BAB I PENDAHULUAN. pelayanan optimal kepada peserta didik khususnya dan kustomer pada umumnya, pada titik di mana pelayanan itu harus dilakukan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pada titik di mana pelayanan itu harus dilakukan. Keberhasilan dalam upaya memberikan pelayanan optimal guru terhadap

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya sesuai dengan UU RI No. 20

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu pendidikan. Kecenderungan internasional mengisyaratkan

Optimalisasi Program Kemitraan RSBI dengan PT dalam Rangka Menuju SBI Mandiri

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan Alam (MIPA) dan Teknologi Informasi dan Komunikasi

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adalah mengembangkan Sekolah Standar Nasional (SSN) menjadi Sekolah Rintisan. daya saing bangsa Indonesia di forum internasional.

BAB I PENDAHULUAN. dijamin dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 50 Ayat 3

I. PENDAHULUAN. sehingga memerlukan penyesuaian, peningkatan sarana dan prasarana yang. diperlukan untuk mendukung terselenggaranya roda pemerintahan.

BAB I PENDAHULUAN. manajemen, dan sumber daya manusia (SDM). Untuk memenuhi hal tersebut

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum SMAN 1 Rejotangan. SMPN 1 Rejotangan, dan SMK Rejotangan.

BAB I PENDAHULUAN. dari sumber daya manusia yang memiliki peran sentral dalam. menentukan output pendidikan. Peran sentral tersebut terkait dengan

BAB I PENDAHULUAN. program peningkatan mutu pendidikan, di antaranya adalah program

BAB I PENDAHULUAN. sangat ketat dalam segala aspek kehidupan. Menurut Zuhal (Triwiyanto,

EXECUTIVE SUMMARY LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN EVALUASI KINERJA PENYELENGGARAAN RINTISAN SMA BERTARAF INTERNASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi professional para guru dan pengelola sekolah. pendidikan adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan bermutu yang didasarkan pada Standar Nasional Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. saing secara nasional dan sekaligus internasional pada jenjang pendidikan dasar

Rambu-rambu Pengisian Mapel untuk SMA KTSP

SBI = (SNP + X) Pengembangan PTD

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 35 B. TUJUAN 35 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 36 D. UNSUR YANG TERLIBAT 36 E. REFERENSI 36 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 37

I. PENDAHULUAN. Kabupaten Indragiri Hulu. Kabupaten Kuantan Singingi terbentuk berdasarkan

IMPLIKASI UU DAN PP THD PENGEMBANGAN KURIKULUM PUSAT KURIKULUM - BALITBANG DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL. Puskur Balitbang 1

BAB V PENUTUP 5.1 Pendahuluan 5.2 Kesimpulan Peta Kompetensi Siswa 1) Kelompok IPA

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) merupakan upaya. pemerintah untuk memperbaiki kualitas pendidikan Indonesia agar

BABI PENDAHULUAN. Pengembangan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) berhubungan erat

BAB I PENDAHULUAN. Era teknologi ditandai dengan adanya persaingan yang sangat kuat dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era

Draft 2010 PANDUAN PELAKSANAAN SKS SMA NEGERI 78 JAKARTA

PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK REKAPITULASI PERUBAHAN BELANJA MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2014

KATA PENGANTAR. Tim Peneliti. iii

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan potensi siswa secara optimal. Pada jenjang SMA, upaya

PERATURAN SMA NEGERI 1 KARANGANYAR Nomor : 800/ 303 /2010

JADWAL PELAJARAN KELAS X-MIPA T.P. 2017/2018

Model Penyelenggaraan Peminatan Kurikulum 2013 di SMA KATA PENGANTAR. 2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah ii

1. Latar Belakang Kemunculannya

I. PENDAHULUAN. Sekolah sebagai suatu lembaga formal merupakan organisasi dengan kegiatan utama

BAB I PENDAHULUAN. (skill), sikap hidup (attitude) sehingga dapat bergaul dengan baik di masyarakat

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum SMA Negeri di Kota Bandarlampung

PENYUSUNAN KTSP. Sosialisasi KTSP 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

LSBS Di SMAN 9 BANDUNG. Oleh: Tati Hermawati

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LAPORAN MENGIKUTI PELATIHAN KURIKULUM 2013

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang kehidupan, yaitu politik, ekonomi, sosial dan budaya. Perubahan

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM)

Halimatus Sa diyah Universitas Negeri Malang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. semula bersifat sentralistik berubah menjadi desentralistik. Desentralisasi

I. PENDAHULUAN. Guru sains adalah salah satu komponen penting dalam meningkatkan mutu

D036 MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN PERANGKAT PEMBELAJARAN INOVATIF MELALUI LESSON STUDY. Ahmadi 1 1,2,3

PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK RINGKASAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI TAHUN ANGGARAN 2015

BAB I PENDAHULUAN. lama dicanangkan oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama.

DIRI YANG MENYATU DENGAN LINGKUNGAN: LOKAL NASIONAL GLOBAL

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dunia pendidikan sedang diguncang oleh berbagai perubahan seperti

BAB I PENDAHULUAN. awal untuk meningkatkan sumber daya manusia. adalah satu bidang yang tidak mungkin bisa lepas dari kemajuan IPTEK, maka

BABI PENDAHULUAN. Kedudukan guru sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan. sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancangkan untuk

TERM OF REFERENCE NAMA KEGIATAN : STUDI KEBIJAKAN DAN PENGUATAN KOLABORASI INTERNASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. diperbincangkan, baik dari kalangan praktisi pendidikan, politisi, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. pustakawan, komite sekolah dan lain-lain yang satu sama lain harus saling. meningkatkan prestasi belajar siswa secara optimal pula.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pendidikan yang dilakukan pemerintah saat ini sangatlah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PROGRAM PRIORITAS PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

KEBIJAKAN STRATEGIS DI BIDANG PENDIDIKAN

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KURIKULUM

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Suryadi (2011: 2) warga negara berhak memperoleh pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PEMBINAAN KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan Millenium Development Goals (MDGS), yang semula dicanangkan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern yang menuntut spesialisasi dalam masyarakat yang. semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan sampai sekarang

INSTRUMEN EVALUASI DIRI SEKOLAH (EDS)

NASKAH PUBLIKASI. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA

PEMODELAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION DENGAN FUNGSI KERNEL BISQUARE

BAB I PENDAHULUAN. Nasional pasal 3 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hanna Amalia Mustopa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dan dihasilkan melalui pendidikan.dalam proses pendidikan pula, manusia. belajar dari, tentang, dan dengan tehnologi itu sendiri.

Sekapur Sirih. Demak, Agustus 2010 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Demak. Ir. Endang Tri Wahyuningsih, MM. NIP

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

DAFTAR PERTANYAAN UMUM (DITUJUKAN KEPADA KEPALA SEKOLAH ATAU WAKASEK, GURU BIDANG STUDI, DAN GURU KURIKULUM)

STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM SMA PATRA MANDIRI 1 PLAJU

BAB I PENDAHULUAN. yang demokratis serta bertanggung jawab. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. Nuansa Aulia. 2010), hlm Dadi Permadi, Daeng Arifin, The Smiling Teacher, (Bandung:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai tanggung jawab besar dalam menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. Mutu pendidikan merupakan salah satu masalah nasional dan bahkan

PEDOMAN TEKNIS OLIMPIADE SAINS NASIONAL GURU (OSN-GURU ) TINGKAT KABUPATEN GRESIK TAHUN 2014

LANDASAN DAN PENTAHAPAN PERINTISAN SBI. Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional

KURIKULUM SMA NEGERI 1 KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014 DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SUKOHARJO SMA NEGERI 1 KARTASURA

BAB I PENDAHULUAN. berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi yang berguna bagi kehidupan bangsa itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN KURIKULUM SBI Oleh: Dr. Cepi Safruddin Abdul Jabar 1

Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru sebagai tenaga kependidikan dalam menjalankan fungsi pendidikan dilihat sebagai totalitas yang satu sama lain secara sinergi memberikan sumbangan terhadap proses pendidikan pada tempat di mana mereka memberikan pelayanan, dengan titik tekan tenaga kependidikan di lembaga pendidikan persekolahan. Tugas tenaga kependidikan secara umum adalah memberikan pelayanan optimal kepada peserta didik khususnya dan kustomer pada umumnya, pada titik di mana pelayanan itu harus dilakukan. Keberhasilan dalam upaya memberikan pelayanan optimal guru terhadap peserta didik dapat dilihat dari penguasaan materi pembelajaran yang disampaikan secara efektif dan kehadirannya diterima oleh anak didik secara ikhlas. Dia juga mampu menjadi manajer belajar yang baik, sekaligus terus belajar melalui proses pembelajaran yang dilakukannya (learning from teaching processes), bahkan belajar dari peserta didik. Di bawah ini adalah jumlah guru SMA di Kabupaten Demak dimana kami jabarkan jumlahnya tiap kecamatan 1

2 Tabel: I.1 Jumlah Guru Di Kabupaten Demak No. Kecamatan Jumlah Persentase 1. Mranggen 186 17,99 2. Karangawen 35 3,38 3. Guntur 42 4,06 4. Sayung 94 9,09 5. Karangtengah 113 10,93 6. Wonosalam 52 5,03 7. Dempet 46 4,45 8. Gajah 55 5,32 9. Karanganyar 24 2,32 10. Mijen 67 6,48 11. Demak 246 23,79 12. Bonang 27 2,61 13. Wedung 47 4,55 14. Kebon Agung 0 0 Jumlah 1034 100,00 (Sumber: Depdiknas 2010/2011) Merujuk pada kondisi tersebut, jumlah guru SMA yang begitu besar merupakan sumberdaya pendidikan SMA yang perlu penanganan optimal. Sumberdaya manusia dalam hal ini guru SMA adalah aset organisasi yang paling penting karena mempengaruhi efesiensi, efektivitas dan produktivitas organisasi. Henry Simamora (2006:7) mengungkapkan bahwa sumberdaya manusia

3 sekarang digunakan dan diakui sebagai aset organisasi yang paling berharga. Menurut Tilaar dan Suryadi (1994:108) komponen kualitas sekolah adalah besarkecilnya tergantung salah satunya kepada faktor guru. Guru merupakan sumberdaya manusia yang mempunyai kedudukan strategis dalam upaya memberdayakan seluruh potensi sekolah. Masalahnya, dengan jumlah guru SMA yang begitu besar di kabupaten Demak, bagaimana optimalisasi pembinaan guru SMA dalam meningkatkan kualitas pelayanan terhadap peserta didik. Maka pembinaan guru SMA sebagai sumberdaya yang paling penting dalam kegiatan pendidikan di SMA dapat menjadi alternatif strategis dalam pemberdayaan potensi guru SMA di kabupaten Demak. Anggapan tersebut didasarkan pada kenyataan di lapangan terutama yang berkaitan dengan sumberdaya manusia yang terus menerus ditingkatkan tetapi sampai saat ini belum tuntas dan masih perlu pengembangan lebih lanjut. Profesionalisme guru di Rintisan Sekolah Menengah Atas Bertaraf Internasional Negeri 1 Demak sampai saat ini belum sesuai dengan kriteria yang diharapkan. Di Rintisan Sekolah Menengah Atas Bertaraf Internasional Negeri 1 Demak tidak terlalu banyak inovasi dan kreatifitas, tetapi dewan gurunya selalu mentaati regulasi artinya guruguru selalu berusaha membuat berbagai laporan administrasi yang sebenarnya sangat menyita waktu dan menutup profesionalisme guru karena beban administrasi yang tinggi. Proses belajar sebagai inti dari pendidikan akan sangat tergantung pada tenaga pendidik yang professional dan kualitas hasil belajar merupakan ujung tombak kualitas pendidikan. Dengan

4 anggapan semacam itu, maka keberadaan guru yang profesional semakin penting di Rintisan Sekolah Menengah Atas Berstandar Internasional Negeri 1 Demak dan peranan siswa dalam pembelajaran merupakan tumpuan upaya peningkatan kualitas pendidikan sesuai standar nasional pendidikan. Pasal 35 UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan agar Pendidikan memiliki Standar Nasional Pendidikan (SNP), sebagai acuan pengembangan dan pengendalian pendidikan. Dan pada Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Bab II Pasal 2 menyebutkan standar nasional pendidikan mencakup standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, saranaprasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan. Sedangkan di Rintisan Sekolah Menengah Atas Bertaraf Internasional harus diperkaya dengan salah satu negara anggota Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) atau negara maju lainnya. Tanpa mengurangi keberadaan kurikulum serta lingkungan sosial budaya, guru merupakan faktor kunci keberhasilan dalam upaya meningkatkan dan memelihara kualitas pendidikan. S ebaik apapun program yang dibuat kalau kualitas gurunya tidak mendapat perhatian yang cukup, maka akhirnya hanya menjadi rutinitas, sedangkan kualitas tidak akan pernah tercapai kalau kualitas Sumber Daya Manusia tidak mendapat perhatian yang serius, maka bangsa Indonesia akan ketinggalan oleh bangsabangsa lain yang sudah menyadari akan pentingnya kualitas Sumber Daya Manusia. Dalam PP No. 38 Tahun 1992, dijelaskan bahwa, Tenaga kependidikan merupakan unsur terpenting dalam system pendidikan nasional yang diadakan dan dikembangkan untuk

5 menyelenggarakan pengajaran, pembimbingan dan pelatihan bagi para pendidik. Diantara para tenaga kependidikan ini para pendidik/guru merupakan unsur utama. Tabel: I.2 Kualifikasi Guru Rintisan Sekolah Menengah Atas Bertaraf Internasional Negeri 1 Demak Berdasarkan Latar Belakang Pendidikannya No. Nama Perguruan Tinggi Jumlah Persentase 1. Universitas Negeri Semarang 39 62,90 2. IKIP PGRI 6 9,68 3. IKIP ETERAN 4 6,45 4. Universitas Terbuka 2 3,23 5. Universitas Dian Nuswantoro 2 3,23 6. Universitas Sultan Agung 1 1,61 7. IAIN Walisongo 2 3,23 8. Universitas Diponegoro 1 1,61 9. Universitas Satya Wacana 1 1,61 10. Universitas Negeri Yogyakarta 1 1,61 11. Universitas Pertanian Bogor 1 1,61 12. Universitas Brawijaya Surabaya 1 1,61 13. Sekolah Tinggi Agama Kristen 1 1,61 Jumlah 62 100,00 (Sumber: PAS R SMA BI Negeri 1 Demak) Dari data di atas kita bisa melihat bahwa di Rintisan Sekolah Berstandar Internasional Negeri 1 Demak memiliki guru dari berbagai perguruan tinggi yang berbeda yang tentu saja memiliki kualifikasi yang berbeda, sehingga memerlukan peningkatan profesionalisme. Selain itu beberapa diantara mereka bukan dari kualifikasi keguruan walaupun mereka mengambil Akta I untuk bisa mengajar, maka perlu pengembangan profesional guru lebih lanjut.

6 Baik tidaknya suatu sekolah atau sebuah kurikulum sangat tergantung dari mutu guru/tenaga pendidiknya, sehingga guru/tenaga pendidik dituntut untuk memiliki atau memenuhi syaratsyarat kemampuan tertentu. Untuk itu maka tenaga pendidik atau guru harus senantiasa dikembangkan kemampuannya supaya mutu pembelajaran dapat dipertahankan dan ditingkatkan. Dalam kondisi demikian, maka jelas pembinaan guru SMA merupakan satu bagian krusial yang perlu mendapat perhatian dalam pengembangan mutu pelayanan pendidikan. Sedangkan kondisi guru di Rintisan Sekolah Menengah Atas Bertaraf Internasional Negeri 1 Demak ratarata memiliki beban mengajar yang banyak di tambah dengan beban administrasi serta jumlah siswa perkelas yang cukup besar yang menyita waktu dan tenaga, maka kesempatan mengembangkan ilmu diantaranya mengikuti lomba karya ilmiah, study lanjut sangat minim. Kondisi tersebut di atas terlihat dalam tabel di bawah ini Tabel:I.3 Jumlah Jam Mengajar Dalam 1 Minggu di Rintisan Sekolah Menengah Atas Bertaraf Internasional Negeri 1 Demak No Jumlah Jam Jumlah Guru Persentase 1. >24 8 9,68 2. =24 40 64,52 3 <24 16 25,81 Jumlah 62 100,00 (Sumber:PAS R SMA BI Negeri 1 Demak) Dengan jam mengajar yang padat maka pengelolaan pembinaan kemampuan profesional guru yang dipegang guru kurang sesuai dengan kriteria

7 yang diharapkan. Di samping itu jumlah siswa perkelas yang besar juga menguras tenaga guru. Di bawah ini adalah jumlah siswa perkelas di Rintisan Sekolah Menengah Atas Bertaraf Internasional Negeri 1 Demak Tabel:I.4 Jumlah Siswa Perkelas di Rintisan Sekolah Menengah Atas Bertaraf Internasional Negeri 1 Demak No Klas Jml klas Jml Siswa Persentase 1. Klas X 10 345 34.5 2. Klas IX IPA 7 257 36.7 3. Klas IX IPS 3 89 29.6 4. Klas XII IPA 7 272 38.8 5. Klas XII IPS 3 90 30 Jumlah 30 1053 35.1 ( Sumber:PAS R SMA BI Negeri 1 Demak ) Melihat data tentang jumlah ratarata siswa perkelas yang mencapai 35 menunjukkan bahwa hal tersebut belum sesuai dengan kriteria yang diharapkan, di mana menurut panduan penyelenggaran program Rintisan SMA Bertaraf Internasional jumlah siswa perkelas maksimal adalah 32 siswa (Direktorat Pembinaan SMA, 2009:100). Dari kondisi di atas maka diperlukan berbagai pembinaan profesionalisme guru seperti kegiatan penulisan karya ilmiah, peningkatan kecakapan dan kualifikasi guru, penataran, pelatihan, lokakarya dan kegiatan lainnya yang memiliki kontribusi terhadap peningkatan profesionalisme. Dalam realita yang terjadi di Rintisan Sekolah Menengah Atas Bertaraf Internasional Negeri 1 Demak pembinaan kemampuan profesional sebagian besar hanya diperuntukkan pada guru mata pelajaran OSN yaitu matematika, fisika, kimia, biologi, bahasa

8 Inggris, ekonomi, sosiologi dan geografi. Sehingga untuk mata pelajaran lain kurang mendapat pembinaan dalam peningkatan profesional guru, tentu saja hal ini menimbulkan kesenjangankesenjangan bagi guru di lingkungan Rintisan Sekolah Menengah Atas Bertaraf Internasional Negeri 1 Demak. Berikut adalah data pelatihan di Rintisan SMA Bertaraf Internasional Negeri 1 Demak

9 Tabel I.5 Daftar Pelatihan di Rintisan SMA BI Negeri 1 Demak Tahun 2010/2011 No. 1 Mata Pelajaran Matematika Jumla h guru mapel 5 Flash Sistem penilai an Upload bahan ajar Media pembelajar an interaktif Adopsi adaptasi silabus RPP Pemb uatan LKS Bahasa Inggris ICT 2 Biologi 4 3 Fisika 4 4 Kimia 4 5 Bhs Inggris 5 6 Ekonomi 2 7 Sosiologi 1 8 Geografi 2 9 Agama 4 10 PKn 3 11 Olah raga 3 12 Bhs Indone 5 sia 13 Sejarah 4 14 TIK 2 15 Bhs prc 2 16 Bhs Jawa 2 17 Kesenian 2 18 Elektro 1 19 Desain Web 1 20 BK 6 62 (Sumber:PAS R SMA BI Negeri 1 Demak) Dari tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah guru yang ada 62 orang dari 20 mata pelajaran ternyata yang mengikuti pelatihan hanya 8 mata pelajaran saja. Data tersebut menunjukkan bahwa pembinaan kemampuan profesional guru

10 terkonsentrasi pada satu aspek saja yaitu mata pelajaran Olympiade Sains Nasional, padahal keberhasilan sebuah organisasi tidak ditentukan satu aspek saja tetapi semua aspek harus berjalan seimbang. Kemajuan sebuah organisasi akan tercapai jika didukung oleh seluruh komponen organisasi secara bersamasama. Kenyataan yang terlihat di Rintisan Sekolah Menengah Atas Bertaraf Internasional Negeri 1 Demak menunjukkan tidak semua guru terlibat secara aktif dalam peningkatan kemampuan profesional guru. Kondisi di atas menunjukkan bahwa Rintisan SMA Bertaraf Internasional Negeri 1 Demak sebagai sebuah organisasi kurang melibatkan seluruh unsur yang ada yang tentu saja sangat mempengaruhi kemajuan Rintisan SMA Bertaraf Intrenasional Negeri 1 Demak. Adanya perbedaan pembinaan kemampuan profesional guru akan menyebabkan perbedaan dalam proses pembelajaran, guru yang selalu mendapat pembinaan maka proses pembelajarannya berjalan lebih baik karena telah mendapat pelatihanpelatihan, sedangkan guru yang tidak mendapat pembinaan maka proses pembelajarannya berjalan kurang maksimal karena kurang mendapat pelatihanpelatihan peningkatan kemampuan profesional guru. Kondisi yang terjadi di atas akhirnya menimbulkan kesenjangankesenjangan antara guru mata pelajaran OSN dengan guru mata pelajaran lain, di samping terjadi perbedaan kemampuan profesional guru di Rintisan Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Demak. Melihat berbagai latar belakang di atas maka penelitian ini berusaha mengungkap bagaimana manajemen pembinaan kemampuan profesional guru di Rintisan Sekolah Menengah Atas Bertaraf Internasional Negeri 1 Demak yang meliputi planning, organizing, actuating, controlling serta faktorfaktor yang

11 memiliki kontribusi terhadap pembinaan kemampuan profesional guru di Rintisan Sekolah Menengah Atas Bertaraf Internasional Negeri 1 Demak. Penyelenggara atau pengelola dari pembinaan kemampuan profesional guru adalah kepala sekolah bersama guru. Dengan beban mengajar yang padat, jumlah siswa perkelas yang besar beserta tugas tambahan lain maka guru yang juga mendapat tugas mengelola pembinaan kemampuan profesional guru perlu di ungkap apakah penyelenggaraan pembinaan kemampuan profesional guru sudah menggunakan sistem manajemen yang baik sehingga sasaran dan tujuan bisa tercapai. Selain guru, pengelola pembinaan kemampuan profesional guru adalah kepala sekolah, pada Rintisan Sekolah Menengah Atas Bertaraf Internasional tugas kepala sekolah sangat padat, kepala sekolah harus menggerakkan para guru agar bekerja keras untuk mencapai visi dan misi sekolah untuk menjaga keberlangsungan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) di SMA Negeri 1 Demak. Kepala sekolah juga memiliki tugas luar sekolah yang mengharuskan kepala sekolah berada di luar sekolah. Dengan berbagai tugas yang sangat padat, kepala sekolah harus meluangkan waktu untuk menyelenggarakan pembinaan kemampuan profesional guru dengan baik dengan perencanaan yang maksimal. Pembinaan kemampuan profesional guru juga dipengaruhi oleh ketercukupan dana, sehingga pembinaan kemampuan profesional guru tidak bisa mencakup semua guru di Rintisan Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Demak, maka guru non OSN kurang tersentuh oleh pembinaan kemampuan profesional guru karena yang diutamakan adalah mata pelajran OSN. Selain itu ketercukupan dana juga

12 mempengaruhi kualitas nara sumber yang dihadirkan sehingga narasumber yang dihadirkan dalam pelatihanpelatihan kurang berkompeten. B. Identifikasi Masalah Guru sebagai suatu profesi menuntut profesionalitas diri sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mendidik, mengajar, dan melatih anak didik adalah tugas guru sebagai suatu profesi. Tugas guru sebagai pendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilainilai hidup kepada anak didik. Tugas guru sebagai pengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada anak didik. Tugas guru sebagai pelatih berarti mengembangkan ketrampilan dan menerapkannya dalam kehidupan demi masa depan anak didik. Dalam mewujudkan tujuan ideal tentang kemampuan profesional guru Rintisan SMA Berstandar Internasional ternyata pada realitasnya banyak dihadapkan pada berbagai faktor. Kompleksnya permasalahan yang dikaji berkaitan dengan manajemen pembinaan kemampuan professional guru mendasari pembatasan kajian dalam penelitian ini, yakni diarahkan untuk mengidentifikasi masalah: 1. Pembinaan kemampuan profesional guru terkonsentrasi pada satu aspek saja yaitu mata pelajaran Olimpiade Sains Nasional padahal keberhasilan suatu organisasi tidak hanya ditentukan satu aspek saja melainkan semua sistem harus berjalan seimbang.

13 2. Perbedaan pembinaan kemampuan profesional guru menyebabkan perbedaan dalam proses pembelajaran (guruguru yang kurang mendapat pembinaan dalam proses pembelajarannya kurang maksimal). 3. Pengelolaan pembinaan kemampuan profesional guru di R SMA BI Negeri 1 Demak yang dipegang oleh guru dan kepala sekolah berjalan kurang maksimal karena tugas guru dan kepala sekolah yang padat. 4. Terjadi kesenjangan antara guru mata pelajaran OSN dan UN yang selalu mendapat pembinaan dengan mata pelajaran lain. 5. Terbatasnya jumlah dana sehingga mempengaruhi jumlah peserta yang mendapat pembinaan dan mempengaruhi kualitas dari narasumber yang dihadirkan. C. Rumusan Masalah Merujuk pada indetifikasi masalah di atas, maka dapat dirumuskan beberapa pertanyaan penelitian, yakni: Bagaimana manajemen pembinaan kemampuan profesional guru di Rintisan Sekolah Menengah Atas Bertaraf Internasional Negeri 1 Demak? D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian Adapun tujuan dan kegunaan penelitian tentang pembinaan kemampuan profesional guru di Rintisan SMA Berstandar Internasional Negeri 1 Demak adalah:

14 1. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pembinaan kemampuan profesional guru SMA. Secara spesifik tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: a. Mendeskripsikan dan menganalisis manajemen pembinaan kemampuan profesional guru di Rintisan Sekolah Menengah Atas Bertaraf Internasional Negeri 1 Demak b. Mengamati dan menganalisis faktorfaktor yang memiliki kontribusi terhadap pembinaan kemampuan profesional guru di Rintisan SMA Bertaraf Internasional Negeri 1 Demak. 2. Kegunaan Hasil Penelitian Kegunaan hasil penelitian tentang analisis pembinaan kemampuan professional guru di Rintisan Sekolah Menengah Atas Bertaraf Internasional Negeri 1 Demak adalah: a. Bagi praktisi pendidikan terutama yang berkecimpung di bidang pembinaan guru SMA, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan informasi sebagai bahan pertimbangan dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi program pembinaan guru SMA, baik di tingkat kabupaten, propinsi maupun nasional. b. Bagi pengambil kebijakan (policy maker) bidang pengelolaan pendidikan menengah, penelitian ini diharapkan dapat mengungkap makna baru tentang pembinaan guru sesuai dengan kebutuhan di lapangan yang dapat diangkat sebagai isu aktual, untuk selanjutnya dirumuskan dalam suatu kebijakan

15 sebagai upaya menyempurnakan sistem pembinaan kemampuan profesional guru dalam kerangka peningkatan mutu layanan pendidikan di tingkat SMA. c. Bagi ilmu pengetahuan, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran tentang pembinaan pegawai dalam hal ini pembinaan guru sebagai khasanah perkembangan ilmu pengetahuan terutama bagi ilmu administrasi pendidikan dan Manajemen SumberDaya Manusia (MSDM).