Peningkatan Kemampuan Kreativitas Melalui Model Pembelajaran Kontekstual Pada Anak

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGURUTKAN POLA MELALUI METODE PEMBELAJARAN PAPAN FLANEL PADA ANAK

Pembelajaran Sistem Area Dalam Meningkatkan Minat Belajar Anak Di TK Purwo Kencono Desa Purworejo

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK A TK ALKHAIRAAT SUMARI

Meningkatkan Kreatifitas Anak Usia Dini Melalui Kegiatan Bermain Balok Di RA Suryawiyyah

NASKAH PUBLIKASI MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN KOLASE PADA KELOMPOK B TK DAWUNGAN I MASARAN SRAGEN

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

NASKAH PUBLIKASI MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN BALOK PADA ANAK KELOMPOK A TK PERTIWI SUMBER TRUCUK KLATEN

PENINGKATAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK MELALUI BERMAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK SYUKRILLAH AGAM. Azwinar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN DAN RENCANA PENELITIAN TINDAKAN KELAS. peneliti adalah penelitian tindakan kelas, hal itu didasarkan karena masalahmasalah

Peningkatan Pemahaman Konsep Bilangan Dengan Metode Bermain Lempar Gelang

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Matematika

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ARTIKEL PENELITIAN. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG PAUD

PEGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS III SD NEGERI TANJUNGREJO TAHUN AJARAN 2012/2013

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Proses PTK merupakan proses siklus yang dimulai dari menyusun

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL KONSEP BILANGAN DENGAN PERMAINAN CETAK ANGKA PLAY DOUGH PADA ANAK

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG-PAUD

NASKAH PUBLIKASI PENGEMBANGAN TANGGUNG JAWAB MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS PADA ANAK KELOMPOK B TK PERTIWI WANGLU TRUCUK KLATEN TAHUN 2012/2013

Upaya Meningkatkan Belajar Sains Anak Melalui Metode Eksperimen

JURNAL PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini.

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA GAMBAR PADA ANAK. Abstrak

Jurnal Pesona PAUD, Vol. I. No.1.Wani

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG-PAUD. Oleh :

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BAHASA MELALUI KEGIATAN BERMAIN DENGAN MEDIA CELEMEK AJAIB PADA ANAK KELOMPOK B TK AISYIYAH DUNGBANG TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA POKOK BAHASAN LISTRIK DINAMIS MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

Oleh: Ning Endah Sri Rejeki 2. Abstrak

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 PAUD

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL LAMBANG BILANGAN MELALUI MEDIA PERMAINAN MEMANCING IKAN PADA ANAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKUKAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN MELALUI METODE MAKE A MATCH

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajad Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN KOLASE DARI BAHAN BEKAS DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH SIMPANG IV AGAM.

SKRIPSI. DiajukanUntukMemenuhi Sebagian Syarat Guna MemperolehGelarSarjanaPendidikan (S.Pd) PadaProgram Studi PG-PAUD

Upaya Meningkatkan Motorik Kasar Melalui Kegiatan Bermain Bola

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Hamdani (2011: 326) Penelitian Tindakan Kelas pada

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA MUATAN DALAM PENINGKATAN

IMPLEMENTASI METODE BERMAIN BERBANTUAN BAHAN ALAM UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL BILANGAN PADA KELOMPOK A TK WIDYA PUSPITA CANGGU

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI KONSEP WARNA MELALUI METODE PROYEK. Sri Endah Cahyaningsih

IMPROVING NUMERACY ACTIVITY THROUGH THE NUMBERS ON PLAYING CARDS CHILDREN GROUP A RA DARUL ULUM REJOTANGAN DISTRICT DISTRICT REJOTANGAN TULUNGAGUNG

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG PAUD

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikenal dengan Classroom Action Research. Menurut Arikunto (2007: 58)

Penerapan Metode Resitasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VI SDN 2 Panau Pada Mata Pelajaran PKn

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN PLASTISIN PADA ANAK PLAYGROUP DI PAUD NUR ROHMAH PLUPUH SRAGEN TAHUN AJARAN 2013/2014

Disusun Oleh : Yanti Jasni, S.Pd Guru SDN 34 Gantung Ciri ABSTRAK

DEVELOP THROUGH METHOD NUMERACY PLAY MEDIA USING NATURAL MATERIALS IN CHILDREN GROUP A TK PLUS MIFTAHUL ULUM BENDOSARI KRAS KEDIRI ACADEMIC YEAR

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan masa depannya. Demikian halnya dengan Indonesia menaruh harapan

ETIK KURNIAWATI NIM : A53H111070

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Oleh: Dian Kartika Sari program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa

PENINGKATAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI BERMAIN PERAN PADA ANAK KELOMPOK A DI TK WONOREJO KECAMATAN KALIJAMBE KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK)

Upaya Meningkatan Kemampuan Kognitif Melalui Permainan Sains Benda Magnit

Andrefi Purjiningrum 1, Siti Wahyuningsih 2, Rukayah 2

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. yang valid, dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA 1 10 DENGAN MENGGUNAKAN KARTU ANGKA. Endah Retnowati

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PG-PAUD OLEH :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MENINGKATKAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK B TK ALKHAIRAAT MAKU KEC. DOLO

BAB III METODE PENELITIAN. terkendali untuk menemukan dan memecahkan masalah pembelajaran di kelas.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG-PAUD

PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN JAM PINTAR DI TAMAN KANAK - KANAK PEMBINA KEC. BARANGIN SAWAHLUNTO

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Untuk memenuhi sebagai persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Diajukan Oleh: YULI ISTANTI NIM : A53H111088

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG PAUD OLEH :

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATERI PEDAGOGIK GURU KELAS PAUD/TK BAB I PENDAHULUAN

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana S-1 Pendidikan Matematika

UPAYA MENINGKATKAN KECERDASAN INTERPERSONAL DENGAN KEGIATAN BERMAIN DALAM KELOMPOK PADA ANAK KELOMPOK B TK PERTIWI 02 NGADILUWIH MATESIH TAHUN AJARAN

PENINGKATAN KEBERANIAN DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE KOOPERATIF TIPE STAD (PTK

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Kelompok B Paud Hidayatul

Peningkatan Pengenalan Berhitung Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Metode Jigsaw Pada Anak Kelompok B di TK Aisyiyah 56 Baron Tahun 2011/2012

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah SatuSyarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG PAUD FKIP UNP Kediri.

BAB III METODE PENELITIAN. 2008: 58). Sedangkan menurut Kunandar (2010: 46) PTK dapat juga

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kecamatan Gunungsari Kabupaten Serang-Banten

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PG PAUD) Oleh : SUNARSI A53A100048

BAB III METODE PENELITIAN

MENINGKATKAN INTERAKSI SOSIAL ANAK MELALUI METODE KERJA KELOMPOK DI KELOMPOK A TK ALKHAIRAAT TOAYA

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal Classroom Action Research,

Penerapan Metode Bermain Balok untuk Meningkatkan Kreatifitas Anak di PAUD Negeri Pembina Palu Utara

PERANAN METODE PEMBERIAN TUGAS MEWARNAI GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B TK JAYA KUMARA DESA BALINGGI JATI

NA IM HIDAYATURROHMAH NIM : A53A100031

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU ANGKA DAN GAMBAR DI TK ABA TLOBONG I KELAS B TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas

ZULFA SAFITRI A54F100040

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN. berperan aktif dalam proses belajar mengajar. berikut; 1) Kepercayaan diri siswa saat berbicara, 2) Pengetahuan siswa tentang

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENERAPKAN MEDIA STIK ANGKA PADA KELOMPOK B

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian tindakan ( classroom action research) yang bersifat

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd) Pada program studi PG PAUD.

BAB III METODE PENELITIAN

Model Quantum Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pecahan. Wiji Astutik. SDN Patungrejo Kutorejo Mojokerto

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi PG PAUD FKIP UNP KEDIRI.

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan PG-PAUD FKIP UN PGRI Kediri

PENERAPAN OUTDOOR LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK KELOMPOK B1 TK AISYIYAH NUSUKAN I SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Anak Usia Dini. Disusun Oleh:

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS DENGAN METODE PEMBERIAN TUGAS. Warjiatun

NASKAH PUBLIKASI. Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Transkripsi:

Peningkatan Kemampuan Kreativitas Melalui Model Pembelajaran Kontekstual Pada Anak Siti Rukhani (09262309) Mahasiswa Pendidikan Anak Usia Dini IKIP eteran Semarang ABSTRAK Latar belakang masalah dalam penelitian ini adalah Kemampuan Kreativitas pada Anak Kelompok B TK Assakinah Wirosari Kabupaten Grobogan masih rendah / belum tercapai target sesuai dengan kriteria ketuntasan hasil pembelajaran, yaitu 75 %. Hal ini disebabkan karena pembelajaran yang kurang menarik minat belajar anak didik, sehingga anak kurang kreatif, banyak diam, sibuk dengan kegiatannya sendiri, kurang memperhatikan penjelasan guru. Penelitian menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan 2 siklus. Masing-masing siklus memiliki 4 tahapan yang sama, yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi (reflecting). Subyek penelitian adalah Anak didik Kelompok B TK Assakinah Wirosari Kabupaten Grobogan dengan 20 anak, yang terdiri 14 anak laki-laki dan 6 anak perempuan. Pembelajaran difokuskan pada tema tanaman dan sub tema bagian-bagian dari tanaman. Metode Penelitian Tindakan Kelas ini, pengumpulan datanya adalah dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data yang terkait dengan peningkatan kemampuan kreativitas pada anak melalui model pembelajaran kontekstual dilakukan dengan menggunakan analisis deskripsi prosentase. Penyajian data yaitu kumpulan informasi yang tersusun serta memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penarikan simpulan yaitu data yang diperoleh dari hasil penelitian kemudian diuji kebenarannya. Agar mengetahui perubahan kemampuan kreativitas anak adalah diperoleh melalui perbandingan antara kemampuan kreativitas sebelum menggunakan model pembelajaran kontekstual dan setelah menggunakan model pembelajaran kontekstual. Pencapaian keberhasilan biasanya ditetapkan berdasarkan suatu ukuran standar yang berlaku. Apabila ditetapkan 75% sebagai lambang keberhasilan, maka pencapaian yang belum mencapai 75% masih perlu dilakukan tindakan lagi. Hasil penelitian bahwa model pembelajaran kontekstual dapat memotivasi anak kelompok B TK Assakinah Wirosari Kabupaten Grobogan. Hal ini dapat dilihat bahwa semula pada kondisi awal menunjukkan 20%, kemudian pada siklus I menunjukkan 70%, dan pada siklus II menunjukkan 90%. Sesuai dengan indikator keberhasilan yakni 75% maka pada siklus II sudah melampaui indikator keberhasilan yaitu 90%. Saran yang disampaikan adalah: (1) Guru perlu memahami bahwa kecerdasan bukanlah hasil tes karena kecerdasan menghasilkan kreativitas dan pemecahan masalah. (2) Guru dapat memberikan proses pembelajaran kreatif dan inovatif dengan mengaplikasikan berbagai metode, media dan model pembelajaran, sehingga dapat memotivasi serta menstimulasi terhadap minat belajar anak, agar muncul ide- ide. (3) Guru mampu mengkondisikan anak agar pembelajaran dapat mencapai pada tujuan yang diharapkan. (4) Guru hendaknya selalu mengembangkan potensi serta ide-ide baru dalam penerapan proses pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik yang dimiliki anak. Kata Kunci : Kemampuan kreativitas, model pembelajaran kontekstual. PENDAHULUAN Kemampuan kreativitas anak dalam kehidupan sehari-hari adalah merupakan salah satu harapan dari semua orang khususnya seorang guru. Guru dituntut untuk mengembangkan kemampuan kreativitas pada anak didiknya yaitu dengan didikan dan bimbingannya dalam memberikan pembelajaran. 54 Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP eteran Semarang

Kegiatan pembelajaran pada dasarnya merupakan proses komunikasi. Proses komunikasi, guru bertindak sebagai komunikator yang bertugas menyampaikan pesan pembelajaran kepada penerima pesan yaitu anak didik/siswa. Agar pesan-pesan pembelajaran yang disampaikan guru dapat diterima dengan baik oleh anak, maka dalam proses komunikasi pembelajaran tersebut, diperlukan wahana penyalur pesan yang disebut media pembelajaran. Media pembelajaran merupakan salah satu komponen yang tidak bisa berdiri sendiri, tetapi saling berhubungan dengan komponen lainnya dalam menciptakan situasi belajar yang diharapkan. Dengan media maka proses pembelajaran akan berjalan dengan efektif, Namun agar proses pembelajaran dapat berhasil sesuai harapan maka seorang guru di tuntut untuk memahami berbagai model pembelajaran yang efektif agar dapat membimbing peserta didiknya secara optimal. Anak adalah unik mempunyai karakter yang berbeda - beda oleh karena itu guru harus pandai memilih model pembelajaran mana yang sesuai agar proses pembelajaran dilaksanakan dengan senang dan tanpa merasakan ada beban. Setiap penetapan model pembelajaran sampai dengan implementasinya di kelas akan berhasil jika seorang guru mampu menciptakan situasi yang mendukung proses pembelajaran sehingga peserta didik benar-benar belajar tentang suatu materi. Motivasi adalah bagian penting yang perlu mendapatkan perhatian guru, sebab motivasi belajar peserta didik meningkat apabila materi yang ditargetkan menarik, dapat diterapkan dalam praktek kehidupan sehari-hari dan manfaat bagi peseta didik. Materi pembelajaran di Taman Kanak-kanak adalah merupakan pembiasaan dalam kegiatan sehari-hari dan setiap saat kita dapat mengamati langsung keberadaannya, akan tetapi pada kenyataannya di Kelompok B TK Assakinah Wirosari, kemampuan kreativitasnya masih kurang. Anak terlihat 80 % pendiam, kurang komunikatif, ide atau potensinya belum menunjukkan hasil karyanya (belum mengekspresikan kemampuannya). Atas dasar tersebut di atas, yaitu masih kurangnya kemampuan kreativitas pada anak didik Kelompok B TK Assakinah Wirosari, maka peneliti perlu mengadakan perbaikan dalam memberikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Selanjutnya peneliti berusaha memperbaiki proses pembelajaran dengan menerapkan Model Pembelajaran Kontekstual. Pembelajaran Kontekstual menurut Nurhadi (2003) adalah konsep belajar yang mendorong guru untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa, dan juga mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Pengetahuan dan keterampilan siswa diperoleh dari usaha siswa mengkontruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru ketika belajar. Menurut Zainal Aqib Hakekat Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata. Hal tersebut mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. 55 Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP eteran Semarang

Peningkatan kemampuan kreativitas pada anak TK adalah merupakan upaya untuk mempersiapkan anak didik dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini mencantumkan : Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 angka14 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Dalam perkembangannya, masyarakat telah menunjukkan kepedulian terhadap masalah pendidikan, pengasuhan, dan perlindungan anak usia dini untuk usia 0 sampai dengan 6 tahun dengan berbagai jenis layanan sesuai dengan kondisi dan kemampuan yang ada, baik dalam jalur pendidikan formal maupun non formal. Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan, maka penulis tertarik mengambil judul Penelitian Peningkatan Kemampuan Kreativitas Melalui Model Pembelajaran Kontekstual Pada Anak Kelompok B TK Assakinah Wirosari Kabupaten Grobogan. TINJAUAN PUSTAKA Model Pembelajaran Sekolah adalah merupakan kegiatan pembelajaran, kegiatan pembelajaran dilakukan oleh dua orang pelaku yaitu guru dan siswa. Pendidikan Anak Usia Dini juga merupakan suatu kegiatan pembelajaran. Bahan pembelajaran dapat berupa pengetahuan, nilai-nilai kesusilaan, seni, agama, dan keterampilan. Hasil penelitian para ahli tentang kegiatan guru dan siswa dalam kaitannya dengan bahan pengajaran adalah model pembelajaran. Model-model pembelajaran biasanya disusun berdasarkan berbagai prinsip atau teori pengetahuan. Menurut Joyce & Well, Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahanbahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain (Rusman 2012 : 133). Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencaia tujuan pendidikannya. Guru hendaknya mengetahui model-model pembelajaran agar dalam memberikan pembelajaran pada anak dapat diterima dengan baik, artinya anak tertarik dengan pembelajaran yang diselenggarakan oleh guru dalam tiap harinya. Pembelajaran Kontekstual Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching Learning CTL) menurut Nurhadi (2003) adalah konsep belajar yang mendorong guru untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa, dan juga mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan 56 Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP eteran Semarang

yang dimilikinya dan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Pengetahuan dan keterampilan siswa diperoleh dari usaha siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru ketika belajar METODE PENELITIAN Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Aqib (2007-1994) mendefinisikan Tindakan Kelas (CAR-Class room Action, Research) adalah penelitian yang dilakukan di kelas (sekolah) tempat mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan pembelajaran. Sedangkan menurut Suroto (2009: 30) mendefinisikan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara lebih profesional. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan oleh guru kelasnya sendiri. Tempat Penelitian 1. Alamat TK TK Assakinah berkedudukan di Lingkungan. Jambangan Barat RT. 03 RW. 06 Kelurahan Kunden Kecamatan Wirosari Kabupaten Grobogan, yang berjarak lebih kurang 700 m dari ibu kota Kecamatan, dan 200 m dari jalan raya Wirosari Kuwu. 2. Keadaan Anak Didik TK Assakinah memiliki dua kelas, yaitu Kelompok A dan Kelompok B. Peneliti mengambil subyek penelitian pada anak didik kelompok B yang berjumlah 20 anak. 3. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan mulai Bulan Juli sampai dengan Bulan September 2013. Prosedur Penelitian Sebagai upaya perbaikan pembelajaran penulis melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas pada umumnya dilakukan dalam beberapa siklus. Setiap siklus memiliki empat tahap, yaitu: perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi (reflecting). Planning Reflecting Acting Observing Gambar 1. Model dasar PTK 57 Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP eteran Semarang

Plan Plan Reflect Act Reflect Act Observ Observ Gambar 2. Model dasar PTK yang dikembangkan Pengumpulan Data Pengumpulan data pada Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah: 1. Observasi Observasi digunakan untuk mengamati kreativitas anak pada setiap pertemuan. Obyek yang diamati adalah keaktifan anak pada kegiatan pembelajaran yang diadakan melalui Model Pembelajaran Kontekstual. 2. Wawancara Hal ini digunakan untuk memperoleh informasi tentang pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki anak, dan memberikan kesempatan pada anak untuk mengajukan pertanyaan agar anak berani mengemukakan pendapatnya. 3. Dokumentasi Kajian dokumen dilakukan terhadap berbagai dokumen dan arsip yang ada, seperti : kurikulum, Rencana Kegiatan Pembelajaran, buku atau materi pembelajaran, hasil kerja anak dan nilai yang diberikan oleh guru. HASIL PENELITIAN Siklus I a. Perencanaan Kegiatan yang peneliti lakukan dalam perencanaan tindakan pada Siklus I ini adalah : 1) Menyusun Rencana Kegiatan Harian (RKH) 2) Menyiapkan media pembelajaran 3) Menyiapkan lembar penilaian 4) Menyiapkan lembar observasi 5) Pembelajaran menggunakan model pembelajaran kontekstual, peneliti mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata. b. Pelaksanaan Tindakan Penelitian Tindakan Kelas Siklus I dilaksanakan pada tanggal 15 s.d 17 Juli 2013 pada anak kelompok B di Taman Kanak-Kanak Assakinah Kecamatan Wirosari Kabupaten Grobogan. 58 Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP eteran Semarang

Pemberian materi pembelajaran dilakukan oleh peneliti, observasi dilakukan oleh teman sejawat (observer) dengan menggunakan lembar observasi. Adapun pelaksanaan tindakan ini peneliti menempuh langkah-langkah sebagai berikut: 1) Peneliti menjelaskan pada pembelajaran hari ini mengambil tema tanaman dengan sub tema bagian-bagian dari pohon. 2) Peneliti menerangkan bagian-bagian pohon dengan menggunakan media tanaman yang ada dalam pot. 3) Peneliti menunjukkan bagian-bagian tanaman dengan mencabut tanaman yang berada dalam pot, dari bagian bawah (akar, batang, ranting, dan seterusnya). 4) Peneliti menanyakan pada anak bagian-bagian pohon. 5) Peneliti memberikan kesempatan pada anak untuk bertanya. 6) Peneliti memberi penugasan dengan membagikan lembar kerja dengan menerangkan cara mengerjakannya terlebih dahulu. 7) Peneliti memberikan penilaian dan penguatan pada anak yang bisa mengerjakan dengan benar. c. Observasi 1) Ada respon dan perhatian anak dalam mengikuti proses kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual. 2) Anak memahami materi pembelajaran yang disampaikan walau belum memenuhi target. 3) Ada peningkatan kemampuan kreativitas pada anak walau tingkat pencapaian dalam indikator belum sampai tuntas. Tabel 1. Hasil Kinerja Anak Pada Siklus I No 1. 2. 3. Aspek yang dinilai Anak mengerti tentang tanaman dalam pot Anak mengerti tentang bagian bagian dari pohon Anak dapat membuat pot dari kaleng bekas Skor 1 2 3 4 5 4. Anak dapat melipat bentuk bunga 5. Anak dapat menunjukkan bagian bagian dari pohon Ket 59 Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP eteran Semarang

6. d. Refleksi Anak berani mengemukakan pendapat tentang bagian bagian dari pohon di depan teman dan guru 7. Anak dapat menanam bunga dalam pot Skor Total 27 Sumber : Hasil Kerja Anak Kelompok B TK Assakinah, 2013 Keterangan; 1 = Tidak baik 4 = Baik 2 = Kurang baik 5 = Sangat Baik 3 = Cukup baik Berdasarkan dari hasil observasi / pengamatan yang diperoleh dalam proses kegiatan belajar mengajar dengan teman sejawat, pembelajaran sudah menunjukkan 60 Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP eteran Semarang adanya peningkatan kemampuan kreativitas anak. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan keberhasilan anak dalam mengerjakan tugas, dibandingkan dengan kondisi awal. Pada kondisi awal ada 4 anak dari 20 anak yang berhasil sesuai indikator yang diharapkan, sedangkan pada siklus I ini ada 14 anak yang berhasil sesuai dengan indikator. Dengan demikian keberhasilan anak pada kondisi awal hanya mencapai 20%, sedangkan pada siklus I mencapai 70%. Hal ini karena anak tertarik model pembelajaran kontekstual, sehingga sebagian besar anak kemampuan kreativitasnya, diantaranya : 1. Anak sudah bisa mengerjakan tugas yang diberikan guru. 2. Dapat mengecap daun menggunakan krayon 3, Dapat menyebutkan bagian-bagian dari pohon.. 4. Anak sudah mau bertanya. 5. Anak sudah berani mengemukakan pendapat. Siklus II a. Perencanaan sudah mulai komunikatif dan bisa menunjukkan Kegiatan yang peneliti lakukan dalam perencanaan tindakan pada Siklus II ini adalah : 1) Menyusun Rencana Kegiatan Harian (RKH) 2) Menyiapkan media pembelajaran 3) Menyiapkan lembar penilaian 4) Menyiapkan lembar observasi 5) Pembelajaran menggunakan model pembelajaran kontekstual, peneliti mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata.

b. Pelaksanaan Tindakan Penelitian Tindakan Kelas Siklus II dilaksanakan pada tanggal 22 s.d 24 Juli 2013 pada anak kelompok B di Taman Kanak-Kanak Assakinah Kecamatan Wirosari Kabupaten Grobogan. Pemberian materi pembelajaran dilakukan oleh peneliti, observasi dilakukan oleh teman sejawat (observer) dengan menggunakan lembar observasi. Adapun pelaksanaan tindakan ini peneliti menempuh langkah-langkah sebagai berikut: 1) Peneliti menjelaskan pada pembelajaran hari ini mengambil tema tanaman dengan sub tema manfaat tanaman. 2) Peneliti mengajak anak untuk keluar kelas guna mengenal namanama tanaman yang terdapat di halaman sekolah. 3) Peneliti memberikan apersepsi kemudian menanyakan apa guna tanaman / pohon. 4) Peneliti memegang sejumlah daun dan memberikan pertanyaan Daun ini bisa untuk apa? 5) Peneliti memberikan penilaian dan penguatan pada anak yang mau menjawab, walau jawaban masih belum benar 6) Peneliti mengajak anak untuk bermain menggunakan daun sebagai media/alat untuk bermain. 7) Peneliti mengamati anak dalam bermain dan menanyakan pada anak terhadap daun yang dimainkan. 8) Peneliti mengidentifikasi macam-macam permainan yang muncul dengan media permainan berupa daun. c. Observasi 1) Ada respon dan perhatian anak yang baik dalam mengikuti proses kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual. 2) Anak terlihat lepas, tampak gembira ( tanpa beban / tekanan ). 3) Anak antusias mengikuti kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan. 4) Anak tampak asyik memainkan dedaunan bersama teman-temanya. 5) Ada peningkatan kemampuan kreativitas pada anak yang sangat baik, karena tingkat pencapaian indikator keberhasilan / ketuntasan melebihi target. 61 Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP eteran Semarang

Tabel 2. Hasil Kinerja Anak Pada Siklus II No Aspek yang dinilai Skor 1 2 3 4 5 Ket 1 Anak memperhatikan penjelasan guru 2 Anak mengenal nama-nama tanaman yang terdapat di halaman sekolah 3 Anak mengerti guna tanaman 4 5 6 Anak dapat menjawab pertanyaan daun ini bisa untuk apa? Anak dapat memilih daun yang akan digunakan untuk bermain Anak dapat menggunakan daun untuk bermain 7 Anak dapat membuat mahkota dari daun Jumlah Skor 32 Sumber : Hasil Belajar Anak Kelompok B TK Assakinah, 2013 Keterangan; 1 = Tidak baik 4 = Baik 2 = Kurang baik 5 = Sangat Baik 3 = Cukup baik d. Refleksi Berdasarkan dari hasil observasi / pengamatan yang diperoleh dalam proses kegiatan belajar mengajar dengan teman sejawat, pembelajaran sudah menunjukkan adanya peningkatan kemampuan kreativitas anak. Hal ini ditunjukkan dengan adanya ide / pendapat yang dikemukakan oleh anak dari permainan dengan menggunakan dedaunan sebagai media. Ide/pendapat yang dikemukakan oleh anak-anak dalam permainan antara lain: 1) Mengenal Tekstur. Anak mengenali benda yang menjadi obyek dengan cara meraba, beberapa daun yang mereka pegang mereka rasakan halus dan kasar. 2) Mengenal Posisi. Anak menunjukkan daun berwarna hijau di atas dan daun berwarna coklat berada di bawah. 3) Mengenal Warna. Anak menyebutkan macam-macam warna daun yang dilihatnya ( hijau muda, hijau tua, kuning, coklat ). 62 Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP eteran Semarang

4) Mengenal Ukuran. Anak mendapatkan dedaunan dari berbagai macam ukuran ( besar, kecil, panjang, pendek ). 5) Mengurutkan Benda. Daun dari berbagai ukuran diurutkan dari yang terkecil ke yang terbesar dan sebaliknya. 6) Mengenal Banyak dan Sedikit. 7) Mengenal Penambahan dan Pengurangan. 8) Mengelompokkan berdasarkan bentuk, ukuran, warna. 9) Membilang. Mengenal konsep bilangan dengan benda-benda. 10) Mengenal Perbandingan. Mengenal konsep :sama, tidak sama, lebih sedikit, lebih banyak. 11) Melatih komunikasi antar teman. Daun difungsikan sebagai uang mainan ( misal: naik ayunan harus membayar terlebih dahulu dengan beberapa helai daun) 12) Menciptakan mahkota dari daun. KESIMPULAN Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK), bahwa melalui penerapan model pembelajaran kontekstual pada anak kelompok B TK Assakinah Wirosari Kabupaten Grobogan, diketahui bahwa terdapat peningkatan kemampuan kreativitas, yaitu : 1. Kemampuan kreativitas menunjukkan adanya peningkatan, semula pada kondisi awal menunjukkan 20% saja, kemudian pada siklus I menunjukkan 70%, dan pada siklus II menunjukkan 90%. 2. Sesuai indikator keberhasilan yakni 75% maka pada siklus II sudah melampaui indikator keberhasilan yakni 90%. DAFTAR PUSTAKA Anto Dajan (1986), Pengantar Metode Statistik Jilid I, Jakarta: LP3ES Aqib Zainal (2013), Model-model Media dan Strategi Pembelajaran Kontekstual, Bandung : Y Rama Widya Chatib Munif (2011), Gurunya Manusia: Menjadikan Semua Anak Istimewa dan Semua Anak Juara, Bandung : Kaifa Chatib Munif (2012), Orangtuanya Manusia: Melejitnya Potensi dan Kecerdasan dengan Menghargai Fitrah Setiap Anak, Bandung : Kaifa Chatib Munif (2012), Sekolah Anak-anak Juara: Berbasis Kecerdasan Jamak dan Pendidikan Berkeadilan, Bandung : Kaifa 63 Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP eteran Semarang

Drs. Hartono (2012), Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG), Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 113 Universitas Sebelas Maret DR. Mansur (2011), Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, Yogyakarta : Pustaka Pelajar DR. Rusman (2012), Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Jakarta : Rajawali Mukh Doyin dan Wagiran (2009), Bahasa Indonesia Pengantar Penulisan Karya Ilmiah, Semarang : UNNES PRESS Mursid (2010), Kurikulum dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Sebuah Harapan Masyarakat, Semarang : Akfi Media Suharsini, Arikunto (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta Sutama (2010), Penelitian Tindakan Teori dan Praktek dalam PTK, PTS, Dan PBTK, Semarang: C Citra Mandiri Utama Sutrisno Hadi (1987), Statistik II, Yogyakarta: Andi Offfset Suyadi (2010), Bimbingan Konseling untuk PAUD, Yogyakarta : DIA.. (2010), Pedogogik ke Jurnal Pendidikan Dasar dan Menengah, Semarang : Laboratarium Baca Tulis Universitas Negeri Semarang (2009), Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini, Departemen Pendidikan Nasional. 64 Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP eteran Semarang