DESAIN RUANG PERPUSTAKAAN Oleh : Wanda Listiani, S.Sos 1 dan Novalinda, ST 2

dokumen-dokumen yang mirip
PENATAAN RUANGAN DI PERPUSTAKAAN UMUM KOTA SOLOK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Aria Wirata Utama, 2015

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian perpustakaan Perguruan Tinggi adalah perpustakaan yang

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA

Eksplorasi Desain Kualitas Ruang pada Perpustakaan Sekolah untuk Meningkatkan Minat Baca pada Siswa

BAB V ANALISIS Pengantar

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

Eksplorasi Desain Kualitas Ruang pada Perpustakaan Sekolah untuk Meningkatkan Minat Baca pada Siswa

Gambar 5.2 Mind Mapping Perawat dan Pengunjung Gambar 5.3 Mind Mapping Site dan Bangunan 1

Website : jurnal.ftumj.ac.id/index.php/semnastek. Jalan Babar Sari 44 Yogyakarta *

BAB II KAJIAN TEORITIS. Perpustakaan sebagai sarana pendidikan untuk mendidik diri sendiri atau. Menurut (Sutarno 2003, 32), perpustakaan umum adalah:

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

Evaluasi Kesesuaian Fungsi Ruang pada Ruang Baca Perpustakaan Pusat Universitas Brawijaya

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan Antara Penataan Ruang Perpustakaan Dengan Minat Belajar Siswa Di Perpustakaan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

EVALUASI PENATAAN PERABOTAN SECARA ERGONOMI BERDASARKAN POLA AKTIVITAS PENGGUNA RUANG

11. Batasan dan Definisi Judul I 1.2. Latar Belakang Permasalahan I

TATA RUANG DI PERPUSTAKAAN POLITEKNIK NEGERI PADANG

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

b e r n u a n s a h i jau

BAB 6. Figure 6. 1 Denah Opened-Gallery. sumber: Analisis Penulis, 2016 SRIWIJAYA ARCHAEOLOGY MUSEUM

Penjelasan Skema : Konsep Citra yang diangkat merupakan representasi dari filosofi kehidupan suku Asmat yang berpusat pada 3 hal yaitu : Asmat sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

EVALUASI BENTUK LAY OUT UNIT HUNIAN PADA RUSUN HARUM TEBET JAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

RUANG : VOLUME DENGAN BATAS-BATAS TERTENTU KARAKTER RUANG TERBUKA TERTUTUP SEMI TERBUKA SEMI TERTUTUP

DESAIN INTERIOR I One Room Apartment

berfungsi sebagai tempat pertukaran udara dan masuknya cahaya matahari. 2) Cross Ventilation, yang diterapkan pada kedua studi kasus, merupakan sistem

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR

DAFTAR ISI... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

INTERIOR PERPUSTAKAAN TK DESIGNED BY. HOLME scompany

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Ventilasi suatu bangunan merupakan salah satu elemen penting dalam

KONSEP DESAIN Konsep Organisasi Ruang Organisasi Ruang BAB III

BAB I PENDAHULUAN 1-1

Komparasi Dimensi dan Perabot Ruang Tidur Rumah Pribadi dan Rumah Kost di Banjarbaru

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

PENCAHAYAAN ALAMI PADA RUANG KULIAH LABTEK IX B JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR ITB

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building

Teknis Menggambar Desain Interior

BAB V HASIL RANCANGAN

PERANCANGAN INTERIOR LOBI DAN FASILITAS USIA DINI PERPUSTAKAAN GRHATAMA PUSTAKA YOGYAKARTA DENGAN GAYA POP - MODERN PERANCANGAN

Perpustakaan Umum di Yogyakarta dengan Pendalaman Desain Pencahayaan

BAB V HASIL RANCANGAN

DAFTAR ISI. Lembar pengesahan Abstrak Kata Pengantar... i Daftar Isi... iii Daftar Tabel... vi Daftar Gambar... vii Daftar Lampiran...

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN 3, , ,59. 14,16 Rata-rata ,29 8,85

BAB III TINJAUAN KHUSUS

KUESIONER PENELITIAN 1 RE-LAYOUT TATA RUANG PERPUSTAKAAN PADA KANTOR PERPUSTAKAAN ARSIP DAN DOKUMENTASI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

BAB 3 SRIWIJAYA ARCHAEOLOGY MUSEUM

KAJIAN ARSITEKTUR HEMAT ENERGI SECARA PASIF PADA PERUMAHAN DI MALANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KONSEP PERANCANGAN INTERIOR RUANG TIDUR UTAMA

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 6 HASIL PERANCANGAN

ELEMEN ESTETIS. Topeng Cepot pada Dinding. Ukiran pada partisi

- BAB III - TINJAUAN KHUSUS

ASPEK-ASPEK ARSITEKTUR BENTUK DAN RUANG.

BAB IV GAMBARAN UMUM UPT PERPUSTAKAAN POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

personal space Teks oleh Indra Febriansyah. Fotografi oleh Fernando Gomulya.

BAB III TINJAUAN TATA PAMER MUSEUM KONPERENSI ASIA AFRIKA BANDUNG. Museum Konperensi Asia Afrika merupakan sarana edukasi serta

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL

BAB I PENDAHULUAN. ruangan. Untuk mencapai kinerja optimal dari kegiatan dalam ruangan tersebut

Kajian Tata Ruang Perpustakaan Institut Seni Indonesia

Tata Cahaya pada Ruang Baca Balai Perpustakaan Grhatama Pustaka Yogyakarta

BAB V PENUTUP. masyarakat. Perancangan interior bertema Fragment of Spirit dengan gaya

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN & SARAN

BAB III TINJAUAN KHUSUS

BAB I PENDAHULUAN. dengan sejumlah perangkat personalia, gedung, koleksi, serta anggarannya

HOME OF MOVIE. Ekspresi Bentuk BAB III TINJAUAN KHUSUS. Ekspresi Bentuk. III.1 Pengertian Tema. Pengertian Ekspresi, adalah :

BAB VI KESIMPULAN. Gambar 6.1 Area Lobby. Desain Interior Surabaya Art Space sebagai Ajang Kreativitas dan Apresiasi

BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat, (UU No. 20, 2003). Dengan demikian perguruan tinggi

BAB IV PEMBAHASAN Pembahasan Data Hasil Observasi Dari data hasil observasi dapat dibahas sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

[2] PENCAHAYAAN (LIGHTING)

MENGKOMUNIKASIKAN GAMBAR DENAH, POTONGAN, TAMPAK DAN DETAIL BANGUNAN

Bab 7 Kesimpulan dan Saran

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. perumahan di Kota Sleman dan lahan pertanian masih tetap. penggunaan tanah sebagai pertimbangan utama, juga harus

BAB VI HASIL PERANCANGAN

Dramatic Lighting. Pencahayaan menjadi kekuatan desain pada apartemen yang terinspirasi dari gaya Jepang ini.

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN

A. SIFAT-SIFAT CAHAYA

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian

Re-Desain Interior Perpustakaan Pusat ITS Lantai 5 dengan Konsep Modern Minimalis BAB V KESIMPULAN

Persepsi Visual Audience pada Penataan Interior Auditorium

BAB IV IDENTIFIKASI MASALAH

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

TAHAP-TAHAP PROSES PERENCANAAN DESAIN INTERIOR I. Eko Sri Haryanto, S.Sn, HDII

EVALUASI PENGARUH LINGKUNGAN FISIK INTERIOR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA TERHADAP KENYAMANAN PENGGUNA. Debri Haryndia Putri

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

RESORT DENGAN FASILITAS MEDITASI ARSITEKTUR TROPIS BAB III TINJAUAN KHUSUS. 3.1 Latar Belakang Pemilihan Tema. 3.2 Penjelasan Tema

BAB VI HASIL PERANCANGAN. terdapat pada konsep perancangan Bab V yaitu, sesuai dengan tema Behaviour

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ELEMEN PEMBENTUK RUANG INTERIOR

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN

DATA PENULIS. Alamat di Bandung : Terusan Babakan Sukaresik No.3, Bandung. Alamat Asal : Jendral Sudirman No.93 Brebes - Jawa Tengah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Penerapan Konsep Defensible Space Pada Hunian Vertikal

Transkripsi:

DESAIN RUANG PERPUSTAKAAN Oleh : Wanda Listiani, S.Sos 1 dan Novalinda, ST 2 Kenyamanan ruang bagi pengguna perpustakaan adalah hal yang utama. Sebagai penunjang kegiatan membaca maupun kegiatan yang lainnya, pustakawan (pengelola perpustakaan) berkewajiban mendesain ruang perpustakaan senyaman dan sesehat mungkin. Pengetahuan dan pemahaman mengenai ruang menjadi penting bagi pustakawan (pengelola perpustakaan) untuk menarik pengunjung sebanyak mungkin dan membuat mereka betah berlama-lama berada di perpustakaan. Beberapa perpustakaan umum yang ada di daerah maupun perguruan tinggi masih belum memenuhi persyaratan desain ruang yang layak. Berikut beberapa konsep perencanaan perpustakaan dan contoh kasus desain ruang yang ada di perpustakaan : Sistem Layanan Sistem layanan sebuah perpustakaan dan perawatan koleksi yang harus dilakukan. Sistem pola terbuka misalnya, pengunjung dapat dengan bebas memilih atau mencari buku yang ingin dibacanya tanpa bantuan atau dengan bantuan pustakawan (pengelola perpustakaan). Layanan perpustakaan seperti ini disebut layanan terbuka. Kelemahan dari layanan ini adalah buku mudah rusak, dicuri/diambil orang atau susah ditemukan. Kesulitan penemuan buku ini terjadi karena biasanya pengunjung tidak menyimpan buku yang sudah dibacanya ketempat semula (asal) sesuai penomoran buku (klasifikasi). Menurut Neufert 3 ada 2 sistem pola perpustakaan yaitu : 1. Sistem Pola Terbuka yaitu sistem yang menggunakan penyimpanan buku secara tumpukan terbuka dilengkapi dengan ruang baca di dekatnya dan bukan diantara rak-rak. Bentuk ini banyak dijumpai di Amerika Serikat 2. Sistem akses tertutup yaitu di mana si pembaca tidak dapat mengambil buku sendiri melainkan harus melalui petugas dan buku dicari melalui katalog yang tersedia. 1 Pustakawan, sedang belajar sebagai Mahasiswa Magister Desain ITB Bandung 2 Arsitek, sedang belajar sebagai mahasiswa Magister Desain ITB Bandung 3 Ernst Neufert, Data Adrsitek, Jilid 1 edisi kedua 1993:145 1

Pada sistem akses tertutup biasanya perpustakaan memberi penyekat kaca atau partisi untuk membatasi pengunjung (ruang baca) dengan tempat penyimpanan (stock) koleksi perpustakan. Penggunaan penyekat kaca antara stock dengan ruang baca, menurut seorang arsitek bernama Mise Vander Rohe merupakan wujud dari konsep transparansi, yaitu bidang pembatas yang digunakan bukan lagi dinding melainkan dengan kaca. Ada 3 tipe dasar pola ruang berdasarkan dinding pembatasnya menurut Edward Hall dalam Laurens (2004: 194) yaitu 1. Ruang berbatas tetap (fixed-feature space) Ruang berbatas tetap dilingkupi oleh pembatas yang relatif tetap dan tidak mudah digeser, seperti dinding masif, jendela, pintu atau lantai. 2. Ruang berbatas semi tetap (semifixed-feature space) Adalah ruang yang pembatasnya bisa berpindah. Ruang-ruang yang dibatasi oleh partisi yang dapat dipindahkan ketika dibutuhkan setting yang berbeda. 3. Ruang informal Adalah ruang yang berbentuk hanya untuk waktu singkat, seperti ruang yang berbentuk ketika dua atau lebih orang berkumpul. Berikut contoh ruang perpustakaan dengan pola sistem tertutup : Keterangan : Bidang pembatas dengan menggunakan kaca Lokasi : Perpustakaan FSRD ITB Bandung, 2007 Kelemahan sistem akses tertutup ini adalah pengunjung tidak bebas memilih buku karena buku diambilkan oleh pustakawan (pengelola perpustakaan). 2

Penempatan Rak Buku Untuk menempatkan rak-rak buku dalam ruang perpustakaan, pustakawan (pengelola perpustakaan) harus memperhatikan luas ruang, banyaknya furnitur, letak jendela dan pintu serta tinggi plafon ruangan tersebut. Misalnya pada ruangan yang luasnya 7 m x 4 m, dengan ukuran rak buku 300 cm x 50 cm x 200 cm sebanyak 3 (tiga) buah dengan furniture : 2 meja ukurannya 100 cm x 50 cm, 4 kursi, pustakawan (pengelola perpustakaan) dapat mendesain ruang sesuai gambar denah sebagai berikut : Meja & Rak buku Rak buku Space untuk berjalan Untuk mendapatkan hasil optimal pada ruang yang terbatas maka harus diperhatikan perletakan furnitur, pintu dan jendela. Untuk ruang 300 cm x 50 cm, sebaiknya rak buku diletakkan pada dinding ruangan (atau dirapatkan pada dinding) yang terpanjang. Ini untuk memudahkan lalu lintas petugas atau pengunjung tanpa harus membelokkan badan ke kanan atau kiri. Pada bagian tengah ruangan diletakkan rak buku berlapis dua untuk menghemat ruangan dan lebih terkesan lapang. Posisi meja dan kursi untuk membaca bagi pengunjung diletakkan pada bagian dinding yang terpendek, agar ruang terlihat seimbang dan selaras. Pintu diletakkan disudut ruangan sehingga pandangan lebih terarah dan jelas kedalam ruangan. Jendela diletakkan antara ruang koleksi buku dan ruang informasi (didepannya), jendela kaca ini 3

memisahkan ruang, memberi kesan menyatu dan pengelola perpustakaan lebih mudah untuk mengontrol (mengawasi). Sistem Sirkulasi Yang dimaksud dengan sirkulasi dalam artikel ini adalah space atau ruang diluar perabot, biasanya digunakan untuk lalu lintas pengunjung atau pengelola perpustakan. Ada beberapa model sirkulasi dalam ruang didasarkan pada penempatan dan bukaan pintu antara lain : Condong untuk berhenti/memperlambat jalan membelokkan meneruskan Tidak baik, ruang terbagi menjadi dua bagian, Membingungkan bagi yang masuk Baik, pandangan terarah ke seluruh ruang Jelas, langsung Tidak jelas, terhalang Baik/menguntungkan Pandangan jelas Orientasi baik Kurang baik Terbagi dua Symetri 4

Tidak baik Pandangan kurang jelas Sangat tidak baik Terbagi-bagi Tidak berketentuan Berikut gambar kasus penempatan rak dan sirkulasi : kaca keterangan: = kaca = meja = kursi = rak buku = pintu = jendela Ruang di dalam Perpustakaan Keterangan : Penempatan rak dan sirkulasi ruang Sirkulasi dari arah pintu menuju ruang koleksi Lokasi : Perpustakaan FSRD ITB Bandung, 2007 Sistem Pencahayaan Pencahayaan menjadi salah satu unsur utama dalam menciptakan suasana nyaman (comfort) dalam ruang. Sumber pencahayaan dapat berasal dari sumber cahaya alami (natural lighting, misal sinar matahari, sinar bulan, sinar api dan sumber dari alam) dan sumber cahaya buatan (artificial lighting, misal lampu). Sumber pencahayaan ini menimbulkan efek-efek dan memberi pengaruh sangat luas kepada pembaca 5

perpustakaan atau penghuni ruangan tersebut. Menurut Suptandar (1999:217), terang cahaya suatu penerangan ditentukan oleh faktor-faktor : 1. Kondisi ruang (tertutup atau bukaan) 2. Letak penempatan lampu 3. Jenis dan daya lampu 4. Jenis permukaan benda-benda dalam ruang (memantulkan atau menyerap) 5. Warna-warna dinding (gelap atau terang) 6. Udara dalam ruang (asap rokok dan sebagainya) 7. Pola diagram dari tiap lampu Sumber pencahayaan dari matahari biasanya melalui atap/vide, jendela, genting kaca dan sebagainya. Cahaya dari sumber alam ini sangat baik untuk kesehatan. Sedangkan pencahayaan buatan dalam perancangan ruang dapat bersumber dari lampu atau permainan bidang kaca. Berikut contoh pemakaian lampu dalam ruang perpustakaan. Keterangan : : Lampu gantung mengikuti bentuk kemiringan plafon Lokasi : Perpustakaan FSRD ITB Bandung, 2007 Pada umumnya suasana gelap dalam ruang perpustakaan kurang memberikan suasana nyaman. Suasana gelap dapat memberikan dampak sebagai berikut : 1. rasa takut 2. rasa tidak jelas 3. rasa menyeramkan Tapi tidak semua suasana gelap dapat menimbulkan rasa ketakutan, tergantung faktor pengalaman dan kebiasaan. Terbatasnya cahaya penerangan sebuah ruang memberi persepsi menyeramkan pada ruang tersebut. 6

Suasana gelap dan terang ini dapat menghasilkan suatu nilai dan kesan menarik atau tidak menarik pada sebuah ruang perpustakaan. Menurut Hakim (2004:174), untuk mendapatkan cahaya terang, peletakan sumber cahaya dapat dibagi menjadi 3 bagian : 1. Sumber cahaya di atas mata manusia 2. Sumber cahaya setinggi mata manusia 3. Sumber cahaya di bawah mata manusia Sedangkan dilihat dari segi arah sumber cahaya, dapat pula dikategorikan menjadi 3 bagian : 1. Arah cahaya tegak lurus ke bawah 2. Arah cahaya tegak lurus ke atas 3. Arah cahaya membentuk sudut Cahaya yang dipantulkan oleh lampu dari arah atas kepala akan lebih baik untuk kegiatan membaca. Karena sinar dari lampu tidak menimbulkan bayangan manusia yang jatuh ke permukaan meja ketika orang sedang membaca seperti gambar di bawah ini : 7

Sirkulasi Udara Tidak adanya pertukaran udara, antara udara luar dengan udara di dalam ruangan menyebabkan ruangan terasa pengap. Sebagai antisipasi dari kepengapan tersebut adalah digunakannya alat bantu AC (air conditioner), ventilasi atau penempatan jendela pada dinding ruang perpustakaan. Ruang Informasi Ruang informasi adalah tempat pustakawan (pengelola perpustakaan) memberikan layanan informasi baik tentang buku, proses peminjaman atau pengembalian buku. Agar tidak terjadi crossing (persilangan) antara yang meminjam dengan yang mengembalikan buku, pustakawan (pengelola perpustakaan) memisahkan tempat menjadi dua bagian, seperti dalam gambar di bawah ini : Tempat Peminjaman Buku Tempat Pengembalian Buku Keterangan : Tempat peminjaman dan pengembalian buku Lokasi : Perpustakaan Fakultas Sastra UI Depok, 2006 Ruang Baca Ruang baca tidak sekedar dirancang untuk mengakomodasi kebutuhan fisik dan kebutuhan visual (lihat) saja, melainkan disesuaikan dengan fungsi yang mendukung ruang tersebut. Secara fisik, semua orang membutuhkan besar ruang tertentu untuk merasa aman dan nyaman dalam membaca. Jumlah dan bentuk ruang ini bervarasi, tergantung pada luas ruang perpustakaan, aktivitas dan pengguna. Menurut Halim (2005:89), ada 4 dimensi psikologis yang ditimbul dari sebuah ruang yaitu : 8

1. Kepemilikan ruang 2. Pesonalisasi ruang 3. Tingkat privasi ruang 4. Kontrol atas ruang Keempat dimensi psikologis tersebut menjadi panduan bagi pustakawan (pengelola perpustakaan) dalam mendesain ruang perpustakaan dimana mereka bekerja. Karena dalam desain, orang baik pengunjung, pengguna perpustakaan atau pengelola) lebih menerima ruang dan isinya jika itu memberi kenyamanan. Sehingga perpustakaan tidak hanya sebagai perpustakaan saja, melainkan sebagai tempat yang menyenangkan dan nyaman untuk membaca. DAFTAR PUSTAKA Hakim, Rustam dan Hardi Utomo, 2004. Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap : Prinsip-Unsur dan Aplikasi Desain, Jakarta : Penerbit Bumi Aksara Halim, Deddy, 2005. Psikologi Arsitektur : Pengantar Kajian Lintas Disiplin, Jakarta : Penerbit Grasindo Laurens, Joyce Marcella, 2004. Arsitektur dan Perilaku Manusia, Jakarta : Penerbit Grasindo Neufert, Ernst, 1993. Data Arsitek, Jilid 1 Edisi Kedua, Jakarta : Penerbit Erlangga Suptandar, J. Pamudji, 1999. Disain Interior : Pengantar Merencana Interior Untuk Mahasiswa Disain dan Arsitektur, Jakarta : Penerbit Djambatan 9

BIODATA PENULIS Nama : Wanda Listiani Alamat : Jl. Ciheulang Baru 15C Bandung 40134 Alamat : Sayidan GM 2/196 Yogyakarta 55121 Telp. HP : 0818221151 Email : wanda_96@yahoo.com Karya : 2006 Draft Novel Desain berjudul Mata Gardes 2006 Draft Buku berjudul Kereta Kuda 2006 Juara III Kompetisi Nasional 2006 Penulisan Proposal Pembangunan Layanan dan Informasi di Telecenter secara Partisipatoris untuk Pemberdayaan Masyarakat Perdesaan diselenggarakan Bappenas, PT. Microsoft Indonesia, PT. Pasifik Satelit Nusantara dan UNDP 2006 Draft Novel Nyai Bedono 2006 Draft Novel Mantra Bernyanyi : Monolog Pulau Pasir BIODATA PENULIS Nama : Novalinda Alamat : Jl. Sadang Tengah II No.2 Bandung 40134 Alamat asal : Jl. Pembangunan Kompleks Pondok Surya Blok VI No. 231 Medan 20124 Telp. HP : 081370857518 Email : linda_sagt03@yahoo.com Karya : Menulis artikel di Jurnal Arsiplan Jurusan Arsitektur Institut Teknologi Medan 10