Rice Noviawanti, Faktor-faktor yang Beruhubungan dengan PASI / MP-ASI Bayi < 6 Bulan di Kelurahan Labuh Baru Barat Pekanbaru

dokumen-dokumen yang mirip
Liva Maita, Na imatu Shalihah : Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian Kolostrum Pada Ibu Nifas Di Ruang Camar I Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

BAB 1 : PENDAHULUAN. sedini mungkin, bahkan sejak masih dalam kandungan. Usaha untuk mencapai

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

HUBUNGAN KUNJUNGAN KEHAMILAN DAN KUNJUNGAN NIFAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI KOTA PADANG

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014

E-Jurnal Obstretika. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Makanan Bergizi Dengan Pemberian Makanan Pendamping Asi

BAB I PENDAHULUAN. ASI eksklusif menurut World Health Organization (WHO, 2011) adalah

Novianti Damanik 1, Erna Mutiara 2, Maya Fitria 2 ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal serta melindungi anak dari

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi yang paling sesuai dengan kebutuhan bayi dan

BAB 5 HASIL PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Pemberian ASI Eksklusif Di Indonesia

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA KARYAWATI UNSIKA TAHUN 2013

Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado **Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado

MP - ASI dini kepada bayi adalah ASI PENDAHULUAN. Secara nasional cakupan ASI. belum keluar dan alasan tradisi dan. untuk bayi sampai umur 6 bulan

ABSTRAK. meninggal sebanyak 49 bayi dan 9 bayi diantaranya meninggal disebabkan karena diare. 2 Masa pertumbuhan buah hati

Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Kemaraya Kota Kendari

Susmaneli, Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Rambah Hilir I Kabupaten Rokan Hulu 2013

Hubungan Pengetahuan, Pendidikan, Paritas dengan Pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN TAMAMAUNG KOTA MAKASSAR

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

HUBUNGAN PERSEPSI DAN PRAKTEK PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 0-6 BULAN DI KABUPATEN KAMPAR RIAU

BAB I PENDAHULUAN. otak dimulai dalam kandungan sampai dengan usia 7 tahun (Menteri Negara

Hikmatul Khoiriyah Akademi Kebidanan Wira Buana ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan 2010 bahwa kejadian diare pada bayi terus meningkat dan

Kata Kunci: Pendidikan, Pekerjaan, Dukungan Suami dan Keluarga, ASI Eksklusif.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

Volume 3 / Nomor 2 / November 2016 ISSN : HUBUNGAN PEKERJAAN IBU MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS MOJOLABAN SUKOHARJO

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI ESKLUSIF DI PUSKESMAS 7 ULU PALEMBANG TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. daya manusia yang dilakukan secara berkelanjutan. Upaya peningkatan sumber daya

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN MP-ASI DINI ABSTRAK

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN MP-ASI DINI ABSTRACT

BAB 1 PENDAHULUAN. ASI Ekslusif pada bayinya (Laksono, 2010). Di daerah pedesaan, pada

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF. Risa Devita Akademi Kebidanan Aisyiyah Palembang

KONTRIBUSI PERSEPSI DAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH PEDESAAN. Lilik Hidayanti 1, Nur Lina

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERAN PETUGAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU PEKERJA YANG MEMPUNYAI BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS RAWASARI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan zat gizi bagi bayi sampai usia dua tahun merupakan hal yang

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting diperhatikan oleh ibu. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) padabayi

Endah Retnani Wismaningsih Oktovina Rizky Indrasari Rully Andriani Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

Septiani, Hubungan Pemberian Makanan Pendamping Asi Dini Dengan Status Gizi Bayi 0-11 Bulan Di Puskesmas Bangko Rokan Hilir

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

BONA F. P. BANJARNAHOR

GASTER Vol. 11 No. 2 Februari Wahyuningsih Akademi Giri Husada Wonogiri. Abstrak

BAB 1 PENDAHULUAN. program KIA tersebut menurunkan angka kematian ibu dan anak (Depkes, RI 2007)

Sri Janatri* STIKES Kota Sukabumi ABSTRAK

Disusun Oleh : NOVIC ISMAN J PROGRAM FAKULTAS

Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK

ANALISIS PERILAKU IBU MENYUSUI DI KELURAHAN PAROPO KECAMATAN PANAKUKKANG KOTA MAKASSAR. * Ignata Apolonia B * Dosen tetap Prodi Kebidanan Sandi Karsa

PENDAHULUAN. dalam kandungan disertai dengan pemberian Air susu ibu (ASI) sejak usia

BAB I PENDAHULUAN. dilanjutkan dengan makanan pendamping sampai usia 2 tahun. American

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN IMD PADA PASIEN PASCA PERSALINAN DI BPM RATNA WILIS PALEMBANG TAHUN 2016

LEMBAR PERTANYAAN. Frekuensi. Informasi 1. Presentational media - Petugas Puskesmas. a. 1-3 bulan. Asi saja - Bidan. b. 4-6 bulan

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat sebagai makanan bayi (Maryunani, 2012). diberikan sampai usia bayi 2 tahun atau lebih (Wiji, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Hasil penelitian multi-center yang dilakukan UNICEF menunjukkan bahwa MP-

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI (0-6 BULAN) DI KELURAHAN BANTAN KECAMATAN MEDAN TEMBUNG TAHUN 2013

ANALISIS PENGARUH ASPEK HUKUM, PERAN BIDAN DAN HAK ANAK TERHADAP PRAKTIK PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KABUPATEN KLATEN

PERBEDAAN STATUS GIZI ANTARA BAYI YANG DIBERI ASI DENGAN BAYI YANG DIBERI PASI PADA BAYI KURANG DARI 6 BULAN DI DESA KATEGUHAN KECAMATAN SAWIT

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANAJEMEN LAKTASI

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : SRI REJEKI J

BAB 1 PENDAHULUAN. gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan dapat

Debby Yolanda, S.ST 1. Bukittinggi, 26136, Indonesia Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu, ASI juga dapat melindungi kesehatan Ibu mengurangi

Eskalila Suryati 1 ; Asfriyati 2 ; Maya Fitria 2 ABSTRACT

Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Asi Ekslusif Di Desa Rambah Samo Kecamatan Rambah Samo I Kabupaten Rokan Hulu

PREVALENSI DAN KARAKTERISTIK GIZI KURANG DAN GIZI BURUK PADA BALITA DESA BAN KECAMATAN KUBU KABUPATEN KARANGASEM OKTOBER 2013

Hubungan Pengetahuan Ibu Dan Status Gizi pada Anak Usia Bawah Dua Tahun yang Diberi Susu Formula Di Daerah Tanjung Raja, Kabupaten Ogan Ilir 2015

BAB I PENDAHULUAN. dan menurunnya prevalensi gizi kurang pada anak balita. World Health

JURNAL KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Menyelesaikan Pendidikan Program D IV Kebidanan U Budiyah Banda Aceh

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan bayi akan zat gizi sangat tinggi untuk mempertahankan

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. sebagai makanan utama bayi. Pada awal kehidupan, seorang bayi sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik untuk bayi. ASI sangat

BAB I PENDAHULUAN. gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan

HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1

PERBEDAAN KEJADIAN KONSTIPASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN YANG ASI EKSLUSIF DAN NON EKSLUSIF

Rina Harwati Wahyuningsih Akademi Kebidanan Giri Satria Husada Wonogiri ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. menyusui bayinya, meyakinkan ibu akan keuntungan Air Susu Ibu (ASI) dan

HUBUNGAN PERSEPSI IBU TERHADAP DUKUNGAN BIDAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KERJA PUSKESMAS DANUREJAN I YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. makanan bayi yang ideal dan alami serta merupakan basis biologis dan

BAB I PENDAHULUAN. Fun (UNICEF), dan Departemen Kesehatan Republik Indonesia melalui. SK.Menkes No.450/Menkes./SK/IV/2004 tanggal 7 April 2004 telah

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGHASILAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI)

PENGARUH IMPLEMENTASI 10 LANGKAH MENUJU KEBERHASILAN MENYUSUI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DALAM PEMBERIAN ASI PADA BAYI USIA 0-3 BULAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan zat gizi bagi bayi usia sampai 2 tahun merupakan hal yang

BAB I PENDAHULUAN. mendukung pertumbuhan otak bayi yaitu sesuatu yang tidak dapat diperoleh

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEGAGALAN IBU DALAM MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI PUSKESMAS BANGETAYU SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan pertama dan utama bagi bayi adalah air susu ibu (ASI). Air susu ibu sangat cocok untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) adalah makanan atau minuman

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan data dari United Nations Children's Fund (UNICEF) pada tahun

FAKTOR DETERMINAN RENDAHNYA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

BAB I PENDAHULUAN. bersifat alamiah. ASI mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan dalam proses

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian Susu Formula pada Bayi 0-6 Bulan

Transkripsi:

Faktor-faktor yang Beruhubungan dengan PASI / MP-ASI Bayi < 6 Bulan di Kelurahan Labuh Baru Barat Pekanbaru Factors That Affect The Provision Of PASI / MP-ASI <6 Months in Labuh Baru Barat Village Pekanbaru *Dosen AKBID Helvetia Pekanbaru ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian PASI/MP-ASI bayi < 6 bulan di Kelurahan Labuh Baru Barat Wilayah Kerja Puskesmas Payung Sekaki Pekanbaru. Jenis Penelitian ini adalah Kuantitatif Analytic dengan desain Crossectional Study, populasinya ialah bayi yang berumur 6-11 bulan yang mana semua polulasi dijadikan sampel penelitian. Analisa data menggunakan analisis multivariat secara Multiple Regresi Logistic. Hasil penelitan didapatkan proporsi ibu yang memberkan PASI/MP-ASI bayi < 6 bulan sebanyak 178 orang (64%). Jenis MP-ASI yang paling banyak diberikan adalah nasi tim sebanyak 89 orang (68,5%). Informasi Nakes yang tidak pernah didapat menyebabkan 9 kali pemberian PASI/MP-ASI bayi < 6 bulan (CI.95%OR:1,1-73,1) dan Pengetahuan rendah menyebabkan 5,6 kali pemberian PASI/MP-ASI bayi < 6 bulan (CI.95%OR:1,9-16,2). Kata Kunci: Kelurahan Labuh Baru Barat, PASI/MP-ASI, Pengetahuan, Pendidikan ABSTRACT RICE NOVIAWANTI* This study aims to determine the factors that affect the provision of PASI / MP-AS <6 months in Labuh Baru Barat Village Payung Sekaki Pekanbaru Work Area Health Center. This type of study is to design Crossectional Quantitative Analytic Study, a population is infants aged 6-11 months in which all sampled polulasi research. Analysis of data using multivariate analysis of the Multiple Logistic Regression. Research results obtained proportion of mothers who Provide PASI / MP-ASI <6 months as many as 178 people (64%). Type of MP-ASI is the most widely administered as many as 89 people rice porridge (68.5%). Information that health workers did not cause 9 times been obtained granting PASI / MP-ASI <6 months (OR CI.95% :1,1-73, 1) and low knowledge led to 5,6 times the provision of PASI / MP-ASI <6 months (OR CI.95% :1,9-16, 2). Keywords : West Village New Labuh, PASI / MP-ASI, health workers Information, Knowledge Jurnal Maternity and Neonatal Volume 1 No 5 Page 207

PENDAHULUAN Pada saat lahir, keadaan akan berubah secara radikal, bayi harus memasukkan makanan dari mulut, mencerna dan mengabsorpsi, memfungsikan ginjal untuk mengeluarkan limbahlimbah metabolik serta mempertahankan air dan elektrolit. Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik yang diciptakan Tuhan khusus untuk bayi. Pedoman internasional yang menganjurkan pemberian ASI Ekslusif selama 6 bulan pertama didasarkan pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI sebagai daya tahan hidup bayi, pertumbuhan dan perkembangan (Prasetyono,2009). Pengganti ASI (PASI) ataupun susu formula adalah makanan yang diformula khusus sehingga susunan gizinya diubah sedemikian rupa agar dapat diberikan kepada bayi (Khasanah,2011). Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) adalah makanan yang diberikan kepada bayi/anak disamping ASI untuk memenuhi gizinya (Depkes RI,1992). MP-ASI ini diberikan pada anak berumur 6 bulan sampai 24 bulan, karena pada masa itu produksi ASI makin menurun sehingga suplai zat gizi dari ASI tidak lagi memenuhi kebutuhan gizi anak yang semakin meningkat (WHO, 1993). Meskipun WHO telah merekomendasikan menyusui eksklusif sampai 6 bulan, namun di banyak negara rekomendasi ini hanya diikuti oleh sebagian dari ibu-ibu yang memiliki bayi. Indonesia berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2010, presentase bayi yang diberi makanan Prelaktal (makanan dan minuman yang diberikan kepada bayi sebelum ASI keluar) sebesar 43,6 %. Dari jenis makanan prelaktal bayi yang diberikan air tajin sebesar 2,6%, sari buah 0,2%, madu 19,8%, pisang 3,2% dan nasi bubur 2,2% (Riskesdas,2010). Hasil persentase pola menyusui pada bayi umur 0-5 bulan menurut kelompok umur tahun 2010, bayi yang menyusui secara parsial (menyusui bayi serta diberikan makanan buatan selain ASI baik susu formula, bubur atau makanan lainnya sebelum bayi berumur 6 bulan baik diberikan secara kontiniu maupun diberikan sebagai makanan prelaktal) bayi dengan umur 0 bulan sebesar 55,1%, umur 1 bulan 63,1%, umur 2 bulan 65,2%, umur 3 bulan 70,4%, umur 4 bulan 70,7% dan bayi umur 5 bulan 83,2% (Profil Kesehatan Indonesia,2010). PASI ataupun susu formula rentan tercemar oleh bakteri dan botol susu juga mengandung bahan bisphenol yang bisa mengakibatkan kanker, kemandulan dan hiperaktif pada anak. Selain pemborosan dan perkiraan obesitas, susu formula menjadi penyebab diare dan muntah. Begitu juga dengan pemberian MP-ASI pada bayi <6 bulan, penelitian menemukan ada hubungan antara diare dengan pemberian MP-ASI dini pada bayi. Selain itu hipertensi, obesitas, arterisklerosis dan alergi makanan Jurnal Maternity and Neonatal Volume 1 No 5 Page 208

merupakan akibat dari perkenalan MP-ASI terlalu dini. Soetjiningsih (1997) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI adalah; faktor sosial budaya ekonomi (pendidikan formal, pendapatan keluarga, dan status kerja ibu), faktor psikologis ibu (takut kehilangan daya tarik sebagai wanita, tekanan batin), faktor fisik ibu (ibu sakit misalnya mastitis dan sebagainya), faktor kurangnya petugas kesehatan sehingga masyarakat kurang mendapat penerangan atau dorongan tentang manfaat pemberian ASI ekslusif. Di wilayah Kota Pekanbaru sendiri, belum ada data tentang prilaku pemberian PASI dan MP- ASI ini. Namun cakupan pemberian ASI Ekslusif menurut data puskesmas yang ada dikota Pekanbaru 2010 yang dikategorikan tererendah terdapat di wilayah Puskesmas Payung Sekaki (13,4). Hal ini menyaratkan bahwa masih ada dan tingginya praktik pemberian PASI dan MP- ASI pada bayi kurang dari usia 6 bulan. Hal inilah yang melatarbelakangi penulis untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian PASI dan MP-ASI pada bayi < 6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Payung Sekaki Pekanbaru tahun 2012. Tujuan Umum Penelitian 1. Diketahuinya faktor faktor yang berhubungan dengan kegagalan ASI Ekslusif pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Payung Sekaki Pekanbaru tahun 2012 2. Diketahuinya distribusi frekuensi pemberian PASI dan MP-ASI pada bayi < 6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Payung Sekaki tahun 2012 Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian Kuantitatif Analitic dengan desain Analytic Cross Sectional Study, yaitu pengambilan data yang dilakukan dalam satu kurun waktu. Peneliti mengumpulkan data sampel pada waktu yang bersamaan. Penelitian ini menggunakan desain Analitytic Cross Sectional Study, karena perkiraan proporsi masalah cukup besar, sehingga lebih cocok menggunakan Analitytic Cross Sectional Study dari pada Case Control Study. Selain itu dapat menganalisis adanya hubungan beberapa variabel karena dapat mengamati hubungan suatu masalah kesehatan (Lapau,2011) Populasi adalah seluruh bayi yang berumur 6-10 bulan yang berada di Kelurahan Labuh Baru Barat wilayah kerja Puskesmas Payung Sekaki Pekanbaru. Bila didasarkan pada perhitungan sampel hanya dibutuhkan jumlah sampel sebesar 212 sampel, namun sejumlah 215 bayi yang ada dikelurahan Labuh Baru Barat diambil seluruhnya menjadi sampel penelitian. Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dari variabel independen dan variabel dependen, yang mana sumber datanya adalah responden itu sendiri. Untuk pengumpulan Jurnal Maternity and Neonatal Volume 1 No 5 Page 209

data primer tersebut dilakukan wawancara terstruktur kepada responden dengan menggunakan instrument kuesioner. Dalam penelitian ini analisa data dilakukan secara univariat, bivariat mneggunakan analisis chisqure dan multivariat.menggunakan analisis regresi linier berganda. HASIL Analisis Univariat Tabel 0.1 Distribusi Frekuensi Ibu Yang Mempunyai Bayi Usia 6 11 Bulan Menurut Variabel Independen Variabel Independen N % Pengetahuan Rendah 124 58,5 Tinggi 88 41,5 ANC < 4 1 0,5 4 211 99,5 Informasi Nakes Tidak Pernah 66 31,1 Pernah 146 68,9 Paritas > 2 47 22,2 2 165 77,8 Kesehatan Sakit 0 0 Sehat 212 100 Total 212 100 Pekerjaan Bekerja 75 35,4 IRT 137 64,6 Pendapatan < 1.260.000 27 12,7 1.260.000 185 87,3 Pendidikan Rendah 64 30,2 Tinggi 148 69,8 Umur < 20 / > 35 26 12,3 20 35 186 87,7 Jurnal Maternity and Neonatal Volume 1 No 5 Page 210

Pada tabel 0.1 dapat dilihat bahwa ada 4 variabel proporsinya < 15% yaitu variabel ANC, Kesehatan, Pendapatan dan Umur maka ke-4 variabel tersebut merupakan variabel homogen. Tabel 0.2 Distribusi Frekuensi Ibu Yang MemilikiBayi Usia 6-11 Bulan Berdasarkan Jenis Makanan Jenis Makanan N % PASI/MP-ASI 178 84 ASI Eksklusif 34 16 Total 212 100 Pada tabel 0.2 dapat dilihat bahwa ibu yang memberikan PASI.MP-ASI kepada bayi < 6 bulan sebanyak 178 orang (84%) sedangkan ibu yang memberikan ASI Eksklusif sebanyak 34 orang (16%) Tabel 0.3 Distribusi Frekuensi Ibu Yang Memberikan MP-ASI Berdasarkan Jenis MP-ASI Jenis MP-ASI N % Madu Air Tajin Bubur Instant Nasi Tim Sereal Roti Pisang 2 1 18 89 1 2 17 1,5 0,8 13,8 68,5 0,8 1,5 13,1 Total 130 100,0 Pada tabel 0.3 dapat dilihat bahwa jenis MP-ASI yang paling banyak diberikan kepada bayi < 6 bulan adalah Nasi Tim sebanyak 89 orang (68,5%), disusul bubur instans sebanyak 18 orang (13,8%) sedangkan yang paling sedikit diberikan adalah air tajin dan sereal sebanyak 1 orang (0,8%). Jurnal Maternity and Neonatal Volume 1 No 5 Page 211

Analisis Bivariat Tabel 0.4 Analisis Bivariat Variabel Independen dengan Variabel Dependen Variabel P Value OR Pengetahuan 0,001 11,698 ANC 0,16 0 Informasi Nakes 0.001 18,982 Paritas 0,013 5,414 Kesehatan - - Pekerjaan 0,427 1,381 Pendapatan 0,265 2,614 Pendidikan 0,001 18,028 Umur 0,775 1,533 Pada Tabel 0.4 dapat dilihat bahwa variabel yang memiliki hubungan signifikan dengan pemberian PASI/MP-ASI bayi < 6 bulan adalah variabel Pengetahuan, Informasi Nakes, Paritas, dan Pendidikan Analisis Mutivariat Tabel 0.5 Analisis Bivariat Variabel Independen dengan Variabel Dependen Variabel P value OR 95% CI. For EXP B Informasi Penge- Pendidi Paritas 0.040 0.001 0.290 0.095 9.004 5.647 3.225 3.778 Low 1.109 1.964 0.369 0.793 Up 73.128 16.237 28.203 17.992 Jurnal Maternity and Neonatal Volume 1 No 5 Page 212

Pada Tabel 0.5 diatas dapat dilihat bahwa variabel yang berhubungan bermakna dengan pemberian PASI/MP-ASI bayi < 6 bulan adalah variabel informasi Nakes dan pengetahuan. Dari analisis tersebut ditemukan 2 variabel confonding yaitu pendidikan dan paritas. PEMBAHASAN Dari hasil penelitian variabel yang memiliki hubungan sebab akibat dengan pemberian PASI/MP-ASI bayi < 6 bulan adalah informasi naskes dan pengetahuan. Ibu yang tidak mendapatkan informasi nakes menyebabkan 9 kali untuk memberikan PASI/MP- ASI bayi < 6 bulan dari pada ibu yang pernah mendapatkan informasi nakes. Hal ini sejalan dengan penelitian Mawardi I (2011) bahwa yang mendapatkan informasi nakes memberikan PASI/MP-ASI sebesar 2,6 % dan memberikan ASI Ekslusif sebanyak 13%. Ibu yang berpengetahuan rendah menyebabkan pemberian PASI/MP-ASI bayi < 6 bulan 5,6 kali dibandingkan dengan ibu yang berpengetahuan tinggi. Hal ini sejalan dengan penelitian Hikmawati (2008) bahwa responden dengan kategori pengetahuan baik miliki proporsi lebih besar (63,2%) untuk memberikan ASI pada bayi usia 2 bulan dibandingkan pengetahuan kurang (47,2%). Ada 2 variabel confonding dalam penelitian ini yaitu variabel pendidikan dan paritas yang mana variabel tersebut berhubungan dengan variabel pengetahuan dan informasi nakes yang berhubungan juga dengan pemberian PASI/MP- ASI bayi < 6 bulan. Dari 9 variabel yang diteliti variabel ANC, pendapatan,umur, pekerjaan dan kesehatan merupakan variabel yang tidak memiliki hubungan sebab akibar dengan pemberian PASI/MP-ASI < 6 bulan. ANC (Ante Natal Care)/ pemeriksaan kehamilan berdasarkan program pemerinah dilakukan minimal 4 kali selama kehamilan. Dari hasil penelitian proporsi ibu yang melakukan ANC > 4 kali lebih besar,namun dari hasil penelitian tidak ditemui hubungan sebab akibat mungkin dikarenakan tujuan dari ANC itu sendiri tidak tercapai karena petugas kesehatan melupakan Jurnal Maternity and Neonatal Volume 1 No 5 Page 213

informasi mengenai ASI Eklusif dan tata cara makanan pada bayi tapi lebih berfokus pada pemeriksaan fisik saja. Pendapatan didapatkan hasil proporsi lebih besar pada keluarga dengan pendapatan > 1.260.000 (UMR), mungkin karena datanya merupakan data homogen maka tidak bisa dinilai hubungan sebab akibat. Umur didapatkan hasil proporsi lebih besar pada ibu dengan batasan umur 20-35 tahun, mungkin karena datanya merupakan data homogen maka tidak bisa dinilai hubungan sebab akibat Kesehatan didapatkan hasil 100% ibu dalam keadaan sehat sehingga tidak bisa dinilai hubungan sebab-akibatnya Pekerjaan didapatkan hasil proprosi lebih besar pada IRT, mungkin karena adanya perbedaan definisi variabel dengan penelitan orang lain sehingga tidak bisa dinilai hubungan sebab akibatnya. Berdasarkan uraian diatas maka dengan ini peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Proporsi Ibu yang memberikan PASI/MP-ASI bayi < 6 bulan sebanyak 178 orang (64%) 2. Jenis MP-ASI yang diberikan kepada bayi < 6 bulan adalah sereal dan air tajin sebanyak 1 orang (0,8%), madu dan roti sebanyak 2 orang (1,5%), pisang sebanyak 17 orang (13,1%), bubur milna sebanyak 18 orang (13,8%) dan nasi tim sebanyak 89 orang (68,5%) 3. Variabel yang berhubungan sebab akibat dengan kejadian pemberian PASI/MP-ASI bayi < 6 bulan a. Bila tidak pernah mendapatkan informasi dari tenaga kesehatan tentang tata cara pemberian makanan bayi menyebabkan pemberian PASI/MP-ASI bayi < 6 bulan 9 kali dibandingkan yang pernah mendapatkan informasi. b. Bila memiliki pengetahuan rendah menyebabkan pemberian PASI/MP-ASI bayi < 6 bulan 5,6 kali dibandingkan yang pengetahuan tinggi. 4. Variabel Counfounding a. Variabel pendidikan dan paritas counfounding terhadap informasi nakes yang berhubungan signifikan dengan pemberian PASI/MP-ASI bayi < 6 bulan b. Variabel pendidikan dan paritas counfounding terhadap pengetahuan yang berhubungan signifikan dengan pemberian PASI/MP-ASI bayi < 6 bulan 5. Variabel yang tidak berhubungan statistik signifikan dengan pemberian PASI/MP-ASI bayi < 6 bulan adalah pendapatan Disaranakan kepada pihak terkait seperti puskesmas/ posyandu agar dapat: a) Memberikan penyuluhan maupun konseling kepada Jurnal Maternity and Neonatal Volume 1 No 5 Page 214

ibu hamil tentang tata cara pemberian makanan bayi serta pentingnya ASI Eksklusif yang dilakukan secara berkala dan berkelanjutan c) Meningkatkan keterampilan petugas dalam memberikan informasi dan mengadvokasi masyarakat dan tokoh masyarakat dalam rangka merubah sikap dan perilaku masyarakat dalam tata cara makanan bayi. d) Dinas kesehatan provinsi maupun kota dapat meningkatkan pengawasan dan memberikan sanksi tegas terhadap penjualan dan penggunaan susu formula dirumah bersalin maupun RSIA tanpa indikasi. e) Meningkatkan komitmen organisasi IBI dan IDI dalam peyalahgunaan susu formula pada bayi baru lahir di lahan praktek mandiri maupun praktek di RB, RS dan diklinik-klinik kesehatan. Ucapan Terima Kasih Dalam penyelesaian tesis ini peneliti banyak mendapatkan bantuan baik secara ide, gagasan dan material, maka dari peneliti ingin mengucapakan terima kasih kepada: 1. Kepada Pembimbing Tesis I Prof.Buchari lapau yang memberikan ide-ide dalam penelitian 2. Kepada pembimbing Tesis II Asniati A,Kp.M.Kes yang banyak membantu peneliti 3. Kedua orang Marwan dan Rahmiati yang mendukung peneliti untuk terus sekolah DAFTAR PUSTAKA Prasetyono, D.S (2009). Buku Pintar ASI Eksklusif. Diva Press: Jakarta Khasanah, (2011). ASI atau Susu Formula Ya. Jakarta: Flashbook WHO. (1993). Pemberian Makanan Tambahan. Jakarta: Alih Bahasa Lilian.J.EGC Soetjiningsih. (2007). Tumbuh Kembang Anak. EGC: Jakarta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI. (2010). Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI Kemenkes. RI. (2011). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2010. Jakarta: Kementrian Kesehatan Indonesia Pusat Data dan Informasi Lapau. B. (2011). Metode Penelitian Kebidanan Jurnal Maternity and Neonatal Volume 1 No 5 Page 215