Yang Terhormat: Sulawesi Tengah

dokumen-dokumen yang mirip
Yang Terhormat: 1. Menteri Kelautan RI / Eselon 1 di KKP. 2. Kepala Staf Kantor Kepresidenan. 3. Ketua Satgas IUU Fishing

Oleh : Ketua Tim GNPSDA. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Pontianak, 9 September 2015

KERANGKA ACUAN KERJA GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM (SDA) INDONESIA SEKTOR KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN

Evaluasi Tata Kelola Sektor Kehutanan melalui GNPSDA (Gerakan Nasional Penyelamatan Sumberdaya Alam) Tama S. Langkun

KERANGKA ACUAN KERJA GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM (SDA) INDONESIA SEKTOR PERTAMBANGAN MINERBA

EXSPOSE PENGELOLAAN PERTAMBANGAN, KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN DI PROVINSI LAMPUNG

KORUPSI MASIH SUBUR HUTAN SUMATERA SEMAKIN HANCUR OLEH: KOALISI MASYARAKAT SIPIL SUMATERA

MISKINYA RAKYAT KAYANYA HUTAN

Sambutan Presiden RI pd Penandatanganan Nota Kesepakatan Rencana Aksi, di Jakarta, tgl 18 Mar 2015 Rabu, 18 Maret 2015

Oleh : Direktur Jenderal Planologi Kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

PAPER KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN

PEDOMAN TATA KERJA BKPRD PROVINSI SUMATERA SELATAN

Peningkatan Investasi Sektor Industri Ke Seluruh Wilayah Provinsi Dalam Rangka Penyebaran Dan Pemerataan Pembangunan Industri

Oleh : DR. TGH. M. ZAINUL MAJDI GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT

Assalamualaikum Wr. Wb.

Gerakan Nasional Penyelamatan Sumberdaya Alam Indonesia Sektor Kehutanan dan Perkebunan

Assalamualaikum Wr. Wb.

Jakarta, 10 Maret 2011

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

Indonesia for Global Justice (IGJ, Seri Diskusi Keadilan Ekonomi. Menguji Kedaulatan Negara Terhadap Kesucian Kontrak Karya Freeport, Kamis, 13 Juli

Kajian Sistem Pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Sektor Kehutanan 2015

BUPATI SEMARANG TANGGAL 16 JANUARI 2014 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

Oleh : Ketua Tim GNPSDA. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Disampaikan pada acara :

Draft 0 PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. /Menhut -II/2014 TENTANG PANITIA TATA BATAS KAWASAN HUTAN

PENYELAMATANSUMBER SEKTORKELAUTAN,PERTAMBANGAN,KEHUTANANDANPERKEBUNAN

Harmonisasi Kebijakan dan Peraturan Perundangan

Menteri Perindustrian Republik Indonesia SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2016

Assalamu 'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua. Omswastiastu (untuk Provinsi Bali)

RAPAT KOORDINASI DAN SUPERVISI

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... Daftar Isi...

JALAN MENUJU PERBAIKAN TATA KELOLA HUTAN. Prof. Hariadi Kartodihardjo 26 April 2016

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA PELANTIKAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, 16 JUNI 2015

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA PELANTIKAN JABATAN STAF AHLI MENTERI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, 25 MEI 2015

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

PELAKSANAAN UU 23 TAHUN 2014 DI PROVINSI JAWA TIMUR

PERMASALAHAN PENGELOLAAN PERKEBUNAN

BAB V PENUTUP. Berdasarkan seluruh uraian pada bab-bab terdahulu, kiranya dapat. disimpulkan dalam beberapa poin sebagai berikut:

[Opini] Maria SW Sumardjono Jum at, 23 September Menghadirkan Negara

Penataan Ruang dalam Rangka Mengoptimalkan Pemanfaatan Ruang di Kawasan Hutan

PENINGKATAN KAPASITAS PENGENDALIAN INTERN DAN UPAYA PENCEGAHAN KORUPSI GUNTUR KUSMEIYANO DIREKTORAT DIKYANMAS DEPUTI BIDANG PENCEGAHAN KPK

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PEMBUKAAN RAPAT KERJA BIDANG PERTANAHAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2008 Hari/Tanggal : Selasa, 29

Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at:

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA SEKTOR KELAUTAN ARAHAN UMUM MKP

TANGGAPAN TERHADAP GLOBAL CORRUPTION BAROMETER. Jakarta, 9 Juli 2013

REPUBLIK INDONESIA KANTOR MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

SAMBUTAN MENTERI DALAM NEGERI PADA ACARA RAPAT KOORDINASI TEKNIS PEMBANGUNAN TAHUN 2017 Makassar, 28 Februari 2017 Yth. Menteri Perencanaan

G E R A K A N N A S I O N A L PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA SEKTOR KELAUTAN, PERTAMBANGAN, KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN

Jakarta, 15 Desember 2015 YANG SAYA HORMATI ;

BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2014

POTRET KETIMPANGAN v. Konsentrasi Penguasaan Lahan ada di sektor pertambangan, perkebunan dan badan usaha lain

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA DISAMPAIKAN PADA:

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PEMBUKAAN PELATIHAN APARATUR PEMERINTAH DESA BIDANG MANAJEMEN PEMERINTAHAN DESA

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

Jakarta, 2 Februari 2015

SAMBUTAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. Rapat Koordinasi Terbatas Bidang Koperasi dan UMKM Tahun 2017

Monitoring Implementasi Renaksi GN-SDA oleh CSO. Korsup Monev GN-SDA Jabar Jateng DIY Jatim Semarang, 20 Mei 2015

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ALOR TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA LINGKUNGAN HIDUP KAWASAN PESISIR DAN LAUT DI KABUPATEN ALOR

GUBERNUR SULAWESI TENGAH

KETERKAITAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN PENATAAN RUANG Oleh : Deddy Koespramoedyo, MSc. Direktur Tata Ruang dan Pertanahan, Bappenas

PUSANEV_BPHN KEBIJAKAN ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM

SAMBUTAN PADA ACARA SERAH TERIMA JABATAN KEPALA PERWAKILAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN PERWAKILAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT PADA TANGGAL 13 DESEMBER

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PIDATO KETUA BPK RI PADA ACARA ULANG TAHUN KE JANUARI 2011

Menteri Perindustrian Republik Indonesia NARASI PADA ACARA KONGRES GERAKAN ANGKATAN MUDA KRISTEN INDONESIA (GAMKI) TAHUN 2015

MEDAN, 25 MARET 2015 OLEH : GUBERNUR ACEH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG INTELIJEN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA SALATIGA SAMBUTAN WALIKOTA SALATIGA PADA UPACARA BENDERA PERINGATAN HUT KE-71 KEMERDEKAAN RI TINGKAT KOTA SALATIGA TAHUN 2016

GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH

Menteri Perindustrian Republik Indonesia SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA PENGANUGERAHAN PIAGAM OVOP JAKARTA, 22 DESEMBER 2015

PAPARAN PROGRESS. IMPLEMENTASI RENCANA AKSI KORSUP PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM SEKTOR KEHUTANAN DAN PERTAMBANGAN DI PROVINSI GORONTALo

SAMBUTAN PEMBUKAAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN Pada Acara SEMINAR DAMPAK PENURUNAN HARGA MINYAK BUMI TERHADAP INDUSTRI PETROKIMIA 2015 Jakarta, 5 Maret 2014

TENTANG KERJASAMA DALAM PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI

SAMBUTAN/PENGARAHAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PEMBUKAAN MUSRENBANG RKPD PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA RESEPSI KENEGARAAN DALAM RANGKA PERINGATAN HUT PROKLAMASI RI KE 63 TAHUN 2008

Kemajuan PENETAPAN KAWASAN HUTAN

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: P.25/Menhut -II/2014 TENTANG PANITIA TATA BATAS KAWASAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LAPORAN KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA PADA RAPAT KERJA KESEHATAN DAERAH (RAKERKESDA) PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

USULAN STRUKTUR KELEMBAGAAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

BUPATI KONAWE UTARA PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KONAWE UTARA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG IZIN LOKASI

KATA PENGANTAR. Salam Sejahtera,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

PIMPINAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

KATA PENGANTAR. Assalamualaikum, Wr. Wb.

Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

ASSALAMU ALAIKUM WAR, WAB, SALAM SEJAHTERA UNTUK KITA SEKALIAN,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Penanggungjawab : Koordinator Tim Pelaksana

2017, No Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); M

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia menganut paham. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 (UUD 1945)

Gilang Wiryanu Murti. DO NOT COPY.

Yth. Sdr. Staf Ahli Bupati, Asisten Sekretaris Daerah, Para Pimpinan Perangkat Daerah, Para Kepala Instansi Vertikal, Para Kepala Bagian dan Hadirin

Pengarusutamaan Gender di Sulawesi Tenggara Percepatan Pengarusutamaan Gender Dengan Kerjasama Multipihak

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI KEMASYARAKATAN

Transkripsi:

SAMBUTAN PIMPINAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI DALAM KEGIATAN RAPAT MONEV KOORDINASI DAN SUPERVISI GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBERDAYA ALAM SEKTOR KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN MAKASSAR, 26 AGUSTUS 2015 Yang Terhormat: 1. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan/Eselon 1 di Kementerian LHK 2. Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan 3. Gubernur Provinsi Sulawesi Tenggara 4. Gubernur Provinsi Sulawesi Tengah 5. Para eselon 1 Kementerian Lembaga 6. Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah 7. Universitas/CSO/Masyarakat/Media Massa 8. Para hadirin sekalian yang kami hormati Assalamualaikum Wr. Wb. Salam sejahtera bagi kita semua. Pertama-tama kami mengucapkan terimakasih kepada hadirin yang telah berkenan menghadiri acara 1

ini. Kerjasama yang baik dan erat antarlembaga adalah salah satu kunci keberhasilan pemberantasan korupsi. Hadirin sekalian, Tiap warganegara Indonesia memiliki hak konstitusi untuk hidup sejahtera. Hak konstitusi adalah hak yang melekat pada tiap warganegara untuk meraih perlindungan, kesetaraan, kehidupan layak, dan kesejahteraan. Namun, korupsi telah merenggut hak rakyat untuk hidup sejahtera. Kewajiban negara menyejahterakan rakyatnya sesungguhnya sudah tertuang secara tegas dan eksplisit dalam konstitusi. Amanat pembukaan UUD 1945 menyebutkan bahwa tujuan pembentukan Pemerintah Republik Indonesia adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Juga, untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Lalu, pasal 33 ayat 3 UUD 1945 berbunyi, bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Dalam penjelasan Undang-Undang No. 30 tahun 2002 tentang KPK dikatakan bahwa meningkatnya korupsi yang tidak terkendali akan membawa bencana. Tidak saja terhadap kehidupan perekonomian nasional, tetapi juga kehidupan berbangsa dan bernegara pada umumnya. Korupsi yang meluas dan sistematis merupakan pelanggaran atas hak-hak sosial dan ekonomi masyarakat. Bapak dan Ibu sekalian, Rakyat Indonesia memberi kepercayaan kepada negara untuk mengelola Sumberdaya Alam. Dengan Sumberdaya Alam yang dikuasainya, negara wajib mengelolanya demi menghasilkan pendapatan keuangan negara yang optimal. Negara selanjutnya wajib mendistribusikan kekayaan negara kepada masyarakat, secara adil dan merata. Tetapi, harus kita akui, Indonesia adalah paradoks. Dengan kekayaan Sumberdaya Alamnya, negeri ini 2

justru masih banyak berpenduduk di bawah sejahtera. Paradoks ini timbul salah satunya karena buruknya pengelolaan Sumberdaya Alam kita. Didalam rencana strategis KPK tahun 2011 sampai 2015, KPK memasukkan sektor sumber daya alam sebagai salah satu fokus dalam kegiatan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi, yaitu Ketahanan energi dan lingkungan (energi, migas, pertambangan dan kehutanan). Berdasarkan UU 30 Tahun 2002, KPK memiliki kewenangan untuk melakukan pengkajian terhadap sistem pengelolaan administrasi di semua lembaga negara dan pemerintah, dan memberikan saran rekomendasi atas hasil kajian tersebut. Selanjutnya dalam pasal yang lain KPK memiliki tugas melakukan koordinasi dan supervisi terhadap instansi pemerintah terhadap instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi. Terkait sektor Pertambangan dan Kehutanan, KPK telah melakukan Kajian Sistem Pengusahaan Batubara di Indonesia Tahun 2011, Tindak Lanjut Nota Kesepakatan Bersama Percepatan Pengukuhan Kawasan Hutan Tahun 2010-2014, Kajian Sistem Pengelolaan PNBP Minerba Tahun 2013, Kajian Sistem Perizinan Sumberdaya Alam Tahun 2013, Kajian Sistem Pengelolaan Pajak Sektor Minerba 2014. Untuk sektor pertambangan telah dilakukan Kick of Meeting 19 Provinsi pada tanggal 3-4 Desember 2014. Sedangkan untuk kehutanan dan perkebunan telah dilakukan kegiatan Kick of Meeting 24 Provinsi pada tanggal 17 Februari 2015. Selanjutnya dilakukan penandatanganan NKB Gerakan Penyelamatan Sumberdaya Alam Indonesia 19 Maret 2015 di Istana negara yang ditandatangani oleh 27 Menteri dan pimpinan lembaga. Di sektor Kehutanan dan Perkebunan setidaknya ada lima permasalahan mendasar. Satu, ketidakpastian aturan hukum atas kawasan hutan. Dua, lemahnya regulasi dalam perizinan di sektor kehutanan dan perkebunan. Tiga, belum optimalnya perluasan wilayah kelola masyarakat. Empat, 3

lemahnya pengawasan dalam pengelolaan kehutanan dan perkebunan, yang menyebabkan hilangnya penerimaan negara dari SDA. Lima, masih banyaknya konflik agraria dan konflik kehutanan yang belum tertangani dengan baik. Beberapa contoh permasalahan pengelolaan sektor kehutanan dan perkebunan dapatlah disebutkan beberapa hal di sini. Adanya ketidakpastian status dari 105,8 juta hektar kawasan hutan di seluruh Indonesia (Kementerian Kehutanan, 2013). Lalu, ditemukan adanya perizinan untuk sektor SDA yang rentan suap atau pemerasan; terhitung untuk satu izin Hak Penguasaan Hutan (HPH) atau Hutan Tanaman Industri (HTI), besarnya potensi transaksi koruptif berkisar antara Rp 688 juta hingga Rp 22,6 miliar per tahun (KPK, 2013). Selain itu, adanya ketimpangan pengelolaan hutan oleh kepentingan berskala besar; hanya sekitar 3,18 persen yang dialokasikan untuk kepentingan berskala kecil, sehingga, nilai manfaat SDA tidak sampai ke masyarakat. Terkait GN-Penyelamatan SDA Indonesia, sebelumnya, pada 11 Maret 2013, telah terlebih dahulu ditandatangani Nota Kesepakatan Bersama (NKB) antara Kementerian/Lembaga terkait. NKB ini tentang Percepatan Pengukuhan Kawasan Hutan. Ada tiga tema dalam NKB ini. Pertama, soal harmonisasi regulasi. Kedua, soal penyelarasan prosedur pengukuhan. Ketiga, soal resolusi konflik. Bapak dan Ibu sekalian, Tujuan Kegiatan Gerakan Nasional penyelamatan Sumberdaya Alam Indonesia ini adalah, 1. Mendorong perbaikan tata kelola sektor SDA Indonesia untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat, dengan memperhatikan aspek keberlanjutan, konsistensi, keterpaduan, kepastian hukum, kemitraan, pemerataan, peran serta masyarakat, keterbukaan, desentralisasi, akuntabilitas, dan keadilan. 2. Perbaikan sistem pengelolaan sumberdaya alam di darat dan laut untuk mencegah korupsi, kerugian keuangan negara dan kehilangan kekayaan negara. Sasaran Kegiatan GN SDA sektor kehutanan dan perkebunan yaitu, 4

Perlindungan dan pemulihan kekayaan negara Penguatan hak masyarakat Pembenahan regulasi Penguatan kelembagaan aparatus negara Peningkatan kepatuhan terhadap regulasi Pembangunan sistem pengendalian anti korupsi Bapak dan Ibu sekalian, Dalam menindaklanjuti kegiatan ini, KPK meminta Pemerintah daerah untuk menyiapkan data dan informasi yang mendukung terlaksananya kegiatan; Melaksanakan rencana aksi pemerintah provinsi; Melakukan pelaporan rencana aksi pemerintah provinsi; Melakukan koordinasi pelaporan terhadap rencana aksi pemerintah kabupaten/kota; Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan rencana aksi kabupaten/kota.; Melakukan monitoring, evaluasi, dan tindak lanjut atas hasil kewajiban pelaku usaha sesuai dengan kewenangan pemberian izin. Dalam kegiatan ini KPK melakukan koordinasi dan supervisi terhadap pelaksanaan rencana aksi dan rencana kegiatan oleh para pihak terkait.; Melakukan monitoring dan evaluasi atas implementasi rencana aksi; memfasilitasi untuk pengembangan integritas dan sistem pencegahan korupsi pada lembaga terkait; Melakukan Kampanye, sosialisasi, dan edukasi untuk hal-hal yang mendukung kegiatan; dan melakukan deteksi dan profiling terhadap aktor dan faktor yang menghambat proses pelaksanaan kegiatan. Sebagai penutup, diharapkan Pemda agar melanjutkan pelaksanaan rencana aksi; melakukan koordinasi secara intensif dengan pihak terkait; dan melakukan pelaporan tahap II 10 Juni 2015 dan tahap III 10 Desember 2015. Semoga Tuhan senantiasa memberikan kekuatan lahir dan batin kepada kita semua. 5

Salam Antikorupsi, Wassalamualaikum Wr. Wb. Zulkarnain Pimpinan KPK 6