BAB I PENDAHULUAN. Derajat kesehatan ibu dan bayi merupakan perhatian utama. bayi terbesar di Indonesia adalah Berat Badan Lahir Rendah (BBLR),

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dalam menerima pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan merupakan suatu aktivitas yang dalam

BAB I PENDAHULUAN. terselenggara dengan sebaik-baiknya. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan swasta semakin menuntut pelayanan yang bermutu. Tidak dapat dipungkiri pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keinginan dan harapan pelanggan dapat terpenuhi melalui produk yang dikonsumsi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Tabel 1.1 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan RSAB Harapan Kita. Tabel 1.2 Jumlah Konsultasi Kebidanan Eksekutif Dan Kebidanan Umum Di RSAB Harapan Kita

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP PESERTA JAMKESMAS DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Upaya pembangunan keluarga sejahtera dan pemberdayaan bidan tidak

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. akibat dari kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya setelah pasien

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kepada ibu dalam masa pra konsepsi, hamil, bersalin, post partum, bayi baru lahir (Lestari, 2014:34).

BAB I PENDAHULUAN. dapat terwujud (Kemenkes RI, 2009). kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa

BAB I PENDAHULUAN. yang khusus agar ibu dan janin dalam keadaan sehat. Karena itu kehamilan yang

BAB I PENDAHULUAN. padat modal dan padat teknologi, disebut demikian karena rumah sakit memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini kesehatan merupakan hal yang mutlak diperlukan di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. termasuk dalam kriteria inklusi pada penelitian ini, 15 responden untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Program pembangunan kesehatan di Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. menunjang aktivitas sehari-hari. Kesehatan adalah kondisi yang terus

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan kecenderungan menuntut kualitas pelayanan yang lebih baik.

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

SURVEI KEPUASAN PELANGGAN RSJPDHK TRIWULAN I - IV TAHUN 2017 INSTALASI PEMASARAN DAN PELAYANAN PELANGGAN

BAB I PENDAHULUAN. Ibu di negara ASEAN lainnya. Angka Kematian Ibu diketahui dari jumlah

BAB I PENDAHULUAN. millenium (MDG s) nomor 5 yaitu mengenai kesehatan ibu. Adapun yang menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. hamil sangat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan ANC komprehensif yang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dikandungnya. Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang perlu

BAB I PENDAHULUAN. bidang termasuk bidang Kesehatan yang semakin ketat. Untuk. mempertahankan eksistensinya, setiap organisasi pelayanan Kesehatan dan

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan

BAB I PENDAHULUAN. internasional memasuki pasar pelayanan medis di Indonesia. Setiap

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU IBU DALAM BERSALIN KE BIDAN

BAB I PENDAHULUAN. sangat berkaitan erat dengan pelayanan kesehatan. pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hal yang harus mendapat perhatian dari pemerintah sebagai salah satu upaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam era globalisasi, persaingan bisnis menjadi sangat ketat baik di pasar

BAB I PENDAHULUAN. pencapaian Millenium Development Goals (MDGs). Dimana MDGs adalah. Millenium Summit NewYork, September 2000 (DKK Padang, 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Penurunan AKI juga merupakan indikator keberhasilan derajat

BAB 1 PENDAHULUAN. berbeda-beda yang tentu saja sangat berpengaruh terhadap Angka Kematian Bayi

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan bermutu serta berorientasi pada kepuasan pasien. (2)

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas yang didukung kemampuan dan mental yang sehat, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan suatu tempat untuk melakukan upaya peningkatan

masyarakat karena terwujudnya keadaan sehat merupakan kehendak semua pihak.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sesuai dengan Kepmenkes No.1202/MENKES/SK/VIII/2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Kepuasan pasien merupakan salah satu indikator penting yang harus

BAB 1 PENDAHULUAN. yang baru dilahirkan (Saifuddin, 2010:1). Keberhasilan penyelenggaraan. gerakan keluarga berencana (Manuaba, 2010:10).

BAB I PENDAHULUAN. masih cukup tinggi dengan negara ASEAN lainnya. Menurut data Survei

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan telah terjadi beberapa perubahan mendasar. Pada awal

BAB I PENDAHULUAN. Riset dalam pelayanan pelanggan secara berulang-ulang menunjukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan pasien merupakan salah satu hal sangat penting dalam meninjau mutu

BAB I PENDAHULUAN. positif bagi ibu maupun bayinya dengan cara membina hubungan saling percaya

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kesehatan merupakan hal yang paling berharga dan telah. menjadi kebutuhan pokok. Semakin tinggi tingkat pendidikan, ilmu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, pelayanan prima merupakan elemen utama di rumah

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia kesehatan. Sumber daya manusia merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek baik

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bayi Baru Lahir (BBL) atau neonatus adalah bayi umur 0-28 hari

BAB I PENDAHULUAN. yaitu fungsi pelayanan publik dan fungsi pelayanan klinis atau medikal. memberikan penilaian tentang kualitas pelayanan.

memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat. Menurut Undang Undang No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, pasal 93 ayat 1 pelayanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini terlihat pada masih tingginya Angka Kematiam Ibu (AKI) di Indonesia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kesehatan dan merupakan suatu ukuran mutu pelayanan kepuasan pelanggan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, sarana pelayanan kesehatan merupakan elemen

BAB 1 : PENDAHULUAN. yaitu pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. (1,2)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu dan anak penting untuk dilakukan (Kemenkes RI, 2016) Berdasarkan laporan Countdown bahwa setiap dua menit, disuatu

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang termasuk Indonesia. Masalah gizi menjadi penyebab

BAB I PENDAHULUAN. kinerja produk atau hasil yang pasien rasakan dengan harapannya. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan jasa yang sama secara berulang dan membuat komitmen untuk. merekomendasikannya secara positif kepada orang terdekatnya.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang bermutu dan terjangkau bagi masyarakat. Pelayanan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. melalui upaya peningkatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),

BAB I PENDAHULUAN. dapat terwujud (Kemenkes, 2010). indikator kesehatan dari derajat kesehatan suatu bangsa, dimana kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Pada Era Otonomi Daerah dengan keterbatasan sumber daya yang tersedia

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tersebut mempengaruhi kondisi perkembangan dunia bisnis. Setiap

201 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. ISSN (elektronik)

I. PENDAHULAN. Puskesmas merupakan suatu unit organisasi yang bergerak dalam bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih merupakan masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Upaya meningkatkan derajat kesehatan ibu dan balita sangatlah penting,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan secara merata dengan mengutamakan penyembuhan penyakit serta pemulihan

BAB 1 PENDAHULUAN. 102/ kelahiran hidup (Visi Indonesia Sehat 2015). Penyebab tingginya angka

BAB I PENDAHULUAN. dapat mewujudkan derajat pelayanan kesehatan yang bermutu dan merata,

BAB I PENDAHULUAN. khususnya untuk indikator kesehatan ibu (Kementerian Kesehatan RI, 2011).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembangunan kesehatan di Indonesia, bertanggung jawab untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. derajat ringan sampai berat yang dapat memberikan bahaya terjadinya

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan memiliki peran sangat strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. panjang badan 50 cm (Pudjiadi, 2003). Menurut Depkes RI (2005), menyatakan salah satu faktor baik sebelum dan saat hamil yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam masa kehamilan perlu dilakukan pemeriksaan secara teratur dan

BAB I PENDAHULUAN. dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan (preventif) untuk meningkatkan kualitas hidup serta memberikan. kepuasan bagi konsumen selaku pengguna jasa kesehatan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) antenatal care selama

Kata Kunci : Kepuasan pasien, Tingkat kepuasan pasien, dan lima dimensi kualitas pelayanan.

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu komplikasi atau penyulit yang perlu mendapatkan penanganan lebih

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Puskesmas Baros Kota Sukabumi

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT ISLAM AMAL SEHAT SRAGEN SKRIPSI

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Derajat kesehatan ibu dan bayi merupakan perhatian utama pemerintah pada setiap program kerjanya. Derajat kesehatan ibu dan anak ini merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan bangsa Indonesia. Tingkat derajat kesehatan ibu dan bayi saat ini masih rendah, hal ini ditandai dengan masih tingginya angka kematian ibu dan bayi. Penyebab kematian bayi terbesar di Indonesia adalah Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), asfiksia, infeksi, masalah pemberian minum dan diare. Menurut data SDKI (Survei Demografi Kesehatan Indonesia) pada periode 2004 sampai dengan 2007 di Indonesia terjadi penurunan Angka Kematian Bayi (AKB) dari 35 per 1000 kelahiran hidup menjadi 34 per 1000 kelahiran hidup, untuk Jakarta AKB sekitar 39 per 1000 kelahiran hidup, sedangkan Angka Kematian Neonatus (AKN) 19 per 1000 kelahiran hidup. Hal tersebut diakibatkan, sebagian masyarakat masih mempunyai kesulitan dalam memperoleh derajat pelayanan kesehatan yang optimal (Depkes RI,2009). Harapan masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat yang hidup dalam lingkungan sehat, berperilaku sehat, memiliki kemampuan untuk hidup sehat dan menjangkau pelayanan kesehatan bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Kinerja pelayanan kesehatan yang baik pada 1

2 akhirnya dapat menjadi faktor pendorong dan pendukung terhadap pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2015. Upaya menurunkan angka kematian dan kesakitan ibu mempunyai hubungan yang erat dalam berbagai tingkat sistem pelayanan kesehatan. Upaya tersebut diantaranya dengan pemeriksaan kehamilan (pelayanan ante natal) yaitu perawatan fisik, mental sebelum persalinan atau pada masa kehamilan, yang bertujuan untuk mempertahankan kesehatan jasmani dan rohani ibu, mengurangi penyulit masa ante partum, agar persalinan aman dan agar ibu mampu memenuhi kebutuhan janin (Purwaningsih, 2010). Hal tersebut mencakup berbagai pencegahan, deteksi dini komplikasi kehamilan, pesalinan yang aman dan bersih, serta rujukan ke fasilitas rujukan yang memadai. Indikator yang dapat diperoleh dari Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) adalah akses kunjungan pertama (K1) yang di analisis berdasarkan akses ibu hamil ke tenaga kesehatan dari semua riwayat kehamilan anak terakhir dari dari wanita usia 15-49 tahun. Selanjutnya adalah kujungan ke-4/ menjelang persalinan (K4) yang dianalisis berdasarkan jumlah pemeriksaan ante natal minimal 1 kali pada trimester 1, 1 kali pada trimester 2, dan 2 kali pada trimester 3 dari jumlah kehamilan wanita usia 15-49 tahun. Berdasarkan sampel Riskesdas 2011, diperoleh 38,6% wanita pernah menikah usia 15-49 tahun mempunyai riwayat kehamilan anak terakhir pada periode lima tahun terakhir. Menurut riwayat kehamilannya anak terakhir tersebut, sudah sebagian besar memeriksakan kandungannya (pelayanan ante

3 natal) ke tenaga kesehatan (84,0%), masih terdapat ibu memeriksakan kehamilannya ke dukun (3,2%), dan tidak melakukan pemeriksaan (2,8%). Dari analisa diketahui akses (K1) secara keseluruhan adalah 92,8% ibu hamil mengikuti pelayanan ante natal. Lebih lanjut hanya 61,3% yang melakukan pelayanan ante natal minimal 1 kali pada trimester 1, 1 kali pada trimester 2 dan, 2 kali pada pada trimester 3. Akses ibu hamil ke tenaga kesehatan (K1) pada penduduk perkotaan jauh lebih baik dibanding dengan pedesaan, demikian juga untuk K4. Proporsi meningkat berdasarkan tingkat pendidikan, semakin membaik pendidikan penduduk, semakin banyak yang melakukan kunjungan ante natal ketenaga kesehatan. Demikian halnya dengan tingkat pengeluaran,yang pada umumnya kelompok penduduk dengan tingkat pengeluaran terendah,persentase kunjungan ante natalnya lebih kecil dibanding dengan kelompok penduduk dengan tingkat pengeluaran tertinggi.berdasarkan pekerjaan,pada umumnya kelompok petani/ nelayan yang cakupan pelayanan ante natalnya lebih kecil dibanding kelompok penduduk bukan petani/ nelayan. Pelayanan publik oleh aparatur pemerintah dewasa ini banyak dijumpai kelemahan sehingga belum dapat memenuhi kualitas yang diharapkan oleh masyarakat.hal ini ditandai dengan masih adanya berbagai keluhan masyarakat yang disampaikan baik melalui media masa maupun langsung pada instansi kesehatan yang bersangkutan, sehingga dapat menimbulkan citra yang kurang baik terhadap aparatur pemerintah. Mengingat fungsi utama pemerintah adalah melayani masyarakat, maka pemerintah harus terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan. Apabila

4 pelanggan merasa tidak puas terhadap suatu pelayanan yang disediakan, maka pelayanan tersebut dapat dipastikan tidak efektif dan efisien.padahal hal tersebut sangat penting bagi pelayanan publik (Depkes RI, 2009). Kepuasan pasien merupakan hal yang sangat penting dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan, karena pasien mempunyai hak untuk memilih dalam menggunakan pelayanan kesehatan yang dianggapnya bermutu, sehingga dapat memuaskan keinginannya. Selain itu kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan mempunyai pengaruh yang cukup berarti, salah satunya adalah pencapaian besarnya kunjungan ibu hamil pada sasaran pelayanan. Nursalam (2011) menyebutkan kepuasan adalah perasaan senang seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesenangan terhadap aktivitas dan suatu produk dengan harapannya. Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi atau kesannya terhadap kinerja atau hasil suatu produk dan harapanharapannya menurut Kotler (dalam Nursalam 2011). Dimensi kepuasan menurut Leonard L.Barry yang dikutip Kotler (dalam Parasuraman, 2006) adalah tangible /bukti langsung, empathy/ empati, responsiveness/ daya tanggap, reliability/ keandalan dan assurance/ jaminan. Lima dimensi kepuasan tersebut digunakan dalam mengevaluasi kualitas jasa layanan, sehingga tercipta kepuasan pasien. Indikator pasien puas terhadap pelayanan yang diberikan adalah bila fasilitas rumah sakit lengkap (tangible), kemampuan petugas memberikan layanan akurat dan

5 terpercaya (reliability), petugas mampu memeberikan jaminan rasa aman nyaman dan bebas dari keragu-raguan sehingga pasien yakin dapat sembuh (assurance), petugas memberikan perhatian yang tulus kepada pasien (empathy) dan petugas cepat, tanggap, dan bertanggungjawab dalam memberikan pelayanan (responsiveness). Dimensi kepuasan pasien diatas juga sangat berkaitan dengan karakteristik pasiennya sendiri, dimana usia, pendidikan, pekerjaan dan sumber informasi yang didapat pasien menentukan dalam penilaian kualitas pelayanan sehingga pada akhirnya pasien puas terhadap pelayanan yang diberikan. Usia berkaitan dengan tingkat kematangan seseorang baik secara psikis maupun biologis. Dimana persepsi seseorang terhadap kepuasan sangat dipengaruhi oleh tingkat kematangan berpikirnya dan juga adanya resiko atau ancaman yang mungkin muncul yang berkaitan dengan tingkat kematangan biologisnya juga turut mempengaruhi kepuasan pasien. Pendidikan juga berkaitan dengan tingkat persepsi pasien dalam menilai kualitas pelayanan kesehatan, dimana pasien dengan tingkat pendidikan tinggi memiliki standar yang tinggi pula dalam menilai kualitas pelayanan kesehatan. Pekerjaan pasien juga mempengaruhi tingkat kepuasan pasien, dimana pasien yang bekerja memiliki ekspektasi yang tinggi dalam menerima pelayanan kesehatan, sehingga bila tidak sesuai ekspektasi maka pasien akan mudah sekali untuk tidak puas.

6 Sumber informasi yang didapat pasien juga turut berperan dalam memberikan pengetahuan kepada pasien, dengan adanya informasi yang didapat pasien akan memberikan tingkat kepuasan yang berbeda apabila pasien sudah memiliki pengetahuan didalamnya. Kepuasan pasien berhubungan dengan mutu pelayanan Rumah Sakit. Dengan mengetahui tingkat kepuasan pasien, manajemen Rumah Sakit dapat melakukan peningkatan mutu pelayanan. Persentase pasien yang menyatakan puas terhadap pelayanan berdasarkan hasil survei dengan instrumen yang baku indikator kinerja Rumah Sakit. Berdasarkan SK Menteri Kesehatan No 983/ Menkes/ SK/ XI/ 1992: menyebutkan bahwa Rumah Sakit Umum adalah yang memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat dasar, spesialistik, dan subspesialistik. Permasalahan di Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita ini terutama di Poliklinik Kebidanan Anyelir seperti, kedatangan dokter lama karena ada operasi di RS lain yang mendadak/cito, tidak ada pemberitahuan kepada dokter yang bersangkutan kalau sudah ada pasien yang menunggu, dokter tidak bisa hadir, tetapi tidak ada pemberitahuan sebelumnya, dan lahan parkir yang tidak cukup, sehingga kesulitan mendapatkan parkir. Kemudian berdasarkan data dari Instalasi Humas dan Pelayanan Pelanggan tentang Kepuasan Pasien Rawat jalan di Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita Tahun 2014, didapatkan data bahwa kepuasan pasien di Klinik Kebidanan Anyelir hanya 20%. Sebagian besar ketidakpuasan ini dikarenakan pasien menunggu dokter terlalu lama, petugas tidak berempati dan pelayanan obat di apotik yang lama. Seharusnya untuk meminimalir waktu tunggu pasien yang

7 terlalu lama dokter harus memulai jam prakteknya tepat waktu dan penjadwalan operasi elektif yang matang sehingga tidak mengganggu jam pelayanan dokter di rawat jalan. Begitu pula dengan pelayanan apotik yang lama maka perlu petugas yang cukup dalam meracik obat, karena obat racik adalah jenis obat yang memerlukan waktu tunggu yang lama. Maka berdasarkan hal tersebut diatas, peneliti tertarik untuk meneliti faktor faktor yang berhubungan dengan kepuasan ibu hamil terhadap pelayanan ante natal care di Poliklinik Kebidanan Anyelir Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita. B. Identifikasi Masalah Terdapat beberapa faktor yang berhubungan dengan kepuasan ibu hamil terhadap pelayanan ante natal care, yaitu : 1. Umur Umur merupakan salah satu indikator yang berhubungan dengan kepuasan ibu hamil terhadap pelayanan ante natal care. Karena umur yang beresiko terhadap kematian ibu adalah umur yang terlalu muda (<20 tahun) dan terlalu tua (>35 tahun)(sarwono, 2008). Dimana pada usia ini ibu hamil sangat diharapkan untuk memeriksakan kesehatannya pada pelayanan ante natal care di fasilitas kesehatan. Sehingga kemungkinan pada usia-usia ini ibu hamil sebagian besar tidak puas terhadap pelayanan yang diberikan di Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita, karena faktor resiko yang dapat mengganggu kesehatan dirinya maupun bayi yang dikandungnya.

8 2. Pendidikan Penelitian sebelumnya menunjukan bahwa pendidikan sangat mempengaruhi ANC, dimana semakin tinggi pendidikan semakin sering melakukan pemeriksaan kehamilan karena pendidikan mempengaruhi keluarga dalam menjaga kesehatan ibu hamil (Saifuddin, 2003; Sarminah, 2010; Puspita, 2004). Sedangkan berdasarkan pengamatan penulis pendidikan ibu hamil di Poliklinik Kebidanan Anyelir Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita tergolong cukup tinggi, karena yang berobat ke Poli ini berasal dari keluarga mampu dan memiliki pendidikan yang memadai. Dan tingginya tingkat pendidikan mempengaruhi kepuasan pelayanan ante natal care di fasilitas pelayanan kesehatan. 3. Pekerjaan Salah satu faktor yang mempengaruhi kepuasan pelayanan ante natal care adalah status pekerjaan ibu. Di indonesia prevalensi kejadian ANC pada ibu yang hamil dikalangan pekerja masih tinggi, hasil penelitian menunjukan bahwa ibu yang bekerja kemungkinan melakukan ANC lebih kecil dari pada ibu yang tidak bekerja dikarenakan kesibukannya(skia, 2001). Dan jenis pekerjaan ternyata dapat mempengaruhi kepuasan pasien atas pelayanan yang diselenggarakan oleh rumah sakit (Endang Ekowarni dalam Wike D. Anjaryani, 2009). Berdasarkan pengamatan ternyata ibu yang berkunjung ke Poliklinik Kebidanan Anyelir Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita sebagian besar adalah ibu yang bekerja.

9 4. Sumber Informasi Pengetahuan sangat berkaitan dengan kepuasan pelayanan ante natal care(lia Dwi Prafitri, 2012).Pengetahuan ini didapat dari berbagai sumber informasi yang berkaitan dengan kesehatan ibu hamil. Sumber informasi ini bisa didapat dari non-media (sumber yang terpercaya, dalam hal ini adalah tenaga kesehatan seperti dokter, bidan, perawat) ataupun dari media (cetak dan elektronik). Sedangkan dari pengamatan di Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita terlihat bahwa ibu hamil mendapatkan informasi dari berbagai sumber, tidak hanya dari tenaga kesehatan saja tetapi juga dari media cetak dan elektronik. 5. Biaya RS Menurut Kotler (2000) Biaya rumah sakit yang berbeda dapat menyebabkan tingkat kepuasan pasien. Dimana rumah sakit yang memberikan tarif biaya yang tinggi/ mahal dapat menyebabkan pasien menjadi tidak puas terhadap kualitas pelayanan rumah sakit tersebut. Sedangkan tarif biaya RS di Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita masih tergolong tidak tinggi, karena merupakan rumah sakit pemerintah yang memiliki pola tarif/ biaya yang berkaitan erat dengan peraturan perundang-undangan yang ada. 6. Citra RS Citra adalah seperangkat kepercayaan, daya ingat dan kesan - kesan yang dimiliki seseorang terhadap suatu objek. Sikap dan tindakan orang terhadap suatu objek sangat ditentukan oleh citra objek tersebut (Kotler, 2000). Citra rumah sakit yang baik terjadi karena adanya sekumpulan

10 orang yang secara kolektif mengakui bahwa kepuasan mereka terhadap pelayanan yang diberikan sangat memuaskan. Sehingga citra rumah sakit yang baik menentukan pertimbangan seseorang dalam memilih rumah sakit. Sedangkan Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita yang sudah berdiri sejak 1979 memiliki citra yang baik dan lekat di benak masyarakat. Karena merupakan rumah sakit yang membantu persalinan dan kelahiran banyak masyarakat sekitar Jakarta. Namun dalam perkembangannya saat ini mengalami penurunan karena daya saingnya dengan rumah sakit swasta yang banyak bermunculan di daerah Jakarta. 7. Ekonomi keluarga Menurut Kotler (2000) ekonomi keluarga turut mempengaruhi kepuasan pasien. Ekonomi keluarga yang tinggi biasanya meningkatkan level kepuasan dia terhadap sesuatu hal. Dan ekonomi keluarga yang rendah biasanya memiliki tingkat kepuasan yang standar, dalam arti bahwa dia cukup puas bila kebutuhan primernya sudah terpenuhi. Sedangkan Poliklinik Kebidanan Anyelir Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita yang merupakan Poliklinik mandiri/ eksekutif di Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita menjadikan pelanggan di poliklinik ini menjadi homogen, dikarenakan tarifnya yang agak tinggi sehingga pasien yang berkunjung ke klinik ini berasal dari ekonomi keluarga yang mampu. C. Pembatasan Masalah Dari beberapa faktor yang berhubungan dengan Kepuasan ibu hamil terhadap Pelayanan ante natal care, peneliti hanya melakukan penelitian pada

11 karakteristik respondennya saja, yaitu umur, pendidikan, pekerjaan, dan sumber informasi. Hal ini dikarenakan kemudahan dalam pengambilan data dari pasien sehingga data yang diambil valid dan dapat dipertanggungjawabkan. Dan juga beberapa variabel lain memiliki tingkat homogenitas data yang tinggi di Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita, yakni pada variabel biaya rumah sakit dan ekonomi keluarga. Dimana biaya rumah sakit di Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita tergolong tidak tinggi dan ekonomi keluarga pasien di Poliklinik Kebidanan Anyelir berasal dari ekonomi keluarga yang mampu. D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut : Faktor -faktor apa saja yang berhubungan dengan kepuasan ibu hamil terhadap pelayanan ante natal care di Poliklinik Kebidanan Anyelir Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita? E. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor - faktor yang berhubungan dengan kepuasan ibu hamil terhadap pelayanan antenatal care di Poliklinik Kebidanan Anyelir Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita.

12 2. Tujuan Khusus: a. Mengidentifikasi karakteristik responden (Umur, Pendidikan, Pekerjaan dan Sumber Informasi) di Poliklinik Kebidanan Anyelir Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita. b. Mengidentifikasi tingkat kepuasan pelayanan Ante Natal Care di Poliklinik Kebidanan Anyelir Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita. c. Menganalisis hubungan umur dengan kepuasan ibu hamil terhadap pelayanan Ante Natal Care di Poliklinik Kebidanan Anyelir Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita. d. Menganalisis hubungan pendidikan dengan kepuasan ibu hamil terhadap pelayanan Ante Natal Care di Poliklinik Kebidanan Anyelir Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita. e. Menganalisis hubungan pekerjaan dengan kepuasan ibu hamil terhadap pelayanan Ante Natal Care di Poliklinik Kebidanan Anyelir Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita. f. Menganalisis hubungan sumber informasi dengan kepuasan ibu hamil terhadap pelayanan Ante Natal Care di Poliklinik Kebidanan Anyelir Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita. F. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Menambah wawasan dan memperluas ilmu pengetahuan yang diperoleh, agar lebih peka dalam melihat dan menjawab permasalahan kesehatan

13 yang sedang terjadi dalam masyarakat, terutama dalam Kepuasan ibu Hamil terhadap Pelayanan ante natal care di Poliklinik Kebidanan Anyelir Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita. 2. Bagi Rumah Sakit a. Dapat dijadikan dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan atau sebagai masukan dalam membuat suatu kebijakan khususnya dalam upaya peningkatan Kepuasan Ibu Hamil terhadap Pelayanan ante natal care di Poliklinik Kebidanan Kebidanan Anyelir Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita. b. Mengembangkan kemitraan dengan Fakultas Ilmu Ilmu Kesehatan dan institusi lain yang terlibat dalam kegiatan penelitian, terutama pada Kepuasan Ibu Hamil terhadap Pelayanan ante natal care. c. Terbinanya suatu jaringan dengan institusi lahan penelitian dalam upaya meningkatkan keterkaitan antara substansi akademik dengan pengetahuan dan keterampilan SDM dalam pembangunan kesehatan. 3. Bagi FIKES Esa Unggul a. Menambah bahan referensi kepustakaan Universitas Esa Unggul, sehingga bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

14 b. Realisasi tridarma perguruan tinggi dalam melaksanakan fungsi atau tugas perguruan tinggi sebagai lembaga pendidikan, penelitian dan pengabdian bagi masyarakat.