BAB VII RINGKASAN, SIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN REKOMENDASI. mencegah dan mendeteksi penggelapan (fraud). Sistem pengendalian yang baik

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. penting untuk mencegah dan mendeteksi penggelapan (fraud). Sistem

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk - bentuk lainnya dalam

BAB III ANALISIS SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. atau kelebihan dana (surplus spending unit-ssu) dan menyalurkan kredit kepada

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini begitu banyak perusahaan yang bergerak dalam dunia bisnis

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas manajemen di perusahaan. Tujuan pengendalian intern adalah untuk

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Pemberian Kredit Pada Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Pasir Pengaraian

serta mencatat semua transaksi pemberian kredit bank secara lengkap

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Peranan

DAFTAR TABEL

BAB 5 KEGIATAN MENGALOKASIKAN DANA

Prosedur Pengajuan Kredit Pemilikan Rumah dan Pengendalian Internal KPR di PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk. Kantor Cabang Bekasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Satuan pengamatan dan Satuan analisis. Sedangkan yang menjadi satuan analisis adalah sistem pengendalian kredit.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. A. Syarat-syarat Pemberian Kredit Umum BPR Nusamba

ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PENGAJUAN, PEMBERIAN DAN PENERIMAAN KAS ATAS ANGSURAN KREDIT MULTIGUNA DALAM UPAYA MENINGKATKAN PENGENDALIAN INTERN

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan sebaik-baiknya dari perencanaan jumlah kredit, pengorganisasian,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal (clerical),

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 PengertianTentang BUMN (Badan Usaha Milik Negara)

DAFTAR ISI 1. BAB I KEBIJAKAN UMUM BAB II PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PERKREDITAN ATAU PEMBIAYAAN... 14

BAB IV PEMBAHASAN. pembiayaan atau perkreditan adalah dengan menerapkan prinsip Know Your

JUDUL SKRIPSI : ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DAN EFEKTIFITAS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM PEMBERIAN KREDIT MODAL KERJA PADA PT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi ekonomi suatu negara menjadi lebih maju dan usaha-usaha berkembang

BAB II LANDASAN TEORI

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 41 /POJK.03/2017 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PEMERIKSAAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut :

ANALISIS PEMBERIAN KREDIT AGUNAN RUMAH PADA BANK TABUNGAN NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Didalam perkembangan dunia yang sangat pesat ini mencakup didalamnya. keuangan dalam pembiayaan pembangunan sangat diperlukan.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Proses Seleksi Penutupan Calon Nasabah atau Pemohon Asuransi

BAB II LANDASAN TEORI

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2 / 6 /PBI/2000 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PEMERIKSAAN BANK GUBERNUR BANK INDONESIA,

KEPUTUSAN DIREKTUR LEMBAGA PENGELOLA MODAL USAHA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR 29/KEP-LPMUKP/2017 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PELAKSANAAN PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT SKALA MIKRO PADA BANK TABUNGAN NEGARA CABANG SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR

BAB II LANDASAN TEORI. bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

Munawaroh STKIP PGRI Jombang ABSTRACT

BAB IV PEMBAHASAN. A. Proses Pemberian Pembiayaan Oleh Account Officer Kepada Nasabah

BAB IV. ANALISIS TENTANG PEMBERIAN PEMBIAYAAN GRIYA ib HASANAH

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Peranan Pemeriksaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. usahanya. Sejalan dengan perkembangan perekonomian nasional maupun. dalam rangka peningkatan taraf hidup rakyat banyak.

Lampiran 9. Reduksi Hasil Wawancara

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan penggerak ekonomi yang fungsinya tidak dapat dipisahkan dari

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

PERANAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL PEMBERIAN KREDIT

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

ANALISIS SISTEM PENGAJUAN KREDIT DAN PENGENDALIAN INTERN Studi pada PT. BANK BUKOPIN Tbk Cabang Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. serta menyediakan jasa jasa dalam lalu lintas pembayaran. masyarakat. Fungsi perbankan yang demikian disebut sebagai perantara

PROSEDUR KREDIT KEPEMILIKAN RUMAH SUBSIDI DAN NON SUBSIDI PADA BANK TABUNGAN NEGARA CABANG BEKASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi di suatu negara termasuk Indonesia sangat bergantung

BAB I PENDAHULUAN. pada bank umum, pinjaman disebut kredit atau loan, sedangkan pada bank syariah

BAB V PEMBAHASAN. A. Prosedur Pemberian Pembiayaan Murabahah di LKS ASRI. Tulungagung dan BMT HARUM Tulungagung

BAB I PENDAHULUAN. bisnis dalam hal penyediaan dana. Bank dalam bahasa itali adalah banca yang

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA. 1. Apa Visi, Misi PT.Bank BRI Cabang Krakatau Medan? Visi BRI : Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB IV PEMBAHASAN. pembiayaan untuk beragam keperluan, baik produktif (investasi dan modal

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan bahasa latin kredit berarti credere yang artinya percaya. Maksud dari

BAB I PENDAHULUAN. bank sedangkan memberikan jasa bank lainnya hanya kegiatan pendukung. Kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

KUALITAS ASET PRODUKTIF DAN PEMBENTUKAN PENYISIHAN PENGHAPUSAN ASET PRODUKTIF BPR

BAB II BAHAN RUJUKAN

Journal Riset Mahasiswa xxxxxxx (JRMx) ISSN: xx.Volume: xx, Nomor: xx

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan. mengetahui bagaimanakan sistem pengendalian kredit Gambaran Singkat Koperasi Simpan Pinjam TABITA

BAB V PENUTUP. lainnya, maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut :

investasi. Dalam hal ini kredit investasi merupakan bantuan yang diberikan oleh

BAB IV PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pembiayaan Dana Berputar (PDB) pada Bank Syariah. Dalam menyalurkan dana pembiayaan, Bank Syariah Mandiri memiliki

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBERIAN KREDIT PADA BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) BINA USAHA DESA KEPENUHAN BARAT

BAB I PENDAHULUAN. adalah antara lain, bertambah atau berkurangnya penduduk, dan penemuanpenemuan

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Analisis Mekanisme Pembiayaan Bai u Bithaman Ajil di BMT Matra

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Bank merupakan salah satu bagian penting dalam suatu perekonomian. Bank

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1

BAB I PENDAHULUAN. menabung, menyimpan uang ataupun meminjam uang bagi masyarakat yang

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Pada Jurusan Akuntansi OLEH :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibandingkan anggota lembaga keuangan lainnya (Mangani, K.S:2009).

BAB 3 ANALISA SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. 3.1 Latar Belakang PT. Ganesha Cipta Informatika

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Penerapan Business Intelligence (BI) pada perusahaan perbankan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pembiayaan atau pembayaran baik dalam menghimpun dana maupun lembaga. yang melancarkan arus uang dari masyarakat.

By : Angga Hapsila, SE.MM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perekonomian di Indonesia yang semakin maju,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Mulyadi (2012:5), prosedur adalah urutan kegiatan klerikal yang

BAB I PENDAHULUAN. pembayaran uang, dimana lembaga keuangan memberikan peranan penting dalam

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Data, Informasi dan Sistem Informasi. Menurut Lilis Puspitawati dan Sri Dewi Anggadini (2011 : 13) data dapat

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kredit

LAMPIRAN 1. (Sumber : BPS) Tabel 1.1

BAB I PENDAHULUAN I - 1

LAMPIRAN 1 SURAT IJIN PENELITIAN. Dari PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk. KANTOR CABANG PONOROGO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB VII RINGKASAN, SIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN REKOMENDASI 7.1 Ringkasan Pengendalian internal dalam sebuah organisasi adalah sangat penting untuk mencegah dan mendeteksi penggelapan (fraud). Sistem pengendalian yang baik tidak lepas dari pengawasan dewan komisaris,manajemen dan para personil yang lain. Organisasi banyak menggunakan pengendalian internal untuk mengetahui evaluasi kinerja dari organisasi tersebut yang terdiri dari efektivitas dan efisiensi operasi, keandalan pelaporan keuangan dan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. Dengan demikian, sebuah pengendalian internal akan berjalan secara efektif jika kelima unsur tersebut terbangun dengan baik dan beroperasi sesuai proporsinya masing-masing. Perbankan adalah salah satu sektor finance yang sangat penting dan perlu adanya beberapa pengendalian yang baik dan berkala. Salah satu kegiatan bank adalah memberikan kredit, pemberian kredit memiliki beberapa risiko yaitu adanya kredit macet dan kredit fiktif. Kredit macet dan kredit fiktif memberikan dampak yang kurang baik bagi negara, masyarakat, dan perbankan Indonesia. Misalnya saja, muncul adanya fraud dalam pemberian kredit yang tidak terlepas dari kolusi antara nasabah dan oknum pejabat bank, karena nasabah yang mengajukan permohonan kredit ke bank berkeinginan mendapat kredit yang cepat dan jumlahnya seperti yang diharapkan. Bagi pejabat bank yang melakukan kolusi dengan nasabah akan mengusahakan pengucuran 79

80 kredit yang terkadang menghalalkan segala macam cara dan tidak memikirkan risiko yang akan terjadi di kemudian hari. Untuk itu diperlukan sistem pengendalian intern yang kuat sebagai dasar kegiatan operasional bank yang sehat dan aman dalam manajemen Bank. Dalam pemberian fasilitas kredit harus diperhatikan unsur-unsurnya, yakni kepercayaan, kesepakatan, jangka waktu, risiko, balas jasa. Prinsip yang harus diterapkan dalam pemberian kredit adalah prinsip 5 C, yakni character, capacity, capital, condition of economicdan collateral. Penelitian dilakukan dalam bentuk studi kasus dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif yaitu yang menguraikan tentang sifat-sifat dan keadaan sebenarnya dari suatu objek penelitian. Penelitian dilakukan secara langsung dengan mendatangi obyek penelitian yaitu Bank X Yogyakarta guna memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan melalui pihak-pihak yang terkait dalam proses kredit modal kerja, khususnya mengenai proses pengendalian internal kredit modal kerja. Metode pengumpulan data dengan menggunakan riset keperpustakaan dan riset lapangan dengan teknik wawancara dan kuesioner dimana dalam wawancara dilakukan dengan beberapa responden yang berhubungan dengan pengawasan dan pelaksanaan pengendalian internal dan yang berhubungan dengan proses kredit modal kerja perbankan pada Bank X Yogyakarta dengan masa kerja diatas 5 tahun (senior) dan dalam teknik kuesioner, pihak yang akan diberi kuesioner adalah karyawan bank yang berhubungan dengan pengawasan dan pelaksanaan

81 pengendalian internal dan yang berhubungan dengan proses kredit modal kerja perbankan pada Bank X Yogyakarta. Lokasi penelitian adalah Bank X Yogyakarta.Periode waktu penelitian adalah 30 hari, dimulai pada bulan Desember 2014 dan diharapkan selesai sampai dengan Januari 2015. Bank X Yogyakarta adalah salah satu cabang dari Bank X Pusat dimana Bank X Yogyakarta memang dikhususkan untuk menangani proses kredit. Komponen pengendalian internal yang ada mulai dari lingkungan pengendalian, penaksiran risiko, aktifitas pengendealian, informasi dan komunikasi dan pemantauan memang telah diterapkan dengan baik oleh Bank X Yogyakarta, terbukti dari hasil kuesioner dan wawancara semua komponen pengendalian internal mencapai skor tertinggi yaitu antara 76 %-100% pengendalian proses kredit modal kerja tersebut dikatakan sangat efektif yang terdiri dari Komponen Pengendalian Internal: Lingkungan Pengendalian dengan skor 96, 96 %, Penaksiran Risiko 95,72 %, Aktifitas Pengendalian 79,44 %, Informasi dan Komunikasi 95,56%, Pemantauan 98% dan pada Tujuan Pengendalian Internal yang terdiri dari Keandalan Pelaporan Pemberian kredit 98,33%, Efisiensi dan Efektifitas Pemberian Kredit 88,89%, Ketaatan pada Hukum dan Peraturan Pemberian Kredit 97,62%. Hasil wawancara yang telah dilakukan oleh Wakil Pimpinan Bank X Yogyakarta, Kepala Unit Bantul (RM), RM,CA dan CO juga telah menunjukkan hasil bahwa selama ini Bank X telah mematuhi peraturan yang ada sesuai SOP, BPP, dan semua peraturan dari BI maupun dari Bank X Pusat.

82 Penerapan pengendalian internal setelah dinilai melalui beberapa proses yaitu dengan hasil kuesioner dan wawancara maka dikatakan sangat efektif dan juga didukung dari beberapa hasil wawancara yang telah dilakukan dalam proses kredit modal kerja, bank ini telah mematuhi SOP yang ada serta BPP yang khusus diterbitkan oleh Bank X Pusat, sehingga kecil sekali adanya atau timbul fraud dan juga memperkecil adanya tingkat kredit bermasalah.beberapa tahun terakhir ini mulai dari 2012,2013 dan 2014 tingkat NPL pada Bank X Yogyakarta masih dibawah 5%, sehingga persentase tersebut masih dalam kolektabilitas kredit lancar. 7.2 Simpulan Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan terkait dengan Evaluasi Pengendalian Internal Proses Kredit Modal Kerja pada Bank X Yogyakarta, maka penelitian ini memberikan hasil, yaitu: Pertama tentang struktur pengendalian internal yang diterapkan oleh Bank X Yogyakarta sangat efiktif, semua komponen pengendalian internal dan tujuan pengendalian internal memiliki skor antara 76%-100% maka dikatakan pengendalian internal tersebut sangat efektif dan juga pada Bank X Yogyakarta memang telah memiliki divisi Compliance Officer untuk memantau pengendalian internal pada Bank X Yogyakarta sehingga hal ini akan mengurangi adanya fraud dan kegiatan perbankan dapat berjalan dengan sehat. Kedua pelaksanaan pengendalian internal proses kredit modal kerja pada Bank X Yogyakarta dengan rendahnya tingkat NPL dibawah 5% dikatakan baik dan pada proses kredit modal kerja telah dibagi

83 kedalam 2 unit, yaitu unit bisnis dan unit risiko dimana masing-masing unit mempunyai tugas dan wewenang dalam verifikasi nasabah untuk layak tidaknya seorang nasabah dalam pengajuan kredit modal kerja sesuai dengan SOP, BPP dan segala peraturan dari Bank X Yogyakarta Pusat maupun PBI. Ketiga prosedur pemberian kredit modal kerja pada Bank X Yogyakarta dimulai dari pengajuan berkas: dalam hal ini pemohon kredit modal kerja mengajukan permohonan kredit yang dituangkan dalam suatu proposal, dilampiri berkasberkas lainnya yang dibutuhkan. Penyelidikan berkas pinjaman yang memiliki tujuan untuk mengetahui apakah berkas yang diajukan sudah lengkap sesuai persyaratan dan sudah benar. Hal ini dilakukan oleh RM (Relationship Manager) dan CA (Credit Analyst). Hampir 90% dari pengumpulan data dilakukan oleh RM. Selanjutnya adalah sesi wawancara I yang merupakan penyidikan kepada calon peminjam dengan langsung berhadapan dengan calon peminjam, untuk meyakinkan apakah berkas-berkas tersebut sesuai dan lengkap seperti dengan yang bank inginkan. Dengan melakukan 3 proses yaitu melihat past performance peminjam, kondisi usaha saat ini dan koreksi kedepannya (jika peminjam dianggap memenuhi syarat). Hal ini dilakukan oleh RM, dilakukan juga tinjau lapangan yang merupakan kegiatan pemeriksaan ke lapangan dengan meninjau berbagai obyek yang akan dijadikan usaha dan jaminan. Hal tersebut dilakukan oleh RM,CA dan Penyelia CA. Setelah tinjauan lapangan maka akan dilakukan wawancara II yang merupakan kegiatan perbaikan berkas, jika mungkin ada kekurangan-kekurangan pada saat setelah dilakukan on the spot di lapangan. Hal ini dilakukan oleh RM dan CA. Setelah berkas dirasa lengkap maka akan

84 dilanjutkan ke tahapan Analisa Kredit yang apabila menurut penilaian analis kredit, berdasarkan hasil wawancara, tinjau lapangan dan mempelajari dokumen/data/jaminan itu memenuhi persyaratan seperti memiliki omzet usaha yang bagus, legalitas usaha dan seluruh kebenaran data yang dapat dipertanggungjawabkan menjadi tugas CA dalam menganalisis calon debitur yang akan mengajukan kredit modal kerja. Setelah proses analisa kredit maka CA akan membuat proposal pengajuan kredit apabila dirasa debitur tersebut telah memenuhi segala kelengkapan syarat untuk pengajuan kredit modal kerja dan akan diajukan kedalam rapat komite kredit untuk keputusan kredit yang apabila seluruh proses kredit itu telah siap/rampung maka harus diperiksa dan disetujui oleh Kelompok Pemutus Kredit (KPK) atau Komite Kredit yang terdiri atas RM, CA Penyelia RM dan CA (Supervisor) Unit Kredit dan Pemimpin Cabang / SKC. Setelah KPK memutuskan persetujuan kredit maka diterbitkanlah Surat Keputusan Kredit (SKK) yang ditujukan kepada calon debitur.setelah pihak KPK setuju maka akan dilakukan penandatanganan akad kredit/perjanjian lainnya. Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari diputuskannya kredit, maka sebelum kredit dicairkan terlebih dahulu calon nasabah menandatangani akad kredit, mengikat jaminan dengan Hak Tanggungan dan Surat Perjanjian atau Pernyataan yang dianggap perlu.setelah Perjanjian ditandatangani oleh para pihak (debitur dan kreditur) maka jaminan kredit harus diserahkan kepada bank.setelah tahapan pemutusan kredit dan telah disetujui permohonan kredit modal kerjanya maka selanjutnya adalah realisasi kredit dimana barulah kredit dapat dicairkan atau ditarik oleh nasabah peminjam (debitur) sesuai persyaratan yang tercantum dalam

85 SKK (Surat Keputusan Kredit). Tahapan terakhir adalah penyaluran/penarikan dana yang berupa pencairan atau pengambilan uang dari rekening sebagai realisasi dari pemberian kredit dan diambil sesuai ketentuan sebagai berikut yaitu sekaligus atau bertahap. Tahapan berikutnya adalah tahap keempat yang menjelaskan langkah pihak manajemen dalam mencegah adanya fraud dalam proses kredit modal kerja Bank X Yogyakarta yaitu dengan adanya pemantauan dari masing-masing divisi unit bisnis dan unit risiko dan ada unit compliance officer yang berfungsi khusus untuk memantau pengendalian internal yang melakukan pencegahan dengan menerbitkan laporan anti fraud 3 bulan sekali yang dipertanggungjawabkan ke Bank X Pusat dan setiap 6 bulan sekali melaporkan anti fraud kepada BI. Sehingga sangat kecil sekali keungkinan adanya fraud karena adanya pemantauan secara berlapis baik dari unit bisnis, unit risiko maupun unit compliance officer. Dari semua pertanyaan yang telah terjawab maka dapat disimpulkan pengendalian internal yang ada pada Bank X Yogyakarta memang sudah baik dan proses pemberian kredit modal kerja berjalan sesuai aturan dan prosedur serta cara pihak manajemen dalam mencegah adanya fraud dianggap sudah efektif dan memang seperti pada testimoni Gubernur BI tahun 2011 bahwa pemantauan pihak manajamen adalah penting untuk diutamakan demi menjaga kesehatan dan kelangsungan operasional perbankan dan demi terwujudnya good corporate governace. Dari hasil evaluasi setelah dilakukan penelitian menunjukkan bahwa Pengendalian Internal Proses Kredit Modal Kerja pada Bank X Yogyakarta telah berjalan dengan efektif.

86 7.3 Keterbatasan Penelitian Penelitian yang telah dilakukan selama 30 hari dari mulai bulan Desember 2014 hingga Januari 2015 memiliki keterbatasan yaitu: 1. Pada penelitian ini hanya dilakukan evaluasi pengendalian internal proses kredit modal kerja hanya berdasarkan hasil kuesioner dan wawancara, belum berdasarkan hasil observasi karena adanya keterbatasan waktu yang diberikan oleh pihak Bank X Yogyakarta karena bertepatan dengan akhir tahun pada saat dilakukan penelitian sehingga pada saat itu Bank X Yogyakarta sedang mengalami kepadatan aktivitas dan hanya memberikan ijin untuk melakukan penyebaran kuesioner dan wawancara saja. 2. Pada penelitian ini tidak dapat mencantumkan nama Bank yang sebenarnya karena adanya aturan dari pihak Bank X Yogyakarta untuk tidak diperkenankan mencantumkan nama Bank pada judul, isi penelitian ini sehingga akan menyulitkan pembaca untuk mengetahui dimana tepatnya obyek penelitan dalam penelitian ini. 7.4 Rekomendasi Berdasarkan keterbatasan-keterbatasan yang ada dalam penelitian ini, maka diharapkan untuk rekomendasi penelitian kedepannya adalah pertama agar pada penelitian berikutnya dapat menggunakan teknik observasi agar mengetahui secara langsung bagaimana proses kredit modal kerja dijalankan dan juga mengetahui pengendalian internal tiap-tiap divisi secara langsung dan hasil

87 evaluasi lebih akurat dengan mengobservasi secara langsung. Kedua adalah agar pada penelitian kedepannya dapat memasukkan nama obyek penelitian dengan jelas, untuk mempermudah pembaca mengerti dimana obyek penelitian dilakukan.