN WATER MEDIUM

TINGKATAN KUALISTAS KITOSAN HASIL MODIFIKASI PROSES PRODUKSI. Abstrak

PENGARUH ph DAN WAKTU KONTAK PADA ADSORPSI Pb(II) MENGGUNAKAN ADSORBEN KITIN TERFOSFORILASI DARI LIMBAH CANGKANG BEKICOT (Achatina fulica) ABSTRAK

PEMBUATAN KITOSAN DARI KULIT UDANG SEBAGAI BAHAN PENGAWET TAHU

PEMANFAATAN KITOSAN DARI LIMBAH CANGKANG BEKICOT SEBAGAI ADSORBAN LOGAM TEMBAGA

BAB I PENDAHULUAN. Kitosan dihasilkan dari kitin dan mempunyai struktur kimia yang sama

TINGKATAN KUALITAS KITOSAN HASIL MODIFIKASI PROSES PRODUKSI. Abstrak

BAB II LANDASAN TEORI

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) F-272

FILTRASI ION LOGAM Fe(III) DENGAN MEMBRAN KOMPOSIT KITOSAN-GLISEROL. FILTRATION OF Fe(III) METAL ION WITH CHITOSAN-GLYCEROL COMPOSITE MEMBRANE

BAB III METODE PENELITIAN

30 Adsorpsi Pb (II)...(Indah Sanjaya dan Leny Yuanita) Indah Sanjaya dan Leny Yuanita Staf Pengajar Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

OPTIMASI PEMBUATAN KITOSAN DARI KITIN LIMBAH CANGKANG RAJUNGAN (Portunus pelagicus) UNTUK ADSORBEN ION LOGAM MERKURI

3 Metodologi Penelitian

PENGARUH RASIO MASSA KITIN/NaOH DAN WAKTU REAKSI TERHADAP KARAKTERISTIK KITOSAN YANG DISINTESIS DARI LIMBAH INDUSTRI UDANG KERING

PENGARUH WAKTU PEMANASAN PADA PROSES DEASETILASI TERHADAP YIELD CHITOSAN DARI LIMBAH KULIT UDANG SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN PENGAWET MAKANAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. protein dari sampel, sedangkan demineralisasi merupakan proses pemisahan

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) F193

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Osteoarthritis (OA) 2.2 Glukosamin hidroklorida (GlcN HCl)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGGUNAAN KITOSAN DARI LIMBAH KULIT UDANG SEBAGAI INHIBITOR TERHADAP KEASAMAN TUAK SKRIPSI. Oleh: FIKRIATUN NURHIKMAWATI NIM.

3 Metodologi Penelitian

50229, Indonesia. * penulis: Abstrak

KITIN DARI CANGKANG RAJUNGAN YANG DIPEROLEH SECARA ENZIMATIK PADA TAHAP DEPROTEINASI CHITIN FROM SHELLS OF CRAB ENZIMATICALLY ON DEPROTEINATION

Jurnal ILMU DASAR Vol. 10 No : Bagus Rahmat Basuki & I Gusti Made Sanjaya Jurusan Kimia,FMIPA, Universitas Negeri Surabaya

PEMBUATAN KOMPOSIT KITIN/KITOSAN YANG DIEKSTRAK DARI CANGKANG KEPITING DAN KARAKTERISASINYA. Oleh: Fitrah Rama Dhony S. ABSTRAK

TUGAS AKHIR RK 0502 PEMANFAATAN KITOSAN LIMBAH CANGKANG UDANG PADA PROSES ADSORPSI LEMAK SAPI

POTENSI ABU CANGKANG KERANG DARAH (Anadara Granosa) SEBAGAI ADSORBEN ION TIMAH PUTIH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. furnace, desikator, timbangan analitik, oven, spektronik UV, cawan, alat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

4 Hasil dan Pembahasan

HALAMAN PENGESAHAN. Disetujui Oleh : NIP NIP Mengetahui : Ketua Jurusan Kimia

Jurnal Bahan Alam Terbarukan

PRODUKSI KITOSAN GRADE FARMASI DARI KULIT BADAN UDANG MELALUI PROSES DEASETILASI DUA TAHAP

OPTIMASI DEASETILASI KHITIN DARI KULIT UDANG DAN CANGKANG KEPITING LIMBAH RESTORAN SEAFOOD MENJADI KHITOSAN MELALUI VARIASI KONSENTRASI NaOH

3 METODE 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian

Hasil dan Pembahasan

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA KITOSAN- ASAM p-t-butil KALIKS[4]ARENA

PEMBUATAN KITOSAN DARI LIMBAH CANGKANG BEKICOT DENGAN VARIASI KONSENTRASI NATRIUM HIDROKSIDA (NaOH) PADA TAHAP DEASETILASI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Adsorpsi Fenol pada Membran Komposit Khitosan Berikatan Silang

ABSTRAK ABSTRACT PENDAHULUAN

KHITIN KHITOSAN, PRODUKSI DAN PEMANFAATANNYA

PEMBUATAN KITOSAN DARI CANGKANG UDANG DAN APLIKASINYA SEBAGAI ADSORBEN UNTUK MENURUNKAN KADAR LOGAM CU

PEMANFAATAN KITOSAN DARI LIM`BAH CANGKANG KERANG BULU(Anadara inflata) SEBAGAI BAHAN PENJERNIH AIR SUNGAI

DERAJAT DEASETILASI DAN KELARUTAN CHITOSAN YANG BERASAL DARI CHITIN IRRADIASI

PENYERAPAN LOGAM BERAT KADMIUM (Cd) MENGGUNAKAN KHITOSAN HASIL TRANSFORMASI KHITIN DARI KULIT UDANG (PENAEUS sp)

BAB I PENDAHULUAN. industri tapioka, yaitu : BOD : 150 mg/l; COD : 300 mg/l; TSS : 100 mg/l; CN - :

PENGARUH ph DAN LAMA KONTAK PADA ADSORPSI Ca 2+ MENGGUNAKAN ADSORBEN KITIN TERFOSFORILASI DARI LIMBAH CANGKANG BEKICOT (Achatina fulica) ABSTRAK

Isolation and Characterization of Rice Bran Protein Using NaOH Solution

PEMANFAATAN CANGKANG UDANG SEBAGAI BIOADSORBEN ION LOGAM Cu DAN Zn PADA SAMPEL AIR PERMUKAAAN KOTA BENGKULU

DAFTAR ISI. Halaman PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI PENGESAHAN DEDIKASI RIWAYAT HIDUP PENULIS ABSTRAK

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A. PEMANFAATAN SERBUK GERGAJI KAYU SENGON SEBAGAI ADSORBEN ION LOGAM Pb 2+

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

Karakterisasi Kitosan dari Limbah Kulit Kerang Simping (Placuna placenta) Characterization of Chitosan from Simping Shells (Placuna placenta) Waste Nur Laili Eka Fitri* dan Rusmini Department of Chemistry, Faculty of Mathematics and Natural Sciences State University of Surabaya Jl.Ketintang, Surabaya (60231) Telp. 031-8298761 *Corresponding author, email: nurlailiekafitri@gmail.com Abstrak. Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk memanfaatkan limbah kulit kerang simping menjadi khitosan. Penelitian ini dimulai dengan menghancurkan kulit kerang simping hingga berukuran 100 mesh. Proses isolasi kitosan meliputi deproteinasi, demineralisasi dan deasetilasi. Hasil kitosan diuji kadar air dan dikarakterisasi menggunakan FTIR untuk mengetahui gugus fungsi yang terkandung dan derajat deasetilasi kitosan. Khitosan kerang simping memiliki kadar air sebesar 0,299%, memiliki serapan pada 3000-3500 cm -1 untuk gugus O-H dan N-H, 1637,32 cm -1 untuk gugus C=O amida, 1420,07 cm -1 untuk gugus C-H dan 1069,51 cm -1 untuk gugus C-O-C dan derajat deasetilasi sebesar 92,8%. Kata Kunci: Khitosan, kerang simping, limbah Abstract. A research aiming to utilize simping shells waste into chitosan has been conducted. This research begins with mashing simping shell into the size of 100 mesh. The process of chitosan isolation includes the process of deproteinization, demineralization, and deacetylation. The result of chitosan is tested for its moisture content and then characterized using FTIR to check its functional group containe and degree of deacetylation Chitosan contains 0.299% of moisture content, it also has 3000 intake of O-H and N-H group, 1637,32 cm -1 for C=O amide group, 1420,07 cm -1 for C-H group dan 1069,51 cm -1 for C-O-C group and 92.8% degree of deacetylation. Keywords: Chitosan, Simping shells, waste PENDAHULUAN Kerang banyak dikonsumsi oleh masyarakat dan umumnya kulit kerang dimanfaatkan untuk kerajinan. Banyak terdapat jenis-jenis kerang. Kerang abalon, kerang darah dan kerang hijau telah dimanfaatkan untuk dijadikan khitosan. Salah satu jenis kerang adalah kerang jenis simping (Placuna Placenta), kerang simping ini juga biasa dikonsumsi oleh masyarakat. Kulit kerang jenis ini merupakan salah satu limbah laut yang sering dijumpai dan belum banyak pemanfaatan limbah kulitnya. Sehingga sebagai family dari mollusca maka kulit kerang simping ini juga berpotensi untuk dijadikan kitosan. Khitosan diketahui memiliki manfaat yang bervariasi dan lebih reaktif dibanding dengan kitin [1]. Manfaat khitosan dibidang industri modern cukup banyak diantaranya industri farmasi, biomedis, pangan dan pertanian [2]. Khitosan juga dilaporkan dapat berfungsi sebagai pengkhelat untuk logam-logam berat dari larutan, sekaligus sebagai penukar ion [3]. Khitosan dapat dibuat dari udang, kepiting, 109

cangkang bekicot dan berbagai macam kerang-kerangan (Mollusca). Kitosan memiliki gugus amina bebas yang bermuatan positif (NH2 + ) sehingga dapat digunakan dalam berbagai bidang. Keunggulan kitosan yakni sifatnya yang tidak beracun, mudah mengalami biodegradasi, bersifat polielektronik, polimer alami yang tidak memiliki efek samping [4]. Kitosan merupakan suatu polisakarida berbentuk linier yang terdiri dari monomer N-asetilglukosamin (GlcNAc) dan D-glukosamin (GlcN). Kitosan merupakan bentukan derivatif deasetilasi dari adalah kitin. Mengingat kitosan memiliki nilai ekonomis yang tinggi dan memiliki banyak nilai guna, maka pada penelitian ini digunakan limbah kulit kerang simping untuk dijadikan kitosan sehingga mengurangi limbah yang mencemari lingkungan. METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan di laboratorium kimia fisika, laboratorium jurusan kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Surabaya. Alat Alat- alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: peralatan gelas yang sering digunakan, refluks, stirrer, ayakan 100 mesh, FTIR. Bahan Bahan-bahan yang digunkan antara lain : NaOH, HCl, aquademin, kertas saring whatman, kulit kerang simping. Metode Penelitian Kulit kerang simping dicuci hingga bersih lalu dikeringkan. Kemudian kulit kerang simping dihancurkan hingga berberntuk serbuk berukuran 100 mesh.. Deproteinasi Serbuk kulit kerang simping berukuran 100 mesh larutkan dalam NaOH 3% dengan perbandingan 1:6 (b/v), diaduk selama 30 menit pada suhu 85 C. Kemudian disaring hingga didapatkan residu, residu disiram menggunakan aqudemin sampai ph netral. Setelah itu residu dikeringkan selama 24 jam pada suhu 20 C [5]. Demineralisasi Residu yang dihasilkan dari proses deproteinasi dilarutkan kedalam HCl 1,25 N dengan perbandingan 1:10 (b/v), diaduk selama 60 menit pada suhu 75 C. Kemudian disaring hingga didapatkan residu, residu disiram dengan aquademin hingga ph netral. Setelah itu residu dikeringkan selama 24 jam pada suhu 20 C. Hasil residu tersebut adalah kitin.[5] Deasetilasi Kitin hasil dari proses demineralisasi dilarutkan kedalam NaOH 45% dengan perbandingan 1:20 (b/v), campuran tersebut direaksikan dengan menggunakan refluks pada suhu 140 C selama 60 menit. Kemudian didinginkan dan disaring hingga didapatkan residu, residu dicuci dengan menggunakan aquademin hingga ph netral. Residu selanjutnya dikeringkan pada suhu 80 C selama 24 jam. Residu yang telah kering adalah kitosan [5]. Karakterisasi Khitosan Karakterisasi kitosan meliputi uji kadar air, nalisis gugus fungsi kitosan dan uji derajat deasetilasi mengguakan FTIR. Uji kadar air dilakukan dengan menimbang kitosan sebanyak 1 gram kemudian dimasukkan kedalam cawan porselin lalu dimasukkan ke dalam deksikator selama 30 menit, dan ditimbang kembali berat kitosan dan 110

cawan porselin. Lalu dioven pada suhu 105 C selama 60 menit. Selanjutnya cawan berisi kitosan dimasukkan kedalam deksikator lagi selama 30 menit, dan ditimbang kembali hingga didapatkan berat yang konstan [5]. Kemudian dimasukkan kedalam persamaan (1)...(1) Karakterisasi gugus fungsi kitosan dan menghitung derajat deasetilasi kitosan dianalisa menggunakan FTIR. Kemudian dimasukkan ke dalam persamaan (2) HASIL DAN PEMBAHASAN.. (2) Kulit kerang simping setelah dicuci bersih dan dikeringkan diayak hingga berbentuk serbuk berukuran 100 mesh, hal ini bertujuan untuk memperluas permukaan kulit kerang simping sehingga akan lebih mudah bereaksi dengan larutan pengekstrak saat proses isolasi kitosan. Deproteinasi Proses deasetilasi digunakan NaOH untuk menghilangkan kandungan protein dengan melepaskan ikatan-ikatan protein dari kitin yang terdapat dalam kulit kerang simping. Pada proses ini digunakan suhu tinggi dan pengadukan agar mempercepat pengikatan ujung rantai protein menggunakan NaOH sehingga proses degradasi protein dan pengendapannya sempurna. Pencucian dengan aquademin ini bertujuan untuk melarutkan Na-proteinat yang terbentuk saat reaksi berlangsung, sehingga akan hilang saat proses penyaringan dan pencucian. Mekanisme deproteinasi dapat dilihat pada gambar 1. Gambar 1. Mekanisme deproteinasi Demineralisasi Proses demineralisasi digunakan HCl karena merupakan asam mineral yang dapat melarutkan mineral yang terkandung dalam kulit kerang simping, yang umumnya kandungan mineral utama adalah CaCO3 dan Ca 3 (PO 4 ) 2 yang mudah hilang apabila dittambahkan HCl, sehingga kandungan mineral dalam kitin akan menjadi sangat rendah. Saat residu hasil deproteinasi dilarutkan dalam HCl akan terbentuk gelembung atau buih yang menandakan terlepasnya gas CO 2 yang berarti sedang berlangsung proses pelepasan mineral. Mekanisme demineralisasi dapat dilihat pada gambar 2. Gambar 2. Mekanisme demineralisasi Deasetilasi Proses deasetilasi ini bertujuan untuk menghilangkan gugus asetil yang 111

berikatan dengan gugus amina yang menggunakan larutan basa kuat, hal ini dikarenakan penggunaan basa lemah tidak dapat memutus ikatan C-N gugus asetamida pada atom C-2 asetamida kitin, sedangkan basa kuat dapat memutuskan ikatan antara gugus asetil dengan atom N sehingga didapatkan gugus amina (NH 2 ) pada kitosan. Penggunaan basa berkonsentrasi tinggi dan suhu yang tinggi saat proses deasetilasi mempengaruhi derajat deasetilasi yang didapatkan. Reaksi pembentukan kitosan dari kitin merupakan reaksi hidrolisis suatu amida. Kitin sebagai amida sedangkan NaOH sebagai basanya. Mulanya akan terjadi reaksi adisi, gugus OH - masuk ke dalam gugus NHCOCH 3 kemudian akan terjadi eliminasi gugus CH 3 COO - sehingga dihasilkan suatu amina yaitu kitosan. Mekanisme deasetilasi dapat dilihat pada gambar 3. Gambar 3. Mekanisme deasetilasi Karakterisasi Kitosan Kitosan yang diperoleh dari hasil analisis memiliki kadar air sebesar 0,299%. Kitosan dianalisis menggunakan FTIR dihasilkan Spektra FTIR kitin dan kitosan dapat dilihat pada gambar 4 dan gambar 5. Gambar 4. Spektra FTIR Kitin Berdasarkan spektra FTIR kitin pada gambar 4 dan spektra FTIR kitosan pada gambar 5, serapan gugus C=O (NHCOCH 3 ) pada panjang gelombang 1630,08 cm -1 spektranya melebar yang menunjukkan adanya gugus asetamida, sedangkan pada kitosan pada panjang gelombang 1637,32 cm -1 spektranya lebih tajam yang menunjukkan bahwa gugus asetil telah hilang dari kitin atau gugus asetamida sudah banyak yang berubah menjadi gugus amina. Pada spektra FTIR kitin panjang gelombang 2981,81 cm -1 menunjukkan adanya gugus metil (CH 3 ) yang terikat pada amida (NHCOCH 3 ) sedangkan pada kitosan serapan gugus CH 3 ini hilang ditunjukkan dengan hilangnya serapan pada panjang gelombang di spektra kitosan, dan dihasilkan derajat deasetilasi sebesar 92,8%. PENUTUP Simpulan Kitosan yang dihasilkan dari kulit kerang simping memiliki kadar air sebesar 0,299%. Memiliki serapan pada 3000-3500 cm -1 untuk gugus O-H dan N-H, 1637,32 cm -1 untuk gugus C=O amida, 1420,07 cm -1 untuk gugus C-H dan 1069,51 cm -1 untuk gugus C-O-C dan derajat deasetilasi sebesar 92,8%. DAFTAR PUSTAKA 1. K., Larita. (2006). Transformasi Khitin Menjadi Khitosan Serta Kemampuan Adsorpsinya Terhadap Ion Pb(II) 112

dalam Larutan. Universitas Udayana: Jimbaran, Bali. 2. Marganof. (2003). Potensi Limbah Udang Sebagai Penyerap Logam Berat(Timbal, Kadmium dan Tembaga) diperairan. http://rudict.topcities.com/pps7027103 4/margonof.htm. Diakses 8 Juni 2016 3. No, H.K., Lee, S.H., Park, N.Y dan Meyers, S.P. 2003. Comparison of phsycochemical, Binding and Antibacterial Properties og Chitosans Prepared Without and With Deproteinization Process. J. Agric. Food. Chem, Vol 51: 7659-7663. 4. Bhuvana, 2006. Studies on Frictional Behaviour of Chitosan-Coated Fabrics. Aux Res. J., Vol 6(4): 123-130. 5. Sinardi, Soewondo, P., dan Notodarmojo, S., (2013). Pembuatan, Karakterisasi dan Aplikasi Kitosan dari Cangkang Kerang Hijau (Mytulus Virdis Linneaus) Sebagai Koagulan Penjernih Air (121L). Jurnal Surakarta: Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 Universitas Sebelas Maret (UNS). 113