PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI ACEH MARET 2014

dokumen-dokumen yang mirip
PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI ACEH MARET 2015

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI ACEH SEPTEMBER 2014

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI ACEH SEPTEMBER 2016

TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI BENGKULU SEPTEMBER 2014

PROFIL KEMISKINAN DAN TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK PROVINSI ACEH MARET 2017

BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI ACEH MARET 2016

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU, MARET 2016

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SEPTEMBER 2014

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU, SEPTEMBER 2016

PROFIL KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA BARAT SEPTEMBER 2015

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU, MARET 2017

BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU

TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI BENGKULU MARET 2015 SEBESAR 17,88 PERSEN.

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SEPTEMBER 2013

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI ACEH SEPTEMBER 2015

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MARET 2013

PROFIL KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA BARAT MARET 2016

PROFIL KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA BARAT MARET 2015

PROFIL KEMISKINAN DI BALI MARET 2014

PROFIL KEMISKINAN SULAWESI SELATAN, MARET 2017

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI BANTEN SEPTEMBER 2015

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2014

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MARET 2014

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MARET 2017

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MARET 2016

PROFIL KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA BARAT SEPTEMBER 2016

PROFIL KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA BARAT MARET 2017

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2012

BADAN PUSAT STATISTIK

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAMBI MARET 2017

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI BANTEN MARET 2014

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH MARET 2015

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH MARET 2014

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SEPTEMBER 2016

PROFIL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2015

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2010

KEMISKINAN PROVINSI BENGKULU SEPTEMBER 2016

PROFIL KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA BARAT SEPTEMBER 2012

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAMBI SEPTEMBER 2016

BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BPS PROVINSI LAMPUNG ANGKA KEMISKINAN LAMPUNG SEPTEMBER PERKEMBANGAN PENDUDUK MISKIN DI LAMPUNG. No. 08/07/18/TH.

PROFIL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2016

PROFIL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH MARET 2017

Profil Kemiskinan Daerah Istimewa Yogyakarta Maret 2017

BPS PROVINSI LAMPUNG ANGKA KEMISKINAN LAMPUNG MARET PERKEMBANGAN PENDUDUK MISKIN DI LAMPUNG. No. 08/07/18/TH.

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI BANTEN SEPTEMBER 2013

PROFIL KEMISKINAN DI BALI MARET 2016

PROFIL KEMISKINAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SEPTEMBER 2015

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAMBI SEPTEMBER 2015

PROFIL KEMISKINAN DI BALI SEPTEMBER 2013

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI SULAWESI BARAT SEPTEMBER 2013

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA TAHUN 2010

PROFIL KEMISKINAN DI BALI SEPTEMBER 2014

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI NTT SEPTEMBER 2011 RINGKASAN

PROFIL KEMISKINAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BADAN PUSAT STATISTIK

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SEPTEMBER 2011

PROFIL KEMISKINAN DI BALI MARET 2015

PROFIL KEMISKINAN DI BALI SEPTEMBER 2016

BPS PROVINSI LAMPUNG

PROFIL KEMISKINAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PROFIL KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA TIMUR SEPTEMBER 2015

PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGGARA SEPTEMBER 2016 RINGKASAN

TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI BENGKULU MARET 2017

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI SULAWESI BARAT SEPTEMBER 2015

KEMISKINAN PROVINSI BENGKULU MARET 2016

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2013

BADAN PUSAT STATISTIK

PROFIL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH MARET 2008

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI BANTEN MARET 2015

PROFIL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH MARET 2009

TINGKAT KEMISKINAN BALI, SEPTEMBER 2015

PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGGARA MARET 2017 RINGKASAN

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAMBI MARET 2015

ANGKA KEMISKINAN PROVINSI BANTEN MARET 2017

TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI BENGKULU SEPTEMBER 2015

PROFIL KEMISKINAN SUMATERA UTARA SEPTEMBER 2014

TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 2007

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA MARET 2012

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA MARET 2010

KEMISKINAN SUMATERA UTARA SEPTEMBER 2016

PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGGARA MARET 2016 RINGKASAN

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH MARET 2016

BPSPROVINSI JAWATIMUR

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA MARET 2014

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI PAPUA BARAT SEPTEMBER 2012 JUMLAH PENDUDUK MISKIN SEPTEMBER 2012 SEBANYAK 223,24 RIBU ORANG.

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

KONDISI KEMISKINAN PROVINSI GORONTALO SEPTEMBER 2016

KEMISKINAN SUMATERA UTARA SEPTEMBER 2015

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA MARET 2013

KONDISI KEMISKINAN PROVINSI GORONTALO SEPTEMBER 2014

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA SEPTEMBER 2012

KEMISKINAN SUMATERA UTARA MARET 2017

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI SULAWESI BARAT MARET 2016

Transkripsi:

B P S P R O V I N S I A C E H No. 31/07/Th.XVII, 1 Juli 2014 PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI ACEH MARET 2014 JUMLAH PENDUDUK MISKIN MARET 2014 MENCAPAI 881 RIBU ORANG RINGKASAN Persentase penduduk miskin (penduduk yang berada dibawah Garis Kemiskinan) di Aceh pada bulan Maret 2014 sebesar 18,05 persen, meningkat 0,45 persen dibandingkan dengan Maret 2013 yaitu sebesar 17,60 persen. Selama periode Maret 2013-Maret 2014, persentase penduduk miskin di daerah perkotaan meningkat 0,17 persen (dari 11,59 persen menjadi 11,76 persen), sementara di daerah perdesaan mengalami peningkatan 0,56 persen (dari 19,96 persen menjadi 20,52 persen). Peranan komoditi makanan terhadap Garis Kemiskinan lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan). Sumbangan Garis Kemiskinan terhadap Garis Kemiskinan pada Maret 2014 sebesar 76,80 persen sedangkan pada Maret 2013 sebesar 76,16 persen. Komoditi makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai Garis Kemiskinan di daerah perkotaan maupun perdesaan adalah beras, rokok kretek filter, dan ikan tongkol/tuna/cakalang. Untuk komoditi bukan makanan yang berpengaruh terhadap nilai Garis Kemiskinan adalah perumahan. Pada periode Maret 2013-Maret 2014, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) mengalami penurunan. Hal ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin semakin mendekati garis kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin semakin menyempit. Berita Resmi Statistik Provinsi Aceh No.31/07/Th.XVII, 1 Juli 2014 1

1. Perkembangan Tingkat Kemiskinan di Provinsi Aceh, Maret 2013-Maret 2014 Persentase penduduk miskin Provinsi Aceh pada bulan Maret 2014 sebesar 18,05 persen. Jika dibandingkan dengan persentase penduduk miskin pada Maret 2013 yaitu 17,60 persen, berarti persentase penduduk miskin meningkat 0,45 persen. Peningkatan ini terjadi di daerah perkotaan sebesar 0,17 persen dan di daerah perdesaan sebesar 0,56 persen. Perbandingan kondisi Maret 2013 dengan Maret 2014 sebagai berikut: a. Pertumbuhan ekonomi Aceh dengan migas pada triwulan I-2014 secara triwulanan terjadi kontraksi sebesar -0,20 persen dan tanpa migas sebesar -0,37 persen. Secara tahunan, pertumbuhan ekonomi di triwulan I-2014 dengan migas mencapai 3,26 persen dan tanpa migas sebesar 4,39 persen. b. Inflasi year-on-year (Maret 2013 terhadap Maret 2014) yaitu sebesar 5,73 persen. Tabel 1. Garis Kemiskinan, Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Provinsi Aceh Menurut Daerah, Maret 2013 Maret 2014 Daerah/Tahun Garis Kemiskinan (Rp./Kapita/Bulan) Bukan Total Jumlah Penduduk Miskin (ribu jiwa) Persentase Penduduk Miskin Perkotaan Maret 2013 257.542 101.675 359.217 156,69 11,59 September 2013 267.490 106.771 374.261 157,01 11,55 Maret 2014 273.525 109.662 383.186 161,94 11,76 Perdesaan Maret 2013 249.594 69.822 319.416 685,73 19,96 September 2013 265.538 72.424 337.962 699,88 20,14 Maret 2014 277.119 73.085 350.204 719,31 20,52 Kota+Desa Maret 2013 251.838 78.815 330.654 842,42 17,60 September 2013 266.087 82.085 348.172 856,89 17,72 Maret 2014 276.105 83.398 359.504 881,26 18,05 Sumber: Diolah dari data Susenas 2013 dan 2014 2 Berita Resmi Statistik Provinsi Aceh No.31/07/Th.XVII, 1 Juli 2014

2. Perubahan Garis Kemiskinan di Provinsi Aceh, Maret 2013 Maret 2014 Besar kecilnya jumlah penduduk miskin sangat dipengaruhi oleh Garis Kemiskinan, karena penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan. Selama periode Maret 2013-Maret 2014, Garis Kemiskinan naik sebesar 8,73 persen, yaitu dari Rp.330.654,- per kapita per bulan pada Maret 2013 menjadi Rp.359.504,- per kapita per bulan pada Maret 2014. Untuk daerah perkotaan Garis Kemiskinan naik sebesar 6,67 persen dari Rp.359.217,- per kapita per bulan pada Maret 2013 menjadi Rp.383.186,- per kapita per bulan pada Maret 2014. Sedangkan untuk daerah perdesaan naik sebesar 9,64 persen yaitu dari Rp.319.416,- per kapita per bulan pada Maret 2013 menjadi Rp.350.204,- per kapita per bulan pada Maret 2014. Dengan memperhatikan komponen Garis Kemiskinan (GK), yang terdiri dari Garis Kemiskinan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan (GKBM), peranan komoditi makanan lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan). Pada Maret 2013 sumbangan GKM terhadap GK sebesar 76,16 persen dan pada Maret 2014 sebesar 76,80 persen. Komoditi yang paling penting bagi penduduk miskin adalah beras. Pada Maret 2014, sumbangan pengeluaran beras terhadap Garis Kemiskinan sebesar 34,96 persen di perkotaan dan 38,63 persen di perdesaan. Sementara itu untuk komoditi bukan makanan, biaya perumahan mempunyai peranan yang cukup besar terhadap Garis Kemiskinan Bukan dengan total 30,98 persen di perkotaan dan 28,48 persen di perdesaan. Tabel 2. Peranan Komoditi Terhadap Garis Kemiskinan di Provinsi Aceh, Maret 2014 Komoditi Perkotaan (%) Perdesaan (%) a. Beras b. Rokok kretek filter c. Tongkol/tuna/cakalang d. Gula pasir e. Telur ayam ras 34,96 13,51 8,33 4,74 4,06 38,63 13,92 7,41 4,72 2,97 Bukan a. Perumahan b. Bensin c. Listrik d. Pendidikan 30,98 13,28 12,45 9,16 28,48 15,49 9,59 6,04 Sumber: Diolah dari data Susenas Maret 2014 Berita Resmi Statistik Provinsi Aceh No.31/07/Th.XVII, 1 Juli 2014 3

3. Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan Persoalan kemiskinan bukan hanya sekedar berapa jumlah dan persentase penduduk miskin. Dimensi lain yang perlu diperhatikan yaitu tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan. Selain harus mampu memperkecil jumlah penduduk miskin, kebijakan penanggulangan kemiskinan juga sekaligus dapat mengurangi tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan. Pada periode Maret 2013-Maret 2014, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) mengalami penurunan sebesar 0,22 dan 0,13 poin. Indeks Kedalaman Kemiskinan turun dari 3,127 pada Maret 2013 menjadi 2,909 pada Maret 2014, sedangkan Indeks Keparahan Kemiskinan pada periode yang sama turun dari 0,849 menjadi 0,718. Besaran nilai kedua indeks ini mengindikasikan bahwa ratarata pengeluaran penduduk miskin semakin mendekati garis kemiskinan, serta ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin juga semakin mengecil. Tabel 3. Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) di Provinsi Aceh Menurut Daerah, Maret 2013 Maret 2014 Periode Perkotaan Perdesaan Kota+Desa Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) Maret 2013 2,342 3,437 3,127 September 2013 1,965 3,685 3,201 Maret 2014 1,821 3,337 2,909 Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Maret 2013 0,720 0,900 0,849 September 2013 0,513 0,953 0,829 Maret 2014 0,428 0,831 0,718 Sumber: Diolah dari data Susenas 2013 dan 2014 4 Berita Resmi Statistik Provinsi Aceh No.31/07/Th.XVII, 1 Juli 2014

4. Penjelasan Teknis dan Sumber Data a. Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Dengan pendekatan ini dapat dihitung Head Count Index, yaitu persentase penduduk miskin terhadap total penduduk. b. Metode yang digunakan adalah menghitung Garis Kemiskinan (GK), yang terdiri dari dua komponen yaitu Garis Kemiskinan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan (GKBM). Penghitungan Garis Kemiskinan dilakukan secara terpisah untuk daerah perkotaan dan perdesaan. Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan dibawah Garis Kemiskinan. c. Garis Kemiskinan (GKM) merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2100 kkalori per kapita perhari. Paket komoditi kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis komoditi (padi-padian, umbi-umbian, ikan, daging, telur dan susu, sayuran, kacang-kacangan, buah-buahan, minyak dan lemak, dll). d. Garis Kemiskinan Bukan (GKBM) adalah kebutuhan minimum untuk perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan. Paket komoditi kebutuhan dasar non-makanan diwakili oleh 51 jenis komoditi di perkotaan dan 47 jenis komoditi di perdesaan. e. Sumber data utama yang dipakai untuk menghitung tingkat kemiskinan tahun 2014 adalah data SUSENAS (Survei Sosial Ekonomi Nasional) bulan Maret 2014. Sebagai informasi tambahan, juga digunakan hasil survei SPKKD (Survei Paket Komoditi Kebutuhan Dasar), yang dipakai untuk memperkirakan proporsi dari pengeluaran masing-masing komoditi pokok bukan makanan. Berita Resmi Statistik Provinsi Aceh No.31/07/Th.XVII, 1 Juli 2014 5