BAB I PENDAHULUAN. tergantung dari kualitas SDM (Sumber Daya Manusia) yang dimiliki. Slogan pada

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tergantung dari kualitas SDM (Sumber Daya Manusia) yang dimiliki. Slogan pada

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan apakah sudah sesuai dengan standar yang berlaku umum atau belum.

BAB I PENDAHULUAN. Berkembang pesatnya dunia bisnis dan usaha belakangan ini membuat

BAB I PENDAHULUAN. pihak perusahaan adalah dengan melakukan pemeriksaan laporan. memiliki kompetensi yang memadai. Menurut Statement of Financial

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi persaingan tersebut terus dilakukan oleh para pengelola perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. akan saling berkompetensi agar terlihat baik. Perusahaaan yang baik adalah

BAB I PENDAHULUAN. memberikan opini tentang kewajaran laporan keuangan serta memberi keyakinan

BAB I PENDAHULUAN. bagi pelanggannya baik bisnis, manufaktur maupun jasa. Ketika keinginan tersebut

2015 PENGARUH PENGALAMAN AUDITOR DAN ETIKA PROFESI TERHADAP PENYELESAIAN DILEMA ETIKA

BAB I PENDAHULUAN. usaha perbaikan perekonomian di Indonesia, pemerintah telah menggalakkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Profesi akuntansi merupakan profesi yang membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan jasa profesional akuntan publik sebagai pihak yang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berkembangnya dunia bisnis maka permintaan kebutuhan akan jasa

BABI PENDAHULUAN. yang menggunakan jasa kantor akuntan publik yang keprofesionalismenya sudah

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini banyak sekali terjadi kasus-kasus hukum

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya pertumbuhan profesi auditor berbanding sejajar dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semakin banyaknya kebutuhan akan jasa profesional akuntan publik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut Mulyadi (2002:9) auditing adalah suatu proses sistematik untuk

2015 PENGARUH IMPLEMENTASI STANDAR PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN PUBLIK TERHADAP KINERJA AUDITOR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. eksternal perusahaan (Krisnawati, 2009:1). FASB (Financial Accounting Standard

BAB I PENDAHULUAN. disertai dengan laporan hasil audit atas laporan keuangan oleh akuntan publik

BAB I PENDAHULUAN. diasumsikan bahwa seseorang yang profesional memiliki kepintaran, profesionalismenya dalam melaksanakan tugasnya.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No.2,

BAB 1 PENDAHULUAN. Negara maka akan semakin kompleks masalah bisnis yang terjadi. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. tahun terakhir. Mulai dari kasus Enron di Amerika Serikat sampai dengan kasus

BAB I PENDAHULUAN. Pemanfaatan Teknologi Informasi merupakan suatu kebutuhan yang harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang bergantung kepada

BAB I PENDAHULUAN. di dunia Internasional guna bertahan dalam persaingan bisnis yang semakin ketat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Penelitian

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ekonomi suatu negara menjadi salah satu pendorong

BAB I PENDAHULUAN. (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua karakteristik tersebut

BAB I PENDAHULUAN. diaudit dapat dihandalkan dan manajemen juga akan mendapat keyakinan dan. melaporkan pelanggaran dalam sistem akuntansi klien.

BAB I PENDAHULUAN. swasta yang melaksanakan jasa-jasa pemeriksaan, perpajakan, manajemen,

BAB I PENDAHULUAN. masih mengalami krisis ekonomi. Terjadinya krisis ekonomi ini menyadarkan. harus melakukan pemeriksaan laporan keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. supremasi hukum. Namun, berdasarkan kondisi tersebut pemerintah masih tetap

BAB I PENDAHULUAN. menentukan dan melaporkan penyelewengan yang terjadi dalam sistem akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. ditengah persaingan yang ketat, khususnya dibidang bisnis pelayanan jasa akuntan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah, seperti bagi perusahaan yang mengadakan emisi (go public)

BAB I PENDAHULUAN. Profesi akuntan publik merupakan sebuah profesi kepercayaan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. dikelompokkan di setiap akhir periode akuntansi perusahaan dan akhirnya menjadi sebuah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan yang belum atau tidak diaudit. keuangan yang terjadi akhir-akhir ini. Singgih dan Bawono (2010) menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan auditan lainnya maka auditor dituntut menjadi seorang ahli. Klien dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian (

BAB I PENDAHULUAN. dalam laporan keuangan (Mulyadi, 2002: 2). Kepercayaan yang besar dari

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat terutama dalam bidang audit terhadap laporan keuangan yang dibuat

BAB I PENDAHULUAN. kode etik profesi. Snoeyenbos et al. (1983) telah menggambarkan ini sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kinerja perusahaan demi mempertahankan kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. lainnya untuk menjalankan praktik akuntan publik (Sukrisno Agoes, 2009: 52).

BAB I PENDAHULUAN. pada laporan keuangan perusahaan terutama yang berbentuk Perseroan Terbatas,

BAB 1 PENDAHULUAN. investor maupun kreditor untuk melakukan penanaman saham. meningkatnya kebutuhan investor atas laporan keuangan.

BAB 1 PENDAHULUAN. diperdagangakan di bursa saham, mayoritas perusahaan besar lainnya, serta

Pengaruh Pengalaman Auditor Dan Pengetahuan Mendeteksi Kekeliruan Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Akuntan Publik

BAB I PENDAHULUAN. bergantung kepada kepercayaan publik. Masyarakat mengharapkan penilaian yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Terjadinya kasus kegagalan audit dalam beberapa dekade belakangan ini,

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya dalam menjalankan audit sesuai dengan tujuan organisasi dan

BAB I PENDAHULUAN. independen maka hasil pemeriksaan akan lebih akurat. kewajaran laporan keuangan agar laporan keuangan tersebut tidak memberikan

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan auditor adalah melakukan audit yang tujuannya terdiri dari tindakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang benar dan bisa dihandalkan oleh pihak internal maupun eksternal. mengalami kebangkrutan setelah opini terebut dikeluarkan.

BAB 1 PENDAHULUAN. tentang kegiatan dan kejadian-kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Berbagai macam usaha untuk meningkatkan pendapatan agar tetap bertahan

BAB I PENDAHULUAN. mengharapkan penilaian yang bebas dan tidak memihak terhadap informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. pihak lain yang independen dan berkompeten dalam bidang keuangan yang. auditing disebut auditor atau yang sering disebut akuntan.

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan disamping berfungsi sebagai alat. pemilik juga digunakan oleh investor dan kreditor sebagai acuan dalam

BAB I PENDAHULUAN. dipertanggungjawabkan kepada pihak luar, dimana pihak luarpun memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Profesionalisme menjadi syarat utama bagi orang yang bekerja sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi makin meluas dan peran teknologi

BAB I PENDAHULUAN. pelaporan keuangan. Tujuan utama dari pelaporan keuangan adalah menyediakan

BAB I PENDAHULUAN. due professional care dan selalu menjunjung tinggi kode etik profesinya.

BAB I PENDAHULUAN. auditor dalam pemeriksaan laporan keuangan karena tingkat materialitas dari satu

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua

BAB I PENDAHULUAN. objektif, tidak ada definisi yang pasti mengenai kualitas audit. Kualitas audit

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi

BAB I PENDAHULUAN. yang diberikan oleh perusahaan. ISA (International Standard on Auditing) menegaskan

BAB I PENDAHULUAN. Farmasi berupa overstated persediaan sebesar Rp 8,1 miliar dan overstated penjualan

BAB I PENDAHULUAN. seorang auditor adalah melakukan pemeriksaan atau audit dan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Auditor adalah seorang independent yang bertugas mengaudit atas laporan

BAB I PENDAHULUAN. oleh pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. Menurut FASB, ada dua

BAB I PENDAHULUAN. Peranan auditor sangat dibutuhkan oleh kalangan dunia usaha. Para auditor

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia dan beberapa negara di Asia

BAB I PENDAHULUAN. stakeholder terutama berkaitan dengan akuntabilitas entitas yang bersangkutan. Jasa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Semakin kompleks perekonomian perusahaan, semakin kompleks

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profesionalisme menjadi syarat utama bagi orang yang bekerja sebagai

PENGARUH KOMPETENSI AUDITOR TERHADAP FEE AUDIT PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK (KAP) DI SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan hal yang tidak dapat terpisahkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Akuntan Publik adalah akuntan yang telah memperoleh izin dari menteri UKDW

BAB I PENDAHULUAN. yang telah ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia.

PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR DAN KUALITAS AUDIT TERHADAP TINGKAT MATERIALITAS DALAM PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas yang dikelola oleh manajemen

BAB I PENDAHULUAN. keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dari profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan lingkungan bisnis yang terjadi pada akhir-akhir ini

BAB I PENDAHULUAN. tentang kebutuhan yang beralasan dari laporan keuangan. Tingkat materialitas salah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan sebuah organisasi dalam mencapai visi dan misi sangat tergantung dari kualitas SDM (Sumber Daya Manusia) yang dimiliki. Slogan pada sebuah pabrik Union Carbide Assets make things possible, people make things happen (Werther and Davis, 1996) atau jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berarti aset-aset membuat sesuatu menjadi mungkin, orang membuat sesuatu terwujud. Slogan ini cukup menunjukkan bahwa Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aset yang sangat berharga bagi suatu organisasi. Melalui kinerja, kreasi dan inovasinya, SDM bisa memanfaatkan aset-aset dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Oleh karena itu, setiap organisasi harus bisa menjamin bahwa setiap orang yang berada didalamnya bisa menghasilkan kinerja yang optimal. Begitu pentingnya keberadaan dan kinerja SDM tersebut mendorong organisasi untuk bisa mempertahankan kinerja mereka. Mempertahankan kinerja SDM bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan, sebab ada faktor-faktor yang mempengaruhinya. Tekanan peran merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja SDM dalam suatu organisasi. Dalam penelitian ini organisasi yang dimaksud adalah Kantor Akuntan Publik (KAP) dan auditor sebagai sumber daya manusianya.

2 Tekanan peran adalah suatu kondisi struktur sosial dimana suatu peranan adalah samar-samar, sulit, bertentangan atau tidak mungkin untuk bertemu. Dengan demikian tekanan peran pada hakekatnya merupakan suatu kondisi dimana setiap peranan seseorang memiliki harapan yang berbeda yang dipengaruhi oleh harapan orang lain, yang mana harapan harapan tersebut dapat berbenturan, tidak jelas dan menyulitkan peranan seseorang, sehingga peranan seseorang menjadi samar-samar, sulit, bertentangan atau tidak mungkin untuk bertemu (Hardy and Conway:1979). Profesi akuntan publik telah mendapat banyak pengakuan dari berbagai kalangan baikdari dunia usaha, pemerintah, bahkan masyarakat luas. Hal ini seiring dengan semakin meningkatnya kesadaran akan pentingnya pengelolaan dana keuangan yang baik, disamping itu perkembangan profesi akuntan publik juga ikut didorong oleh peraturan pemerintah yang mengharuskan perusahaan yang berkeinginan untuk go public untuk terlebih dahulu menyerahkan laporan keuangannya yang telah diaudit oleh kantor akuntan publik. Akan tetapi, dewasa ini banyak sekali pihak-pihak yang menyorot kantor akuntan publik mengingat sering ditemukannya kasus kelalaian maupun kesalahan dalam proses audit yang dilakukan oleh KAP. Karena banyaknya kasus-kasus yang berkembang, maka profesionalisme dan kinerja auditor pun sering dipertanyakan.

3 Belakangan kasus besar yang sangat kencang gaungnya pun menimpa profesi ini, Satyam, yang merupakan perusahaan teknologi informasi outsourcing terbesar keempat di India. Mempunyai 50 ribu karyawan yang tersebar di berbagai pusat pengembangan IT-nya di negara-negara Asia, Amerika, Eropa, dan Australia. Menjadi rekanan dari 654 perusahaan global, termasuk General Electric, Nestle, Qantas Airways, Fujitsu, dan 185 perusahaan Fortune 500 lainnya luluh lantah. Satyam diketahui telah melakukan fraud terhadap laporan keuangan. Pada awalnya, Satyam fraud dilakukan dengan menggelembungkan nilai keuntungan perusahaan. Setelah dilakukan selama beberapa tahun, selisih antara keuntungan yang sebenarnya dan yang dilaporkan dalam laporan keuangan semakin lama semakin besar. Keruntuhan Satyam ikut menyeret Kantor Akuntan Publik Price Waterhouse selaku KAP yang mengaudit Satyam selama 8 tahun terakhir. Pada 14 Januari 2009, Price Waterhouse mengumumkan bahwa laporan auditnya berpotensi tidak akurat dan tidak reliable karena dilakukan berdasarkan informasi yang diperoleh dari manajemen Satyam. Institusi akuntan di India ICAI, meminta KAP Price Waterhouse memberikan jawaban resmi dalam 21 hari terkait skandal Satyam. Ini bukan pertama kalinya KAP Price Waterhouse tersangkut masalah di India. Pada 2005, The Reserve Bank of India melarang KAP Price Waterhouse

4 untuk mengaudit bank selama 8 tahun karena melakukan audit yang tidak memadai atas non-performing asset dari Global Trust Bank. KAP Price Waterhouse menghadapi investigasi terkait kegagalannya mengidentifikasi fraud senilai 21 juta euro di divisi air mineral grup perusahaan Greencore. (www.tempo.co.id) Tidak hanya terjadi pada perusahaan skala besar dunia dan kantor akuntan publik berskala internasional, namun kasus runtuhnya perusahaan dan membawa akuntan publiknya terseret serta dinyatakan bersalah pun terjadi di Indonesia, beberapa kantor akuntan publik dibekukan izin kerjanya dan auditor yang mengaudit juga harus menerima hukuman baik wajib mengikuti pendidikan profesional kembali bahkan sampai kepada sanksi pembekuan izin kerja. Berikut disajikan daftar kasus pelanggaran yang berakhir pada pembekuan izin akuntan publik di Indonesia tahun 2008 dan 2009: Tabel 1.1 Kasus Pembekuan Izin Akuntan Publik Tahun 2008 dan 2009 Akuntan Publik Kasus Pelanggaran Sanksi Akuntan Publik Drs.Thomas Iguna (2008) Akuntan Publik Wisnu Hermana Widya Putra (2008) Pelanggaran terhadap Standar Auditing (SA) dan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dalam pelaksanaan audit di Bank Global pada tahun 2004. Pembekuan merupakan buntut dari kasus Bank Global Pelanggrana terhadap Standar Akuntansi dalam pelaksanaan audit atas laporan keuangan Yayasan Pesona Pribadi Sanksi pembekuan selama 12 bulan dan diwajibkan kembali mengikuti Pendidikan Profesional Berkelanjutan (PPL) Sanksi pembekuan selama 18 bulan dan diwajibkan kembali mengikuti Pendidikan

5 Akuntan Publik Muhamad Zen (2008) Akuntan Publik Drs. Basyiruddin Nur (2009) Akuntan Publik Drs. Hans Burhanuddin Makarno (2009) Sumber: tempo.com (2008) Sejahtera tahun buku 2004 dan berpotensi mempengaruhi laporan auditor independen dan melanggar ketentuan tentang pembahasan penugasan audit umum atas laporan keuangan PT Electro Indonesia dan PT Suryana Pelanggaran terhadap Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dalam pelaksanaan audit umum atas laporan keuangan PT Pura Binaka Mandiri tahun buku 2007 yang berpengaruh cukup signifikan terhadap laporan auditor independen. Pelanggaran Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dalam pelaksanaan audit umum atas laporan keuangan konsolidasian PT Datascrip dan Anak Perusahaan tahun buku 2007 Pelanggaran Standar Auditing (SA)-Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dalam pelaksanaan audit umum atas laporan keuangan PT. Samcon tahun buku 2008. Profesional Berkelanjutan (PPL) Sanksi pembekuan izin Akuntan Publik selama 3 bulan Sanksi Pembekuan izin Akuntan Publik selama 3 bulan Sanksi pembekuan izin Akuntan Publik selama 3 bulan. Selain itu, adapula fenomena yang terjadi yakni berdasarkan surat keputusan Mentri Keuangan Nomor: 7040KM.1/2008 tanggal 22 Oktober 2008, kantor akuntan publik Drs. Sugiono Poulus, MBA., telah dibekukan untuk jangka waktu 6 (enam) bulan terhitung sejak tanggal 16 Oktober 2008 dan berkahir pada tanggal 15 April 2009 akibat melakukan pelanggaran terhadap SPAP. Untuk kemudian, KAP Sugiono Poulus dapat kembali aktif pada

6 bulan juni 2009 dengan ketentuan harus memenuhi Standar Auditing (SA)- Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dan Peraturan Mentri Keuangan Nomor: 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik. Selain itu, Akuntan Publik E. Ristandi Suhardjadinata,MM pernah melakukan pelanggaran terhadap Standar Auditing (SA) - Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dan pelaksanaan audit atas laporan keuangan PT. Dana Pensiun Pos Indonesia (Dapenpos) untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2007. Berdasarkan Keputusan Mentri Keuangan Nomor: KEP-443/KM.6/200 akuntan publik Drs. E Ristandi Suhardjadinata,MM, dibekukan untuk jangka waktu 6 (enam) bulan. Beberapa contoh kasus pelanggaran Standar Auditing (SA) Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang berakhir pada pembukan izin Akuntan Publik tersebut sangat disayangkan, akuntan publik sebagai pihak yang independen seharusnya dapat menjamin keandalan informasi laporan keuangan dan dapat menghasilkan laporan audit yang berkualitas. Contoh diatas sebahagian kecil contoh merosotnya kinerja akuntan publik bahkan ikut membawa merosotnya perekonomian Indonesia, bahkan dalam hal ini, karena peran pentingnya dalam masyarakat bisnis, akuntan publik bahkan dituduh sebagai pihak yang paling besar tanggung jawabnya atas kemerosotan perekonomian Indonesia (Unti Lugido;2007). Kinerja KAP yang berkualitas sangat ditentukan oleh kinerja auditor. Kinerja auditor menjadi perhatian utama, baik bagi klien maupun publik dalam

7 menilai hasil audit yang dilakukan. Kinerja auditor merupakan hasil kerja yang dicapai oleh seorang auditor dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya, dan menjadi salah satu tolok ukur yang digunakan untuk menentukan apakah suatu pekerjaan yang dilakukan akan mencapai hasil kerja yang baik bahkan lebih baik kearah tercapainya tujuan organisasi / perusahaan atau sebaliknya. Tuntutan pekerjaan yang tinggi dan kemampuan untuk bersikap professional menjadi tantangan yang harus dipenuhi oleh seorang auditor, karena tanggung jawabnya yang besar.(sudirman, 2002). Seorang auditor yang independen akan mengambil keputusan tidak berdasarkan kepentingan klien, pribadi, maupun pihak lainnya, melainkan berdasarkan fakta dan bukti yang berhasil dikumpulkan selama penugasan (Hery, 2005). Karena tuntutan profesionalitas dan kode etik, maka seorang auditor harus selalu memperhatikan kinerjanya dalam kondisi apapun, hal inilah yang dapat menyebabkan timbulnya stres atau tekanan. Ada suatu aktivitas yang dinamakan Boundary Spanning Activities (BSA). BSA adalah sejauh mana seseorang melakukan aktivitas mencari informasi tambahan untuk pengambilan keputusan. Individu yang berada pada boundary spanning sangat berpotensi mengalami tekanan peran (role stress), sebab individu harus berinteraksi dengan banyak orang baik di dalam maupun di luar organisasi,

8 dengan bermacam macam keinginan dan harapan (Goolsby, 1992 dalam Fisher, 2001). Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Lidya Agustina yang meneliti Pengaruh Konflik Peran, Ketidakjelasan Peran dan Kelebihan Peran terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Auditor. Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah peneliti melakukan penyempitan pada variabel dependen dalam penelitian ini yaitu dengan menghilangkan variabel dependen kepuasan kerja. Selain itu, peneliti menggunakan sampel penelitian yaitu auditor yang bekerja di KAP daerah Bandung, sedangkan peneliti sebelumnya menggunakan sampel penelitian para akuntan publik di daerah DKI Jakarta. Penelitian akan dilakukan pada KAP yang beroperasi karena berdasarkan data IAPI (2012), Bandung memiliki 28 KAP, kota Bandung masuk ke dalam 7 Kota dengan penyebaran KAP terbanyak di Indonesia yang menurut peneliti dapat mewakili dalam penelitian ini. Berdasarkan fenomena dan masalah terkait tekanan peran (role stress) yang telah diuraikan di atas, penulis akan meneliti tentang Tekanan Peran (Role Stress) serta pengaruhnya terhadap Kinerja Auditor, oleh karena itu penulis mengambil judul Pengaruh Tekanan Peran (Role Stress) terhadap Kinerja Auditor pada Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung. 1.2 Rumusan Masalah

9 Isu utama dari penelitian ini adalah untuk meneliti Pengaruh Tekanan Peran (Role Stress) terhadap Kinerja Auditor. Berangkat dari masalah utama tersebut, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah : 1. Bagaimana Tekanan Peran (Role Stress) di KAP yang berada di Kota Bandung? 2. Bagaimana Kinerja Auditor pada KAP yang berada di Kota Bandung? 3. Bagaimana pengaruh Tekanan Peran (Role Sress) terhadap Kinerja Auditor pada KAP yang berada di Kota Bandung? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui bagaimana gambaran umum mengenai Tekanan Peran (Role Stress) yang dialami oleh auditor pada KAP yang berada di Kota Bandung. 2. Untuk mengetahui bagaimana kinerja auditor pada KAP yang berada di Kota Bandung. 3. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh Tekanan Peran (Role Stress) terhadap Kinerja auditor pada KAP yang berada di Kota Bandung. 1.4 Kegunaan Penelitian

10 Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada beberapa pihak, antara lain: 1. Kegunaan bagi Instansi Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat kepada instansi, khususnya mengenai pengaruh tekanan peran. 2. Kegunaan bagi Ilmu Pengetahuan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah bukti empiris dari penelitian-penelitian sebelumnya dan memberikan manfaat berupa tambahan kepustakaan / referensi empiris mengenai beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja auditor.