Bab V. Penutup. masyarakat sebanyak-banyaknya. Partai berbondong-bondong menjual diri untuk. suara. Sebuah proses yang tentunya sangat melelahkan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V. Kesimpulan. pemilu legislatif tahun 2009 menghasilkan kesimpulan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2014 ini. Politik selalu menjadi topik yang menarik untuk dibahas bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pada era keterbukaan dan demokrasi sekarang ini dalam pemilihan umum

BAB I PENDAHULUAN. politiknya bekerja secara efektif. Prabowo Effect atau ketokohan mantan

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan di sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. praktek politik masa lalu yang kotor. Terlepas dari trauma masa lalu itu, praktek

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Bab I. Pendahuluan. proses pengambilan keputusan antara lain dengan melalui kampanye politik sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem

BAB I PENDAHULUAN. yang signifikan. Terbukanya arus kebebasan sebagai fondasi dasar dari bangunan demokrasi

I. PENDAHULUAN. ini merupakan penjelmaan dari seluruh rakyat Indonesia. DPR dan DPRD dipilih oleh rakyat serta utusan daerah dan golongan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. diatur dalam Undang-Undang (UU) Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilu

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2014 ini diselenggarakan Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif (DPR,

Kronologi perubahan sistem suara terbanyak

BAB V PENUTUP. ekonomi, kultural, sosial, dan modal simbolik. mampu untuk mengamankan kursi Sumenep-1 kembali.

BAB I PENDAHULUAN. jumlah suara yang sebanyak-banyaknya, memikat hati kalangan pemilih maupun

I. PENDAHULUAN. melalui lembaga legislatif atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Penulisan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dafin Nurmawan, 2014 Gema Hanura sebagai media pendidikan politik

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah setelah runtuhnya Orde Baru, di era reformasi saat ini, media dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Partai Gerindra sebagai realitas sejarah dalam sistem perpolitikan

Pembaruan Parpol Lewat UU

BAB I PENDAHULUAN. lain sumber daya manusia (man), sumber daya pembiayaan (money), sumber daya

Bab VI. Kesimpulan dan Implikasi

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dukungan teknik-teknik marketing, dalam pasar politik pun diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan aplikasi berbagai disiplin ilmu manajemen seperti marketing. Hal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. antara lain karena Indonesia melaksanakan sejumlah kegiatan politik yang

UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM DPR, DPD DAN DPRD. Komisi Pemilihan umum

BAB IV KESIMPULAN. diharapkan untuk meningkatkan kualitas politik dan kehidupan demokrasi bangsa Indonesia.

C. Manajemen Pengelolaan Pelayanan

KEWAJIBAN PELAPORAN DANA KAMPANYE PESERTA PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014

Pemilu 2009, Menjanjikan tetapi Mencemaskan

POLITICAL MARKETING PARTAI POLITIK DALAM PEMILIHAN UMUM PRESIDEN 2009 DI SUMUT. Studi Kasus: DPD Sumut Partai Demokrat SKRIPSI

Oleh Dra. Hj. Siti Masrifah, MA (Ketua Umum DPP Perempuan Bangsa) Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKB 1

BAB V PENUTUP. dipilih melalui pemilihan umum. DPR memegang kekuasaan membentuk. undang-undang. Setiap rancangan undang-undang dibahas oleh DPR dan

BAB I PENDAHULUAN. twitter, facebook, dll untuk mencapai yang mereka inginkan yaitu dukungan dari. antarpribadi, dan organisasi (Tabroni, 2012:158).

URGENSI UNDANG-UNDANG PEMILU DAN PEMANTAPAN STABILITAS POLITIK 2014

HUBUNGAN ANTARA IKLAN PARTAI POLITIK DI TELEVISI DENGAN SIKAP PEMILIH PADA PEMILU 2009

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Tahap Penetapan Hasil. Pemungutan Suara. Kampanye. Tahap Jelang Pemungutan Dan Penghitungan Suara. Tahap Pencalonan. Tahap Pendaftaran Pemilih

BAB I PENDAHULUAN. Partai politik merupakan fenomena modern bagi negara-negara di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Darma, (2009: 91) mengatakan, bahasa politik adalah bahasa yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Pesta demokrasi dimulai, saat ini bangsa Indonesia sedang memeriahkan

BAB I PENDAHULUAN. warga tertentu. Strategi komunikasi politik juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Antara Harapan dan Kecemasan Menyusup di Celah Sempit Pemilu 2004

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. menuntut dipakainya strategi-strategi pemasaran di dalam politik. Saat ini diperlukan

Bab I. Pendahuluan. mungkin setiap individu dapat terlibat dalam setiap tahap proses politik. 1 Pemilihan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemuda sebagai generasi penerus bangsa idealnya mempunyai peran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Budiarjo (2008) mengatakan, salah satu perwujudan demokrasi yang menunjukkan

PAKTA INTEGRITAS PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU 2014

PERANAN PARTAI POLITIK DALAM MEMOBILISASI PEMILIH PADA PEMILU LEGISLATIF TAHUN 2014 DI KOTA MANADO 1

BAB I PENDAHULUAN. kekuasaan, kedaulatan berada pada tangan rakyat. Demokrasi yang kuat,

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis selalu memberikan kebebasan kepada produsen dalam bersaing. memasarkan produknya dan bisnis juga membebaskan konsumen dalam

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang digunakan dalam suatu negara. Indonesia adalah salah satu

I. PENDAHULUAN. sangat penting dalam kehidupan bernegara. Pemilihan umum, rakyat berperan

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran perempuan dalam kontestasi politik di Indonesia, baik itu

BAB IV PENUTUP. menjadi peserta pemilu sampai cara mereka untuk hadir tidak hanya sekedar menjadi

PEREMPUAN dan POLITIK. (Studi Kasus Perempuan dan Politik di Jemaat GKE Tewah Pada. Pemilu Legislatif Tahun 2009 Kabupaten Gunung Mas)

I. PENDAHULUAN. Era reformasi telah menghasilkan sejumlah perubahan yang signifikan dalam

A. Kesimpulan BAB V PENUTUP

BAB III DATA RESPONDEN

PARTAI POLITIK dan PEMILU (Suatu Studi Marketing Politik Terhadap Partai Demokrat dalam Pemilu Legislatif 2009) SKRIPSI

Tanggapan Generasi Muda Etnis Tionghoa terhadap Implementasi Strategi Kampanye Calon Legislatif dari Etnis Tionghoa dalam Pemilu 2014

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi dan juga sebagai cerminan. menyampaikan hak nya sebagai warganegara. Pemilihan umum merupakan

BAB IV PERILAKU PEMILIH DALAM PEMILIHAN UMUM PRESIDEN TAHUN Secara umum partai politik adalah suatu kelompok yang terorganisir yang anggotanya

2015 MODEL REKRUTMEN PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU 2014 (STUDI KASUS DEWAN PIMPINAN DAERAH PARTAI NASDEM KOTA BANDUNG)

BEREBUT DUKUNGAN DI 5 KANTONG SUARA TERBESAR. Lingkaran Survei Indonesia Mei 2014

BAB I PENDAHULUAN. tradisionalnya. Tidak jarang tradisi serta kebudayaan dan kesenian yang

Dibacakan oleh: Dr. Ir. Hj. Andi Yuliani Paris, M.Sc. Nomor Anggota : A-183 FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

BAB V PENUTUP. Sebagai intisari dari uraian yang telah disampaikan sebelumnya dan

V. PENUTUP. seterusnya. Partai NasDem sebagai satu-satunya partai baru yang dinyatakan

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi berlangsung. Pada Pemilu kali ini terdapat 38 Partai Politik untuk tingkat

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung sejak sistem otonomi daerah diterapkan. Perubahan mekanisme

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. basis agama Islam di Indonesia Perolehan suara PKS pada pemilu tahun 2004

DAFTAR INFORMASI PUBLIK KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN KOTA BANDA ACEH

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah atau seringkali

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

USULAN ASOSIASI ILMU POLITIK INDONESIA (AIPI) TERHADAP RUU PEMILIHAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN 1

2014 PEMILIHAN UMUM DAN MEDIA MASSA

BAB I PENDAHULUAN. relatif independen dan juga disertai dengan kebebasan pers. Keadaan ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara demokratis merupakan negara yang memberi peluang dan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perpolitikan di Indonesia mengalami perkembangan pesat bila ditinjau dari segi

PROPOSAL KONSULTAN PENDAMPINGAN PEMENANGAN PEMILUKADA PROXIMITY

BAB I PENDAHULUAN. Karena partai politik merupakan prasyarat utama di dalam sebuah Negara yang

Antara Harapan dan Kecemasan Menyusup di Celah Sempit Pemilu 2004

06ILMU. Komunikasi Pemasaran Politik. Product Development and Political Branding. Dr. Achmad Jamil M.Si KOMUNIKASI. Modul ke: Fakultas

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMAKASIH... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR GRAFIK...

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan menurut UUD. Dalam perubahan tersebut bermakna bahwa

PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN PEMILIHAN LEGISLATIF DPRD KOTA TOMOHON TAHUN 2014 (STUDI DI KECAMATAN TOMOHON UTARA)

MARKETING POLITIK PARTAI GERINDRA DALAM PEMILIHAN LEGISLATIF 2014 DI KABUPATEN GRESIK SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KOMISI PEMILIHAN UMUM Jalan Imam Bonjol No. 29 Jakarta 10310, Tlp , Fax

Transkripsi:

Bab V Penutup A. Kesimpulan Dalam menghadapi Pemilu, tentu dibutuhkan Strategi Pemenangan. Partai Politik sebagai kontestan utama mempersiapkan segalanya agar dapat meraih suara masyarakat sebanyak-banyaknya. Partai berbondong-bondong menjual diri untuk dapat tempat di hati rakyat. Dalam menghadapi Pemilu, partai melalui proses yang sangat panjang. Mulai dari tahap verifikasi parpol hingga rekapitulasi penghitungan suara. Sebuah proses yang tentunya sangat melelahkan. Partai Gerindra pun turut merancang strategi pemenangan agar dapat meraih simpati. Partai baru besutan Prabowo Subianto ini meraih peringkat ke 3 suara nasional. Partai Gerindra juga mengalami peningkatan di hampir semua level pemilihan dari DPRD Kab/Kota, DPRD Provinsi dan DPR RI. Sebuah catatan manis dan menggembirakan mengingat partai ini sebelumnya baru sekali mengikuti Pemilu di tahun 2009. Perolehan suara Gerindra memang dibilang cukup fantastis pada Pemilu 2014. Di Provinsi Riau, capaian kursi legislatif Gerindra dapat melewati jumlah kursi yang ditargetkan oleh DPP Gerindra. Untuk di tingkat DPRD Kab/Kota, DPP menargetkan 48 kursi harus di raih. Namun realitanya, Gerindra meraih 51 kursi. Untuk level DPRD Provinsi, DPP Gerindra menargetkan 6 kursi dan hasil yang di dapat 7 kursi. Pada level DPR RI, target 2 kursi dan sudah teramankan 2 kursi tersebut. Capaian yang dapat

dikatakan cukup baik dari pengurus Gerindra di level DPD dan DPC Se-Riau. Gerindra sekarang pun menjadi partai yang cukup diperhitungkan di Bumi Lancang Kuning. Peneliti mengkerangkai strategi pemenangan Gerindra menggunakan Strategi Politik dengan pendekatan Political Marketing. Teori ini diharapkan dapat membantu menjadi kerangka yang tepat dalam menganalisa Strategi Pemenangan Partai Gerindra. Political Marketing dapat menjawab tentang segmentasi, targeting dan positioning partai. 1. Dalam segmentasi, Gerindra mensegmentasikan pemilih kedalam tiga kategori yakni Segmentasi Geografik, Demografik dan Perilaku. Dari Segmentasi Geografik, Gerindra mengelompokkan pemilih menurut suku, ras, dan daerah. Dari Segmentasi Demografik Gerindra mengelompokkan Pemilu menurut umur, agama, profesi dan pendidikan. Sedangkan dari Segmentasi Perilaku Gerindra memilah kelompok suara yang menjadi penggemar Prabowo Subianto. Setiap segmentasi dihimpun dan dipisahkan satu dengan yang lain. Setiap segmentasi kemudian dipahami dan dicermati dengan baik sehingga nantinya partai dapat dengan mudah menentukan cara yang tepat untuk menggarap setiap segmen. 2. Ketika berbicara mengenai targeting, maka ada 3 kelompok besar yang diharapkan menjadi tumpuan suara Partai Gerindra. Ketiga kelompok itu adalah Rakyat Kecil, Pemilih Pemula/Pemuda dan para penggemar Prabowo. Rakyat kecil menjadi salah satu sasaran utama Gerindra. Nelayan, petani, peternak, pedagang kecil dsb merupakan target suara dan fokus perjuangan Gerindra.

Gerindra bukan hanya menginginkan suara dari mereka tapi ingin berjuang untuk mereka. Suara para rakyatkecil digaet dengan iklan-iklan politik yang bernuansa kerakyyatan dan membela hak rakyat kecil. Targeting Gerindra selanjutnya adalah para Pemilih Pemula. Pemilih yang baru pertama sekali mencoblos dibilik Tempat Pemungutan Suara juga menjadi sasaran Gerindra. Pemilih ini merupakan pemilih yang mayoritas diisi oleh remaja. Para remaja tentunya masih belum memiliki preferensi politik yang pasti. Gerindra pun telah menyiapkan cara untuk menggaet suara Pemilih Pemula. Website, akun media sosial seperti twitter, facebook dan instagram adalah sala satu cara agar para pemilih pemua dapat lebih dekat dan mengenali Partai Gerindra. Selanjutnya adalah Pemuda. Gerindra serius perihal menggaet suara pemuda. Gerindra tidak ragu-ragu memasukkan para pemuda kedala pengurus partai di tingkat pusat. Gerindra juga memiliki organisasi sayap Tunas Indonesia Raya (TIDAR) Satuan Relawan Indonesia Raya (SATRIA) agar dapat menjadi wadah para pemuda yang sejalan visi dan misinya dengan Gerindra. Gerindra juga punya Sarjana Penggerak Desa yang berisikan intelektual muda untuk membangun desa. Bahkan, untuk memangsa pasar pem uda, Gerindra membuat game digital bernama Mas Garuda. Game ini dapat diunduh gratis melalui telepon genggam berbasis ios dan android. Targeting Gerindra yang ketiga adalah para penggemar Prabowo Subianto. Penggemar Prabowo berasal dari banyak kalangan. Di Riau sendiri, setidaknya ada 4 kelompok yang mayoritas penggemar Prabowo. Pertama adalah orangorang yang mempunyai keluarga berlata belakanng militer. Biasanya orang-

orang ini memiliki ikatan emosional karena Prabowo seorang pensiunan Jenderal yang sangat terkenal. Selanjutnya orang-orang Jawa di daerah Transmigrasi. Mereka cukup akrab dengan figur Prabowo dan memilih Gerindra karena Prabowo. Bahkan mereka tidak peduli dengan siapa caleg yang diusung Gerindra. Kemudian, para orang-orang tua yang suka dengan sosok Sumitro sang Begawan Ekonomi (Ayah Prabowo) dan para penikmat Orde Baru juga akan cenderung memilih Gerindra dalam Pemilu. 3. Berbicara mengenai positioning Gerindra, Gerindra memposisikan diri kedalam beberapa hal yang memang sangat mudah untuk diingat masyarakat. Pertama, posisi Gerindra sebagai partainya Prabowo Subianto memang sangat melekat. Hal ini terbukti jika ada yang berbicara Gerindra, pasti juga berbicara mengenai Prabowo Subianto. Memang, dalam setiap iklan politik Gerindra, Prabowo Subianto selalu ada dan bahkan menjadi aktor satu-satunya. Selanjutnya adalah posisi Gerindra adalah Partai Rakyat Kecil. Gerindra berusaha menanamkan kedalah persepsi masarakat luas sebagai Partai yang berjuang untuk rakyat kecil. Citra sebagai partai rakyat kecil selalu ditanam melalui pengenalan program-program dan gagasan partai dalam berbagai iklan politik Gerindra. Partai pengusung ekonomi kerakyatan juga menjadi posisi Gerindra di masyarakat. Pada setiap kesempatan terutama pada dialog dan pidato politik, Ketua Dewan Pembina beserta pengurus partai lainnya sering menyinggung konsep ekonomi kerakyatan. Ekonomi kerakyatan dianggap cocok dan bagus diterapkan di Indonesia. Pada intinya, Gerindra ingin rakyat berdikari dengan

konsep ekonomi kerakyatan. Ekonomi kerakyatan merupakan bagian dari perjuangan Gerindra untuk Indonesia. Gerindra Menang, Prabowo Presiden!. Tampaknya, jargon itu sudah tidak asing lagi di dengan di sepanjang tahapan Pemilu 2014. Memang, jargon tersebut di gaungkan sebagai bentuk motivasi positif kepada seluruh kader dan simpatisan Gerindra agar dapat berjuang untuk memenangkan Gerindra pada Pemilu 2014 dan mengantarkan Prabowo Subianto ke kursi RI 1 agar perjuangan Gerindra menjadi lebih sempurna. Jargon ini bukan hanya melekat bagi para kader dan simpatisan melainkan bagi seluruh rakyat Indonesia. Jargon ini dapat dikatakan sebagai jargon utama Gerindra pada Pemilu 2014. Pada Pemilu 2014, Gerindra memang diakui banyak kedatangan para caleg yang potensial. Caleg potensial ini merupakan orang-orang yang telah memiliki pengaruh di masyarakat dan juga mempunyai popularitas tinggi. Dengan memanfaatkan kekuatan caleg potensial ini, Gerindra mampu melesat dalam perolehan suara mapun kursi. Caleg potensial ini diakui menjadi keuntungan yang didapat Gerindra pada Pemilu 2014. Pada Pemilu 2009, jangankan untuk mendapatkan para caleg potensial, untuk memenuhi kuota daftar caleg saja Gerindra masih kesusahan. Gerindra dalam berkampanye kepada masyarakat juga menggunakan Strategi Marketing Langsung (Direct Marketing) dengan langsung door to door kerumahrumah. Gerindra tidak asal dalam menyiapkan tim yang akan melaksanakan agenda door to door. Gerindra menyiapkan tim yang benar-benar paham dan mengerti teknik penyampaian pesan dengan cara door to door. Gerindra juga memanfaatkan

momentum Prabowo Effect ketika orang yang dituju merasa tertarik dengan sosok Prabowo. Gerindra juga memanfaatkan jejaring para calegnya yang bertarung untuk meraih suara. Jejaring dapat berupa kekeluargaan, pertemanan, profesi dan almamater. Ini adalah jejaring yang lazim dilakukan oleh para caleg dalam meraih dukungan masyarakat. Dengan penjelasan diatas, secara umum maka dapat disimpulkan strategi pemenangan keseluruhan Gerindra di Riau adalah sebagai berikut Gambar 2. Strategi pemenangan Gerindra secara keseluruhan Gerindra dapat dikatakan secara umum masih mengandalkan sosok Prabowo Subianto sebagai sosok yang menjadi pendongkrak utama suara partai. Sosok ini menjadi sangat kuat baik di internal partai, maupun di eksternal partai. Gerindra menjadikannya sebagai produk utama yang dijual kepada masarakat. Dapat dilihat di

gambar diatas bahwa pada Pemilu 2014 di Riau, dengan berbagai strategi baik strategi umum partai maupun strategi individual partai selalu bermuara kepada sosok Prabowo. Di tahap segmentasi, targeting hingga positioning dapat diperhatikan dengan jelas bahwa sosok Prabowo selalu muncul dan menjadi ujung tombak dari strategi tersebut. Selanjutnya bahkan dalam strategi individu caleg, para caleg berusaha untuk menonjolkan sosok Prabowo yang memang sangat menarik minat masyarakat. Bahkan di berbagai media kampanye foto Prabowo terpampang jelas selalu berdampingan dengan para caleg yang bertarung. Jadi memang tampak secara jelas bahwa, sosok prabowo magnet utama bagi masyarakat pada Pemilu 2014 di Riau. B. Implikasi Teoritis Penelitian ini memberikan implikasi teoritis untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Implikasi teoritis dalam penelitian ini yang pertama adalah bahwa pendekatan Political Marketing adalah salah satu dari berbagai macam teori-teori lain yang berbicara seputar strategi politik. Political Marketing dapat dikatakan sebagai pendekatan yang cukup baru dalam ilmu politik. Pendekatan ini diadopsi dari ilmu ekonomi manajemen. Ini membuktikan bahwa ilmu itu tidak kaku dan bisa digunakan dalam berbagai hal (lintas ilmu). Dalam penelitian ini, peneliti meminjam konsep Political Marketing untuk mengeksplorasi strategi pemenangan Partai Gerindra di Riau pada Pemilu 2014. Pada penelitian ini, Political Marketing berfungsi lebih sebagai kerangka penelitian. Jadi dapat dikatakan bahwa hasil penelitian ini mendukung keberadaan teori, bukan menegasikan teori. Tahapan segmentasi, targeting dan positioning menjadi

sebuah dimensi eksplorasi penting dalam penelitian ini. Peneliti berusaha menghimpun, mengelompokkan dan menganalisis data dengan basis ketiga tahapan tersebut. Pada tahap segmentasi, pemilahan kelompok pemilih terbagi menjadi 4 yakni Segmentasi Geografik, Segmentasi Demografik, Segmentasi Perilaku dan Segmentasi Psikografis. Namun, dalam realitanya, Gerindra hanya menggunakan 3 cara yakni Geografik, Demografik dan Perilaku. Cara tersebut merupakan cara yang cukup familiar digunakan oleh partai dalam mengelompokkan pemilih terutama Geografik dan Demografik. Segmentasi Psikografis jarang sekali digunakan karena kelas sosial, gaya hidup, sifat maupun kepribadian merupakan indikator yang sulit untuk diukur. Gerindra memiliki beberapa target kelompok pemilih yang diharapkan dapat menyumbang suara yang cukup besar kepada Gerindra. Membidik segmen yang ditarget merupakan tahap setelah segmentasi sudah dilakukan. Pada realitanya, Gerindra menjadikan rakyat kecil, pemilih pemula dan pemuda serta para penggemar Prabowo Subianto menjadi sasaran empuk untuk dieksekusi pada Pemilu 2014. Positioning adalah penentuan posisi partai kepada masyarakat. Dalam arti lain positioning adalah penanaman citra-citra tertentu yang dikehendaki oleh partai kepada masyarakat. Gerindra memilih mencitrakan dirinya sebagai Partai Prabowo Subianto, Partai Rakyat Kecil, Partai Pengusung Ekonomi Kerayatan dan selalu menggaungkan jargon Gerindra Menang, Prabowo Presiden!. Tentunya citra tersebut dipilih setelah melalui pertimbangan panjang oleh Gerindra. Dalam mencitrakan partai. Gerindra

melakukannya di semua media secara massif agar pesan-pesan tersebut dapat masuk ke benak masyaakat.