Studi Pengaman Tegangan Lebih pada Saluran Kabel Tegangan Tinggi 150kV yang Dilindungi oleh Arester Surja

dokumen-dokumen yang mirip
Oleh: Dedy Setiawan IGN SatriyadiI H., ST., MT. 2. Dr. Eng. I Made Yulistya N., ST., M.Sc

STUDI TEGANGAN LEBIH IMPULS AKIBAT PENGGUNAAN KONFIGURASI MIXED LINES (HIGH VOLTAGE OVERHEAD-CABLE LINES) 150 KV

STUDI TEGANGAN LEBIH IMPULS AKIBAT PENGGUNAAN KONFIGURASI MIXED LINES (HIGH VOLTAGE OVERHEAD-CABLE LINES) 150 KV

STUDI PENGARUH STRAY CAPACITANCE TERHADAP KINERJA ARRESTER TEGANGAN TINGGI 150 KV DENGAN FINITE ELEMENT METHODS (FEM)

Studi Pengaruh Lokasi Pemasangan Surge Arrester pada Saluran Udara 150 Kv terhadap Tegangan Lebih Switching

STUDI KARAKTERISTIK TRANSIEN LIGHTNING ARRESTER PADA TEGANGAN MENENGAH BERBASIS PENGUJIAN DAN SIMULASI

ANALISIS KOORDINASI ISOLASI SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI 150 KV TERHADAP SAMBARAN PETIR DI GIS TANDES MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK EMTP RV

I Gusti Ngurah Satriyadi Hernanda, ST. MT Dr. Eng. I Made Yulistya Negara, ST. M.Sc

STUDI PENGARUH KONFIGURASI 1 PERALATAN PADA SALURAN DISTRIBUSI 20 KV TERHADAP PERFORMA PERLINDUNGAN PETIR MENGGUNAKAN SIMULASI ATP/EMTP

Hendri Kijoyo Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Insttut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

ANALISIS DISTRIBUSI TEGANGAN LEBIH AKIBAT SAMBARAN PETIR UNTUK PERTIMBANGAN PROTEKSI PERALATAN PADA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 kv di YOGYAKARTA

II. TINJAUAN PUSTAKA

STUDI KARAKTERISTIK TRANSIEN LIGHTNING ARRESTER PADA TEGANGAN MENENGAH BERBASIS PENGUJIAN DAN SIMULASI

Model Arrester SiC Menggunakan Model Arrester ZnO IEEE WG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. utama bagi setiap orang. Ketergantungan masyarakat terhadap listrik

METODE PENELITIAN. Pengukuran Besaran Elektrik Laboratorium Teknik Elektro Terpadu Jurusan

Analisis Pengaruh Resistansi Pentanahan Menara Terhadap Terjadinya Back Flashover

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Studi Pengaruh Konfigurasi Peralatan pada Saluran Distribusi 20 kv Terhadap Performa Perlindungan Petir Menggunakan Simulasi ATP/EMTP

DAMPAK PEMBERIAN IMPULS ARUS TERHADAP KETAHANAN ARRESTER TEGANGAN RENDAH

III. METODE PENELITIAN

Dasman 1), Rudy Harman 2)

TUGAS PAPER MATA KULIAH SISTEM PROTEKSI MENENTUKAN JARAK PEMASANGAN ARRESTER SEBAGAI PENGAMAN TRAFO TERHADAP SAMBARAN PETIR

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1

ANALISIS PENGARUH RESISTANSI PENTANAHAN MENARA TERHADAP BACK FLASHOVER PADA SALURAN TRANSMISI 500 KV

OPTIMASI PELETAKKAN ARESTER PADA SALURAN DISTRIBUSI KABEL CABANG TUNGGAL AKIBAT SURJA PETIR GELOMBANG PENUH

BAB III PELINDUNG SALURAN TRANSMISI. keamanan sistem tenaga dan tak mungkin dihindari, sedangkan alat-alat

SISTEM PROTEKSI TERHADAP TEGANGAN LEBIH PADA GARDU TRAFO TIANG 20 kv

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN ARRESTER GARDU INDUK 150 KV UNGARAN PT. PLN (PERSERO) APP SEMARANG

Studi Analisis Gangguan Petir Terhadap Kinerja Arrester Pada Sistem Distribusi Tegangan Menengah 20 KV Menggunakan Alternative Transient Program (ATP)

ANALISIS PENGARUH DIAMETER DAN PANJANG ELEKTRODA PENTANAHAN ARESTER TERHADAP PERLINDUNGAN TEGANGAN LEBIH

SIMULASI DAN ANALISIS PENGARUH TEGANGAN LEBIH IMPULS PADA BELITAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI 20 KV

BAB I PENDAHULUAN. Desain isolasi untuk tegangan tinggi (HV) dimaksudkan untuk

PEMELIHARAAN DAN PERTIMBANGAN PENEMPATAN ARRESTER PADA GARDU INDUK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG

PEMODELAN PERLINDUNGAN GARDU INDUK DARI SAMBARAN PETIR LANGSUNG DI PT. PLN (PERSERO) GARDU INDUK 150 KV NGIMBANG-LAMONGAN

EVALUASI ARRESTER UNTUK PROTEKSI GI 150 KV JAJAR DARI SURJA PETIR MENGGUNAKAN SOFTWARE PSCAD

OPTIMASI JARAK MAKSIMUM PENEMPATAN LIGHTNING ARRESTER SEBAGAI PROTEKSI TRANSFORMATOR PADA GARDU INDUK. Oleh : Togar Timoteus Gultom, S.

PENGGUNAAN ATP DRAW 3.8 UNTUK MENENTUKAN JUMLAH GANGGUAN PADA SALURAN TRANSMISI 150 kv AKIBAT BACKFLASHOVER

BAB I PENDAHULUAN. gelombang berjalan juga dapat ditimbulkan dari proses switching atau proses

Vol.3 No1. Januari

ARESTER SEBAGAI SISTEM PENGAMAN TEGANGAN LEBIH PADA JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN MENENGAH 20KV. Tri Cahyaningsih, Hamzah Berahim, Subiyanto ABSTRAK

Simulasi Tegangan Lebih Akibat Sambaran Petir terhadap Penentuan Jarak Maksimum untuk Perlindungan Peralatan pada Gardu Induk

Sela Batang Sela batang merupakan alat pelindung surja yang paling sederhana tetapi paling kuat dan kokoh. Sela batang ini jarang digunakan pad

Analisa Rating Lightning Arrester Pada Jaringan Transmisi 70 kv Tomohon-Teling

Studi Pengaruh Backflashover pada Sistem Pentanahan Menara Saluran Transmisi Tegangan Tinggi Terkonsentrasi Menggunakan ATPDraw

Abstrak. 1.2 Tujuan Mengetahui pemakaian dan pemeliharaan arrester yang terdapat di Gardu Induk 150 kv Srondol.

Analisa Pengaruh Sambaran Petir pada Jaringan Distribusi 13,8 kv di BOB PT. BSP - Pertamina Hulu Bandar Pedada Menggunakan Software ATP-EMTP

BAB II PEMAHAMAN TENTANG PETIR

1 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III PROTEKSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) TERHADAP SAMBARAN PETIR

1. BAB I PENDAHULUAN

SIMULASI DISTRIBUSI TEGANGAN PETIR DI JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN MENENGAH 20 KV PENYULANG KENTUNGAN 2 YOGYAKARTA

Studi Analisa Keandalan Isolator Pada Saluran Transmisi 150 kv Sirkit Ganda Waru-Bangil TUGAS AKHIR. oleh : Nama : Nifta Faturochman NIM :

STUDY ON SURGE ARRESTER PERFORMANCE DUE TO LIGHTNING STROKE IN 20 KV DISTRIBUTION LINES. Agung Warsito, Abdul Syakur, Liliyana NS *)

ANALISIS GANGGUAN PETIR AKIBAT SAMBARAN LANGSUNG PADA SALURAN TRANSMISI TEGANGAN EKSTRA TINGGI 500 kv

Rizky Fajar Adiputra

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terletak di daerah khatulistiwa. Oleh karena itu Indonesia

KINERJA ARRESTER AKIBAT INDUKSI SAMBARAN PETIR PADA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 kv

Kata Kunci Proteksi, Arrester, Bonding Ekipotensial, LPZ.

DAMPAK PEMBERIAN IMPULS ARUS TERHADAP TINGKAT PERLINDUNGAN ARRESTER TEGANGAN RENDAH

STUDI ANALISA SISTEM KOORDINASI ISOLASI PERALATAN DI GARDU INDUK 150 KV NEW-TUREN

PERBANDINGAN WATAK PERLINDUNGAN ARESTER ZnO DAN SiC PADA PERALATAN LISTRIK MENURUT LOKASI PENEMPATANNYA

BAB III TEORI DASAR DAN DATA

Perbandingan Tegangan Residu Arester SiC dan ZnO Terhadap Variasi Front Time

ANALISIS PERLINDUNGAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI YANG EFEKTIF TERHADAP SURJA PETIR. Lory M. Parera *, Ari Permana ** Abstract

STUDI PERFORMANSI PERLINDUNGAN SAMBARAN PETIR PADA SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI (SUTT) 150 KV UNTUK BERAGAM KARAKTERISTIK SAMBARAN

PROTEKSI PETIR PADA TRANSISI SALURAN UDARA DAN BAWAH TANAH TEGANGAN MENENGAH 20 kv

Analisa Sambaran Petir Terhadap Kinerja Arrester pada Transformator Daya 150 kv Menggunakan Program ATP

ANALISIS SAMBARAN PETIR PADA TIANG TRANSMISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE LATTICE

STUDI PERENCANAAN SISTEM PERLINDUNGAN PETIR EKSTERNAL DI GARDU INDUK 150 KV NEW-TUREN

DAMPAK PEMBERIAN IMPULS TEGANGAN BERULANG TERHADAP TINGKAT PERLINDUNGAN ARRESTER TEGANGAN RENDAH

Vol.12.No.1. Februari 2012 Jurnal Momentum ISSN : X

1 BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan daya listrik dari pembangkit ke konsumen yang letaknya dapat

STUDI ARUS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT MENGGUNAKAN PEMODELAN ATP/EMTP PADA JARINGAN TRANSMISI 150 KV DI SULAWESI SELATAN

Proteksi Terhadap Petir. Distribusi Daya Dian Retno Sawitri

TINJAUAN PUSTAKA. shielding tiang penangkal dan kawat pada gardu induk. Adapun tujuan dari sistem

MITIGASI GANGGUAN TRANSMISI AKIBAT PETIR PADA PT. PLN (PERSERO) P3B SUMATERA UPT TANJUNG KARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas dan kehandalan yang tinggi. Akan tetapi pada kenyataanya terdapat

KOORDINASI ISOLASI. By : HASBULLAH, S.Pd., MT ELECTRICAL ENGINEERING DEPT. FPTK UPI 2009

KOORDINASI PROTEKSI ARESTER PCB DAN DIODA ZENER DENGAN ELEMEN DEKOPLING PADA PERALATAN LISTRIK JURNAL SKRIPSI

BAB III LIGHTNING ARRESTER

BAB I PENDAHULUAN. Petir adalah suatu fenomena alam yang memiliki kekuatan sangat besar

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RESPON TRANSIEN PEMBUMIAN GRID

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SIMULASI PENENTUAN NILAI TAHANAN PENTANAHAN MENARA TRANSMISI 150 KV TERHADAP BACKFLASHOVER AKIBAT SAMBARAN PETIR LANGSUNG

SIMULASI INDUKSI SAMBARAN PETIR DAN KINERJA ARESTER PADA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Studi Penempatan Titik Pentanahan Kawat Tanah pada Penyulang Serangan

STUDI PENGARUH VARIASI PARAMETER SAMBARAN PETIR TERHADAP TEGANGAN INDUKSI PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 kv (Studi Kasus Feeder 3 GI Bumi Semarang Baru)

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

SIMULASI TEGANGAN DIP PADA SISTEM DISTRIBUSI TEGANGAN MENENGAH 20 KV PT. PLN (Persero) APJ SURABAYA UTARA MENGGUNAKAN ATP-EMTP

BAB III PENGAMANAN TRANSFORMATOR TENAGA

Analisis Perbandingan Shielding Gardu Induk Menggunakan Model Electrogeometric

STUDI PENGARUH VARIASI PARAMETER SAMBARAN PETIR TERHADAP TEGANGAN INDUKSI PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 kv (Studi Kasus Feeder 3 GI Bumi Semarang Baru)

PENENTUAN LETAK OPTIMUM ARRESTER PADA GARDU INDUK (GI) 150 kv SIANTAN MENGGUNAKAN METODE OPTIMASI

BAB II GANGGUAN TEGANGAN LEBIH PADA SISTEM TENAGA LISTRIK

BAB III LIGHTNING ARRESTER

Transkripsi:

Studi Pengaman Tegangan Lebih pada Saluran Kabel Tegangan Tinggi 5kV yang Dilindungi oleh Arester Surja Dedy Setiawan, I.G.N. Satriyadi Hernanda, Made Yulistya Negara Jurusan Teknik Elektro FTI - ITS Abstrak - Saluran transmisi udara yang melewati daerah pemukiman bergedung tinggi dari segi estetika, keindahan, dan ruang yang tersedia tidak cocok untuk diterapkan, sehingga penggunaan saluran kabel bawah tanah adalah alternatif yang sering dipergunakan. Namun, isolasi saluran kabel bawah tanah harus diperhatikan untuk faktor keselamatan dan keamanan. Salah satunya yaitu isolasi saluran kabel harus mampu menahan tegangan lebih akibat impuls supaya tidak terjadi kegagalan isolasi. Dalam studi ini akan memodelkan suatu Saluran Kabel Tegangan Tinggi (SKTT) 5KV yang dilindungi oleh arester surja, jika terjadi tegangan lebih akibat sambaran petir di suatu tower. Dengan cara memodelkan saluran GI Sukolilo-GIS Ngagel menggunakan bantuan perangkat lunak Alternative Transients Program (ATP-EMTP), dengan impuls petir ka,/5μs mengenai salah satu kawat fasa di saluran transmisi udara, tegangan puncak akibat impuls di titik sambaran yang berada di 3 meter dari letak pemasangan arester mencapai,35mv di fasa yang terkena sambaran,,58mv, dan,36mv pada fasa lain. Sedangkan tegangan puncak akibat impuls di ujung SKTT yang sudah dilindungi arester dengan panjang kabel,98 kilometer adalah,47 kv di fasa yang terkena sambaran,,7 kv, dan,4 kv di fasa lain. Dengan mengetahui besar tegangan lebih akibat impuls, maka dapat dijadikan pertimbangan dalam menentukan berapa Basic Impuls Insulation Level (BIL) pada isolasi kabel. Kata kunci - Sambaran Petir Langsung, Arester, SKTT, ATP-EMTP I. PENDAHULUAN aluran transmisi yang ada di Indonesia bermacam- Smacam, diantaranya yaitu saluran transmisi udara, bawah tanah, dan bawah laut. Hal ini digunakan dengan alasan teknis tertentu. Banyak digunakan saluran transmisi udara dikarenakan sistem ini lebih murah, cara penyambungannya mudah dan memudahkan dalam pencarian gangguan. Namun sistem ini memerlukan tempat yang luas, tidak cocok untuk dilewatkan diatas pemukiman yang bergedung tinggi, dan lebih mudah terkena ganguan ( petir). Sambaran petir yang mengenai sistem tenaga listrik akan menimbulkan tegangan lebih. Sambaran petir yang paling membahayakan sistem tenaga listrik yaitu apabila petir menyambar mengenai kawat fasa langsung yang dikarenakan pada perlindungan kawat tanah tidak dapat melindungi secara sempurna. Sambaran ini dapat menghasilkan tegangan yang sangat tinggi sehingga dapat merusak peralatan jika magnitude tegangannya belebihi BIL peralatan isolasi.. Untuk mengatasi hal ini, peralatan-peralatan harus dilindungi supaya tidak rusak Pada saluran kabel bawah tanah yang sudah dilindungi arester tidak sepenuhnya aman dari tegangan lebih akibat impuls. Saluran kabel bawah tanah masih mengalami tegangan lebih akibat sisa pemotongan impuls petir oleh arester. Permasalahan yang dibahas dalam studi ini yaitu bagaimana pengaruh tegangan lebih yang terjadi pada saluran kabel setelah dilindungi arester saat impuls petir tipikal ka,/5µs, dan jika parameter impuls petir di ubah ubah. Tujuan dari penelitian studi ini adalah membuat pemodelan terjadinya tegangan lebih transien untuk pertimbangan dalam penentuan isolasi peralatan kabel. II. GANGGUAN SURJA PETIR DAN ARESTER SURJA A. Tegangan Lebih Akibat Petir Petir atau halilintar merupakan gejala alam yang biasanya muncul pada musim hujan dimana di langit muncul kilatan cahaya sesaat yang menyilaukan yang beberapa saat kemudian disusul dengan suara menggelegar. Perbedaan waktu kemunculan ini disebabkan adanya perbedaan antara kecepatan suara dan kecepatan cahaya.[] Standard Impuls petir yang banyak digunakan yaitu,/5μs.,μs adalah waktu muka gelombang impuls petir, dan 5 μs adalah waktu ekor/punggung. Muka gelombang didefenisikan sebagai bagian dari gelombang yang dimulai dari titik nominal sampai tegangan puncak, sedangkan sisanya adalah ekor/punggung gelombang. Waktu punggung yaitu waktu mulainya impuls sampai dengan 5% nilai puncak pada punggung impuls.[] Gambar. Besaran Tegangan Impuls Petir [] Adapun keterangan gambar pada tegangan impuls petir adalah sebagai berikut: Standar,/5 µs T S =, µs ± 3% T R = 5 µs ± % Berdasarkan sambarannya, sambaran petir dapat dibedakan menjadi sambaran langsung dan sambaran tidak langsung. Disebut sebagai sambaran langsung apabila sambaran petir itu mengenai saluran fasa, tower, atau bahkan kawat tanah. Tower saluran daya yang berada di tanah, tegangan yang dibawah kondisi stedy state meningkat atau bertambah tegangan transiennya karena aliran arus petir melalui surge impedans tower dan melalui resistansi kaki tower. Bahkan sambaran pada kawat tanah akan menambah tegangan puncak tower. Sebuah flashover insulator yang disebabkan oleh sambaran petir pada tower disebut back flashover. Kawat tanah kadang-kadang gagal melindungi

saluran fasa, dalam hal ini terjadilah kegagalan perlindungan tanah. Tegangan tinggi transien dapat juga dihasilkan pada saluran tenaga untuk sambaran pada tanah disekitarnya. Sambaran ini disebut sambaran tidak langsung, untuk membedakannya dengan sambaran langsung dapat diliihat pada Gambar. [3] Gambar. Ilustrasi dari Sambaran Petir Langsung dan Tidak Langsung [3] B. Arester Surja Arester surja merupakan peralatan yang didesain untuk melindungi peralatan lain dari tegangan surja (baik surja hubung maupun surja petir) dan pengaruh follow current. Sebuah arester harus mampu bertindak sebagai insulator, mengalirkan beberapa miliampere arus bocor ke tanah pada tegangan sistem dan berubah menjadi konduktor yang sangat baik yaitu mengalirkan ribuan ampere arus surja ke tanah, memiliki tegangan yang lebih rendah daripada tegangan withstand dari peralatan ketika terjadi tegangan lebih, dan menghilangkan arus susulan yang mengalir dari sistem melalui arester (power follow current) setelah surja petir atau surja hubung berhasil didisipasikan. [4] Dalam menentukan rating lightning arester, yang perlu diketahui antara lain adalah tegangan tertinggi sistem dan koefisien pentanahan. Tegangan tertinggi sistem umumnya diambil % dari harga tegangan nominal sistem. Tegangan pengenal lightning arester diperoleh dari tegangan rms fasa ke fasa x, x koefisien pentanahan. Pada sistem yang diketanahkan langsung, koefisien pentanahannya =,8. Sedangkan sistem yang tidak diketanahkan langsung, koefisien pentanahannya =,. [5] Adapun nilai komponen yang lain dapat ditentukan dengan persamaan persamaan berikut ini : L =, μh... (3.) R = Ω... (3.) L = 5 μh... (3.3) R = 65 Ω... (3.4) C = pf... (3.5) dimana : d = panjang keseluruhan arester (dalam meter) n = jumlah kolom parallel B. Model Saluran Kabel Bawah Tanah Kabel yang digunakan pada pemodelan studi ini yaitu mengacu pada data kabel yang digunakan oleh PLN pada saluran GI Sukolilo-GIS Ngagel. Penampang kabel bawah tanah yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 6 Gambar 4. Oil Filled Power Cable [7] C. Model Saluran Transmisi Udara Pada pemodelan simulasi dalam studi ini, dianggap semua menara adalah sama yaitu tipe tower DRAN 4Aa +6. Dan pemodelan yang mengalami gangguan akibat impuls petir hanya disimulasikan pada sirkuit saja. Gambar menara dapat dilihat pada Gambar 3. III. PEMODELAN SALURAN TRANSMISI 5kV A. Model arester Pemodelan arester yang digunakan pada simulasi ini yaitu model arester yang diajukan oleh IEEE WG 3.4.. Model arester ini dikenal sebagai model arester-ganda. Rangkaian ini terdiri dari dua buah tahanan nonlinier Ao dan A yang dipisahkan oleh filter R - L. Gambar 3. Model Rangkaian Arester Petir yang Diusulkan oleh IEEE WG 3.4. Tahun 99 [6] Gambar 5. Menara Transmisi 5KV GI Kenjeran GI Sukolilo Tipe DRAN 4Aa +6

Gambar 6. Pemodelan Simulasi pada Saluran Kabel Tegangan Tinggi yang dilindingi Arester IV. SIMULASI DAN ANALISA A. Simulasi dan Analisa saat Impuls Petir,/5s Simulasi pemodelan saluran kabel tegangan tinggi yang sudah dilindungi arester dapat dilihat pada Gambar 6. Hasil simulasi untuk pengukuran arus, diantaranya yaitu arus sambaran petir, arus saluran, arus arester, dan arus sisa pemotongan arester. Arus saluran yaitu arus total yang mengalir pada saluran sebelum dipotong oleh arester. Arus arester yaitu arus yang mengalir pada arester saat terjadi sambaran. Sedangkan untuk pengukuran tegangan, dilakukan pengukuran pada titik sambaran dan pada ujung kabel. Pada simulasi ini dimisalkan sambaran petir mengenai kawat fasa A dengan jarak jarak sambaran berada pada jarak 3 meter dari pemasangan arester dengan arus sambaran petir ka,,/5μs. Arus sambaran pada saluran yang dipotong oleh arester dapat dlihat pada Gambar 7. bukan ketika puncak arus sambaran dan puncak pemotongan arester, tetapi terjadi pada waktu punggung sambaran. Gambar 8. Grafik pemotongan Arus flash over pada Saluran oleh Arester Pada fasa B, dan fasa C yang tidak terkena sambaran seperti yang terlihat pada Gambar 8, dan Gambar 9, juga terjadi tambahan arus yaitu sebesar 44 Ampere pada fasa B, dan 4 Ampere pada fasa C. Pemotongan arus oleh arester pada fasa B sebesar 434Ampere, dan pada fasa C sebesar 34 Ampere. Dan arus yang tidak terpotong oleh arester seperti yang terlihat pada Gambar di bawah, pada fasa A sebesar 98 Amper, fasa B sebesar 47 Amper, dan pada fasa C sebesar 46Amper. Gambar 7. Grafik Arus Sambaran pada Saluran dengan Impuls petir,/5μs Pada hasil simulasi seperti yang terlihat pada Gambar 7. arus arester (warna biru) terlihat membelakangi arus petir (merah) dengan selisih waktu mikro detik, hal ini dikarenakan letak titik sambaran petir berada pada jarak 3 meter dari letak pemasangan arester. Arus saluran diukur didekat arester. Hasil ukur arus maksimum yang terjadi pada fasa A yang terkena sambaran mencapai 9,97 ka, dan arus puncak yang dipotong oleh arester mencapai 9,94 ka. Sedangkan arus puncak akibat impuls yang tidak terpotong pada oleh arester yaitu sebesar 98A. Arus puncak yang tidak terpotong ini lebih besar dari hasil arus sambaran setelah dikurangi dengan arus yang dipotong oleh arester ini terjadi Gambar 9. Grafik pemotongan Arus flash over pada Saluran Fasa C oleh Arester 3

Tegangan lebih yang terjadi akibat sambaran petir dengan amplitudo ka dengan waktu impuls,/5μs yang dialami oleh kabel mendapat tambahan tegangan akibat impuls sebesar,47 kv. Sedangkan pada fasa lain yang tidak tersambar yaitu fasa B dan fasa C juga mengalami tegangan lebih akibat impuls yang tidak begitu besar dibandingkan pada fasa A. Pada fasa B mendapat tambahan tegangan,7 kv, sedangkan pada fasa C,4 kv. Gambar. Grafik Arus Sambaran yang Tidak Terpotong oleh Arester saat Impuls,/5μs Saat sambaran berada pada titik yang sama, yaitu pada jarak 3 meter dari letak pemasangan arester. Sambaran petir mengenai kawat fasa A dengan amplitudo ka dan waktu impuls,/5μs. Tegangan yang terukur di titik saluran dapat di lihat pada Gambar. B. pengukuran Tegangan puncak dengan variasi Front Time impuls Petir Pada pengukuran Tegangan puncak dengan variasi front times impuls petir, dilakukan pengukuran tegangan di titik sambaran, dan ujung kabel. Sambaran petir berada pada jarak yang sama yaitu pada jarak 3 meter dari pemasangan arester. Hasil Tegangan puncak di titik sambaran dengan variasi front Time impuls Petir /s, /s, 4/s, 8/s dengan amplitudo arus petir ka dapat pada Tabel, dan untuk tegangan pada ujung kabel dapat dilihat pada tabel. Tabel. Tegangan puncak di Titik Sambaran dengan Variasi Front Time Impuls Petir /s, /s, 4/s, 8/s Front Tim e Tegangan Fasa (MV) Impuls Petir Fasa C /s,35,58,35 /s,36,59,36 4/s,4,53,33 8/s,37,35, Gambar. Tegangan Fasa pada Titik Sambaran Petir Pada saat terjadai sambaran petir tegangan puncak pada titik sambaran pada fasa A mencapai,35mv, pada fasa B mencapai,58mv, dan pada fasa C mencapai,36mv. Dengan adanya pengaruh oleh arester, tegangan yang terjadi pada ujung kabel menjadi jauh lebih kecil dari pada tegangan lebih pada titik sambaran. Gambar grafik tegangan pada ujung saluran kabel dapat dilihat pada Gambar dibawah ini. Tegangan pada Titik Sambaran (MV).5.5.5 5 Front Time (s) Fasa C Gambar 3. Grafik Tegangan di ti tik Sambaran Terhadap Perubahan Front Time Dilihat dari grafik pada gambar 3 di atas, dengan variaasi front time /s, /s, 4/s, 8/s, Tegangan puncak tertinggi terjadi pada saat / s. Tabel. Tegangan pada Ujung Kabel dengan Variasi Front Time Impuls Petir /s, /s, 4/s, 8/s Gambar. Grafik Tegangan pada ujung Saluran Kabel saat Impuls,/5μs Front Tim e Tegangan Fasa (kv) Impuls Petir Fasa C /s 7,68,97,95 /s 7,93,99 4/s 8,39,6,4 8/s 9,4,5,3 4

Tegangan Ujung Kabel (KV) Gambar 4. Grafik Tegangan pada Ujung Kabel Terhadap perubahan Front Time impuls petir Dilihat dari grafik pada gambar 4 di atas pengaruh front time impuls petir dapat mempengaruhi besar tegangan pada ujung kabel di karenakan pengaruh arester. C. pengukuran Tegangan puncak dengan variasi Tail Time impuls Petir Pada pengukuran Tegangan puncak dengan variasi tail times impuls petir, dilakukan pengukuran tegangan di titik sambaran, dan ujung kabel. Sambaran petir berada pada jarak yang sama yaitu pada jarak 3 meter dari pemasangan arester. Hasil Tegangan puncak di titik sambaran dengan Variasi Tail Time Impuls Petir 8/s, 8/4s, 8/6s, 8/s dengan amplitudo arus petir KA dapat pada Tabel 3, dan untuk tegangan pada ujung kabel dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 3. Tegangan puncak di Titik Sambaran dengan Variasi Tail Time Impuls Petir 8/s, 8/4s, 8/6s, 8/s Tail Time Tegangan Fasa (MV) Impuls Petir Fasa C 8/s,37,35, 8/4s,44,37,3 8/6s,49,38,4 8/s,56,4,5 Tegangan Puncak di Titik Sambaran (MV) 8 6 4 5 front time (s).5.5 5 5 Tail Time (s Fasa C Fas C Gambar 5. Grafik Tegangan di titik Sambaran Terhadap Perubahan Tail Time Dari grafik pada gambar 5 terlihat bahwa perubahan besar tail time juga mempengaruhi tegangan di titik sambaran. Tabel 4. Tegangan pada Ujung Kabel dengan Variasi Tail Time Impuls Petir 8/s, 8/4s, 8/6s, 8/s Tailt Time Tegangan Fasa (KV) Impuls Pe tir Fasa C 8/s 9,4,5,3 8/4s,57,5, 8/6s 4,33,6,3 8/s 9,64,6,3 Tegangan pada Ujung Kabel (KV) 5 5 5 Fasa C 5 5 Tail Time (s) Gambar 6 Grafik Tegangan pada Ujung Kabel Terhadap perubahan Tail Time impuls petir Dari grafik pada gambar 6 terlihat bahwa semakin besar tail time semakin besar pula tegangan yang terjadi pada ujung kabel. V. KESIMPULAN. Tegangan puncak akibat impuls pada ujung SKTT dengan panjang,9 kilometer, saat impuls petir ka,/5μs mengenai kawat saluran udara di fasa A dengan jarak 3 meter dari letak pemasangan arester, pada ujung kabel di fasa A sebesar,47 kv, fasa B sebesar,7 kv, dan fasa C sebesar,4 kv.. Variasai Front Time impuls petir dapat mempengaruhi tegangan puncak pada ujung kabel, semakin panjang nilai Front Time petir menjadikan nilai tegangan puncak pada ujung kabel semakin besar. Saat Front Time /μs, tegangan puncak ujung kabel akibat impuls pada fasa A sebesar 7,68 kv, fasa B sebesar,97 kv, fasa C sebesar,95 kv. Saat Front Time 8/μs, tegangan puncak ujung kabel pada fasa A sebesar 9,4 kv, fasa B sebesar,5 kv, fasa C sebesar,3 kv. Besar nilai pada ujung kabel ini dipengaruhi karena adanya pemotongan oleh arester. 3. Variasi tail time impuls petir dapat impuls petir dapat mempengaruhi tegangan puncak pada ujung kabel, semakin panjang nilai tail time petir menjadikan nilai tegangan puncak pada ujung kabel semakin besar. Saat tail time 8/μs, tegangan puncak ujung kabel pada fasa A sebesar 7,68 kv, fasa B sebesar,97 kv, fasa C sebesar,95 kv. Saat tail time 8/μs, tegangan puncak ujung kabel pada fasa A sebesar 9,64 kv, fasa B sebesar,6 kv, fasa C sebesar,3 kv. Tegangan puncak ini terjadi bukan ketika arus puncak sambaran, namun saat waktu ekor arus sambaran yang tidak dapat dipotong leh arester secara sempurna. 5

VI. DAFTAR PUSTAKA. Arismunandar, Kuwara., Teknik Tenaga Listrik,Jilid, Pradnya Paramita, Jakarta, 993.. Yulistya N, I Made., Teknik Tegangan Tinggi. Catatan Kuliah, Jurusan Teknik Elektro ITS, Surabaya, 9. 3. Zoro H. Reynaldo., Proteksi Terhadap Tegangan Lebih Petir Pada Sistem Tenaga Listrik, Catatan Kuliah, Departemen Teknik Elektro ITB, Bandung, 4. 4. PT.PLN (Persero)., " Lightning Arester Buku Petunjuk Batasan Operasi dan Pemeliharaan Peralatan Penyaluran Listrik, Surabaya, 9. 5. Hutauruk, T.S., Gelombang Berjalan dan Proteksi Surja, Erlangga, Jakarta, 989. 6. IEEE WG 3.4., Modeling of Metal Oxide Surge Aresters. IEEE Transactions on Power Delivery, pp 3-39, January, 99. 7. PT. PLN (Persero) P3B Region Jawa Timur dan Bali. 977. Draft Detailed Design Report on East Java Electric Power Transmission and Distribution Network Project Third Stage. VII. RIWAYAT HIDUP Dedy Setiawan dilahirkan di Kabupaten Tulungagung, 4 Pebruari 987. Penulis memulai jenjang pendidikannya SDN Sambirobyong II Tulungagung, dan lulus tahun. Setelah itu penulis melanjutkan studinya di SLTP Negeri 3 Tulungagung. Tahun 3, penulis diterima sebagai murid SMA Negeri Kedungwaru Tulungagung hingga lulus tahun 6. Pada tahun yang sama penulis masuk ke D3 Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, dan mengambil program studi Computer Control hingga lulus pada tahun 9. Saat kuliah di D3, penulis mengerjakan studi Sistem Monitoring Ketinggian Air pada Bendungan Secara Jarak Jauh dengan Memanfaatkan Gelombang Radio. Setelah lulus dari D3, penulis melanjutkan studi S melalui program Lintas Jalur di Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya dengan NRP. 95 dan mengambil bidang studi Teknik Sistem Tenaga. Penulis dapat dihubungi melalui alamat email al_awwan@yahoo.com. 6