JURNAL HIMASAPTA, Vol. 1, No. 3, Desember 216 : 62-66 EVALUASI PRODUKSI ALAT MEKANIS UNTUK PEMINDAHAN OVERBURDEN DI PT RIUNG MITRA LESTARI SITE RANTAU Agus Arie Yudha 1*, Agus Triantoro 2, Uyu Saismana 2, Ary Murgiantoro 3 1 Mahasiswa Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Lambung Mangkurat 2 Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Lambung Mangkurat 3 PT Riung Mitra Lestari Site Rantau e-mail: *yudha.mining@gmail.com ABSTRAK PT Riung Mitra Lestari Site Rantau memiliki target produksi pemindahan material overburden pada bulan oktober 214 sebesar 25 BCM/Jam per Fleet. Proses pemindahan material overburden menggunakan unit alat gali muat Doosan 5LC serta alat angkut DT Scania P38 dengan jarak hauling overburden rata-rata yaitu 22 meter. Setelah melakukan kegiatan pemindahan overburden perlu dilakukan evaluasi untuk mengetahui tingkat pencapaian target tersebut seperti produksi alat gali muat dan alat angkut pada pemindahan overburden. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan cara menghitung produksi alat gali muat dan alat angkut serta menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya produksi alat gali muat dan alat angkut dalam pencapaian target pemindahan overburden dan melakukan simulasi perbaikan untuk meningkatkan produksi alat. Produksi aktual bulan oktober 214 untuk alat gali muat pada fleet 1 sebesar 175.19 BCM/Jam atau 7% dari tingkat pencapaian target dan pada fleet 2 sebesar 216.7 BCM/Jam atau 87% dari tingkat pencapaian target serta fleet 3 sebesar 189.19 BCM/Jam atau 76% tingkat pencapaian target produksi. Menurut data aktual produksi pada bulan oktober 214, target produksi pemindahan overburden belum tercapai sehingga perlu dilakukan evaluasi dan simulasi agar target produksi tercapai. Langkah yang dilakukan yaitu dengan melakukan simulasi perbaikan efisiensi kerja alat gali muat dan simulasi perbaikan cycle time alat angkut dengan cara melakukan pelebaran jalan angkut di beberapa segmen agar sesuai standar serta melakukan simulasi penambahan jumlah alat angkut. Kata-kata kunci : Pencapaian target, produksi, target produksi overburden PENDAHULUAN Pertambangan adalah suatu kegiatan pengambilan endapan bahan galian berharga yang terkandung di dalam bumi. Proses pengambilan endapan tersebut dapat dilakukan dengan dua sistem penambangan yaitu tambang terbuka dan tambang bawah tanah. Endapan batubara merupakan salah satu contoh endapan yang dapat diambil dengan sistem tambang terbuka. Pada tambang terbuka, proses pengambilan endapan memerlukan pengupasan overburden atau tanah penutup yang berada di atasnya. Banyaknya jumlah overburden yang akan diambil bergantung pada stripping ratio yang ditentukan pada saat perencanaan kegiatan pertambangan tersebut.. Sulitnya mengoptimalkan jumlah produksi yang tepat salah satunya disebabkan oleh sistem kerja alat-alat mekanis yang tidak efisien, misalnya adanya waktu yang hilang percuma karena kondisi alat-alat angkut yang mesti menunggu, adanya kondisi peralatan yang rusak menunggu perbaikan dan kondisi-kondisi lainnya yang tidak terduga. Masih rendahnya kemampuan produksi alat mekanis saat ini disebabkan adanya waktu hambatan pada saat jam kerja yang disebabkan kondisi lebar jalan pada beberapa segmen jalan yang masih belum memenuhi standar yang ditentukan untuk alat angkut yang bekerja dilapangan. Waktu edar alat gali muat dan alat angkut juga mempengaruhi kemampuan produksi, kadang waktu edar aktual alat gali muat dan alat angkut tersebut terlalu lama untuk satu fleet produksi, dimana waktu edar tersebut tidak sesuai dengan estimasi waktu yang telah diperhitungkan sebelumnya. Sehingga produksi alat pun akan menurun. Masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah: 1. Rendahnya produksi alat gali muat dan alat angkut sehingga dalam pemindahan material overburden targetnya tidak tercapai. 62 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya produksi alat gali muat dan alat angkut dalam pencapaian target pemindahan material overburden. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Alat gali muat yang dianalisis adalah Doosan 5LC dan alat angkut yang dianalisis adalah DT Scania P38. 2. Penelitian dilakukan pada 3 fleet. 3. Swell faktor berdasarkan perusahaan yaitu.82. 4. Perhitungan tidak melibatkan faktor biaya (aspek ekonomis). 5. produksi ditentukan oleh perusahaan. METODOLOGI Kendala-kendala yang dihadapi dalam evaluasi pencapaian produksi dimulai dengan pengambilan data primer yaitu cycle time alat gali muat, cycle time alat angkut, bucket fill factor dan kondisi jalan angkut. Cycle time alat gali muat (CT m) terdiri dari waktu untuk menggali, waktu ayunan bermuatan, waktu untuk menumpahkan muatan, waktu ayunan kosong. CT m = ET + STL + DT + STE (1) Dimana ET merupakan Excavating time, STL ialah swing time loaded, DT ialah dumping time, dan STE swing time empty, semuanya dalam satuan detik. Cycle time alat angkut (CT a) pada umumnya terdiri dari waktu menunggu alat untuk dimuat, waktu diisi muatan, waktu mengangkut muatan, waktu dumping, waktu kembali kosong. CT a = LT + HLT + DT + RT + SLT (2) Keterangan : Dimana LT merupakan Loading Time, HLT ialah Hauling
JURNAL HIMASAPTA, Vol. 1, No. 3, Desember 216 : 62-66 Time, DT ialah Dumping Time plus time expended, RT merupakan Return Time, dan SLT merupakan Spotting Time, semuanya dalam detik. Bucket fill factor yaitu perbandingan antara volume material nyata yang dimuat bucket dengan kapasitas munjung bucket dan dinyatakan dalam persen (%). kendaraan, semuanya dalam satuan meter. F = Vn % (3) Vt Dimana F adalah faktor pengisian mangkuk (%), Vn adalah volume nyata atau kapasitas nyata mangkuk, serta Vt ialah volume munjung teoritis mangkuk, keduanya dalam m 3. Salah satu sasaran yang penting dalam kelangsungan operasi penambangan terutama dalam pergerakan alat-alat mekanis berupa alat muat dan alat angkut adalah kondisi jalan tambang yang akan digunakan. Lebar jalan minimum pada jalan lurus dengan lajur ganda atau lebih, menurut AASTHO Manual Rural High Way Design, harus ditambah dengan setengah lebar alat angkut pada bagian tepi kiri dan kanan jalan (lihat Gambar-1). Gambar-2. Lebar jalan angkut dua lajur pada jalan lurus Data sekunder yang mendukung untuk evaluasi kendala-kendala yang dihadapi dalam pencapaian produksi yaitu data jumlah alat dan spesifikasinya, peta lokasi, data geologi, data curah hujan dan data-data pendukung lainnya. Efisiensi kerja peralatan mekanis dapat dihitung dengan menggunakan rumus : Eff ( %) = CT CT+WT x (6) Dimana E adalah efesiensi kerja dalam %, CT ialah Cycle time dan WT ialah waktu tunda, keduanya dalam detik. Produksi per siklus alat gali muat dapat menggunakan persamaan di bawah ini. Gambar-1. Lebar jalan angkut dua lajur pada jalan lurus Seandainya lebar kendaraan dan jumlah lajur yang direncanakan masing-masing adalah Wt dan n, maka lebar jalan angkut pada jalan lurus dapat dirumuskan sebagai berikut : L min = n.w t + (n+1). (.5.W t) (4) Dimana L min adalah lebar jalan angkut minimum, n ialah jumlah jalur, dan W t ialah lebar alat angkut dalam meter. Lebar jalan angkut pada belokan atau tikungan selalu lebih besar daripada lebar jalan lurus. Untuk lajur ganda, maka lebar jalan minimum pada belokan didasarkan atas: Lebar jejak ban Lebar juntai atau tonjolan (overhang) alat angkut bagian depan dan belakang pada saat membelok Jarak antar alat angkut atau kendaraan pada saat bersimpangan Jarak dari kedua tepi jalan. Dengan menggunakan ilustrasi pada Gambar-2 dapat dihitung lebar jalan minimum pada belokan, yaitu seperti terlihat di bawah ini. W = 2 (U + Fa + Fb + Z) + C (5) C = Z = ( U+Fa+Fb ) 2 (6) Dimana Wmin ialah lebar jalan angkut minimum pada belokan, U ialah lebar jejak roda, Fa ialah lebar juntai (overhang) depan, dan Fb ialah lebar juntai belakang, Z adalah lebar bagian tepi jalan, dan C ialah jarak anta 63 q = q 1 x K (7) q ialah produksi per siklus dalam m 3 /jam, q 1 ialah kapasitas bucket dalam m 3, dan K merupakan Bucket Fill Factor. Kemudian untuk perhitungan produksi alat gali muat dapat menggunakan persamaan di bawah ini. Q = 36 CT x q x E (8) Q adalah produksi alat gali muat dalam m 3 /jam, q ialah produksi per siklus dalam m 3, E ialah efisiensi kerja dalam %, dan CT ialah cycle time dalam detik. Kemampuan produksi alat angkut dapat dilihat pada rumus produksi alat gali muat yang membedakan hanya produksi per siklus untuk alat angkut dimana: q = n x q 1 x K (9) Dengan adalah jumlah pengisian bak oleh bucket. Data yang telah diperoleh kemudian dikelompokkan sesuai dengan kegunaannya untuk lebih memudahkan dalam penganalisaan, yang selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel, grafik, atau perhitungan penyelesaian. Data mengenai kondisi tempat kerja, kondisi jalan angkut, digunakan untuk melakukan penilaian terhadap kondisi kerja alat muat dan alat angkut yang beroperasi. Data mengenai waktu edar, teknis alat, spesifikasi alat dan sifat material yang kemudian diolah secara matematis untuk mengetahui produksi dari masingmasing alat secara teoritis maupun secara nyata. Hasil pengolahan data digunakan untuk
Produksi (BCM/Jam) Produksi (BCM/Jam) JURNAL HIMASAPTA, Vol. 1, No. 3, Desember 216 : 62-66 menganalisis cycle time, kondisi medan kerja, serta sifat material sehingga dapat diketahui produksi dari alat muat dan alat angkut secara nyata di lapangan maupun secara teoritis. Dengan diketahuinya kemampuan produksi secara nyata maupun secara teoritis diharapkan produksi dapat ditingkatkan dengan melakukan koreksi dan perbaikan perbaikan baik dari segi teknis alat, manusia dan kondisi tempat kerja. Selain itu hasil pengolahan data pencapaian target faktor produksi digunakan untuk mengevaluasi seberapa besar pencapaian secara aktual jika dibandingkan dengan perencanaan, serta mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam pencapaian target produksi sehingga dapat diambil suatu rekomendasi guna perbaikan pada periode berikutnya. HASIL DAN PEMBAHASAN Waktu Edar Alat Gali Muat Waktu edar alat adalah jumlah waktu yang diperlukan untuk siklus kerja suatu alat. Tabel-1 menunjukkan waktu edar Komatsu PC125-8 terdiri atas empat yaitu waktu gali, waktu ayun berisi, waktu tumpah, dan waktu ayun kosong, selain cycle time, juga terdapat waktu tunda (delay time). Tabel-1. Waktu edar rata-rata alat gali muat Fixed Time Cycle Time Alat Gali Muat Komatsu PC125-8 (detik) Fleet 1 (EX.372) Fleet 2 (EX.398) Waktu Gali 8.37 8.82 Waktu Ayun Berisi 6.67 6.7 Waktu Tumpah 5.19 4.63 Waktu Ayun Kosong 4.77 5. Cycle Time 24.89 24.52 Delay Time 1.56 11.8 Waktu Edar Alat Gali Muat Waktu edar (cycle time) Komatsu HD785-7 dan Komatsu HD465-7 adalah waktu edar rata-rata yang ditempuh oleh alat angkut mulai dari saat dimuati oleh Komatsu PC125-8 sampai untuk dimuati kembali dalam keadaan kosong. Waktu edar Komatsu HD785-7 dan Komatsu HD465-7 ini terdiri dari waktu mengambil posisi pemuatan, waktu pemuatan, waktu pengangkutan, waktu manuver tumpah, waktu penumpahan muatan, waktu angkut kosong (Tabel-2). Tabel-2. Waktu edar rata-rata alat angkut Fixed Time (detik) Cycle Time Alat Angkut HD785-7 (Fleet 1) HD465-7 (Fleet 2) Waktu Muat 193.58 123.68 Waktu angkut berisi 545. 49.8 Waktu manuver tumpah 24.52 16.39 Waktu tumpah 19.66 17.26 Waktu angkut kosong 48.64 312.53 Waktu manuver muat 31.88 19.45 Cycle Time 1223.28 899.11 Delay Time 248.52 195. Produksi Alat Gali Muat dan Alat Angkut Produksi aktual alat gali muat dan alat angkut adalah besarnya produksi yang dapat dicapai dalam kenyataan kerja alat gali muat dan alat angkut berdasarkan kondisi saat ini. Tabel-3, Tabel-4, Gambar-1, dan Gambar-2 64 menunjukkan bahwa produksi alat gali muat Komatsu PC125-8 dan alat angkut Komatsu HD785-7 dan HD465-7 untuk fleet 1 dan fleet 2 aktual pada bulan Juli 215 tidak mencapai target yang ditentukan oleh Mineplan Department Engineering PT Darma Henwa Site Asamasam dengan tingkat pencapaian target produksi fleet belum ada yang % sehingga perlu dilakukan evaluasi dan upaya pencapaian target produksi fleet. Diharapkan dengan adanya upaya perbaikan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dan ini dapat menunjang keberhasilan dalam pencapaian target produksi yang telah direncanakan. Tabel-3. Pencapaian target produksi alat gali muat Fleet 1 (EX.372) 2 (EX. 398) Produksi (BCM/Jam) 52 45 Produksi (BCM/Jam) 464.91 388.69 Selisih (BCM) - 55.9-61.31 Faktor Keserasian.92.82 Pencapaian (%) 89.41 86.38 Tabel-4. Pencapaian target produksi alat angkut Fleet 1 (HD785-7) 2 (HD465-7) Produksi (BCM/Jam) 14 9 Produksi (BCM/Jam) 92.98 64.78 Selisih (BCM) 11.2 25.22 Pencapaian (%) 89.4 71.98 6 5 4 3 2 11 9 8 7 6 5 4 3 2 1 52 464.91 Fleet 1 Jarak 2771 Meter Gambar-1. Pencapaian target produksi alat gali muat 14 92.98 Gambar-2. Pencapaian target produksi alat angkut Berbagai alternatif perbaikan yang direkomendasikan sebagai berikut : Perbaikan Kondisi Jalan Angkut Peningkatan kondisi jalan angkut ini dilakukan untuk mengurangi waktu angkut dan waktu kembali. Adapun parameter yang harus diperbaiki dari jalan angkut adalah : 45 388.69 55.9 61.31 11.2 Fleet 1 (HD785-7) Selisih Fleet 2 Jarak 1717 Meter 9 64.78 25.22 Fleet 2 (HD465-7) Selisih
Produksi (BCM/Jam) JURNAL HIMASAPTA, Vol. 1, No. 3, Desember 216 : 62-66 1) Rolling resistance, nilai rolling resistance aktual berdasarkan hasil pengukuran belum ideal, sehingga perlu kondisi jalan dengan nilai rolling resistance standar untuk mendukung kinerja alat angkut. Nilai rolling resistance untuk jalan tambang termasuk dalam kelas film, smooth, rolling roadway with dirt or light surfacing, flexing slightly under load or undulating, maintained fairly regularly, watered dengan besar rolling resistance sebesar 65 lb/ton dengan demikian nilai rolling resistace maksimal untuk jalan angkut yang disarankan adalah sebesar 3.2%. 2) Perbaikan geometri jalan angkut, yakni lebar jalan angkut aktual yang masih belum sesuai dengan lebar jalan angkut ideal untuk unit alat angkut terbesar pada perusahaan yaitu Komatsu HD785-7 untuk 4 lajur jalan angkut, dimana untuk lebar jalan lurus sebesar 35.95 meter dan untuk lebar jalan pada tikungan sebesar 33.83 meter. Untuk simulasi perbaikan lebar jalan angkut tidak dilakukan karena memakan waktu yang cukup lama, sehingga dapat menghambat laju produksi saat perbaikan dan memakan biaya yang cukup banyak, jadi hanya direkomendasikan untuk perusahaan apabila jalan tersebut digunakan dalam jangka waktu panjang saja dan secara terus menerus. Perbaikan Kecepatan dan Waktu Edar Alat Angkut Setelah dilakukan simulasi perbaikan jalan pada nilai rolling resistance jalan angkut Pit 4 Barat dan Pit 4 Timur maka menghasilkan perubahan kecepatan pada alat angkut dengan tetap mengacu pada standar maksimal kecepatan perusahaan 3 km/jam (Tabel-5). Setelah dilakukan simulasi perbaikan jalan angkut dan kecepatan alat angkut Pit 4 Barat dan Pit 4 Timur, berdasarkan perhitungan total resistance maka menghasilkan perubahan pada nilai cycle time alat angkut. Tabel-6 menunjukkan simulasi peningkatan data waktu edar alat angkut. Tabel-5. Perbaikan kecepatan alat angkut Kecepatan unit alat Simulasi angkut (km/jam) Berisi Kosong Berisi Kosong Komatsu HD 785-7 18 24 3 3 Komatsu HD 465-7 15 2 3 3 Tabel-6. Perbaikan waktu edar alat angkut Waktu edar HD785-7 (Fleet 1) HD465-7 (Fleet 2) (detik) Simulasi Simulasi Waktu Muat 193.58 193.58 123.68 123.68 Waktu Angkut 545. 436.87 49.8 37.77 Berisi Waktu Manuver 24.52 24.52 16.39 16.39 Tumpah Waktu Tumpah 19.66 19.66 17.26 17.26 Waktu Angkut 48.64 332.46 312.53 26.4 Kosong Waktu Manuver 31.88 31.88 19.45 19.45 Muat Waktu edar 1223.28 138.97 899.11 69.59 Simulasi Perbaikan Produksi Fleet Perhitungan simulasi produksi alat gali muat yaitu dengan menggunakan beberapa parameter nilai teoritis seperti bucket fill factor sebesar 9%, swell factor sebesar 8% dan nilai efisiensi sebesar 83%, sedangkan untuk alat angkut setelah dilakukan perbaikan rolling resistance (3.2%) maka menghasilkan perubahan pada kecepatan alat angkut dan membuat nilai cycle time berubah menjadi lebih kecil atau berkurang. Tabel-7 dan Gambar-4 menunjukkan hasil perhitungan simulasi pada fleet 1 dengan menggunakan jumlah aktual 1 unit alat gali muat Komatsu PC125-8 dan 5 unit alat angkut Komatsu HD785-7 produksinya sebesar 66.9 BCM/Jam dan pada fleet 2 dengan menggunakan jumlah aktual 1 unit alat gali muat Komatsu PC125-8 dan 6 unit alat angkut Komatsu HD465-7 produksinya sebesar 66.29 BCM/Jam. Dari masing-masing fleet telah mencapai targetnya masing-masing, untuk fleet 1 sebesar 52 BCM/jam dan target fleet 2 sebesar 45 BCM/jam. 7 6 5 4 3 2 Tabel-7. Simulasi Produksi Fleet Fleet 1 2 Produksi (BCM/Jam) 52 45 Simulasi Produksi (BCM/Jam) 66.9 66.29 Selisih (BCM) 123.2 155.36 Faktor Keserasian 1.8 1.7 Pencapaian (%) 126.94 134.73 52 464.91 669 Fleet 1 Jarak 2771 Meter Simulasi Gambar-3. Pencapaian Produksi Fleet KESIMPULAN Setelah dilakukan pengamatan di lapangan, pengolahan data dan analisis mengenai pemindahan overburden yang dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu sebagai berikut : 1. Nilai cycle time aktual untuk alat gali muat Komatsu PC125-8 pada fleet 1 sebesar 24.89 detik dan pada fleet 2 sebesar 24.52 detik, sedangkan nilai cycle time aktual untuk alat angkut Komatsu HD785 pada fleet 1 sebesar 1223.28 detik dan Komatsu HD465-7 pada fleet 2 sebesar 899.11 detik. 2. produksi pada fleet 1 sebesar 52 BCM/Jam dan pada fleet 2 sebesar 45 BCM/Jam, sedangkan produksi aktual pada fleet 1 sebesar 464.91 BCM/Jam dan pada fleet 2 sebesar 388.69 BCM/Jam. Jadi target produksi masih belum tercapai, sehingga diperlukan upaya-upaya perbaikan pada faktor-faktor yang menyebabkan ketidaktercapaian target produksi. 3. Faktor-faktor yang menyebabkan ketidaktercapian target produksi untuk pemindahan overburden pada PT Darma Henwa Site Asam-asam adalah sebagai berikut : a. Kondisi jalan angkut, kondisi loading point dan dumping point yang memiliki nilai rolling resistance yang besar. b. Lebar jalan aktual belum ideal berdasarkan lebar alat angkut HD785-7. 45 388.69 66.29 Fleet 2 Jarak 1717 Meter 65
JURNAL HIMASAPTA, Vol. 1, No. 3, Desember 216 : 62-66 4. Melalui simulasi perbaikan parameter-parameter produksi dan simulasi dengan menggunakan perbaikan nilai roling resistance serta kecepatan alat angkut Komatsu HD785-7 dan Komatsu HD465-7 didapatkan produksi fleet 1 sebesar 66.9 BCM/jam dan fleet 2 sebesar 66.29 BCM/jam, sehingga dari upaya perbaikan tersebut target produksi dapat tercapai. 5. Upaya peningkatan produksi alat gali muat dan alat angkut dilakukan dengan cara simulasi perbaikan jalan angkut seperti perbaikan nilai rolling resistance sebesar 3.2% untuk dapat meningkatkan kecepatan pada alat angkut. DAFTAR PUSTAKA [1] Anonim. 27. Specifications & Application Handbook Edition 28. Komatsu, Japan. hal : 15A-3-9-1-13. [2] Basuki, S. dan Nurhakim. 24. Modul Ajar dan Praktikum Pemindahan Tanah Mekanis. Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru. hal :. [3] Indonesianto, Y. 28. Pemindahan Tanah Mekanis, Jurusan Teknik Pertambangan UPN Veteran, Yogyakarta. hal : II-6-7-8-9, III-23-36-37, IV-1-2-5-7-8. [4] Nurhakim. 24. Buku Panduan Kuliah Lapangan II Edisi ke-2. Teknik Pertambangan Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru. : 4-5, 2-23. [5] Prodjosumarto, P. 1983. Pemindahan Tanah Mekanis. Institut Teknologi Bandung. hal : 1-29. [6] Rochmanhadi. 1992. Alat-alat Berat dan Penggunaannya. Cetakan IV. Badan Penerbit Pekerjaan Umum, Jakarta. hal : 23. [7] Sikumbang, N. dan Haryanto, R. 1994. Peta Geologi Lembar Banjarmasin, Kalimantan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung. [8] Suwandhi, A. 24. Perencanaan Jalan Tambang. Diklat Perencanaan Tambang Terbuka, Bandung. hal : 2. [9] Walter W. K., dan James C. A. 1977. Design of Surface Mine Haulage Roads A Manual. United States Department of The Interior, Bureau of Mines. hal : 15-17. [1] Wedhanto, S. 29. Diktat kuliah Alat Berat dan Pemindahan Tanah Mekanis. Jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri Malang. Hal : 1-2, 57-61. [11] Wigroho, H. Y., dan Suryadharma H. 1992. Pemindahan Tanah Mekanis Bagian I. Penerbitan Universitas Atma Jaya, Yogyakarta. hal : 117-118. 66