BAB I PENDAHULUAN. termasuk saat tidur. Pada manusia dewasa, sekitar persen tubuhnya terdiri

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Memelihara hewan peliharaan merupakan kegiatan yang semakin digemari oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Lingkungan hidup tidak dapat terlepas dari aktivitas berbagai makhluk hidup

BAB I PENDAHULUAN. layak untuk dikonsumsi. Indonesia sebagai negara penghasil minyak kelapa sawit

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan potensi bangsa dimasa depan yang sering kali terabaikan,

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan, dan kenyamanan. Taman kota juga dapat difungsikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, merupakan negara kepulauan terbesar menyimpan kekayaan karang

BAB I PENDAHULUAN. konvensional ke media digital online. Teknologi memiliki internet sebagai media

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada umumnya banyak manusia yang takut pada ular, karena memiliki racun atau

BAB I PENDAHULUAN. penduduk cukup beragam suku bangsanya. Suku Minahasa yang paling banyak

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang ketat, media promosi sangat diperlukan dalam memasarkan. produk dan membuat produk dikenal oleh masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Hubert Forestier dan Truman Simanjuntak (1998, Hlm. 77), Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang diberikan kepadanya. Menurut Peraturan Pemerintah Republik

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kemandirian penting bagi anak guna membentuk kepribadiannya di masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. Situ merupakan sumber mata air alami yang berada di daratan yang memiliki fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia terus tumbuh dan berkembang. Proses pertumbuhan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. utama sebagai pengganti nasi bagi masyarakat perkotaan, salah satunya di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki aneka ragam buah. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi target. (Farase, Kimbrell dan Woloszyk, 2006, hlm.19)

BAB I PENDAHULUAN. seringkali diwakilkan ke dalam identitas visual perusahaan. Salah satu jenis

BAB I PENDAHULUAN. dengan istilah baby blues (Ida Ahdiah, 2014, hlm. 97). dosen kampus Atmajaya dengan Wieka Dyah Partasari, Psi., M.Si.

BAB I PENDAHULUAN. mencakup daerah kepulauan seperti daerah Kepulauan Seribu dan Raja Ampat.

BAB I PENDAHULUAN. Sejak revolusi industri, seni dan desain merupakan dua hal yang memiliki kaitan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Anak usia dini merupakan generasi penerus bangsa sehingga orang tua perlu

BAB I PENDAHULUAN. tempat yang sangat penting dalam pembentukan sejarah negara Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang mengajarkan hakikat karakter dalam ketiga aspek yaitu cipta,

BAB I PENDAHULUAN. Sosiolog dari Universitas Indonesia Ida Ruwaida Noor yang dikutip dalam situs

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) jumlah

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan tempat tinggal. Dalam 2-3 tahun terakhir ini, isu mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Khususnya di Provinsi Jawa Barat, terdapat banyak objek wisata yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri pariwisata di Indonesia kian meningkat pesat setiap


BAB I PENDAHULUAN. seperti pewarna, perasa, pemanis, pengawet. Minuman soda berpemanis sangat

BAB I PENDAHULUAN. yang masih berada dalam kandungan. Pada UU RI no.23 Tahun 2002 Bab III

BAB I PENDAHULUAN. Hasdianah, Siyoto, dan Peristyowati (2014:69) dalam buku Gizi, Pemanfaatan

BAB I PENDAHULUAN. anak dengan makanan yang beraneka ragam. Terdapat juga nilai negatif apabila

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan teknologi pada era ini menjadi sebuah fenomena yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah sebuah anugerah yang diberikan Allah Yang Maha Esa yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Makanan adalah salah satu kebutuhan pokok bagi manusia. Permintaan akan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan informasi yang kurang terhadap sebuah penyakit. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Wayang, dan Museum Seni Rupa dan Keramik menurut Gubernur Jakarta, Basuki

BAB I PENDAHULUAN. bertambah. Terlebih lagi saat bulan Ramadhan tiba, angka gelandangan dan

BAB I PENDAHULUAN. beberapa contoh penyumbang terbesar pemanasan global saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. menurun. Hal ini serupa dengan yang diungkapkan oleh salah satu dokter spesialis

BAB I PENDAHULUAN. maju dan berkembang. Hingga tidak disadari kemudahan yang diberikan oleh

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 4). Pada pengelolaan usahanya, catering menangani penyediaan makanan

BAB I PENDAHULUAN. sebanyak 15 juta unit kendaraan bermotor di Jakarta (

BAB I PENDAHULUAN. bahwa sejak tahun 1978, pemerintah terus berusaha untuk memajukan dan

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak selalu sehat. Menurut Asteria Aritonang seperti dikutip melalui

BAB I PENDAHULUAN. sangat signifikan. Salah satu yang telihat jelas adalah perkembangan smartphone.

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB I PENDAHULUAN. Makanan cepat saji termasuk ke dalam junk food atau makanan sampah. Makanan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Penumpukan sampah rumah tangga seperti jar kaca banyak ditemukan di

BAB I PENDAHULUAN. penyedia jasa fotografi yang saat ini semakin banyak bermunculan terutama di

BAB I PENDAHULUAN. peringatan bahaya kepada kita. Silent killer, itulah sebutan untuk hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi Kreatif dalam situs tempo.co (2014: 29 April 2014) bahwa pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. digerakan oleh energy ( Pengertian Energi Listrik, n.d.).

Forum Air Jakarta Dorong Peta Jalan Penyelamatan Air Baku

BAB I PENDAHULUAN. sebelumnya berada 1 tingkat di bawah Indonesia dalam jumlah ekspor.

PERANCANGAN BUKU ILUSTRASI SEJARAH MUSIK KERONCONG. Antonius Natali P

BAB I PENDAHULUAN. mendorong banyak orang untuk beralih mengonsumsi nasi ke roti.

BAB I PENDAHULUAN. Industri merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang meliputi kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. sangat menggiurkan untuk sektor konsumsi dan Food and Beverages.

BAB I PENDAHULUAN. menyerang anak-anak. Penyakit Kawasaki adalah penyakit demam akut pada anak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dunia perhotelan di negara Indonesia diawali dengan dibukanya Hotel Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. populasi kucing bahkan mencapai ekor ( 5 Mei 2014).

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak terpikirkan untuk kenal seperti orang yang berada di negara lain. Ajang

BAB I PENDAHULUAN. Seperti diberitakan dalam situs berita Kompas tanggal 1 April 2014 (Liauw, 2014),

BAB I PENDAHULUAN. dalam 72 Persen Keluarga Indonesia Pengguna Sepeda

BAB I PENDAHULUAN. ini. Dapat dilihat dari pagelaran-pagelaran fashion yang kini mulai ramai. memahami bahasa atau istilah yang digunakan.

BAB I PENDAHULUAN. seri atau drama yang banyak beredar di pasaran dan bisa ditonton oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis properti untuk perumahan kelas menengah kebawah di Indonesia dari tahun

BAB I PENDAHULUAN. Dalam artikel Konflik Manusia Satwa Liar, Mengapa Terjadi? yang ditulis

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta sebagai kota metropolis menjadi sebuah melting pot bagi industri kuliner,

BAB I PENDAHULUAN. daerah di Indonesia mempunyai kebudayaan dan adat istiadatnya sendiri. Dari

BAB I PENDAHULUAN. memprihatinkan. Norma norma dan nilai nilai yang mencerminkan jati diri

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Penyebaran arus informasi yang tidak terbatas dan dibatasi menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kehidupan di masa yang akan datang. Anak-anak memiliki proses

BAB I PENDAHULUAN. sayur.menurut situs fundacionshe.org(diakses pada tanggal 2 oktober 2014 pukul

BAB I PENDAHULUAN. pada LS dan BT.

BAB III KONDISI EKSISTING DKI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. yang kemudian menghambat perkembangan perilaku. Autisme bisa dideteksi

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Diabetes Mellitus ataupun yang lebih sering dikenal dengan sebutan

Atasi Laju Penurunan Permukaan Tanah DKI Jakarta, Kementerian PUPR Siapkan Langkah Quick Wins Komprehensif

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi nya yang kita kenal sebagai profil perusahaan (company profile /

BAB I PENDAHULUAN. indonesia.org (n.d.: 8 Februari 2014), kanker adalah suatu penyakit yang muncul

BAB I PENDAHULUAN. dimana anak-anak akan memasuki usia pra-remaja. Pada usia pra-remaja ini anakanak

BAB 1 PENDAHULUAN. Kota Cirebon dan banyak diminati wisatawan-wisatawan lokal maupun mancanegara

BAB III KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Usaha waralaba menjadi salah satu bisnis yang terus meningkat tiap tahunnya di

BAB I PENDAHULUAN. Menurut (n.d.) yang diakses pada tanggal 17 September

BAB I PENDAHULUAN. Menurut pasal 1 Undang-Undang Republik Indonesia No. 22 tahun 2009 tentang

BAB I PENDAHULUAN. beribadah, gereja juga dijadikan sebagai tempat untuk melakukan ziarah.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap produk memiliki suatu image yang unik untuk dijual ke pasar, sehingga


BAB I PENDAHULUAN. transportasi yang dapat digunakan pelajar untuk menuju ke sekolah. Transportasi

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL. hidup sehat untuk mencegah penyakit cacingan pada anak, adalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan gaya hidup. Pusat Promosi Departemen Kesehatan sangat

BAB I PENDAHULUAN. potensi di bidang perikanan yang sangat berlimpah. Produksi ikan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Thalassaemia merupakan penyakit kelainan sel darah merah yang disebabkan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seluruh bagian tubuh manusia selalu membutuhkan air dalam segala aktivitasnya, termasuk saat tidur. Pada manusia dewasa, sekitar 60-70 persen tubuhnya terdiri dari air, sementara pada bayi dan anak 80 persen tubuhnya terdiri dari air dijelaskan di health.kompas.com (Kus Anna, 2010). Dalam pemenuhan kebutuhan air bersih manusia biasanya memanfaatkan sumber-sumber air yang berada di sekitar pemukiman baik itu air dari alam, maupun setelah mengalami proses pengolahan terlebih dahulu (www.indonesian-publichealth.com.2013). Air menutupi 70% permukaan bumi. Namun 97% dari air tersebut berada di lautan dan 2,5%nya beku, terkunci di kutub utara, kutub selatan dan glaciers sehingga tidak dapat dikonsumsi manusia. Dengan demikian hanya tersedia 0,5% air tawar untuk memenuhi kebutuhan ekosistem di bumi dan kebutuhan semua manusia termasuk untuk kegiatan pertanian, industri, dan rumah tangga (Chiras, 2009). Kepala Humas PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja), Meyritha Maryanie, mengatakan pasokan air bersih di sejumlah wilayah Jakarta terganggu karena turunnya pasokan air baku dari Kanal Tarum Barat yang memasok air dari waduk Jati Luhur. "Saat ini, Palyja hanya menerima pasokan air baku dari Kanal Tarum Barat sebesar 2.400 liter per detik atau 42,8 persen dari normalnya 5600 liter per detik," ujar Meyritha kepada VIVAnews, Selasa 16 Januari 2013. 1

Akibatnya berkurangnya pasokan air baku ini, pasokan air bersih di beberapa wilayah pelayanan Palyja terhenti sementara. Menurut Meyritha, wilayah yang mengalami penghentian layanan air bersih antara lain di Petamburan, Slipi, Kota Bambu, Jatipulo, Tomang, Angke, Pejagalan, dan Pinangsia. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia menyebutkan kualitas air di Indonesia terus menurun. Kepala LIPI, Iskandar Zulkarnain menyatakan menurunnya kualitas air terutama terjadi di kota-kota besar. Air permukaan sungai terus mengalami pencemaran dan rusak. Penyebabnya adalah eksploitasi air oleh manusia, limbah rumah tangga, dan kegiatan industri. Kondisi ini membuat semakin banyak orang mengambil air tanah atau air permukaan untuk memenuhi kebutuhan. Apalagi Perusahaan Daerah Air Minum saat ini hanya mampu memenuhi 40 persen kebutuhan air masyarakat perkotaan. (Yogyakarta, 2014 dalam www.tempo.co 2014). Namun pakar fisika Universitas Indonesia (UI), Muhammad Hikam, mengatakan kualitas air tanah semakin menurun di wilayah Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta dan sekitarnya yang disebabkan empat penyebab utama. Penyebab pertama adalah eksploitasi air tanah oleh rumah tangga dan industri, khususnya air tanah bagian dalam. Lalu yang kedua, karena berkurangnya Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang secara alamiah menjadi penyaring sekaligus penampung untuk air hujan. Ketiga, karena banyaknya limbah/ buangan industri dan rumah tangga yang polutif. Akibatnya, air dan lingkungan menjadi tercemar 2

dan terakhir, belum adanya "konsep hijau" untuk daur ulang air.muhammad menuturkan bahwa penyebab pertama dan kedua telah menjadikan kadar air tanah di Jakarta berkurang, sehingga menimbulkan intrusi air laut dari utara wilayah Jakarta. Hal Ini juga menyebabkan kualitas air tanah di Jakarta semakin menurun (www.tempo.co,2014). PBB membuat standar maksimal konsumsi air 120 liter/orang/hari untuk daerah perkotaan dan 60 liter/orang/hari untuk daerah pinggir kota (Samuel U. Ukata, dkk. 2011). Sedangkan untuk di Indonesia sendiri, menurut Manual Teknis Upaya Penyehatan Air, Ditjen P2PLP Depkes RI (1996 hlm. 5), kebutuhan air bersih masyarakat perkotaan berkisar 150 lt/org/hr, dan untuk masyarakat pedesaan 80 lt/org/hr. Air tersebut digunakan untuk keperluan sehari-hari dan keperluan pendukung lainnya termasuk yang mendukung kebutuhan-kebutuhan sekunder. Tetapi di tahun 2004 rata-rata pemakaian air harian per orang Indonesia yang tinggal di kota besar bisa sampai 250 lt/org/hr atau setara dengan sekitar 13 botol galon air kemasan. (Sulistyoweni Widanarko, Guru Besar Ilmu Teknik Penyehatan Lingkungan UI, 2004). Sementara banyak penduduk dunia yang memakai air lebih dari standar maksimal yang ditetapkan PBB dan banyak air bersih terbuang percuma akibat kebocoran, di sisi lain saat ini ada 434 juta orang di beberapa negara terutama negara berkembang menderita kekurangan air, sehingga mereka tidak dapat memperoleh air bersih untuk keperluan minum dan kesehatan (Chiras, 2009, hlm. 3

247). Bahkan diperkirakan pada tahun 2025 jumlah orang yang mengalami kekurangan air meningkat menjadi 2,6 3,1 milyar. Menurut Worldwatch Institute dalam Chiras (2009, hlm. 247), antara tahun 1950-2050 jumlah air yang tersedia bagi setiap orang akan menurun 74%. Namun demikian Worldwatch Institute percaya bahwa kelangkaan air merupakan isu yang paling diremehkan saat ini dalam academia.edu (Levi,2012). Rektor Universitas Parahyangan, Robertus Wahyudi Triweko menjabarkan di Pulau Jawa, ketersediaan air defisit sebesar 134.103 juta meter kubik/tahun. Pulau Sumatera, ketersediaan air masih surplus sebdasar 61.494 juta meter kubik/tahun namun juga tidak memungkinkan untuk memindahkan surplus air ke pulai lain. Kemudian, di Sulawesi, ketersediaan air defisit sebesar 42.518 juta meter kubik/tahun. Di Pulau Bali, dengan ketersediaan defisit hingga 27.652 juta meter kubik/tahun. Begitupun di Nusa Tenggara Timur, dengan ketersediaan air defisit sebesar 4.546 juta meter kubik/tahun. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono, mengatakan secara keseluruhan ketersedian air di Indonesia mencapai 3.900 miliar kubik/tahun namun sebanyak 75 persennya masih terbuang percuma. Sementara angka kebutuhan air rata-rata per tahun penduduk Indonesia mencapai 111 miliar kubik/tahun (Raharjo,2014). Maka dari itu penulis berencana membuat sebuah kampanye sosial agar masyarakat di kalangan remaja sebagai generasi penerus bangsa dan juga generasi yang berpendidikan dapat membiasakan menghemat penggunan air bersih dan diharapkan dapat mempengaruhi orang lain untuk menghemat air. 4

1.2. Rumusan Masalah Pokok-pokok permasalahan yang didapat dalam perancangan ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana perancangan visual sosialisasi tentang penghematan air di kalangan remaja? 2. Penggunaan media apa saja yang digunakan untuk kampanye sosial? 1.3. Batasan Masalah 1. Target Audiens : a. Target Primer : Remaja 1) Segmentasi Geografis Primer : JABODETABEK 2) Segmentasi Demografis Primer : a) Usia : 15-20 tahun b) Jenis Kelamin : Laki-laki & Perempuan c) Pendidikan : SMA, SMK, dan Perguruan Tinggi 3) Segmentasi Psikografis Primer : a) Status Ekonomi : Menengah & atas b) Gaya Hidup : Semi modern, modern 5

1.4. Tujuan Tugas Akhir Tujuan pembuatan tugas akhir ini adalah : a. Membuat perancangan visual kampanye sosial penghematan air di kalangan remaja. b. Penggunaan media Below The Line atau media cetak berupa poster, brosur, X- Banner. 1.5. Manfaat Tugas Akhir Manfaat dari tugas akhir ini adalah sebagai salah satu syarat pengajuan kelulusan Strata 1 (S1). Selain itu yang menjadi tujuan dan manfaat dari tugas akhir ini adalah: 1. Bagi penulis: a. Dapat mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama menempuh pendidikan di bangku perkuliahan dalam pembuatan tugas akhir b. Sebagai sarana untuk menambah pengetahuan dan wawasan dalam penerapan teori-teori yang suda diperoleh di bangku kuliah. 2. Bagi Universitas Multimedia Nusantara: Menambah refrensi bagi akademis khususnya desain komunikasi visual mengenai kampanye sosial tentang penggunaan air sebagai bahan masukan untuk penulis selanjutnya 3. Bagi orang lain: a. Menyadarkan remaja masa kini akan pentingnya menggunakan air secara bijak dan hemat melalui desain kampanye sosial. 6

1.6. Metode Pengumpulan Data Metode yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode kulitatif. Riset kualitatif ini bertujuan untuk menjelaskan fenomenafenomena yang ada dan akan dibahas secara mendalam melalui pengumpulan data. Penulis akan membagikan kusioner yang akan dibagikan kepada anak remaja berusia 15-20 tahun untuk mengetahui kebiasaan dan karakteristik yang akan digunakan di dalam penelitian. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini mencangkup tinjauan pustaka,wawancara dan survei dengan metode kusioner. 1.6.1 Data Primer 1. Survei Penulis akan melakukan survei dengan membagikan kusioner kepada anak remaja berusia 15-20 tahun untuk mengetahui minat mereka terhadap tampilan visual yang disukai anak dan kebiasaan mereka sehari-hari agar mengetahui penempatan hasil kampanye yang tepat. 2. Wawancara Penulis akan melakukan wawancara kepada lembaga terkait seputar penggunaan air dan seputar kampanye sosial penghematan air di kalangan remaja. 7

3. Observasi Penulis akan melakukan observasi di sejumlah tempat yang sering dikunjungi oleh anak-anak remaja usia 15-20 tahun. 1.6.2 Data Sekunder 1. Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka meliputi buku, e-book dan sumber-sumber data dari internet, jurnal yang terdiri dari dari berbagai macam situs untuk mendukung penelitian. 1.7. Metode Perancangan Tahapan perancangan yang akan dilakukan dalam membuat kampanye sosial ini antara lain adalah: 1. Identifikasi Masalah Penulis menemukan dan mengangkat masalah tentang turunnya kualitas air bersih di Indonesia dan mengumpulkan data dan fakta seputar penggunaan air di masyarakat. 2. Mind mapping proses mind mapping mengenai air bersih dan judul Tugas Akhir yaitu "Kampanye Sosial Penghematan Air di Kalangan Remaja" untuk memperoleh poin-poin penting yang kemudian dijadikan sebagai konsep perancangan 8

3. Brainstorming Pemikiran rancangan kampanye sosial agar komunikatif dan kreatif agar membawa dampak besar terhadap masyarakat serta dapat diterima dengan baik oleh masyarakat agar dapat diterima deangn baik oleh masyarakat. 4. Sketsa Proses sketsa adalah proses kasar dalam layouting proses desian kampanye sosial penghematan air. 5. Visualisasi Mengaplikasikan dasar-dasar tata rupa desain ke dalam setiap materi kampanye yang digunakan untuk merancang komunikasi visual dalam rangkaian Kampanye Sosial penghematan air yang komunikatif secara digital. 9

1.8. Skematika Perancangan Latar Belakang Fenomena turunnya kualitas air di Indonesia dan kelangkaan air di masa mendatang Rumusan Masalah Bagaimana sosialisasi dan penggunaan media yang berkaitan dengan penghematan air di kalangan remaja? Target Sasaran Untuk usia 15-20 tahun, diperuntukan untuk remaja kalangan menengah & atas di daerah JABODETABEK Tujuan Perancangan Mensosialisasikan penghematan air dengan mendesain kampanye sosial penghematan air Metode Pengumpulan Data 1. Survei 2. Wawancara 3. Tinjauan Pustaka Analisis Melakukan anaisis terhadap data yang telah dikumpulkan Brainstorming Mindmapping Konsep Desain Menetapkan konsep visualisasi sesuai dengan hasil analisis Eksekusi Sketsa, layouting,dan digitalisasi Produksi Proses cetak dan revisi, hingga display karya Gambar 1.1. Skematika Perancangan 10