BAB III PERUMUSAN PERMASALAHAN. Pasal 25 Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2001 tentang Kebandarudaraan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dalam sebuah organisasi, adalah perilaku extra-role atau perilaku baik warga

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. memperlancar perekonomian sebagai pendorong, penggerak kemajuan suatu wilayah.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

PENERAPAN MODEL GAYA KEPEMIMPINAN DI KANTOR PUSAT PT (PERSERO) ANGKASA PURA II

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terhadap kemajuan, Indonesia merupakan negara yang sangat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2015, No Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4956); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2012 tentang Pembangunan dan Pelestar

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu peran manajemen sumber daya manusia adalah menjaga dan

BAB II LANDASAN TEORI. dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan perusahaan industri yang selalu ingin survive dan berkembang.

Universitas Sumatera Utara

BUDAYA ORGANISASI DAN ETIKA KERJA

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi dinamika perubahan lingkungan. Kondisi tersebut menuntut

BUPATI TOLITOLI PROVINSI SULAWESI TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. jasa tersebut berkualitas atau tidak, dengan harapan perusahaan asuransi tersebut

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2001 TENTANG KEBANDARUDARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2001 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. hanya dapat dipenuhi melalui bantuan orang lain. mudah diperoleh apabila manusia masuk dalam organisasi.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2001 TENTANG KEBANDARUDARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

lib.archiplan.ugm.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi adalah kesatuan sosial yang dikoordinasikan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. guru, siswa, orang tua, pengelola sekolah bahkan menjadi tujuan pemerintah.

BAB 1 PENDAHULUAN. tahap kedua adalah pengkapasitasan inilah yang sering disebut capasity

Menimbang : a. bahwa dalam Pasal 235 Undang-Undang Nomor 1 Tahun

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

banyak penelitian untuk melihat kembali budaya organisasi yang unggul yang mampu meningkatkan kinerja, dan semakin menyadarkan bahwa unsur manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha

BAB 1 PENDAHULUAN. mengelola dan memanfaatkan sumber daya manusia yang dimiliki sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi jabatan dalam penyelenggaraan negara dan pembangunan. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Sutarto dalam buku Usman (2009:146) dalam buku Manajemen : Teori,

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG

BAB II PROSES BISNIS. Sebuah korporat dalam perjalanan usahanya tentunya terkait atau didukung oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk,Bidang,dan Pengembangan Usaha

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Perubahan adalah bagian yang penting dari manajemen dan setiap

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (human resources) secara unggul. Sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peran utama dalam menentukan dinamika dari semua sumber yang

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1) kesimpulan, 2) implikasi dan saran hasil penelitian.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan nasional Indonesia menuju negara maju tidak lepas dari

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Gambaran Umum Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 pasal 20 (a) Tentang Guru dan Dosen adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI. berkaitan dengan komitmen afektif dan budaya organisasi. karena mereka menginginkannya (Meyer dan Allen, 1997)

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang semakin kokoh di era globalisasi adalah fakta yang mau tidak mau

a. Menerapkan secara praktis prinsip-prinsip dan praktek-praktek akuntansi yang sehat dalam perusahaannya, ekonomis dan praktis dapat dilaksanakan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Stephen P. (2002:135) Dalam suatu organisasi kepemimpinan

BAB I PENDAHULUAN. harus selalu beradaptasi kembali dengan guru baru yang mengajarnya. Dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, perkembangan sangat pesat di segala

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan Pasal 39 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. keefektifan dan keberhasilan pelaksanaan pembelajaran di sekolah. Kepuasaan kerja

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah sebagai salah satu komponen dari pendidikan yang eksistensinya

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Contoh Perilaku dan Budaya Organisasi

RIKA HAPSARI B

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, tanpa didukung oleh sumber daya manusia (SDM) yang

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2001 TENTANG KEBANDARUDARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. maupun kelompok dan sumber daya manusia merupakan salah satu penggerak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1986), Bandar Udara adalah. operator pelayanan penerbangan maupun bagi penggunanya.

BAB I PENDAHULUAN. strategis dan sangat vital, meskipun berbagai faktor lain yang dibutuhkan itu telah

BAB I PENDAHULUAN. dasawarsa terakhir ini, ternyata belum sepenuhnya mampu menjawab. kebutuhan dan tantangan nasional dan global dewasa ini.

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. AIR MANCUR WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. membentuk karyawan untuk berfikir, bersikap dan berperilaku. Budaya organisasi

BAB I PENDAHULUAN. pemimpin dalam menerapkan teori kepemimpinan dalam organisasi. tujuan, serta mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok.

Bab I. Pendahuluan. menunjang keefektifan fungsi-fungsi organisasi, terutama dalam jangka panjang.

BAB I PENDAHULUAN. semaksimal mungkin sehingga dapat menjaga kelangsungan hidup nya, untuk itu ada

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perubahan lingkungan bisnis yang sangat cepat dan komplek

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan transportasi akan terus bertambah seiring dengan semakin tingginya

Materi Kuliah ETIKA BISNIS. Tanggungjawab Sosial Perusahaan (CSR) Pertemuan ke-6

2012, No.71 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Kebandarudaraan adalah segala sesuatu yang berkaita

I. PENDAHULUAN. dan keberlangsungan hidup organisasi karena budaya terkait dengan nilai-nilai

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. tujuan perusahaan karena masalah yang akhirnya menentukan dan. memprediksikan keberhasilan atau kegagalan suatu kebijakan, strategi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kepemimpinan adalah hal yang menjadi topik penting dalam setiap penelitian

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. signifikan (F=7,595 dan p<0,01) dengan sumbangan efektif secara bersamasama

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. diuraikan pada bab terdahulu dalam penelitian ini, guna mengungkap dan menjawab

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UUD 1945 Pasal 40 ayat 2 Penciptaan perluasan kesempatan kerja dilakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Hubungan gaya kepemimpinan..., Eka Prasetiawati, FISIP 1 UI, 2009 Universitas Indonesia

BAB II LANDASAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perubahan lingkungan organisasi yang semakin kompleks dan kompetitif,

BAB 1 PENDAHULUAN. Hubungan persepsi..., Reza Baizuri, FE UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. yang telah mendunia. Dampak yang secara langsung dirasakan adalah adanya

BAB I PENDAHULUAN. pesaing usaha lainnya, baik secara global dan menjadi yang terunggul dalam

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian lapangan, penelitian kepustakaan dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengelolaan Negara baik secara desentralisasi maupun secara otonomi

BAB II DESKRIPSI PT. ANGKASA PURA II (PERSERO) Perusahaan merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara yang bergerak

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya yang terpenting adalah sumber daya manusia. berjalan dengan baik adalah dipengaruhi oleh adanya hubungan yang

PERTEMUAN 13 dan 14: KEPEMIMPINAN. DIKTAT KULIAH: TEORI ORGANISASI UMUM 1 Dosen: Ati Harmoni 1

Transkripsi:

BAB III PERUMUSAN PERMASALAHAN 3.1 Alasan Pemilihan Masalah untuk Dipecahkan Pasal 25 Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2001 tentang Kebandarudaraan menyebutkan bahwa jenis pelayanan jasa kebandarudaraan yang diselenggarakan Badan Usaha Kebandarudaraan meliputi: a. penyediaan, pengusahaan, dan pengembangan fasilitas untuk kegiatan pelayanan pendaratan, lepas landas, manuver, parkir dan penyimpanan pesawat udara; b. penyediaan, pengusahaan, dan pengembangan fasilitas terminal untuk pelayanan angkutan penumpang, kargo dan pos; c. penyediaan, pengusahaan, dan pengembangan fasilitas elektronika, listrik, air dan instalasi limbah buangan; d. jasa kegiatan penunjang bandara; e. penyediaan lahan untuki bangunan, lapangan dan industri serta gedung atau bangunan yang berhubungan dengan kelancaran angkutan udara; f. penyediaan jasa konsultansi, pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan kebandarudaraan; dan g. penyediaan jasa lainnya yang dapat menunjang pelayanan jasa kebandarudaraan. Atas pelayanan jasa kebandarudaraan tersebut PT AP II mendapatkan pendapatan dari pendapatan jasa aeronautika dan jasa non aeronautika di mana masih didominasi oleh pendapatan dari jasa aeronautika. Berdasarkan hal tersebut manajemen PT Angkasa Pura II telah menetapkan pengembangan usaha dengan mengubah paradigma usaha yang awalnya berorientasi pada aeronautika menjadi non aeronautika. Perubahan orientasi ini ditandai dengan berubahnya struktur organisasi kantor pusat dengan dibentuknya Direktorat Pengembangan Usaha dan Komersial. 18

Perubahan orientasi usaha tersebut perlu didukung oleh budaya kerja organisasi di mana kinerjanya mendukung tercapainya tujuan perusahaan yaitu agar pengembangan usaha dapat mencapai hasil yang optimal. Berdasarkan Hasil penelitian Harvard Business School (Kotter and Heskett 1992) menunjukkan bahwa budaya mempunyai dampak yang kuat dan semakin besar pada prestasi kerja organisasi. Penelitian tersebut mempunyai empat kesimpulan yaitu : a. Budaya korporat dapat mempunyai dampak signifikan pada prestasi kerja ekonomi perusahaan dalam jangka panjang; b. Budaya korporat bahkan mungkin merupakan faktor yang lebih penting dalam menentukan kesuksesan atau kegagalan perusahaan dalam dekade mendatang; c. Budaya korporat yang menghambat prestasi keuangan yang kokoh dalam jangka panjang adalah tidak jarang; dan buadaya itu berkembang dengan mudah, bahkan dalam perusahaan yang penuh dengan orang yang bijkasana dan pandai; d. Walaupun sulit untuk diubah, buadaya korporat dapat dibuat untuk lebih meningkatkan prestasi Budaya kerja adalah suatu dimensi milik bersama yang dipelajari suatu kelompok pada saat memecahkan masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal, yang telah cukup berhasil sehingga dianggap ajek dan karena itu akan diajarkan kepada anggota kelompok yang baru sebagai cara yang benar untuk mempersepsi, berpikir dan merasa dalam menghadapi masalah serupa. Kotter dan Heskett (1992) mengemukakan bahwa budaya perusahaan memiliki 3 (tiga) tingkat. Pada tingkat pertama, budaya organisasi yang tampak (visible) atau permukaan (surface) seperti cara karyawan berpekaian, perayaan atau acara seremonial yang diadakan di perusahaan. Tingkat kedua, budaya organisasi yang tidak tampak (invisible) yaitu nilai nilai yang diekspresikan oleh rekan rekan kerja, atasan seperti bagaimana definisi disiplin, apa makna prestasi. Tingkat ketiga, keyakinan yang paling dalam atau asumsi asumsi yang tersembunyi 19

seperti adanya keyakinan bahwa atasan tidak pernah salah, anak buahlah yang salah. Tingkat kedua dan ketiga dari budaya kerja ini kadang tidak disadari oleh staf bahkan oleh pimpinan manajerial. Tetapi tingkat ini juga mempengaruhi prestasi dan kinerja organisasi. Pemimpin harus memahami dan merasakan budaya organisasi di perusahaan. Dengan memahami budaya organisasi, pemimpin diharapkan akan dapat lebih cepat melakukan perubahan dan menciptakan organisasi yang adaptif, yang mampu mengatasi keadaan, situasi, dan iklim persaingan global di luar organisasi. Budaya kerja memberikan konsentrasi pada bentuk sikap yang merupakan kepribadian dari individu individu dalam perusahaan, sehingga kumpulan sikap dan interaksi kepribadian antar individu dalam perusahaan akan memunculkan karakter perusahaan. Bentuk ini dapat dibangun melalui peningkatan integritas dari sikap dan karakter yang ada pada perusahaan. PT (Persero) Angkasa Pura II telah mengupayakan pemetaan dan pengkajian budaya kerja perusahaan sehingga PT AP II dapat merumuskan, memperbarui, dan membentuk budaya kerja yang baru sebagai langkah awal dalam meniti ke arah perubahan yang lebih baik. Kajian yang dilakukan oleh LAPI ITB merupakan kajian yang membahas organisasi fungsionalnya tidak membahas individu per individu. Salah satu kajian identifikasi budaya kerja PT AP II adalah perilaku kepemimpinan dengan hasil rekomendasi perlu dijalankannya program pengembangan kepemimpinan. Budaya organisasi yang kuat ikut mempengaruhi kinerja dan kemajuan organisasi di masa depan dan lebih lanjut budaya organisasi mempengaruhi tingkat komitmen anggotanya dalam mengembangkan dan memajukan organisasi. Para ahli juga menegaskan bahwa budaya suatu organisasi yang kuat dipengaruhi oleh kepemimpinan yang kuat (strong culture are created and shaped by strong leadership) (Luthans, 1995). 20

Profesor Asip F. Hadinata mengemukakan premis bahwa nilai kepemimpinan mempunyai nilai kekuatan pengaruh pangkat dua dibanding nilai nilai lain (organisasi, dinamika lingkungan, individu, dan sosial kemasyarakatan). Di sini menunjukkan bahwa pemimpin mempunyai peran yang sangat determinan dalam menentukan pengembangan dan pemantapan budaya organisasi. Kepemimpinan adalah sebuah hubungan yang saling mempengaruhi di antara pemimpim dan pengikut (bawahan) yang menginginkan perubahan nyata yang mencerminkan tujuan bersamanya. Kepemimpinan melibatkan hubungan pengaruh yang mendalam, yang terjadii di antara orang orang yang menginginkan perubahan signifikan, dan perubahan tersebut mencerminkan tujuan yang dimiliki bersama oleh pemimpin dan pengikutnya. Pengaruh (influence) dalam hal ini berarti hubungan di antara pemimpin dan pengikut sehingga bukan sesuatu yang pasif, tetapi merupakan suatu hubungan timbal balik dan tanpa paksaan. Dengan demikian, kepemimpinan itu sendiri merupakan proses yang saling mempengaruhi. Pemimpin mempengaruhi bawahannya, demikian sebaliknya. Orang orang yang terlibat dalam hubungan tersebut menginginkan sebuah perubahan sehingga pemimpin diharapkan menciptakan perubahan yang signifikan dalam organisasi dan bukan mempertahankan status quo. Selanjutnya, perubahan tersebut bukan merupakan sesuatu yang dinginkan pemimpin, tetapi lebih pada tujuan (purposes) yang diinginkan dan dimiliki bersama. Tujuan tersebut merupakan sesuatu yang diinginkan, yang diharapkan, yang harus dicapai di masa depan sehingga tujuan ini menjadi motivasi utama visi dan misi organisasi. Pemimpin mempengaruhi pengikutnya untuk mencapai perubahan berupa hasil yang diinginkan bersama. Kepemimpinan merupakan aktivitas orang orang, yang terjadi di antara orangorang dan bukan sesuatu yang dilakuan untuk orang orang sehingga kepemimpinan melibatkan pengikut (followers). Proses kepemimpinan juga melibatkan keinginan dan niat, keterlibatan yang aktif antara pemimpin dan pengikut untuk mencapai tujuan yang diinginkan bersama. 21

Dengan demikian, baik pemimpin ataupun pengikut mengambil tanggung jawab pribadi (personal responsibility) untuk mencapai tujuan bersama tersebut. Terdapat beberapa teori kepemimpinan yang dikenal, diantaranya adalah menurut Desler (1982) yang membaginya dalam 3 pendekatan, yaitu: a. Pendekatan Ciri; Pendekatan ini menganalisa kepemimpinan berdasarkan ciri ciri/atribut tertentu dari seorang pemimpin yang efektif dan kurang efektif. b. Pendekatan Perilaku Pendekatan ini menganalisa kepemimpinan berdasarkan fungsi dan gaya kepemimpinan dalam organisasi. c. Pendekatan Situasional Pendekatan ini menyatakan bahwa gaya kepemimpinan yang paling sesuai tergantung pada situasi di mana pemimpin bekerja Berdasarkan penjelasan di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah penerapan model gaya kepemimpinan di Kantor Pusat PT (Persero) Angkasa Pura II berdasarkan Pendekatan Situasional dalam kaitannya dengan perubahan paradigma perusahaan. Rumusan masalah di atas diuraikan dalam bentuk pertanyaan penelitian (research questions) sebagai berikut : a. Apa gaya kepemimpinan yang paling dominan di Kantor Pusat PT (Persero) Angkasa Pura II berdasarkan teori Pendekatan Situasional? b. Bagiamana tingkat kematangan bawahan yang paling dominan di Kantor Pusat PT (Persero) Angkasa Pura II? c. Apakah gaya kepemimpinan yang paling dominan tersebut telah sesuai dengan tingkat kematangan bawahan? 22

3.2 Posisi Permasalahan Yang Harus Dipecahkan Manajemen PT Angkasa Pura II telah menetapkan pengembangan usaha non aeronautika sebagai salah satu program kerja strategis jangka panjang 2004 2008. Oleh karena itu perubahan orientasi usaha ke arah non aeronautika perlu didukung oleh budaya perusahaan di mana di dalamnya di dukung oleh pemimpin yang dapat mempengaruhi pengikutnya untuk mencapai perubahan berupa hasil yang diinginkan bersama. Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa pemimpin mempunyai peran yang sangat determinan dalam menentukan pengembangan dan pemantapan budaya organisasi yang mendukung pencapaian usaha perusahaan. Penelitian ini membahas karakteristik kepemimpinan dan kesesuaiannya dengan tingkat kematangan bawahan dalam kaitannya dengan perubahan paradigma perusahaan, dengan posisi pemasalahan yang akan dipecahkan sebagai berikut: PT (Persero) Angkasa Pura II Corporate Culture Perubahan Paradigma Leadership Characteristic Kesesuaian dengan Kematangan Bawahan 23