I.PENDAHULUAN. Indonesia, terutaman di pedesaan. Masyarakat desa dinilai lebih membutuhkan

dokumen-dokumen yang mirip
IV.GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Langkah selanjutnya setelah menentukan cara-cara untuk memperoleh data

VI. KESIMPULAN DAN SARAN. yang sudah terkumpul pada bab kesimpulan.

PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN MUSRENBANG DESA/ KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI KECAMATAN LICIN KANTOR KEPALA DESA BANJAR

KEPALA DESA LICIN KECAMATAN LICIN KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN DESA LICIN NOMOR 7 TAHUN 2015 T E N T A N G

BUPATI MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2014

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GROBOGAN,

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 5 Tahun : 2013

PERATURAN DESA TUNJUNGTIRTO KECAMATAN SINGOSARI KABUPATEN MALANG NOMOR : 02 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DESA (RKP-DESA) TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN ( MUSRENBANG )

PNPM MANDIRI PERDESAAN

PERATURAN DESA SINDANGLAYA KECAMATAN CIPANAS KABUPATEN CIANJUR NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DESA (RKP DESA) TAHUN 2015

PEMERINTAH KABUPATEN MAMUJU Jl. Soekarno Hatta No. 17 Telp (0426) Kode Pos Mamuju

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun

KEPALA DESA BENELANLOR KECAMATAN KABAT KABUPATEN BANYUWANGI

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN. (Lembaran Resmi Kabupaten Sleman) Nomor: 2 Tahun 2014 Seri E BUPATI SLEMAN PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 12 TAHUN TENTANG SISTEM PENGELOLAAN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PERBEKEL TEGAK KABUPATEN KLUNGKUNG PERATURAN DESA TEGAK NOMOR :... TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA TAHUN

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

KEPALA DESA CLURING KECAMATAN CLURING KABUPATEN BANYUWANGI

(PNPM-MP) adalah bagian dari upaya Pemerintah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Lingkup Kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan pada prinsipnya adalah

SURAT EDARAN BUPATI KEBUMEN. Kebumen, Oktober 2010

BUPATI NATUNA PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN NATUNA NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

LAMPIRAN. Panduan Pertanyaan dalam Wawancara Mendalam. Nama :... Peran di PNPM-MPd :...

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA KALIPAIT,

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN DESA SERANG NOMOR 07 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA (RKP DESA) TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan pedesaan merupakan bagian integral dari pembangunan

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ketidakmampuan secara ekonomi dalam memenuhi standar hidup rata rata

PERATURAN DESA SUKALAKSANA NOMOR : 2 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA (RPJMDesa) TAHUN

PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF KOTA KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB 4 UPAYA MEREFLEKSIKAN PREFERENSI LOKAL DALAM PENYUSUNAN PRIORITAS PEMBANGUNAN KOTA BANDUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN BARAT NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PENGELOLAAN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF DAERAH

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah telah mengatur

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA OLEH : BAPPEDA KABUPATEN BANYUWANGI

Pedoman Umum Penyusunan Rencana Pengembangan Desa Pesisir

Memperkuat Partisipasi Warga dalam Tata Kelola Desa : Mendorong Kepemimpinan Perempuan

KEPALA DESA SEMPU KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN DESA SEMPU NOMOR : 4 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA TAHUN 2016

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 5 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG

KEPALA DESA BADAMITA KABUPATEN BANJARNEGARA PERATURAN DESA BADAMITA NOMOR : 03 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA TAHUN 2017

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 09 TAHUN 2008 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA/KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 27 A TAHUN 2010 TENTANG

VI. SIMPULAN DAN SARAN. pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa : Non Pemerintah Dalam Penetapan dan Penyusunan RKPD

BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2010 NOMOR 34

PENJELASAN VI PENULISAN USULAN DAN VERIFIKASI

PEDOMAN MUSRENBANG 2017 REMBUK RW

KEPALA DESA SUKARAJA KECAMATAN SINDANGKASIH KABUPATEN CIAMIS PERATURAN DESA SUKARAJA NOMOR TAHUN 2015

TATA CARA MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) RKPD KOTA BANDUNG DI KELURAHAN BERDASARKAN PERMENDAGRI NO.54 TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. upaya untuk dapat mewujudkan cita-cita bangsa yakni terciptanya kesejahteraan

BUPATI BANDUNG PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 60 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 57A TAHUN 2017 TENTANG

DEKLARASI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS,

PETUNJUK TEKNIS PEYELENGGARAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) TAHUN

SALINAN KEPALA DESA CLURING KECAMATAN CLURING KABUPATEN BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DESA CLURING NOMOR : 3 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN

WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan sebagai suatu proses multidimensional yang mencakup

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan suatu proses perubahan-perubahan yang terus. menerus ke arah yang dikehendaki. Menurut Rogers dikutif Zulkarimen

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

PERUBAHAN JUKNIS MUSRENBANG KOTA SURAKARTA TAHUN 2012

KEPALA DESA PASIR KECAMATAN AYAH KABUPATEN KEBUMEN PERATURAN DESA PASIR NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dari situasi sebelumnya. Otonomi Daerah yang juga dapat dimaknai

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( DPA SKPD )

KEPALA DESA WONGSOREJO KECAMATAN WONGSOREJO KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN DESA WONGSOREJO KECAMATAN WONGSOREJO KABUPATEN BANYUWANGI

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF

PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 135 TAHUN 2016 TENTANG

Panduan Teknis Pra-Musrenbang Kelurahan Percontohan

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan di Indonesia, kecamatan mempunyai kedudukan cukup strategis dan

PERATURAN DESA SUKAMUKTI NOMOR : 02 TAHUN 2011 T E N T A N G RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA

DAFTAR SINGKATAN. Petunjuk Teknis Operasional PNPM Mandiri Perdesaan

PERATURAN DESA SUMBERBULU NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA RPJM Des TAHUN

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

1 I.PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan salah satu hal penting yang menjadi permasalahan di Indonesia, terutaman di pedesaan. Masyarakat desa dinilai lebih membutuhkan pembangunan dilihat dari faktor ekonomi. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No 72 Tahun 2005 pasal 63,pemerintahan desa wajib memilikirencana Pembangunan Menengah Desa (RPJMDes) dan Rencana Kerja Pembangunan Desa(RKP). RPJM-Desa merupakan langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh pemerintah desaselama 5 (lima) tahun. RPJM-Desa tersebut memuat arah kebijakan pembangunan desa,arah kebijakan keuangan desa, kebijakan umum, dan program Satuan KerjaPerangkat Desa (SKPD), lintas SKPD dan program prioritas kewilayahan dengan disertai rencana kerja. Kepala desa yang terpilih akan membuat rencana pembangunan desa bersama dengan perangkat desa lainnya. Untuk keberhasilan pelaksanaan pembangunan dibutuhkan partisipasi seluruh masyarakat desa. Partisipasi masyarakat merupakan kunci keberhasilan dari suatu pembangunan. Keterlibatan masyarakat dalam suatu proses pembangunan sangat penting karena masyarakat yang mengetahui segala

2 permasalahan yang ada serta cara untuk mengatasi permasalahan tesebut. Keterlibatan masyarakat diharapakan dalam setiap tahapan pelaksanaan pembangunan dimulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan pemeliharaan pembangunan. Salah satu tahapan pelaksanaan pembangunan dimulai dari tahap perencanaan pembangunan. Pada tahap perencanaan pembangunan, pemerintah mengupayakan adanya partisipasi masyarakat dengan diadakannya musrenbang.musrenbang dilakukan secara berjenjang mulai dari desa/kelurahan, kecamatan, kota/kabupaten, provinsi hingga nasional. Musrenbang desa adalah forum musyawarah tahunan para pemangku kepentingan desa untuk menyepakati Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKP) tahun anggaran yang direncanakan. Di dalam musrenbang tersebut masyarakat dapat mengajukan usulan atau pendapatnya dalam perumusan rencana pembangunan desa. Partisipasi masyarakat dalam perumusan rencana pembangunan desa akan memiliki tiga dampak penting yaitu 1) masyarakat akan terhindar dari peluang masnipulasi. Keterlibatan masyarakat secara langsung akan memperjelas apa yang sebenarnya dikehendaki masyarakat, 2) memberikan nilai tambah pada legitimasi rumusan perencanaan, semakin banyak yang terlibat maka semakin baik, 3) meningkatkan kesadaran dan ketrampilan plitik masyarakat (Dea Deviyanti, 2013: 380-394 vol 2).

3 Berdasarkan hasil pra riset penulis, desa Kembang Gading Kecamatan Abung Selatan Kabupaten Lampung Utara merupakan sebuah desa pemekaran dari desa Candimas Kecamatan Abung Selatan.Desa Kembang Gading baru berdiri sendiri sejak tahun 2010 lalu. Sebagai desa yang baru mekar seharusnya masyarakat desa Kembang Gading bersemangat untuk memajukan desanya. Salah satunya dengan keterlibatan masyarakat dalam perencanaan pembangunan di desa kembang Gading. Namun, partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan masih rendah. Hal itu dapat terlihat dari data daftar hadir masyarakat pada saat rapat mengenai perencanaan pembangunan desa. Dalam musrenbang tersebut, terdapat 40 orang yang hadir dalam rapat dari 128 orang undangan. Jadi baru sekitar 30% - 40% partisipasi masyarakat di desa Kembang Gading. Pembangunan desa Kembang Gading dapat dikatakan masih belum berjalan baik. Pembangunan tidak hanya dari pembangunan fisik tetapi ada juga pembangunan non fisik. Pembangunan fisik seperti jalan, jembatan dan infrastrukur lainnya. Kurangnya pembangunan fisik terlihat dari keadaan jalan di desa Kembang Gading yang masih jalan tananh merah, kurangnya fasilitas penunjang kehidupan masyarakat seperti sekolah yang masih tidak layak dari sarana dan prasarana yang ada (foto terlampir). Sedangkan pembangunan non fisik seperti pemberdayaan masyarakatnya. Terlihat dari kondisi masyarakat di desa tersebut. Tingkat pendidikan masyarakatnya masih rendah. Sehingga masyarakat perlu meningkatkan pembangunan desa.

4 Kurangnya partisipasi masyarakat seperti yang dikatakan oleh Ridwan pada wawancara tanggal 14 Februari 2014, Sekretaris Desa Kembang Gading bahwa kurangnya partisipasi masyarakat salah satunya adalah masalah waktu pelaksanaan rapat yang dianggap warga bukan waktu yang tepat. Pelaksanaan rapat di Desa Kembang Gading dilaksanakan pada malam hari, dengan alasan sebagian besar matapencaharian warga bekerja sebagai petani. Masyarakat harus bekerja dari pagi hari hingga sore hari, kemudian malam hari warga lebih banyak memilih untuk beristirahat daripada menghadiri rapat. Desa kembang Gading baru berdiri sendiri menjadi sebuah desa sejak 3 tahun lalu. Maka program-program pembangunan yang ada di desa Kembang Gading juga belum berjalan dengan baik. Salah satu program pembangunan yang ada di desa Kembang Gading adalah program PNPM-MP. PNPM mandiri adalah program nasional penanggulangan kemiskinan terutama yang berbasis pemberdayaan masyarakat. Tujuan umum PNMPM-MP adalah meningkatnya kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin di pedesaan dengan mendorong kemandirian dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan pembangunan. Sedangkan tujuan khusus dari program ini adalah untuk meningkatkan partisipasi seluruh masyarakat, termasuk kelompok masyarakat miskin dan kelompok masyarakat yang sering diabaikan dalam proses pengambilan keputusan dan pengelolaan pembangunan (petunjuk operasional PNPM-MP, 2007 :6).

5 Menurut Ridwan, sekretaris desa Kembang Gading mengatakan bahwa program PNPM-MP sudah masuk ke desa Kembang Gading. Namun, pelaksanaannya belum maksimal. Hal tersebut karena kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai program PNPM-MP tersebut. Sedangkan menurut salah seorang warga kurangnya partisipasi masyarakat mengenai program tersebut karena kurangnya sosialisasi yang dilakukan oleh Kepala Desa mengenai program tersebut. Peranan Kepala Desa yang seharusnya mempunyai pengaruh penting dalam pembangunan ke arah lebih baik menjadi tidak penting apabila Kepala Desa tidak menjalankan peranannya dengan baik. Sehingga masyarakat pada akhirnya memilih pasif. Berdasarkan ketentuan dasar PNPM mandiri, setiap desa dapat mengajukan 3 (tiga) usulan untuk dapat didanai dengan BLM PNPM Mandiri Perdesaan. Setiap usulan harus merupakan 1 (satu) jenis kegiatan / satu paket kegiatan yang secara langsung saling berkaitan. Ketiga usulan tersebut adalah usulan kegiatan sarana prasarana dasar atau kegiatan peningkatan kualitas hidup masyarakat (kesehatan atau pendidikan) atau peningkatan kapasitas / ketrampilan kelompok usaha ekonomi yang ditetapkan oleh musyawarah desa khusus perempuan, Usulan kegiatan simpan pinjam bagi Kelompok Perempuan (SPP) yang ditetapkan oleh musyawarah desa khusus perempuan. Alokasi dana kegiatan SPP ini maksimal 25% dari BLM kecamatan. Tidak ada batasan alokasi maksimal per desa namun harus mempertimbangkan hasil verifikasi kelayakan kelompok dan usulan kegiatan sarana prasarana dasar, kegiatan peningkatan kualitas hidup masyarakat (kesehatan atau pendidikan) dan

6 peningkatan kapasitas / ketrampilan kelompok usaha ekonomi yang ditetapkan oleh musyawarah perencanaandesa Desa Kembang Gading juga memiliki salah satu usulan program PNPM-MP untuk meningkatkan pemberdayaan perempuan yaitu SPP (Simpan Pinjam Perempuan). Program SPP merupakan program pengembangan usaha kecil yang dilakukan oleh perempuan. Syarat dari penerima program SPP di desa Kembang Gading adalah perempuan-perempuan janda yang tidak mampu menghidupi kebutuhan sendiri, perempuan miskin yang tidak memiliki penghasilan tetap. Hasil penelitian sejenis yang dilakukan oleh Imam Luqmana di desa Ketangirejo Kecamatan godong Kabupaten Grobogan, pada tahun 2013 didapatkan bahwa partisipasi masyarakat dalam program PNPM-Pedesaan masih rendah. Faktor-faktor penyebab rendahnya partisipasi masyarakat di Desa Ketangirejo adalah faktor internal dan eksternal. Faktor internal terdiri dari usia, pendidikan, pekerjaan dan penghasilan. Faktor eksternal adalah manajemen program dari para stakeholder yaitu pemerintah daerah, pemerintah desa, tokoh masyarakat dan konsultan/fasilitator.( jurnal Luqmana, vol 2 no 1, 2013) Kemudian hasil penelitian sejenis yang lainnya yang dilakukan oleh Ramli di desa Mantang Lama tahun 2012 partisipasi masyarakat dalam program PNPM- MP sangat tinggi. Partisipasi masyarakat dalam penelitian ini dibedakan dalam 5 tahap yaitu tahap inisiasi, perencanaan, desain, konstruksi, operasional dan

7 pemeliharaan. Pada Tahap Inisiasi, pada tahap ini partisipasi masyarakat sangat tinggi. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Khayrul di desa Lodaya Kecamatan Randudongkal Kabupaten Pemalang partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa masih rendah. Hal ini karena pemerintah desa belum memberikan ruang kepada masyarakat untuk memberikan partisipasinya. Keputusan masih didominasi oleh pemerintah desa serta orang-orang tertentu saja yang dilibatkan dalam pengambilan keputusan. Berdasarkan permasalahan-permasalahan di atas dapat dikatakan bahwa partisipasi masyarakat di desa Kembang Gading masih rendah. Maka, peneliti tertarik untuk meneliti Faktor-Faktor Penyebab Rendahnya Partisipasi Masyarakat Desa dalam Pembangunan Desa (Studi Kasus di Desa Kembang Gading Kecamatan Abung Selatan Kabupaten Lampung Utara) B. Rumusan Masalah Berdasarkan permasalahan di atas, maka rumusan masalahnya adalah apa faktor-faktor penyebab rendahnya partisipasi masyarakat? (studi kasus di desa Kembang Gading Kecamatan Abung Selatan Kabupaten Lampung Utara)

8 C.Tujuan Penelitian Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab partisipasi masyarakat desa dalam pembangunan desa rendah? (studi kasus di desa Kembang Gading Kecamatan Abung Selatan Kabupaten Lampung Utara) D.Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini antara lain : 1. Manfaat Teoritis Membuktikan teori yang dikemukan oleh Watson bahwa faktor penyebab rendahnya partisipasi adalah faktor internal (faktor individu) dan faktor eksternal (orang-orang yang berkepentingan dalam pembangunan). Faktor penyebab rendahnya partisipasi masyarakat dengan melihat penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Imam Luqmana di desa Ketangirejo bahwa faktor penyebab rendahnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan adalah faktor internal (umur, status warga di kelurahan, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan dan pendapatan.) dan faktor eksternal adalah manajemen program yang dilakukan oleh orang-orang yang memiliki kepentingan dalam pembangunan (pemerintah daerah, pengurus kelurahan (RT/RW), tokoh masyarakat dan fasilitator). Faktor internal yang paling mempengaruhi rendahnya partisipasi masyarakat adalah pekerjaan masyarakat. Faktor pekerjaan yang tidak bisa mereka tinggalkan. Masyarakat lebih memilih untuk berpartisipasi yang dapat memberikan keuntungan

9 terhadap kebutuhan ekonomi mereka dibandingkan bekerja untuk kepentingan bersama. Faktor internal lain yang ikut berperan dalam mempengaruhi rendahnya partisipasi masyarakat adalah pendidikan, status warga dan pendapatan. Rendahnya tingkat pendidikan masyarakat Ketangirejo menjadi salah satu penyebab rendahnya partisipasi masyarakat. Faktor pendidikan mempengaruhi seseorang terhadap kemajuan cara berfikir. Cara berfikiryang kurang maju karena rendahnya tingkatpendidikan tersebut menimbulkan sifat apatisterhadap tindakan-tindakan dan pemikiranyang maju lewat programprogram yangdisediakan oleh pemerintah, salah satunyaadalah program PNPM Mandiri. Masyarakat desa Ketangirejo umumnya berpenghasilan rendah. Pendapatan yang rendah tersebut mengakibatkan masyarakat lebih memilih fokus pada pemenuhan hidup pribadi dan keluarganya. Selain faktor pendapatan dan pendidikan masyarakat yang rendah, status warga desa Ketangirejo menjadi salah satu penyebab rendahnya partisipasi. Status warga yang dimaksud adalah masyarakat yang dilibatkan dalam program PNPM Mandiri. Pengurus PNPM-Mandiri hanya melibatkan masyarakat yang berkepentingan dalam pelaksanaan proyek pembangunan, karena hal ini dianggap lebih efisien dan cepat serta tidak memerlukan keterlibatan masyarakat dalam jumlah besar. Faktor ekternal yang menjadi penyebab rendahnya partisipasi masyarakat adalah kurangnya peran dari faktor eksternal dalam sosialisasi program. Baik pemerintah desa maupun pengurus RT/RW tidak menginformasikan

10 mengenai program PNPM secara intensif, sehingga banyak masyarakat yang tidak mengetahui program-program apa saja yang akan direncanakan dalam PNPM-mandiri. Selain itu pengurur PNPM Mandiri tidak melibatkan seluruh masyarakat. 2. Manfaat Praktis Dapat memberikan masukan kepada perangkat desa dan warga desa Kembang Gading untuk lebih meningkatkan peranannya agar desa menjadi lebih baik lagi. Hal ini terlihat dari hasil pra riset peneliti bahwa partisipasi masyarakat dalam membuat rencana pembangunan masih rendah. Perencanaan pembangunan dilakukan dengan mengadakan rapat musrenbang. Berdasarkan daftar hadir musrenbang, partisipasi masyarakat desa Kembang Gading masih rendah. Keterbukaan dan kejelasan dalam memberikan informasi kepada masyarakat harus lebih diperjelas lagi agar masyarakat mengerti mengenai rencana-rencana program pembangunan yang akan dilaksanakan. Keberhasilan program pembangunan dimulai dari perencanaan pembangunan. Keterlibatan masyarakat dalam perencanaan pembangunan menjadi awal keberhasilan pembangunan. Pemerintah desa harus lebih terbuka lagi dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat. penyampaian informasi juga harus jelas sesssshingga masyarakat tertarik untuk mengikuti alur pembangunan.