PENDAHULUAN. tahun 2004, konsumsi protein sudah lebih besar dari yang dianjurkan yaitu

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. salah satu cara memperbaiki keadaan gizi masyarakat (Stanton, 1991).

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... ABSTRACT... DAFTAR TABEL... DAFTAR ILUSTRASI... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KONSUMSI DAN KECUKUPAN ENERGI DAN PROTEIN RUMAHTANGGA PERDESAAN DI INDONESIA: Analisis Data SUSENAS 1999, 2002, dan 2005 oleh Ening Ariningsih

I. PENDAHULUAN. dan siap untuk dimakan disebut makanan. Makanan adalah bahan pangan

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hari dalam jumlah tertentu sebagai sumber energy dan zat-zat gizi. Kekurangan

BAB I PENDAHULUAN. lemak, karena itu agar energi tercukupi perlu pemasukan makanan. serta tumbuh kembang anak (Anggaraini, 2003:11).

II. TINAJUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi setiap makhluk hidup

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Usaha peternakan ayam saat ini cukup berkembang pesat. Peredaran daging ayam cukup besar di pasaran sehingga menyebabkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan dasar dan pokok yang dibutuhkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang optimal, yang pada akhirnya meningkatkan kualitas sumber daya

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

POLA KONSUMSI DAGING AYAM BROILER BERDASARKAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENDAPATAN KELOMPOK MAHASISWA FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. fast food maupun health food yang popular di Amerika dan Eropa. Budaya makan

I. PENDAHULUAN. cukup. Salah satu komoditas pangan yang dijadikan pangan pokok

BAB 1 : PENDAHULUAN. kemungkinan diskriminasi dari lingkungan sekitar. Gizi lebih yang terjadi pada remaja,

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Oleh karena itu setiap makanan yang kita makan akan berubah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia atau lebih dari 100 juta jiwa mengalami beraneka masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dengan tujuan tertentu pada waktu tertentu. Konsumsi pangan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI DAGING PADA RUMAH MAKAN DI KECAMATAN JAMBI LUAR KOTA KABUPATEN MUARO JAMBI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. penambahan bahan-bahan lain. Bahkan fast food (makanan cepat saji) semakin

I. PENDAHULUAN. pangan dan rempah yang beraneka ragam. Berbagai jenis tanaman pangan yaitu

Jumlah total komoditas yang ingin dibeli oleh semua rumah tangga disebut. jumlah yang diminta (quantity demanded) untuk komoditas tersebut.

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang berperan penting terhadap pemenuhan

POLA PANGAN HARAPAN (PPH)

BAB I PENDAHULUAN. berakhir pada usia 19 tahun (Proverawati, 2010) Remaja adalah kelompok yang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan gizinya serta aktif dalam olahraga (Almatsier, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. Melalui penganekaragaman pangan didapatkan variasi makanan yang

METODE PENELITIAN. n1 = = 35. n2 = = 32. n3 =

METODE PENELITIAN Desain, Sumber dan Jenis Data

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi yang berkualitas dapat diwujudkan apabila makanan yang. kesadaran terhadap pangan beragam, bergizi, seimbang dan aman.

I. PENDAHULUAN. merupakan kebutuhan dasar manusia. Ketahanan pangan adalah ketersediaan

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan penggunaan zat-zat gizi yang dibedakan menjadi status gizi

Ikan, merupakan jenis makanan sehat yang rendah lemak jenuh, tinggi. protein, dan merupakan sumber penting asam lemak omega 3.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kualitas dan kuantitas makanan yang dikonsumsi oleh suatu kelompok sosial

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hidup anak sangat tergantung pada orang tuanya (Sediaoetama, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan pangan manusia berasal dari tumbuh-tumbuhan (pertanian primer) serta

METODE. Keadaan umum 2010 wilayah. BPS, Jakarta Konsumsi pangan 2 menurut kelompok dan jenis pangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. adalah kesejahteraan rakyat yang terus meningkat dan ditunjukan oleh

PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan daging yang paling banyak dikonsumsi masyarakat

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek dalam penelitian ini adalah pola konsumsi daging ayam broiler,

BAB I PENDAHULUAN. strategis dan sering mencakup hal-hal yang bersifat emosional, bahkan politis.

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia masih memerlukan perhatian yang lebih terhadap persoalan

I. PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas. Remaja merupakan sumber daya manusia bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. nasional. Pembangunan pertanian memberikan sumbangsih yang cukup besar

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-20, mulai bermunculan restoran-restoran fast food.

Tabel 1. Data produksi dan konsumsi beras tahun (dalam ton Tahun Kebutuhan Produksi Tersedia Defisit (impor)

KAJIAN KEPUSTAKAAN. terbagi menjadi dua jenis yaitu daging merah dan daging putih. Daging merah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutritute dalam bentuk. variabel tertentu ( Istiany, 2013).

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dapat dikonsumsi sehari-hari untuk. cair. Pangan merupakan istilah sehari-hari yang digunakan untuk

I. PENDAHULUAN. protein yang lebih baik bagi tubuh dibandingkan sumber protein nabati karena mengandung

1. PENDAHULUAN. pengetahuan dan tingkat kesadaran masyarakat tentang kebutuhan gizi

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat keadaan gizi normal tercapai bila kebutuhan zat gizi optimal terpenuhi.

BAB I PENDAHULUAN. dan dewasa sampai usia lanjut. Dari seluruh siklus kehidupan, program perbaikan

BAB I PENDAHULUAN. Ketahanan pangan merupakan kondisi terpenuhinya pangan rumah tangga yang

I. PENDAHULUAN. produk yang praktis dan digemari adalah chicken nugget. Chicken nugget

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan dan perkembangan fisik erat hubungannya dengan status

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa transisi dari masa anak anak menuju masa

1 I PENDAHULUAN. Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian, dan (1.7) Waktu

I. PENDAHULUAN. Pangan yang memiliki protein hewani antara lain daging, telur, susu, ikan dan

BAB I PENDAHULUAN. badan menjadi gemuk (obese) yang disebabkan penumpukan jaringan adipose

II TINJAUAN PUSTAKA. Juni 2010] 6 Masalah Gizi, Pengetahuan Masyarakat Semakin Memprihatinkan. [10

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar masyarakat. Sampai saat ini produk-produk sumber protein

Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. pacu tumbuh (growth spurt), timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapai fertilitas dan

III. PANGAN ASAL TERNAK DAN PERANANNYA DALAM PEMBANGUNAN SUMBERDAYA MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. intelektualnya dan keterampilan serta mulai mempunyai kegiatan fisik yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. usia dini sangat berdampak pada kehidupan anak di masa mendatang. Mengingat

ejournal Boga, Volume 3 Nomor 3, Yudisium Oktober Tahun 2014 Halaman 47-50

BAB II T1NJAUAN PUSTAKA

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.

I. PENDAHULUAN. pengetahuan dan tingkat kesadaran masyarakat tentang kebutuhan gizi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai akibat dari kecenderungan pasar global, telah memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. lingkungan sosial yang ada di masyarakat umum di luar rumah. Seorang anak TK

BAB I PENDAHULUAN. asupan makanan yang semakin mengarah kepada peningkatan asupan makanan siap saji

BAB I PENDAHULUAN. cukup mendasar, dianggapnya strategis dan sering mencakup hal-hal yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. Pola konsumsi pangan di Indonesia saat ini belum sesuai dengan. Harapan (PPH) merupakan rumusan komposisi pangan yang ideal yan g

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Perkembangan masyarakat yang semakin bertambah tidak hanya dari segi

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu hasil peternakan yang sering kita jumpai dengan sangat mudah adalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagai generasi penerus bangsa yang potensi dan kualitasnya masih perlu

BAB I PENDAHULUAN. Produk olahan yang paling strategis untuk dikembangkan dalam. rangka menunjang penganekaragaman (diversifikasi) pangan dalam waktu

I. PENDAHULUAN. Kesejahteraan masyarakat adalah tujuan utama suatu negara, tingkat

METODE PENELITIAN. No Data Sumber Instansi 1 Konsumsi pangan menurut kelompok dan jenis pangan

Transkripsi:

1 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pola konsumsi pangan pokok di Indonesia masih berada pada pola konsumsi tunggal, yaitu beras. Tingginya ketergantungan pada beras tidak saja menyebabkan ketergantungan sumber energi yang tinggi, tetapi juga ketergantungan sumber protein yang tinggi pada komoditas ini. Mengacu pada patokan yang telah ditetapkan dalam Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) VI (1998) bahwa kecukupan protein sebesar 48 gram/kapita/hari. Pada tahun 2004, konsumsi protein sudah lebih besar dari yang dianjurkan yaitu mencapai 105,1 persen, namun sebagian besar protein yang dikonsumsi masyarakat masih berasal dari pangan nabati sebanyak 77 persen (Ariani, 2015). Maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia telah memenuhi kebutuhan protein yang bersumber dari pangan nabati. Ditinjau dari aspek mutu gizi, ketergantungan yang tinggi terhadap protein nabati kurang baik karena kandungan asam amino essensial protein nabati kurang lengkap. Pangan nabati umumnya mengalami defisit beberapa asam amino yaitu Lisin, Treonin, Triptofan, Sistin, dan Metionin. Hal tersebut menjadi masalah karena kekuranglengkapan asam amino essensial dalam pangan akan menyebabkan mutu cerna (digestibility) dan daya manfaat (utilizable) protein yang dikonsumsi menjadi rendah (Muhilal dkk, 1993). Produk hasil peternakan menyediakan gizi yang baik untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bagi masyarakat luas. Pentingnya mengonsumsi pangan hewani dalam mencapai kebutuhan gizi konsumsi pangan yang baik tercermin dalam Pola

2 Pangan Harapan (PPH) (Budiar, 2000). Sasaran pencapaian kebutuhan gizi dapat tercermin oleh meningkatnya skor PPH dari 86,4 pada tahun 2010 menjadi 93,39 pada tahun 2014. Pangan hewani memiliki skor tertinggi setelah padi-padian sebagai sumber karbohidrat diantara beberapa komoditas pangan. Hal ini menunjukkan bahwa pangan hewani memiliki peranan strategis dalam pencapaian kebutuhan gizi konsumsi pangan yang baik. Daging, telur, dan susu merupakan produk hasil ternak yang sering dikonsumsi masyarakat. Salah satu bahan makanan yang memberikan sumbangan yang sangat besar bagi kebutuhan terhadap protein hewani adalah daging ayam. Daging ayam merupakan salah satu bahan makanan yang mengandung protein hewani yang cukup tinggi untuk memenuhi kebutuhan bagi manusia. Daging ayam sangat disukai oleh masyarakat, karena daging ayam mudah dimasak dan diolah. Selain itu, daging ayam juga memiliki rasa yang enak dan dapat diterima semua golongan masyarakat serta harga yang relatif lebih murah dibandingkan daging lainnya. Salah satu komunitas masyarakat yang mengonsumsi protein hewani adalah mahasiswa. Pada umumnya, mahasiswa merupakan sekelompok individu yang termasuk dalam periode dewasa muda. Periode dewasa muda ini adalah periode peralihan dari remaja menuju dewasa. Menurut Suhardjo (1989), pada umumnya remaja mempunyai kebiasaan makan yang kurang baik. Beberapa remaja khususnya remaja putri sering mengonsumsi makanan dalam jumlah yang tidak seimbang dibandingkan dengan kebutuhannya karena takut mengalami kegemukan. Sementara itu, pada periode remaja gangguan-gangguan psikologis akibat gangguan makan, seperti anoreksia nervosa dan bulimia, seringkali muncul.

3 Dewasa muda juga dikatakan sebagai periode seseorang untuk bekerja dan berprestasi baik fisik, mental, maupun intelektual secara maksimal. Oleh karena itu, diperlukan gizi yang tepat dan cukup untuk dapat beraktivitas sesuai dengan tugas perkembangannya. Idealnya, pada periode ini telah terbentuk ideal eating habits dan ideal body weight pada masing-masing diri individu. Individu-individu yang berbeda pada tahap usia dewasa muda memiliki aktivitas yang tinggi sehingga asupan makanan yang dibutuhkannya berbeda, begitupun halnya mahasiswa. Mahasiswa memerlukan asupan gizi yang memadai agar gizi didalam tubuh seimbang. Sesuai dengan peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2013 tentang angka kecukupan gizi yang dianjurkan bagi bangsa Indonesia, untuk energi yang dibutuhkan oleh laki-laki dan perempuan pada umur 19 hingga 29 tahun membutuhkan 2725 kkal dan 2250 kkal. Mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran termasuk dalam kelompok umur tersebut dan membutuhkan kecukupan zat gizi yang berbeda. Perbedaan angka kecukupan gizi, juga dipengaruhi oleh berat dan tinggi badan, serta aktivitas yang dilakukan sehari-hari antara laki-laki dan perempuan. Adanya anjuran angka kecukupan gizi ini diharapkan dapat menjadi pedoman untuk memenuhi kebutuhan gizi seseorang setiap harinya. Pada mahasiswa kandungan gizi makanan yang dikonsumsi akan berpengaruh baik terhadap kualitas fisik maupun kualitas kecerdasan berfikirnya. Konsentrasi belajar termasuk satu hal yang erat kaitannya dengan konsumsi gizi mahasiswa. Makanan sehari-hari akan sangat menentukan kualitas kesehatan seseorang. Oleh karena itu, sudah seharusnya setiap individu memperhatikan makanan yang dimakan setiap hari. Kebutuhan makan juga bukan hanya untuk

4 menumbuhkan badan secara fisik tetapi juga memengaruhi kecerdasan serta kondisi psikologis seseorang. Pemenuhan kebutuhan makan selanjutnya menjadi perilaku yang bisa disebut perilaku makan. Perilaku makan merupakan tingkah laku yang dapat diamati dan dilakukan individu dalam rangka memenuhi kebutuhan makan yang merupakan kebutuhan dasar individu dan juga merupakan reaksi terhadap stimulus yang berasal dari dalam serta luar diri individu. Perilaku yang terus menerus dilakukan akan membentuk pola, yang bisa disebut pola konsumsi. Mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran diduga memiliki perilaku konsumsi yang baik dalam mengonsumsi makanan terutama daging ayam broiler atau mereka akan memperhatikan faktor penting dalam mengonsumsi daging ayam. Hal tersebut didasari karena, mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran mempelajari mengenai hewan ternak yang pada hasil akhirnya menjadi sumber protein bagi tubuh, juga dengan mempelajari mutu gizi dari hasil ternak. Maka, pada dasarnya mahasiswa Fakultas Peternakan mengetahui dan sadar akan pentingnya sumber pangan hewani bagi kecukupan gizi. Namun terkait dengan hal itu, sebagai mahasiswa yang belum bekerja dan belum memiliki penghasilan, adanya keterbatasan finansial untuk memenuhi kebutuhan gizi setiap harinya masih menjadi masalah yang mendasar antara sadar gizi dan mampu gizi bagi mahasiswa. Soekirman (2000) menyatakan bahwa era globalisasi sekarang ini memberikan dampak pada perubahan gaya hidup dan pola konsumsi makanan sehingga mengakibatkan timbulnya masalah gizi ganda, yaitu di satu sisi masalah gizi kurang masih menjadi keadaan yang ditanggulangi namun di pihak lain masalah gizi lebih dengan berbagai resiko yang ditimbulkan berupa penyakit-

5 penyakit degenaratif seperti hipertensi, jantung, dan diabetes melitus cenderung meningkat terutama di kota-kota besar dimana pertumbuhan ekonomi dan tingkat pendapatan umumnya tinggi. Menurut Simamora (2004) konsumen akan berusaha memaksimalkan kepuasannya selama kemampuan finansialnya memungkinkan. Salah satu alasan masyarakat umum membeli daging ayam broiler karena harga daging ayam broiler yang relatif terjangkau, walaupun rentan dengan fluktuasi harga. Begitupun di kalangan mahasiswa yang sama halnya dengan masyarakat atau konsumen rumahtangga yang juga melakukan aktivitas ekonomi sehari-hari, pemilihan konsumsi daging ayam broiler didasari pada daya beli setiap mahasiswa. Berdasarkan hal-hal yang dikemukakan diatas, maka diduga bahwa konsumsi daging ayam broiler di tingkat mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran akan sangat beragam berdasarkan karakteristiknya. Oleh sebab itu, peneliti tertarik meneliti lebih lanjut tentang Pola Konsumsi Daging Ayam Broiler berdasarkan Tingkat Pengetahuan dan Pendapatan Kelompok Mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana preferensi konsumsi daging ayam broiler pada kelompok mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran berdasarkan tingkat pengetahuan gizi.

6 2. Bagaimana preferensi konsumsi daging ayam broiler pada kelompok mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran berdasarkan tingkat pendapatan. 3. Bagaimana pola konsumsi daging ayam broiler pada kelompok mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran berdasarkan tingkat pengetahuan gizi dan tingkat pendapatan. 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui preferensi konsumsi daging ayam broiler pada kelompok mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran berdasarkan tingkat pengetahuan gizi. 2. Mengetahui preferensi konsumsi daging ayam broiler pada kelompok mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran berdasarkan tingkat pendapatan. 3. Mengkaji pola konsumsi daging ayam broiler pada kelompok mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran berdasarkan tingkat pengetahuan gizi dan tingkat pendapatan. 1.4. Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi mengenai pola konsumsi daging ayam broiler mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat

7 bermanfaat sebagai bahan tambahan informasi, literatur, dan bahan bagi penelitian selanjutnya. 1.5. Kerangka Pemikiran Mahasiswa adalah setiap orang secara resmi terdaftar untuk mengikuti pelajaran di perguruan tinggi dengan batas usia 18-30 tahun (Sarwono, 1978). Universitas Padjadjaran merupakan salah satu perguruan tinggi yang ada di Jawa Barat, dan memiliki 16 fakultas untuk program sarjana. Fakultas Peternakan merupakan salah satu fakultas yang ada di Universitas Padjadjaran. Mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran merupakan insan di bidang peternakan yang relatif sadar akan pentingnya nilai gizi. Mereka memahami betapa pentingnya konsumsi protein hewani bagi tubuh. Konsumsi protein hewani pada mahasiswa setiap harinya diharapkan akan berpengaruh positif terhadap kesehatan tubuh guna menunjang kegiatan perkuliahan. Mahasiswa dengan kesehatan tubuh yang baik relatif memiliki daya konsentrasi yang tinggi dan pemahaman yang baik dalam kegiatan perkuliahan. Diduga bahwa mahasiswa Fakultas Peternakan memiliki perilaku konsumsi yang baik atau akan memperhatikan faktor penting dalam mengonsumsi daging ayam broiler terkait tingkat pengetahuannya. Keputusan mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran dalam mengonsumsi daging ayam broiler merupakan hal yang akan menentukan besarnya jumlah pengeluaran. Pengeluaran konsumsi daging ayam broiler juga dipengaruhi oleh faktor sosial ekonomi. Preferensi merupakan tingkat kesukaan yang didasarkan atas sikap seseorang dalam memilih dan menentukan pangan yang dikonsumsinya (Sanjur,

8 1982). Dalam hal ini daging ayam banyak disukai oleh berbagai kalangan masyarakat karena memiliki berbagai keistimewaan jika dibandingkan dengan sumber pangan asal hewani lainnya. Harga daging ayam broiler cenderung lebih terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Dagingnya relatif empuk dan tebal meskipun tidak segurih daging ayam kampung. Hal ini juga dipengaruhi oleh faktor budaya yang dianut oleh setiap mahasiswa dalam mengonsumsi makanan. Keberagaman asal daerah mahasiswa, menjadikan budaya yang dianut setiap mahasiswa berbeda pula. Budaya adalah segala nilai, pemikiran, simbol yang mempengaruhi perilaku, sikap, kepercayaan, dan kebiasaan seseorang dan masyarakat. Faktor kebiasaan makan menyangkut kepada kebiasaan seseorang atau perilaku dalam konsumsi. Seperti yang dikemukakan Loudon dan Bitta (1988) dalam Simamora (2004), bahwa perilaku konsumsen sebagai suatu proses pengambilan keputusan. Konsumsi daging ayam broiler mahasiswa yang tinggal dengan orangtua dan yang tidak tinggal dengan orangtua akan berbeda satu sama lain. Hal ini terjadi karena konsumsi daging ayam broiler pada mahasiswa yang tinggal dengan orang tua cenderung bergantung kepada kebiasaan konsumsi keluarga, sedangkan mahasiswa yang tidak tinggal dengan orang tua akan cenderung sangat bergantung pada pendapatan dan kebutuhan sehari-hari yang harus dipenuhi. Mahasiswa yang tidak tinggal dengan orang tua, diduga telah memiliki pola dalam mengatur pengeluaran untuk kebutuhan yang diperlukan dalam seminggu atau sebulan kedepan, seperti pengeluaran untuk kebutuhan kuliah, kebutuhan bulanan, transportasi, serta hiburan. Sama halnya seperti kebutuhan bulanan untuk makan dan minum pokok sehari-hari telah memiliki alokasi tertentu. Besar kecilnya pendapatan mahasiswa dalam hal ini uang saku yang

9 diberikan orangtua atau wali, menentukan terhadap keputusan pembelian. Seperti yang dikemukakan Sumarwan (2003) bahwa jumlah pendapatan akan menggambarkan besarnya daya beli dari seorang konsumen. Faktor-faktor pendorong seseorang mengonsumsi atau motivasi sangat berpengaruh terhadap konsumsi seseorang. Suharjo (1988) dalam Sayuti dan Effendi (2004) menyatakan bahwa motivasi merupakan faktor yang sangat menentukan pola konsumsi pangan. Motivasi terjadi karena adanya kebutuhan, dimana kebutuhan manusia berbeda dipengaruhi oleh lingkungan yang berbeda antara lain lingkungan sosial dan ekonomi. Namun motivasi merupakan gejala psikologis yang sulit diukur. Notoatmodjo (1987) mengatakan bahwa motivasi tidak dapat diamati, yang dapat diamati adalah alasan melakukan tindakan. Mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Sosial (Pengetahuan Gizi) Perilaku Konsumsi Ekonomi (Pendapatan) Ilustrasi 1. Preferensi Konsumsi Daging Ayam Broiler Pola Konsumsi Daging Ayam Broiler Kerangka Pemikiran Pola Konsumsi Daging Ayam Broiler Mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 1.6. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini di Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 9 sampai dengan 22 September 2015.