eran Asuransi Erection All isk (EAR) sebagai Salah atu Jaminan dalam Proyek sa Konstruksi Natasha Anagi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IX ASURANSI ANEKA

Asuransi Jiwa

DASAR-DASAR ASURANSI. Inhouse Training Jakarta, 10 November 2015

BAB X ASURANSI A. DEFINISI ASURANSI

SURAT PERMOHONAN PENUTUPAN ASURANSI (SPPA)

PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR A13911 TENTANG PENGAMBILALIHAN SAHAM PERUSAHAAN PT ASURANSI DHARMA BANGSA OLEH AXA S.A.

PIHAK-PIHAK YANG DAPAT MENJADI TERTANGGUNG.

BAB III JENIS ASURANSI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar mengenai orang sakit

SISTEM INFORMASI ASURANSI. Materi 1 PENGENALAN ASURANSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menjadi informasi keuangan. Proses akuntansi meliputi kegiatan mengidentifikasi,

BAB V PENUTUP. Jakarta (studi kasus proyek pembangunan Gedung Kesehatan RS Pendidikan. IRNA-3 RSUP Dr. Kariadi oleh PT PP dengan PT ASEI), maka dapat

2 P a g e ( )

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian pemasaran menurut Philip Kotler dan Amstrong. individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan

EVALUASI ASURANSI CONTRACTOR S ALL RISK (CAR) PADA PROYEK CIRCULAR CULVERT

MOTOR VEHICLE INSURANCE No. Pencatatan Produk OJK : S-932/NB.11/2013

RISIKO KERUSAKAN PROPERTY & KEWAJIBAN (LIABILITY)

PENGARUH PENGGUNAAN ASURANSI CONTRACTOR ALL RISK TERHADAP PENGALIHAN POTENSI RISIKO PADA PROYEK KONSTRUKSI

I. PENDAHULUAN. Bahaya kebakaran pada kehidupan manusia banyak yang mengancam. keselamatan harta kekayaan, jiwa, dan raga manusia.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

ASURANSI. Created by Lizza Suzanti 1

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. dua belah pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada

CHAPTER 4 HOUSEHOLD INSURANCE:BUILDINGS & CONTENTS II A1. DEFINITION

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

RINGKASAN INFORMASI PRODUK RaksaEarthquake Insurance Asuransi Gempa Bumi

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Asuransi dan Pengaturan Asuransi. sehingga kerugian itu tidak akan pernah terjadi.

6. RENEWAL AND CANCELLATION

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2016 TENTANG

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perjanjian adalah peristiwa seseorang berjanji kepada seorang lain atau dua orang

ASURANSI PROFESIONAL INDEMNITY

CHAPTER 6 TRAVEL INSURANCE & OTHER PERSONAL INSURANCES A. INTRODUCTION

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu risiko. Risiko yang dihadapi oleh setiap orang dapat

BAB I` PENDAHULUAN. hidup daerah tersebut. Pembangunan juga merupakan usaha untuk. berkembang khususnya Indonesia masih menitikberatkan pembangunan

PENETAPAN TARIF PREMI PADA RISIKO KHUSUS BANJIR UNTUK LINI USAHA ASURANSI HARTA BENDA DAN ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR TAHUN 2014

FREQUENTLY ASKED QUESTION Product E Commerce

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2000 TENTANG USAHA DAN PERAN MASYARAKAT JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan, kehilangan atau resiko lainnya. Oleh karena itu setiap resiko yang

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 21/SEOJK.05/2015 TENTANG

101: PRAKTEK ASURANSI

BAB I PENDAHULUAN. Risiko ini dapat timbul dalam berbagai bentuk, seperti kerusakan alat-alat,

LAMPIRAN SK NO. 422/AAUI/06

POLIS STANDAR ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR INDONESIA

FE Unlam Banjarmasin Abdul Hadi, 2010

Financial Check List. Definisi Asuransi. Apa Manfaat dan Fungsi Asuransi? Kapan Sebaiknya Membeli Asuransi?

III. METODELOGI PENULISAN. Objek penulisan Laporan Akhir ini melakukan PKL atau magang di PT. Asuransi

I. PENDAHULUAN. Manusia di dalam hidupnya selalu berada dalam ketidakpastian dan selalu

PENGENALAN ASURANSI. Sistem Informasi Asuransi dan Keuangan

I. PENDAHULUAN. rasa tidak aman yang lazim disebut sebagai risiko. kelebihan. Oleh karena itu manusia sebagai makhluk yang mempunyai sifat-sifat

INDEMNITY. - Cash Payment:

BAB IV RISIKO DALAM ASURANSI

Informasi Produk Asuransi Allianz

RINGKASAN INFORMASI PRODUK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGASEM,

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN 151

PERUSAHAAN ASURANSI ATA 2014/2015 M6/IT /NICKY/

Dokumen Perjanjian Asuransi

ASURANSI. Prepared by Ari Raharjo

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan dirinya dalam perkembangan yang sangat pesat, seiring dengan

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

I. PENDAHULUAN. pesat saat ini. Peningkatan ini dapat dilihat dari semakin tingginya kebutuhan

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG IZIN USAHA DI BIDANG JASA KONSTRUKSI

CONTOH SURAT PERJANJIAN KREDIT

Nama Githa Maharani Sembiring NPM : Mata kuliah : hukum asuransi ASURANSI KEBAKARAN. Menurut Undang-Undang No.2 Tahun 1992 Pasal 1 :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Memiliki tujuan khusus, produk akhir atau hasil kerja akhir. ditentukan atau mempunyai jangka waktu tertentu.

MANFAAT. Asuransi Alat Berat memberikan ganti rugi atas kerusakan / kecelakaan yang disebabkan antara lain oleh : PENGECUALIAN

FE Unlam Banjarmasin Abdul Hadi, 2010

KONTRIBUSI. 3. Timbulnya kontribusi

RINGKASAN PRODUK ASURANSI PENGANGKUTAN ( MARINE CARGO )

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN STASIUN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN

LAMPIRAN H KONSEKUENSI PENGAKHIRAN

MAKALAH HUKUM KOMERSIAL HUKUM ASURANSI. Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Komersial Dosen Pembimbing : Disusun oleh : Kelompok 8

I. PENDAHULUAN. orang lain dan harta bendanya. Risiko yang dimaksud adalah suatu ketidaktentuan

BAB II: TINJAUAN UMUM PROYEK

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 1999 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. memperkecil atau meminimumkan ketidakpastian tersebut. Risiko dapat terjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Verzekering (bahasa Belanda) berarti pertanggungan dalam suatu asuransi

BAB VI POLIS ASURANSI

Istilah dan Pengertian Asuransi ASURANSI. Hubungan antara Risiko dengan Asuransi 11/8/2014

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pada bab ini akan disampaikan kesempulan dan saran. 1. Pembagian Tanggung Jawab Mengenai Risiko Dalam Hal Terjadinya


BAB I PENDAHULUAN. pengalihan resiko dari nasabah kepada perusahaan asuransi.

PENGALIHAN RESIKO PROYEK KONSTRUKSI PADA PERUSAHAAN ASURANSI DI INDONESIA

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. didirikan pada tanggal 6 Agustus 1956 dengan Akta Notaris Raden Meester

BAB I PENDAHULUAN. tertanggung terhadap risiko yang dihadapi perusahaan. pertanggungan atas resiko atau kerugian yang dialami oleh tertanggung.

ASURANSI INTER ISLAND - MARINE CARGO No. Pencatatan Produk OJK : S-2319/NB.11/2013. I. Nama Produk : Asuransi Inter Island - Marine Cargo

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. digunakan dalam pelaksanaan pembangunan proyek, oleh karena itu dibutuhkan

ABSTRACT Keywords: the key points of the insurance, insurance law Kata kunci : poin-poin penting dalam asuransi, hukum asuransi A.

PENDAHULUAN. Asuransi merupakan kegiatan usaha dimana perusahaan menanggung

KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG

TINJAUAN PUSTAKA. Istilah asuransi berasal dari bahasa Belanda Verzekering atau Assurantie. Oleh

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

We Take Care of Your Risk with The Best Possible Solution MEKANISME PENGAJUAN KLAIM ASURANSI USAHA TANI PADI (AUTP)

BAB I PENDAHULUAN. asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Dimana sebagian besar masyarakat

RINGKASAN PRODUK ASURANSI RUKO ( RAKSA STORECARE )

PED OMAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

Istilah dan Pengertian Asuransi ASURANSI. 02-Dec-17

Transkripsi:

eran Asuransi Erection All isk (EAR) sebagai Salah atu Jaminan dalam Proyek sa Konstruksi Natasha Anagi - 1206241640

BAB I : PENDAHULUAN

Latar Belakang Jaminan dalam suatu proyek konstruksi merupakan suatu hal yang penting karena proyek konstruksi merupakan suatu kegiatan yang yang tergolong besar dan kompleks. Selain itu, kegiatan konstruksi juga terkenal sebagai kegiatan dengan tingkat risiko yang cukup tinggi. Tingginya risiko dalam proyek konstruksi dapat berdampak kepada pihak-pihak yang terlibat maupun bangunannya sehingga dapat menimbulkan kerugian baik secara langsung maupun tidak langsung. Karena itu perlu adanya jaminan proyek konstruksi, salah satunya dalam bentuk asuransi.

Identifikasi Masalah Belum maksimalnya pengetahuan mengenai Asuransi Erection All Risks (EAR) yang mengakibatkan kurang optimalnya penggunakan Asuransi Erection All Risks (EAR) jika terjadi kerusakan atau kerugian pada proyek konstruksi.

Rumusan Masalah Bagaimana peranan Asuransi Erection All Risks (EAR) dalam menjamin risiko apabila terjadi kerugian pada proyek jasa konstruksi? Apa saja Risiko yang dijamin dalam Asuransi Erection All Risks (EAR) serta pengecualian risikonya?

Tujuan Penulisan Tujuan makalah ini adalah memberikan informasi mengenai peranan Asuransi Erection All Risks (EAR) agar keuntungan dari jaminan konstruksi dapat digunakan secara maksimal

Batasan Masalah Objek pengamatan makalah hanya meliputi Asuransi Erection All Risks (EAR) Pembahasan dibatasi untuk mencari tahu apa saja risiko yang tertanggung dan tidak tertanggung agar Asuransi Erection All Risks (EAR) dapat digunakan secara optimal.

Manfaat Penulisan Membuka wawasan terhadap peranan Asuransi Erection All Risks (EAR). Menambah wawasan mengenai bagaimana cara mengefektifkan Asuransi Erection All Risks (EAR) untuk mendapatkan jaminan yang maksimal

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

Aspek Hukum Jasa Konstruksi Menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi, Jasa Konstruksi adalah layanan jasa konsultasi perencanaan pekerjaan konstruksi, layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi, dan layanan jasa konsultasi pengawasan pekerjaan konstruksi. Pekerjaan konstruksi sendiri adalah keseluruhan atau sebagian rangkaian kegiatan perencanaan dan/atau pelaksanaan beserta pengawasan yang mencakup pekerjaan arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal, dan tata lingkungan masing-masing beserta kelengkapannya, untuk mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fisik lain.

Para pihak dalam suatu pekerjaan konstruksi terdiri atas pengguna jasa dan penyedia jasa. Pengguna jasa adalah orang perseorangan atau badan sebagai pemberi tugas atau pemilik pekerjaan/proyek yang memerlukan layanan jasa konstruksi. Penyedia jasa adalah orang perseorangan atau badan yang kegiatan usahanya menyediakan layanan jasa konstruksi. Umumnya, penyedia jasa dan pengguna jasa saling terikat dalam kontrak kerja konstruksi. Kontrak kerja konstruksi adalah keseluruhan dokumen yang mengatur hubungan hukum antara pengguna jasa dan penyedia jasa dalam penyelenggaraan pekerjaan konstruksi.

Asuransi Menurut Ketentuan Pasal 246 KUHD, Asuransi atau Pertanggungan adalah Perjanjian dengan mana penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi untuk memberikan penggantian kepadanya karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan yang mungkin dideritanya akibat dari suatu evenemen (peristiwa tidak pasti).

Asuransi Berdasarkan definisi tersebut, maka dalam asuransi terkandung empat unsur, yaitu: Pihak tertanggung (insured) yang berjanji untuk membayar uang premi kepada pihak penanggung, sekaligus atau secara berangsur-angsur. Pihak tertanggung (insurer) yang berjanji akan membayar sejumlah uang (santunan) kepada pihak tertanggung, sekaligus atau secara berangsur-angsur apabila terjadi sesuatu yang mengandung unsur tidak menentu. Suatu peristiwa (accident) yang tidak tertentu (tidak diketahui sebelumnya). Kepentingan (interest) yang mungkin akan mengalami kerugian karena peristiwa yang tak tertentu.

Tujuan Asuransi Pengalihan Risiko Tertanggung mengadakan asuransi dengan tujuan mengalihkan risiko yang mengancam harta kekayaan atau jiwanya. Dengan membayar sejumlah premi kepada perusahaan asuransi (penanggung), sejak itu pula risiko beralih kepada penanggung. Cara Pembayaran dari Ganti Rugi Jika suatu ketika sungguh sungguh terjadi peristiwa yang menimbulkan kerugian (risiko berubah menjadi kerugian), maka kepada tertanggung akan dibayarkan ganti kerugian yang besarnya seimbang dengan jumlah asuransinya. Dengan demikian, tertanggung mengadakan asuransi bertujuan untuk memperoleh pembayaran ganti kerugian yang sungguh sungguh diderita.

Berlakunya Asuransi Hak dan kewajiban penanggung dan tertanggung timbul pada saat ditutupnya asuransi walaupun polis belum diterbitkan. Penutupan asuransi dalam prakteknya dibuktikan dengan disetujuinya aplikasi atau ditandatanganinya kontrak sementara (cover note) dan dibayarnya premi. Selanjutnya sesuai ketentuan perundangan-undangan yang berlaku, penanggung atau perusahaan asuransi wajib menerbitkan polis asuransi (Pasal 255 KUHD).

BAB III : PEMBAHASAN

Asuransi Erection All Risks (EAR) Kebijakan dari Asuransi Erection All Risks (EAR) dirancang khusus untuk menutupi kerugian atau kerusakan proyek-proyek yang melibatkan pemasangan atau instalasi pabrik, mesin, dan peralatan mulai dari pendirian satu komputer untuk pembangkit listrik besar. Asuransi Erection All Risks (EAR) adalah salah salah satu kebijakan All Risk yang meliputi berbagai kegiatan pemasangan atau instalasi, pengujian, dan komisi atas pabrik dan peralatannya (kecuali dengan pengecualian tertentu seperti yang disebutkan dalam polis).

Pihak-Pihak yang Terlibat dalam Asuransi Erection All Risks (EAR) 1. Pemilik Merupakan suatu badan hukum ataupun seseorang yang mempunyai kegiatan pemasangan mesin dengan instalasinya dalam proyek yang dikerjakan oleh satu maupun beberapa kontraktor dan sub-kontraktor tersebut. Pemilik merupakan majikan dari kontraktor yang biasa disebut dengan kata Main Contractor (Kontraktor Utama).

2. Perencana (Arsitek / Konsultan) Merupakan suatu badan hukum maupun seseorang yang mempunyai keahlian dalam merencanakan pemasangan mesin dalam proyek yang dikerjakan atau dapat juga sebagai penasehat utama yang membuat kontrak mengenai suatu perencanaan konsultasi maupun pengawasan pemasangan mesin dan instalasinya dalam proyek tersebut. Arsitek atau Konsultan sebagai perencana dapat menjadi pihak tertanggung maupun tidak. Ia dapat menjad pihak yang tertanggung jika perencana memiliki kepentingan dan keterlibatan di pemasangan mesin serta instalasinya dalam proyek tersebut.

3. Kontraktor Merupakan suatu badan hukum maupun seseorang yang melaksanakan kegiatan pemasangan mesin dan instalasinya dalam suatu proyek. Kontraktor termasuk dalam pihak yang tertanggung karena adanya tanggung tawab dari kontraktor kepada owner atau pemilik mesin yang digunakan jika terjadi hal-hal berikut: Terjadi kerusakan dalam pelaksanaan kegiatan pemasangan mesin maupun instalasinya sehingga menyebabkan kerugian Terjadi keterlambatan dalam penyelesaian pemasangan mesin dan instalasi Hasil dari pengerjaan pemasangan mesin dan instalasi tidak maksimal (cacat)

4. Lembaga Keuangan Merupakan suatu badan hukum baik pemerintah maupun swasta yang terlibat dalam hal menanggung pendanaan keuangan dari asuransi. Kegiatan pendanaan keuangan kepada debitor dalam pengurusan mesin tersebut terjadi apabila ia mempunyai keterlibatan dalam proyek tersebut sehingga pihak kreditor secara langsung mempunyai insurable interest atas jaminan proyek yang dikerjakan oleh para kontraktor dan sub-kontraktor. Dalam polis Erection All Risks (EAR), yang menjadi pihak tertanggung dapat berjumlah satu orang maupun lebih dari satu, dilihat dari jumlah pihak yang terlibat di kegiatan pemasangan mesin dan instalasi dalam proyek tersebut.

Objek dari Pertanggungan Asuransi Erection All Risks (EAR) Mesin yang dipasang Merupakan mesin yang dipasang sekaligus instalasinya. Contohnya adalah mesin-mesin tekstil maupun laboratorium, Air Conditioner, eskalator, lift, antena, dan lain-lain. Peralatan dan perlengkapan sebelum pemasangan Merupakan peralatan serta perlengkapan yang digunakan dalam pengerjaan kegiatan konstruksi yang dilakukan sebelum pelaksanaan pemasangan mesin dan instalasi. Properti sekitar yang berkepemilikan Merupakan bangunan-bangunan maupun harta benda yang dimiliki oleh pemiliknya (owner) di daerah sekitar proyek tempat pemasangan mesin dan instalasi.

Penentuan Harga Pertanggungan Asuransi Erection All Risks (EAR) 1. Nilai mesin dan Erection cost Harga pertanggungan disini adalah harga dari mesin yang akan dipasang (Harga Mesin + Freight + Tax) ditambah dengan biaya-biaya yang diperlukan untuk pemasangan mesin tersebut. Pada umumnya harga pertanggungan disini disesuaikan dengan apa yang tercantum didalam perjanjian kerja (disesuaikan dengan nilai yang telah diperjanjikan).

2. Properti sekitar yang berkepemilikan Penentuan nilai pertanggungan umumnya ditentukan berdasarkan perkiraan kerugian pertama (First Loss Basis) yang ditetapkan oleh tertanggung, berdasarkan perkiraannya mengenai jumlah kerugian tertinggi yang mungkin akan dideritanya atas barang-barang miliknya tersebut. 3. Biaya pekerja ahli Penentuan besarnya nilai pertanggungan untuk biaya-biaya para ahli ini ditetapkan berdasarkan prosentase tertentu dari nilai pertanggungan untuk pekerjaan pokok atau berda-sarkan jumlah tertentu yang ditetapkan tersendiri.

4. Debris of Removal (R.o.D.) Besarnya harga pertanggungan biasanya dinyatakan dalam prosentase tertentu terhadap harga pertanggungan untuk pekerjaan pokok atau berdasarkan jumlah tertentu yang ditentukan tersendiri. Umumnya maksimum sebesar 10 % dari nilai pertanggungan proyek pokok. 5. Third Party Liability (T.P.L.) Jumlah limit liability (batas kewajiban) terhadap pihak ketiga ini umumnya ditetapkan dibawah kontrak peker-jaan antara pemilik dengan kontraktor. Third Party Legal Liability ini menjamin kemungkinan timbulnya tuntutan menurut hukum atas kerugian yang diderita pihak ketiga baik berupa Property Damage (Kerusakan harta benda) maupun Bodily Injury (Luka badan) sehubungan dengan kesalahan atau kelalaian yang dilakukan oleh Tertanggung.

Selain faktor-faktor yang tercantum dalam polis asuransi diatas, ada beberapa faktor luar yang dapat mempengaruhi penentuan harga pertanggungan asuransi Erection All Risks (EAR), yaitu: Besar kecilnya proyek pemasangan mesin dan instalasinya. Lokasi proyek yang berada di dalam atau luar kota besar, dimana pembuangan puing-puning sisa kerusakan proyek dalam kota besar membutuhkan biaya yang lebih mahal jika dibandingkan dengan proyek luar kota besar. Peraturan daerah setempat yang berlaku di lokasi proyek tersebut seperti larangan adanya kendaraan besar melintas di jalan tertentu sehingga perlu memutar atau menggunakan kendaraan lainnya.

Periode Pertanggungan Asuransi Erection All Risks (EAR) 1. Erection Period Merupakan periode yang dimulai dari pembongkaran mesin atau material-material pendukung berada di lokasi dan berakhir pada saat kegiatan pelaksanaan pemasangan mesin tersebut selesai dikerjakan. 2. Testing and Commisioning Period Merupakan masa testing atau masa percobaan yang dilakukan setelah masa pemasangan selesai dilakukan atau sampai saat dumana pekerjan pemasangan mesin dan instalasi diserahkan kepada pemilik mesin atau owner. Masa Testing Period ini biasanya berkisar antara satu minggu sampai satu bulan lamanya. Pada masa percobaan ini terdapat dua jenis test, yaitu Cold Test dan Hot Test

Risiko yang Dijamin dalam Asuransi Erection All Risks (EAR) Major Perils Merupakan bahaya-bahaya yang diakibatkan oleh alam dan tidak dapat dikontrol oleh manusia (Act of God) seperti gempa bumi, angin topan, letusan gunung berapi, dan bencana lainnya yang tidak dapat dicegah oleh manusia. Minor Perils Merupakan bahaya-bahaya yang dapat dikontrol atau ditangani oleh manusia seperti kebakaran, pencurian, tabrakan, kecelakaan yang tidak disengaja yang terjadi selama masa pembangunan, dan lain-lain.

Pengecualian Risiko dalam Asuransi Erection All Risks (EAR) Pengecualian risiko dalam Asuransi Erection All Risks (EAR) sama seperti pengecualian risiko dalam Asuransi Contractor All Risks (CAR). Pengecualian risiko terdiri dari tiga pengecualian, yaitu: Pengecualian Umum Pengecualian Bagian I: Kerusakan Material Pengecualian Bagian II: Third Party Liability

Pengecualian Umum Pengecualian ini berlaku untuk penghentian pekerjaan baik sebagian maupun seluruhnya dan pengecualian berlaku mulai sejak penghentian pekerjaan proyek pemasangan mesin dan instalasi dilakukan. Jika ada penghentian sebagian ataupun seluruh pekerjaan, penanggung tidak bertanggung jawab atas kerugian atau kerusakan yang terjadi pada pelaksanaan proyek pemasangan mesin dan instalasi, apapun alasannya.

Pengecualian Bagian I: Kerusakan Material Deductible (Pengurangan) Deductible adalah suatu jumlah tertentu yang menjadi tanggungan tertanggung dalam setiap kerugian atau kerusakan yang terjadi yang bertujuan agar pihak tertanggung lebih berhati-hati. Consequential Loss Konsekwensi atas kerugian yang diakibatkan oleh kegagalan kegiatan pemasangan mesin dan instalasinya. Wear & Tear, Corrosion, Oxidation, Deterioration Pengecualian risiko atas kerugian yang diakibatkan oleh cuaca, karat, oksidasi, cacat maupun perubahan material karena kurang dipergunakan.

Uang, material, dan surat berharga lainnya Tidak tertanggung karena uang dan yang Air Craft, Water Craft, Hover Craft Pengecualian risiko yang dikarenakan bendabenda tersebut sudah ditanggung dalam Aviation Insurance atau Marine Hull Insurance sebagai objek pertanggungannya. Mechanically Propelled Vehicle Kendaraan bermotor yang sudah punya ijin untuk digunakan di jalan umum dikecualikan dari pertanggungan karena kendaraan bermotor sudah menjadi objek pertanggungan asuransi kendaraan bermotor.

Defective Workmanship of Materials Pengecualian risiko yang dapat Mechanical & Electrical Breakdown Pengecualian risiko yang dapat menimbulkan kerugian atau kerusakan yang diakibatkan oleh tidak berfungsinya peralatan mekanik dan maupun listrik. Defective Design, Plan, Specification or Advice Pengecualian risiko yang dapat menimbulkan kerugian atau kerusakan yang diakibatkan oleh kejelekan penyelesaian pekerjaan itu sendiri oleh pihak tertanggung.

Bagian pekerjaan yang diserahkan / digunakan Jika hal tersebut terjadi maka penanggung tidak bertanggung jawab atas segala kerugian dan kerusakan yang terjadi pada Unexplained Shortage Kehilangan atau kekurangan dari bahan atau material tidak tertanggung apabila tidak disertai bukti atau alasan yang kuat. Vibration, Weakening of Support Pengecualian risiko dari segala kerugian atau kerusakan yang terjadi akibat adanya getaran atau lemahnya struktur penyangga yang ditimbulkan dari kegiatan pemasangan mesin tersebut.

Pengecualian Bagian II: Third Party Liability (TPL) Deductible Pengurangan ini hanya dikenakan khusus untuk kerugian atas kerusakan properti atau barang saja, tidak termasuk untuk cacat badan. Kecelakaan atas karyawan tertanggung Pengecualian risiko karena hal tersebut sudah menjadi objek pertaggungan dari Asuransi Tenaga Kerja. Property in Care, Custody & Control

Pekerjaan itu sendiri Pengecualian risiko karena hal tersebut telah dijamin dalam Pengecualian Bagian I dan termasuk juga dalam kelalaian Tertanggung. Penaggung hanya memberikan ganti rugi untuk perbaikan dari kerusakan namun tudak untuk kerugian dari kerusakan tersebut (Consequential Loss) Kejelekan bahan dan penyelesaian pekerjaan oleh Tertanggung Kendaraan bermotor yang mempunyai ijin untuk digunakan di

BAB IV : PENUTUP

Kesimpulan Asuransi Erection All Risks (EAR) adalah salah salah satu kebijakan All Risk yang meliputi berbagai kegiatan pemasangan atau instalasi, pengujian, dan komisi atas pabrik dan peralatannya (kecuali dengan pengecualian tertentu seperti yang disebutkan dalam polis). Yang menjadi objek pertanggungan adalah mesin yang dipasang, peralatan/perlengkapan serta pekerjaan konstruksi sebelum kegiatan pemasangan, properti sekitar yang berkepemilikan, serta biaya pembersihan puing atau Debris of Removal (R.o.D.).

Kesimpulan Polis Erection All Risks (EAR) mulai berlaku sejak dimulainya pekerjaan atau setelah dibongkarnya barang di lokasi dan berakhir terhadap bagian dari kontrak pekerjaan yang telah diserahterimakan atau setelah pelaksanaan uji coba pertama atau uji beban (testing and commissioning). Risiko yang dijamin dapat berupa bahayabahaya yang diakibatkan oleh alam dan tidak dapat dikontrol oleh manusia (Act of God) maupun yang dapat dikontrol atau ditangani oleh manusia itu sendiri.

Saran Asuransi Erection All Risks (EAR) merupakan salah satu bentuk jaminan yang dapat berguna apabila terjadi kerusakan atau kerugian pada mesin dan instalasi serta kerugian yang diakibatkan oleh bencana alam atau manusia lainnya. Karena itu pihak kontraktor perlu memahami betul mengenai persyaratan jaminan asuransi Erection All Risks (EAR) serta risiko-risiko yang tertanggung agar asuransi ini dapat digunakan secara optimal

Daftar Pustaka Anonim. Asuransi. Otoritas Jasa Keuangan. <http://www.ojk.go.id> Anonim. Asuransi Erection All Risk. Website Bumida. <http://www.bumida.co.id> Anonim. Masa Pemeliharaan dan Jaminan Konstruksi. Ilmusipil.com Media Berbagi Ilmu Teknik Sipil dan Arsitektur. <http://www.ilmusipil.com> Asuransi MSIG Indonesia. Erection s All Risk (E.A.R.). Website P.T. Asuransi MSIG Indonesia. <http://www.ms-ins.co.id> AXA Insurance. Erection All Risk Insurance. AXA Redefining Insurance Official Website. <http://www.axa-gulf.com> Budi, Afrianto. Asuransi Pemasangan Mesin: Erection All Risk Insurance. Akademi Asuransi. 20 Oktober 2012. <http://www.akademiasuransi.org> Musjab, Imam. Asuransi Erection All Risks (EAR). Ahli Asuransi. 17 Juli 2008. <http://www.ahliasuransi.com> Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi.

Terima Kasih atas Perhatiannya