BAB I PENDAHULUAN. 1 ayat (3), Negara Indonesia adalah negara hukum. 1 Sebagai negara hukum,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pengawasan keuangan negara secara konstitusional dilakukan oleh suatu badan

LAMPIRAN KEPUTUSAN. MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : 63/KEP/M.PAN/7/2003, TANGGAL : 10 Juli 2003

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. setelah perencanaan sudah dianggap sempurna. kegiatan yang terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan.

BAB II KERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. II.1.1 Pengertian Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)

BAB I PENDAHULUAN. diatur dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi Daerah merupakan fenomena yang sangat dibutuhkan dalam era

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1962 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEDOMAN UMUM PENYELENGARAAN PELAYANAN PUBLIK

BAB I PENDAHULUAN. kesejahtraan rakyat, mencerdaskan kehidupan bangsa dengan adil dan makmur.

BAB I PENDAHULUAN. Aliran sumber daya jenis ini entah dipakai atau tidak, terus menerus ada dan. diperbaharui ini dapat mengakibatkan kerugian.

BAB I PENDAHULUAN. yang paling berperan dalam menentukan proses demokratisasi di berbagai daerah.

BAB I PENDAHULUAN. implisit terkandung didalam Pembukaan Undang-Undang 1945 alinea ke 4, yaitu:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan secara bersama-sama oleh semua instansi terkait (stakeholders) bertanggung jawab di bidang jalan;

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN. NOMOR : 6 Tahun 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa Negara wajib

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian Badan Usaha Milik Negara dalam Undang-Undang Nomor. 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara, adalah badan

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Asuransi atau pertanggungan timbul karena kebutuhan manusia.

ALASAN ALASAN PERLUNYA BAGI HASIL ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAH DAERAH DALAM BIDANG USAHA PERTAMBANGAN

BAB I PENDAHULUAN. semua masalah diselesaikan dengan hukum sebagai pedoman tertinggi. Dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai hal yang melekat di dalamnya seperti kartu tanda penduduk atau

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No. 22 Tahun 1999 yang telah diganti dengan UU No. 34 Tahun 2004

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 31 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DI KABUPATEN SITUBONDO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

BAB I PENDAHULUAN. merdeka dan berdaulat yang mempunyai tujuan dalam pemerintahannya. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. asas demokrasi ekonomi. Jelas hal ini ditegaskan dalam Pasal 33 ayat (1)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Republik Indonesia adalah negara kesatuan yang berdasarkan

PEMBERIAN SUBSIDI DARI PEMERINTAH DAERAH KEPADA BADAN USAHA MILIK DAERAH PENYELENGGARA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 19 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PENANGANAN PENGADUAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MALANG

BAB I PENDAHULUAN. Tanah merupakan kebutuhan hidup manusia yang sangat mendasar. Manusia hidup serta

BAB I PENDAHULUAN. Izin penyelenggaraan angkutan orang dengan kendaraan bermotor umum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembangunan nasional merupakan suatu upaya dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pengelolaan pemerintahan yang baik. Salah satu agenda reformasi yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Nasional merupakan upaya untuk mewujudkan masyarakat

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan zaman telah membawa konsepsi negara hukum, berkembang pesat menjadi negara hukum modern. Hal ini mengakibatkan

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KOTA SALATIGA TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. Konsep Good governance atau tata kepemerintahan yang baik merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Badan Usaha Milik Daerah (sub-national State Owned Enterprise) telah

BAB I PENDAHULUAN. Peranan notaris..., E. Paramitha Sapardan, FH UI, hlm. 1. Universitas Indonesia

BAB II KINERJA SEKTOR PUBLIK. hendak dicapai. Tujuan tiap-tiap organisasi sangat bervariasi tergantung pada

Kebutuhan Pelayanan Publik

MEMBANGUN KUALITAS PRODUK LEGISLASI NASIONAL DAN DAERAH * ) Oleh : Prof. Dr. H. Dahlan Thaib, S.H, M.Si**)

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. sebagai badan hukum. Jika perseroan terbatas menjalankan fungsi privat dalam kegiatan

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

TINJAUAN PUSTAKA. langsung antara seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik, dan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pada. terhadap penentuan status pribadi dan status hukum setiap peristiwa

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut M. Irfan Islamy, kebijakan publik (public policy) adalah

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PELAYANAN PUBLIK DAN PENGADUAN PELAYANAN PUBLIK

BAB I PENDAHULUAN. telah berusia 17 tahun atau yang sudah menikah. Kartu ini berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. (madebewind) yang diarahkan untuk mempercepat terwujudnya. pelayanan kepada masyarakat di tingkat desa dibentuklah sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan sarana atau alat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. dan penyelesaian yang komprehensif. Hipotesis seperti itu secara kualitatif

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan potensi dan perannya untuk mewujudkan keamanan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

A. LATAR BELAKANG MASALAH

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 17/PUU-XIV/2016 Kewenangan Daerah dan Penyediaan Tenaga Listrik

BUPATI BANDUNG RANCANGA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG

BAB II TINJAUAN TENTANG PEMERINTAH DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. sangat luas. Pelayanan Publik adalah segala kegiatan dalam rangka pemenuhan

LEMBARAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. diamanatkan dalam Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menganut asas desentralisasi dalam penyelenggaraan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 04 TAHUN 2004 T E N T A N G PEMBENTUKAN ORGANISASI LEMBAGA TEKNIS KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 064 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR : TAHUN 2011 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH WIRA USAHA WOLIO SEMERBAK KOTA BAUBAU

WALI KOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KERJA SAMA DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 96 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG PELAYANAN PUBLIK

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB I PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dipisahkan dari keberhasilan kebijakan yang. daerahnya masing-masing atau yang lebih dikenal dengan sebutan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang mendorong manusia untuk berbondong-bondong memenuhi kebutuhan

BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

I. PENDAHULUAN. Salah satu persoalan yang selalu dihadapi di kota-kota besar adalah lalu lintas.

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pelayanan menjadi bahasan yang penting dalam penyelenggaraan

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 3 TAHUN 1998 TENTANG BENTUK HUKUM BADAN USAHA MILIK DAERAH

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 1 TAHUN 1998 TENTANG BENTUK HUKUM BANK PEMBANGUNAN DAERAH

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

2012, No Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran

BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam memperlancar roda perekonomian, memperkukuh persatuan dan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 29 Tahun 2014 Seri E Nomor 24 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG

STUDI TENTANG PELAYANAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI DESA BUKIT MAKMUR KECAMATAN KALIORANG KABUPATEN

Dalam Tabel 1.1 terlihat bahwa pertumbuhan penduduk Kota Depok menunjukkan peningkatan secara signifikan. Peningkatan jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan negara, hal ini terlihat dalam Undang-Undang Dasar 1945

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara hukum. Hal ini tertuang dengan tegas dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yaitu dalam pasal 1 ayat (3), Negara Indonesia adalah negara hukum. 1 Sebagai negara hukum, maka semua warga negara Indonesia wajib mematuhi hukum yang berlaku di Indonesia yang dituangkan dalam berbagai peraturan-peraturan. Atas kewajibannya untuk mematuhi peraturan-peraturan yang berlaku di Indonesia, seluruh warga negara Indonesia memiliki hak-hak tertentu sesuai kodratnya sebagai manusia. Hal tersebut juga tercantum dalam konstitusi negara Indonesia. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan bahwa negara Indonesia didirikan dengan tujuan untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Sebagai negara hukum yang bertujuan mewujudkan kesejahteraan umum, setiap kegiatan disamping harus diorientasikan pada tujuan yang hendak dicapai juga harus didasarkan pada hukum yang berlaku sebagai aturan kegiatan kenegaraan, pemerintahan, dan kemasyarakatan. Dalam tujuan negara Indonesia yang tertuang dalam Pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tersebut diatas terkandung makna bahwa negara berkewajiban memberikan pelayananpelayanan kepada setiap warga negara untuk memenuhi hak dan kebutuhannya sebagai manusia. Untuk melindungi hak-hak setiap warga negaranya, pemerintah 1 Pasal 1 ayat (3) diatas merupakan hasil amandemen ketiga Undang-undang Dasar 1945 yang diamandemen pada tahun 2001. 7

harus memberikan pelayanan-pelayanan atas hak-hak warga negaranya dengan baik agar terwujud cita-cita bangsa dan terbentuk negara yang sejahtera. Adanya hak dan kewajiban yang disandang oleh warga negara berkaitan dengan kodrat manusia sebagai pendukung hak dan kewajiban. Pertumbuhan penduduk dalam suatu negara akan menuntut pemerintahnya untuk mampu menyedikan berbagai sarana dan pemenuhan hajat hidup bagi rakyatnya. Memberikan pelayanan kepada masyarakat merupakan kewajiban yang paling fundamental bagi pemerintah di suatu negara. Kewajiban negara melalui pemerintahnya untuk memenuhi berbagai kebutuhan masyarakatnya, terutama pada negara yang menganut paham welfare state seperti halnya Indonesia. Sebagai konsekuensi dari konsep tersebut, negara dituntut untuk berperan lebih jauh dan melakukan campur tangan terhadap aspek-aspek kehidupan masyarakat dalam rangka mewujudkan kesejahteraan. Dalam proses pemberian pelayanan, pemerintah berperan sebagai katalisator yang dapat mempercepat suatu proses agar sesuai dengan apa yang seharusnya. Namun demikian, bukan berarti rakyat sebagai warga negara lantas meninggalkan partisipasinya dalam urusan ini. Dalam hal ini pemerintah merupakan pemegang otoritas kebijakan publik yang harus memainkan peranan penting untuk memotivasi kegaiatan dan partisipasi masyarakat melalui penyediaan berbagai fasilitas, bagi perkembanagan kegiatan ekonomi untuk memenuhi kebutuhannya sendiri dalam upaya melaksanakan kegiatan pembangunan baik ditingkat nasional maupun daerah. Pembangunan daerah sebagai bagian integral dari pembangunan nasional tidak dapat dilepaskan dari prinsip otonomi yang diberikan pada daerah tingkat 8

provinsi dan tingkat kabupaten/kota. Sebagai daerah otonom, pemerintah daerah yang terdiri dari tingkat provinsi dan tingkat kabupaten/kota mempunyai kewenangan dan tanggung jawab untuk menyelenggarakan kepentingan masyarakat berdasarkan prinsip keterbukaan, menggerakkan partisipasi masyarakat, dan pertanggung jawaban kepada masyarakat. Bagi pemerintah daerah (Pemda) yang memiliki tugas dalam pengelolaan pemerintahan daerah, maka substansi otonomi daerah sangat penting karena reformasi dalam sistem pemerintahan di daerah tentang pembangunan ekonomi dapat dilihat dalam aspek sistem pengaturan kebijakan, politik, dan keuangan yang menjadi tanggung jawab pemerintah kota dan kabupaten. Otonomi Daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri Urusan Pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. 2 Pelaksanaan otonomi daerah selain berlandaskan pada acuan hukum, juga sebagai implementasi tuntutan globalisasi yang harus diberdayakan dengan cara memberikan daerah kewenangan yang lebih luas, lebih nyata dan bertanggung jawab, terutama dalam mengatur, memanfaatkan dan menggali sumber-sumber potensi yang ada di daerah masing-masing. Otonomi daerah yang diberikan kepada daerah-daerah otonom dapat memaksimalkan pemerintah daerah dalam memberikan pelayanan publik kepada masyarakatnya. Pemberian pelayanan publik yang dilakukan pemerintah khususnya pemerintah daerah adalah dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan 2 Undang-Undang nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Pasal 1 angka 6. 9

masyarakat serta dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundangundangan. Masyarakat yang merupakan pelanggan dari pelayanan publik memiliki kebutuhan dan harapan yag besar pada kinerja penyelenggara pelayanan publik. Semua pemerintah daerah dituntut untuk memberikan pelayanan semaksimal mungkin demi terciptanya kesejahteraan masyarakat. Manajemen pelayanan publik di era otonomi daerah ini akan semakin mempermudah pemerintah daerah untuk melakukan upaya perbaikan layanan. Melalui instansi-instansi pemerintahan dan perusahaan-perusahaan daerah yang ada di suatu daerah dapat membantu mewujudkan hal tersebut dengan lebih efisien. Misalnya saja pada pemerintah Kota Binjai. Pemerintah Kota Binjai terdiri dari beragam instansi/kantor yang berfungsi memberikan pelayanan kepada masyarakatnya, misalnya Kantor Pelayanan Terpadu Kota Binjai, Kantor Pertanahan Kota Binjai, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Sari Kota Binjai, Perusahaan Daerah Angkutan Kota Binjai (PD. Angkutan Kota Binjai), dan lain sebagainya. Perusahaan daerah menjadi salah satu prajurit yang bertugas memberikan pelayanan semaksimal mungkin, tak terkecuali di Kota Binjai. Di Kota Binjai sendiri terdapat 2 Perusahaan Daerah (PD) yang merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kota Binjai yang berperan secara aktif dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat Kota Binjai. Kedua perusahaan daerah tersebut adalah Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Sari Kota Binjai dan Perusahaan Daerah Angkutan Kota Binjai (PD. Angkutan Kota Binjai). Sesuai dengan nama perusahaannya, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Sari 10

Kota Binjai adalah perusahaan milik daerah Kota Binjai yang bergerak dalam distribusi air bersih untuk masyarakat Kota Binjai. Sementara perusahaan daerah Kota Binjai lainnya adalah Perusahaan Daerah Angkutan Kota Binjai (PD. Angkutan Kota Binjai) adalah perushaan daerah yang bergerak dalam bidang transportasi daerah untuk masyarakat Kota Binjai. Keunikan dari Perusahaan Daerah Angkutan Kota Binjai ini adalah mengenai fungsinya sebagai penyelenggara transportasi umum di Kota Binjai. Tidak seperti Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang sudah ada disetiap daerah-daerah di Indonesia, keberadaan Perusahaan Daerah Angkutan tidak dimiliki oleh setiap daerah di Indonesia, hanya sedikit saja daerah yang memiliki BUMD yang bergerak di bidang transportasi umum, dan Kota Binjai merupakan kota yang memiliki BUMD dibidang transportasi tersebut dengan nama Perusahaan Daerah Angkutan Kota Binjai. Keunikan-keunikan yang telah disebutkan diatas akhirnya membuat penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana pelayanan publik yang diberikan oleh pemerintah daerah Kota Binjai, khusunya pada Perusahaan Daerah Angkutan Kota Binjai (PD. Angkutan Kota Binjai) yang merupakan salah satu perusahaan daerah yang ada di Kota Binjai, dan merupakan perusahaan daerah yang bergerak dibidang transportasi di Indonesia, sehingga penulis ingin melakukan sebuah penelitian pada Perusahaan Daerah Angkutan Kota Binjai terkhusus dalam bidang pelayanan publik, dan dengan hal tersebut penulis memilih judul dan mengkhususkan penelitian tentang Prosedur Pelayanan Publik Pada Perusahaan Daerah Angkutan Kota Binjai (PD. Angkutan Kota Binjai) Ditinjau Dari Hukum Administrasi Negara. 11

B. Perumusan Masalah Adapun yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimanakah tinjauan umum pelayanan publik di Indonesia? 2. Bagaimanakah prosedur pelayanan publik pada Perusahaan Daerah Angkutan Kota Binjai? 3. Apa saja potensi dan permasalahan Perusahaan Daerah Angkutan Kota Binjai dalam memberikan pelayanan publik? C. Tujuan Dan Manfaat Penulisan 1. Tujuan Penulisan Selain untuk melengkapi persyaratan guna mencapai gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum, tulisan ini juga bertujuan untuk : 1. Mengetahui tinjauan umum pelayanan publik di Indonesia. 2. Mengetahui bagaimana prosedur pelayanan publik pada Perusahaan Daerah Angkutan Kota Binjai. 3. Mengetahui apa saja potensi dan permasalahan Perusahaan Daerah Angkutan Kota Binjai dalam memberikan pelayanan publik. 2. Manfaat Penulisan Nilai dari suatu penelitian ditentukan oleh besarnya manfaat yang dapat diambil dari penelitian tersebut. Adapun manfaat yang penulis harapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 12

a. Secara Teoritis Bagi ilmu pengetahuan, penelitian ini diharapkan secara teoritis dapat memberikan kontribusi bagi pembangunan ilmu hukum, khususnya dalam bidang Hukum Administrasi Negara. b. Secara Praktis Hasil penelitian ini diharapkan memberikan umpan balik kepada Pemerintah Kota Binjai khususnya Perusahaan Daerah Angkutan Kota Binjai sehingga lebih dapat membuka diri menerima masukan dari pihak lain dalam rangka mencari format kebijakan yang diperlukan untuk kegiatan pemerintahan dalam pelayanan yang lebih efektif, efisien, responsif, dan akuntabel. D. Keaslian Penulisan Karya ilmiah ini disusun berdasarkan literatur yang diperoleh dari perpustakaan dan dari media massa baik media cetak maupun media elektronik. Karya ilmiah ini merupakan hasil karya yang belum pernah diangkat oleh mahasiswa sebelumya. Keaslian penulisan karya ilmiah ini dapat dibuktikan dengan melihat data-data yang telah terdaftar di sekretariat jurusan Hukum Administrasi Negara Departemen Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum. 13

E. Tinjauan Kepustakaan 1. Prosedur Prosedur adalah serangkaian aksi yang spesifik, tindakan atau operasi yang harus dijalankan atau dieksekusi dengan cara yang baku (sama) agar selalu memperoleh hasil yang sama dari keadaan yang sama. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), prosedur merupakan tahap kegiatan untuk menyelesaikan suatu aktivitas. Prosedur juga dapat diartikan sebagai metode langkah demi langkah secara pasti dalam memecahkan suatu masalah. 3 2. Pelayanan Publik Pelayanan Publik terdiri dari 2 (dua) suku kata yaitu pelayanan dan publik. Untuk dapat mengetahui pengertian dari pelayanan publik maka terlebih dahulu akan dibahas mengenai pengertian kata demi kata. Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan pelayan sebagai hal, cara atau hasil pekerjaan melayani. Sedangkan melayani adalah menyughi (orang) dengan makanan atau minuman; menyediakan keperluan orang; mengiyakan; menerima; menggunakan. Selanjutnya, Menurut Kotler, pelayanan adalah setiap kegiatan yang menguntungkan dalam suatu kumpulan atau kesatuan, dan menawarkan kepuasan meskipin hasilnya tidak teikat pada suatu produk secara fisik. Sementara itu, istilah publik berasal dari Bahasa Inggris public yang berarti umum, masyarakat, negara. Inu dan kawan-kawan mendefinisikan 3 http://kbbi.co.id/arti-kata/prosedur, diakses pada hari Senin, tanggal 22 Februari 2016, jam 10.00 WIB. 14

publik adalah sejumlah manusia yang memiliki kebersamaan berpikir, perasaan, harapan, sikap dan tindakan yang benar dan baik berdasarkan nilainilai norma yang merasa memiliki. Dari penjelasan-penjelasan diatas, pelayanan Publik (public services) dapat didefinisikan sebagai suatu pelayanan atau pemberian terhadap masyarakat yang berupa penggunaan fasilitas-fasilitas umum, baik jasa maupun non jasa yang dilakukan oleh organisasi publik sebagai bagian dari pemerintah. Pendapat lain mengenai pengertian pelayanan publik diutarakan oleh Dr.Ir. Juniarso Ridwan, M.Si., M.H. dan Achmad Sodik Sudrajat, S.H., M.H.; Penulis buku berjudul Hukum Administrasi Negara Dan Kebijakan Pelayanan Publik ini berpendapat bahwa pelayanan publik adalah pelayanan yang diberikan pemerintah sebagai penyelenggara negara terhadap masyarakatnya guna memenuhi kebutuhan dari masyarakat itu sendiri dan memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Selanjutnya, Prof.Dr.Lijan Poltak Sinambela, dkk., mendefinisikan pelayanan publik sebagai setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah terhadap sejumlah manusia yang memiliki setiap kegiatan yang menguntungkan dalam suatu kumpulan atau kesatuan, dan menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu produk secara fisik. 4 Sementara itu dalam Ketetepan Menteri Perdayagunaan Aparatur Negara No. 63/KEP/M.PAN/7/2003, pelayanan publik diartikan sebagai segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan 4 Prof.Dr.Lijan Poltak Sinambela, dkk, Reformasi Pelayanan Publik, Teori, Kebijakan, dan Implementasi (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2006), hlm. 5 15

perundang-undangan. Dengan demikian, pelayanan publik adalah pemenuhan keinginan dan kebutuhan masyarakat oleh penyelenggara negara. Pada hakikatnya negara dalam hal ini pemerintah haruslah dapat memenuhi kebutuhan masyarakatnya. Kebutuhan dalam hal ini bukanlah kebutuhan secara individual akan tetapi berbagai kebutuhan yang sesungguhnya diharapkan oleh masyarakat, misalnya kebutuhan kesehatan, pendidikan, dan lain-lain. Untuk lebih jelas, pelayanan publik dibagi menjadi kelompokkelompok, yaitu : a. Kelompok Pelayanan Administratif, yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk dokumen resmi yang dibutuhkan oleh publik, misalnya status kewarganegaraan, sertifikat kompetensi, kepemilikan atau penguasaan terhadap suatu barang dan sebagainya, misalnya Kartu Tanda Penduduk (KTP), sertifikat kepemilikan/penguasaan tanah, akte kelahiran, akte kematian, Surat Izin Mengemudi (SIM), paspor, Surat Ijin Mendirikan Bangunan (SIMB), dan lain sebagainya. b. Kelompok Pelayanan Barang, yaitu pelayan yang menghasilkan berbagai bentuk/jenis barang yang digunakan oleh publik, misalnya jaringan telepon, penyediaan tenaga listrik, air bersih, dan sebagainya. c. Kelompok Pelayanan Jasa, yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk jasa yang dibutuhkan oleh publik, misalnya pendidikan, pemeliharaan kesehatan, penyelenggaraan transportasi, pos, dan lain sebagainya. 16

3. Perusahaan Daerah Perusahaan Daerah ialah semua perusahaan yang didirikan berdasarkan undang-undang ini yang modalnya untuk seluruhnya atau untuk sebagian merupakan kekayan daerah yang dipisahkan, kecuali jika ditentukan lain dengan atau berdasarkan undang-undang. 5 Menurut Undang-undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara yang dimaksud dengan Perusahaan Daerah adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian modalnya dimiliki oleh Pemerintah Daerah. Menurut Wikipedia.org, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di Indonesia dapat berbentuk Perseroan Terbatas (PT) maupun Perusahaan Daerah (PD). BUMD adalah perusahaan yang didirikan dan dimiliki oleh pemerintah daerah. 6 Perusahaan Daerah adalah perusahaan yang saham-sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Daerah, serta pengaturannya diatur dalam peraturan daerah yang bersangkutan. Yang dimaksud Perusahaan adalah semua perusahaan yang didirikan berdasarkan Undang-Undang Perusahan Daerah, yang didirikan dengan Peraturan Daerah dan merupakan badan hukum serta kedudukannya diperoleh dengan berlakunya peraturan daerah tersebut. Perusahan Daerah adalah suatu kesatuan produksi yang bersifat memberi jasa, menyelenggarakan kemanfaatan umum dan memupuk pendapatan. Pemerintah Daerah dapat memiliki BUMD yang pembentukan, penggabungan, pelepasan kepemilikan, dan/atau pembubarannya ditetapkan dengan Peraturan Daerah yang berpedoman pada 5 Undang-undang nomor : 5 tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah. Pasal 2. 6 https://id.m.wikipedia.org./wiki/badan_usaha_milik_daerah. diakses pada hari Senin, tanggal 22 Februari 2016, jam 11.00 WIB. 17

peraturan perundang-undangan. Tujuan Perusahaan Daerah adalah turut serta melaksanakan pembangunan daerah khususnya dan pembangunan ekonomi nasional umumnya dalam rangka demokrasi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan rakyat dengan mengutamakan industrialisasi dan ketentraman serta kegairahan kerja dalam perusahaan, serta menuju masyarakat adil dan makmur. Perusahaan Daerah bergerak dalam lapangan yang sesuai dengan urusan rumah tangganya menurut peraturan perundang-undangan yang mengatur pemerintahan daerah. Cabang-cabang produksi yang penting bagi daerah yang bersangkutan diusahakan oleh Perusahaan Daerah yang modalnya untuk seluruhnya merupakan kekayaan daerah yang dipisahkan. Dalam melaksanakan tujuan tersebut Perusahaan Daerah bekerjasama dengan Perusahaan Negara, Koperasi dan Swasta dalam hal ini lapangan usaha Perusahan Daerah dan hubungannya dengan lapangan usaha koperasi. Dan kepada koperasi tetap diutamakan. Perusahaan Daerah pada hakikatnya mencari keuntungan yang nantinya dapat dipakai untuk pembangunan daerah, atau berfungsi sebagai aset daerah, dan salah satu sumber penghasilan daerah dengan sasaran untuk meningkatkan pendapatan daerah. Jadi hasil atau penghasilan Perusahaan Daerah menjadi sumber pendapatan Pemerintah Daerah dan dapat dilihat di dalam Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daearh (APBD) setiap daerah. Lapangan kerja Perusahaan Daerah atau usahannya tidak sama dari setiap daerah, tergantungan pada kebutuhan daerah masing-masing. Modal Perusahaan Daerah terdiri dari seluruh atau sebagian dari kekayaan daerah yang dipisahkan. Modal Perusahaan Daerah yang untuk seluruhnya terdiri atas kekayaan daerah 18

dipishkan tidak terdiri atas saham. Sebaliknya modal perusahaan daerah yang sebagian terdiri dari kekayaan daerah yang dipisahkan, modal itu terdiri atas saham. Semua alat likuid disimpan dalam bank yang ditunjuk oleh Kepala Daerah yang bersangkutan berdasarkan petunjuk-petunjuk menteri keuangan. Saham perusahaan daerah terdiri atas saham priortitas hanya dapat dimiliki oleh daerah, sedangkan saham biasa dapat dimiliki oleh daerah, warga negara Indonesia dan atau badan hukum yang didirikan berdasarkan Undang-Undang Indonesia. Besarnya jumlah nominal saham prioritas dan saham biasa ditetapkan dalam peraturan pendirian perusahaan daerah. Kedudukan hukum, gaji, pensiun dan sokongan serta penghasilan dari direksi dan pegawai/pekerja Perusahaan Daerah diatur dengan Peraturan Daerah yang berlaku setelah mendapat pengesahan dari instansi atasan dengan meperhatikan ketentuanketentuan pokok peraturan gaji daerah yang berlaku. Direksi mengangkat dan memberhentikan pegawai/pekerja Perusahaan Daerah menurut Peraturan Kepegawaian yang disetujui oleh Kepala Daerah/Pemegang saham-saham prioritas berdasarkan peraturan pokok Kepegawaian Perusahaan Daerah tersebut. Pengaturan lebih terinci tentang pembinaan dan pengawasan Perusahaan Daerah diatur berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 1984 tentang Tata Cara Pembinaan dan Pengawasan Perusahaan Daerah di lingkungan Pemerintah Daerah. Contoh Perusahaan Daerah : PD Air Minum (PDAM), PD.Pasar, PD.Parkir, PD.Kebun Binatang, PD. Angkutan, dan lain-lain. 19

4. Angkutan Angkutan adalah sarana untuk memindahkan orang atau barang dari suatu tempat ke tempat lain. Tujuannya adalah untuk membantu orang atau kelompok orang menjangkau berbagai tempat yang dikehendaki, atau mengirimkan barang dari tempat asalnya ketempat tujuannya. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1993 tentang Angkutan Jalan menjelaskan angkutan adalah pemindahan orang dan atau barang dari satu tempat ketempat lain dengan menggunakan kendaraan. Angkutan umum adalah salah satu media transportasi yang digunakan masyarakat secara bersama-sama dengan membayar tarif. Sementara itu kendaraan umum adalah setiap kendaraan bermotor yang disediakan untuk dipergunakan oleh umum dengan dipungut bayaran baik langsung maupun tidak langsung. 7 Tujuan utama keberadaan angkutan umum adalah dalam rangka menyelenggarakan pelayanan angkutan yang baik dan layak bagi masyarakat, aman, cepat, murah dan memberikan rasa nyaman kepada masyarakat. Angkutan umum berperan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan pergerakan atau mobilitas yang semakin meningkat untuk berpindah dari suatu tempat ke tempat lain yang berjarak dekat, menengah ataupun jauh. Angkutan umum juga berperan dalam pengendalian lalu lintas, penghematan bahan bakar atau energi, dan juga perencanaan dan pengembangan wilayah. 7 Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 35 Tahun 2003 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang di Jalan Dengan Kendaraan Umum, Pasal 1 angka 3. 20

5. Hukum Administrasi Negara Hukum administrasi negara merupakan terjemahan dari Administratief Recht (Bahasa Belanda) yang juga dapat diterjemahkan menjadi istilah lain yaitu hukum tata usaha negara dan hukum pemerintahan. Hukum administrasi negara adalah seperangkat peraturan hukum yang mengatur dan mengikat tentang bagaimana cara bekerjanya lembaga-lembaga atau alat-alat administrasi negara dalam memenuhi tugas, fungsi, wewenang masingmasing, dan hubungan dengan lembaga atau alat perlengkapan negara lain serta hubungan dengan masyarakat dalam melayani warga negara. E.Utrecht menjelaskan bahwa hukum administrasi negara adalah hukum yang mengatur sebagian lapangan pekerjaan administrasi negara. 8 Hukum administrasi negara adalah hukum yang menguji hubungan hukum istimewa yang diadakan para pejabat dalam melakukan tugas mereka yang khusus. Prajudi Atmosudirdjo dalam bukunya Hukum Administrasi Negara merumuskan definisi hukum administrasi negara adalah hukum yang secara khas mengenai seluk beluk daripada administrasi negara, dan terdiri atas dua tingkatan. 9 Hukum administrasi negara memiliki 2 (dua) aspek, yaitu : 1. Aturan-aturan hukum yang mengatur dengan cara bagaimana alatalat perlengkapan negara itu melakukan tugasnya; 8 Philipus M. Hadjon, dkk, Pengantar Hukum Administrasi Indonesia (Introduction To The Indonesian Administrative Law) (Yogyakarta : Gajah Mada University Press, 2008), hlm. 24 9 Ibid, hlm. 26. 21

2. Aturan-aturan hukum yang mengatur hubungan hukum antara alat perlengkapan administrasi negara atau pemerintah dengan para warga negaranya. F. Metode penelitian Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mengumpulkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam penulisan sebuah karya ilmiah seperti skripsi, data merupakan dasar utama agar tujuan dapat lebih terarah dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Dalam penulisan skripsi ini metode penelitian yang digunakan penulis adalah yuridis normatif, yang antara lain sebagai berikut : 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di kantor Perusahaan Daerah Angkutan Kota Binjai. 2. Sumber Data Sumber data dalam penulisan skripsi ini dikaji dari beberapa sumber, antara lain : a. Data Primer, yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh penulis sendiri yang diperoleh langsung dari informan yaitu Kepala Bagian (Kabag) Tata Usaha Perusahaan Daerah Angkutan Kota Binjai. b. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui kepustakaan, dengan menelaah buku-buku literatur, undang-undang, dan 22

tulisan-tulisan lain yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. c. Data Tertier, yaitu dengan menggunakan kamus hukum maupun kamus umum dan media internet. 3. Metode Pengumpulan Data a. Studi Kepustakaan Metode pengumpulan data diperoleh dengan cara membaca bahan-bahan kepustakaan atau buku-buku yang berkaitan dengan topik yang diteliti. Dalam hal ini bahan-bahan hukum yang berkaitan dengan masalah yang diteliti adalah Undang-Undang Nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik dan Peraturan Daerah Kota Binjai Nomor 10 tahun 2007 tentang Perusahaan Daerah Angkutan Kota Binjai, dan peraturan-peraturan lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini. b. Studi Lapangan Metode pengumpulan data dengan cara studi lapangan dimaksudkan agar memperoleh data yang dilakukan dengan cara wawancara. Wawancara dilakukan untuk mengungkap data mengenai prosedur pelayanan publik yang diberlakukan oleh Perusahaan Daerah Angkutan Kota Binjai. 23

G. Sistematika Penulisan Skripsi ini diuraikan dalam 5 (lima) bab, dan tiap-tiap bab terbagi atas beberapa sub bab, untuk mempermudah dalam memaparkan materi dari skripsi ini dapat digambarkan sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Bab ini merupakan gambaran umum yang berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, keaslian penulisan, tinjauan kepustakaan, metode penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN UMUM PELAYANAN PUBLIK DI INDONESIA Bab ini terdiri dari sub bab : landasan hukum pelayanan publik di Indonesia, asas dan tujuan pelayanan publik di Indonesia, dan transportasi publik sebagai bentuk pelayanan publik. BAB III : PELAYANAN PUBLIK PADA PERUSAHAAN DAERAH ANGKUTAN KOTA BINJAI Bab ini terdiri dari sub bab : dasar hukum Perusahaan Daerah Angkutan Kota Binjai, struktur organisasi Perusahaan Daerah Angkutan Kota Binjai, dan prosedur pelayanan publik pada Perusahaan Daerah Angkutan Kota Binjai. BAB IV : KENDALA YANG DIHADAPI DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN PUBLIK PADA PERUSAHAAN DAERAH ANGKUTAN KOTA BINJAI 24

Bab ini terdiri dari sub bab : potensi dan masalah yang dihadapi Perusahaan Daerah Angkutan Kota Binjai dalam memberikan pelayanan publik, dan upaya Perusahaan Daerah Angkutan Kota Binjai dalam memberikan pelayanan publik. BAB V : PENUTUP Bab ini merupakan bab terakhir dari skripsi ini yang terdiri dari kesimpulan dan saran. 25