Lokakarya Fungsiona! Non Peneliti 1997 Bahan Mated Pakan Ternak (Homogen) IKadar Air I Bahan Kering Kandungan Organik Abu (An-Organik) I Mikro Mineral

dokumen-dokumen yang mirip
PENETAPAN KADAR LEMAK KASAR DALAM MAKANAN TERNAK NON RUMINANSIA DENGAN METODE KERING

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak, Jurusan

Lokakarya Fungsional Non Peneliti 1997 kontrol bahan lokal untuk mengganti kontrol dari luar negeri. Dalam percobaan ini, dipakai rumput gajah sebagai

MATERI DAN METODE. Materi

Alat Neraca analitik, gelas piala 600 ml, gelas ukur 100 ml, "hot plate", alat refluks (untuk pendingin), cawan masir, tanur, alat penyaring dengan po

Bahan-bahan Terdiri dari pakan hijauan segar, diantaranya rumput raja, rumput gajah, jerami, sobsi, arachis dan batang pisang. Metode Persiapan Contoh

Lokakarya Fungsional Non Penefiti Cara Kerja Ditimbang 0,5 gram contoh dan dimasukkan kedalam gelas piala 600 ml, kemudian ditambahkan 60 ml larutan d

SNI Standar Nasional Indonesia. Air dan air limbah Bagian 27: Cara uji kadar padatan terlarut total secara gravimetri

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 1 bulan, pada Agustus 2012 hingga September

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Persiapan Bahan Baku

Lokakarya Fungsional Non Peneli BAHAN DAN METODE Percobaan ini dilaksanakan di laboratorium nutrisi Balai Penelitian Ternak di Bogor dengan meng

III. METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Fermentasi Onggok Singkong (Termodifikasi)

Lampiran 1. Gambar tanaman dan wortel. Tanaman wortel. Wortel

Laporan Tetap Praktikum Penetapan Kadar Abu

Air dan air limbah Bagian 26 : Cara uji kadar padatan total secara gravimetri

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Desember 2014 Februari 2015 di Jurusan

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai dari Juni 2013 sampai dengan Agustus 2013.

BAHAN DAN ALAT-ALAT Bahan Serbuk Natrium khlorida mumi (NaCI), serbuk Kalium kromat (K 2 CrO4 ), serbuk Perak nitrat (AgNO 3), Air suling dan contoh m

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III METODE PENELITIAN

METODE Lokasi dan Waktu Materi Bahan Pakan Zat Penghambat Kerusakan Peralatan Bahan Kimia Tempat Penyimpanan

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung dari bulan Mei sampai September 2013 di Desa

III. METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus hingga bulan Oktober 2014 dan

SAMPAH POTENSI PAKAN TERNAK YANG MELIMPAH. Oleh: Dwi Lestari Ningrum, SPt

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

KOMPOSISI KIMIA BEBERAPA BAHAN LIMBAH PERTANIAN DAN INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

PETUNJUK PELAKSANAAN ANALISIS CONTOH PAKAN TERNAK DI LABORATORIUM PROKSIMAT.

Gambar 7. Alat pirolisis dan kondensor

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS BAHAN MAKANAN ANALISIS KADAR ABU ABU TOTAL DAN ABU TIDAK LARUT ASAM

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada September Oktober Pengambilan

PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) ANALISIS KIMIA PROKSIMAT BATUBARA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Campuran Onggok dan Molase

MATERI DAN METODE. Materi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan pada April 2014 di Tempat Pemotongan Hewan di Bandar

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Metode Pembuatan Petak Percobaan Penimbangan Dolomit Penanaman

III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan tempat 3.2 Alat dan bahan 3.3 Pengumpulan Data

kalsium dengan menggunakan plasma darah yang ditambahkan pereaksi TCA pada berbagai ternak. Bahan Bahan yang digunakan meliputi : (1) Larutan Stronsiu

Cara uji kimia - Bagian 1: Penentuan kadar abu pada produk perikanan

III. METODOLOGI PE ELITIA

MATERI DAN METODE. Daging Domba Daging domba yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging domba bagian otot Longissimus thoracis et lumborum.

adalah fraksi yang tidak larut atau tersisa setelah ekstraksi dengan larutan detergen asam, yaitu selulosa dan lignin (VAN SOEST, 1963). Umumnya ukura

II. BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. Ayam Pedaging dan Konversi Pakan ini merupakan penelitian penelitian. ransum yang digunakan yaitu 0%, 10%, 15% dan 20%.

Lampiran 1. Universitas Sumatera Utara

Kertas, karton dan pulp Cara uji kadar abu pada 525 o C

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. pisang nangka diperoleh dari Pasar Induk Caringin, Pasar Induk Gedebage, dan

BAB III MATERI DAN METODE. upland (hulu) dan lowland (hilir) Daerah Aliran Sungai (DAS) Jratunseluna

Diharapkan dengan diketahuinya media yang sesuai, pembuatan dan pemanfaatan silase bisa disebarluaskan sehingga dapat menunjang persediaan hijauan yan

BAB III METODE PENELITIAN. ayam broiler terhadap kadar protein, lemak dan bobot telur ayam arab ini bersifat

III. METODE PENELITIAN. Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Lampung mulai Agustus September

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama satu bulan, pada 27 Agustus - 26 September 2012

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik

MATERI DAN METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2013 di

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Ternak dan Kandang Percobaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Cara uji kimia- Bagian 2: Penentuan kadar air pada produk perikanan

Lokakarya Fungsional Non Peneliti TINJAUAN PUSTAKA Daun singkong merupakan limbah pertanian yang, dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak karena kandung

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Februari sampai Maret 2015 bertempat di Desa

Keterangan : A = Berat Cawan Alumunium B = Berat cawan alumunium + sampel sebelum dioven C = Berat cawan alumunium + sampel setelah dioven

III. MATERI DAN METODE. Agrostologi, Industri Pakan dan Ilmu Tanah dan 2). Laboratorium Ilmu Nutrisi

MATERI DAN METODE. Materi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap sebagai subsitusi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

MATERI DAN METODE. Bahan Bahan yang digunakan untuk produksi biomineral yaitu cairan rumen dari sapi potong, HCl 1M, dan aquadest.

PENDAHULUAN. ANALISIS PROKSIMAT (Proximate Analysis)

KANDUNGAN NILAI GIZI PADA SAYUR LILIN (Saccharum edule Hasskarl) MAKANAN KHAS DI HALMAHERA UTARA, MALUKU UTARA SEBELUM DAN SESUDAH PENGOLAHAN

METODE. Materi. Rancangan

KLASIFIKASI MINERAL. Makro : Kebutuhan minimal 100 mg/hari utk orang dewasa Ex. Na, Cl, Ca, P, Mg, S

III. METODE PENELITIAN

BAB V METODOLOGI. Penelitian dilakukan di laboratorium terdiri dari 3 tahap :

BAB III BAHAN DAN METODE

DATA PENGAMATAN HASIL PENELITIAN

SUPARJO Laboratorium Makanan Ternak Fakultas Peternakan Univ. Jambi PENDAHULUAN

METODE PENGUJIAN. 1. Kadar Oksalat (SNI, 1992)

PENENTUAN PLASTISITAS AWAL DAN PLASTISITAS RETENSI INDEKS KARET. Rudi Munzirwan Siregar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni Agustus 2013 di. PT. Great Giant Pineapple, Terbanggi Besar Lampung Tengah.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah terapan.

MATERI DAN METOD E Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penelitian Tahap Pertama

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Maret Juni 2012 bertempat di Bendungan Batu

METODE. Bahan dan Alat

III. BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN

A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g)

Perhitungan 20 g yang setara 30 kali kemanisan gula. = 0,6667 g daun stevia kering

Umumnya bungkil kedelai didatangkan dari beberapa negara seperti Amerika, Argentina, Brazil, Cina dan India., sehingga mutu dan komposisinyapun sangat

BAB III MATERI DAN METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Pengaruh Penambahan Pollard Fermentasi Dalam

PERCOBAAN 2 PENETAPAN SUSUT PENGERINGAN. Shift/Kelompok : D/1. Novia Lolita Fuyadi ( ) Siti Sarah ( ) Alip Solehudin ( )

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

Bab III Bahan dan Metode

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

Lokakarya Fungsional Non Peneiit1 1997 MODIFIKASI FAKTOR SUHU DAN WAKTU PADA METODA PENETAPAN KADAR ABU Endang Nugraha Balai Penelitian Ternak Ciawi, P.O. Box 221, Bogor 16002 PENDAHULUAN Bahan organik akan hilang dengan pembakaran suhu tinggi dan menyisakan bahan an-organik yang disebut abu. Kandungan abu perlu diketahui dari setiap bahan, karena kandungan abu dapat menentukan kualitas bahan dan kemurnian bahan serta untuk analisis silika dan analisis lanjutan unsur-unsur hara logam mineral (lihat Gambar 1). Kandungan abu yang berwarna putih keabu-abuan adalah hasil pembakaran yang sempurna, yaitu dengan menggunakan suhu pembakaran antara 550 C sampai 600 C. Pada penetapan kadar abu selalu digunakan bahan atau mated yang sudah diketahui kandungan abunya sebagai kontrol atau standar analisa, sehingga faktor kesalahan dalam metoda analisis abu bisa terdeteksi sedini mungkin, apabila hasil kandungan abu yang didapat tidak memuaskan atau tidak sesuai dengan kadar yang sebenarnya. Begitu pula diperlukan kewaspadaan dalam menentukan suhu yang digunakan, karena suhu yang teramat tinggi lebih dari 600 C bisa mengakibatkan hilangnya kandungan alkali dan karbon dioksida dari senyawa karbonat (Close dan Menke, 1986). Untuk analisis kandungan abu pada bahan selain hijauan, diperlukan perlakuan khusus, begitu pula pada bahan-bahan tertentu yang mengandung kadar lemak tinggi, bahan-bahan minyak atau molases perlu ada penambahan zat khusus yang tidak mengandung abu guna menghindari terjadi bumping (bahan/contoh naik dan meluber hingga meleleh keluar dari cawan yang digunakan) (Close dan Menke, 1986). Waktu atau lama pengabuan juga harus diperhatikan untuk menghasilkan abu yang baik dan waktu yang efisien. Oleh sebab itu dalam tulisan ini dilakukan pengamatan dan modifikasi suhu dan waktu pada metoda penetapan kadar abu. 121

Lokakarya Fungsiona! Non Peneliti 1997 Bahan Mated Pakan Ternak (Homogen) IKadar Air I Bahan Kering Kandungan Organik Abu (An-Organik) I Mikro Mineral ISilika I Makro Mineral Gambar 1. Penetapan analisis proksimat PRINSIP DASAR Bahan/contoh dibakar pada suhu tertentu sehingga semua bahan organik menguap. Bahan an-organik yang tidak terbakar/teruapkan itulah yang dinamakan abu. Alat-alat yang digunakan a. Tannur yang mempunyai suhu 0-1050 C atau 0-1200 C merk Carbolite b. Cawan porselen merk Pyrex c. Desikator merk Pyrex Brand d. Gegep/alat pemindah cawan e. Neraca timbang merk Mettler H33AR f. Alat giling merk Hammer g. Botol contoh ukuran 1000 ml 1 2 2

Lokakarya Fungsional Non Peneliti 1997 h. Pinggan/loyang contoh i. Oven merk Watson Victor Ltd. MATERI DAN METODE Mated bahan yang digunakan ada tiga jenis bahan, yaitu bahan standar yang didatangkan dari Amerika (AAFCO) antara lain daun Orchad, sel jaringan Orchad dan hati sapi. Bahan standar lokal yang dipersiapkan adalah rumput gajah dan bahan contoh yang dianalisis adalah tepung ikan, kotoran ayam dan jagung. 1. Persiapan bahan standar lokal Rumput gajah dari kebun percobaan Balitnak Ciawi diambil bagian batang dan daunnya, kemudian dipotong-potong menjadi bagian-bagian kecil sekitar 10 cm, selanjutnya dipanaskan pada suhu 85 C selama semalam. Kemudian digiling dengan menggunakan gilingan rumput. Hasil gilingan berukuran antara 0,02 mm hingga 0,05 mm, selanjutnya dimasukkan ke dalam botol contoh yang mempunyai tutup dan disimpan dalam lemari pendingin beku. 2.Persiapan bahan/contoh kering yang akan dianalisis Bahan/contoh yang sudah digiling dimasukkan ke oven pada suhu 85 C selama semalam hingga bebas kandungan air. 3 Penetapan Kadar Abu Terlebih dahulu cawan dikeringkan dalam oven pada suhu 85 C selama semalam, didinginkan dalam desikator hingga mencapai suhu ruangan baru kemudian ditimbang bobot kosongnya (G). Kurang lebih 2,0000 gram bahan standar/contoh kering ditimbang ke dalam cawan yang sudah diketahui bobotnya (W). Cawan yang sudah berisi contoh ditempatkan ke dalam tanur dan dibakar pada suhu 550 C selama 16 jam (Cara A), dan suhu 600 C selama 3 jam (Cara B). Bahan yang telah dibakar didinginkan dalam desikator sampai suhu kamar. Kemudian ditimbang dengan menggunakan neraca timbang (C). Perhitungan Kadar Abu Kadar abu = C - G x 100% W HASIL DAN PEMBAHASAN Dari beberapa pengamatan yang dilakukan, ternyata dengan menggunakan beberapa bahan standar internasional atau lokal diperoleh hasil abu 1 2 3

Lokakarya Fungsional Non Peneliti 1997 yang tidak banyak berbeda satu sama lain. Hal ini bisa dilihat dari hasil ratarata dan standar deviasi dengan 2 metoda pengabuan (lihat Tabel 1). Tabel 1. Hasil analisis kandungan abu yang dilakukan di laboratorium Balitnak CARA A CARA B T=550 C,W=16 jam T=600 C,W=3 jam Jenis bahan contoh Prosentase Abu R Sdv Prosentase Abu R Sdv 1. Rumput Gajah 12,20 12,20 12,50 12,45 12,80 12,60 12,30 12,75 12,35 12,35 12,90 12,50 0,35 12,90 12,54 0,25 12,20 12,30 12,30 12,30 12,85 12,80 12,60 12,70 2. Tepung Ikan 29,00 29,05 28,70 29,27 0,74 28,90 29,28 0,54 30,10 29,90 3. Kotoran Ayam 24,90 24,80 23,90 24,43 0,50 23,90 24,43 0,47 4. Daun Orchad 24,50 24,60 8,30 8,35 8,40 8,30 8,20 8,35 0,13 8,20 8,33 0,10 5. Sel jaringan Orchad 8,50 8,45 4,50 4,50 4,40 4,45 0,05 4,45 4,47 0,03 6. Hati Sapi 4,45 4,45 4,30 4,30 4,30 4,25 4,28 0,03 4,25 4,27 4,30 4,25 0,03 7. Jagung 1,30 1,33 0,08 1,40 1,36 0,05 1,25 1,30 1,35 1,35 1,40 1,40 Keterangan : T= temperatur ; W= waktu ; R= rata-rata ; Sdv= standar deviasi Analisis abu dari contoh standar internasional dengan 2 (dua) metoda pengabuan menghasilkan nilai kadar abu yang hampir sama, baik dari nilai rata-rata maupun dari nilai standar deviasi. Nilai abu pada suhu 600 C dari contoh bahan daun orchad, sel jaringan orchad, dan hati sapi masing-masing 8,35%, 4,47% dan 4,27%. 1 24

Lokakatya Fungsional Non Peneliti 1997 Tabel 2. Koefisien variasi beberapa bahan/contoh Bahan contoh CARA A CARA B 1. Rumput gajah 2,80% 1,99% 2. Tepung Ikan 2,53% 1,84% 3. Kotoran Ayam 2,05% 1,92% 4. Daun Orhad 1,56% 1,20% 5. Sel jaringan Orchad 1,12% 0,07% 6. Hati sapi 0,70% 0,70% 7. Jagung 6,01% 3,68% Pada standar lokal (rumput gajah) juga diperoleh nilai rata-rata abu yang hampir sama (12,50%), tetapi bila dibandingkan dengan standar internasional nilai koefisien variasi rumput gajah lebih besar dari standar internasional (2,8% dibanding dengan 1,56%) (lihat Tabel 2). Tetapi persentase nilai ini masih di bawah 5%, sehingga untuk analisis selanjutnya bahan standar lokal rumput gajah masih relevan dipakai sebagai kontrol. Untuk analisis bahan contoh dengan kadar abu yang tinggi seperti tepung ikan atau kotoran ayam diperoleh hasil abu rata-rata masing-masing 29,28% dan 24,43%. Dilihat dari nilai koefisien variasi ternyata pada suhu 600 C hasil abu lebih baik dari suhu 550 C, walau demikian keduanya bisa dipakai pada penetapan kadar abu. Untuk analisis bahan contoh dengan kadar abu yang rendah seperti jagung diperoleh hasil abu rata-rata (1,36%) yang juga tidak berbeda pada kedua cara tersebut di atas, dengan demikian kedua cara pengabuan tersebut dapat dilakukan. Tetapi kalau mengamati segi waktu dan efisiensi energi listrik yang digunakan, maka cara B (600 C, selama 3 jam) lebih balk dan lebih efisien. KESIMPULAN Dari hasil percobaan dan pengamatan yang telah dilakukan temyata penetapan kadar abu dengan suhu 600 C selama 3 jam lebih efisien. DAFTAR BACAAN Official Methods of Analysis of the Association of Official Agricultural Chemists. 1965. 10th Edition. Published by the Association of Official Agricultural Chemists, P.O. Box 540, Benyamin Franklin Station, Washington 4, D.C. 1 2 5

Lokakarya Fungsional Non Peneliti 1997 Close W, and K.H. Menke. 1986. Selected Topics in Animal Nutrition. A Manual Prepared for the 3rd Hohenheim Course on Animal Nutrition in the Tropics and Semi-Tropics 2nd Edition. University of Hohenheim. The Institute of Animal Nutrition, 7000 Stuttgart 70 Federal Republic of Germany. Anggorodi, R. 1979. Ilmu Makanan Ternak Umum, 102. Jhon, M.K. 1992. Anal, Chem, 44, 429 Fisheries and Food, U.K. 1974. The Analysis of Agricultural Materials. Technical Bulletin, Ministry of Agriculture. No. 27, 30. 1 26