BAB I PENDAHULUAN. menggunakan otot-ototnya untuk bergerak. Perubahan pada perilaku motorik

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dunia. Berbagai macam vitamin, gizi maupun suplemen dikonsumsi oleh

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan fase bayi. Anak usia 4 6 tahun rata-rata penambahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mencakup 2 peristiwa yang sifatnya berbeda, tetapi saling berkaitan dan

BAB I PENDAHULUAN. Anak yang sehat, cerdas, berpenampilan menarik, dan berakhlak mulia

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perkembangan fase selanjutnya (Dwienda et al, 2014). Peran pengasuhan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu mengalami proses perkembangan semasa hidupnya, mulai

BAB I PENDAHULUAN. berjalan normal sesuai dengan tahapan normalnya adalah hal yang paling

BAB I PENDAHULUAN. dengan saraf tepi. Perkembangan dari susunan sistem saraf anak dimulai dari. berkebutuhan khusus termasuk autis.

BAB I PENDAHULUAN. termasuk perkembangan fisik- motoriknya (Endah, 2008). mengalami kesulitan pada pengaturan keseimbangan tubuh.

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan yang pesat bahkan dikatakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas masa depan anak dapat dilihat dari perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. disebut sebagai masa keemasan karena pada masa itu keadaan fisik maupun segala

BAB 1 PENDAHULUAN. Tubuh memang memerlukan keseimbangan dalam kehidupan. Selain. keseimbangan fisik manusia juga memerlukan keseimbangan jiwa.

BAB I PENDAHULUAN. yang bisa merangsang motorik halus anak. Kemampuan ibu-ibu dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Perseptual motorik pada dasarnya merujuk pada aktivitas yang dilakukan. dengan maksud meningkatkan kognitif dan kemampuan akademik.

Gambar 4.1 Perkembangan Fisik Manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat cepat. Setiap detik terdapat dua orang yang berulang tahun ke-60 di dunia,

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan terjadinya perkembangan fisik motorik, kognitif, dan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

PENELITIAN PEMBERIAN STIMULASI OLEH IBU UNTUK PERKEMBANGAN BALITA. Nurlaila*, Nurchairina* LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang indah bagi seseorang yang sudah berkeluarga. Jika anak dalam

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU

penting dalam menentukan arah serta mutu pertumbuhan dan perkembangan seorang anak. Kemampuan orangtua dalam memenuhi kebutuhan anak akan asuh, asih,

BAB I PENDAHULUAN. mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis dikenalkan pada anak. menyikapi fenomena perilaku anak ( Gleen doman, 2005 )

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bidang kesehatan, dimana terdapat lima fenomena utama yang mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah suatu proses pembinaan tumbuh kembang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif

BAB I PENDAHULUAN. diulang lagi, maka masa balita disebut sebagai masa keemasan (golden period),

BAB I PENDAHULUAN. pergerakan tubuh yang mengintegrasikan beberapa komponen, yaitu aktivitas

I. PENDAHULUAN. dalam memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap anak akan melewati tahap tumbuh kembang secara fleksibel dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas, deteksi, intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang (Depkes

PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. mandiri ilmu yang dipelajarinya. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dari 400 gr di waktu lahir menjadi 3 kali lipatnya seteleh akhir tahun ketiga

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. berperan bagi perkembangan anak. Menurut Gagner dalam Multiple

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

perkembangan anak. Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang menyebutkan bahwa:

Al-Hikmah Jurnal Kependidikan dan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. l.1 Latar Belakang. Golden age atau masa keemasan anak adalah masa paling penting pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa anak merupakan masa keemasan atau sering disebut masa

BAB I PENDAHULUAN. dan berkembang sejak masa konsepsi didalam rahim ibu sampai dengan

BAB I PENDAHULUAN. pengoptimalan tumbuh kembang bayi, motor control, motor learning, dan

BAB V PEMBAHASAN. Pengolahan data berdasarkan kumpulan data yang diperoleh diupayakan dapat

BAB I PENDAHULUAN. dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, menurut Undang-Undang Nomor 20

Tulisan yang mempunyai pengait kata Alat Permainan edukatif APE kreatif ala TBIF

BAB I PENDAHULUAN. Dunia anak adalah dunia bermain, di mana masa ini secara naluriah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan dasar yang diberikan kepada

BAB I PENDAHULUAN. lanjut yang dilalui dalam proses kehidupan pada setiap manusia yang. kebanyakan orang awam yang umum bahwa secara fisik dan fungsi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini disebut juga sebagai usia emas atau golden age. Pada masamasa

BAB I PENDAHULUAN. adalah segala perubahan yang terjadi pada anak yang meliputi seluruh perubahan, baik

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam proses pembelajarannya menekankan pada prinsip bermain

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang kehidupan. Ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini menjadi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang. merokok dan minum-minuman keras. Mereka lebih memilih sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan dampak dengan terjadinya peningkatan jumlah anak yang. mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan pada anak.

Modul 3 PPG-Konten Kurikulum 1

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan perkembangannya (Hariweni, 2003). Anak usia di bawah lima tahun (Balita) merupakan masa terbentuknya

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan anak (Needlman, 2000). Perkembangan adalah bertambahnya

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi sumber daya yang berkualitas tidak hanya dilihat secara fisik namun

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS

BAB I PENDAHULUAN. yang pertama ingin dicapai baik dari pasien sendiri maupun dari keluarganya.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional di bidang kesehatan adalah upaya yang. dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. halus). Oleh karena itu untuk menciptakan generasi yang berkualitas, dini disebut juga dengan The Golden Age ( Usia Emas ).

BAB I PENDAHULUAN. dan melakukan berbagai kegiatan fisik lainnya. Bermain dapat membebaskan

BAB I PENDAHULUAN. tubuh baik pada kondisi diam maupun bergerak (Depkes,1996). Klasifikasi

BAB I PENDAHULUAN. untuk stimulasi potensi-potensi anak, sehingga secara nature dan nurture anak

BAB I PENDAHULUAN. atau dewasa. Tingkat tercapainya potensi biologik seseorang merupakan hasil

Tumbuh kembang anak. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mana jika kesehatan terganggu maka akan dapat mempengaruhi. kemampuan seseorang dalam melakukan aktifitas sehari-hari.

PENDAHULUAN BAB I. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menetap selama hidup, tetapi perubahan gejala bisa terjadi sebagai akibat. dalam kelompok CP (Hinchcliffe, 2007).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tumbuh kembang anak yang optimal merupakan dambaan setiap orang tua dan orang tua harus lebih memperhatikan

BAB I PENDAHULUAN. kandungan hingga usia 8 tahun. Pendidikan bagi anak usia dini dilakukan melalui

BAB I PENDAHULUAN. Pembentukan kualitas SDM yang optimal, baik sehat secara fisik maupun

BAB I PENDAHULUAN. bergerak menuju ke sesuatu yang lebih baik (Ghianovan, 2014). Sama halnya

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Keperawatan

BAB I PENDAHULUAN. dari dalam kandungan maupun sejak dilahirkan ke bumi. Kemampuan yang

BAB I PENDAHULUAN. bertambahnya jaringan intraseluler. Sedangkan yang dimaksud dengan

BAB I PENDAHULUAN. anak diri anak yang bersangkutan dan lingkungan sekitaranya. Perkembangan anak

MEMBENTUK BUAH HATI MENJADI PRIBADI TANGGUH DAN PERCAYA DIRI

TAHAP PERKEMBANGAN MOTORIK BAYI. Oleh : B. Suhartini, M.Kes Dosen Jurusan Pendidikan Kesehatan Rekreasi FKIK Universits Negeri Yogyakarta

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak Usia Dini masih menjadi pro dan kontra, masing-masing punya alasan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan rangsangan bagi perkembangan jasmani, rohani (moral dan spiritual), motorik, akal

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan motorik merupakan proses belajar bagaimana tubuh menggunakan otot-ototnya untuk bergerak. Perubahan pada perilaku motorik dirasakan sepanjang daur kehidupan manusia. Proses ini dimulai sejak bayi baru lahir yang tidak dapat berbuat apa-apa sampai menjadi dewasa yang sempurna yang berlangsung secara berkesinambungan dari satu tahap ke tahap berikutnya. Perkembangan motorik anak merupakan bertambahnya kemampuan dan keterampilan gerakan anak, dari gerakan yang sederhana menjadi gerakan yang lebih kompleks, dari bayi yang hanya bisa terlentang, menjadi berguling, duduk, merangkak, berdiri, dan akhirnya berjalan. Perkembangan motorik adalah perkembangan dari unsur kemantangan dan pengendalian gerak tubuh, perkembangan ini erat kaitannya dengan perkembangan pusat motorik diotak. Saat awal perkembangan motorik hal yang paling menentukan adalah pematangan sistem saraf. Menurut teori Neural-maturationis, teori Perseptual Cognitive, dan teori Sistem Dinamis (Thelen and Colleagues) tahun 2013 perkembangan motorik dan perilaku motorik timbul pada pendewasaan saraf pada Cerebral Cortex. Dimana pada level ini anak-anak sudah bisa melakukan gerakan yang terkendali atau sesuai yang dia mau. 1

2 Pemrosesan informasi sebagai dasar pergerakan menunjukkan pentingnya pemrosesan indera dan dampak yang dimiliki kemampuan intelektual terhadap pencapaian dan kinerja kemampuan motorik. Dengan kata lain kemampuan perkembangan motorik itu bukan hanya melibatkan otot-otot, melainkan melibatkan juga fungsi-fungsi atau modalitas otak lainnya, seperti emosi, auditori visual, kognitif, keterampilan, dan kemampuan mengingat gerak yang sesuai dengan tahapan tumbuh kembang otak. Pertumbuhan dan perkembangan mengalami peningkatan yang pesat pada usia dini, yaitu dari 0 sampai 5 tahun. Masa ini sering juga disebut sebagai fase Golden Age. Golden age merupakan masa yang sangat penting untuk memperhatikan tumbuh kembang anak secara cermat agar sedini mungkin dapat terdeteksi apabila terjadi kelainan. Oleh sebab itu masa tersebut perlu perhatian lebih termasuk proses perkembangan fisik maupun psikologis. Karena manusia sebelum mencapai fase pola pikir yang benar dia akan memasuki tahap awal yang kita sebut fase mencari ( phase rooting). Lalu masuk ke fase reptil, disitu manusia belajar melawan dan menunjukkan suatu kehidupan, bahwa dalam hidup tidak hanya mencari yang ada di dekat tubuhnya saja tetapi bisa menghampiri apa saja yang dia anggap menarik. Lalu masuk ke fase oral untuk mencicipi semua yang di jumpainya, semua akan dijilat dan dirasakan. Setelah itu baru kita matang untuk masuk ke fase mamalia yaitu merangkak untuk menguji gravitasi bumi dan melawannya

3 agar kita bisa pindah ke fase vertikalisasi dan baru kemudian manusia dapat mencapai pola pikir yang matang. Masa tumbuh kembang anak adalah masa yang beresiko dan kritis. Misalnya, seorang anak tidak akan bisa berjalan sebelum dia berdiri. Karena itu perkembangan motorik awal ini merupakan masa kritis dan beresiko karena menentukan perkembangan motorik selanjutnya. Untuk sampai pada kegiatan atau gerakan yang baru, bayi memerlukan koordinasi dan stabilitas dari gerakan yang telah dikuasainya. Contohnya, jika bayi sudah mampu menguasai posisi merangkak maka ia akan menggoyang-goyangkan tubuhnya ke depan dan ke belakang. Hal ini dilakukan berulang-ulang, lalu pantatnya dijatuhkan ke belakang dalam posisi duduk. Gerakan tersebut merupakan permulaan bayi untuk belajar duduk dan membutuhkan keseimbangan dan koordinasi tubuh. Dengan keseimbangan dan koordinasi yang baik, anak akan mempunyai rasa percaya diri untuk mencoba atau menemukan pengalaman baru dari lingkungannya. Contohnya, berpindah-pindah posisi dengan pola yang normal dan dalam berinteraksi dengan orangtuanya. Perjalanan perkembangan anak bervariasi sesuai dengan stimulus yang diperoleh pada masa tumbuh kembang. Dan kualitas seorang anak dapat dinilai dari proses tumbuh kembang. Proses tumbuh kembang merupakan hasil interaksi faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor genetik/keturunan adalah faktor yang berhubungan dengan gen yang berasal dari ayah dan ibu, sedangkan faktor lingkungan meliputi lingkungan biologis, fisik, psikologis, dan sosial.

4 Sejumlah penelitian mengaitkan antara berjalan dini atau tidak merangkak di usia bayi dengan kesulitan akademis di kemudian hari. Hasil penelitian menunjukkan, anak-anak yang tidak merangkak atau hanya merangkak sebentar (cepat berjalan), mencapai nilai lebih rendah dalam uji kemampuan anak prasekolah. Tidak merangkak saat bayi juga dikaitkan dengan gangguan keseimbangan, gangguan konsentrasi, yang bermuara pada kesulitan belajar dan kecerdasan yang tidak optimal. Sejumlah ahli perkembangan anak menganggap merangkak adalah fase penting dalam tahapan perkembangan bayi, karena berkaitan dengan perkembangan otak. Maka, kebiasaan ini tidak boleh dilewatkan dan harus dilakukan dengan cara semestinya, bukan dengan cara mengesot, berguling atau terus merayap menggunakan perut. Merangkak merupakan aktivitas menonjol yang banyak mendapat sorotan dari orang tua, pada umur 8 bulan anak mulai bisa merangkak dan atau mengesot sepanjang lantai. Kepandaian merangkak membuat anak senang bergerak kesana-kemari. Selain itu otot punggung dan bahu anak sudah semakin terkontrol, oleh karena itu anak sudah bisa duduk sendiri tanpa bantuan orang lain Keterampilan merangkak diawali dengan ketrampilan merayap. Bila merayap adalah gerakan homo lateral alias satu arah (tangan kiri maju dan kaki kiri maju, lalu tangan kanan maju dan kaki kanan maju), maka merangkak adalah gerakan kontra lateral atau menyilang (t angan kiri maju dan kaki kanan maju, lalu tangan kanan maju dan kaki kiri maju).

5 Stimulasi gerak silang (Cross Crawl) bisa dilakukan pada semua usia, tetapi sebaiknya dimulai di usia bayi. Alasannya, di usia bayi otak tengah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Jika stimulasi gerak silang diberikan mulai di usia ini, maka keseimbangan otak kanan dan kirinya lebih mudah diasah. Begitu pula koordinasi motoriknya. Fase koordinasi ini terbentuk agar si kecil dapat melakukan gerak silang yang lebih kompleks seperti merangkak di usia 8-9 bulan. Fase koordinasi awalnya dilakukan lewat perangsangan indera perabaan, pendengaran, dan penglihatan. Semua bentuk rangsang tersebut membentuk dasar-dasar kemampuan sensori. Ketika bayi sudah bisa mengkoordinasikan semua hal tadi, barulah muncul kemampuan gerak. Gerak inilah yang akan merangsang kemampuan motorik untuk melakukan persepsi. Dengan cara ini bayi bisa mengartikan apa yang dia lihat, dia dengar, dia raba dan dia gerakkan, sebelum akhirnya masuk pada kemampuan konseptual dimana sel-sel saraf di otak sudah bisa berfungsi optimal. Gerak silang di usia bayi selain bermanfaat dalam mengaktifkan hubungan otak kanan dan kiri, juga membantu koordinasi indera pendengaran, penglihatan, perabaan dan koordinasi motorik gerak bayi. Semakin berkembang otaknya, maka semakin optimal pula kemajuannya. Inilah yang kelak menjadi cikal bakal pembentukan kemampuan memori, konsentrasi, membaca, menulis, menghitung, berbahasa dan kemampuan lainnya di tahapan usia selanjutnya.

6 Merangkak di usia bayi juga merupakan gerak silang yang dapat menstimulasi koordinasi gerak anggota tubuhnya. Kemampuan koordinasi ini tentu akan memengaruhi kemampuan koordinasi lainnya. Sebagai salah satu profesi kesehatan, fisioterapi mempunyai peranan penting dalam penanganan peningkatan kualitas hidup manusia. Sesuai dengan PERMENKES nomor 80 tahun 2013 bab 1 ketentuan umum, pasal 1 ayat 2 dan ayat 3 dicantumkan bahwa: Fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu dan atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang daur kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektroterapeutis dan mekanis), pelatihan fungsi, komunikasi. Fisioterapi secara khusus memandang tubuh dan kebutuhan potensi gerak sebagai penentuan diagnosis dan strategi intervensi dan konsisten dengan bentuk apapun dan dimanapun praktek fisioterapi dilakukan. Fisioterapi dapat menganalisa kemungkinan penyebab gangguan lokomosi anak dari riwayat tumbuh kembangnya. Peneliti sebagai fisioterapi mendapatkan beberapa peristiwa yang terjadi di klinik tumbuh kembang anak tempat ia bekerja. Bahwa tidak sedikit anak yang sudah bisa berjalan bahkan sampai usia sekolah dasar yang rentan terjatuh. Baik dalam berjalan, berlari, atau kegiatan lainnya di sekolah atau lingkungan tempat anak beraktifitas. Anak-anak yang memiliki masalah dalam menjaga keseimbangan tersebut juga memiliki masalah akademik di sekolahnya. Dari beberapa hal

7 yang dilaporkan bahwa anak tersebut sering sekali tidak memperhatikan saat gurunya mengajar, bahkan tidak sedikit yang juga mengganggu teman-teman lainnya yang sedang belajar. Atau anak-anak yang datang dengan keluhan bermasalah dalam fokus dan konsentrasi belajar, setelah dilakukan tes keseimbangan pada beberapa anak tersebut mereka memiliki nilai yang rendah pada tes tersebut. Peneliti juga menanyakan riwayat kehamilan, tumbuh kembang, riwayat sakit, dan melakukan beberapa pemeriksaan. Tiap anak mempunyai riwayat yang berbeda-beda walaupun mereka mempunyai masalah yang sama. Tapi ada hal yang hampir sama pada tiap anak, bahwa mereka tidak melewati atau ada fase perkembangan motorik kasar yang belum matang. Beberapa anak tersebut tidak melewati fase merangkak atau berjalan lebih dini dari usia seharusnya yang menandakan ada fase perkembangan motorik yang di lewati nya hanya sebentar. Fenomena ini semakin menguatkan ketertarikan peneliti untuk mengetahui apa masalah utama dari banyaknya anak yang memiliki masalah keseimbangan yang akhirnya berujung pada masalah akademik. Dan apakah keseimbangan selalu ada korelasi dengan matangnya perkembangan motorik kasar. Dari uraian tersebut fase merangkak pada perkembangan seorang anak menjadi sangat penting untuk dilalui. Fase merangkak juga akan mempengaruhi kemampuan pergerakan anak yang jika dibiarkan akan mempengaruhi kemampuan kognitif di bidang akademis. Hal ini dapat mengganggu sosialisasi anak terhadap lingkungan sehingga sasaran fenomena tersebut akan berdampak pada psikologisnya.

8 Pergerakan (lokomosi) anak menjadi sangat penting dalam keseimbangan anak. Kemampuan motorik diperlukan dalam mempelajari gerak agar hasil yang dicapai cukup efisien. Kemampuan motorik adalah karakteristik fungsional dari semua kekuatan organ. Oleh karena itu, tingkat kemampuan fisik harus dikembangkan hingga mampu mengatasi kebutuhan yang efisien. B. Identfikasi Masalah Merangkak adalah salah satu fase perkembangan motorik yang menjadi perhatian khusus. Karena tak sedikit anak yang berjalan dengan melewatkan fase ini. Apabila anak melewatkan fase ini berarti anak tersebut tidak memiliki sistem saraf yang matang. Pada gerakan merangkak terjadi gerakan kontra lateral atau menyilang yang membantu stimulasi perkembangan koordinasi. Gerakan menyilang mengasah keseimbangan otak kanan dan kirinya. Begitu pula koordinasi motoriknya. Fase koordinasi ini terbentuk agar si kecil dapat melakukan gerak silang yang lebih kompleks seperti merangkak di usia 8-9 bulan. Aspek penting yang mempengaruhi tumbuh kembang adalah taktil, vestibular (keseimbangan), dan propioseptif. Bila ada salah satu fase tumbuh kembang yang tidak matang atau terlewati maka 3 aspek tersebut juga tidak optimal. Misalnya keseimbangan pada anak usia 5 tahun dibutuhkan untuk gerak lokomosi melompat dan berlari. Pada gerakan melompat juga melibatkan propioseptif. Sedangkan koordinasi pada anak usia 5 tahun dibutuhkan untuk menangkap bola. Dan pada gerakan menangkap bola

9 melibatkan taktil. Aspek-aspek tersebut merupakan kebutuhan bagi anak yang bila tak tercukupi anak akan selalu gelisah. Akibatnya anak akan mengalami kesulitan akademis karena mengalami kesulitan belajar dan kecerdasan yang tidak optimal. Semua menjadi satu kesatuan dalam proses tumbuh dan kembang. Masa belajar anak untuk dapat melewati setiap tahapan perkembangan adalah penting sebagai persiapan dasar untuk melewati tahapan perkembangan yang lebih rumit. Keseimbangan sebagai koordinasi tubuh yang mampu mengoptimalkan kerja tubuh secara sinergis. Dalam pengkajiannya, bila keseimbangan terganggu maka anak akan mengalami beberapa gangguan juga dalam activity daily living (ADL). C. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah ada perbedaan tingkat keseimbangan gerak pada anak usia 5 tahun dengan dan tanpa fase merangkak di KB-TK Mutiara Bangsa? D. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan tingkat keseimbangan gerak pada anak usia 5 tahun dengan dan tanpa fase merangkak di KB-TK Mutiara Bangsa.

10 E. Manfaat Penelitian 1. Bagi institusi pendidikan Sebagai referensi tambahan untuk mengetahui adakah perbedaan tingkat keseimbangan gerak pada usia 5 tahun dengan dan tanpa fase merangkak. 2. Bagi Orang Tua Dapat memahami arti dari setiap tahap perkembangan. Dapat mengetahui manfaat dalam fase-fase perkembangan motorik khususnya manfaat fase merangkak, dan dapat memberikan penanganan yang tepat terhadap lokomosi anak di sekolah maupun di rumah. 3. Bagi Prodi Fisioterapi Dapat mengetahui hubungan antara merangkak dengan keseimbangan pada anak usia 5 tahun serta memperluas wawasan dan pandangan prodi fisioterapi terhadap proses tumbuh kembang anak dalam perkembangan motorik. 4. Bagi Peneliti Membuktikan apakah ada perbedaan tingkat keseimbangan gerak antara anak yang melalui fase merangkak dan yang tidak melalui fase merangkak.