BAB I PENDAHULUAN. bernilai edukatif.interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pustaka Belajar, 2009), hlm Rosdakarya, 2011), hlm

BAB I PENDAHULUAN. 1 Departemen Pendidikan Nasional RI, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN. mewarnai interaksi antara guru dan anak didik. Interaksi yang edukatif ini dikarenakan

I. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan di Indonesia dewasa ini sedang mengalami krisis, yang harus dijawab oleh dunia pendidikan. Jika proses-proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dirinya melalui proses pembelajaran dan atau cara lain yang dikenal dan diakui

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pendidikan di Indonesia terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia melalui kegiatan pengajaran, ada dua buah konsep

BAB I PENDAHULUAN. Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, PT Rineka Cipta, Jakarta, 1991, hlm

BAB I PENDAHULUAN. (Bandung: Sinar Baru Al Gensindo, 2005), hlm. 2. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD, MI, dan SDLB, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. 2009), hlm tentang Guru dan Dosen, UU Guru dan Dosen, (Bandung : Nuansa Indah, 2006), hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 74.

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia, 2008), hlm Ibid, hlm

Penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri Untuk Peningkatan Hasil Pembelajaran IPS Bagi Peserta Didik

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAWUNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. Diberikannya pelajaran matematika untuk setiap jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. (pendidik), kurikulum (materi pelajaran), sarana (peralatan dan dana) serta murid

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. tugas dan kewajiban guru. Oleh karena itu, seorang guru memerlukan strategi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pemberian Pekerjaan Rumah. a. Pengertian Mengerjakan PR/Tugas

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA DI KELAS VII SMP NEGERI 1 PATUMBAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan sebagaimana dirumuskan dalam

BAB I PENDAHULUAN. dalam pendidikan telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Cet.7, hlm Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 2008),

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. perpustakaan yang lengkap, media dan lain sebagainya). materi yang akan disampaikan. Akan tetapi ada faktor-faktor lain yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD, MI, dan SDLB, hlm. 417

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Matematika adalah ilmu yang sangat penting dalam kehidupan kita karena dengan Matematika kita bisa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (Yogyakarta: Kepel Press, 2013), hlm Haryono, Pembelajaran IPA Yang Menarik dan Mengasyikkan,

METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB V PEMBAHASAN. penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Maka dari iru tugas seorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang diajarkan di Pendidikan Dasar (SD dan SLP) dan Pendidikan Menengah

BAB 1 PENDAHULUAN. 2009), hlm.3. di Abad Global, (Malang: UIN-Maliki Press, 2012), hlm. 4. Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. 19, hlm. 4.

HASIL BELAJAR KIMIA SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN METODE THINK-PAIR-SHARE DAN METODE EKSPOSITORI

BAB I PENDAHULUAN. memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana sebenarnya belajar itu (belajar untuk belajar). Dalam arti yang lebih

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif. pembelajaran tersebut, serta tingkat kemampuan peserta didik. 1

BAB I PENDAHULUAN. sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam berinteraksi dengan

BAB II KAJIAN TEORI. baik guru maupun siswa pada proses pembelajaran. Bagi guru, strategi

BAB I PENDAHULUAN. yang mengajar dan anak didik yang belajar. Perpaduan dari kedua unsure

I. PENDAHULUAN. mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Undang-Undang Nomor 20 Tahun. Berdasarkan hal itu pemerintah terus berupaya mewujudkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. motivasi yang lemah, akan malas bahkan tidak mau mengerjakan tugas-tugas. yang berhubungan dengan pelajaran tersebut.

METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. professional dalam meningkatkan mutu kehidupan berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan cara untuk memenuhi dan meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Demikian juga piranti pendidikan yang semakin canggih, oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dibuktikan dari hasil belajar siswa terhadap materi yang dipelajari yang

BAB I PENDAHULUAN. belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja sendiri. 1 Artinya bahwa proses

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI STRUKTUR BUMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWA KELAS VI SDN 181/VII GURUH BARU II MANDIANGIN

BAB I PENDAHULUAN. perubahan demi mencapai suatu keberhasilan. usaha, kemauan dan tekat yang sungguh-sungguh.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. segala sesuatu yang ada di alam semesta ini. pada rumpun ilmu dimana obyeknya merupakan benda-benda alam dengan

BAB I PENDAHULUAN. taraf pemikiran yang tinggi dan telah melaksanakan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, dan

PENINGKATAN KREATIVITAS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SPONTANEOUS GROUP DISCUSSION (SGD) PADA SISWA KELAS VII

I. PENDAHULUAN. kreatif, terampil, bertanggung jawab, produktif, dan berakhlak. Fungsi lain dari

I. PENDAHULUAN. proses pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan

I. PENDAHULUAN. untuk lebih menyiapkan anak didik dengan keterampilan-keterampilan baru,

I. PENDAHULUAN. kehidupan sehingga diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal.

MEIDITA CAHYANINGTYAS K

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN IPS DENGAN MENERAPKAN TEKNIK BRAINSTORMING DI KELAS VIII-C SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua

BAB I PENDAHULUAN. tidak bisa dipisahkan, sebab siswa melakukan kegiatan belajar karena guru

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang dapat ditempuh untuk mengembangkan. dan meningkatkan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. awalan men, menjadi mendidik, yaitu kata kerja yang artinya memelihara

BAB I PENDAHULUAN. itu, untuk menciptakan sumber daya manusia yang kreatif, inovatif dan produktif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan kewarganegaraan (PKn) merupakan mata pelajaran wajib

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

1. PENDAHULUAN. dikarenakan sasaran dari pendidikan adalah peningkatan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna di muka

BAB I PENDAHULUAN. Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, PT Rineka Cipta, Jakarta, 2002, hlm. 15 3

BAB II LANDASAN TEORI

hlm Nana Sudjana, Cara Belajar Peserta didikaktif, (Bandung: Sinar Baru Algensind, 1996),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan rangkaian kegiatan komunikasi antar manusia,

Ilmu Pendidikan,Universitas Sebelas Maret Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. IPTEK, dituntut sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

BAB II KAJIAN TEORI. mempelajari sesuatu, kita akan mempelajarinya dengan sungguh-sungguh dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan, pengendalian diri dan keterampilan untuk membuat dirinya berguna di

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakangMasalah Belajar mengajar adalah suatu kegiatan antara guru dan siswa yang bernilai edukatif.interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan. Guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya guna kepentingan pengajaran 1. Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Belajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subjek yang menerima pelajaran (sasaran didik), sedangkan mengajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pengajar. Dua konsep tersebut terpadu menjadi satu kegiatan mana kala terjadi interaksi guru siswa, siswa siswa pada saat pengajaran itu berlangsung. Inilah makna belajar dan mengajar sebagai proses. Interaksi guru siswa sebagai makna utama proses pengajaran memegang peranan penting untuk mencapai tujuan pengajaran yang efektif. Mengingat siswa sebagai subjek dan sekaligus objek. Dalam pengajaran, maka inti -inti proses pengajaran tidak lain adalah kegiatan belajar siswa dalam mencapai suatu tujuan pengajaran 2 1 SyaifulBahriDjamarahdan Aswan Zain, StrategiBelajarMengajar, (Jakarta: RinekaCipta, 1997), Cet. 1, hlm. 1. 2 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses BelajarMengajar, (Bandung: SinarBaruAlgesindo, 2009), Cet. 10, hlm. 28. 1

2 Guru sebagai pembimbing atau pengatur proses belajar mengajar, mempunyai tanggung jawab dalam pembelajaran agar tujuan dari kegiatan belajar mengajar dapat tercapai. Namun, permasalahan yang sering dihadapi oleh guru ketika berhadapan dengan peserta didik adalah masalah pengelolaan kelas. Setiap masuk kelas, guru dituntut untuk mengelola kelas hingga berakhirnya kegiatan pembelajaran. Seorang guru harus berusaha menciptakan susana kondusif bagi kegairahan dan kesenangan belajar siswa demi keberhasilan siswa dan demi peningkatan hasil belajar agar tercapainya tujuan pembelajaran. Ada tiga aspek yang membedakan siswa yang satu dengan yang lainnya, yaitu: aspek intelektual, psikologis, dan biologis. Ketiga aspek tersebut diakui sebagai akar permasalahan yang melahirkan bervariasinya sikap dan tingkah laku siswa di sekolah. Hal itu menjadi tugas yang cukup berat bagi guru dalam mengelola kelas dengan baik, sebab pengelolaan kelas yang baik akan malahirkan interaksi belajar mengajar yang baik pula 3. Metode mengajar dapat diartikan sebagai cara menyajikan atau mengajarkan suatu materi pengajaran. Ini berarti metode mengajar digunakan untuk merealisasikan rencana pembelajaran yang telah ditetapkan. Peranan metode mengajar adalah alat untuk menciptakan proses mengajar dan belajar. Dengan metode mengajar diharapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa sehubungan dengan kegiatan mengajar guru 4. 3 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, op cit, hlm. 1-2. 4 Nana Sudjana, loc.cit, hlm.76.

3 Oleh karena itu metode mengajar mempunyai peran yang cukup besar dalam kegiatan belajar mengajar. Kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki siswa, akan ditentukan oleh kerelevansian penggunaan suatu metode mengajar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Itu berarti tujuan pembelajaran akan dapat dicapai dengan penggunaan metode mengajar yang tepat, sesuai dengan standar keberhasilan yang terpatri dalam suatu tujuan. Metode mengajar yang dapat dipergunakan dalam kegiatan belajar mengajar bermacam macam. Penggunaannya tergantung dari rumusan tujuan. Dalam mengajar, jarang ditemukan guru menggunakan satu metode mengajar, tetapi kombinasi dari dua atau beberapa macam metode mengajar. Penggunaan metode mengajar gabungan dimaksudkan untuk menggairahkan belajar siswa. Dengan bergairahnya belajar, siswa tidak sukar untuk mencapai tujuan pengajaran. Karena bukan guru yang memaksakan siswa untuk mencapai tujuan, tetapi siswalah dengan sadar untuk mencapai tujuan 5. Dalam pembelajaran fikih khususnya pada materi infak dan sedekah di kelas guru masih menggunakan metode ceramah, sehingga siswa tidak terlibat langsung dalam pembelajaran di kelas. Oleh sebab itu hasil belajar yang dicapai siswa rendah. Karena pada saat guru menjelaskan materi, siswa sering ramai sendiri dan kebanyakan siswa enggan untuk membaca materi yang sudah dijelaskan oleh guru. Selain metode ceramah yang diterapkan guru, guru juga mencoba menggunakan sistem kerja kelompok. Namun, hasil belajar yang dicapai 5 Syaiful Bahri Djamarah dan Azwan Zain, op.cit., hlm. 3-4.

4 siswa pun masih menunjukkan ketidak sesuaian dengan hasil yang di harapkan. Masalah-masalah yang timbul dari kerja kelompok yang diterapkan guru di kelas masih ditemukan bagi anak yang malas belajar, mereka akan cenderung diam karena malas untuk membaca materi yang diberikan oleh guru pada saat kerja kelompok berlangsung dan menerima apapun hasil dari kerja kelompoknya. Selain itu, masalah yang ditemukan bahwa dalam memilih kerja kelompok kebanyakan siswa lebih cenderung dengan temanteman yang mereka senangi saja atau biasanya anak yang lebih pandai akan lebih senang bekerja kelompok dengan teman yang pandai. Hal ini terjadi karena rasa ego diantara mereka masih tinggi. Tidak hanya itu dalam kerja kelompok berlangsung sering ditemukan bagi siswa yang sering kali kurang memiliki sharing skills (keterampilan berbagi), yang berarti bahwa mereka mengalami kesulitan untuk berbagi waktu dan materi antara anggota kelompoknya 6, akan merasa minder dengan siswa yang memiliki sharing skills yang bagus. karena mereka yang memiliki sharing skills yang bagus akan lebih mendominasi jalannya kerja kelompok yang berlangsung, sehingga kerja kelompok ini akan membuat ketidak merataan dalam hasil belajar yang dicapai. Karena siswa yang pandai akan selalu mendapat nilai yang bagus dan bagi siswa yang kurang pandai hasil belajarnya akan sulit mengalami peningkatan. 6 Daniel Muijs & David Reynold, Efective Teaching (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), hlm, 83.

5 Kendala-kendala yang muncul dari kerja kelompok tersebut perlu menjadi perhatian bagi guru dalam meningkatkan hasil belajar bagi siswa dalam pembelajaran fikih di kelas. Oleh sebab itu perlu adanya perbaikan dalam pembelajaran fikih khususnya pada materi infak dan sedekah dengan menggunakan metode yang mampu menekankan keaktifan dari seluruh anggota kelompok. Karena dalam kerja kelompok terjadinya suasana saling memahami, saling tukar pikiran, dan saling membantu antara teman sekelompok yang nantinya akan meningkatkan hubungan antar teman sekelompok untuk saling menghormati. 7 Yang nantinya suasana inilah yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan uraian diatas dapat dipahami bahwa peningkatan pembelajaran sangat diperlukan. Dalam hal ini pendidik harus dapat menciptakan model pembelajaran yang menarik dan inovatif serta tidak membosankan yang dapat mengembangkan daya pikir kreatif paserta didik, melibatkan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran, membuat peserta didik berani mengungkapkan ide atau gagasan yang sesuai dengan topik yang dibahas dan mengembangkan keterampilan proses yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam mempelajari materi fikih. Oleh sebab itu, penulis mencoba menerapkan metode Jigsaw pada pembelajaran fikih materi infak dan sedekah dalam meningkatkan hasil belajar. Penggunaan metode ini berlandaskan bahwa setiap siswa mendapat perlakuan yang sama dalam proses pembelajaran. Metode Jigsaw merupakan 7 Haris Mujiman, Manajemen Pelatihan (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, cet IV, 2011), hlm, 133

6 salah satu tipe pembelajaran Cooperative yang mendorong semua siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai hasil belajar yang maksimal. 8 Dalam mengajarkan fikih di Madrasah Ibtidaiyah, guru diharapkan mampu menggunakan model-model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Salah satu model pembelajaran yang sesuai untuk mata pelajaran fikih adalah model jigsaw. Hal ini karena Model jigsaw merupakan model pembelajaran yang bertujuan untuk melatih peserta didik agar terbiasa berdiskusi dan bertanggung jawab secara individu untuk membantu memahamkan tentang suatu materi pokok kepada teman sekelasnya. Model jigsaw lebih diwarnai student centered daripada teacher centered, penuh dengan bentuk aktivitas siswa, tentunya menekankan pentingnya siswa untuk membangun sendiri pengetahuan mereka dalam proses belajar mengajar. Arah pembelajaran tidak hanya berasal dari guru, tetapi siswa juga dapat belajar dengan sesamanya 9. Salah satu usaha yang dilakukan yaitu dengan menerapkan berbagai model pembelajaran yang bertujuan meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran, sehingga hasil evaluasi belajarnya lebih baik. Berdasarkan latar belakang di atas, mendorong peneliti untuk mengadakan penelitian guna mengetahui bagaimana hasil belajar siswa setelah diberi model pembelajaran tersebut. Dalam hal ini, peneliti menerapkan model pembelajaran jigsaw untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas IV di MI Miftahul 8 Isjoni, Pembelajaran Kooperatif (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, cet III, 2011), hlm 77 9 Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang: Rasail Media Group, 2008), hlm. 83.

7 Mubtadi in Dabung Bangkalan tahun 2012/2013. Lebih lengkapnya judul penelitian ini adalah Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fikih Kelas IV Materi Pokok Infak dan Sedekah di MI Miftahul Mubtadi in Dabung Bangkalan. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini dapat diterangkan sebagai berikut : 1. Bagaimanakah proses PTK penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan hasil belajar fikih kelas IV materi pokok infak dan sedekah di MI Miftahul Mubtadi in Dabung Bangkalan? 2. Bagaimanakan peningkatan hasil belajar fikih siswa kelas IV materi pokok infak dan sedekah di MI Miftahul Mubtadi in Dabung Bangkalan? C. Tindakan yang Dipilih Tindakan yang dipilih untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi infak dan sedekah mata pelajaran fikih tersebut adalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini dikarenakan salah satu faktor dari ketidak tuntasan belajar adalah kesanggupan untuk memahami pengajaran, dan waktu yang tersedia untuk belajar.

8 D. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai peneliti dalam penelitian adalah sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan proses PTK penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan hasil belajar fikih kelas IV materi pokok infak dan sedekah di MI Miftahul Mubtadi in Dabung Bangkalan. 2. Mendeskripsikan peningkatan hasil belajar fikih siswa kelas IV materi pokok infak dan sedekah di MI Miftahul Mubtadi in Dabung Bangkalan. E. RuangLingkup Penelitian Ruang lingkup dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut: 1. Permasalahan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah masalah peningkatan hasil belajar siswa. 2. Penelitian tindakan kelas ini dikenakan pada siswa kelas IV. 3. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MI Miftahul Mubtadi in Dabung Bangkalan. 4. Dalam penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013. F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi seluruh komponen akademik sebagai berikut:

9 1. Bagi Siswa Membantu siswa dalam proses pembelajaran, siswa tidak akan merasa bosan belajar didalam kelas dan siswa dapat aktif dalam pembelajaran sehingga mampu meningkatkan hasil belajarnya. 2. Bagi Guru Membantu guru dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw metode yang tepat yang sesuai dengan keadaan siswa agar dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif dalam pembelajaran sehingga mampu meningkatkan hasil belajarnya. 3. Bagi Sekolah Membantu pihak sekolah dalam rangka mencerdaskan siswa dengan meningkatkan aktifitas pembelajaran siswa maka akan meningkat pula hasil yang diraih siswa dan akan membawa nama baik sekolah.