FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI DI RSUD LABUANGBAJI MAKASSAR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Colostrum merupakan bagian dari ASI yang penting untuk diberikan pada

ABSTRAK. meninggal sebanyak 49 bayi dan 9 bayi diantaranya meninggal disebabkan karena diare. 2 Masa pertumbuhan buah hati

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI ESKLUSIF DI PUSKESMAS 7 ULU PALEMBANG TAHUN 2013

Liva Maita, Na imatu Shalihah : Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian Kolostrum Pada Ibu Nifas Di Ruang Camar I Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS NORMAL 1-3 HARI TENTANG PEMBERIAN KOLOSTRUM DI RUANG NIFAS DI RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN BAHASAN

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. wawancara menggunakan kuesioner dengan pendekatan cross sectional.

Nisa khoiriah INTISARI

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGHASILAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI)

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR DI BIDAN PRAKTEK SWASTA (BPS) KECAMATAN TURI LAMONGAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BERSALIN DENGAN INISIASI MENYUSU DINI DI BIDAN PRAKTEK SWASTA BENIS JAYANTO NGENTAK KUJON CEPER KLATEN. Wahyuningsih ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG ASI EKSKLUSIF TERHADAP PEMBERIAN PASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BPS NY. DIYAH SIDOHARJO SRAGEN

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN PELAKSANAAN PERAWATAN PAYUDARA

PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP WAKTU PENGELUARAN ASI PADA IBU POST PARTUM

Hubungan Pengetahuan, Pendidikan, Paritas dengan Pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado

HUBUNGAN SIKAP IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAWAH LEBAR KOTA BENGKULU

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI DENGAN KEJADIAN IKTERUS PADA BAYI BARU LAHIR 0-7 HARI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIA MP ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN PADA TAHUN 2012 JURNAL

ANALISIS KINERJA PERAWAT PELKASANA DALAM PENERAPAN PROSES KEPERAWATAN DI RUANGAN RAWAT INAP RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN BIDAN TERHADAP PELAKSANAAN PERAWATAN LUKA EPISIOTOMI DI RSUD KOTA MAKASSAR

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA HARJOBINANGUN PURWOREJO GITA APRILIA ABSTRAK

Kata Kunci : Pengetahuan, Pemberian ASI, ASI Eksklusif.

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANAJEMEN LAKTASI

Rina Harwati Wahyuningsih Akademi Kebidanan Giri Satria Husada Wonogiri ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PENDIDIKAN BIDAN DENGAN PENGGUNAAN PARTOGRAF DI PUSKESMAS PAGADEN PERIODE MARET SAMPAI JULI 2008

BAB I PENDAHULUAN. sebagai makanan utama bayi. Pada awal kehidupan, seorang bayi sangat

BAB 5 HASIL PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Pemberian ASI Eksklusif Di Indonesia

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU NIFAS DENGAN PEMBERIAN ASI KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat sebagai makanan bayi (Maryunani, 2012). diberikan sampai usia bayi 2 tahun atau lebih (Wiji, 2013).

Disusun Oleh: Wiwiningsih

Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012

Sugiarti dan Vera Talumepa

BAB l PENDAHULUAN. pada angka 26 kematian per kelahiran hidup (WHO, 2014). Beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Kolostrum merupakan air susu yang pertama kali keluar seringkali berwarna

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR DI DESA CANDIROTO KECAMATAN KOTA KENDAL KABUPATEN KENDAL ABSTRAK

PERBEDAAN BERAT BADAN BAYI PENGGUNA ASI EKSLUSIF DENGAN ASI TIDAK EKSLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TERMINAL BANJARMASIN

KONTRIBUSI PERSEPSI DAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH PEDESAAN. Lilik Hidayanti 1, Nur Lina

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI PUSKESMAS BARING KECAMATAN SEGERI KABUPATEN PANGKEP

II. METODE PENELITIAN

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo. Kelurahan Tomulabutao memiliki Luas 6,41 km 2 yang berbatasan

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PEMBERIAN ASI DI KELURAHAN GONDORIYO NGALIYAN SEMARANG

BAB III METODE PENELITIAN. explanatory study dengan pendekatan potong lintang (cross. simultan (dalam waktu yang bersamaan) (Notoatmodjo, 2010,

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU BAYI BALITA TENTANG MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DI POSYANDU DEWI SRI I KATEGUHAN SAWIT BOYOLALI TAHUN 2016

Promotif, Vol.5 No.1, Okt 2015 Hal HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI DENGAN PRAKTEK PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS MANAGAISAKI ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

KARAKTERISTIK MEMPENGARUHI KEGAGALAN IBU NIFAS DALAM PEMBERIAN COLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR 0-3 HARI DI RB MULIA KASIH BOYOLALI

BAB III METODE PENELITIAN. mengungkapkan hubungan antar variabel yaitu pemberian MP ASI dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. ASI Ekslusif pada bayinya (Laksono, 2010). Di daerah pedesaan, pada

BAB I PENDAHULUAN. dari usia neonatal dini terjadi pada hari pertama (Komalasari, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi yang baik pada balita (Dinkes, 2007). Perwakilan UNICEF di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi yang paling sesuai dengan kebutuhan bayi dan

Oleh : Aat Agustini ABSTRAK

Dukungan Suami dengan Kemauan Ibu Hamil dalam Pemberian ASI Eksklusif 62

HUBUNGAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI UMUR 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GADANG HANYAR

PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN KEBERHASILAN MENYUSUI BAYI DI BPM APRI OGAN ILIR

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA BAYI DI KELURAHAN WARNASARI KECAMATAN CITANGKIL KOTA CILEGON

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui pengetahuan yang baik tentang pentingnya dan manfaat kolostrom

BAB I PENDAHULUAN. Kementerian Kesehatan RI, World Health Organization (WHO) dan

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DENGAN WAKTU PENGELUARAN KOLOSTRUM

ABSTRAK GAMBARAN SOSIAL BUDAYA DENGAN POLA MAKAN IBU MENYUSUI DI KEMUKIMAN JANGKA BUYA KECAMATAN JANGKA BUYA KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN 2013

RENDAHNYA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU YANG BEKERJA LINGKUNGAN XX KELURAHAN KWALA BEKALA KECAMATAN MEDAN JOHOR TAHUN 2013

PENGARUH KINERJA PERAWAT DAN PENGORGANISASIAN TERHADAP PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP MENGGUNAKAN METODE TIM DI RSI FAISAL MAKASSAR

BAB 1 PENDAHULUAN. pemberian (ASI) masih jauh dari yang diharapkan. Menurut Survei Demografi

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu, ASI juga dapat melindungi kesehatan Ibu mengurangi

PENGARUH PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP BERAT BADAN BAYI UMUR 4 6 BULAN (Di Wilayah Kerja Puskesmas Plumpang Kabupaten Tuban)

Hikmatul Khoiriyah Akademi Kebidanan Wira Buana ABSTRAK

GASTER Vol. 11 No. 2 Februari Wahyuningsih Akademi Giri Husada Wonogiri. Abstrak

MENARA Ilmu Vol. X Jilid 2 No.70 September 2016

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU NIFAS DENGAN KEJADIAN PEMBERIAN KOLOSTRUM

BAB I PENDAHULUAN. The World Health Report Tahun 2005 dilaporkan Angka Kematian Bayi Baru

PERAN SERTA SUAMI DALAM PROSES MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JOGONALAN KLATEN. Sugita Dosen Poltekkes Surakarta Jurusan Kebidanan ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. yang berbeda dari orang dewasa (Soetjiningsih, 2004). Gizi merupakan

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei 2013.

¹STIKES Nani Hasanuddin Makassar ²STIKES Nani Hasanuddin Makassar ³STIKES Nani Hasanuddin Makassar ABSTRAK

Kata Kunci: Sikap Ibu, Dukungan Suami, Pemberian ASI Eksklusif

BAB 1 : PENDAHULUAN. meningkatkan produktifitas anak sebagai penerus bangsa (1). Periode seribu hari,

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN LAKTASI PADA BAYI BARU LAHIR DI WILAYAH PUSKESMAS LAU BARANDASI MAROS

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan ibu memberi Air Susu Ibu (ASI) tidak datang secara tiba-tiba. Ada

STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN BONTO MANAI KELURAHAN ALLEPOLEA WILAYAH KERJA PUSKESMAS LAU KABUPATEN MAROS

Volume 08 No. 02. November 2015 ISSN :

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian. ini menggunakan rancangan penelitian Cross Sectional yaitu rancangan

GAMBARAN KETIDAKBERHASILAN IBU DALAM PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAPURAN RAYA

METODE PENELITIAN. Bentuk penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian deskriptif

HUBUNGAN FAKTOR BUDAYA DENGAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA ANAK USIA 7-36 BULAN DI POSYANDU BINA PUTRA TIRTO TRIHARJO PANDAK BANTUL

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN PERILAKU KELUARGA SADAR GIZI (KADARZI)

Seprianus Lahal 1, Suhartatik 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar ABSTRAK

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN TAMAMAUNG KOTA MAKASSAR

JURNAL KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Menyelesaikan Pendidikan Program D IV Kebidanan U Budiyah Banda Aceh

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini membahas tentang metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian

BAB I PENDAHULUAN. secara eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan (IDAI, 2008).

GAMBARAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU MENYUSUI DALAM PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DI SURADADI TAHUN

HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI DI POSYANDU CEMPAKA DAN MAWAR DESA CUKANGKAWUNG TASIKMALAYA PERIODE BULAN APRIL 2015

BAB I PENDAHULUAN. Hasil penelitian multi-center yang dilakukan UNICEF menunjukkan bahwa MP-

Transkripsi:

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI DI RSUD LABUANGBAJI MAKASSAR Maryani 1, Sunarti Dode 2, Syafaraenan 3 1 STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2 STIKES Nani Hasanuddin Makassar 3 Universitas Hasanuddin Makassar ABSTRAK Kolostrum adalah ASI yang dihasilkan pada hari pertama sampai hari ketiga setelah bayi lahir. Kolostrum merupakan cairan yang agak kental berwarna kekuningan, lebih kuning dibandingkan dengan ASI mature, bentuknya agak kasar karena mengandung butiran lemak dan sel-sel epitel (Kristiani, 2011). Tujuan Penelitian Ini adalah Untuk Mengetahui Faktor-Faktor yang Behubungan dengan Pemberian Kolostrum Pada Bayi di RSUD Labuang Baji. Penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan rancangan cross sectional, populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang baru melahirkan di RSUD Labuang Baji Makassar yang Berusia 16-42 tahun sampel menggunakan tehnik Non probability sampling yaitu Accidental Sampling, didapatkan 30 responden sesuai dengan kriteria inklusi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Hasilnya diolah menggunakan uji chi-square dengan tingkat kemaknaan α= 0,05. Hasil bivariat menunjukkan hubungan antara pengetahuan dengan pemberian kolostrum pada bayi (p=0,008), terdapat hubungan antara Dukungan Keluarga dengan pemberian kolostrum pada bayi (p=0,009), dan ada hubungan antara Sumber Informasi dengan pemberian kolostrum pada bayi (p=0,001). Kesimpulan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan antara Pengetahuan, Dukungan Keluarga, Sumber Informasi Dengan Pemberian Kolostrum Pada Bayi. Dimana pengetahuan mempunyai pengaruh yang dominan terhadap pemberian kolostrum pada bayi. Kata Kunci : Kolostrum, Pengetahuan, Dukungan Keluarga, Sumber Informasi. PENDAHULUAN Pemerintah mendukung kebijakan WHO dan Unicef yang merekomendasikan inisiasi menyusui dini sebagai tindakan penyelamatan kehidupan karena inisiasi menyusui dini dapat menyelamatkan 22% dari bayi yang meninggal sebelum usia satu bulan. Menyusui satu jam pertama kehidupan yang diawali dengan kontak kulit antara ibu dan bayi dinyatakan sebagai indikator global (Maryunani, 2012). Hasil Survei Lembaga Demografi dan Kesehatan Indonesia menunjukkan AKB di Indonesia masih tergolong tinggi. Di Indonesia salah satu penyebab utama kematian bayi menurut SDKI tahun 2002-2003 adalah diare. Badan Kesehatan Dunia WHO menyatakan bahwa salah satu cara menurunkan AKB akibat penyakit diare adalah pemberian ASI. Diantara jenis ASI yang paling kaya akan protein dan memberikan perlindungan ekstra terhadap kuman yang menyerang saluran cerna bayi adalah kolostrum (Tarigan, 2011). Kolostrum (ASI pertama) adalah ASI berwarna kekuningan yang dihasilkan tiga hari pertama setelah melahirkan. Sebaiknya diberikan sedini mungkin setelah bayi lahir. Manfaatnya adalah pencernaan dan penyerapan ASI dalam lambung dan usus bayi berlangsung dengan cepat dan baik, menghentikan perdarahan pada ibu karena dapat cepat mengembalikan uterus. Hasil penelitian WHO tentang kolostrum menunjukkan sangat pentingnya pemberian kolostrum bagi bayi baru lahir terutama harihari pertama sesudah melahirkan (Anonim, 2011). Menurut data SDKI tahun 2002-2003, cakupan pemberian ASI ekslusif pada bayi sampai usia empat bulan hanya 55%, dan sampai usia 6 bulan sebesar 9,5% padahal target indonesia sehat sebesar 80%, bayi diberi ASI ekslusif sampai 6 bulan (Maryunani, 2012). Berdasarkan Catatan Rekam Medik di RSUD Labuang Baji Makassar angka persalinan dari mulai tahun 2010 sebanyak 1050 ibu yang melahirkan, kemudian pada tahun 2011 sebanyak 1116, di tahun 2012 ibu yang melahirkan sebanyak 893, Dan di tahun 2013 data yang didapatkan di bulan januari ibu yang melahirkan sebanyak 109. Masih rendahnya cakupan keberhasilan pemberian ASI ekslusif pada bayi, baik di daerah perkotaan maupun di daerah 285

pedesaan, dipengaruhi oleh rendahnya pengetahuan dan kurangnya informasi pada ibu dan keluarga mengenai pentingnya pemberian ASI ekslusif (Riksana, 2012). Maka Dari itu peneliti tertarik untuk mengetahui Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian Kolostrum Pada Bayi di RSUD Labuang Baji Makassar. BAHAN DAN METODE Lokasi, populasi, dan sampel Metode penelitian adalah cara menyelesaikan masalah dengan metode keilmuan. Pada bab ini akan disajikan desain penelitian, populasi, sampel, besar sampel dan tehnik pengambilan sampel, identifikasi variabel rencana pengolahan data, masalah penelitian dan keterbatasaan. Penelitian ini mengunakan metode survey analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu jenis penelitian yang menekankan waktu pengukuran atau observasi data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada satu waktu. Untuk menentukan Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian Kolostrum Pada Bayi Populas dalam penelitian ini adalah semua ibu yang melahirkan di RSUD Labuang Baji Makassar. Pengumpulan Data Untuk mendapatkan informasi yang diinginkan peneliti menggunakan kuesioner sebagai alat ukur pengumpulan data. Dalam penelitian ini informasi didapatkan dari dua jenis sumber data yaitu data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari beberapa pertanyaan yang telah disediakan oleh peneliti kepada Responden. Pengumpulan data melalui kuesioner di maksudkan untuk mengetahui bagaimana hubungan antara Pengetahuan ibu, dukungan keluarga dan sumber informasi dengan pemberian kolostrum pada bayi. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari RSUD Labuang Baji Makassar. Pengolahan Data Data yang diperoleh akan diolah dengan menggunakan SPSS 16.0 dengan langkahlangkah yang akan dipakai dalam pengolaan data antara lain : 1. Selecting Selecting merupakan pemilihan untuk mengklasifikasikan data menurut kategori. 2. Editing Editing dilakukan untuk meneliti setiap daftar pertanyaan yang sudah di isi, meliputi kelengkapan pengisian, kesalahan pengisian dan konsistensi dari setiap jawaban. 3. Koding Koding merupakan tahap selanjutnya yaitu dengan memberi kode pada jawaban responden. 4. Tabulasi Data Setelah dilakukan editing dan koding dilanjutkan dengan pengolahan data kedalam suatu tabel menurut sifat-sifat yang dimiliki sesuai dengan tujuan penelitian. Analisis Data Setelah data ditabulasi maka pengolahan data dilakukan dengan menggunakan computer program SPSS for windows 16,0 yang meliputi : Analisis univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian. Analisis ini menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap variable yang diteliti dan Analisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel independen dan dependen dengan menggunakan uji statistik Chi-Square dengan tingkat kemaknaan p < α (0,05). Dari hasil uji statistik tersebut dapat diketahui tingkat signifikan hubungan antar variabel tersebut. HASIL PENELITIAN 1. Analisis Univariat Tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Umur Kategori umur n % < 20 Tahun 20-30 Tahun > 31 Tahun 4 15 11 13.3 50.0 36,7 Total 30 100.0 Hasil penelitian menunjukan sebagian besar responden berada di kelompok umur 20-30 tahun sebanyak 15 orang (50,0%), responden yang berada di umur kurang dari 20 tahun sebanyak 4 orang (13,3%) dan umur lebih dari 31 tahun sebanyak 11 orang (36,7%). Tabel 2 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Pendidikan n % Tidak Sekolah SD SMP SMA 3 10 11 6 10.0 33.3 36.7 20.0 Total 30 100.0 Tabel 2 menunjukkan bahwa responden yang tidak sekolah sebanyak 3 286

orang, responden dengan tingkat pendidikan SD sebanyak 10 orang, responden dengan tingkat pendidikan SMP sebanyak 11 orang dan responden dengan tingkat pendidikan SMA sebanyak 6 orang. Tabel 3 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Pekerjaan n % Karyawan Swasta Ibu Rumah Tangga 2 28 6.7 93.3 Total 30 100.0 Tabel 3 menunjukkan responden yang bekerja sebagai karyawan swasta sebanyak 2 orang (6,7%), responden yang bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga 28 orang (93,3%). Tabel 4 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Pengetahuan n % Cukup Kurang 9 21 30,0 70,0 Pada tabel 4 menunjukkan, responden yang memiliki pengetahuan cukup sebanyak 9 orang (30,0%), dan yang mempunyai pengetahuan kurang sebanyak 21 orang (70,0%). Tabel 5 Distribusi Responden Berdasarkan Dukungan keluarga Dukungan Keluarga n % Baik Kurang Baik 12 18 40,0 60,0 Pada tabel 5 menunjukkan, responden yang mendapat dukungan baik dari keluarga sebanyak 12 orang (40,0%) dan responden yang mendapat dukungan keluarga kurang baik sebanyak 18 orang (60,0%). Tabel 6 Distribusi Responden Berdasarkan Sumber Informasi Sumber Informasi n % Tahu Tidak Tahu 15 15 50,0 50,0 Pada tabel 6 menunjukkan, responden yang memiliki sumber informasi tahu sebanyak 15 orang (50,0%) dan responden yang memiliki sumber informasi tidak tahu sebanyak 15 orang (50,0%). Tabel 7 Distribusi Responden Berdasarkan ASI Kolostrum Kolostrum n % Ya Tidak 9 21 30,0 70,0 Pada tabel 7 menunjukkan, responden yang memberikan kolostrum pada bayi sebanyak 9 (30,0%) orang dan yang tidak memberikan kolostrum pada bayi sebanyak 21 (70,0%) orang. 2. Analisis Bivariat Tabel 8 Hubungan Pengetahuan Dengan Pemberian Kolostrum Pada Bayi Pemberian Kolostrum Pada Bayi Ya Tidak Total Pengetahuan n % n % n % Cukup 6 20,0 3 10,0 9 30,0 Kurang 3 10,0 18 60,0 21 70,0 Total 9 30,0 21 70,0 30 100,0 p = 0,008 Dari hasil penelitian yang dilakukan pada 30 responden, terdapat 9 orang (30,0%) yang mempunyai pengetahuan cukup dimana 6 orang (20,0%) diantaranya memberikan kolostrum sedangkan 3 orang lainnya (10,0%) tidak memberikan kolostrum. Sedangkan dari 21 orang (70,0%) yang memiliki pengetahuan kurang 3 orang (10,0%) memberikan kolostrum sedangkan 18 orang (60,0%) lainya tidak memberikan kolostrum Tabel 9 Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Pemberian Kolostrum Pada Bayi Pemberian Kolostrum Dukungan Pada Bayi Total Keluarga Ya Tidak n % n % n % Baik 7 23,3 5 16,7 12 40,0 Kurang Baik 2 6,7 16 53,3 18 60,0 Total 9 30,0 21 70,0 0 100,0 p = 0,009 Dari hasil penelitian yang dilakukan pada 30 responden, terdapat 12 orang (40,0%) yang mendapat dukungan keluarga baik dimana 7 (23,3%) diantaranya memberika kolostrum dan 5 (16,7%) lainnya tidak memberkikan kolostrum, sedangkan dari 2 orang (40,0%) 287

yang memiliki dukungan keluarga kurang baik, 13 orang (6,7%) diberikan kolostrum dan 18 orang (60,0%) lainya tidak memberikan kolostrum pada bayi. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 10 Hubungan Sumber Informasi Dengan Pemberian ASI Kolostrum Pada Bayi Pemberian Kolostrum Pada Bayi Sumber Informasi Memberikan Tidak Total n % n % n % Tahu 9 30,0 6 20,0 15 50,0 Tidak Tahu 0 0 15 50,0 15 50,0 Total 9 30,0 21 70,0 30 100,0 p = 0,001 Dari tabel 10 dapat dilihat bahwa Dari hasil penelitian yang dilakukan pada 30 responden, terdapat 15 orang (50,0%) yang mengatakan tahu dimana 9 orang (30,0%) memberikan kolostrum pada bayi sedangkan 6 orang (20,0%) tidak memberikan kolostrum. Kemudian yang mengatakan tidak tahu sebanyak 15 orang (50,0%) dimana yang memberikan kolostrum 0 orang (0,%) sedangkan yang tidak memberikan sebanyak 15 orang (50,0%). Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut. PEMBAHASAN 1. Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Pemberian Kolostrum Pada Bayi Dari hasil uji Chi-square diperoleh nilai p = 0,008 dengan tingkat kemaknaan α =0,05. Hal ini menunjukkan nilai p > α, ini berarti Ha diterima atau ada hubungan antara pengetahuan dengan pemberian kolostrum pada bayi. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan pengindraan terhadap objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, dan peraba. Tetapi sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kongnitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior) (Efendi, 2009). Rumiyati (2011) mengatakan Pengetahuan ibu dapat dipengaruhi oleh tingkat pendidikian ibu, semakin tinggi pendidikan ibu semakin tinggi pula tingkat pengetahuannya terhadap manfaat dan keunggulan ASI kolostrum. Tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang manfaat pemberian kolostrum membuat ibu akan termotivasi untuk memberikan kolostrum pada bayinya. Notoatmodjo dalam Tarigan dan Erniyati (2011), menyatakan bahwa pengetahuan merupakan pedoman dalam membentuk tindakan dan perilaku seseorang. Adanya pengetahuan akan menimbulkan kesadaran seseorang yang akhirnya memicunya untuk berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya tersebut. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pitri, R, S. (2010), yang dalam penelitiannya berjudul Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian Kolostrum Pada Bayi Baru Lahir Di Klinik Sari Medan yang mengatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan pemberian kolostrum pada bayi (P volue =0,0001). Disarankan pada petugas tenaga kesehatan hendaknya meningkatkan pemberian informasi atau penyuluhan kepada ibu-ibu tentang pemberian kolostrum. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka peneliti berasumsi bahwa ada pengaruh yang signifikan antara pengetahuan dengan pemberian kolostrum pada bayi. Kolostrum adalah sesuatu yang sangat khusus, kolostrum kaya akan protein, immunoglobulin, vitamin, bahan anti-infeksi, misalnya laktoferin dan lisozim, sel-sel hidup, serta mineral. Kolostrum memberi perlindungan bagi bayi yang baru lahir sampai system imunnya sendiri mulai berfungsi, dan memastikan bahwa system pencernaan bayi mulai berfungsi dengan benar, serta mengandung semua gizi yang dibutuhkannya. 2. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Pemberian Kolostrum Pada Bayi Dari hasil uji Chi-square diperoleh nilai p=0,001 dengan tingkat kemaknaan α =0,05. Hal ini menunjukkan nilai p < α, ini berarti Ha diterima atau ada hubungan antara Dukungan Keluarga dengan pemberian ASI kolostrum pada bayi. Freadman (2010), dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap anggotanya. Anggota keluarga dipandang sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam lingkungan keluarga. Anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan 288

Keberhasilan pemberian ASI ekslusif ditentukan oleh peran keluarga, terutama suami. Selama proses ini berlangsung, peran suami sama pentingnya dengan peran ibu. Peran suami yang paling utama adalah menciptakan suasana dan situasi kondusif yang memungkinkan pemberian ASI berjalan lancar. Selain memenuhi kebutuhan ibu (terutama kebutuhan akan zat gizi yang baik selama menyusui), suami dapat berperan sebagai penghubung dalam menyusui dengan membawa bayi kepada ibu saat dia lapar. Peran suami, keluarga, dan semua pihak, sangat membantu keberhasilan pemberian ASI ekslusif (Riksana, 2012). Menurut Roesli dalam Elinofia, Rita D, Roma U (2011), yang mengatakan Peran seorang ayah telah terbukti menjadi salah satu pengaruh yang paling kuat terhadap keputusan ibu untuk menyusui. Namun masih banyak para ayah yang berpendapat salah. Para ayah berpendapat bahwa menyusui adalah urusan ibu dan bayinya. Mereka menganggap cukup menjadi pengamat yang pasif saja. Sebenarnya ayah mempunyai peran yang sangat menentukan dalam keberhasilan menyusui karena ayah akan turut menentukan kelancaran reflek pengeluaran ASI (let down reflek) yang sangat dipengaruhi oleh keadaan emosi atau perasaan ibu. Ayah dapat berperan aktif dalam keberhasilan pemberian ASI dengan jalan memberikan dukungan secara emosinal. Pengertian tentang perannya yang penting ini merupakan langkah pertama bagi seorang ayah untuk dapat mendorong ibu agar berhasil menyusui secara eksklusif. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dulakukan oleh Septianingrum, T, K, Suparni, Prasojo S. (2011), yang dalam penelitiannya berjudul Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Ibu Dengan Pemberian ASI Kolostrum Diruang Cempaka Rsud Kraton Kabupaten Pekalongan yang mengatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan pemberian kolostrum pada bayi (P value=0,024). Tingginya angka kesakitan bayi terkait dengan kemampuan seorang ibu dalam pemberian ASI kolostrum yang tidak memadai kepada bayinya. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka peneliti berasumsi bahwa ada pengaruh yang signifikan antara dukungan keluarga dengan pemberian kolostrum pada bayi. Kolostrum adalah sesuatu yang sangat khusus, kolostrum kaya akan protein, immunoglobulin, vitamin, bahan anti-infeksi, misalnya laktoferin dan lisozim, sel-sel hidup, serta mineral. Kolostrum memberi perlindungan bagi bayi yang baru lahir sampai system imunnya sendiri mulai berfungsi, dan memastikan bahwa system pencernaan bayi mulai berfungsi dengan benar, serta mengandung semua gizi yang dibutuhkannya. 3. Hubungan Antara Sumber Informasi dengan Pemberian Kolostrum Pada Bayi. Dari hasil uji Chi-square diperoleh nilai p=0,003 dengan tingkat kemaknaan α =0,05. Hal ini menunjukkan nilai p < α, ini berati Ha diterima atau ada hubungan antara sumber informasi dengan pemberian kolostrum pada bayi. Sumber Informasi merupkan sekumpulan informasi yang telah di kelompokan berdasarkan masing-masing kategori yang berupa Perpustakaan, Majalah, Surat Kabar dan Website yang bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan akan informasi atau berita untuk masyarakat luas (Anonim, 2011). Upaya penyadaran serta pencerdasan masyarakat (terutama kaum ibu) menjadi tugas dan kewajiban semua pihak. Upaya sederhana yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan informasi kepada saudara, teman, atau kerabat dekat, tentang pentingnya ASI ekslusif serta beragam manfaat yang bisa bayi dan ibu dapatkan (Riksana, 2012). Tarigan dan Erniyati (2011), yang mengatakan Sumber informasi berperan penting bagi seseorang dalam menentukan sikap atau keputusan bertindak. Sumber informasi mampu merubah prilaku ibu sesuai dengan informasi yang diperoleh. Sumber informasi dapat menentukan baik atau buruknya pelaksanaan pemberian kolostrum, maka peran dari tenaga kesehatan dalam penyampaian informasi yang benar mengenai kolostrum sangat penting terhadap pembentukan perilaku ibu. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pitri, R, S. (2010) yang mengatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan pemberian kolostrum pada bayi (P volue =0,008). Disarankan pada petugas tenaga kesehatan hendaknya meningkatkan pemberian informasi atau penyuluhan kepada ibu-ibu tentang pemberian kolostrum. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka peneliti berasumsi bahwa ada 289

pengaruh yang signifikan antara sumber informasi dengan pemberian kolostrum pada bayi. Sumber informasi adalah segala sesuatu yang menjadi perantara dalam menyampaikan informasi, salah satu faktor yang menghambat pemberikan kolostrum adalah kurangnya informasi ibu tentang manfaat dan keunggulan ASI terutama pentingnya kolostrum. Dengan seringnya ibu terpapar informasi mengenai kolostrum baik dari media cetak maupun elektronik, sekalipun jenjang pendidikan ibu rendah maka tidak mustahil pengetahuan ibu akan lebih baik dan akan terwujud dalam bentuk perilaku yang baik pula terhadap pemberian kolostrum. KESIMPULAN 1. Ada hubungan antara pengetahuan dengan pemberian kolostrum pada bayi. 2. Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan pemberian kolostrum pada bayi. 3. Ada hubungan antara sumber informasi dengan pemberian kolostrum pada bayi. SARAN 1. Bagi Masyrakat diharapkan para ibu agar dapat menambah pengetahuan, wawasan dan mencari informasi yang sebanyak - banyaknya tentang manfaat ASI terutama ASI kolostrum serta meningkatkan hubungan antar individu yang nantinya bias berbagi informasi, pengalaman serta saling mendukung dalam memberikan ASI kepada anaknya. 2. Bagi Petugas Kesehatan diharapkan agar petugas kesehatan lebih meningkatkan pengetahuan sebagai upaya memberikan informasi yang benar dan lebih banyak memberikan penyuluhan maupun pendidikan kesehatan tentang pentingnya pemberian ASI terutama manfaat dan keunggulan dari ASI kolostrum. 3. Bagi Pendidik disarankan agar peneliti ini dapat menjadi bahan acuan untuk pengembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan khususnya di kurikulum pendidikan. DAFTAR PUSTAKA Anonim,.2010. Kti pengetahuan ibu tentang pemberian ASI ekslusif pada bayi Umur 06 bulan, (online),(http://bejocommunity.blogspot.com/2010/05/kti-pengetahuan-ibu- tentang- pemberian.html sitasi tanggal 3 juni 013). Anonim,. 2011. Sumber Informasi, (online), (//SUMBER INFORMASI_Garst TV.htm, sitasi tanggal 11 april 2013). Elinofia, Rita D, Roma U,. 2011. Hubungan Pendidikan, Pengetahuan, Pekerjaan, Dan Dukungan Keluarga Dengan Pemberian Asi Eksklusif Di Puskesmas Sawah Lebar Kota Bengkulu Tahun 2011, (online),(http://skripsistikes.wordpress.com/tag/pemberiankolostrum). Freadman M. M,.(2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga : Riset, Teori Dan Praktik Edisi 5. Jakarta : EGT. Kristiani W,. 2011. ASI, Menyusui & Sadari. Cetakan Kedua. Nuha Medika :Yokyakarta. Maryunani A,. 2012. Inisiasi Menyusui Dini, ASI Ekslusif Dan Manejemen Laktasi.Cetakan pertama 2012. CV. Trans Info Medika :Jakarta. Pitri, R, S,. 2010. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian Kolostrum Pada Bayi Baru Lahir Di Klinik Sari Medan 2010. Skripsi yang diterbitkan. Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Riksana R,. 2012. Keajaiban ASI (Air Susu Ibu). Dunia Sehat : Jakarta Rumiyati E,.2011. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui Dengan Pemberian Asi Pertama (Kolostrum) Dl Rumah Bersalin An-NissaSurakarta.skripsi yang diterbitkan. Program Studi D-lll Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta. Septianingrum, T, K, Suparni, Prasojo S,. 2011.Hubungan Dukungan Keluarga TerhadapIbu Dengan Pemberian Asi Kolostrum Diruang Cempaka Rsud KratonKabupaten Pekalongan tahun 2011, Skripsi yang diterbitkan. Jawa Tengah : STIKES Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan. Tarigan,. Erniati,. 2011. Pemberian Kolostrum Pada Suku Karo Di DesaSukanalu Kecamatan Barusjahe Kabupaten Karo. Skripsi yang diterbitkan.sumatra : Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. 290