PRODUKSI MALTODEKSTRIN DARI TEPUNG SAGU MENGGUNAKAN ENZIM Α- AMILASE. [The Production of Maltodextrin of Sagoo Flour using α-amylase]

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Jurusan Pendidikan Kimia dan

LAMPIRAN. Lampiran 1. Umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.) Schott) Lampiran 2. Pati umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.

PENGAMBILAN GLUKOSA DARI TEPUNG BIJI NANGKA DENGAN CARA HIDROLISIS ENZIMATIK KECAMBAH JAGUNG

KONVERSI ENZIMATIK (ENZ)

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga April Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pati merupakan polisakarida yang terdiri atas unit-unit glukosa anhidrat.

BAB III METODE PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA HIDROLISIS AMILUM (PATI)

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 :

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan

Optimalisasi Penerapan Bioteknologi dalam Produksi Bioetanol dari Sagu (Metroxylon sp.)

UJI KERJA REAKTOR ENZIMATIS DALAM PEMBUATAN DEKSTRIN PATI JAGUNG MENGGUNAKAN ENZIM α-amilase

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah termasuk penelitian deskriptif.

METODE. Bahan dan Alat

III. BAHAN DAN METODE. Lampung Timur, Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik Negeri

Uji Kualitatif Karbohidrat dan Hidrolisis Pati Non Enzimatis

MODIFIKASI PATI SORGUM MENJADI MALTODEKSTRIN MENGGUNAKAN ENZIM ALFA AMILASE,GLUKOAMILASE, DAN PEPSIN

LAMPIRAN 0,5 M 0,75 M 1 M 30 0,6120 % 1,4688 % 5,0490 % 45 2,2185 % 4,7838 % 2,9197 % 60 1,1016 % 0,7344 % 3,3666 %

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di

Metodologi Penelitian

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan THP

PEMANFAATAN MALTODEKSTRIN DARI PATI SINGKONG SEBAGAI BAHAN PENYALUT LAPIS TIPIS TABLET

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Metodologi Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei 2015 sampai bulan Oktober 2015

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorium jurusan pendidikan biologi Universitas Negeri Gorontalo. Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Riset dan Standarisasi Industri Bandar

METODA AKTIVASI ZEOLIT ALAM DAN APLIKASINYA SEBAGAI MEDIA AMOBILISASI ENZIM α-amilase. Skripsi Sarjana Kimia. Oleh WENI ASTUTI

BAB V METODELOGI. 5.1 Pengujian Kinerja Alat. Produk yang dihasilkan dari alat pres hidrolik, dilakukan analisa kualitas hasil meliputi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyebut tanaman jali dengan sebutan hanjali, hanjaeli, jali,-jali, jali, maupun jelai.

BAB I PENDAHULUAN. bahan yang memiliki sifat rentan terhadap kerusakan oleh lingkungan luar dengan

Pabrik Sirup Glukosa dari Tepung Tapioka dengan Proses Hidrolisis Enzim

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS. A.1. Pengujian Daya Serap Air (Water Absorption Index) (Ganjyal et al., 2006; Shimelis el al., 2006)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi terhadap flavor dan berperan terhadap pembentukan warna.

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH

Hidrolisis Biji Sorgum Menjadi Bioetanol. Menggunakan NaOH Papain Dengan Metode Sakarifikasi Disusun dan Fermentasi Oleh : Simultan

BAB III METODE PENELITIAN. menjadi 5-Hydroxymethylfurfural dilaksanakan di Laboratorium Riset Kimia

METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. laboratorium Biomassa, laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi

KINETIKA REAKSI ENZIMATIS

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November 2014 sampai dengan bulan

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Pasca Panen Universitas

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

III. METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH WAKTU SENTRIFUGASI KRIM SANTAN TERHADAP KUALITAS VIRGIN COCONUT OIL (VCO) (Susanti, N. M. P., Widjaja, I N. K., dan Dewi, N. M. A. P.

MODIFIKASI TEPUNG SUKUN (Artocarpus altilis)menjadi MALTODEKSTRIN DENGAN MENGGUNAKAN ALAT REAKTOR ENZIMATIK DAN PENAMBAHAN ENZIM α-amilase

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai dengan bulan April 2015

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan Oktober 2011 di

BAB V METODOLOGI. 5.1 Bahan dan Alat yang Digunakan dan Tahapan-tahapan dalam Penelitian

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai Agustus 2013 di Laboratorium

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian

KARAKTERISASI HASIL DAN PENENTUAN LAJU REAKSI SAKARIFIKASI DEKSTRIN UMBI SUWEG (Amorphophallus campanulatus BI) MENJADI SIRUP GLUKOSA

BAB III BAHAN DAN METODE. Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Jurusan Pendidikan

MAKALAH SEMINAR PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental.

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian dilakukan selama

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium kimia Analis Kesehatan,

BAB V METODOLOGI. Alat yang digunakan pada praktikum penelitian, meliputi alat autoklaf

DEKSTRIN, TEKNOLOGI DAN PENGGUNAANNYA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

MODIFIKASI TEPUNG SAGU MENJADI MALTODEKSTRIN MENGGUNAKAN ENZIM α-amylase

II. METODOLOGI C. BAHAN DAN ALAT

PENGARUH KONSENTRASI ENZIM α- AMILASE DAN WAKTU PADA PEMBUATAN DEKSTRIN PATI JAGUNG DALAM UJI KERJA REAKTOR ENZIMATIS

BAB 3 METODE PERCOBAAN. - Heating mantle - - Neraca Analitik Kern. - Erlenmeyer 250 ml pyrex. - Beaker glass 50 ml, 250 ml pyrex. - Statif dan klem -

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH KONSENTRASI NaOH PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU

Lampiran 1. Perhitungan Nisbah C/N dan Kadar Air

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. furnace, desikator, timbangan analitik, oven, spektronik UV, cawan, alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH VARIASI KECEPATAN PUTAR DAN RATIO BAHAN PADA HIDROLISA TEPUNG KULIT SINGKONG

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimulai dari bulan April 2010 sampai dengan bulan Januari

3 Metodologi Percobaan

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

BAB III METODE PENELITIAN

ASIDI-ALKALIMETRI PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT

Bab III Metodologi Penelitian

Ekstraksi dan Pengujian Aktivitas Enzim Amilase (Hidrolisis Pati secara Enzimatis)

tetapi untuk efektivitas ekstraksi analit dengan rasio distribusi yang kecil (<1), ekstraksi hanya dapat dicapai dengan mengenakan pelarut baru pada

Transkripsi:

KOVALEN, 2(3):33-38, Desember 2016 ISSN: 2477-5398 PRODUKSI MALTODEKSTRIN DARI TEPUNG SAGU MENGGUNAKAN ENZIM Α- AMILASE [The Production of Maltodextrin of Sagoo Flour using α-amylase] Sunari 1*, Syaiful Bahri 1, Hardi Ys 1 1) Jurusan Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Tadulako Jl. Soekarno Hatta Km.9, Kampus Bumi Tadulako Tondo Palu, Telp. 0451-422611 Diterima 9 Mei 2016, Disetujui 13 Juli 2016 ABSTRACT The title of this research is the production of maltodextrin of sagoo flour using α-amylase. The objective of this research is to find out the amount of sagoo flour, enzym and time reaction the produced maltodextrin with the highest dextrosa equivalent. To find the highest dextrosa equivalent, the treatment was vary the weight of sagoo flour, the amount of enzym and time. The variation of sagoo flour weight was 6, 8, 10, 12 and 14 gram. The variation of enzym is 0.1, 0.11, 0.12, 0.13, and 0.14 ml. The variation of time was 70, 80, 90, 120, 150, 180 and 210 minutes. The results of this research showed the best sagoo flour is 8 gr with de amount is 11,835, and the best omount of enzym is 0,14 ml with de amount 21.71, the best time reaction is 120 minutes with de amount is 17.625 Keywords: sagoo flour, enzym α-amylase, maltodextrin ABSTRAK Penelitian menggunakan tepung sagu yang bertujuan untuk menghasilkan senyawa maltodekstrin dengan nilai dekstrosa eqiuvalent (DE) tertinggi. Metode yang dilakukan adalah dengan menvariasikan banyak tepung sagu dengan variasi 6, 8, 10, 12, dan 14 g. Sedangkan enzim yang digunakan dalam proses hidrolisis adalah 0,1; 0,11; 0,12; 0,13; dan 0,14 ml. Waktu yang diperlukan untuk memperoleh nilai DE yang terbaik divariasikan 70, 80, 90, 120, 150, 180, dan 210 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tepung sagu terbaik untuk menghasilkan dekstrin tertinggi adalah 8 g dengan nilai DE sebesar 11,845, jumlah enzim terbaik adalah 0,14 ml dengan nilai DE sebesar 21,71, dan waktu reaksi terbaik, pada 120 menit dengan nilai DE sebesar 17,625 Kata kunci: tepung sagu, enzim α-amilase, maltodekstrin. *)Coresponding Author: riri_sunari@yahoo.co.id (hp. +6285242983447 33

KOVALEN, 2(3):35-40, Desember 2016 ISSN: 2477-5398 LATAR BELAKANG Tepung sagu dapat digunakan dalam berbagai macam industri, baik industri kecil, menengah, maupun industri berteknologi tinggi.digunakan sebagai bahan utama maupun bahan tambahan untuk industri pangan. Tepung sagu yang telah berubah menjadi maltodekstrin dapat memberikan lebih banyak manfaat dalam industri pangan, maupun farmasi. Manfaat yang dimaksud antara lain pada produksi makanan beku, pembuatan roti, bahan minuman, bahan penyalut lapis tipis (film coating) tablet, dan lain sebagainya, Djoefrie (1999). Maltodekstrin memiliki nilai ekonomis yang baik, secara nasional, bisa mencapai hingga Rp12.000,-per kilogram dibandingkan dengan harga tepung sagu yang hanya Rp.5000,- per kilogram. Maltodekstrin secara umum dibuat dari tepung ketela, jagung, kentang, atau dari beras (Achmad dan Galuh, 2010). Maltodekstrin adalah senyawa turunan karbohidrat dalam bentuk oligosakarida dengan ikatan 1,4-glikosidik, ditinjau dari aspek sifat kimia, memiliki kelarutan yang baik, dapat membentuk film, memiliki higroskopisitas rendah, sebagai pendispersi, menghambat kristalisasi dan memiliki daya ikat kuat (Luthana, 2008). Konversi tepung sagu menjadi maltodekstrin merupakan salah satu alternatif untuk diteliti, khususnya dengan metode biokimia. Mengingat tepung sagu, diketahui umum, merupakan bahan baku utama maupun penunjang dalam industri pangan, baik industri kecil, menengah, maupun industri berteknologi tinggi (Sadeghi et al., 2008 dalam Achmad dan Galuh, 2010). Penelitian ini bertujuan untuk merubah tepung sagu menjadi maltodekstrin dengan metoda Enzimatis. Enzim yang digunakan adalah α-amilase. Produk maltodekstrin dideskripsikan oleh DE (Dextrose Equivalent). Maltodekstrin dengan DE yang rendah bersifat nonhigroskopis, sedangkan maltodekstrin dengan DE tinggi cenderung menyerap air. Nilai DE maltodekstrin berkisar antara 3 20 (Srihari dkk, 2010). METODE PENELITIAN Bahan dan Peralatan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tepung sagu (dari pasar inpres, palu), aquadest, enzim α- amilase, CaCl 2 anhidrat (Riedel-de Haen), HCl 0,1 N (Merck), NaOH 0,1 N (Merck), larutan fehling A dan fehling B (Merck), serta glukosa anhidrat (Merck). Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Spektrofotometer FTIR (Alfa Broker), neraca analitik (Adam), buret (Pyrex), statif dan klem, ph indikator, labu ukur (Pyrex), ayakan 60 mesh, penangas air (Memmert), botol semprot, aluminium foil (Heavy duty), dan alat gelas yang umum digunakan dalam laboratorium. 34

KOVALEN, 2(3):35-40, Desember 2016 ISSN: 2477-5398 Prosedur Penelitian Produksi Maltodekstrin pada Berbagai Variasi Berat Tepung sagu (Achmad dan Galuh, 2010) Tepung sagu ditimbang dengan berbagai variasi berat 6, 8, 10, 12, dan 14 gram, masukkan ke dalam erlemmeyer. Selanjutnya tambahkan 100 ml larutan CaCl 2 1000 ppm. Kemudian diatur ph larutan dengan penambahan NaOH sampai ph netral. Kemudian, enzim amilase ditambahkan 0,1 ml sambil diaduk lalu larutan pati dipanaskan di atas penangas air pada suhu 90 o C selama 90 menit. Campuran didinginkan dalam air dingin sampai suhu 30-40 o C sambil ph diatur sampai 3 dengan HCl 0,1 N. Lalu dipanaskan pada air mendidih sampai terbentuk kristal berwarna kecoklatan. Produksi Maltodekstrin pada Berbagai Variasi Jumlah Enzim (Achmad dan Galuh, 2010) Massa tepung sagu ditimbang berdasarkan pada kondisi terbaik yang telah diperoleh pada perlakuan 3.4.1.1, dan kemudian dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Larutan CaCl 2 1000 ppm ditambahkan 100 ml ke dalam erlenmeyer berisi tepung sagu, diaduk dan diatur ph larutan dengan penambahan NaOH sampai ph netral. Tambahkan enzim amilase sesuai perlakuan: 0,1, 0,11, 0,12, 0,13, dan 0,14 ml sambil diaduk kemudian larutan pati dipanaskan di atas penangas air pada suhu 90 o C selama 90 menit. Campuran didinginkan dengan air dingin sampai suhu 30-40 o C sambil ph diatur sampai 3 dengan HCl 0,1 N. Campuran tersebut dipanaskan pada air mendidih sampai terbentuk kristal berwarna kecoklatan. Produksi Maltodekstrin pada Berbagai Variasi Waktu (Achmad dan Galuh, 2010) Massa tepung sagu ditimbang berdasarkan pada kondisi terbaik yang diperoleh pada 3.4.1.2, dan kemudian dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Larutan CaCl 2 1000 ppm ditambahkan 100 ml ke dalam erlenmeyer berisi tepung sagu, diaduk dan diatur ph larutan dengan penambahan NaOH sampai ph netral. Tambahkan enzim amilase dari volume terbaik dari perlakuan sebelumnya sambil diaduk kemudian larutan pati dipanaskan di atas penangas air pada suhu 90 o C pada variasi waktu 70, 80, 90, 120, 150, 180 dan 210 menit. Campuran didinginkan dengan air dingin sampai suhu 30-40 o C sambil ph diatur sampai 3 dengan HCl 0,1 N. Campuran tersebut dipanaskan pada air mendidih sampai terbentuk kristal berwarna kecoklatan. Analisa nilai DE (Achmad dan Galuh, 2010) a. Mencari nilai Fehling Factor Glukosa 2,5 gr dilarutkan dengan akuadest sampai volume 1000 ml. Selanjutnya, 15 ml larutan glukosa tersebut ditambahkan larutan fehling A dan B masing-masing 5 ml. Campuran dididihkan, kemudian dalam keadaan mendidih, larutan glukosa dititrasi sampai berwarna coklat kemerahan. Catat 35

DE KOVALEN, 2(3):35-40, Desember 2016 ISSN: 2477-5398 kebutuhan titran lalu hitung Fehling 15 dengan cara ; FF ( ) ( ) 10 5 11,525 11,845 10,15 9,01 7,735 b. Menentukan nilai DE Maltodekstrin dilarutkan sebanyak 10 gram dalam 10 ml CaCl 2 1000 ppm. Larutan tersebut dimasukkan ke dalam buret. Selanjutnya, 15 ml larutan glukosa perlakuan 3.4.2 ditambahkan 50 ml aquades dan 5 ml Fehling A dan 5 ml Fehling B lalu dipanaskan sampai mendidih. Selanjutnya, dititrasi dengan larutan maltodekstrin sampai perubahan warna coklat kemerahan. Catat kebutuhan titran lalu menghitung nilai DE. HASIL DAN PEMBAHASAN Nilai DE pada berbagai variasi tepung sagu Karbohidrat adalah senyawa polisakarida yang disusun oleh monomer sakarida yang dihibungkan oleh ikatan 1,4 glikosida. Maltodekstrin termasu polimer yang disusun oleh monomer glukosa dengan panjang ikatan rata-rata 5-10 unit rantai glukosa per melokul. Hasil penelitian dengan variasi berat tepung: 6;8;10;12;14 gram dalam 100 ml CaCl 2 dengan waktu hidrolisis 90 menit menunjukan penurunan nilai Dekstrosa Ekivalen (DE) seiring meningkatnya konsentrasi tepung (Gambar 1), sampai berat 8 gram terjadi kenaikan pada DE 11,845. Setelah itu mengalami penurunan sampai berat 14 gram DE 7,735 0 Gambar 1. Nilai DE terhadap hasil konversi biokimiawi oleh enzim α amilase pada variasi konsentrasi tepung sagu. Hasil ini, secara tidak langsung, sesuai dengan laporan penelitian Ozer et. al., (2005) yang menyatakan bahwa adanya pengaruh konsentrasi pati terhadap DE, dimana konsentrasi pati lebih besar untuk terkonversi oleh enzim menjadi maltodeksrtin membutuhkan waktu lama maka kenaikan konsentrasi pada waktu yang sama menyebabkan penurunan DE produk. Melambatnya kinerja enzim α-amilase pada peningkatan tepung sagu diasumsikan karena keberadaan enzim yang sedikit dan tidak proporsional untuk melakukan reaksi biokimiawi dalam satu tahapan reaksi, sehingga reaksi enzim lebih bersifat simultan. 0 2 4 6 8 10 12 14 16 berat tepung (gram) Nilai DE pada berbagai variasi konsentrasi enzim α-amilase Konsentrasi enzim yang meningkat pada reaksi hidrolisis tepung sagu diikuti dengan peningkatan nilai DE. Penambahan kelipatan 0,02 mampu meningkatkan kinerja enzim yang indikasikan dengan kenaikan DE berkisar 0,5 (Gambar 2). Hasil ini menunjukan 36

DE DE KOVALEN, 2(3):35-40, Desember 2016 ISSN: 2477-5398 adanya kemungkinan peningkatan nilai DE bila konsentrasi enzim ditambahkan. berkurang sehingga mengakibatkan nilai DE menurun. 25 20 15 10 5 0 20,63 21,71 15,89 17,85 12,615 0 0,02 0,04 0,06 0,08 0,1 0,12 0,14 0,16 Volume enzim (ml) Gambar 2. Nilai DE dari tepung sagu dengan variasi konsentrasi enzim pada suhu 90 o C Nilai DE Tepung Sagu pada berbagai Waktu Reaksi Enzimatis Pengaruh waktu reaksi terhadap nilai DE, dengan variasi waktu pada rentang 70 sampai 210 menit, menunjukan kecenderungan yang menarik dimana dari menit 70 ke 120 aktivitas enzim menunjukan kenaikan nilai DE dan maksimum pada 17,625 (Gambar 1). Nilai maksimum ini masih relatif konsisten dengan hasil yang diperoleh pada variasi konsentrasi enzim (Gambar 2). Nilai DE justru mengalami penurunan setelah waktu reaksi pada menit 90 ke 210. Dapat dikatakan bahwa semakin lama waktu reaksi maka konversinya meningkat ditandai dengan nilai DE yang naik namun pada penelitian ini nilai DE yang diperoleh justru menurun. Hal ini dikarenakan nilai konsentrasi tepung yang besar terhadap aktivitas enzim. Semakin banyak konsentrasi tepung yang digunakan dalam reaksi maka aktivitas enzim untuk mengubah menjadi maltodekstrin semakin 20 15 10 5 0 Gambar 3. Nilai DE dari tepung sagu dengan variasi waktu reaksi Penelitiaan yang dilakukkan oleh Achmad dan Galuh (2010), menemukan bahwa tepung sagu memiliki nilai DE tertinggi yaitu sebesar 10,23 pada suhu 90 o C dengan konsentrasi enzim 0,09 % dengan waktu reaksi 120 menit. KESIMPULAN Semakin kecil berat tepung maka nilai DE-nya semakin besar. Nilai DE yang diperoleh sebesar 11,835 pada konsentrasi tepung 8 gram. Semakin banyak enzim menjadi maltodekstrin maka semakin besarpula nilai DE yang dihasilkan. Nilai DE tertinggi diperoleh pada waktu reaksi 90 menit pemanasan dngan suhu 90 o C. DAFTAR PUSTAKA 15,28 12,87 9,59 17,625 16,25 15,495 14,225 0 20 40 60 80 100120140160180200 Waktu (menit) Achmad, dan Galuh, 2010. Modifikasih tepung sagu menjadi maltodeksrin menggunakan enzim amylase. [Skripsi]. Semarang: Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. Djoefrie, H. M. H. B. 1999. Pemberdayaan Tanaman Sagu sebagai Penghasil Bahan Pangan Alternatif dan Bahan 37

KOVALEN, 2(3):35-40, Desember 2016 ISSN: 2477-5398 Baku Agroindustri yang Potensial Dalam Rangka Ketahanan Nasional. Orasi Ilmiah. Bogor: IPB. Luthana, Y.K. 2008. Maltodekstrin. (http://www.yongkikastanyaluthana. wordpress.com) diakses 2 Mei 2015. Ozer, D., M. Saban tanyaildizi, dan E, Murat, 2005, Optimization of α- amilase productionnnext term by bacillu sp. Using response surface methodology, J. process biochemistry science direct (40):2291-2296. Srihari, E. dkk, 2010. Pengaruh Penambahan Maltodekstrin pada Pembuatan Santan Kelapa Bubuk. Seminar Rekayasa Kimia Dan Proses, Semarang, 4-5 Agustus 2010. Semarang: Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. hlm A-18-1 A-18-7. 38