Animal Agriculture Journal 4(2): , Juli 2015 On Line at :

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III MATERI DAN METODE. dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai April Pelaksanaan penelitian

BAB III MATERI DAN METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Pengaruh Penambahan Pollard Fermentasi Dalam

Animal Agriculture Journal 3(4): , Desember 2014 On Line at :

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang populasi bakteri dan keberadaan bakteri gram pada

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai dengan Januari

BAB III MATERI DAN METODE. Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro. Analisis sampel dilaksanakan

BAB III METODE PENELITIAN. Ayam Pedaging dan Konversi Pakan ini merupakan penelitian penelitian. ransum yang digunakan yaitu 0%, 10%, 15% dan 20%.

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai pengaruh penambahan limbah kubis fermentasi dalam

I. PENDAHULUAN. perunggasan merupakan salah satu penyumbang sumber pangan hewani yang

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda

KAJIAN PENAMBAHAN TETES SEBAGAI ADITIF TERHADAP KUALITAS ORGANOLEPTIK DAN NUTRISI SILASE KULIT PISANG

BAB III METODE PENELITIAN. ayam broiler terhadap kadar protein, lemak dan bobot telur ayam arab ini bersifat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2014 di Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Lampung mulai Agustus September

BAB I PENDAHULUAN. Pakan sangat penting bagi kesuksesan peternakan unggas karena dalam

BAB III MATERI DAN METODE. perlakuan berbeda sebagai bahan pakan alternatifdilaksanakan pada bulan Maret

I. PENDAHULUAN. hasil produksi pengembangan ayam broiler akan semakin tinggi.

PENGARUH PENYIMPANAN TERHADAP BAHAN KERING DAN PROTEIN MURNI PELLET CALF STARTER YANG DITAMBAH LIMBAH KUBIS FERMENTASI SKRIPSI GILANG PRASETYO

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada 20 Desember Januari 2015 di kandang

BAB I PENDAHULUAN. tercatat sebesar 237 juta jiwa dan diperkirakan bertambah 2 kali lipat jumlahnya. ayam sebagai salah satu sumber protein hewani.

Sri Yuningsih Noor 1 dan Rano Pakaya Mahasiswa Program Studi Perikanan dan Kelautan. Abstract

APLIKASI PROSES FERMENTASI KULIT SINGKONG MENGGUNAKAN STARTER ASAL LIMBAH KUBIS DAN SAWI PADA PEMBUATAN PAKAN TERNAK BERPOTENSI PROBIOTIK

BAB I PENDAHULUAN. Pada abad ke 21 perkembangan masyarakat di dunia menunjukkan adanya perubahan

E.D.K. Marhaen, C.S. Utama, B.I.M. Tampoebolon Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro, Semarang

KANDUNGAN NUTRISI SILASE JERAMI JAGUNG MELALUI FERMENTASI POLLARD DAN MOLASES

SUBSTITUSI EKSTRAK AMPAS TEBU TERHADAP LAJU KEASAMAN DAN PRODUKSI ALKOHOL PADA PROSES PEMBUATAN BIOETHANOL BERBAHAN DASAR WHEY

BAB III MATERI DAN METODE. Kampung Super dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2016 dikandang

PENGARUH PENAMBAHAN POLLARD FERMENTASI DALAM PELLET TERHADAP SERAT KASAR DAN KUALITAS FISIK PELLET SKRIPSI. Oleh : TEGUH ILMIAWAN

Jurnal Zootek ( Zootek Journal ) Vol. 38 No. 1 : (Januari 2018) ISSN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang optimal. Calf starter yang dikonsumsi sejak lepas kolostrum dapat

HASIL DAN PEMBAHSAN. 4.1 Pengaruh Tingkat Peggunaan Probiotik terhadap ph

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian pengaruh penyimpanan dan jenis bahan pengemas terhadap

Animal Agriculture Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, p Online at :

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian tepung keong mas (Pomacea

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2016 Agustus 2016 di Mateseh,

I. PENDAHULUAN. Bakteri merupakan mikroorganisme yang hidup di air, udara, tanah dan. makhluk hidup. Umumnya bakteri hidup secara berkoloni dan hidup

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ikan merupakan salah satu hewan yang banyak dibudidayakan oleh

15... Stand ar Amilase Nilai Aktifitas Enzim Amilase Anali sis Statistik Aktifitas Enzim Amilase... 50

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Campuran Onggok dan Molase

MATERI DAN METODE. Daging Domba Daging domba yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging domba bagian otot Longissimus thoracis et lumborum.

KANDUNGAN LEMAK KASAR, BETN, KALSIUM DAN PHOSPOR FESES AYAM YANG DIFERMENTASI BAKTERI Lactobacillus sp

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana.

BAB III MATERI DAN METODE. Sumber Protein secara In Vitro dilaksanakan pada bulan September November

I. PENDAHULUAN. Dalam menjalankan usaha peternakan pakan selalu menjadi permasalahan

BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

PENGARUH DOSIS DAN LAMA FERMENTASI BUAH KETAPANG (Ficus lyrata) OLEH Bacillus licheniformis TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR

Kombinasi Pemberian Starbio dan EM-4 Melalui Pakan dan Air Minum terhadap Performan Itik Lokal Umur 1-6 Minggu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak, Jurusan

KONSENTRASI PROTEIN MURNI, NEUTRAL DETERGENT FIBER DAN ACID DETERGENT FIBER PADA PELET CALF STARTER DENGAN PENAMBAHAN LIMBAH KUBIS TERFERMENTASI

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini pengembangan di bidang peternakan dihadapkan pada masalah kebutuhan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari Maret 2017 di

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Perlakuan terhadap Konsumsi Ransum. Rataan konsumsi ransum setiap ekor ayam kampung dari masing-masing

BIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN

IV PEMBAHASAN. 4.1 Kandungan Protein Produk Limbah Udang Hasil Fermentasi Bacillus licheniformis Dilanjutkan oleh Saccharomyces cereviseae

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ransum dengan suplementasi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 minggu dari 12 September 2014 sampai

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kecernaan Bahan Kering

I. PENDAHULUAN. pemecahan masalah biaya tinggi pada industri peternakan. Kelayakan limbah pertanian

I. PENDAHULUAN. membuat kita perlu mencari bahan ransum alternatif yang tersedia secara

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Penggunaan Tepung Daun Mengkudu (Morinda

PENDAHULUAN. sebagai penghasil telur dan daging sehingga banyak dibudidayakan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap sebagai subsitusi

MATERI DAN METODE. Materi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditumbuhkan dalam substrat. Starter merupakan populasi mikroba dalam jumlah

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Produksi Volatil Fatty Acids (VFA), NH 3 dan

I. PENDAHULUAN. dijumpai didaerah Indonesia terutama di daerah Sumatera Barat. Produksi kakao

KARAKTERISTIK SNACK BARS BERBAHAN DASAR TEPUNG KACANG HIJAU DAN PISANG LOKAL SKRIPSI. Oleh MUHAMMAD DHANY ISMAIL

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian dilakukan selama

NILAI NUTRISI TEPUNG KULIT ARI KEDELAI DENGAN LEVEL INOKULUM RAGI TAPE DAN WAKTU INKUBASI BERBEDA

SKRIPSI KUALITAS NUTRISI SILASE LIMBAH PISANG (BATANG DAN BONGGOL) DAN LEVEL MOLASES YANG BERBEDA SEBAGAI PAKAN ALTERNATIF TERNAK RUMINANSIA

G. S. Dewi, Sutaryo, A. Purnomoadi* Program Studi S-1 Peternakan Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro Semarang

Lampiran 1. Diagram pembuatan tepung paku air (Azolla pinnata) terfermentasi. Paku air. Diletakkan dalam bak. Diberi air. Dibersihkan.

Optimalisasi Lactobacillus Plantarum Pada Fermentasi Untuk Menurunkan Saponin Dalam Daun Trembesi (Albizia Saman)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Umum Penelitian. Tabel 3. Pertumbuhan Aspergillus niger pada substrat wheat bran selama fermentasi Hari Fermentasi

MATERI DAN METODE PENELITIAN

Lampiran 2. Skema tata letak akuarium perlakuan T

STUDI PEMANFAATAN KULIT CEMPEDAK DALAM PEMBUATAN MANDAI STUDY ON MAKING USE OF SKIN CEMPEDAK MANDAI

MATERI DAN METODE. Materi

PENAMPILAN PRODUKSI AYAM BROILER YANG DIBERI TEPUNG GAMBIR (Uncaria Gambir Roxb) SEBAGAI FEED ADDITIVE DALAM PAKAN.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian pengaruh konsentrasi starter bakteri Lactobacillus

III BAHAN, ALAT, DAN METODE PENELITIAN

PENGARUH DOSIS EM-4 (EFFECTIVE MICROORGANISMS-4) DALAM AIR MINUM TERHADAP BERAT BADAN AYAM BURAS

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Desember 2014 Februari 2015 di Jurusan

III. METODE PENELITIAN. dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung dari bulan Januari sampai

PENGARUH LAMA FERMENTASI KULIT PISANG KEPOK. (Musa paradisiaca normalis) TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN, LEMAK, DAN KARBOHIDRAT ARTIKEL SKRIPSI

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai September

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian ialah menggunakan pola faktorial 4 x 4 dalam

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. luas. Salah satu faktor yang mempengaruhi produksi ayam broiler adalah pakan

Kualitas Daging Sapi Wagyu dan Daging Sapi Bali yang Disimpan pada Suhu 4 o C

BAB III MATERI DAN METODE. pada Ransum Sapi FH dilakukan pada tanggal 4 Juli - 21 Agustus Penelitian

KANDUNGAN PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR TEPUNG ISI RUMEN YANG DIFERMENTASI DENGAN RHIZOPUS OLIGOSPORUS

I. PENDAHULUAN. Singkong ( Manihot esculenta) merupakan salah satu komoditas yang memiliki

BAB III METODE PENELITIAN. konversi pakan ayam arab (Gallus turcicus) ini bersifat eksperimental dengan

METODE PENELITIAN. Bahan dan Alat

Transkripsi:

On Line at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj PENGARUH PENAMBAHAN BERBAGAI LEVEL POLLARD BERPROBIOTIK TERHADAP BIOMASSA MIKROBIADAN KUALITAS PROTEIN DALAM PELLET (Effect of Addition Various Level Pollard Containing Probiotics of Biomass Microbial and Quality Protein in Pellet) A. I. Fahmi, R. I. Pujaningsih dan C. S. Utama * Program Studi S-1 Peternakan Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro Semarang *fp@undip.ac.id ABSTRAK Penelitian bertujuan mengkaji kualitas pellet yang dievaluasi dari kandungan protein kasar, protein murni serta biomassa mikrobia. Penelitian dirancang dengan rancangan acak lengkap dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan. T0 sebagai perlakuan kontrol tidak terdapat penambahan pollard berprobiotik, T1 terdapat penambahan pollard berprobiotik sebanyak 10%, T2 terdapat penambahan pollard berprobiotik sebanyak 20%, dan T3 terdapat penambahan pollard berprobiotik sebanyak 30%. Kadar protein kasar dianalisis dengan menggunakan metode Kjeldahl, biomassa mikrobia dianalisis dengan spektrofotometer serta kadar protein murni dianalisis dengan cara di inkubasi dan dianalisis dengan metode Kjedahl, hasilnya diuji dengan Anova. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan pollard berprobiotik tidak berbeda nyata (P>5%) terhadap kandungan protein kasar pellet T0 (15,32%), T1 (16,21%), T2 (16,28%) dan T3 (16,42%). Penambahan pollard berprobiotik berpengaruh nyata dengan taraf signifikasi 5% (P<5%) terhadap kandungan biomassa mikrobia dan protein murni dalam pellet. Level biomassa mikrobia masing-masing perlakuan T0 (1,89), T1 (2,040), T2 (2,068) dan T3 (2,217). Kandungan protein murni pada masingmasing perlakuan adalah T0 (10,23%) T1 (12,40%), T2 (13,48%) dan T3 (13,94%). Simpulan penelitian adalah penambahan pollard berprobiotik dapat meningkatkan biomassa mikroba sehingga menyebabkan kadar protein kasar dan protein murni dalam pellet meningkat. Level kandungan protein kasar, protein murni dan biomassa mikrobia tertinggi pada perlakuan T3 masing-masing adalah16,42% ; 13,94% dan 2,217. Kata kunci : pollard berprobiotik; pellet; protein kasar; protein murni; biomassa mikrobia. ABSTRACT The research aimed to assess the quality of the pellets that was evaluated from the microbial biomass content, crude protein and pure protein. The research was designed with a completely randomized design with 4 treatments and 4 replications. T0 as control there was no treatments containing probiotics pollard addition; T1, the addition pollard containing probiotics as much as 10%; T2, the addition pollard containing probiotics as much as 20%; and T3, additions pollard containing probiotics as much as 30%. Crude protein levels were analyzed using the Kjeldahl method, pure protein levels were analyzed by means of incubation and analyzed by the method Kjedahl and biomass were analyzed with a spectrophotometer and the results were tested by Anova. The results showed that the addition pollard containing probiotics are not significantly different (P> 5%) of the crude protein pellet T0 (15.32%), T1 (16.21%), T2 (16.28%) and T3 (16.42%). Addition pollard containing probiotics significantly with the level of significance of 5% (P <5%) of the microbial biomass content and pure protein in the pellet. Pure protein content in each treatment were T0

(10.23%), T1 (12.40%), T2 (13.48%) and T3 (13.94%). Microbial biomass levels respectively T0 (1.890), T1 (2.040), T2 (2.068) and T3 (2.217). The conclusions of this research is the addition pollard containing probiotics could enhance microbial biomass, causing levels of crude protein and purified protein in the pellet increases. The level of crude protein, purified protein and the best microbial biomass in the treatment T3 was 16.42% respectively; 13.94% and 2.217. Keywords: pollard containing probiotics; pellets; crude protein; purified protein; microbial biomass. PENDAHULUAN Pakan memberikan kontribusi besar pada usaha peternakan yakni sekitar 60-70% penentu keberhasilan selain manajemen dan faktor genetik. Upaya menekan biaya produksi pakan dapat dilakukan dengan membuat pakan sendiri dengan menambahkan sumber probiotik yang mampu menggantikan antibiotik. Penggunaan pollard berprobiotik sebagai bahan pakan ternak mampu digunakan sebagai alternatif untuk menekan biaya produksi karena memanfaatkan limbah industri penggilingan gandum, selain itu juga mengandung mikroba probiotik misalnya jenis bakteri Lactobacillus sp, Streptococcus sp, Bacillus sp dan jenis kapang misalnya Aspergillus niger serta jenis khamir misalnya Saccharomyces cerevisiae (Irianto, 2003). Pollard berprobiotik berasal dari fermentasi pollard dengan cairan limbah kubis dan sawi yang mengandung mikroorganisme probiotik. Mikroorganisme tersebut mampu meningkatkan kandungan protein dan menurunkan kandungan serat kasar pada bahan (Bijanti et al., 2009). Pemberian ransum pada ternak sebaiknya diberikan dalam bentuk pellet karena pada pellet memiliki kandungan nutrisi yang seimbang dan mampu meningkatkan efisiensi pakan, mengurangi sifat voluminous bahan, memudahkan penanganan, mengurangi seleksi pakan, meningkatkan efisiensi serta mengurangi pakan yang tercecer (Ichwan, 2003). Penelitian bertujuan mengkaji kualitas pellet yang dievaluasi dari kandungan biomassa mikrobia, protein kasar serta protein murni. Manfaat dari penelitian adalah memberikan informasi level penambahan pollard berprobiotik dalam ransum pellet yang tepat agar mampu meningkatkan biomassa mikrobia dan kualitas protein. Hipotesis penelitian adalah terdapat pengaruh penambahan berbagai level pollard berprobiotik dalam meningkatkan biomassa mikrobia dan kualitas protein kasar, protein murni dalam pellet. MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai Oktober 2014 di Laboratorium Teknologi Pakan dan Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro serta di Laboratorium Kimia dan Laboratorium Mikrobiologi, Universitas Muhammadiyah Semarang. Materi Materi yang digunakan untuk penelitian yaitu cairan limbah sayuran fermentasi, pollard berprobiotik, tetes tebu, serta akuades. Alat yang digunakan adalah nampan, timbangan, blender, lemari pengering, oven, gelas beaker, gelas ukur, kertas saring, water bath, timbangan analitis, labu Kjedahl, tabung destilasi dan pipet untuk titrasi. Metode Penelitian dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:1) tahap persiapan; 2) tahap pelaksanaan penelitian; dan 3) tahap pengambilan data. 210

Tahap Persiapan Tahap persiapan meliputi pembuatan cairan limbah sayuran fermentasi yang digunakan sebagai starter, mengumpulkan bahan penyusun ransum komplit dan persiapan alat dan bahan yang digunakan untuk analisis protein kasar, protein murni dan biomassa mikrobia. Pembuatan Probiotik Pembuatan probiotik dengan menambahkan cairan limbah sayuran fermentasi sebanyak 40% dari kadar air yang akan digunakan untuk fermentasi pollard, kemudian dimasukkan ke dalam plastik dan diperam selama 4 hari. Pollard hasil pemeraman tersebut dikeringkan pada lemari pengering pada suhu 33-36 0 C kemudian digiling halus (Utama et al., 2013). Tahap Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan penelitian diawali dengan menggiling semua bahan pakan penyusun ransum komplit hingga halus. Pollard berprobiotik yang sudah halus kemudian dicampurkan dengan bahan pakan lainnya hingga homogen. Ransum komplit ditambahkan molasses 5% sebagai bahan perekat pellet dan mencampurnya kembali hingga homogen, lalu dilakukan pencetakan pellet kemudian dikeringkan dalam lemari pengering. Tahap selanjutnya dilakukan uji kualitas pellet dengan cara uji protein kasar, uji protein murni dan biomassa mikrobia. Rancangan Percobaan Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) menggunakan 4 perlakuan dengan 4 ulangan penambahan pollard berprobiotik 0%, 10%, 20% dan 30% (Yitnosumarto, 1991). Hal tersebut dapat dilihat pada data di bawah ini: T 0 = 100% ransum + 0% pollard berprobiotik T 1 = 90% ransum + 10% pollard berprobiotik T 2 = 80% ransum + 20% pollard berprobiotik T 3 = 70% ransum + 30% pollard berprobiotik HASIL DAN PEMBAHASAN Protein Kasar Hasil Anova menunjukkan tidak berpengaruh nyata (P>0,05) dengan berbagai level penambahan pollard berprobiotik terhadap kadar protein kasar pellet. Hal ini dipengaruhi oleh kandungan protein kasar antar perlakuan T0, T1, T2 dan T3 pada saat formulasi ransum hampir sama namun secara kuantitatif penambahan level pollard berprobiotik meningkatkan kadar protein kasar dari perlakuan T0, T1, T2 dan T3 (Tabel 1.). Peningkatan protein kasar antar perlakuan kemungkinan dipengaruhi protein sel tunggal yang dihasilkan oleh mikroorganisme pada saat proses fermentasi pollard dengan cairan Mangunwidjaja et al. (2005) yang disitasi Yohanista et al. (2014) bahwa faktor yang menyebabkan protein bahan menjadi tinggi yaitu disebabkan oleh kenaikan jumlah massa sel mikrobia dan adanya kehilangan bahan kering selama fermentasi berlangsung. Proses fermentasi tanaman kangkung air dengan probiotik dari bakteri Bacillus sp dan Streptomyces mampu meningkatkan kandungan protein kasar karena adanya peningkatan biomassa mikroba (Agustono et al., 2010) limbah sayuran fermentasi. Biomassa Mikrobia Hasil Anova menunjukkan bahwa terdapat pengaruh nyata (P<0,05) dengan penambahan berbagai level pollard berprobiotik. Hasil uji Duncan menunjukan bahwa T0 berbeda nyata dengan T1, T2 dan T3 (Tabel 1.). Tinggi rendahnya biomassa dalam pellet disebabkan oleh level penambahan pollard berprobiotik yang mengandung mikroba. Proses pemeraman antara pollard dengan cairan fermentasi limbah kubis dan sawi terjadi pertumbuhan dan perkembangan bakteri gram positif berbentuk batang berspora dan coccus serta kapang Aspergillus niger sehingga menyebabkan jumlah dan massa sel meningkat akibatnya 210

Tabel 1. Kadar Protein Kasar, Biomassa Mikrobia dan Protein Murni pada Pellet yang Ditambahkan dengan Berbagai Level Pollard Berprobiotik Perlakuan Protein Kasar Biomassa Mikrobia Protein Murni.. %.. %.. T0 15,32 1,890 c 10,23 b T1 16,21 2,040 b 12,40 ab T2 16,28 2,068 b 13,48 a T3 16,42 2,217 a 13,94 a Keterangan : Superskrip dengan huruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan nyata (P<0,05). T0 : 100% ransum + 0% pollard berprobiotik ; T1 : 90% ransum + 10% pollard ; T2 : 80% ransum + 20% pollard berprobiotik; T3 : 70% ransum + 30% pollard berprobiotik. kadar biomassa dalam bahanpun juga meningkat. Agustono et al. (2010) menyatakan bahwa kenaikan jumlah biomassa mikroba disebabkan oleh penambahan probiotik yang menyebabkan meningkatkan populasi mikroba sehingga mampu meningkatkan kualitas pakan yakni menurunkan kandungan serat kasar dan meningkatkan kadar protein kasar. Peningkatan biomassa mikroba merupakan pertambahan jumlah sel mikroba akibat adanya pertumbuhan dan perkembangan. Biomassa mikroba dapat diukur berdasarkan berat sel kering menggunakan metode Scragg atau dengan cara optical density pada spektrofotometer (Yuliana, 2008). Protein Murni Hasil Anova menunjukkan bahwa terdapat pengaruh nyata (P<0,05) dengan penambahan berbagai level pollard berprobiotik. Hasil uji Duncan menunjukkan bahwa T0 tidak berbeda nyata dengan T1 namun berbeda nyata dengan T2 dan T3 (Tabel 1.). Hal ini disebabkan pada T0 tidak terdapat penambahan pollard berprobiotik sedangkan pada T1 ; T2 dan T3 terdapat penambahan sebesar 10%; 20% dan 30%. Pollard berprobiotik yang ditambahkan ke dalam pellet ini mengandung bakteri gram positif berbentuk batang dan coccus serta kapang Aspergillus niger yang mampu meningkatkan kandungan protein murni dalam pellet. Sidarta et al. (2010) menyatakan bahwa Aspergillus niger memanfaatkan nitrogen dalam pakan untuk sintesis protein. Menurut Agustono et al. (2010), Bacillus sp dan Streptomyces sp mampu merombak protein karena mikroba ini menghasilkan enzim protease yang merombak protein menjadi polipeptida kemudian dirombak menjadi peptida sederhana dan dirombak menjadi asam amino. Asam amino dibutuhkan mikroba untuk memperbanyak diri, semakin banyak jumlah mikroba yang terbentuk semakin meningkat produksi sel tunggal sehingga kadar protein bahan meningkat. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian, penambahan pollard berprobiotik dapat meningkatkan jumlah biomassa mikrobia sehingga menyebabkan kadar protein kasar dan protein murni dalam pellet meningkat. Saran Penelitian lebih lanjut mengenai kualitas kimia yang dihasilkan apabila ditambahkan sumber N dalam proses fermentasi pollard sehingga mempercepat pertumbuhan mikroorganisme. DAFTAR PUSTAKA Agustono, A. S. Widodo dan W. Paramita. 2010. Kandungan protein kasar dan serat kasar pada daun kangkung air (Ipomoea aquatica) yang difermentasi. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. 2 (1) : 85-93. 211

Bijanti, R., R. S. Wahjuni dan M. G. A. Yuliani. 2009. Suplementasi probiotik pada pakan ayam komersial terhadap produk metabolik dalam darah ayam. Jurnal Penelitian Media Eksakta. 8 (3) : 178-184. Ichwan, W.M. 2003. Membuat Pakan Ayam Ras Pedaging cetakan I. Agromedia Pustaka. Jakarta. Irianto, A. 2003. Probiotik Akuakultur.Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Sidarta, E., D.A. Syaputra dan F. Djafar. 2010. Nilai kadar protein dan aktivitas amilase selama proses fermentasi umbi kayu dengan Aspergillus niger. Fakultas Teknobiologi Universitas katolik Atma Jaya. (Skripsi). Utama, C.S., B. Sulistiyanto dan B. E. Setiani. 2013. Profil mikrobiologis pollard yang difermentasi dengan ekstrak limbah pasar sayur pada lama peram yang berbeda. Agripet. 3 (2): 26-30 Yitnosumarto, S. 1991. Percobaan, Perancangan, Analisis dan Interpretasinya. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Yohanista, M., O. Sofjan dan E. Widodo. 2014. Evaluasi nutrisi campuran onggok dan ampas tahu terfermentasi Aspergillus niger, Rhizophus oligosporus dan kombinasi sebagai bahan pakan pengganti tepung jagung. Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan. 24 (2) : 72-83. Yuliana, N. 2008. Kinetika pertumbuhan bakteri asam laktat isolat T5 yang berasal dari Tempoyak. Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian. 13 (2) : 108-116. 212