Dinas Kesehatan Aceh 2016

dokumen-dokumen yang mirip
UPAYA PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI YUSNIWATI, SKM, M. KES DINAS KESEHATAN PROVINSI ACEH

TANTANGAN PROGRAM GIZI DI INDONESIA. Doddy Izwardy Direktur Bina Gizi Kementerian Kesehatan

Kegiatan Subdit Kesehatan Usia Reproduksi T.A 2017

PANDUAN PENGISIAN KUESIONER PEMANTAUAN STATUS GIZI (PSG) DAN MONITORING EVALUASI KEGIATAN PEMBINAAN GIZI

GRAFIK KECENDERUNGAN CAKUPAN IBU HAMIL MENDAPAT 90 TABLET TAMBAH DARAH (Fe3) DI INDONESIA TAHUN

[LAPORAN SURVAI PEMANTAUAN STATUS GIZI PROVINSI ACEH 2017]

Dr.dr. Bondan Agus Suryanto, SE, MA, AAK

Keluarga Sadar Gizi (KADARZI)

Masalah Gizi di Indonesia dan Posisinya secara Global

b. Tujuan Khusus Meningkatkan cakupan hasil kegiatan Bulan Penimbangan Balita (BPB) di Puskesmas Losarang.

ISSN InfoDATIN PUSAT DATA DAN INFORMASI KEMENTERIAN KESEHATAN RI. Hari Anak-Anak Balita 8 April SITUASI BALITA PENDEK

HASIL PEMANTAUAN STATUS GIZI (PSG) TAHUN Direktorat Gizi Masyarakat Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan 2017

REVITALISASI KEGIATAN PEMBINAAN GIZI MELALUI PGS DAN PSG

RPJMN KESEHATAN DAN GIZI MASYARAKAT

PROGRESS REPORT PROGRAM INDONESIA SEHAT DENGAN PENDEKATAN KELUARGA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Gizi merupakan faktor penting untuk mewujudkan manusia Indonesia.

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PERBAIKAN GIZI

HASIL PEMANTAUAN STATUS GIZI (PSG) PROVINSI SUMATERAUTARA TAHUN 2016 DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2017

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas dan produktif. Untuk

EVALUASI KINERJA DINAS KESEHATAN KAB. BOALEMO TAHUN 2016 KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN UNTUK MENCAPAI TARGET

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan Nasional Bangsa Indonesia sesuai Pembukaan

BAB I PENDAHULUAN. Mulai dari kelaparan sampai pola makan yang mengikuti gaya hidup yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian negara berkembang di dunia termasuk Indonesia menjadi salah satu

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan oleh pita warna hijau muda sampai hijau tua.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan Masyarakat (IPM). IPM terdiri dari tiga aspek yaitu pendidikan,

Pokok-Pokok Kebijakan Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi (RAN-PG)

HASIL PEMANTAUAN STATUS GIZI (PSG) TAHUN Direktorat Gizi Masyarakat Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan 2018

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN STATUS GIZI BERDASARKAN INDEKS ANTROPOMETRI TUNGGAL DAN ANALISIS LANJUT DATA RISKESDAS 2007 YEKTI WIDODO & TIM

PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH DINAS KESEHATAN Jalan Jend.Sudirman No.24 Telp SUNGAI PENUH Kode Pos : 37112

No. Dokumen : C. KEBIJAKAN Puskesmas Gedongan mengatur tata cara melakukan konsultasi gizi kepada pasien

Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kav. 4-9 Jakarta. p f

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh Selamat pagi dan Salam Sejahtera Bagi Kita Semua,

ANALISIS SITUASI PANGAN DAN GIZI

BAB I PENDAHULUAN. MDGs lainnya, seperti angka kematian anak dan akses terhadap pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan). Maka kesehatan adalah dasar

BAB 1 PENDAHULUAN. Program perbaikan gizi masyarakat telah berjalan puluhan tahun, namun

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

RELEVANSI PENDIDIKAN TINGGI GIZI DI INDONESIA. Asih Setiarini Disampaikan pada Seminar Gizi untuk Bangsa V Depok, 30 Agustus 2016

SAMBUTAN BUPATI MALINAU PADA ACARA PEMBUKAAN SOSIALISASI DAN ADVOKASI SERIBU HARI PERTAMA KEHIDUPAN (1000 HPK) RABU, 27 JULI 2016

PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pemberian Makanan Tambahan dalam meningkatkan status gizi anak

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

BAB II LANDASAN TEORI

METODE PENELITIAN. n= z 2 1-α/2.p(1-p) d 2

BAB I PENDAHULUAN. mengancam kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang sangat diperlukan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Food 1000 HPK. for Kids. Warisan untuk Anak Cucu. Asal... Luar Biasa! 1000 HPK. Kehamilan Usia 1 Tahun Usia 2 Tahun. GEN CERDAS Bisa Diturunkan,

I. PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan mempunyai visi mewujudkan masyarakat mandiri untuk

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

RENCANA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia masih memerlukan perhatian yang lebih terhadap persoalan

MINILOKAKARYA PUSKESMAS SELOMERTO

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat

terdapat di tingkat SD/Sederajat. lebih tinggi di luar Temanggung. 1) Angka Kematian Bayi waktu satu tahun per kelahiran hidup.

SERIBU HARI UNTUK NEGERI

TOPIK UTAMA Pelaksanaan Indonesia Sehat Untuk Mendukung Kualitas Hidup Manusia Sehat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Gizi merupakan salah satu unsur penting sebagai penentu dalam peningkatan kualitas

PENGGERAKAN PELAKSANAAN KEGIATAN KESEHATAN KELUARGA TA 2017

PENANGANAN STUNTING TERPADU TAHUN 2018

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan anak di periode selanjutnya. Masa tumbuh kembang di usia ini

Meja 1 Pendaftaran balita, ibu hamil, ibu menyusui. Meja 4 Penyuluhan dan pelayanan gizi bagi ibu balita, ibu hamil dan ibu menyusui

terdapat di tingkat SD/Sederajat. lebih tinggi di luar Temanggung. waktu satu tahun per kelahiran hidup.

SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL KESEHATAN MASYARAKAT

Daya tahan rendah Mudah sakit Kematian

BAB I PENDAHULUAN. dari pertemuan sperma dan ovum sebagai rangkaian kejadian dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Disampaikan pada : REFRESHING KADER POSYANDU Kabupaten Nias Utara Tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kartu Menuju Sehat (KMS)

PEDOMAN PELAYANAN GIZI PUSKESMAS WONOSARI II

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pertumbuhan (growth) adalah hal yang berhubungan dengan perubahan

1 Usia Harapan Hidup (UHH) Tahun 61,2 66,18. 2 Angka Kematian Bayi (AKB) /1.000 KH Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI) /100.

BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RENSTRA DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI PERIODE intensitas upaya-upaya pencegahan. yang melaksanakan pembinaan petugas kab/puskesmas KH)

BAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu riset menunjukkan setidaknya 3,5 juta anak meninggal tiap tahun karena

BAB I PENDAHULUAN. tingkat nasional cukup kuat. Hal ini dirumuskan dalam Undang-Undang No.17

KERANGKA ACUAN PROGRAM GIZI PUSKESMAS KAMPAR KIRI

BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN. tahun. Berikut data ketenagaan pegawai di Puskesmas Banguntapan III per 31

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kesejahteraan manusia. Gizi seseorang dikatakan baik apabila terdapat

BAB 1 : PENDAHULUAN. Millenuim Development Goals (MDGs) adalah status gizi (SDKI, 2012). Status

OLEH: DODIK BRIAWAN (KULIAH PEMBEKALAN KKP ILMU GIZI, BOGOR, 5 MEI 2012) KOMPETENSI KKP/Internship (AIPGI)

BAB I PENDAHULUAN. 2006). Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI) tahun 2014

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal serta melindungi anak dari

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Aribul Maftuhah

Filosofi. Mendekatkan Akses pelayanan kesehatan yg bermutu kepada masyarakat. UKM_Maret

ISSN InfoDATIN PUSAT DATA DAN INFORMASI KEMENTERIAN KESEHATAN RI SITUASI GIZI. di Indonesia. 25 Januari - Hari Gizi dan Makanan Sedunia

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi kurang sering terjadi pada anak balita, karena anak. balita mengalami pertumbuhan badan yang cukup pesat sehingga

KUESIONER PEMANTAUAN STATUS GIZI

GIZI KURANG PENYEBAB STUNTING

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB I PENDAHULUAN. dan dewasa sampai usia lanjut. Dari seluruh siklus kehidupan, program perbaikan

Transkripsi:

Dinas Kesehatan Aceh 2016

ARAH KEBIJAKAN 2015-2019 Peningkatan surveilans gizi termasuk 1 pemantauan pertumbuhan Peningkatan promosi perilaku masyarakat tentang kesehatan, gizi, dll 2 PERBAIKAN GIZI Peningkatan akses dan mutu paket yankes dan gizi 6 3 Penguatan peran Linsek dalam rangka intervensi sensitif dan spesifik 4 Penguatan 5 pelaksanaan dan pengawasan regulasi dan standar gizi Peningkatan peran serta masyarakat dalam perbaikan gizi

PSG Dalam Surveilans Gizi SURVEILANS GIZI INTERVENSI BERKESINAMBUNGAN PENGUMPULAN DATA: Analisis Penyajian Advokasi ANALISIS DAN REKOMENDASI KEPUTUSAN KEBIJAKAN PERENCANAAN TINDAKAN: - Darurat - Jangka Pendek - Jangka Panjang Penimbangan balita PSG Data rutin Konsumsi gizi dll

PENGERTIAN PSG Pemantauan Status Gizi adalah kegiatan survey status gizi yang berkelanjutan untuk mengumpulkan data indikator status gizi dan determinannya.

TUJUAN PSG Memperoleh informasi status gizi 1. Balita dgn indeks BB/U, BB/TB, PB/U-TB/U, IMT/U 2. WUS, Bumil dengan indeks LiLA 3. Anak usia sekolah, remaja TB/U dan IMT/U 4. Dewasa dengan indeks IMT Memperoleh informasi konsumsi gizi ibu hamil 1. tingkat (rata-rata) konsumsi 2. besaran defisit 3. pola konsumsi makanan 4. keanekaragaman konsumsi pangan

TUJUAN PSG (Kinerja Gizi) 1) Persentase remaja puteri mendapat Tablet Tambah Darah (TTD); 2) Persentase ibu hamil KEK yang mendapat Pemberian Makanan Tambahan (PMT); 3) Persentase ibu hamil yang mendapat TTD 90 tablet selama masa kehamilan; 4) Persentase ibu nifas mendapat kapsul vitamin A; 5) Persentase bayi yang diberi kesempatan untuk Inisiasi Menyusu Dini (IMD); 6) Persentase bayi kurang dari 6 bulan yang mendapat Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif; 7) Persentase Balita mempunyai KMS; 8) Persentase Balita yang ditimbang di Posyandu; 9) Persentase Balita gizi buruk mendapat perawatan; 10)Persentase Balita 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin A; 11)Persentase Balita kurus memperoleh makanan tambahan; 12)Persentase rumah tangga mengonsumsi garam beriodium.

OUTPUT PSG Diperolehnya informasi perkembangan situasi gizi Diperolehnya peta situasi gizi Tersedianya data status gizi untuk analisis situasi pangan dan gizi setempat. Feedback dan diseminasi hasil PSG secara khusus dan surveilans gizi secara umum.

METODOLOGI Desain: Kroseksional (Potong lintang) 1.Desain: Lokasi: Kroseksional Tahun 2016 (Potong di direncanakan lintang) di semua Kab/Kota 2.Lokasi: (509) Tahun 2015 di direncanakan di semua Kab/Kota 3.Populasi Populasi: dan - sampel: seluruh Rumahtangga rumah tangga yang yang memiliki memiliki Balita balita 0-59 bulan - seluruh rumah tangga yang memiliki bumil 4.Kerangka sampel: sampling: - 10 RT Multi-stage yang memiliki 30 anak klaster balita per kab/kota dengan metode PPS berdasarkan jumlah penduduk. Klasternya adalah desa - seluruh bumil di kluster terpilih 5.10 Kerangka rumahtangga sampling: per klaster Multi-stage dengan cara 30 memilih klaster pusat per kab/kota. klaster dan Klaster pemilihan adalah rumahtangga desa sampel dengan metoda OBAT NYAMUK 1. Penentuan (disesuaikan Kluster dengan kondisi geografi) 2. Penentuan sampel RT dalam klaster

METODOLOGI Waktu pelaksanaan: 1.Desain: Bulan Kroseksional Juni s.d (Potong Agustus lintang) 2.Lokasi: Tahun persiapan 2015 di anggaran, direncanakan tenaga, di semua alat Kab/Kota dan bahan 3.Populasi dan oreintasi sampel: enumartor Rumahtangga tentang yang teknis memiliki pelaksanaan Balita 0-59 PSG bulan 4.Kerangka Bulan sampling: September Multi-stage s.d Oktober 30 klaster per kab/kota dengan metode Pengumpulan PPS berdasarkan data jumlah penduduk. Klasternya adalah desa Validasi supervisor 5.10 rumahtangga Editing per data klaster dengan cara memilih pusat klaster dan pemilihan Entry rumahtangga data sampel dengan metoda OBAT NYAMUK (disesuaikan dengan kondisi geografi) Cleaning data Bulan Desember Analisis data tingkat Pusat

MULTI STAGE SAMPLING Provinsi TK PROVINSI KAB/KOTA Kab/Kota 30 Kluster Kluster KAB/KOTA 30 Kluster KAB/KOTA KAB/KOTA KAB/KOTA 30 Kluster 30 Kluster 30 Kluster Kluster 1: 10 KK Kluster 2: 10 KK Kluster 30 : 10 KK Kluster 3: 10 KK Kluster 4: 10 KK Kluster 6: 10 KK Kluster. N : 10 KK Kluster 5: 10 KK

PELAKSANAAN PSG Tahun Pelaksanaan 2014 2015 2016 respon rate Indikator yang dikumpulkan 151 kab/kota Status gizi Data kinerja 496 kab/kota Status gizi Rencana akan dilakukan di seluruh kab/kota di Indonesia (509 kab/kota) Data kinerja Status gizi Pengembangan Instrumen Konsumsi gizi bumil Data kinerja Unit analisis menggambarkan: Nasional nasional Nasional, provinsi dan Kab/kota Nasional, sebagian provinsi Nasional, provinsi dan Kab/kota Nasional Nasional, provinsi

SITUASI STATUS GIZI BALITA INDONESIA (HASIL PEMANTAUAN STATUS GIZI 2014-2016) 12

TREND STATUS GIZI BALITA DI INDONESIA (PEMANTAUAN STATUS GIZI 2014-2016) 35 30 28,9 29 27,5 25 20 19,3 18,8 17,8 15 10 5 11,8 11,9 11,1 5,5 5,3 4,3 0 Gizi Kurang Pendek Kurus Gemuk 2014 2015 2016 Tahun 2014 : 134 Kab/Kota dengan jumlah sampel = 39.168 balita Tahun 2015 : 496 Kab/Kota dengan jumlah sampel = 165.523 balita Tahun 2016 : 514 Kab/Kota dengan jumlah sampel = 165.085 balita 13

HASIL PSG 2016 PADA KELOMPOK BALITA 14

HASIL PEMANTAUAN STATUS GIZI TAHUN 2016 PROVINSI ACEH

Perbandingan Status Gizi Indikator BB/U (Underweight) Indonesia Perbandingan Status Gizi Indikator BB/U (Underweight) Aceh 90 80 79,7 80,7 90 80 76,1 82,2 70 70 60 60 50 50 40 40 30 20 10 0 3,9 3,4 14,9 14,4 Gizi Buruk Gizi Kurang Gizi Baik Gizi Lebih PSG INA 2015 PSG INA 2016 1,6 1,5 30 20 10 0 6 2,6 16,3 14,1 Gizi Buruk Gizi Kurang Gizi Baik Gizi Lebih 1,5 1,1 PSG ACEH 2015 PSG ACEH 2016 Hasil PSG 2016 menunjukkan Prevalensi Underweight terjadi penurunan untuk Indonesia dan Aceh

35 Perbandingan Status Gizi Indikator BB/U (Underweight) Per Kabupaten/Kota Provinsi Aceh 30 25 20 22,4 16,7 15 10 5 0 PSG 2015 PSG 2016 Secara provinsi terjadi penurunan jumlah penderita Underweigt namun ada beberapa kabupaten yang meningkat diantaranya; Simeulu, Aceh Timur, Aceh Utara, Aceh Barat Daya, Banda Aceh dan Subbulussalam

80 70 Perbandingan Status Gizi Indikator TB/U (Stunting) Indonesia 71 72,5 80 70 Perbandingan Status Gizi Indikator TB/U (Stunting) Provinsi Aceh 68,4 73,6 60 60 50 50 40 40 30 30 20 18,9 19 20 20 18,8 10 10,1 8,5 10 11,6 7,6 0 Sangat Pendek Pendek Normal 0 Sangat Pendek Pendek Normal PSG INA 2015 PSG INA 2016 PSG ACEH 2015 PSG ACEH 2016 Hasil PSG 2016 menunjukkan Prevalensi Sunting terjadi penurunan untuk Indonesia dan Aceh

50 Perbandingan Status Gizi Indikator TB/U (Stunting) Per Kabupaten/Kota Provinsi Aceh 45 40 35 30 25 31,6 26,4 20 15 10 5 0 PSG 2015 PSG 2016 Secara provinsi terjadi penurunan jumlah penderita Stunting namun ada beberapa kabupaten yang meningkat diantaranya; Bireuen, Aceh Barat Daya dan Bener Meriah

90 Perbandingan Status Gizi Indikator BB/TB (Wasting) Indonesia 82,7 84,6 90 Perbandingan Status Gizi Indikator BB/TB (Wasting) Provinsi Aceh 83,5 80 80 77,1 70 70 60 60 50 50 40 40 30 30 20 10 0 3,7 3,1 8,2 8 Sangat Kurus Kurus Normal Gemuk PSG INA 2015 PSG INA 2016 5,3 4,3 Hasil PSG 2016 menunjukkan Prevalensi Sunting terjadi penurunan untuk Indonesia dan Aceh 20 10 0 7,1 3,5 10,3 9,8 Sangat Kurus Kurus Normal Gemuk PSG ACEH 2015 PSG ACEH 2016 6,6 3,1

35 Perbandingan Status Gizi Indikator BB/TB (Wasting) Per Kabupaten/Kota Provinsi Aceh 30 25 20 15 17,4 13,3 10 5 0 PSG 2015 PSG 2016 Secara provinsi terjadi penurunan jumlah penderita Wasting (Kurus) ada beberapa kabupaten yang meningkat diantaranya; Simeulu, Aceh Selata, Aceh Tenggara dan Aceh Barat Daya

PERBANDINGAN ANTAR INDIKATOR STATUS GIZI HASIL PSG 2015 (WHO STANDAR BAIK : BB/U <5%, BB/TB 90 80 BB/U (Underweight) 76,1 82,2 80 70 <10%, TB/U <20% ) TB/U (Stunting) 68,4 73,6 90 80 BB/TB (Wasting) 77,1 83,5 70 60 70 60 50 60 50 40 50 40 40 30 20 16,3 14,1 30 20 11,6 20 18,8 30 20 10 0 6 2,6 1,5 1,1 Gizi Buruk Gizi Kurang Gizi Baik Gizi Lebih 10 0 7,6 Sangat Pendek Pendek Normal 10 0 10,3 9,8 7,1 6,6 3,5 3,1 Sangat Kurus Kurus Normal Gemuk PSG ACEH 2015 PSG ACEH 2016 PSG ACEH 2015 PSG ACEH 2016 PSG ACEH 2015 PSG ACEH 2016

SIFAT INDIKATOR STATUS GIZI (1) (RISET KESEHATAN DASAR, 2013) a. INDEKS BERAT BADAN MENURUT UMUR (BB/U) Memberikan indikasi masalah gizi secara umum karena berat badan berkorelasi positif dengan umur dan tinggi badan. Berat badan menurut umur rendah dapat disebabkan karena pendek (masalah gizi kronis) atau menderita penyakit infeksi (masalah gizi akut) b. INDEKS TINGGI BADAN MENURUT UMUR (TB/U) Memberikan indikasi masalah gizi yang sifatnnya kronis sebagai akibat dari keadaan yang berlangsung lama. Misalnya: kemiskinan, perilaku hidup tidak sehat, dan asupan makanan kurang dalam waktu yang lama sehingga mengakibatkan anak menjadi pendek.

SIFAT INDIKATOR STATUS GIZI (2) (RISET KESEHATAN DASAR, 2013) c. INDEKS BERAT BADAN MENURUT TINGGI BADAN (BB/TB) Memberikan indikasi masalah gizi yang sifatnnya AKUT sebagai akibat dari peristiwa yang terjadi dalam waktu yang tidak lama (singkat). Misalnya terjadi wabah penyakit dan kekurangan makan (kelaparan) yang menyebabkan anak menjadi kurus. Indikator BB/TB dan IMT/U dapat digunakan untuk identifikasi KURUS DAN GEMUK. Masalah kurus dan gemuk pada umur dini dapat berakibat pada risiko berbagai penyakit tidak menular pada saat dewasa (Teori Barker). Masalah gizi AKUT-KRONIS adalah masalah gizi yang memiliki sifat masalah gizi akut dan kronis. CONTOH: ANAK YANG KURUS DAN PENDEK

PREV. BALITA KURUS DAN SANGAT KURUS (BB/TB) BATASAN MASALAH KESEHATAN MASYARAKAT INDIKATOR GIZI MENURUT WHO PREV. BALITA GIZI BURUK+ KURANG (BB/U) PREV. BALITA PENDEK+ SANGAT PENDEK (TB/U) PREV. BALITA GEMUK (BB/TB) PENCAPAIAN <5% : baik <10% : baik <20% : baik <5% : baik HIJAU 5-10%: masalah ringan 10-15% : masalah ringan 20-30%: masalah ringan 5-10% : masalah ringan BIRU 10,1-15% : masalah sedang 15,1-20% : masalah sedang 30,1-40% : masalah sedang 10,1-15% : masalah sedang KUNING >15% : masalah berat >20% : masalah berat >40% : masalah berat >15% : masalah berat MERAH IPKM SULAWESI UTARA TAHUN 2013 25

BATASAN MASALAH KESEHATAN MASYARAKAT INDIKATOR GIZI MENURUT WHO No Kabupaten/Kota PSG 2015 PSG 2016 Pendek Kurus Masalah Gizi Pendek Kurus Masalah Gizi 1 Simeulu 37,5 13,4 Akut- Kronis 28,6 14,3 Akut- Kronis 2 Aceh Singkil 36,9 13,1 Akut- Kronis 28,8 8,7 Akut- Kronis 3 Aceh Selatan 43,8 15,4 Akut- Kronis 26,6 21,1 Akut- Kronis 4 Aceh Tenggara 38,5 18,2 Akut- Kronis 21,0 18,7 Akut- Kronis 5 Aceh Timur 31,3 16,0 Akut- Kronis 32,3 13,8 Akut- Kronis 6 Aceh Tengah 36,4 13,1 Akut- Kronis 27,0 9,9 Akut- Kronis 7 Aceh Barat 36,4 13,1 Akut- Kronis 25,5 7,3 Akut- Kronis 8 Aceh Besar 24,9 21,9 Akut- Kronis 12,2 9,0 Akut 9 Pidie 32,6 24,8 Akut- Kronis 27,7 21,8 Akut- Kronis 10 Bireuen 28,1 17,7 Akut- Kronis 36,6 9,5 Akut- Kronis 11 Aceh Utara 38,6 21,8 Akut- Kronis 36,1 16,2 Akut- Kronis 12 Aceh Barat Daya 28,8 18,4 Akut- Kronis 31,6 30,2 Akut- Kronis 13 Gayo Lues 30,5 14,1 Akut- Kronis 15,5 12,8 Akut 14 Aceh Tamiang 25,4 8,4 Akut- Kronis 15,1 6,7 Akut 15 Nagan Raya 40,3 14,3 Akut- Kronis 28,6 12,2 Akut- Kronis 16 Aceh Jaya 25,5 15,1 Akut- Kronis 22,8 4,6 Kronis 17 Bener Meriah 34,4 20,1 Akut- Kronis 38,0 6,4 Akut- Kronis 18 Pidie Jaya 37,1 21,1 Akut- Kronis 17,4 14,2 Akut 19 Kota Banda Aceh 23,9 19,9 Akut- Kronis 27,1 15,5 Akut- Kronis 20 Kota Sabang 27,4 16,7 Akut- Kronis 24,3 16,1 Akut- Kronis 21 Kota Langsa 25,1 22,1 Akut- Kronis 22,2 10,8 Akut- Kronis 22 Kota Lhokseumaw 34,6 26,2 Akut- Kronis 27,4 12,5 Akut- Kronis 23 Kota Subussalam 31,7 16,7 Akut- Kronis 32,9 15,4 Akut- Kronis ACEH 32,6 17,5 Akut- Kronis 26,4 13,4 Akut- Kronis Hasil PSG Aceh Aceh Stunting : 26,4 dan Kurus 13,4 % AKUT DAN KRONIS

KEBIJAKAN PROGRAM DAN POLA OPERASIONAL INTERVENSI PERBAIKAN GIZI 27

Program Kesehatan Berdasarkan Siklus Hidup IBU HAMIL, BERSALIN, DAN NIFAS Stimulasi dan nutrisi pengungkit otak pada janin melalui Ibu Hamil P4K Buku KIA ANC terpadu Kelas Ibu Hamil APN RTK Kemitraan Bidan Dukun KB PP Deteksi pengembanga n Inteligensia dan upaya stimulasi sensomotorik ASI eksklusif Imunisasi dasar lengkap Pemberian makan Penimbangan Vit A MTBS Deteksi pengembangan Inteligensia dan upaya stimulasi Kognitif SDIDTK Imunisasi Gizi Kolaborasi PAUD, BKB, dan Posyandu Deteksi dan Simulasi kognitif Optimalisasi kesiapan belajar dan pengembanga n model belajar yang efektif UKS Imunisasi anak sekolah Penjaringan anak usia sekolah PMT Identifikasi dan optimalisasi kecerdasan majemuk pada remaja Kesehatan reproduksi Konseling gizi HIV/AIDS dan NAPZA Tablet Fe Konseling Kespro PKRT Promosi Gaya Hidup Otak Sehat, mandiri dan produktif KB bagi PUS PKRT Deteksi PM dan PTM Kesehatan OR dan kerja Deteksi gangguan kognitif untuk mengoptimalkan kualitas hidup Posyandu Lansia Peningkatan kualitas Hidup Mandiri Perlambatan proses Degeneratif

IMPLEMENTASI GERNAS PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI MELALUI 1000 HPK Perpres No. 42 tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi upaya penggalangan partisipasi dan kepedulian pemangku kepentingan secara terencana dan terkoordinir untuk percepatan perbaikan gizi pada 1000 hari perta kehidupan.

Kegiatan Penunjang: Pemenuhan SDM Gizi Kompetensi Gizi: Asuhan Gizi di Puskesmas Surveilans Gizi Pemantauan Status Gizi PROYEK PRIORITAS Gizi Remaja Putri dan WUS Kegiatan: Pencegahan dan Penanggulangan Anemia Remaja Putri dan WUS Pendidikan Gizi Seimbang dan Kesehatan reproduksi Remaja Putri Gizi dan kespro calon pengantin Kegiatan: Inisiasi Menyusu Dini (IMD), ASI Eksklusif dan PMBA Pemantauan pertumbuhan Imunisasi dasar lengkap PMT Balita Gizi Bayi dan Balita Penurunan Stunting Gizi Ibu Hamil dan Menyusui Kegiatan: Pencegahan dan Penanggulangan Anemia dan KEK pada ibu hamil ANC ibu hamil Kesehatan lingkungan keluarga Pendidikan gizi ibu hamil dan menyusui di keluarga RKP 2018 PENURUNAN STUNTING 30

INTERVENSI PERBAIKAN GIZI INTERVENSI GIZI SPESIFIK Upaya-upaya untuk mencegah dan mengurangi gangguan secara langsung Kegiatan ini pada umumnya dilakukan oleh sektor kesehatan Kegiatannya antara lain spt imunisasi, PMT ibu hamil dan balita, monitoring pertumbuhan balita di Posyandu Sasaran: khusus kelompok 1.000 HPK (Ibu Hamil, Ibu Menyusui, dan Anak 0-23 bulan) INTERVENSI GIZI SENSITIF Upaya-upaya untuk mencegah dan mengurangi gangguan secara tidak langsung (Lintas Sektor) Berbagai kegiatan pembangunan pada umumnya non-kesehatan Kegiatannya antara lain penyediaan air bersih, kegiatan penanggulangan kemiskinan, dan kesetaraan gender Sasaran: masyarakat umum, tidak khusus untuk 1000 HPK

32

33

34

Penyebaran informasi gizi PEMBERDAYAAN PEREMPUAN & PERLINDUNGAN ANAK KOMUNIKASI & INFORMATIKA Upaya preventifpromotif, kuratifrehabilitatif penanganan masalah gizi KESEHATAN PERTANIAN Ketersediaan makanan di rumah tangga, jumlah dan jenis asupan gizi. SOSIAL Penanganan masalah gizi pada keluarga miskin PERBAIKAN GIZI KELAUTAN & PERIKANAN Produksi perikanan nasional, gerakan gemar makan ikan DUNIA USAHA PERINDUSTRIAN & PERDAGANGAN AGAMA PENDIDIKAN & KEBUDAYAAN Akses masyarakat untuk memperoleh makanan bermutu dengan harga terjangkau Pengetahuan dan persepsi tentang pemilihan makanan, jumlah dan gizi yang seimbang. MASALAH GIZI TIDAK SAJA DIPANDANG SEBAGAI MASALAH KESEHATAN, TETAPI TELAH MENJADI TANGGUNG JAWAB BERSAMA

Rangkuman dalam Vidio Advokasi

TERIMA KASIH 37