BAB I PENDAHULUAN. listrik harus bisa men-supplay kebutuhan listrik rumah tangga maupun

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lahan dan Penggunaan Lahan Pengertian Lahan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lahan, Penggunaan Lahan dan Perubahan Penggunaan Lahan

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan penduduk daerah perkotaan di negara-negara berkembang,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. permukaan lahan (Burley, 1961 dalam Lo, 1995). Konstruksi tersebut seluruhnya

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

GEOGRAFI. Sesi PENGINDERAAN JAUH : 3 A. CITRA NONFOTO. a. Berdasarkan Spektrum Elektromagnetik

Tabel 1.1 Tabel Jumlah Penduduk Kecamatan Banguntapan Tahun 2010 dan Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Geogrhafic Information System (GIS) 2. Sejarah GIS

Karena tidak pernah ada proyek yang dimulai tanpa terlebih dahulu menanyakan: DIMANA?

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pengertian Sistem Informasi Geografis

Peranan Aplikasi GIS Dalam Perencanaan Pengembangan Pertanian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kondisi penggunaan lahan dinamis, sehingga perlu terus dipantau. dilestarikan agar tidak terjadi kerusakan dan salah pemanfaatan.

ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL TAHUN 2006 DAN 2014 BERDASARKAN CITRA QUICKBIRD

Bab I Pendahuluan. I.1. Latar Belakang

METODOLOGI. Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

11/25/2009. Sebuah gambar mengandung informasi dari obyek berupa: Posisi. Introduction to Remote Sensing Campbell, James B. Bab I

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGINDERAAN JAUH. --- anna s file

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

IV. METODOLOGI 4.1. Waktu dan Lokasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 Sistem Utilitas Distribusi Jaringan Listrik

Pengantar Sistem Informasi Geografis O L E H : N UNUNG P U J I N U G R O HO

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. terjangkau oleh daya beli masyarakat (Pasal 3, Undang-undang No. 14 Tahun 1992

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisi tentang latar belakang, tujuan, dan sistematika penulisan. BAB II KAJIAN LITERATUR

ISTILAH DI NEGARA LAIN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TEMPAT PENGOLAHAN BARANG BEKAS DI SURAKARTA

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kekeringan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Tujuan. Model Data pada SIG. Arna fariza. Mengerti sumber data dan model data spasial Mengerti perbedaan data Raster dan Vektor 4/7/2016

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi suatu kawasan hunian yang berwawasan lingkungan dengan suasana. fungsi dalam tata lingkungan perkotaan (Nazaruddin, 1996).

I. PENDAHULUAN. Atas (SMA) Swasta, Madrasah Aliyah Negeri (MAN), Madrasah Aliyah Swasta

ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Gambar 1.1 Siklus Hidrologi (Kurkura, 2011)

SENSOR DAN PLATFORM. Kuliah ketiga ICD

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Masyarakat Adat Kasepuhan


BAB 11: GEOGRAFI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI

BAB I PENDAHULUAN. pada radius 4 kilometer dari bibir kawah. (

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS POTENSI SUMBER DAYA ALAM KELISTRIKAN DI SUMATERA SELATAN

3/17/2011. Sistem Informasi Geografis

JENIS CITRA

ULANGAN HARIAN PENGINDERAAN JAUH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam Pasal 12 Undang-undang Kehutanan disebutkan bahwa. penyusunan rencana kehutanan. Pembentukan wilayah pengelolaan hutan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bahan dan alat yang dibutuhkan dalam interpretasi dan proses pemetaan citra

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Lahan dan Penggunaan Lahan 2.2 Perubahan Penggunaan Lahan dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya

Gambar 11. Citra ALOS AVNIR-2 dengan Citra Komposit RGB 321

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

REMOTE SENSING AND GIS DATA FOR URBAN PLANNING

MENU STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR MATERI SOAL REFERENSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana tercantum dalam Peraturan Pemerintah No 47 Tahun 1997

KOMPONEN PENGINDERAAN JAUH. Sumber tenaga Atmosfer Interaksi antara tenaga dan objek Sensor Wahana Perolehan data Pengguna data

GEOGRAFI. Sesi PENGINDERAAN JAUH : 1 A. PENGERTIAN PENGINDERAAN JAUH B. PENGINDERAAN JAUH FOTOGRAFIK

Sejalan dengan berkembangnya suatu kota atau wilayah dan meningkatnya kebutuhan manusia, infrastruktur jalan sangat diperlukan untuk menunjang proses

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PERTANIAN PADI DI KABUPATEN BANTUL, D.I. YOGYAKARTA

Remote Sensing KKNI 2017

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. informasi tersebut. Berkembangnya teknologi informasi dan komputer

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (2013) ISSN: ( Print) 1 II. METODOLOGI PENELITIAN

SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA LAHAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

11. TINJAUAN PUSTAKA Konse~ Dasar Linukunuan Permukiman Kota

PERBANDINGAN RESOLUSI SPASIAL, TEMPORAL DAN RADIOMETRIK SERTA KENDALANYA

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta. Kata Bandung berasal dari kata bendung atau bendungan karena

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sistem Informasi Geografis (SIG) Geographic Information System (SIG)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODE PENELITIAN. deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah uang. Salah satu yang menunjang aktivitas manusia adalah alat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik merupakan energi utama yang digunakan hampir diseluruh sisi kehidupan manusia saat ini dimana semua aktifitas manusia berhubungan dengan energi listrik. Seiring kemajuan zaman, permintaan akan energi listrik semakin meningkat. Menurut Pramnamto (2008) PLN sebagai penyedia jasa listrik harus bisa men-supplay kebutuhan listrik rumah tangga maupun perkantoran yang sangat besar dengan tetap memperhatikan daya listrik yang dihantarkan ke konsumen. Listrik dalam kehidupan sehari hari sangat besar manfaatnya bagi kehidupan manusia terutama bagi negara berkembang. Penggunaan tenaga listrik merupakan suatu unsur mutlak dalam kehidupan modern, untuk industri, rumah tangga, pengangkutan, penerangan, komunikasi dan lain sebagainya (Kadir, 1977 dalam Kuspartiyatun, 1998) Kelurahan Wonosobo Timur merupakan wilayah dengan jumlah permukiman yang terpadat dan pusat lokasi beberapa fasilitas masyarakat kota yang ada di Kabupaten Wonosobo. Wilayah tersebut menjadi pusat perdagangan dan jantung kota di Wonosobo sehingga pemakaian listrik pada wilayah ini menjadi sangat beragam. Berbagai macam aktivitas kegiatan seperti pertokoan, sekolah, pasar dan perumahan membuat kebutuhan daya listrik semakin besar. 1

2 Pemetaan penggunaan daya listrik melalui aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG) ini ialah untuk mengetahui keterkaitan antara fungsi dan jenis bangunan terhadap pemakaian daya listrik yang digunakan. Dibuatnya sistem informasi ini dapat memberikan suatu informasi secara detail tentang pengguna energi listrik dan berapa besar daya yang digunakan di Kelurahan Wonosobo Timur berdasarkan jenis, fungsi, dan luas bangunan yang dimiliki. Pemanfaatan aplikasi SIG dalam bidang ini dapat membantu dengan menghasilkan informasi spasial dari data pengguna listrik dalam suatu wilayah kajian. Sistem Informasi Geografis didalamnya tersusun atas rangkaian dari data spasial. Menurut (Heywood,1998 dalam Rosharia, 2010) data spasial adalah data yang mempunyai referensi koordinat tertentu, berisi tentang posisi, atribut dan relasi/hubungan antara kenampakan/obyek dalam ruang. Pengolahan data spasial mengggunakan aplikasi SIG dapat mempermudah perolehan informasi yang direpresentasikan secara geografis dengan titik, garis maupun area. Pemanfaatan aplikasi citra penginderaan jauh yang akhir-akhir ini sangat berkembang pesat. Kelebihan dari citra penginderaan jauh adalah memiliki keakuratan yang relatif tinggi dan pengerjaannya memerlukan waktu dan biaya yang lebih murah jika dibandingkan dengan survei lapangan. Citra penginderaan jauh yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan citra beresolusi spasial tinggi. Citra tersebut digunakan untuk melakukan interpretasi jenis bangunan dan fungsi bangunan. Dengan memanfaatkan aplikasi SIG dan teknologi penginderaan jauh pemetaan menjadi lebih mudah dan tepat.

3 1.2 Perumusan Masalah Informasi pengguna energi listrik melalui daya listrik yang digunakan berkaitan dengan persil bangunan sangat dibutuhkan untuk melihat hubungan yang mempengaruhi banyaknya daya yang digunakan. Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan yang melatarbelakangi penelitian tugas akhir ini adalah : 1. Bagaimana hubungan antara jenis, fungsi dan luas bangunan terhadap pemakaian daya listrik di Kelurahan Wonosobo Timur 2. Bagaimana melakukan diseminasi data pengguna listrik dalam bentuk peta sesuai keterkaitannya dengan hubungan persil bangunan dengan pemakaian daya listrik 1.3 Tujuan Penelitian 1. Mengetahui keterkaitan antara jenis, fungsi, dan luas bangunan terhadap pemakaian daya listrik 2. Menyajikan data spasial yang terintegrasi melalui pemanfaatan sistem informasi geografi untuk melakukan pemetaan pengguna energi listrik di Kelurahan Wonosobo Timur 1.4 Manfaat Penelitian 1. Membantu pihak terkait dan masyarakat dalam memberikan informasi sebaran pengguna energi listrik secara detail dalam bentuk peta tematik. 2. Menambah wacana dan literatur baru sebagai referensi bagi penelitian yang memerlukan data yang berkaitan dengan penelitian ini.

4 3. Pemetaan sebaran jumlah pemakaian daya listrik sebagai pengembangan ilmu Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografi dalam bidang kelistrikan 1.5 Tinjauan Pustaka 1.5.1 Energi Listrik Energi menjadi kebutuhan utama dalam kehidupan manusia. Listrik merupakan salah satu dari energi yang ada di bumi. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengelola jaringan listrik tersebut. PT. PLN sebagai BUMN ialah badan yang bertanggung jawab dalam hal ini. Kecepatan layanan dan kepuasan pelanggan merupakan hal hal yang harus dijaga dan ditingkatkan oleh PT. PLN sebagai pihak yang mendistribusikan tenaga listrik kepada pelanggan. Dengan semakin banyaknya aset yang tersebar pada banyak lokasi, maka hal ini akan dihadapkan pada kesulitan dalam mengetahui atau memberikan informasi secara akurat terhadap jumlah dan nilai aset yang dimiliki yang tersebar di seluruh pelosok baik perkotaan maupun pedesaan dikarenakan lokasi sebaran yang begitu luas. Pengelolaan ini mencakup pemantauan jaringan listrik, pemantauan daerah konsumen, sehingga perlu perencanaan yang tepat dan efektif untuk dapat memberikan keuntungan dan manfaat bagi semua pihak. Listrik memegang peranan yang vital dalam kehidupan. Dapat dikatakan bahwa listrik telah menjadi sumber energi utama dalam setiap kegiatan baik di rumah tangga maupun industri. Mulai dari peralatan dapur hingga mesin pabrikpabrik besar bahkan pesawat terbang, semua memerlukan listrik. Umumnya listrik diperoleh dari mengubah energi kinetik melalui generator menjadi listrik.

5 1.5.2 Jaringan Transmisi Listrik Jalur transmisi listrik merupakan suatu sistem penyaluran energi listrik kepada konsumen secara tidak langsung, melalui terminal pembangkit atau gardu induk ke gardu induk lain sesuai dengan tujuan distribusi atau penyaluran energi. Pemilihan lintasan yang akan dilalui saluran transmisi merupakan persoalan pokok bagi pembangunan saluran tersebut. Untuk itu perlu dilakukan studi dan survei yang mendalam guna memungkinkan pembangunan saluran secara ekonomis dan dapat diandalkan, baik dilihat dari pembangunannya sendiri maupun dari perawatannya nanti. Dalam pembangunan jalur transmisi listrik, ada beberapa faktor yang harus diperhatikan, terutama faktor yang berkaitan dengan kondisi lingkungan dimana hal ini menjadi syarat utama pembangunan jalur transmisi listrik. Adapun persyaratan umum yang digunakan yaitu : a. Jauh dari permukiman dengan aksesbilitas yang mudah. b. Ruang bebas saluran udara tegangan tinggi (SUTT) berupa area sepanjang ±40 m dalam area tersebut hars bebas vegetasi tinggi dan juga pemukiman. c. Melalui wilayah stabil secara geoteknik, agar kedudukan menara aman. 1.5.4 Pemanfaatan Sistem Informasi Geografi Sistem Informasi Geografis adalah sistem yang berbasis komputer yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasi-informasi geografi. SIG dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis objek-objek dan fenomena karena lokasi geografi merupakan karakteristik

6 yang penting atau kritis untuk dianalisis. Oleh karena itu, SIG merupakan sistem komputer yang memiliki empat kemampuan dalam menangani data yang bereferensi geografi, yaitu masukan, manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan data), analisis dan manipulasi cara, serta keluaran (Aronaff, 1989). Pemanfaatan ilmu Sistem Informasi Geografi dalam bidang kelistrikan dapat digunakan untuk memantau sebaran besar pemakaian daya listrik secara spasial berdasarkan nomor ID Pelanggan yang terdata di kantor PLN. Penyajian data pemakaian daya listrik dalam bentuk tabular ataupun diagram dirasa kurang mencukupi kebutuhan diseminasi data. Penyajian data secara spasial lebih memudahkan untuk dipahami terutama pada penelitian yang berhubungan dengan jarak dan lokasi. Analisis hubungan keterkaitan persil bangunan terhadap pemakaian daya listrik sangat erat kaitannya dengan keruangan sehingga Sistem Informasi Geografi sangat bermanfaat untuk keperluan penelitian ini. 1.5.5 Penginderaan Jauh Penginderaan Jauh merupakan ilmu atau teknik dan seni untuk mendapatkan informasi tentang objek, wilayah, atau gejala dengan gejala dengan cara menganalisis data yang diperoleh dari suatu alat tanpa berhubungan langsung dengan objek, wilayah atau gejala yang sedang dikaji (Lillesand dan Keifer,1979). Penginderaan jauh merupakan variasi teknik yang dikembangkan untuk perolehan dan analisis informasi tentang bumi. informasi tersebut berbentuk radiasi elektromagnetik yang dipantulkan dan dipancarkan dari permukaan bumi. Konsep

7 dasar penginderaan jauh terdiri atas beberapa elemen atau komponen yang meliputi sumber tenaga, atmosfer, interaksi tenaga dengan objek di permukaan bumi, sensor, sistem pengolahan data dan berbagai penggunaan data. Pengumpulan data penginderaan jauh dilakukan dengan menggunakan alat pengindera atau alat pengumpul sata yang disebut sensor. Setiap sensor mempunyai kepekaan spektral terbatas. Tidak ada satu sensor pun yang peka terhadap seluruh panjang gelombang. Sensor terbatas kemampuannya untuk mengindera objek kecil. Batas kemampuan memisahkan setiap objek dinamakan resolusi. Resolusi suatu sensor merupakan indikator tentang kemampuan sensor atau kualitas sensor dalam merekam objek. Didalam citra resolusi merupakan parameter limit atau daya pisah objek yang masih dapat dibedakan. Empat resolusi yang biasa digunakan sebagai parameter kemampuan sensor, yaitu resolusi spasial, resolusi spektral, resolusi radiometrik dan resolusi temporal. Resolusi spasial adalah ukuran objek terkecil yang masih dapat disajikan, dibedakan, dan dikenali pada citra. Resolusi spektral merupakan daya pisah objek berdasarkan besarnya spektrum elektromagnetik yang digunakan untuk perekaman data. Resolusi radiometrik adalah kemampuan sistem sensor untuk mendeteksi perbedaan pantulan terkecil, atau kepekaan sensor terhadap perbedaan terkecil kekuatan sinyal. 1.5.6 Penggunaan Citra Penginderaan Jauh Pemanfaatan aplikasi citra penginderaan jauh yang akhir-akhir ini sangat berkembang pesat. Lillesand dan Kieffer (1994) mengatakan, Penginderaan jauh adalah ilmu, teknik, dan seni untuk memperoleh informasi tentang suatu objek,

8 daerah, atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh dengan suatu alat tanpa kontak langsung dengan objek, daerah, atau fenomena yang dikaji. Data penginderaan jauh dapat berupa citra, grafik, dan data numerik. Keberadaan citra penginderaan jauh sebagai wadah untuk memperoleh informasi suatu objek pada wilayah kajian juga sangat penting dalam pembuatan peta tematik untuk pengguna energi listrik. Penggunaan citra digunakan untuk menginterpretasi batas blok, blok persil, luasan wilayah dan sebagainya. Citra yang digunakan untuk melakukan interpretasi dalam hal ini menggunakan citra dengan resolusi spasial tinggi karena citra yang dibutuhkan ialah untuk menginterpretasikan objek kajian survey kota. Satelit WorldView-2 diluncurkan pada tanggal 8 Oktober 2009, di ketinggian 770 kilometer. Satelit mampu memberikan data citra resolusi 0,5 m pancromatic ( hitam dan putih) dan 1.84 m untuk citra multispectral. Satelit ini juga mampu mengumpulkan data citra multispektral daerah yang sangat luas 1 juta km2 setiap hari, sensor satelit WorldView-2 menyediakan sebuah band resolusi tinggi pankromatik dan 8 band multispektral, 4 band standar (warna merah, hijau, biru dan inframerah) dan 4 bend baru (warna kuning, merah dan inframerah), penuh warna citra untuk meningkatkan aplikasi analisis, pemetaan dan pemantauan spektral, perencanaan penggunaan lahan, bantuan bencana, eksplorasi, pertahanan dan intelijen, serta lingkungan visualisasi dan simulasi. 1.5.7 Kegunaan Pemetaan Pemakaian Daya Listrik Dalam era modern ini, kebutuhan untuk manajemen aset yang efektif telah menjadi penting untuk perusahaan penyedia jasa energi listrik. Sistem Informasi Geografis (SIG) atau Geographic Information System (GIS) telah

9 menunjukkan jati dirinya sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan ini namun tidak diimplementasikan sebagai komponen standar dalam perusahaan sebagai sistem informasi yang luas. Sistem GIS ini tidak hanya memberikan informasi geografis, tetapi juga menyediakan konektivitas jaringan listrik. Untuk tujuan ini, adalah baik untuk mempertimbangkan menggunakan sistem GIS sebagai sumber database definitif yang bertindak sebagai repositori untuk kebutuhan manajemen sistem distribusi (Roger.S, 2002). Audit energi listrik dan analisis aliran daya adalah dua tujuan penting dari reformasi yang berlangsung di sebagian besar negara pada sistem distribusi listrik mereka. Hal ini sejalan dengan persyaratan pengurangan kerugian ATC (Available Transfer Capability) dan audit energi secara total. Reformasi yang dipertimbangkan tersebut diwujudkan melalui pemberdayaan TI (Teknologi Informasi), dimana GIS memainkan peranan penting. Aplikasi GIS membantu dalam menjaga database konsumen yang ter-indek dan aset basis data listrik. Konsumen yang ter-indeks di mapping ke sumber masing-masing pasokan. Hal ini penting untuk melakukan audit energi pada sistem distribusi dan feeder. Aplikasi GIS yang terintegrasi dengan modul Analisis Jaringan dapat membantu dalam berbagai hal perhitungan seperti kerugian teknis, analisis aliran daya, audit energi, optimasi jaringan dan aplikasi hasil peramalan. Audit energi dan analisis kehandalan jaringan memainkan peran untuk estimasi yang tepat dari kerugian teknis dan ekonomis yang dapat membantu dalam mengambil tindakan untuk koreksi yang tepat dalam meningkatkan kinerja dari sistem distribusi listrik. Tindakan tersebut dapat membantu dalam menangkap

10 dan memvalidasi input energi, konsumsi energi dan parameter listrik lainnya untuk memperhitungkan kerugian energi secara transparan. Teknologi Sistem Informasi Geografis dalam bidang kelistrikan ini dibuat untuk memetakan aset jaringan yang berupa titik titik gardu transmisi dan gardu induk, daerah lokasi pelanggan, dan semua informasi yang terkait dengan pelanggan dan aset jaringan tersebut. Pada perkembangannya, data data ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan dalam rangka pembangunan dan implementasi infrastruktur ketenagalistrikan. Sehingga dengan sistem ini data dapat dikelola dan dilakukan manipulasi untuk keperluan analisis dan sekaligus menampilkan hasilnya dalam berbagai format (Widya Ayu, 2010). Sistem Informasi Geografis ini diharapkan mampu memecahkan masalah-masalah yang terjadi dalam bidang kelistrikan. Kemampuan dari sistem ini adalah: 1. Visualisasi lokasi pelanggan di wilayah PLN 2. Mengolah (mengganti, menambah, dan menghapus) data pelanggan PLN 3. Melakukan pencarian data pelanggan 1.6 Penelitian Sebelumnya Penelitian dalam bidang kelistrikan pada beberapa tahun terakhir menjadi sebuah tema yang menarik untuk di kaji dan di aplikasikan ke dalam ilmu Sistem Informasi Geografi (SIG). Beberapa peneliti sebelumnya yang telah melakukan penelitian dalam bidang kelistrikan ialah seperti pada Tabel 1.1:

Tabel 1.1 Penelitian Sebelumnya No Nama Peneliti Judul Tujuan Metode Hasil 1 Yulifa Woro Prawesti 2 Agung Eka Putra Penyusunan Basis Data Pemakaian Daya Listrik Ditinjau Dari Kondisi Ekonomi Masyarakat Di Kelurahan Patukangan Kecamatan Kota Kabupaten Kendal Pemanfaatan Citra Satelit Quickbird Untuk Pemetaan Pengguna Listrik Di Kelurahan Ngupasan Kecamatan Gondomanan Kota Yogyakarta 1. Menyusun basis data yang divisualisasikan dalam bentuk peta dengan satuan wilayah pemetaan desa 2. Menganalisa dari peta yang dihasilkan untuk mengetahui keterkaitan kondisi ekonomi terhadap pemakaian listrik tiap persil 1. Untuk melakukan pemetaan tingkat pemakaian listrik di wilayah Kelurahan Ngupasan Kecamatan Gondomanan Kota Yogyakarta 2. Mengetahui keterkaitan daya pemakaian listrik tiap batas kepemilikan lahan Metode matching yang dilakukan berdasarkan variabel dan pengolahan data dengan penerapan SIG Sumber : Laporan Penelitian Tugas Akhir, Fakultas Geografi Metode matching berdasarkan variabel jenis, fungsi, dan luas bangunan terhadap variabel daya listrik Peta Pemakaian Daya Listrik berdasarkan Kondisi Ekonomi Masyarakat Peta Jenis Bangunan dengan Daya Listrik, Peta Fungsi Bangunan dengan Daya Listrik dan Peta Luas Bangunan dengan Daya Listrik.

12 1.7 Kerangka Pemikiran Data primer yang berasal dari survey lapangan maupun data sekunder yang diperoleh melalui instansi penyedia data merupakan data masukkan yang selanjutnya diolah untuk menghasilkan informasi spasial yang terintegrasi dengan Sistem Informasi Geografi. Beragam cara dalam memasukkan data analog kedalam data bentuk digital, baik data dalam bentuk tabular maupun data dalam bentuk grafis atau dalam hal ini adalah berupa peta. Batas wilayah penelitian yang merupakan Kelurahan Wonosobo Timur didapatkan melalui Peta Batas Administrasi. Peta Batas Administrasi kemudian dikomparasikan dengan batas citra World View 2 yang telah terkoreksi untuk mendapatkan batas wilayah penelitian yang sesuai. Tujuan dilakukan komparasi anatara kedua sumber data ialah agar batas wilayah penelitian tidak memotong persil bangunan yang ada. Peta Blok Persil Pajak Bumi dan Bangunan dalam format shapefile yang didapatkan melalui Kantor Bappeda Kabupaten Wonosobo selanjutnya dilakukan pemotongan yang disesuaikan dengan Peta Batas Wilayah Penelitian. Hasil pemotongan citra kemudian dikomparasikan dengan citra World View 2 untuk diteliti kembali agar batasan persil sesuai dengan batas bangunan yang terekam oleh citra satelit. Peta Blok Persil Wilayah Penelitian kemudian dilakukan penyesuaian dengan kondisi yang terdapat dalam data jumlah pelanggan listrik. Penyesuaian ini untuk memastikan bahwa jumlah persil yang ada sesuai dengan jumlah pelanggan listrik.

13 Peta Blok Persil Wilayah Penelitian selanjutnya dilakukan penambahan informasi jenis bangunan, fungsi bangunan, luas bangunan dan jumlah pemakaian daya listrik pada atribut tabel. Informasi jenis bangunan dan fungsi bangunan didapatkan melalui interpretasi visual dari citra penginderaan jauh dengan didasarkan pada klasifikasi yang dirujuk melalui Undang Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, untuk memperkuat kebenaran selanjutnya dilakukan survey populasi terhadap kenampakan yang ada di lapangan. Luas bangunan didapatkan melalui proses calculate geometry kemudian diklasifikasikan berdasarkan klasifikasi luas yang diperoleh dari Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung. Informasi pemakaian daya listrik diperoleh dari Kantor Pelayanan Listrik Nasional Kabupaten Wonosobo yang dikelaskan berdasarkan klasifikasi pemakaian daya listrik. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah peta hubungan antara pemakaian daya listrik dengan jenis bangunan, fungsi bangunan dan luas bangunan. Ketiga peta hubungan selanjutnya dilakukan analisis deskriptif untuk mengkaji hasil penelitian yang didapatkan.

14 Alur keseluruhan metode dapat digambarkan pada diagram alir sebagai berikut : Peta Persil PBB Tahun 2012 Citra Satelit World View 2 Tahun 2013 Survey Lapangan Update Peta Persil Survey Populasi Peta Persil Tentatif Reinterpretasi Peta Persil Tahun 2015 Jenis Bangunan 1. Meter listrik yang mempunyai sambungan lebih dari 1 bangunan 2. Bangunan yang tidak mempunyai meter listrik 3. Bangunan dengan lebih dari 1 meter listrik Calculate Geometry Integrasi Data Update Atribut Tabel Analisis Deskriptif Data Pemakaian Listrik Data Luas Bangunan Data Fungsi Bangunan Data Jenis Bangunan Hasil Analisis Deskriptif Data Survey Lapangan Komparasi Peta Hubungan Luas Bangunan dengan Pemakaian Daya Listrik Peta Hubungan Fungsi Bangunan dengan Pemakaian Daya Listrik Peta Hubungan Jenis Bangunan dengan Pemakaian Daya Listrik Keterangan : Gambar 1.1 Diagram alir metode penelitian : Input (Data Masukan) : proses : Output

15 1.8 Batasan Istilah Daya Listrik adalah besarnya tegangan/voltase listrik yang disalurkan pada tiap persil dalam satuan Watt. Interpretasi citra adalah perbuatan mengkaji foto udara dan atau citra dengan maksud untuk mengidentifikasi objek dan menilai arti penting objek tersebut (Estes dan Simonett, 1975 dalam Sutanto 1996). Kepala Keluarga adalah seseorang yang bersatatus kawin dan dianggap sebagai penanggung jawab terhadap sekelompok orang dalam hal ini adalah anggota keluarga yang bertempat tinggal secara bersama-sama dalam bangunan rumah (BPS, 2000). Penginderaan Jauh merupakan ilmu atau teknik dan seni untuk mendapatkan informasi tentang objek, wilayah, atau gejala dengan gejala dengan cara menganalisis data yang diperoleh dari suatu alat tanpa berhubungan langsung dengan objek, wilayah atau gejala yang sedang dikaji (Lillesand dan Keifer,1979). SIG (Sistem Informasi Geografi) adalah sistem berbasis komputer yang digunakan untuk menyimpan, memanipulasi, dan menganalisis informasi geografis. Sistem adalah sekumpulan obyek, ide, berikut saling berhubungan dalam mencapai tujuan atau sasaran bersama. Wilayah adalah Sebagian bagian dari permukaan bumi yang dapat dibedakan dalam hal tertentu dari daerah sekitarnya.