BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan sebagai salah satu aspek dalam pariwisata yang dapat dijadikan

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. proses penyediaan lapangan kerja, standar hidup bagi sektor-sektor

TUGAS MATA KULIAH LINGKUNGAN BISNIS POTENSI PARIWISATA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SEBAGAI PELUANG BISNIS

BAB I PENDAHULUAN. andalan bagi perekonomian Indonesia dan merupakan sektor paling strategis

BAB I PENDAHULUAN. September Matriks Rencana Tindak Pembangunan Jangka Menengah per Kementerian/Lembaga.

BAB I PENDAHULUAN. budaya yang semakin arif dan bijaksana. Kegiatan pariwisata tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Industri Pariwisata merupakan sektor terpenting dalam suatu negara karena dapat

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN. transportasi telah membuat fenomena yang sangat menarik dimana terjadi peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. bermacam macam ras, suku, dan etnis yang berbeda-beda. Masing-masing daerah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai organisasi internasional antara lain PBB, Bank Dunia dan

BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sektor pariwisata merupakan sektor penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan atas penyatuan minat dari negara anggota ASEAN untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan ini semakin dirasakan oleh daerah terutama sejak diberlakukannya

BAB I PENDAHULUAN. makanan di luar rumah. Kegiatan makan di luar rumah bersama teman dan keluarga

BAB I PENDAHULUAN. dari berbagai indikator, seperti sumbangan terhadap pendapatan dan

BAB I PENDAHULUAN. menarik kunjungan wisatawan. Wisatawan yang datang berkunjung. negara dan masyarakat di lokasi obyek wisata.

Statistik tabel Pariwisata Yogyakarta dan Perkembangannya

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor industri terbesar yang menghasilkan devisa

KAJIAN WUJUD KESIAPAN MASYARAKAT TERHADAP KEBUTUHAN WISATAWAN DI KAWASAN WISATA AGRO BANGUNKERTO, SLEMAN, YOGYAKARTA TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. menjangkau kalangan bawah. Masyarakat di sekitar obyek-obyek wisata

BAB I PENDAHULUAN. menjadi komoditas yang mempunyai peran penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. penghasil devisa terbesar di bawah minyak dan gas bumi, batu bara, minyak

oleh semua pihak dalam pengembangan dunia pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. mengandalkan sektor pariwisata untuk membantu pertumbuhan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. Era otonomi daerah, sektor pariwisata memegang peranan penting dalam

BAB I Pendahuluan. Pariwisata merupakan sebuah industri yang menjanjikan. Posisi pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. rutinitasnya masing-masing. Baik yang sudah bekerja atau yang masih

BAB I PENDAHULUAN. memiliki ragam budaya yang berbeda satu sama lain. Keragaman budaya ini

mempertahankan fungsi dan mutu lingkungan.

BAB I PENGANTAR. menjadi sub sektor andalan bagi perekonomian nasional dan daerah. Saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata adalah suatu kegiatan yang unik, karena sifatnya yang sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yogyakarta merupakan salah satu daerah otonom di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, selain Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. yang ingin menyegarkan pikiran setelah bekerja dan memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki daya tarik wisata yang

IV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan

BAB I PENDAHULUAN. antara lain berupa keanekaragaman hayati, keunikan budaya tradisional, keindahan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan ekonomi nasional sebagai sumber penghasil devisa, dan membuka

BAB I PENDAHULUAN. Tourism Organization (2005) dalam WTO Tourism 2020 Vision, memperkirakan jumlah kunjungan wisatawan internasional di seluruh dunia

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 5.1 Kesimpulan Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil yang telah dijelaskan pada bab-bab

BAB I PENDAHULUAN. manusia atau masyarakat suatu bangsa, dalam berbagai kegiatan

BAB II DISKIRPSI PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata sebagai salah satu sumber pendapatan negara dan daerah,

BAB I PENDAHULUAN. kualitas manusia dan masyarakat Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan

BAB I PENDAHULUAN. wisata utama di Indonesia. Yogyakarta sebagai kota wisata yang berbasis budaya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia demi mencapai masyarakat yang sejahtera. Namun, mengingat Negara

BAB I PENDAHULUAN. Dusun Srowolan adalah salah satu Dusun di Desa Purwobinangun, UKDW

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Kesimpulan. 1. Sektor yang memiliki keterkaitan ke belakang (backward linkage) tertinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata merupakan industri yang banyak dikembangkan di negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara selain sektor migas

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata bukanlah industri yang berdiri sendiri, tetapi merupakan suatu

IV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata di Kota Padang sangat penting dikarenakan Kota Padang

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya nasional yang berkeadilan, serta perimbangan keuangan pusat dan

tersendiri sebagai destinasi wisata unggulan. Pariwisata di Bali memiliki berbagai

BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG PERATURAN BUPATI KARAWANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kelayakan

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1. 1 Peta Wisata Kabupaten Sleman Sumber : diakses Maret Diakses tanggal 7 Maret 2013, 15.

-1- BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 30 TAHUN 2017 TENTANG PENJABARAN TUGAS DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Udkhiyah, 2013

IV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan

BAB I PENDAHULUAN. setelah komoditi minyak dan gas bumi serta minyak kelapa sawit. 1

BUPATI MALANG SAMBUTAN BUPATI MALANG PADA ACARA PENERIMAAN KUNJUNGAN KERJA DPR RI KOMISI X TANGGAL : 23 SEPTEMBER 2016

BAB I PENDAHULUAN. agar mampu berkompetisi dalam lingkaran pasar persaingan global. Tidak hanya dengan

I PENDAHULUAN. Gambar 1. Perkembangan Wisatawan Mancanegara Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (2011)

BAB I PENDAHULUAN. disamping sektor lainnya seperti migas, perkebunan dan lain-lain. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Usaha pariwisata ini menjadi sektor unggulan dalam pembangunan ekonomi di

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009)

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini Tiongkok merupakan pasar wisatawan asing terbesar di dunia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. memberikan keleluasaan kepada daerah Kota/kabupaten untuk mengurus rumah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi global. Dari tahun ke tahun, jumlah. kegiatan wisata semakin mengalami peningkatan.

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya yang berbeda seperti yang dimiliki oleh bangsa lain. Dengan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. telah mengalami perubahan secara meningkat. Jenis wisata dewasa ini bermacammacam

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh dengan cepat. Pariwisata merupakan industri baru yang mampu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur ( Tugas Akhir Periode 96)

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang unik dibandingkan dengan propinsi lain di mana pilar-pilar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota Yogyakarta merupakan salah satu kota di Indonesia yang terus

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari migas, pajak, non pajak. Dana yang berasal dari rakyat dengan jalan

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta. Desa ini terletak 17 km di sebelah. yang lain yang dapat dikembangkan, yaitu potensi ekowisata.

BAB I PENDAHULUAN. terkandung dalam analisis makro. Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo Klasik

DEFINISI- DEFINISI A-1

PENDAHULUAN. satu dengan yang lain (Utama, 2014; Samaji, 2015; Setiawan, 2013).

STUDI PERAN STAKEHOLDER DALAM PENGEMBANGAN SARANA PRASARANA REKREASI DAN WISATA DI ROWO JOMBOR KABUPATEN KLATEN TUGAS AKHIR. Oleh:

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN ± 153 % ( ) ± 33 % ( ) ± 14 % ( ) ± 6 % ( )

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata semakin dikembangkan oleh banyak negara karena

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak saja dalam rangka meningkatkan penerimaan devisa Negara, diharapkan. pekerjaan baru juga untuk mengurangi pengangguran.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Pengembangan potensi pariwisata telah terbukti mampu memberi dampak positif dengan adanya perubahan yang besar dalam kehidupan masyarakat. Secara ekonomi pariwisata memberi dampak dalam perluasan lapangan usaha dan kesempatan kerja, peningkatan income (pendapatan) per kapita dan peningkatan devisa negara. Dalam bidang kehidupan sosial terjadi interaksi sosial budaya antara pendatang dan penduduk setempat sehingga dapat menyebabkan perubahan dalam gaya hidup (way of life) masyarakat serta terjadinya integrasi sosial. Menurut Yoeti (1999: 57-58) kegiatan pemenuhan kebutuhan wisatawan, akan meningkatkan pendapatan masyarakat. Berkaitan dengan itulah, maka kunjungan wisatawan mempunyai dampak ekonomi kepada daerah tujuan wisata yang didatangi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dampak langsung adalah dengan adanya kunjungan wisatawan, maka akan menciptakan permintaan terhadap fasilitas-fasilitas yang berkaitan dengan jasa industri pariwisata seperti hotel, losmen, rumah makan, sarana angkutan/travel biro dan jenis hiburan lainnya. Dampak tidak langsung adalah perkembangan di bidang pariwisata akan meningkatkan juga bidang-bidang lainnya seperti bidang sosial. 1

2 Pariwisata merupakan salah satu sektor dengan tingkat kecepatan pertumbuhan yang sangat dinamis dalam perekonomian global, terutama di negara-negara maju. Bahkan pariwisata telah menjadi leading sector di banyak negara dan telah berhasil dalam mendatangkan investasi asing, sehingga pariwisata mampu menjadi generator dalam memicu dinamika pembangunan suatu negara. WTO (World Trade Organization) atau Organisasi Pariwisata di Dunia bahkan telah memprediksikan bahwa pariwisata merupakan industri terbesar yang tumbuh di abad 21 dengan perkiraan mencapai 1,6 milliar wisatawan pada tahun 2020, dengan kemampuan pembelanjaan mencapai US$ 2 triliun (atau meningkat 5 kali lipat dibandingkan kondisi pada tahun 2005 yang hanya mencapai US$ 445 miliar. Dengan fenomena tersebut di atas, maka akan semakin meningkatkan gejolak persaingan baik pada tingkat regional maupun internasional. Negaranegara akan saling bersaing untuk dapat menarik perhatian wisatawan baik dalam hal acquisition (pendapatan), satisfaction (kepuasan) dan retention (ingatan). Semakin disadari bahwa dinamika perkembangan kepariwisataan di masa mendatang akan dihadapkan pada kompetisi yang semakin ketat, baik dalam aspek pemasaran maupun pengembangan produk. Kondisi tersebut akan terjadi di seluruh destinasi di penjuru dunia tanpa terkecuali termasuk Indonesia. Selain itu tantangan dan perubahan peran serta kewenangan stakeholders pariwisata Indonesia di era otonomi, juga akan memberikan warna tersendiri pada seluruh

3 proses perencanaan maupun implementasi program pemasaran baik oleh pemerintah (Pusat dan Daerah) maupun swasta. Melihat berbagai kecenderungan tersebut, tantangan terbesar kepariwisataan nasional adalah bagaimana strategi untuk dapat bertahan dan tetap kompetitif baik di lingkungan pariwisata regional maupun internasional. Pengertian daya saing suatu obyek dalam kepariwisataan adalah kemampuan menarik kunjungan wisatawan, baik wisatawan yang datang langsung ke obyek tersebut, maupun yang datang setelah berkunjung ke obyek lain. Dari pengertian tersebut maka hakekat persaingan dalam kepariwisataan tidak sama dengan persaingan pada sektor-sektor lainnya, karena hakekat persaingan dalam kepariwisataan pada prinsipnya adalah saling melengkapi, yaitu apabila wisatawan telah mengunjungi suatu obyek yang merupakan pilihan utama, maka kemungkinan wisatawan tersebut untuk mengunjungi obyek lainnya cukup besar, dengan catatan obyek wisata tersebut memiliki ciri khas yang berbeda dengan obyek wisata pilihan utama. Secara umum daya saing yang perlu ditingkatkan untuk memacu pertumbuhan pariwisata nasional mencakup tiga aspek yaitu: 1. Daya saing termasuk di dalamnya organisasi pariwisata nasional dan kualitas SDM-nya. 2. Daya saing masyarakat termasuk di dalamnya nilai nilai yang dimiliki masyarakat dalam menyikapi kepariwisataan. 3. Daya saing unit bisnis kepariwisataan termasuk didalamnya keandalan dalam mengantisipasi keinginan wisatawan yang semakin demanding.

4 Kabupaten Sleman merupakan daerah yang termasuk dalam Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang memiliki potensi pada sektor Pariwisata yang sangat besar, khususnya pada potensi alam dan budaya. Kabupaten Sleman merupakan hubungan aktivitas pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah. Dimana dalam peta kepariwisataan nasional, potensi DIY menduduki peringkat ketiga setelah Bali dan Jakarta. Posisi strategis Kabupaten Sleman yang terletak diantara DIY dan Jawa Tengah menjadikan Kabupaten Sleman sebagai channel untuk aktivitas pariwisata DIY-Jawa Tengah. Ditambah dengan keberadaan Bandara Adisutjipto di wilayah Kabupaten Sleman memberikan kemudahan aksesibiltas bagi wisatawan ke DIY-Jawa Tengah pada umumnya dan Kabupaten Sleman khususnya. Keuntungan ini menjadikan Sleman sebagai pusat aktivitas pariwisata. Peluang ini ditangkap oleh seluruh civitas pariwisata di Kabupaten Sleman dengan layanan wisata seperti pengembangan destinasi wisata, penyediaan sarana prasarana wisata, dan lain-lain. Potensi budaya yang terdapat di Kabupaten Sleman terdiri dari peninggalan budaya dan upacara adat dan tradisi budaya yang turun menurun di masyarakat Kabupaten Sleman. Sedangkan potensi alamnya karena berada pada lereng Gunung Merapi, dimana mempunyai banyak obyek daya tarik wisata yang terbilang lengkap. Seperti destinasi wisata Kali Urang, Kali Adem, Kali Kuning, Ketep, Turi, dan lain sebagainya. Kabupaten Sleman juga memiliki salah satu obyek wisata yang mempunyai potensi besar menjadi suatu destinasi wisata unggulan, dimana terdapat potensi alam dan budayanya, sebuah Desa Wisata Tanjung. Desa wisata tanjung ini merupakan salah satu dari 16 desa wisata lainya yang terdapat di Kabupaten

5 Sleman dan dikategorikan sebagai desa wisata mandiri. Desa Wisata Tanjung berada 11 Kilometer arah utara Jogjakarta atau tepatnya 5 kilometer sebelah utara Monumen Jogja Kembali ( Monjali ). Desa ini diresmikan sebagai desa wisata pada tanggal 11 Juli 2001. Para pengelola desa wisata tanjung ini mempunyai 25 program yang disediakan untuk para wisatawan beraktivitas yang menginap sebagai atraksi wisatanya. Tetapi program itu diserahkan kepada masing-masing peserta tur. Ada program proses belajar mengajar kesenian tradisional yaitu belajar kesenian, mengolah tanah, membatik, hingga belajar soal arsitektur rumah jawa kuno. Kemudian yang menjadi ikon pada desa wisata ini adalah sebuah rumah Joglo yang usianya sudah lebih dari 200 tahun. Rumah itu oleh warga setempat disebut Joglo Tanjung. Dulunya, menurut kepala desa Tanjung, rumah itu biasa digunakan oleh pemimpin desa atau lurah untuk melakukan berbagai aktivitas pemerintahan desa. Tetapi sekarang rumah itu dijadikan objek belajar bagi para turis domestik dan mancanegara soal arsitektur Jawa. Karena, bagianbagian rumah tersebut hingga kini masih lengkap, di antaranya pendopo, pringgitan, ndalem, senthong, dan gandok serta ornamen yang masih terpelihara dengaan baik. selain itu warga desa pada hari-hari tertentu khususnya pada malam bulan purnama melakukan berbagai aktivitas di malam hari. Anak-anak dolanan, para gadis menari angguk dan pekbung, para jejaka menari jathilan, dan orang tua bermain cokekan, melantunkan shalawat nabi, dan hadroh. Desa wisata ini berpenduduk 1.600 jiwa dan terdiri dari tiga pedukuhan yakni Banteran, Bakalan, dan Bantarjo. Untuk harga setiap pax hanya dikenakan biaya Rp 40.000 per hari. Biaya tersebut sudah termasuk biaya makan 3 kali sehari (sekali makan Rp 5.000).

6 Salah satu yang menjadi daya tarik bagi para wisatwan adalah mereka menginap ditempatkan di rumah-rumah penduduk. Dari 320 rumah penduduk 40 di antaranya disewakan. Perihal biaya yang Rp 40.000, Rp 20.000 diserahkan kepada pemilik rumah, Rp 15.000 untuk biaya makan per hari, dan sisanya yang Rp 5.000 untuk kas desa, Sedangkan soal berbagai pelatihan seperti membatik, dan kesenian tradisional, para wisatawan akan dikenakan biaya tambahan khusus. Nominalnya tergantung pada objek apa yang akan dipelajari. Kalau membatik hanya Rp 20.000 per-orang/2 jam, sedangkan untuk belajar tari klasik hanya Rp 5.000 per orang / 2 jam. Potensi - potensi Desa Wisata Tanjung diatas adalah suatu keunggulan yang dapat menjadikan obyek wisata ini tidak hanya sebagai pendukung obyek wisata yang sudah ada, tetapi menjadi salah satu destinasi unggulan yang berkelanjutan karena memiliki potensi alam dan budaya. Diperlukan suatu manjemen sumber daya manusia yang profesional dan layak untuk bisa mengelola dan mengembangkan desa wisata tanjung ini. Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk mengangkat proposal skripsi dengan judul: PERANAN JOB DESCRIPTION DALAM PLACEMENT DI KOMPEPAR DESA WISATA TANJUNG KABUPATEN SLEMAN. B. RUMUSAN MASALAH Adapun masalah masalah yang dapat diidentifikasi dari penelitian ini adalah : 1. Bagaimanakah sistem perekrutan dan orientasi pada pihak pengelola atau Kompepar di Desa Wisata Tanjung?

7 2. Bagaimanakah struktur organisasi di Kompepar Desa Wisata Tanjung? 3. Mengapa dalam Placement di Kompepar Desa Wisata Tanjung belum efektif dan efisien dimana telah dinilai sebagai Desa Wisata Mandiri di Provinsi DIY pada umumnya, dan di Kabupaten Sleman pada khususnya! C. TUJUAN MASALAH Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mendeskripsikan sistem perekrutan dan orientasi pada pihak pengelola atau Kompepar di Desa Wisata Tanjung. 2. Mendeskripsikan struktur organisasi di Kompepar Desa Wisata Tanjung. 3. Mencari dan menciptakan Job Description dalam Placement di Kompepar Desa Wisata Tanjung. D. MANFAAT PENELITIAN Adapun manfaat dari penelitian in adalah : 1. Bagi penulis, dapat menganalisis permasalahan yang ada, merumuskannya, dan memberi saran untuk memecahkan masalah masalah yang ada di Desa Wisata Tanjung dilihat dari teori-teori yang telah dipelajari. 2. Bagi pengelola, diharapkan penelitian ini dapat membantu dan memberi solusi untuk pengembangan dan pemikiran kedepan bagi Desa Wisata Tanjung. 3. Bagi khasanah ilmu pengetahuan kepariwisataan khususnya bagi penulis dan atau umumnya bagi pembaca skripsi ini.

8 E. DEFINISI OPERASIONAL Untuk memperjelas pokok pokok masalah dalam penelitian ini, maka variabel variabel dalam penelitian ini dioperasionalkan sebagai berikut : 1. Job Description atau deskripsi pekerjaan adalah hasil analisis pekerjaan sebagai rangkaian kegiatan atau proses menghimpun dan mengolah informasi mengenai pekerjaan. Perlu diketahui bahwa deskripsi pekerjaan tidak membahas masalah orang atau pekerja, tetapi masalah ruang lingkup kegiatan, fungsi dasar atau tugas pokok, nama pekerjaan, wewenang dan kewajiban, tanggung jawab, kriteria penilaian dan hasilnya. 2. Placement atau penempatan karyawan berarti pengalokasian para karyawan pada posisi kerja tertentu, hal ini khusus terjadi pada karyawan baru. Kepada para karyawan lama yang telah menduduki jabatan atau pekerjaan termasuk sasaran fungsi penempatan karyawan dalam arti mempertahankan pada posisinya atau memindahkan pada posisi yang lain. 3. Kompepar merupakan sebuah kelompok kerja swadaya masyarakat lokal apabila dalam tingkat desa yang mana mengurusi dalam bidang budaya dan pariwisata. Dalam hal ini biasanya dalam sebuah obyek daya tarik desa wisata. 4. Desa adalah suatu unit kecil dari sebuah kabupaten. 5. Desa wisata adalah sebuah kawasan pedesaan yang memiliki beberapa karakteristik khusus untuk menjadi daerah tujuan wisata. Di kawasan ini, penduduknya masih memiliki tradisi dan budaya yang relatif masih asli. Selain itu, beberapa faktor pendukung seperti makanan khas, sistem

9 pertanian dan sistem sosial turut mewarnai sebuah kawasan Desa wisata. Di luar faktor-faktor tersebut, alam dan lingkungan yang masih asli dan terjaga merupakan salah satu faktor terpenting dari sebuah kawasan tujuan wisata. Desa wisata ini adalah tujuan dari dilakukannya penelitian.