Desain dan Pembuatan Sistem Pengukuran Kualitas Udara Menggunakan Mikrokontroler

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PEMBUATAN SISTEM. kadar karbon monoksida yang di deteksi oleh sensor MQ-7 kemudian arduino

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar

BAB I PENDAHULUAN. Udara mempunyai arti yang sangat penting di dalam kehidupan manusia dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

B A P E D A L Badan Pengendalian Dampak Lingkungan

RANCANG BANGUN PROTOTYPE PENDETEKSI KADAR CO SEBAGAI INFORMASI KUALITAS UDARA BERBASIS MIKROKONTROLER

Oleh: Dosen Pembimbingh: Gaguk Resbiantoro. Dr. Melania Suweni muntini

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Pemetaan Tingkat Polusi Udara di Kota Surabaya Berbasis Android

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rangkaian terdiri dari blok mikrokontroler, blok

BAB IV HASIL DAN PEMBAHSAN. blok rangkaian penyusun sistem, antara laian pengujian Power supply,

BAB III PERANCANGAN SISTEM

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar dan

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) 1-6 1

RANCANG BANGUN ALAT UKUR POLLUTANT STANDARD INDEX YANG TERINTEGRASI DENGAN PENGUKURAN FAKTOR-FAKTOR CUACA SECARA REAL TIME

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil pengujian minimum sistem ditunjukkan pada tabel 4.1.

BAB I PENDAHULUAN. Pollution Monitoring Network (BAPMoN) tahun 1960, Global Atmosphere Watch

I. PENDAHULUAN. Perkembangan alat ukur yang semakin canggih sangat membantu dunia industri

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kesehatan manusia. Hal ini disebakan karena gas CO dapat mengikat

Rancang Bangun Alat Pendeteksi Kadar Gas Karbon Monoksida (CO) pada Kendaraan Bermotor Menggunakan Arduino Uno TUGAS AKHIR

RANCANG BANGUN ALAT UJI EMISI KENDARAAN BERMOTOR DENGAN TAMPILAN LCD BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega16

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sensor dengan output toggle adalah sensor yang memiliki output biner dalam bentuk pulsa.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III PERANCANGAN SISTEM

TJ TUGAS AKHIR I - 3 SKS

Page 1 KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN NOMOR: KEP- 107/KABAPEDAL/11/1997 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk dapat menyelesaikan permasalahan pencemaran udara yang terjadi.

BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN

PENDETEKSI OTOMATIS ARAH SUMBER CAHAYA MATAHARI PADA SEL SURYA. Ahmad Sholihuddin Universitas Islam Balitar Blitar Jl. Majapahit no 4 Blitar.

Keputusan Kepala Bapedal No. 107 Tahun 1997 Tentang : Perhitungan Dan Pelaporan Serta Informasi Indeks Standar Pencemar Udara

Jawaban Ujian Tengah Semester EL3096 Sistem Mikroprosesor & Lab

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 2015.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit saluran pernapasan atau pneumokoniosis yang merupakan penyakit

BAB IV ANALISA KERJA DARI SISTEM WIRELESS SENSOR NETWORK BERBASIS INTERNET PROTOCOL (IP) UNTUK PEMBACAAN TINGKAT POLUSI UDARA

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam bab ini dijelaskan beberapa hal dasar yang meliputi latar belakang,

PEMBUATAN GAS ANALYZER DAN ANALISIS AKURASI SENSOR OKSIGEN DENGAN VARIASI PERUBAHAN PANJANG SELANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. PRASYARAT GELAR... ii. LEMBAR PERSETUJUAN... iii. PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iv. SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT...

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

APLIKASI TEKNOLOGI GSM/GPRS PADA SISTEM DETEKSI KEBAKARAN BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535 ABSTRAK

PENDETEKSI DAN PENETRALISIR POLUSI ASAP DENGAN KONTROL MELALUI APLIKASI ANDROID (RANCANG BANGUN PERANGKAT KERAS)

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN I - 1

Clamp-Meter Pengukur Arus AC Berbasis Mikrokontroller

Rancang Bangun PLC ( Programmable Logic Control ) Dengan Mempergunakan Mikrokontroler ATmega8

BAB III METODE PENELITIAN

POSITRON, Vol. VI, No. 1 (2016), Hal ISSN :

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III METODOLOGI RANCANG BANGUN ALAT

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya pembangunan fisik kota dan pusat-pusat industri, kualitas udara

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi negara-negara di dunia semakin meningkat. Hal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dwi Harjono, 2014 Universitas Pendidikan Indonesia Repository.upi.edu Perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN. Pencemaran udara adalah permasalahan besar yang harus dihadapi pada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. vegetasi dan material karena ulah manusia (man made). Sedangkan menurut

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas

Pengantar Programable Logic Control. Dr. Fatchul Arifin, MT

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PERSYARATAN PRODUK

PERANCANGAN ALAT PENGUKUR BERAT BADAN IDEAL TERINTEGRASI DENGAN WEBSITE BERBASIS MIKROKONTROLER BS2P40 ABSTRAK

RANCANG BANGUN ALAT UKUR KADAR GAS CO BERBASIS NIRKABEL RF UNTUK PEMANTAUAN KONDISI PENCEMARAN UDARA

Perancangan Sistem Monitoring Gas Hasil Pengolahan Sampah

SISTEM INFORMASI REAL TIME PEMAKAIAN ENERGI LISTRIK

Penilaian Kualitas Udara, dan Indeks Kualitas Udara Perkotaan

Suwito 1, Dimas Anton, Gilang Dwi P

ROBOT PENGURAI ASAP DALAM RUANGAN MENGGUNAKAN T-BOX DENGAN METODE BEHAVIOUR BASED CONTROL

2. TINJAUAN PUSTAKA. oleh tiupan angin, perbedaan densitas air laut atau dapat pula disebabkan oleh

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus

2 METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2015 hingga Oktober 2015

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Nama : Zulham.Saptahadi Nim : Kelas : 08 Tk 04

PEMBUATAN ALAT PENDETEKSI KADAR POLUSI UDARA (CO) BERBASIS MIKROKONTROLER AT89C51 LAPORAN PROYEK AKHIR. Oleh : Wurianto Adi NIM

PEMBUATAN ALAT UKUR JARAK BERBASIS PC MENGGUNAKAN SENSOR GP2D12 MELALUI SERIAL PORT. Dwi Riyadi M

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III PERANCANGAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT. hardware dan perancangan software. Pada perancangan hardware ini meliputi

SISTEM MONITORING PENCEMARAN POLUTAN KENDARAAN VIA GADGET BERBASIS ARDUINO

BAB 1 : PENDAHULUAN. Akan tetapi udara yang benar-benar bersih saat ini sudah sulit diperoleh, khususnya

III. METODE PENELITIAN. : Laboratorium Teknik Kendali Jurusan Teknik Elektro. Universitas Lampung

Oleh : Pembimbing : Rachmad Setiawan, ST.,MT. NIP

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT

PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI KADAR GAS BUANG CO PADA SEPEDA MOTOR MATIC BERBASIS ARDUINO DENGAN SENSOR MQ-7 TUGAS AKHIR NURHAYATI FITRI

BAB I PENDAHULUAN. orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan

PENGATUR KADAR ALKOHOL DALAM LARUTAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM. PU yang berfungsi mengatur dan bekerja sebagai kunci dari semua komponen

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III RANCANG BANGUN

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

Desain dan Pembuatan Sistem Pengukuran Kualitas Udara Menggunakan Mikrokontroler Abstrak M. Sadeli Amli, Brian Yuliarto, Nugraha Program Studi Teknik Fisika, Institut Teknologi Bandung Jalan Ganesha 10 Bandung Polusi udara muncul menjadi masalah terbesar di kota-kota besar. Polutan yang ada di udara tersebut berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk melakukan pemantauan kualitas udara. Namun, alat pemantauan yang ada saat ini memiliki banyak kekurangan di antaranya sangat statis, harganya mencapai Rp 5,5 milyar untuk satu unit, dan data yang ditampilkan tidak real time dan online. Penelitian ini menitikberatkan pada desain dan pembuatan sistem pengukuran kualitas udara agar dapat menghasilkan data pengukuran yang akurat dan datanya dapat ditampilkan pada situs jaringan. Skema sistem pengukuran kualitas udara ini terdiri dari sistem pengukuran, sistem database, dan sistem presentasi data. Modul pengukur terdiri dari sensor elektrokimia (CO-B4 dan SO2-B4), pengondisi sinyal (ISB dan analog to digital converter), mikrokontroler Arduino, modul GSM/GPRS dan modul micro SD card. Sistem database menggunakan database MySQL dan presentasi data berupa aplikasi berbasis web. Sistem pengukuran berhasil mengirimkan data dari modul pengukur ke sistem database dengan tingkat keberhasilan pengiriman data mencapai 99,82%. Rata-rata waktu tempuh pengiriman data adalah 120 detik, sesuai dengan yang telah diprogramkan. Sensor gas CO-B4 telah berhasil dikalibrasi dengan baik dan telah menunjukkan tingkat akurasi yang sangat tinggi, yaitu sebesar 97,03% dengan rentang kesalahan absolut [10-3;18,2]%. Data hasil pengukuran tersebut sudah dikonversikan ke dalam bentuk ISPU (Indeks Standar Pencemar Udara) dan dapat diakses pada situs jaringan secara real time dan online. Kata kunci: polutan, polusi udara, sensor elektrokimia, mikrokontroler, sistem pengukuran, real time 1 Pendahuluan Pencemaran lingkungan merupakan salah satu permasalahan besar yang dihadapi dunia saat ini. Masalah utama pencemaran ini yaitu menurunnya kualitas udara. Penurunan kualitas udara ini disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari eksploitasi lingkungan yang berlebihan, aktivitas industri, penggunaan energi, hingga emisi gas buang kendaraan yang semuanya memicu ke permasalahan polusi. Secara umum, dampak kesehatan yang banyak dijumpai akibat pencemaran udara adalah ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) termasuk di antaranya, asma, bronkitis, kanker hingga kematian. Oleh karena itu, perlu suatu alat pemantauan kualitas udara untuk mengetahui kandungan gas gas berbahaya di lokasi dimana alat ini ditempatkan dan mengambil tindakan pencegahan dengan cepat apabila terindikasi konsentrasi gas gas tersebut berada di atas ambang batas normal. Sejauh ini pemerintah Republik Indonesia sudah membeli dan menggunakan Stasiun Pemantau Kualitas Udara (SPKU) untuk mengukur berbagai jenis polutan udara. Akan tetapi, data statistik lapangan menunjukkan jumlah minimal alat pengukur kualitas udara tersebut di masing masing kota belum sepadan dengan jumlah minimal yang dianjurkan, dimana idealnya satu SPKU digunakan untuk 200.000 penduduk [1]. Hal ini disebabkan selain harga SPKU yang sangat mahal, bahkan mencapai Rp 5.500.000.000 per unitnya [2], juga karena biaya pemeliharaannya yang mencapai Rp 500.000.000 per tahun [3]. 1

Selain itu, alat SPKU tersebut hanya menampilkan data pengukuran setiap pukul 15.00. Dengan mempertimbangkan alat SPKU yang sangat mahal, dan juga mempertimbangkan semakin banyaknya kendaraan bermotor di perkotaan, maka pada tugas akhir ini akan dibuat sistem sensor pengukuran kualitas udara serta dapat menampilkannya pada aplikasi web. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat desain dan sistem pengukuran kualitas udara berbasis mikrokontroler yang akurat serta data dapat ditampilkan pada aplikasi berbasis web sehingga diharapkan dapat membantu pemerintah dan pihak terkait untuk mengetahui kandungan gas gas berbahaya di lokasi dimana alat ini ditempatkan dan mengambil tindakan pencegahan dengan cepat apabila terindikasi konsentrasi gas gas tersebut berada di atas ambang batas normal. 2 Teori Dasar 2.1 Sensor Elektrokimia Sensor gas beracun Alphasense adalah sebuah sel elektrokimia yang beroperasi secara amperometrik yang didasarkan pada arus yang memiliki proporsi linear dengan volume fraksional dari gas-gas beracun [4]. Gambar 1 menunjukkan stuktur dari sensor gas beracun. Saat gas masuk secara difusi menuju sensor akan dioksidasi atau direduksi pada elektroda kerja. Hasil reaksi pada sel elektrokimia ini akan menghasilkan arus, yang besarnya sebanding dengan konsentrasi dari gas di udara. Gambar 1 Diagram skematik sensor elektrokimia Elektroda konter berfungsi untuk menjaga kestabilan seluruh reaksi dengan cara mengurangi oksigen dengan proton dan elektron dari elektroda kerja. Elektroda referensi berguna untuk memastikan agar sistem bekerja dengan benar. 2.2 Mikrokontroler Mikrokontroler adalah suatu IC dengan kepadatan yang sangat tinggi, dimana semua bagian yang diperlukan untuk suatu kontroler sudah dikemas dalam satu keping, biasanya terdiri dari: CPU (Central Processing Unit), RAM (Random Access Memory), EEPROM/ EPROM/ PROM/ ROM, I/O, Serial & Parallel, Timer, dan Interupt Controlleri4. 2

Gambar 2 Diagram skematik mikrokontroller ATMega328 Rata-rata mikrokontroler memiliki instruksi manipulasi bit, akses ke I/O secara langsung dan mudah, dan proses interupt yang cepat dan efisien. Jadi mikrokontroler bertugas sebagai otak yang mengendalikan input, proses dan output sebuah rangkaian elektronik [5]. 2.3 Cloud Server Terdapat suatu sistem penyimpan data yang dapat diakses oleh pengguna, namun pengguna tersebut tidak mengetahui tempat penyimpan data tersebut. Sistem penyimpan tersebut dapat disebut cloud server. Cloud server adalah suatu paradigma tentang keberadaan informasi, yaitu informasi berada di server internet secara permanen dan informasi berada di klien secara sementara. Terdapat istilah komputasi awan (cloud computing) dalam cloud server. Komputer klien tidak perlu melakukan komputasi berat dengan adanya sistem komputasi awan untuk menjalankan aplikasi yang dibutuhkan serta komputer klien tidak perlu memasang aplikasi yang dibutuhkan di tiap komputer. Terdapat dua komponen utama dalam cloud server, yaitu web server dan database. 2.4 Kalibrasi Kalibrasi merupakan proses untuk menyesuaikan keluaran atau indikasi dari suatu perangkat pengukuran agar sesuai dengan besaran dari standar yang digunakan dalam akurasi tertentu. Berikut adalah tujuan kalibrasi : 1. Mencapai ketertelusuran pengukuran. Hasil pengukuran dapat dikaitkan sampai ke standar yang lebih tinggi (standar nasional dan atau internasional), melalui rangkaian perbandingan yang tak terputus. 2. Menentukan deviasi/penyimpangan kebenaran nilai konvensional penunjukan suatu alat ukur. 3. Menjamin hasil-hasil pengukuran sesuai dengan standar Nasional maupun Internasional. 2.5 Kesalahan Kesalahan pada pengukuran dan komputasi dapat dinyatakan dengan akurasi dan presisi. Akurasi adalah kedekatan nilai pengukuran atau komputasi dengan nilai yang sebenarnya. Sedangkan presisi adalah kedekatan/konsistensi nilai pengukuran atau komputasi yang 3

dilakukan berulang kali pada kondisi yang sama. Kesalahan absolut adalah deviasi/simpangan mutlak dari nilai yang sebenarnya. 2.6 ISPU (Indeks Standar Pencemar Udara) Indeks Standar Pencemar Udara adalah penyampaian data kualitas udara kepada masyarakat yang menunjukkan seberapa bersih atau kotor udara yang ada di suatu area, serta menunjukkan tingkat kualitas yang menerangkan dampak dari pencemaran udara terhadap mahluk hidup, khususnya manusia. Pemerintah Indonesia menetapkan 5 parameter pencemar, yaitu partikel debu (PM10), sulfur dioksida (SO2), karbon monoksida (CO), ozon (O3), dan nitrogen dioksida (NO2) [6]. 3 Perancangan Modul Pengukur Gas Sensor Gas CO-B4 Sensor Gas SO 2 -B4 Pengondisi Sinyal Mikrokontroler Backup Data Modul GSM/GPRS Jaringan Internet Komputer Server Situs Jaringan Database Gambar 3 Skema sistem pengukuran kualitas udara Skema sistem pengukuran kualitas udara ini terdiri dari sistem pengukuran, sistem database, dan sistem presentasi data seperti yang terlihat pada Gambar 3. Sistem pengukuran data terdiri 2 sensor parameter, yaitu sensor gas CO dan sensor gas SO2. Kedua sensor tersebut kemudian dihubungkan dengan rangkaian pengondisi sinyal yang menyesuaikan keluaran sensor terhadap masukan mikrokontroller arduino. Hasil pembacaan oleh arduino kemudian dikirimkan ke sistem database pada komputer server melalui modul GSM/GPRS. Sistem database dibuat untuk menerima data hasil pengukuran dengan menyusun tabel pada modul MySQL di komputer server. Data yang disimpan tersebut kemudian diunduh oleh situs jaringan sehingga data pada sistem database dapat diperlihatkan kepada pengguna. 3.1 Modul Pengukur Gas yang terdeteksi oleh sensor kemudian masuk secara difusi menuju sensor dan dioksidasi pada elektroda kerja. Hasil reaksi pada sel elektrokimia ini akan menghasilkan arus yang besarnya sebanding dengan konsentrasi dari gas tersebut. Arus yang dihasilkan 4

oleh reaksi elektrokimia kemudian secara langsung diubah menjadi keluaran tegangan pada Individual Sensor Board (ISB). Jadi keluaran dari pin sensor elektrokimia adalah berupa tegangan yang kemudian diubah menjadi sinyal digital atau dalam bentuk bit oleh pengubah analog ke digital ADS1115 hingga kemudian diolah di mikrokontroler. Pada modul pengukur ini dibuat sebuah modul penghubung antara sensor, pengubah analog ke digital dan mikrokontroler. Modul penghubung ini bertujuan agar semua keluaran dari sensor dapat dikirimkan ke mikrokontroler. Keluaran mikrokontroler yang berupa data bit kemudian dikirimkan langsung ke sistem dababase pada komputer server menggunakan modul GSM/GPRS Simcom SIM900 melalui jaringan internet dengan memanfaatkan operator jaringan tri. 3.2 Perancangan Perangkat Lunak Perangkat lunak arduino berfungsi sebagai tempat untuk menulis program yang nantinya akan diupload ke arduino. Terdapat tiga langkah yang harus dilakukan dalam melakukan pemrograman di arduino, yaitu: menulis program, mengecek (compile) program, dan mengunggah program ke mikrokontroller. 3.3 Perancangan Database Database yang digunakan pada penelitian ini adalah database MySQL yang berada pada piranti lunak phpmyadmin komputer server dengan alamat http://www.getsensync.com/cpanel. Perancangan database diawali dengan pembuatan database baru. Pada tabel MySQL, kolom merupakan bagian tetap dan baris merupakan bagian sementara seiring dengan berkurang ataupun bertambahnya data yang masuk pada tabel. 3.4 Penampilan Data Pada Situs Jaringan Pada penelitian ini, penulis memanfaatkan situs jaringan yang sudah dimiliki oleh Lab AFM Teknik Fisika ITB dengan alamat http://www.getsensync.com/bandung. Situs jaringan melakukan pengambilan data dari database di komputer server dengan menggunakan skrip pemograman khusus. 3.5 Perancangan Casing Alat Perancangan casing alat ukur yang dibuat pada tugas akhir ini didesain menggunakan bahan fiber glass dengan dimensi panjang 30 cm, lebar 30 cm, dan tinggi 15 cm seperti yang terlihat pada Gambar 3.2 Gambar 4. Casing alat ukur 5

4 Hasil dan Analisis 4.1 Pengujian Jaringan Pengujian jaringan bertujuan untuk memastikan kemampuan dan kelancaran pengiriman data dari alat ukur ke komputer server/database setiap dua menit. Pengujian jaringan dilakukan dengan cara menghitung persentase keberhasilan pengiriman data dari data pengukuran sensor. Dari 2.269 baris data tersebut dihitung jumlah baris data yang berhasil mengirimkan data kurang atau sama dengan dua menit dengan menggunakan microsoft excel. Hasil penghitungan jumlah data yang berhasil mengirim dalam waktu kurang atau sama dengan dua menit adalah sebanyak 2.265 data. Data tersebut menunjukkan bahwa tingkat keberhasilan pengiriman data adalah sebesar 99,82% dengan data yang hilang sebesar 0.18% dan waktu pengiriman rata-rata adalah 120 detik. Data yang hilang tersebut terjadi disebabkan karena adanya pemadaman listrik sehingga data yang telah diolah pada alat ukur baru dikirim ke database setelah listrik dinyalakan kembali. 4.2 Kalibrasi Alat Ukur Kalibrasi alat ukur bertujuan untuk menyesuaikan data hasil pengukuran alat sensor yang dibuat pada penelitian ini dengan data hasil pengukuran alat standar dengan cara menemukan faktor koreksinya. Langkah pertama yang dilakukan sebelum kalibrasi adalah dengan melakukan perbandingan hasil pengukuran alat ukur yang dibuat pada penelitian ini dengan alat ukur standar yang telah terkalibrasi dengan baik. Pada penelitian ini, alat standar yang digunakan adalah Horiba CO-Gas Analyzer dengan gas target yang digunakan adalah karbon monoksida. Untuk menyesuaikan data hasil pengukuran alat sensor yang dibuat menjadi sama dengan data hasil pengukuran pada alat standar Horiba, maka dilakukan kalibrasi dengan menggunakan metode ko-lokasi. Metode ini dilakukan dengan mendapatkan sebuah kurva kalibrasi yang menunjukkan hubungan hasil pengukuran alat sensor yang dibuat dengan nilai pada alat standar Horiba. Kurva kalibrasi didapatkan dengan cara memasukkan data alat standar Horiba sebagai axis (sumbu-x) dan data alat ukur yang dibuat sebagai ordinat (sumbu-y). Lalu diambil persamaan regresi linier dan didapat nilai y yang merupakan fungsi terhadap alat standar Horiba dengan R 2 =0.9579. Nilai kalibrasi dari alat ukur dapat dicari dengan menggunakan invers dari fungsi y sehingga didapat nilai yang baru adalah ( (y/6.45)-0/04). 4.3 Kesalahan Absolut Setelah melakukan kalibrasi terhadap alat ukur yang dibuat, maka dilakukan penghitungan kesalahan absolutnya untuk membuktikan bahwa alat ukur yang dibuat telah terkalibrasi dengan baik dan untuk mengetahui rentang kesalahan absolut. Penghitungan dilakukan dengan menggunakan data pengujian alat ukur pada tanggal 9, 10, dan 11 April 2014. Jumlah data yang dihitung adalah sebanyak 2.269 buah data. Penghitungan kesalahan absolut, kesalahan absolut rata-rata, nilai rata-rata dan standar deviasi alat ukur yang telah dikalibrasi dilakukan dengan menggunakan rumus: E = x horiba x alat ukur kal (1) Ē = x horiba x alat ukur kal x 100% (2) 6

(3) (4) maka didapat hasil kesalahan absolut rata-rata adalah sebesar 0,0297 ppm atau 2,97 % dengan rentang kesalahan absolut [0,001 ; 18,2] %. Hasil pengukuran oleh alat ukur memiliki ketelitian yang tinggi karena hasil rata-ratanya 0.10 dekat terhadap nilai rata-rata alat standar Horiba yang menjadi referensi (0.0998). dan mempunyai standar deviasi 0,03. 4.4 Pengujian Alat Ukur Alat ukur yang telah dikalibrasi diuji coba di Gerbang Depan ITB selama 47 hari mulai dari tanggal 28 Juni 2014 pukul 00.00 hingga tanggal 13 Agustus 2014 pukul 21.03. Data hasil pengukuran tersebut kemudian diolah dan dikonversi ke dalam bentuk ISPU dengan menghitung rata-rata konsentrasi gas setiap hari seperti yang ditunjukkan pada Gambar 5. Gambar 5. Grafik rata-rata per hari hasil pengukuran CO di gerbang ITB Pada Gambar 5 diketahui bahwa puncak terjadinya peningkatan kadar konsentrasi gas karbon monoksida (CO) terjadi pada setiap hari Jumat, lalu pada Sabtu dan Minggu selalu terjadi penurunan, sementara pada Senin hingga Kamis kadar konsentrasi CO tidak berbeda jauh. Namun pada hari Rabu tanggal 9 Juli 2014, terjadi penurunan konsentrasi CO secara signifikan, hal ini terjadi dikarenakan adanya hari libur Pemilihan Umum Capres dan Cawapres Republik Indonesia sehingga aktivitas pun minim. Kemudian juga terjadi penurunan konsentrasi gas CO secara signifikan pada 26 Juli 2014 hingga 3 Agustus 2014. Hal ini terjadi karena pada masa itu adalah masa libur lebaran Idul Fitri dan cuti bersama sehingga aktivitas di sekitar ITB sangat sedikit jika dibandingkan aktivitas pada hari Sabtu dan Minggu sebelum dan sesudah lebaran. Selain itu, Pada Gambar 4.1 dapat disimpulkan bahwa kualitas udara rata-rata setiap hari di gerbang depan ITB menurut ISPU tergolong ke dalam kategori BAIK karena rentang indeksnya di antara 1-50. 7

5 Kesimpulan Dari hasil perancangan dan pengujian sistem pengukuran kualitas udara pada penelitian ini dapat disimpulkan: 1. Telah berhasil dibuat sistem pengukuran kualitas udara menggunakan mikrokontroler seperti yang terlihat pada Gambar 1 dan Gambar 2.. 2. Alat ukur yang dibuat sudah terkalibrasi dengan baik, kesalahan absolut rata-rata sangat kecil yakni sebesar 0,0297 ppm atau 2,97 % dengan rentang kesalahan absolut [0,001 ; 18,2] % dan hasil pengukuran oleh alat ukur memiliki ketelitian yang tinggi karena hasil rata-ratanya 0.10 dekat terhadap nilai rata-rata alat Horiba yang menjadi referensi (0.0998) dan mempunyai standar deviasi 0,03. 3. Hasil pengukuran berhasil ditampilkan di situs jaringan secara real time dan online dengan alamat situs jaringan adalah http://www.getsensy.com/bandung dan tingkat keberhasilan pengiriman data sebesar 99,82 %. 4. Pengukuran kualitas gas CO di ITB selama 47 hari menunjukkan bahwa kualitas gas CO rata-rata maksimum per hari menurut ISPU adalah 5,3 dan rata-rata maksimum per jam menurut ISPU adalah 11. Nilai rata-rata per hari dan per jam ini sudah tergolong baik menurut data ISPU, yakni berada di dalam rentang 0-50. 6 Daftar Pustaka [1] R. Suryani, Jakarta Butuh 50 Stasiun Pemantau Kualitas Udara, Jakarta, 2010. [2] November 2009. [Online]. http://metro-jakpus.blogspot.com/2009/11/alat-pengukurkualitas- udara-mulai.html. [Diakses 18 Maret 2014]. [3] April 2009. [Online]. http://bandung.detik.com/read/2009/04/24/164024/1120970/486/lima-alatpengukur-polusi-udara-di-bandung-rusak. [Diakses 17 Maret 2014]. [4] Alphasense, Application Notes, [Online]. Available: http://www.alphasense.com/web1213/wp-content/uploads/2013/07/aan_104.pdf. [Diakses 18 February 2014]. [5] B. Irawan, Jaringan Komputer, 1 penyunt., Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005. [6] B. P. D. L. RI, KEP-107/KABAPEDAL/11/1997, Jakarta, 1997. 8