Perkembangan Produksi dan Kebijakan dalam Peningkatan Produksi Jagung

dokumen-dokumen yang mirip
Pengembangan Jagung Nasional Mengantisipasi Krisis Pangan, Pakan dan Energi Dunia: Prospek dan Tantangan

V. KEBIJAKAN, STRATEGI, DAN PROGRAM

Wilayah Produksi dan Potensi Pengembangan Jagung

I. PENDAHULUAN. agraris seharusnya mampu memanfaatkan sumberdaya yang melimpah dengan

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 3C Tahun 2008 Lampiran : 1 (satu) berkas TENTANG

memberikan multiple effect terhadap usaha agribisnis lainnya terutama peternakan. Kenaikan harga pakan ternak akibat bahan baku jagung yang harus

PENCAPAIAN TARGET SWASEMBADA JAGUNG BERKELANJUTAN PADA 2014 DENGAN PENDEKATAN SISTEM DINAMIS

POTENSI DAN STRATEGI PENINGKATAN PRODUKSI JAGUNG DI PROVINSI LAMPUNG. Novilia Santri dan Dian Meithasari

KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM BIDANG PERTANIAN UNTUK MEWUJUDKAN KEMANDIRIAN PANGAN DAN ENERGI BERBASIS PERTANIAN

V. PERKEMBANGAN PRODUKSI, USAHATANI DAN INFRASTRUKTUR PENDUKUNG PENGEMBANGAN JAGUNG

DINAMIKA USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DAN PERMASALAHANNYA PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN BONE. Hadijah A.D. 1, Arsyad 1 dan Bahtiar 2 1

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. mata pencaharian di bidang pertanian. Sektor pertanian pada setiap tahap

Gambar 3.6: Hasil simulasi model pada kondisi eksisting

DINAMIKA PRODUKSI DAN SUMBER DINAMIKA PRODUKSI KOMODITAS PERTANIAN

PEDOMAN PELAKSANAAN PENGEMBANGAN KACANG-KACANGAN DAN UMBI-UMBIAN TAHUN 2010

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Tetap 2013 dan Angka Ramalan I 2014)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (Angka Ramalan II Tahun 2014)

1. I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA AGROEKOSISTEM LAHAN TADAH HUJAN

Teknologi Pertanian Sehat Kunci Sukses Revitalisasi Lada di Bangka Belitung

RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PERTANIAN KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2015 KETERANGAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Selama beberapa dekade terakhir sektor pertanian masih menjadi tumpuan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung di Indonesia (Zea mays L.) merupakan komoditas tanaman

INDEKS. biofuel 63, ceteris paribus 164 constant return to scale 156, 166

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar

Peran Teknologi Pertanian dalam Meningkatkan Produktivitas Tanaman Jagung Senin, 22 Maret 2010

MENDORONG KEDAULATAN PANGAN MELALUI PEMANFAATAN SUMBERDAYA UNGGUL LOKAL. OLEH : GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG Dr.

POLITIK KETAHANAN PANGAN MENUJU KEMANDIRIAN PERTANIAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013

PELUANG DAN MASALAH PENGEMBANGAN JAGUNG PADA LAHAN KERING DENGAN PTT JAGUNG DI SULAWESI SELATAN. M. Arsyad Biba Balai Penelitian Tanaman Serealia

RENCANA AKSI DINAS PERTANIAN DAN PANGAN KAB. BLITAR TH 2018

I. PENDAHULUAN. Gambar 1 Proyeksi kebutuhan jagung nasional (Sumber : Deptan 2009, diolah)

PROPOSAL POTENSI, Tim Peneliti:

BAB I. PENDAHULUAN. Kedelai merupakan komoditas yang bernilai ekonomi tinggi dan banyak memberi

5. Pupuk dan benih belum enam tepat; 6. Lemahnya permodalan petani; 7. Fluktuatif harga komoditas Harus bisa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang


I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PANEN RAYA PADI DI DESA SENAKIN KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK

KINERJA PRODUKSI DAN HARGA KEDELAI SERTA IMPLIKASINYA UNTUK PERUMUSAN KEBIJAKAN PERCEPATAN PENCAPAIAN TARGET SUKSES KEMENTERIAN PERTANIAN

PROSPEK TANAMAN PANGAN

Prospek Produksi Benih Sumber Jagung Komposit di Provinsi Sulawesi Utara

I. PENDAHULUAN. Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan

perluasan kesempatan kerja di pedesaan, meningkatkan devisa melalui ekspor dan menekan impor, serta menunjang pembangunan wilayah.

Produksi Padi Tahun 2005 Mencapai Swasembada

STRATEGI DAN PROGRAM PRIORITAS PENGUATAN EKONOMI MASYARAKAT KABUPATEN PASER BIDANG INDUSTRI TANAMAN PANGAN TAHUN 2018

I. PENDAHULUAN. Jagung merupakan kebutuhan yang cukup penting bagi kehidupan manusia dan

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan bahan pangan dan pakan ternak yang sangat

I. PENDAHULUAN. Jagung merupakan salah satu komoditas utama tanaman pangan sebagai

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia memegang peranan penting dari keseluruhan

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

PEDOMAN PELAKSANAAN. Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) Padi, Jagung dan Kedelai Tahun 2009

RENCANA AKSI PEMANTAPAN KETAHANAN PANGAN

PEDOMAN PELAKSANAAN Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) Padi, Jagung, Kedelai dan Kacang Tanah Tahun 2010

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Tetap 2014 dan Angka Ramalan I 2015)

I PENDAHULUAN. [Diakses Tanggal 28 Desember 2009]

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Laporan Tahunan

BAB I PENDAHULUAN. Jagung merupakan komoditi yang penting bagi perekonomian Indonesia,

PENETAPAN KINERJA ( PK ) TAHUN 2013 (REVISI) DINAS PERTANIAN PROVINSI JAWA TIMUR

memenuhi kebutuhan warga negaranya. Kemampuan produksi pangan dalam negeri dari tahun ke tahun semakin terbatas. Agar kecukupan pangan nasional bisa

POHON KINERJA DINAS PERTANIAN

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan yang mendasar (basic need) bagi setiap

Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Jagung AGRO INOVASI I. PENDAHULUAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2010 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 2010

PERUBAHAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 DINAS PERTANIAN KABUPATEN JOMBANG

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tanaman Jagung. Kulit. Grit Tepung Pati. Pakan Kompos Industri Rokok. Pakan Pangan Bahan Baku Industri

SURVEI PENDASARAN SOSIAL EKONOMI PROYEK PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI MISKIN MELAUI INOVASI (P4M2I)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan negara agraris dimana pertanian memegang peranan

I. PENDAHULUAN. tanaman dagang yang sangat menguntungkan, dengan masukan (input) yang

BAB I PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L] Merr.) merupakan tanaman komoditas pangan

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal masa orde baru tahun 1960-an produktivitas padi di Indonesia hanya

KEMENTERIAN PERTANIAN

UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI PADI DI KALIMANTAN SELATAN MENDUKUNG SWASEMBADA BERKELANJUTAN PADI/BERAS NASIONAL. Fathurrahman.

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

I. PENDAHULUAN. bermata pencarian sebagai petani (padi, jagung, ubi dan sayur-sayuran ). Sektor

I. PENDAHULUAN. bermatapencaharian petani. Meskipun Indonesia negara agraris namun Indonesia

1 Universitas Indonesia

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

PEMERINTAH KABUPATEN

PENDAHULUAN. setelah beras. Jagung juga berperan sebagai bahan baku industri pangan dan

Posisi Pertanian yang Tetap Strategis Masa Kini dan Masa Depan Jumat, 22 Agustus 2014

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan suatu tindakan untuk mengubah kondisi

LAPORAN KINERJA DITJEN TANAMAN PANGAN 2015

LAMPIRAN USULAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBANGUNAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA TAHUN 2015

KELAYAKAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN MELALUI PENDEKATAN PTT

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sedang berkembang, dengan sektor

Kajian Kinerja dan Dampak Program Strategis Departemen Pertanian

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2014)

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik

I. PENDAHULUAN. bahan baku pangan, dan bahan lain. Ketersediaan pangan yang cukup jumlahnya,

Transkripsi:

Perkembangan Produksi dan Kebijakan dalam Peningkatan Produksi Jagung Siwi Purwanto Direktorat Budi Daya Serealia, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan PENDAHULUAN Jagung (Zea mays) merupakan salah satu serealia yang strategis dan bernilai ekonomis serta mempunyai peluang untuk dikembangkan karena kedudukannya sebagai sumber utama karbohidrat dan protein setelah beras. Hampir seluruh bagian tanaman jagung dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam keperluan. Batang dan daun tanaman yang masih muda dapat digunakan untuk pakan ternak, yang tua (setelah dipanen) dapat digunakan untuk pupuk hijau atau kompos. Saat ini cukup banyak yang memanfaatkan batang jagung untuk kertas. Harganya cukup menarik seiring dengan kenaikan harga bahan baku kertas berupa pulp. Buah jagung yang masih muda banyak digunakan sebagai sayuran, perkedel, bakwan, dan sebagainya. Kegunaan lain dari jagung adalah sebagai pakan ternak, bahan baku farmasi, dextrin, perekat, tekstil, minyak goreng, dan etanol. Permintaan jagung meningkat dari tahun ke tahun sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan industri. Di samping itu, kelangkaan bahan bakar minyak dari fosil mendorong berbagai negara mencari energi alternatif dari bahan bakar nabati (biofuel), di antaranya jagung untuk dijadikan bioetanol sebagai substitusi premium. Hal ini mengakibatkan permintaan akan jagung semakin meningkat, sulit didapat dan mahal harganya, karena pengekspor jagung terbesar di dunia seperti Amerika Serikat telah mengurangi ekspornya karena kebutuhan dalam negerinya semakin meningkat, di antaranya untuk industri bioetanol. Cina juga telah mengurangi ekspornya guna memenuhi kebutuhan bahan baku industri dalam negerinya. Beberapa permasalahan yang dijumpai dalam pengembangan jagung di antaranya adalah fluktuasi produksi dan harga, penanganan pascapanen pada saat panen raya dan alsin prossesing dan pengolahannya (dryer dan corn sheller) termasuk silo, masih terbatas sehingga berpengaruh terhadap kualitas hasil, terbatasnya modal usahatani, dan kemitraan usaha belum berkembang. 456 Jagung: Teknik Produksi dan Pengembangan

KONDISI AGRIBISNIS JAGUNG Perkembangan Produksi Jagung Luas panen jagung dalam kurun waktu 1968-2007 mengalami fluktuasi, dengan peningkatan rata-rata 1,85% per tahun. Pada tahun 2007, berdasarkan angka ramalan (ARAM) III, luas panen jagung 3.619.411 ha dengan produksi sebesar 13.279.794 t pipilan kering. Produksi jagung selama kurun waktu tersebut menunjukkan tren yang meningkat dengan laju 5,16% per tahun. Produktivitas jagung pada tahun 2007 rata-rata 3,67 t/ha pipilan kering, meningkat dengan laju 3,70% per tahun (Tabel 1). Peningkatan produktivitas tersebut terkait dengan pengembangan varietas jagung hibrida, peningkatan intensitas pertanaman, dan penerapan pengelolaan tanaman terpadu (PTT). Pertanaman jagung pada musim hujan (Oktober-Maret) lebih luas daripada musim kemarau (April-September). Perkembangan Harga Jagung Harga jagung di tingkat produsen dalam periode 1995-2007 terus meningkat dengan laju 16,6% per tahun. Pada tahun 1995 harga jagung di tingkat produsen Rp 394/kg, dan pada tahun 2006 meningkat menjadi Rp 1.802/kg. Harga jagung di tingkat konsumen/harga eceran selama kurun waktu 1995-2007 mengalami peningkatan dengan laju 17,07% per tahun. Pada tahun 1995 harga jagung di tingkat konsumen Rp 507 per kg dan pada tahun 2007 (sampai Agustus) telah mencapai Rp 2.885/kg. Tabel 1. Perkembangan luas panen, produktivitas, dan produksi jagung dalam periode 2003-2007. Tahun Luas panen Produktivitas Produksi ha % ku/ha % ton % 2003 3.358.511-32,41-10.886.442-2004 3.356.511 (0,05) 33,44 3,18 11.225.243 3,11 2005 3.625.987 8,02 34,54 3,29 12.523.894 11,57 2006 3.345.805 (7,72) 34,70 0,46 11.609.463 (7,30) 2007 3.619.411 8,18 36,96 5,74 13.279.794 14,39 Rata-rata 3.461.326 1,67 2,53 11.904.967 4,35 Ket: Tahun 2007 ARAM III Purwanto: Kebijakan dalam Penigkatan Produksi Jagung 457

Konsumsi Jagung Jagung merupakan salah satu komoditas pangan yang dapat dikonsumsi secara langsung maupun dalam bentuk olahan. Kegunaan lain dari jagung adalah untuk pakan ternak, bahan baku industri bir, farmasi, dextrin, perekat, tekstil, minyak goreng, dan etanol. Dalam periode 1989-2002 telah terjadi pergeseran penggunaan jagung tetapi masih dominan untuk konsumsi langsung. Setelah tahun 2002, penggunaan jagung lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan industri pakan. Penggunaan jagung untuk industri pangan juga terus meningkat. KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENINGKATAN PRODUKSI Kebijakan Kebijakan pembangunan tanaman pangan dalam rangka meningkatkan produksi dan pendapatan petani dilakukan melalui lima upaya yang disebut Panca Yasa, yaitu: a) Perbaikan infrastruktur pertanian, meliputi pembangunan, rehabilitasi, dan pemeliharaan jaringan irigasi, jalan usahatani dan lain lain. b) Pengembangan kelembagaan pertanian yaitu revitalisasi kelompok tani, gapoktan, asosiasi petani, P3A, dan koperasi. c) Penyuluhan dan aplikasi teknologi, meliputi pemberdayaan penyuluh, rekruitmen tenaga penyuluh, kelembagaan penyuluhan, dan lain lain. d) Permodalan prtanian yaitu penjaminan pinjaman, subsidi bunga, KKP, SP3, BLMKIP, dan lain lain. e) Pemasaran Hasil Pertanian meliputi penetapan harga pembelian pemerintah (HPP), peningkatan mutu hasil, dan lain lain. Peningkatan Produktivitas Strategi Peningkatan produktivitas dicapai melalui perbaikan mutu benih (penggantian varietas komposit ke hibrida dan komposit unggul), pemupukan berimbang, pengendalian organisme penggangu tanaman (OPT), pengairan dan penggunan alsintan untuk menekan kehilangan hasil pada saat panen. Perluasan Areal Perluasan areal tanam diutamakan melalui optimalisasi pemanfaatan lahan di samping pembukaan lahan baru, pemanfaatan lahan perkebunan dan 458 Jagung: Teknik Produksi dan Pengembangan

kehutanan, lahan-lahan yang belum dimanfaatkan atau lahan tidur. Perbaikan lahan irigasi, pembuatan embung, sumur resapan, dan pompanisasi diperlukan pula dalam kaitannya dengan perluasan areal tanam. Pengamanan Produksi Pengamanan produksi diupayakan melalui pengendalian OPT, dampak perubahan iklim, pengurangan kehilangan hasil, dan peningkatan mutu melaui perbaikan teknologi panen dan pascapanen. Kelembagaan dan Pembiayaan Pengembangan jagung diupayakan pula melalui pemberdayaan kelembagaan yang meliputi kelompok tani, gabungan kelompok tani (Gapoktan), koperasi tani (Koptan), asosiasi petani, LSM, KTNA, UPJA, kios saprodi, pelayanan, penyuluhan, perbenihan, dan perlindungan tanaman. Pembiayaan pengembangan jagung antara lain bersumber dari KKP, LM3, SP3, BLMKIP, LUEP, dan kemitraan. LANGKAH OPERASIONAL Peningkatan Produktivitas Dalam upaya peningkatan poduksi, pijakan utama yang digunakan dalam program pengembangan jagung adalah tingkat produktivitas yang telah dicapai saat ini. Pada daerah-daerah yang telah memiliki produktivitas tinggi (> 6,0 t/ha), programnya adalah pemantapan produktivitas. Untuk meningkatkan produksi di daerah yang tingkat produktivitasnya masih rendah (< 5,0 t/ha), diprogramkan pergeseran penggunaan jagung ke jenis hibrida dan komposit unggul dengan menggunakan benih berkualitas. Setiap tahun diharapkan adanya peningkatan penggunaan benih hibrida 5%. Untuk jagung komposit lokal diharapkan adanya penurunan luas tanam yang sebanding dengan peningkatan luas tanam jagung hibrida. Dalam program pergeseran penggunaan jenis, varietas, dan benih bermutu tersebut diperlukan kegiatan seperti: (a) perbaikan sistem produksi dan distribusi benih berkualitas jagung hibrida dan komposit unggul, (b) pembentukan penangkar benih berbasis komunal di pedesaan, dan (c) penerapan PTT. Purwanto: Kebijakan dalam Penigkatan Produksi Jagung 459

Perluasan Areal Tanam Perluasan areal tanam diarahkan ke luar Jawa yang memiliki potensi cukup luas melalui pemanfaatan lahan sawah selama musim kemarau yang tidak ditanami padi, serta mengoptimalkan dan penambahan luas baku lahan kering. Dalam memanfaatkan lahan sawah setelah pertanaman padi (biasanya musim kemarau) akan diarahkan pada lahan beririgasi, baik yang bersumber dari air permukaan maupun air tanah. Untuk memanfaatkan air tanah direncanakan pembuatan sumur dan penyediaan pompa. Dalam pemanfaatan lahan kering, untuk penetapan areal perlu dilakukan pewilayahan komoditas agar tidak terjadi tumpang tindih penggunaan lahan dengan komoditas lain. Agar proses produksi jagung pada lahan kering berkelanjutan, maka aspek konservasi lahan perlu mendapat perhatian. Pengamanan Produksi Pengaman produksi dimaksudkan untuk mengatasi gangguan OPT, dampak fenomena iklim, pengamanan kualitas produksi dan kehilangan hasil akibat penanganan panen dan pascapanen yang kurang benar. Gangguan OPT dapat diatasi dengan menerapkan sistem pengendalian hama terpadu (PHT), yaitu dengan menerapkan berbagai cara pengendalian menjadi satu kesatuan pengendalian yang kompatibel, sehingga OPT tidak menimbulkan kerugian. Pengamanan kualitas produksi dari residu pestisida dilaksanakan dengan pemantauan residu pestisida, penggunaan pestisida secara bijaksana, dan pengembangan penerapan agen hayati. Pengamanan hasil dari dampak fenomena iklim dilakukan dengan memperkuat antisipasi agar kerusakan tanaman dapat ditekan seminimal mungkin. Upaya untuk mengurangi kehilangan hasil dilakukan dengan menerapkan teknologi panen dan pascapanen yang baik. Kelembagaan Kelembagaan dan Pembiayaan Dalam rangka pengembangan agribisnis jagung ke depan diperlukan penguatan kelembagaan, baik kelembagaan petani maupun kelembagaan usaha dan pemerintah agar dapat berfungsi sesuai dengan peranan masingmasing. Kelembagaan petani dibina dan dikembangkan berdasarkan kepentingan masyarakat dan harus tumbuh dan berkembang di masyarakat itu sendiri. Dalam hal ini pemerintah hanya berperan sebagai fasilitator dalam menggerakkan dan mendorong untuk tumbuh dan berkembang melalui 460 Jagung: Teknik Produksi dan Pengembangan

program yang telah dirancang. Kelembagaan pertanian antara lain penyuluhan (BPP), kelompok tani, Gapoktan, Koptan, penangkar benih, pengusaha benih, kios pertanian, KUD, pasar desa, pedagang, asosiasi petani, asosiasi industri olahan, asosiasi benih, P3A, UPJA, dan lain-lain diberdayakan seoptimal mungkin untuk mendukung pengembangan agribisnis jagung. Pembiayaan Untuk mempercepat pengembangan jagung maka pendanaan kegiatan dapat berasal dari: Melalui bantuan benih jagung hibrida, baik yang berasal dari APBN maupun sumber-sumber dana lainnya. Pengadaan sarana produksi berupa pupuk dan dana untuk pembinaan berasal dari dana APBN (dana tugas pembantuan) dengan pola Penguatan Modal Usaha Kelompok (PMUK). Untuk pendampingan/pengawalan teknologi diperoleh dari dana dekonsentrasi, bila tidak memungkinkan diupayakan dari dana APBD I atau APBD II. Fasilitas kredit pertanian (KKP, SP3, BLM-KIP, dan lain-lain). Pendanaan lainnya dalam pelaksanaan program dapat melalui kerja sama dengan pola kemitraan dengan stakeholder. PERMASALAHAN Beberapa masalah yang dijumpai dalam pengembangan jagung antara lain: 1. Produksi tidak merata setiap bulannya, sehingga pada waktu tertentu pabrik pakan kekurangan bahan baku jagung. 2. Lemahnya permodalan petani, terutama untuk penyediaan sarana produksi pertanian dan pada waktu tertentu beberapa sarana itu sulit diperoleh. 3. Produksi jagung sebagian besar dihasilkan pada musim hujan, sedangkan alat pengering dan gudang sangat terbatas, menyebabkan banyak produksi jagung yang mengalami kerusakan. 4. Belum adanya jaminan harga pada saat panen raya. 5. Lemahnya kelembagaan petani jagung, sehingga harga ditentukan oleh konsumen, tengkulak, dan pengumpul. 6. Masih terbatasnya benih hibrida di tingkat petani merupakan salah satu masalah dalam upaya percepatan peningkatan produksi. Purwanto: Kebijakan dalam Penigkatan Produksi Jagung 461