KAJIAN HIDROLIK PADA BENDUNG SUMUR WATU, DAERAH IRIGASI SUMUR WATU INDRAMAYU

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Umum. Bendung adalah suatu bangunan yang dibangun melintang sungai

BAB VII PERENCANAAN JARINGAN UTAMA

BAB 1 KATA PENGANTAR

Stenly Mesak Rumetna NRP : Pembimbing : Ir.Endang Ariani,Dipl. H.E. NIK : ABSTRAK

Tinjauan Perencanaan Bandung Seloromo Pada Anak Sungai Kanatan Dengan Tipe Ogee

PERTEMUAN KE-4 SEBRIAN MIRDEKLIS BESELLY PUTRA HIDROLIKA TERAPAN. Teknik Pengairan Universitas Brawijaya

BAB VIII PERENCANAAN BANGUNAN PELIMPAH (SPILLWAY)

PERENCANAAN BENDUNG. Perhitungan selengkapnya, disajikan dalam lampiran. Gambar 2.1 Sketsa Lebar Mercu Bendung PLTM

I. PENDAHULUAN. Kata kunci : Air Baku, Spillway, Embung.

BAB VI PERENCANAAN BANGUNAN UTAMA

STUDI MENGENAI PENGARUH VARIASI JUMLAH GIGI GERGAJI TERHADAP KOEFISIEN DEBIT (Cd) DENGAN UJI MODEL FISIK PADA PELIMPAH TIPE GERGAJI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 UMUM

STRATEGI PEMILIHAN PEREDAM ENERGI

PERENCANAAN BENDUNG UNTUK DAERAH IRIGASI SULU

PRESENTASI TUGAS AKHIR PERENCANAAN BENDUNG TETAP SEMARANGAN KABUPATEN TRENGGALEK PROPINSI JAWA TIMUR KHAIRUL RAHMAN HARKO DISAMPAIKAN OLEH :

BAB II STUDI PUSTAKA

STUDI EFEKTIVITAS PEREDAM ENERGI BENDUNG PAMARAYAN-JAWA BARAT DENGAN UJI MODEL FISIK 3 DIMENSI

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) ISSN: Perencanaan Embung Bulung Kabupaten Bangkalan

Perencanaan Embung Gunung Rancak 2, Kecamatan Robatal, Kabupaten Sampang

PERANCANGAN ULANG BENDUNG TIRTOREJO YOGYAKARTA (ANALISIS HIDRAULIKA) (181A)

KAJIAN PERILAKU ALIRAN MELALUI ALAT UKUR DEBIT MERCU BULAT TERHADAP TINGGI MUKA AIR

PENGARUH BENTUK MERCU BENDUNG TERHADAP TINGGI LONCAT AIR KOLAM OLAK MODEL USBR IV (SIMULASI LABORATORIUM)

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN» KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN ABSTRAK. 1.

FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

4.6 Perhitungan Debit Perhitungan hidrograf debit banjir periode ulang 100 tahun dengan metode Nakayasu, ditabelkan dalam tabel 4.

ANALISA DESAIN BENDUNG D.I KAWASAN SAWAH LAWEH TARUSAN (3.273 HA) KABUPATEN PESISIR SELATAN PROVINSI SUMATERA BARAT

9. Dari gambar berikut, turunkan suatu rumus yang dikenal dengan rumus Darcy.

PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO DI BENDUNGAN SEMANTOK, NGANJUK, JAWA TIMUR

PERENCANAAN BENDUNGAN PAMUTIH KECAMATAN KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN BAB III METODOLOGI

Analisa Mercu Bendung Daerah irigasi Namurambe

Perencanaan Bangunan Air. 1. Umum

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1

KRITERIA PERENCANAAN BENDUNG KARET

PENYELIDIKAN OPERASI PINTU INTAKE EMBUNG SAMIRAN DENGAN UJI MODEL HIDROLIK. Dwi Kurniani *) Kirno **)

Pembuatan bendung beronjong dengan sekat semikedap air pada irigasi desa

STUDI PERENCANAAN HIDRAULIK PEREDAM ENERGI TIPE VLUGHTER DENGAN MODEL FISIK DUA DIMENSI

KAJIAN PENGARUH HUBUNGAN ANTAR PARAMETER HIDROLIS TERHADAP SIFAT ALIRAN MELEWATI PELIMPAH BULAT DAN SETENGAH LINGKARAN PADA SALURAN TERBUKA

STUDI PERENCANAAN HIDROLIS PELIMPAH SAMPING DAM SAMPEAN LAMA SITUBONDO LAPORAN PROYEK AKHIR

Perencanaan Embung Gunung Rancak 2, Kecamatan Robatal, Kabupaten Sampang

EVALUASI PERENCANAAN BENDUNG PADA SUNGAI ULAR KABUPATEN DELI SERDANG PROPINSI SUMATERA UTARA (STUDI KASUS)

BAB III METODOLOGI. Setiap perencanaan akan membutuhkan data-data pendukung baik data primer maupun data sekunder (Soedibyo, 1993).

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB III METODOLOGI. Gambar 3.1 Diagram Alir Penyusunan Tugas Akhir

KONTROL PERHITUNGAN DIMENSI SALURAN PRIMER DAN DIMENSI KOLAM OLAK BANGUNAN TERJUN 13 SALURAN SEKUNDER DI BENDUNG NAMU SIRA SIRA

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERENCANAAN BENDUNG TETAP DI DESA NGETOS KECAMATAN NGETOS KABUPATEN NGANJUK

6 BAB VI EVALUASI BENDUNG JUWERO

GROUNDSILL PENGAMAN JEMBATAN KRETEK YOGYAKARTA

Perencanaan Sistem Drainase Pembangunan Hotel di Jalan Embong Sawo No. 8 Surabaya

KAJIAN PERILAKU DEBIT ALAT UKUR AMBANG LEBAR TERHADAP PROFIL ALIRAN

BAB V PERENCANAAN KONSTRUKSI BENDUNG. dapat memutar turbin generator. Dari pernyataan diatas maka didapat : - Panjang Sungai (L) = 12.

BAB I PENDAHULUAN. meninggikan taraf muka air sungai dan membendung aliran sungai sehingga aliran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN BENDUNG TIPE MERCU BULAT UNTUK MENDUKUNG DAERAH IRIGASI PEMATANG GUBERNUR KOTA BENGKULU

1.1 Latar Belakang Tujuan Lokasi proyek Analisis Curali Hujan Rata-rata Rerata Aljabar 12

PENGARUH VARIASI PANJANG JARI-JARI (R) TERHADAP KOEFISIEN DEBIT (Cd) DENGAN UJI MODEL FISIK PADA PELIMPAH TIPE BUSUR

Berfungsi mengendalikan limpasan air di permukaan jalan dan dari daerah. - Membawa air dari permukaan ke pembuangan air.

Mengenalkan kepada Peserta beberapa contoh bangunan irigasi, khususnya bangunan sadap, bangunan pembawa, serta bangunan pembagi.

BAB I PENDAHULUAN. dengan penguapan suhu tanaman akan relatif tetap terjaga. Daerah Irigasi di Sumatera Utara adalah Daerah Irigasi Sungai Ular.

RC MODUL 1 TEKNIK IRIGASI

BAB V PERENCANAAN KONSTRUKSI BENDUNG. Elevasi mercu bendung untuk perencanaan bangunan bendung cikopo

STUDI PERENCANAAN TEKNIS BENDUNG TIPE TYROLL PADA JARINGAN IRIGASI WARIORI KABUPATEN MANOKWARI PAPUA BARAT

BAB 4 PERENCANAAN ALTERNATIF SOLUSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERHITUNGAN BENDUNG SEI PARIT KABUPATEN SERDANG BEDAGAI LAPORAN

Cara Mengukur dan Menghitung Debit Saluran

STUDI PERENCANAAN HIDRAULIK PEREDAM ENERGI TIPE SCHOKLITSCH DENGAN MODEL FISIK DUA DIMENSI

STUDI PERENCANAAN HIDRAULIK PEREDAM ENERGI TIPE MDO DENGAN MODEL FISIK DUA DIMENSI

BAB IV KAJIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V PERENCANAAN DAM PENGENDALI SEDIMEN

MODUL 4 DRAINASE JALAN RAYA

Suatu kriteria yang dipakai Perancang sebagai pedoman untuk merancang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang,

MODEL ANALISIS ALIRAN PADA SALURAN TERBUKA DENGAN BENTUK PENAMPANG TRAPESIUM PENDAHULUAN

ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP

STANDAR PERENCANAAN IRIGASI KRITERIA PERENCANAAN BAGIAN BANGUNAN KP 04

BAB IV ANALISIS DAN HASIL. Sungai

BAB V STABILITAS BENDUNG

3.5 Teori kesebangunan Prinsip penskalaan BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Studi awal (studi pustaka) Studi lapangan

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI. Dalam pengumpulan data untuk mengevaluasi bendungan Ketro, dilakukan wawancara dengan pihak-pihak yang terkait, antara lain :

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung. Secara geografis, kabupaten ini terletak pada

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

ABSTRAK Faris Afif.O,

Perencanaan Embung Juruan Laok, Kecamatan Batuputih, Kabupaten Sumenep

ANALISIS DAN PERENCANAAN PENGAMAN DASAR SUNGAI DIHILIR BENDUNG CIPAMINGKIS JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berikut ini beberapa pengertian yang berkaitan dengan judul yang diangkat oleh

BAB V PERENCANAAN KONTRUKSI BENDUNG. Elevasi mercu bendung untuk perencanaan bangunan bendung Cimandiri

STUDI PERENCANAAN PELIMPAH EMBUNG KRUENG RAYA KELURAHAN KRUENG RAYA KECAMATAN MESJID RAYA KABUPATEN ACEH BESAR

HIDROLIKA SALURAN TERTUTUP -CULVERT- SEBRIAN MIRDEKLIS BESELLY PUTRA TEKNIK PENGAIRAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

PENGUJIAN MODEL FISIK BANGUNAN PENGENDALI BENDUNG PAMARAYAN JAWA-BARAT

BAB VI ANALISIS HIROLIKA DAN PERENCANAAN KONSTRUKSI

Bab III Metodologi Analisis Kajian

STUDI PERENCANAAN HIDRAULIK PEREDAM ENERGI TIPE BAK TENGGELAM (CEKUNG) DENGAN MODEL FISIK DUA DIMENSI

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu daerah irigasi di Sumatera Utara adalah Bendungan Namu Sira-sira.

BAB VII PENELUSURAN BANJIR (FLOOD ROUTING)

Transkripsi:

KAJIAN HIDROLIK PADA BENDUNG SUMUR WATU, DAERAH IRIGASI SUMUR WATU INDRAMAYU Sih Andayani 1, Arif Andri Prasetyo 2, Dwi Yunita 3, Soekrasno 4 1 Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Trisakti Email: sandajani@yahoo.com 2 Almuni Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Teknik Sipil, Universitas Trisakti, Jl. Kyai Tapa No. 1 Jakarta Email: arif_andri_372@yahoo.com 3 Almuni Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Teknik Sipil, Universitas Trisakti, Jl. Kyai Tapa No. 1 Jakarta Email: dwi.yunita90@yahoo.com 4 Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Trisakti Email: skras_jkt@yahoo.co.id ABSTRAK Selain untuk menambahkan kapasitas jaringan irigasi, bendung juga berfungsi untuk mengantisipasi terjadinya luapan air di bagian hulu bendung. Perencanaan desain bendung yang baru merupakan bendung gerak. Salah satu kelebihan bendung gerak adalah dapat meminimalisir terjadinya pembendungan yang merupakan penyebab utama terjadinya banjir pada bagian hulu bendung. Namun kekurangan dari bendung tipe ini adalah perencanaan bendung harus dilakukan dengan hati-hati, karena apabila terjadi kesalahan perhitungan akan menyebabkan pintu bendung yang terjepit dan tidak bisa digerakkan lagi. Dengan analisa dan perencanaan yang baik diharapkan hal tersebut tidak terjadi. Proses perencanaan terdiri dari beberapa aspek salah satunya adalah untuk mendapatkan dimensi ambang bendung dan pintu gerak serta dampaknya terhadap tinggi dan panjang pembendungan yang ditinjau dari aspek hidrolik. Sehingga bisa didapatkan kriteria bendung gerak yang paling baik dari aspek hidrolik. Perhitungan berdasarkan rumus Manning, aliran melalui lubang serta perhitungan back water untuk mendapatkan tinggi ambang, tinggi pintu, tinggi pembendungan dan panjang pembendungan yang paling optimum. Kata kunci : dimensi, bendung gerak, ambang, pintu, pembendungan, 1. PENDAHULUAN Lahan pertanian membutuhkan air irigasi yang memiliki kualitas dan kuantitas yang baik, karena kualitas dan kuantitas air irigasi yang mengairi suatu lahan pertanian berpengaruh besar pada jumlah produksi hasil pertanian tersebut. Permasalahan yang terjadi pada daerah irigasi Sumur Watu adalah belum terpenuhinya luas baku daerah irigasi Sumur Watu, dikarenakan oleh air di saluran irigasi tidak sampai ke sawah terjauh. Masalah lainnya adalah sering terjadinya banjir di bagian hulu bendung Sumur Watu yang merupakan bendung tetap. Solusi untuk menyelesaikan masalah ini adalah dengan membuat bendung baru sehingga dapat memperluas daerah irigasi Sumur Watu hingga ke sawah tertinggi di sekitar Desa Jatimunggul sehingga luas baku daerah irigasi Sumur Watu kiri dari yang semula seluas 1.500 Ha dapat bertambah menjadi seluas 2.885 Ha, dan daerah irigasi Sumur Watu sebelah kanan yang sebelumnya tidak ada menjadi 500 Ha, serta mampu mengurangi banjir di bagian hulu. (Sumber: Kementrian Pekerjaan Umum, Direktorat Jendral Sumberdaya Air, 2012). Dilihat dari permasalahannya, bendung yang cocok digunakan untuk daerah irigasi Sumur Watu adalah Bendung Gerak atau Bendung Tetap Tipe Gergaji. Dikarenakan kedua bendung tersebut mempunyai kemampuan untuk meninggikan elevasi muka air rencana dan mereduksi banjir di bagian hulu. Dalam hal ini akan dibahas kelebihan dan kekurangan bendung tipe gergaji dengan bendung gerak pintu slide ditinjau dari aspek hidroliknya 2. TEORI DASAR Bendung merupakan suatu bangunan yang melintang pada aliran sungai yang berfungsi untuk meninggikan muka air agar dapat dialirkan ke tempat yang diperlukan. KoNTekS 6 K-61

2.1 Bendung Gerak Bendung gerak adalah tipe bendung yang tinggi pembendungannya dapat diubah sesuai dengan yang dikehendaki. Bendung gerak dapat mengendalikan naik atau turunnya elevasi muka air di hulu bendung dengan cara membuka atau menutup pintu air. Bendung gerak dengan pintu tipe slide mempunyai fungsi ganda, yaitu mengatur tinggi muka air di hulu bendung kaitannya dengan muka air banjir dan meninggikan muka air sungai kaitannya dengan penyadapan air untuk berbagai keperluan pada musim kemarau. Dimensi bendung gerak yang terdiri dari ambang dan pintu slide serta kolam olak ditentukan dengan berbagai alternatif dengan memperhatikan dampak aliran pada saat musim hujan dan musim kemarau. Penentuan tinggi ambang didasarkan pada tinggi dan panjang pembendungan yang sekecil mungkin agar tidak menimbulkan bencana banjir di hulu bendung pada musim hujan. Sedangkan pemilihan tinggi pintu sedemikian rupa muka air irigasi rencana dapat terpenuhi pada saat musim kemarau. Penetapan lebar pintu memperhatikan lebar sungai di lokasi bendung, sedapat mungkin total lebar bendung (lebar pintu dan pilar) tidak melebihi 1,2 kali lebar sungai. Tinggi ambang bendung p ditetapkan dengan mempertimbangkan : - jenis butiran sedimen yang diangkut oleh sungai - tinggi dan panjang pembendungan bila terjadi banjir rencana Q 100 pada saat musim hujan sedemikian rupa tidak menimbulkan bencana banjir di hulu bendung - tinggi pintu sedemikian rupa muka air irigasi rencana dapat terpenuhi pada saat musim kemarau Rumus-rumus yang dipakai dalam perhitungan bendung gerak adalah seperti berikut ini. Menentukan dimensi ambang bendung dengan menggunakan rumus ambang lebar. Gambar 1 Pelimpah Ambang Lebar Sumber : Standar Perencanaan Irigasi, KP-04, Departemen Pekerjaan Umum. 1986 Q pintu bendung = C d C v 2/3 2/3g b c H 1 1.50 Q pintu pembilas = C d C v 2/3 2/3g b c H 2 1.50 Q pintu bending + Q pintu pembilas = Q 100 Cd = 0,93 + 0,10 H 1 /L, untuk 0,1 < H 1 /L<1,0 L 1,75 x H 1 r = 0,2 x H 1 Dimana: Q = debit (m 3 /dt) C d = koefisien debit C v = koefisien kecepatan datang g = percepatan gravitasi ( 9,8 m/dt 2 ) b c = lebar mercu (m) H 1 = kedalaman air hulu terhadap ambang (m) H 2 = kedalaman air hulu terhadap ambang ditambah dengan tinggi ambang (m) L = panjang ambang bendung (m) r = jari-jari kelengkungan ambang bendung (m) K-62 KoNTekS 6

2.2 Bendung Gergaji Bendung Gergaji adalah bendung tetap dengan bidang limpasan panjang agar didapat tinggi muka air yang lebih rendah dari tinggi muka air bila dengan bendung tetap pada saat terjadi banjir rencana. Dengan demikian diharapkan tinggi pembendungan lebih rendah dan panjang pembendungan lebih pendek serta terhindar dari bencana banjir di hulu bendung pada musim hujan. Rumus-rumus yang digunakan dalam perhitungan bendung untuk pelimpah gergaji dengan mercu ambang tajam adalah sebagai berikut ini. Gambar 2 Denah untuk jenis lantai hilir miring Sumber : Pedoman Konstruksi dan Bangunan Perencanaan Hidraulik Bendung dan Pelimpah Bendungan Tipe Gergaji.2004. Keterangan : a b c p x h = setengah lebar bagian dinding ujung-ujung gigi gergaji = lebar satu gigi gergaji = panjang bagian dinding sisi gigi gergaji = tinggi pembendungan = c.sin α = tinggi tekan hidraulik muka air udik diukur dari mercu bendung Q n = c B H 1.5 ; dan maks Plot data desain dan pada grafik hubungan gambar 3. = tajam x 1 f = I g = x b Dimana : Q n Qg n = = debit maksimum yang dapat dialirkan oleh pelimpah lurus dengan ambang tajam (m 3 /detik) = debit bendung gergaji (m 3 /detik) maks = perbandingan antara tinggi tekan hidrolik dengan tinggi bendung diukur dari lantai udik. I g = panjang 1 gigi gergaji (4a+2c) (m), KoNTekS 6 K-63

b c ct n = lebar 1 gigi gergaji (m) = koefisien pelimpahan mercu ambang bulat = koefisien pelimpahan mercu ambang tajam = jumlah gigi pada bendung gergaji. Gambar 3 Grafik untuk Desain Pelimpah Jenis Gergaji Bentuk Gigi Trapesium. Sumber : Pedoman Konstruksi dan Bangunan Perencanaan Hidraulik Bendung dan Pelimpah Bendungan Tipe Gergaji.2004. Gambar 4 Pengaruh Besar Nilai Pelipatan Panjang Pelimpah Terhadap Kapasitas Pelimpah Sumber : Pedoman Konstruksi dan Bangunan Perencanaan Hidraulik Bendung dan Pelimpah Bendungan Tipe Gergaji.2004. 2.3 Kolam Olak Perhitungan kolam olak pada kedua tipe bendung tersebut didasarkan pada besaran angka Froude (Fr) yang mengarahkan pada pemilihan tipe kolam olak yang sesuai dengan Angka Fr tersebut. Rumus-rumus yang dipakai adalah seperti berikut ini. v 1 = 2 ( 1+ ) q Yu = = = 0,5 { 1+8-1 Fr = Dimana : v 1 = kecepatan awal loncatan (m/detik) g = gaya gravitasi bumi (m/detik 2 ) H 1 = tinggi energy di atas ambang (m) z = tinggi jatuh (m) Q = debit (m3deik) Be = lebar efektif bendung (m) K-64 KoNTekS 6

Y2 = kedalaman air di atas ambang ujung (m) Yu = kedalaman air di awal loncatan air (m) Fr = bilangan Feoude 2.4 Pembendungan Menentukan panjang dan bentuk profil aliran air akibat adanya pembendungan untuk mengetahui besar pengaruh yang disebabkan oleh peninggian muka air pada bagian hulu dengan metode tahapan langsung (direct step method). Membagi saluran menjadi bagian-bagian saluran yang pendek, lalu menghitung secara bertahap dari suatu ujung ke ujung saluran lainnya. S 0 x + h 1 + α 1 ² = h 2 + α 2 ² + S f x x = = α 1 = α 2 = α 3 = α E = h + α ² S f = ² ² Q = () ( ( ) ) So Dimana: h = Kedalaman aliran (m) v = Kecepatan aliran (m/dt) E = energy spesifik (m) x = pertambahan jarak (m) α = Koefisien energi S 0 = Kemiringan dasar saluran S f = Kemiringan gesek B = lebar dasar saluran (m) m = kemiringan dinding saluran n = kekasaran Manning 2.5 Stabilitas Bendung gerak dapat dikatakan aman apabila memenuhi 3 syarat keamanan pada 2 kondisi, yaitu kondisi muka air sungai normal, dan kondisi pada saat muka air sungai banjir Q 100. Persyaratan keamanan tersebut meliputi : - Keamanan terhadap bahaya gelincir (sliding), Eksentrisitas Tekanan tanah : σ = : e = { } - { } {1 ± } - Keamanan terhadap bahaya guling (overturning) S = f > 2 Ok - Keamanan terhadap erosi bawah tanah (piping) yang terjadi pada dasar pondasi Cw = 3. KEADAAN DAERAH Lokasi proyek terletak di barat daya kota Indramayu, tepatnya terletak di daerah Desa Jatimunggul, Kecamatan Terisi Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.Jarak dari kota Indramayu ke lokasi bendung kurang KoNTekS 6 K-65

lebih 27,4 km dengan waktu tempuh sekitar 50 menit. Musim hujan terjadi antara bulan Oktober April, sedangkan musim kemarau terjadi antara bulan Mei September. Data-data bangunan dan sungai adalah sebagai berikut (Prasetyo, 2012) dan Yunita (2012) : 1. Lokasi bendung rencana berjarak 50 meter ke hulu dari bendung tetap sebelumnya. 2. Debit rencana bendung, Q 100 = 231,89 m 3 /detik 3. Lebar efektif intake kiri = 4,0 m 4. Lebar efektif intake kanan = 1,5 m 5. Elevasi dasar sungai di bendung = +16,251 m 6. Elevasi tinggi muka air rencana bendung Sumur watu = +19,251 m 7. Lebar sungai bendung = 49,2 m 8. Lebar sungai bagian hulu = 20,0 m 9. Kemiringan dasar sungai rata-rata = 1.06 x 10-3 10. Kemiringan lereng sungai rata-rata (m) = 0,625 4. PEMBAHASAN Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan oleh Arif Andri Prasetyo (2012), diperoleh dimensi bendung gerak yang telah memenuhi 3 syarat keamanan bendung adalah sebagai berikut ini. - Tinggi ambang bendung dipilih serendah mungkin untuk menghindari sekecil mungkin terjadinya pembendungan. Dari berbagai alternatif tinggi ambang berkisar 0,5 m 1,5 m, dipilih tinggi ambang bendung (p) 0,5 m. Elevasi mercu ambang + 16,751 m. - Lebar efektif bendung 42 m terdiri dari pintu sebanyak 3 buah dengan tinggi pintu slide 3 m dan lebar 14 m dapat memenuhi kebutuhan air irigasi rencana + 19,251 m pada saat musim kemarau. Jika pintu ditutup sama sekali, maka air sungai tetap bisa dialirkan ke hilir sebagai aliran pemeliharaan melalui pintu pembilas samping bendung di sebelah kiri dan sebelah kanan bendung. Lebar bangunan pembilas diambil 60% dari lebar bangunan sadap utama (intake). - Pada saat terjadi banjir Q 100 muka air sungai dapat mencapai +18,841 m. Pintu bendung gerak dan pintu pembilas dibuka seluruhnya agar air mengalir ke sebelah hilir sehingga mengurangi terjadinya genangan di hulu bendung. Dibandingkan dengan bendung tetap mercu bulat selebar 45,1 m dan tinggi 3 m, maka muka air banjir Q 100 pada bendung gerak lebih rendah 2,52 m. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan oleh Dwi Yunita (2012) diperoleh dimensi bendung gergaji yang telah memenuhi 3 syarat kemananan bending adalah sebagai berikut ini. - Tinggi ambang bendung dipilih serendah mungkin untuk menghindari sekecil mungkin terjadinya pembendungan. Dalam hal ini dipilih tinngi ambang bendung (p) 3,0 m. Elevasi mercu bendung + 19,251 m. - Lebar bendung gergaji 45,1 m setinggi 3 m dengan jumlah gigi berbentuk trapesium sebanyak 2 buah dapat memenuhi kebutuhan air irigasi rencana + 19,251 m pada saat musim kemarau. Pada saat musim ini, pintu pembilas samping bending di sebelah kiri dan kanan dibuka untuk mengalirkan air pemeliharaan kea rah hilir. Lebar bangunan pembilas diambil 60% dari lebar bangunan sadap utama (intake). - Pada saat terjadi banjir Q 100 muka air sungai dapat mencapai + 20,251 m. Dari berbagai alternatif muka air di hulu bendung sekitar 0,5 m 3,0 m, muka air di hulu bendung dipilih 1 m dengan alasan : - Jumlah gigi gergajinya dipilih relatif sedikit untuk menghindari hilangnya fungsi gergaji melalui mercu bendung yaitu sebanyak 2 buah berbentuk trapesium. - Untuk mengantisipasi bila sungai mengangkut sampah-sampah terapung menyangkut pada gigi gergaji. Dibandingkan dengan bendung tetap mercu bulat selebar 45,1 m dan tinggi 3 m, maka muka air banjir Q 100 pada bendung gergaji lebih rendah 1,1 m. K-66 KoNTekS 6

Kelebihan dari bendung gerak dan bendung gergaji dapat disarikan pada tabel seperti berikut ini. Tabel 1 Kelebihan Bendung gerak dan Bendung Gergaji Keterangan Bendung Gerak Bendung Gergaji Tinggi ambang bendung Lebih rendah, tetapi butuh pintu Pintu bendung Dapat digerakkan sesuai kebutuhan Lebar bendung Banjir Q 100 Tubuh bendung Sedimen batuan Sampah terapung Biaya pelaksanaan Biaya operasi dan pemeliharaan 5. KESIMPULAN & SARAN Muka air banjir lebih rendah mengakibatkan genangan di hulu bendung efek dari pembendungan lebih rendah, sehingga lebih aman terhadap bencana banjir. Volume tanggul banjir lebih sedikit karena tinggi pembendungan lebih rendah dan panjang pembendungan lebih pendek Tidak masalah Tidak menyangkut Lebih pendek untuk Q yang sama Berfungsi juga sebagai peredam energi sehingga kolam olak didesain sederhana saja Lebih murah Lebih murah Bendung gerak membutuhkan volume ambang bendung dan tanggul yang lebih sedikit karena efek pembendungan lebih kecil (tinggi pembendungan lebih rendah dan panjang pembendungan lebih pendek) dibandingkan dengan bendung gergaji. Disamping itu juga hampir tidak ada masalah dengan batuan dan sampah yang diangkut sungai. Tetapi bendung gerak membutuhkan pintu yang dapat digerakkan. Pemasangan pintu cukup sulit serta membutuhkan akurasi yang tinggi. Sehingga biaya pelaksanaan, operasi dan pemeliharaan mahal. Sedangkan bendung gergaji memerlukan volume abang bendung dan tanggul yang lebih banyak karena efek pembendungan lebih besar (pembendungan lebih tinggi dan panjang pembendungan lebih jauh) dibandingkan dengan bendung gerak. Bendung gergaji akan bermasalah dengan batuan dan sampah yang diangkut sungai. Tetapi bendung gergaji tidak membutuhkan pintu yang dapat digerakkan sehingga biaya pelaksanaannya murah begitupula operasi dan pemeliharaannya. Dari pembahasan tersebut, pada saat memilih tipe bendung perlu dipertimbangkan bendung yang membutuhkan operasi dan pemeliharaan yang lebih mudah dan murah agar ketahanan bending dapat sesuai rencananya. 6. DAFTAR PUSTAKA Chow, Ven Te, Phd., 1992. Hidrolika Saluran Terbuka. Penerbit Erlangga, Jakarta. Departemen Pekerjaan Umum (2012). Kriteria Perencanaan Bagian Bangunan Utama KP 02. Kementrian Pekerjaan Umum, Direktorat Jendral Sumberdaya Air. Departemen Pekerjaan Umum (2012). Laporan Pendahuluan Review Design Bendung SumurWatu Indramayu. Kementrian Pekerjaan Umum, Direktorat Jendral Sumberdaya Air. Departemen Pekerjaan Umum (2012). Konsep Design Pemilihan Type Bendung. Kementrian Pekerjaan Umum, Direktorat Jendral Sumberdaya Air. Departemen Pekerjaan Umum. Buku Petunjuk Perencanaan Irigasi, bagian penunjang untuk standar perencanaan irigasi. Desember 1986. Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah. 2004. Pedoman Konstruksi dan Bangunan Perencanaan Hidraulik Bendung dan Pelimpah Bendungan Tipe Gergaji. Hay and George Taylor. 1993. Analisa Bentuk Pelimpah Tipe Gergaji, Puslitbang, Balitbang PU. http://www.scribd.com/doc/36471174/28/stabilitas-terhadap-erosi-bawah-tanah-piping (13 Mei 2012). KoNTekS 6 K-67

http://mpkd.ugm.ac.id/weblama/homepageadj/support/materi/metlit-i/a05-metlit-tinjauan-pustaka.pdf (18 April 2012). http://id.wikipedia.org/wiki/air (18 April 2012). id.wikipedia.org/wiki/air, 12 April 2012 Kirno,(2008), Penelitian Operasi Pintu Bnedung Gerak Sembayat Dengan Uji Model Hidrolik, Puslitbang Sumber Daya Air, Balitbang PU. Prasetyo, Arif Andri (2012) Skripsi Kajian Hidrolik Bendung Gerak pada Bendung Sumur Watu Daerah irigasi Sumur Watu Indrramayu.. Laporan Tugas Akhir, Teknik Sipil Trisakti. Syaifuddin. M. ST. 2000. Skripsi Pengaruh Jumlah Gigi Pelimpah Gergaji Dengan Panjang Limpasan Yang Sama (Pengamatan Model Hidraulik). Laporan Tugas Akhir, Teknik Sipil Trisakti. Yunita, Dwi (2012) Skripsi Studi Penerapan Bendung Gergaji Untuk Menurunkan Muka Air Sungai Pada Bendung Sumur Watu Daerah Irigasi Sumur Watu Indramayu,. Laporan Tugas Akhir, Teknik Sipil K-68 KoNTekS 6